Anda di halaman 1dari 18

Asuhan Keperawatan Chronic Kidney Disease Pada

Ny. M di RSUD. Lapangan Sawang

SJATRIDA MANANGGEL
(19061024)

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIKA DE LA SALLE MANADO
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karena kasih dan Rahmatnya
saya boleh menyelesaikan ASUHAN KEPERAWATAN CKD ini dengen begitu baik.
Namun saya tahu Askep ini masih jauh dari kata sempurna untuk itu saya harapkan kritik dan
saran dari pembaca.
Terimakasih Tuhan Yesus Memberkati.
TTD

PENULIS
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................2

DAFTAR ISI..................................................................................................................................3

BAB I...............................................................................................................................................4

TEORI ASUHAN KEPERAWATAN......................................................................................4

BAB II.............................................................................................................................................5

KASUS........................................................................................................................................5

BAB III...........................................................................................................................................6

ASUHAN KEPERAWATAN....................................................................................................6

I. Identifikasi.......................................................................................................................6

II. Data Medik...................................................................................................................6

III. Keadaan Umum...........................................................................................................6

IV. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi.....................................................................7

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................9
BAB I
TEORI ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
Pengkajian focus keperawatan yang perlu diperhatikan pada penderitagagal ginjal kronik
menurut Doeges, dan Smeltzer dan Bare adaberbagai macam, meliputi :
a. Demografi
Lingkungan yang tercemar, sumber air tinggi kalsium beresiko untukgagal ginjal kronik,
kebanyakan menyerang umur 20-50 tahun, jeniskelamin lebih banyak perempuan, kebanyakan
ras kulit hitam.
b. Riwayat penyakit dahulu
Riwayat infeksi saluran kemih, penyakit peradangan, vaskulerhipertensif, gangguan saluran
penyambung, gangguan kongenital dan herediter, penyakit metabolik, nefropati toksik dan
neropati obstruktif.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat penyakit vaskuler hipertensif, penyakit metabolik, riwayatmenderita penyakit gagal
ginjal kronik.
d. Pola kesehatan fungsional
1) Pemeliharaan kesehatan
Personal hygiene kurang, konsumsi toxik, konsumsi makanantinggi kalsium, purin, oksalat,
fosfat, protein, kebiasaan minumsuplemen, kontrol tekanan darah dan gula darah tidak teratur
padapenderita tekanan darah tinggi dan diabetes mellitus.
2) Pola nutrisi dan metabolik
Perlu dikaji adanya mual, muntah, anoreksia, intake cairaninadekuat, peningkatan berat badan
cepat (edema), penurunanberat badan (malnutrisi), nyeri ulu hati, rasa metalik tidak sedappada
mulut (pernafasan amonia), penggunanan diuretic, demamkarena sepsis dan dehidrasi.
3) Pola eliminasi
Penurunan frekuensi urine, oliguria, anuria (gagal tahap lanjut),abdomen kembung, diare
konstipasi, perubahan warna urin.
4) Pola aktivitas dan latihan
Kelemahan ekstrim, kelemahan, malaise, keterbatsan gerak sendi.
5) Pola istirahat dan tidur
Gangguan tidur (insomnia/gelisah atau somnolen)
6) Pola persepsi sensori dan kognitif
Rasa panas pada telapak kaki, perubahan tingkah laku, kedutanotot, perubahan tingkat
kesadaran, nyeri panggul, sakit kepala,kram/nyeri kaki (memburuk pada malam hari), perilaku
berhati-hati/distraksi, gelisah, penglihatan kabur, kejang, sindrom “kakigelisah”, rasa kebas pada
telapak kaki, kelemahan khusussnyaekstremitas bawah (neuropati perifer), gangguan status
