Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN KEPERAWATAN TRAKEOSTOMI

DISUSUN OLEH :

NAMA : CHRISTIAN PRATAMA SINAGA

KELAS : PSIK 2 B

NIM : 1911022

D.PEMBINGBING

IBU ARFAH MAY SYARA, S.KEP, NS, M.KEP

T.A. 2021/2022

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN FISIOTERAPI

INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM


TRAKEOSTOMI

Definisi

Trakeostomi adalah tindakan membuat stoma atau lubang agar udara dapat masuk
ke paru-paru dengan memintas jalan nafas bagian atas (adams, 1997). Trakeostomi
merupakan tindakan operatif yyang memiliki tujuan membuat jalan nafas baru pada
trakea dengan mebuat sayatan atau insisi pada cincin trakea ke 2,3,4.Trakeostomi
merupakan suatu prosedur operasi yang bertujuan untuk membuat suatu jalan nafas
didalam trakeaservikal. Perbedaan kata kata yang dipergunakan dalam membedakan
“ostomy” dan “otomy” tidak begitu jelas dalam masalah ini, sebab lubang yang
diciptakan cukup bervariasi dalam ketetapan permanen atau tidaknya. Apabilakanula
telah ditempatkan, bukaan hasil pembedahan yang tidak dijahit dapat sembuh dalam
waktu satu minggu. Jikadilakukan dekanulasi (misalnya kanula trakeostomi dilepaskan),
lubang akan menutup dalam waktu yang kuranglebih sama. Sudut luka dari trakea yang
dibuka dapat dijahit pada kulit dengan beberapa jahitan yang dapatdiabsorbsi demi
memfasilitasi kanulasi dan, jika diperlukan, pada rekanulasi; alternatifnya stoma yang
permanendapat dibuat dengan jahitan melingkar (circumferential)

Kata trakeostomi dipergunakan, dengan kesepakatan, untuksemua jenis prosedur


pembedahan ini. Perkataan tersebut dianggap sebagai sinonim dari trakeotomi.

Fungsi Trakeostomi

Fungsi dari trakheostomi antara lain:

1.Mengurangi tahanan aliran udara pernafasan yang selanjutnya mengurangi kekuatan


yang diperlukan untukmemindahkan udara sehingga mengakibatkan peningkatan
regangan total dan ventilasi alveolus yang lebihefektif. Asal lubang trakheostomi cukup
besar (paling sedikit pipa 7)

2.Proteksi terhadap aspirasi

3.Memungkinkan pasien menelan tanpa reflek apnea, yang sangat penting pada pasien
dengan gangguanpernafasan

4.Memungkinkan jalan masuk langsung ke trachea untuk pembersihan

5.Memungkinkan pemberian obat-obatan dan humidifikasi ke traktus respiratorius

6.Mengurangi kekuatan batuk sehingga mencegah pemindahan secret ke perifer oleh


tekanan negative intratoraks yang tinggi pada fase inspirasi batuk yang norma.

2
Indikasi dan kontraindikasi

Indikasi dari trakeostomi antara lain:

1.Terjadinya obstruksi jalan nafas atas

2.Sekret pada bronkus yang tidak dapat dikeluarkan secara fisiologis, misalnya pada
pasien dalam keadaankoma.

3.Untuk memasang alat bantu pernafasan (respirator).

4.Apabila terdapat benda asing di subglotis

5.Penyakit inflamasi yang menyumbat jalan nafas ( misal angina ludwig), epiglotitis dan
lesi vaskuler,neoplastik atau traumatik yang timbul melalui mekanisme serupa

6.Obstruksi laring :

1. 1.karena radang akut, misalnya pada laryngitis akut, laryngitis difterika, laryngitis
membranosa,laringo-trakheobronkhitis akut, dan abses laring
2. 2.karena radang kronis, misalnya perikondritis, neoplasma jinak dan ganas,
trauma laring, bendaasing, spasme pita suara, dan paralise Nerus Rekurens

7.Sumbatan saluran napas atas karena kelainan kongenital, traumaeksterna dan interna,
infeksi, tumor.