mental,contoh penurunan lapang perhatian, ketidakmampuanberkonsentrasi, kehilangan memori,
kacau.
7) Persepsi diri dan konsep diri
Perasaan tidak berdaya, tak ada harapan, tak ada kekuatan,menolak, ansietas, takut, marah,
mudah terangsang, perubahankepribadian, kesulitan menentukan kondisi, contoh tak
mampubekerja, mempertahankan fungsi peran.
8) Pola reproduksi dan seksual
Penurunan libido, amenorea, infertilitas, impotensi dan atropitestikuler.
e. Pengkajian Fisik
1) Keluhan umum : lemas, nyeri pinggang.
2) Tingkat kesadaran komposmentis sampai koma.
3) Pengukuran antropometri : beratbadan menurun, lingkarlengan atas (LILA) menurun.
4) Tanda vital : tekanan darah meningkat, suhu meningkat, nadi
lemah, disritmia, pernapasan kusmaul, tidak teratur.
5) Kepala
a) Mata: konjungtiva anemis, mata merah, berair,penglihatan kabur, edema periorbital.
b) Rambut: rambut mudah rontok, tipis dan kasar.
c) Hidung : pernapasan cuping hidung
d) Mulut : ulserasi dan perdarahan, nafas berbau ammonia,mual,muntah serta cegukan,
peradangan gusi.
6) Leher : pembesaran vena leher.
7) Dada dab toraks : penggunaan otot bantu pernafasan,pernafasan dangkal dan kusmaul serta
krekels, nafas dangkal,pneumonitis, edema pulmoner, friction rub pericardial.
8) Abdomen : nyeri area pinggang, asites.
9) Genital : atropi testikuler, amenore.
10) Ekstremitas : capirally refill time > 3 detik,kuku rapuh dankusam serta tipis, kelemahan pada
tungkai, rasa panas padatelapak kaki, foot drop, kekuatan otot.
11) Kulit : ecimosis, kulit kering, bersisik, warnakulit abu-abu,mengkilat atau hiperpigmentasi,
gatal (pruritas), kuku tipis danrapuh, memar (purpura), edema.
f. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang pada gagal ginjal kronik menurut Doenges (2000) adalah :
1) Urine
a) Volume, biasnya kurang dari 400 ml/24 jam (oliguria) atauurine tidak ada (anuria).
b) Warna, secara abnormal urine keruh mungkin disebabkanoleh pus, bakteri, lemak, pertikel
koloid, fosfat atau urat.
c) Berat jenis urine, kurang dari 1,015 (menetap pada 1,010menunjukkan kerusakan ginjal berat)
d) Klirens kreatinin, mungkin menurun
e) Natrium, lebih besar dari 40 meq/L karena ginjal tidakmampu mereabsobsi natrium.
f) Protein, derajat tinggi proteinuria (3-4 +) secara kuatmenunjukkan kerusakan glomerulus.
2) Darah
a) Hitung darah lengkap, Hb menurun pada adaya anemia, Hbbiasanya kurang dari 7-8 gr
b) Sel darah merah, menurun pada defesien eritropoetin sepertiazotemia.
c) GDA, pH menurun, asidosis metabolik (kurang dari 7,2)terjadi karena kehilangan kemampuan
ginjal untukmengeksresi hydrogen dan amonia atau hasil akhirkatabolisme prtein, bikarbonat
menurun, PaCO2 menurun.
d) Kalium, peningkatan sehubungan dengan retensi sesuaiperpindahan seluler (asidosis) atau
pengeluaran jaringan)
e) Magnesium fosfat meningkat
f) Kalsium menurun
g) Protein (khusus albumin), kadar serum menurun dapatmenunjukkan kehilangan protein
melalui urine, perpindahancairan, penurunan pemasukan atau sintesa karena kurangasam amino
esensial.
h) Osmolaritas serum: lebih beasr dari 285 mOsm/kg, seringsama dengan urin.
3) Pemeriksaan radiologik
a) Foto ginjal, ureter dan kandung kemih (kidney, ureter danbladder/KUB): menunjukkan ukuran
ginjal, ureter, kandungkemih, dan adanya obstruksi (batu).
b) Pielogram ginjal: mengkaji sirkulasi ginjal danmengidentifikasi ekstravaskuler, masa
c) Sistouretrogram berkemih; menunjukkan ukuran kandungkemih, refluks kedalam ureter dan
retensi.
d) Ultrasonografi ginjal: menentukan ukuran ginjal dan adanyamasa, kista, obstruksi pada
saluran perkemuhan bagian atas.
e) Biopsy ginjal: mungkin dilakukan secara endoskopik, untuk
menentukan seljaringan untuk diagnosis hostologis.
f) Endoskopi ginjal dan nefroskopi: dilakukan untukmenentukan pelis ginjal (keluar batu,
hematuria dan
pengangkatan tumor selektif).
g) Elektrokardiografi (EKG): mungkin abnormal menunjukkanketidakseimbangan elektrolit dan
asam basa.
h) Fotokaki, tengkorak, kolumna spinal dan tangan, dapatmenunjukkan demineralisasi,
kalsifikasi.
i) Pielogram intravena (IVP), menunjukkan keberadaan danposisi ginjal, ukuran dan bentuk
ginjal.
j) CT scan untuk mendeteksi massa retroperitoneal (sepertipenyebararn tumor).
k) Magnetic Resonance Imaging (MRI) untuk mendeteksistruktur ginjal, luasnya lesi invasif
ginjal

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan pada penyakit gagal ginjal kronik menurutDoeges (2000), dan Smeltzer
dan Bare (2002) adalah :
a) Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan haluaran urine,diet berlebihan dan
retensi cairan dan natrium.
b) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan denganintake inadekuat, mual,
muntah, anoreksia, pembatasan diet danpenurunan membrane mukosa mulut.
c) Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan ketidakseimbangancairan
mempengaruhi sirkulasi, kerja miokardial dan tahanan vaskulersistemik, gangguan frekuensi,
irama, konduksi jantung, akumulasitoksik, kalsifikasi jaringan lunak.
d) Perubahan proses fikir berhubungan dengan perubahan fisiologis sepertiakumulasi toksin
(urea, amonia)
e) Resiko kerusakan intregitas kulit berhubungan dengan akumulasi toksikdalam kulit dan
gangguan turgor kulit, gangguan status metabolik.
f) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, anemia, retensi produksampah dan
prosedur dialisis.
g) Kurang pengetahuan tentang pencegahan dan perawatan penyakit gagalginjal kronik
berhubungan dengan keterbatasan kognitif, salahinterpretasi informasi dan kurangnya informasi.
Fokus Intervensi dan rasional
Intervensi keperawatan pada penyakit gagal ginjal kronik menurut
Doenges (2000), dan Smeltzer dan Bare (2002) adalah:
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan haluaran urine,
diet berlebihan dan retensi cairan dan natrium.
Tujuan: Mempertahankan berat tubuh ideal tanpa kelebihan cairan.
Kriteria hasil:
a. Menunjukkan perubahan-perubahan berat badan yang lambat.
b. Mempertahankan pembatasan diet dan cairan.
c. Menunjukkan turgor kulit normal tanpa edema.
d. Menunjukkan tanda-tanda vital normal.
e. Menunjukkan tidak adanya distensi vena leher.
f. Melaporkan adanya kemudahan dalam bernafas atau tidak terjadi nafaspendek.
g. Melakukan hygiene oral dengan sering.
h. Melaporkan penurunan rasa haus.
i. Melaporkan berkurangnya kekeringan pada membrane mukosa mulut.

Intervensi:
a. kaji status cairan
1) Timbang berat badan harian
2) Keseimbangan masukan dan haluaran
3) Turgor kulit dan adanya edema
4) Distensi vena leher
5) Tekanan darah, denyut dan irama nadi.
Rasional: Pengkajian merupakan dasar berkelanjutan untukmemantau perubahan dan
mengevaluasi intervensi.
b. Batasi masukan cairanRasional : Pembatasan cairan akan menentukan berat tubuh
ideal,haluaran urine dan respons terhadap terapi.
c. Identifikasi sumber potensial cairan
1) Medikasi dan cairan yang digunakan untuk pengobatan, oral danintravena
2) Makanan
Rasional : Sumber kelebihan cairan yang tidak diketahui dapatdiidentifikasi
d. Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang pembatasan cairan.
Rasional : Pemahaman meningkatkan kerjasama pasien dan keluargadalam pembatasan cairan.
e. Bantu pasien dalam menghadapi ketidaknyamanan akibat pembatasan cairan.
Rasional : Kenyamanan pasien meningkatkan kepatuhan terhadappembatasan diet.
f. Tingkatkan dan dorong hygiene oral dengan sering.
Rasional : Hygiene oral mengurangi kekeringan membran mukosamulut.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intakeinadekuat, mual,
muntah, anoreksia, pembatasan diet dan penurunanmembrane mukosa mulut.
Tujuan: Mempertahankan masukan nutrisi yang adekuat
Kriteria hasil :
a. Mengkonsumsi protein yang mengandung nilai biologis tinggi
b. Memilih makanan yang menimbulkan nafsu makan dalampembatasan diet
c. Mematuhi medikasi sesuai jadwal untuk mengatasi anoreksia dantidak menimbulkan rasa
kenyang
d. Menjelaskan dengan kata-kata sendiri rasional pembatsan diet dan hubungannya dengan kadar
kreatinin dan urea
e. Mengkonsulkan daftar makanan yang dapat diterima
f. Melaporkan peningkatan nafsu makan
g. Menunjukkan tidak adanya perlambatan atau penurunan berat badanyang cepat
h. Menunjukkan turgor kulit yang normal tanpa edema, kadar albuminplasma dapat diterima
Intervensi :
a. Kaji status nutrisi
1) perubahan berat badan
2) pengukuran antropometrik
3) nilai laboratorium (elektrolit serum, BUN, kreatinin, protein,transferin dan kadar besi).
Rasional : Menyediakan data dasar untuk memantau perubahan danmengevaluasi intervensi.
b. Kaji pola diet dan nutrisi pasien
1) riwayat diet
2) makanan kesukaan
3) hitung kalori.
Rasional : Pola diet sekarang dan dahulu dapat dipertimbangkandalam menyusun menu.
c. Kaji faktor-faktor yang dapat merubah masukan nutrisi:
1) Anoreksia, mual dan muntah
2) Diet yang tidak menyenangkan bagi pasien
3) Depresi
4) Kurang memahami diet
Rasional : Menyediakan informasi mengenai faktor lain yang dapatdiubah atau dihilangkan
untuk meningkatkan masukandiet.
d. Menyediakan makanan kesukaan pasien dalam batas-batas diet.
Rasional : Mendorong peningkatan masukan diet.

e. Tingkatkan masukan protein yang mengandung nilai biologis tinggi:telur, produk susu,
daging.
Rasional: Protein lengkap diberikan untuk mencapai keseimbangannitrogen yang diperlukan
untuk pertumbuhan danpenyembuhan.
f. Anjurkan camilan tinggi kalori, rendah protein, rendah natrium,diantara waktu makan.
Rasional : Mengurangi makanan dan protein yang dibatasi danmenyediakan kalori untuk energi,
membagi protein untukpertumbuhan dan penyembuhan jaringan.
g. Ubah jadwal medikasi sehingga medikasi ini tidak segera diberikansebelum makan.
Rasional : Ingesti medikasi sebelum makan menyebabkan anoreksiadan rasa kenyang.
h. Jelaskan rasional pembatasan diet dan hubungannya dengan penyakit ginjal dan peningkatan
urea dan kadar kreatinin.
Rasional : Meningkatkan pemahaman pasien tentang hubungan antara
diet, urea, kadar kreatinin dengan penyakit renal.
i. Sediakan jadwal makanan yang dianjurkan secara tertulis dan anjurkanuntuk memperbaiki rasa
tanpa menggunakan natrium atau kalium.
Rasional : Daftar yang dibuat menyediakan pendekatan positif terhadappembatasan diet dan
merupakan referensi untuk pasien dan keluarga yang dapat digunakan dirumah.
BAB II
KASUS

Seorang wanita usia 43 tahun, masuk ke RS melalui IGD dengan diagnosa medic saat
masuk observasi dyspnea, CKD (chronic kidney disease). Keadaan umum saat ini sakit berat,
kesadaran spoor coma, GCS 8 (M3, V3, E2), terpadang ECG monitor, TD : 160/100, suhu : 36,2
C/axilla, HR : 98x/menit kuat dan teratur, pernafasan : 26x/menit cepat dalam. Menggunakan
kateter, urine keluar 50 cc pekat.

Penjelasan dari keluarga, 1 minggu yan lalu pasien sesak nafas, nafas terasa berat dan
riak sulit dikeluarkan, 2 minggu yang lalu kedua tungkai bengkak dan semakin hari bengkak
tersebut semakin bertambah, kemudian pasien berobat ke RS dan dianjurkan untuk cuci darah
karena ada kerusakan ginjal, pasien menolak HD dan mau cari pendapat lain. Keluarga juga
mengatakan bahwa pasien mempunyai riwayat DM sejak 5 tahun yang lalu.

Pengkajian saat ini pasien tampak edema anasarka, shiftin dullness (+), pitting edema
(+2). Hasil foto thorax : cardiomegaly ringan dan edema pulmo. Saturasi oksigen 85%. Rochi
terdengar positif disemua lapang paru.

Anjuran pasang vetilasi mekanik dan cuci darah cito. Laboratorium Hb : 8, Ht : 28,
Lekosit : 7000, Trombosit : 220.000, Ureum : 183, Kreatinin : 15, Albumin : 2,8, Na : 132,
Kalium : 4,1, Ca ion : 1,10, GDS : 189, HbA1C : 8%, AGD pH : 7,31, PCO2 : 45,8 , PO2 : 40,8 ,
HCO3 : 20,8 , Base Exces : +2,9 , Tot.CO2 : 28, SatO2 : 75,2%
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

I. IDENTITAS KLIEN
A. KLIEN
Nama Initial : S. M
Tempat/tanggal lahir :
Umur : 43 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Status perkawinan :
Jumlah anak :
Agama/suku :
Warga negara :
Bahasa yang digunakan :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat rumah :

B. PENANGGUNG JAWAB
Nama :
Alamat :
Hubungan dengan klien : keluarga

II. DATA MEDIK


A. Dikirim oleh : IGD
B. Diagnosa medic
Saat masuk : Observasi dyspnea, CKD (chronic kidney deassease)
Saat pengkajian : klien tampak edema anasarka, sifting dullness (+), pitting
edema (+2)

III. KEADAAN UMUM


A. KEADAAN SAKIT
Keluhan utama : sesak nafas, nafas terasa berat dan riak sulit
dikeluarkan
Riwayat penyakit sekarang : Observasi dyspnea, CKD (chronic kidney
deassease)

B. TANDA TANDA VITAL


1. Kesadaran
Kualitatif : soporocorma
Kuantitatif : Glasglow coma scale
Respon motoric : 3
Respon bicara :3
Respon membuka mata : 2
Jumlah :8

2. Tekanan darah : 160/100 mmHg


3. Suhu : 36,2 C/axila
4. Nadi : 98x/menit
5. Pernapasan
Frekuensi : 26x/menit
Irama : kusmaull

DATA PENUNJANG
Hb 8
Ht 28
Leukosit 7000
Trombo 220.000
Ureum 183
Kreatinin 15
Albumin 2,8
Na 132
Kalium 4,1
Ca ion 1,10
GDS 189
HbAIC 8%
AGD pH 7,31
PCO2 45,8
PO2 40
HCO3 20,8
Base exces +2,9
Tot.CO2 28
SaO2 75%
ANALISA DATA

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF


- keluarga mengatakan kedua kakinya - Ureum 183 mg/dl
bengkak dan semakin bengkak - Kreatinin 15 mg/dl
- pasien mengeluh sesak nafas - TD : 160/100 mmHg
- Nafas terasa berat - R : 26x/menit
- Riak sulit dikeluarkan - Frekuensi : cepat dalam

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan ketidakmampuan ginjal mengsekresi air


dan natrium.

DS : keluarga mengatakan kedua kakinya bengkak dan semakin bengkak


DO :
 Ureum 183 mg/dl
 Kreatinin 15 mg/dl
 TD : 160/100 mmHg

2. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru
DS :
 pasien mengeluh sesak nafas
 Nafas terasa berat
 Riak sulit dikeluarkan
DO :
 R : 26x/menit
 Frekuensi : cepat dalam

PERENCANAAN KEPERAWATAN

NO TUJUAN DAN RENCANA TINDAKAN RASIONAL


KRITERIA HASIL
1. Setelah dilakukan Tindakan 1. Untuk mengetahui
tindakan keperawatan Observasi : frekuensi, kedalaman
kepada Ny.s selama 3 x - Monitor pola nafas dan usaha napas
24 jam diharapkan - Monitor bunyi napas 2. Untuk mengontrol
bersihan jalan napas tambahan bunyi napas
efektif dengan kriteria - Monitor sputum 3. Untuk mengetahui
hasil : Terapeutik jumlah, warna dan
1. Klien tidak sesak - Posisikan semi fowler aroma
nafas atau fowler 4. Untuk mencairkan
2. Riak keluar tanpa - Berikan minum sputum
hambatan hangat
3. Frekuensi nafas - Lakukan fisioterapi
normal dada, jika perlu
- Lakukan penghisapan
lendir kurang dari 15
detik
- Berikan oksigen jika
perlu
Edukasi
- Ajarkan teknik batuk
2 efektif
Setelah dilakukan 1. Untuk mengetahui
tindakan keperawatan 1. Kaji status cairan masukan dan
kepada Ny.s selama 3 x dengan menimbang pengeluaran cairan’
24 jam diharapkan BB perhari, 2. Untuk mengetahui
kelebihan volume cairan keseimbangan intake adanya
dapat berkurang dengan dan output. kekurangan/kelebihan
kriteria hasil : 2. Monitor tanda cairan
1. Klien bebas dari kelebihan/kekurangan 3. Pembatasan cairan,
edema cairan pengeluaran urin, dan
2. Klien dapat 3. Batasi dan jelaskan respon terhadap
mempertahankan masukan cairan terapi
bunyi paru bersih 4. Anjurkan klien 4. Untuk mengetahui
3. Seimbang antara mencatat penggunaan keseimbangan intake
intake dan output cairan dan output
5. Kolaborasi persiapan 5. Agar keadaan klien
klien untuk HD. terpantau untuk
persiapan HD
selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI)


Standar intervensi keperawatan indonesia (SIKI)
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)

Anda mungkin juga menyukai