8.Cedera parah pada wajah dan leher

9.Setelah pembedahan wajah dan leher

10. Hilangnya refleks laring dan ketidakmampuan untuk menelan sehingga


mengakibatkan resiko tinggi terjadinyaaspirasi

11. Penimbunan sekret di saluran pernafasan. Terjadi pada tetanus, trauma kapitis berat,
Cerebro Vascular Disease(CVD) keracunan obat, serta selama dan sesudah operasi
laring.

Kontraindikasi dari trakheostomi antara lain :

Infeksi pada tempat pemasangan, dan gangguan pembekuan darah yang tidak terkontrol,
seperti hemofili.

3
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian
Tuan A umur 45 thaun sehari-hari bekerja sebagai nelayan, didiagnosa Ca Nasofaring stadium 2.
Dua hari tealah terpasang trakeostomy, keluhan saat ini sesak dan gelisah serta terlihat menarik
diri dari interaksi sosial.
Askep kasus:
Pengkajian
Anamnesa:
1. Identitas pasien

 Nama : Tuan A
 TTL : Pematang raya, 13 april 1997
 Alamat : Jl. Dr. Jasamen
 Usia : 24 Tahun
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Pekerjaan : nelayan
 Nama Ayah/Ibu : Mr. M / Mrs. W
 Pekerjaan Istri : buruh cuci
 Agama : Kriste Protestan
 Suku bangsa : Batak
 Pendidikan terakhir : SMA
 Diagnosa : Ca. Nasofaring

2. Keluhan Utama :
Keluhan utama yang di rasakan sesak dan gelisah

3. Riwayat Penyakit Sekarang :


Tuan A merasakan sesak, merasa malu saat menemui orang lain karena tidak berbicara dengan
normal.
4. Riwayat penyakit keluarga : -
5. Riwayat penyakit masa lalu : -

Pemeriksaan Fisik:

4
1. B1 (Breath) : kesulitan bernafas, batuk (mungkin gejala yang ada), riwayat trauma dada
2. B2 (Blood) : takikardia, frekuensi tak teratur. TD hiper/hipotensi
3. B3 (Brain) : dizziness, cemas
4. B4 (Bladder) : -
5. B5 (Bowel) : nafsu makan turun, BB turun, Pasien lemah
6. B6 (Bone): malaise

Pemeriksaan focus klien dengan trakeostomy :

1. Tanda-tanda vital
2. Bukti adanya hipoksia
3. Frekuensi dan pola pernafasan
4. Bunyi nafas
5. Status neurologis
6. Volume tidal, ventilasi semenit, kapasitas vital kuat
7. Kebutuhan pengisapan
8. Upaya ventilasi spontan klien
9. Status nutrisi
10. Status psikologis

Pemeriksaan Diagnostik yang perlu dilakukan pada klien dengan trakeostomi yaitu :

1. Pemeriksaan fungsi paru


2. Analisa gas darah arteri
3. Kapasitas vital paru
4. Kapasitas vital kuat
5. Volume tidal
6. Inspirasi negative kuat
7. Ventilasi semenit
8. Tekanan inspirasi
9. Volume ekspirasi kuat
10. Aliran-volume
11. Sinar X dada
12. Status nutrisi / elektrolit.

3.2 Analisa Data

Data Etiologi Masalah


DS: Trakeostomy Bersihan jalan nafas tidak

5
DO: RR menurun, pola nafas efektif
tidak teratur, pucat, Akumulasi secret pada jalan
ketidaknormalan frekuensi, jalan nafas yang menjadi
irama dan kedalaman nafas, daerah insisi trakeostomy
hipoksia, tachycardia, tekanan
O2 dan CO2 menurun. Pada Jalan nafas terganggu
lapangan paru bawah bilateral
terdapat bercak-bercak nodular Bersihan jalan nafas tidak
efektif

DS : Trakeostomy Resiko infeksi


DO : klien terpasang
trakeostomi insisi trakeostomy

kondisi daerah insisi yang tidak


bersih

kuman, bakteri berkembang

resiko infeksi
DS : Klien tidak bisa Trakeostomy Gangguan komunikasi verbal
mengeluarkan suaranya saat
mencoba bicara Daerah insisi trakeostomy
DO: suara klien tidak
terdengar. Hanya terdengar Membuka saluran baru yang
suara hembusan. Klien dilalui udara sebelum pita
berkomunikasi dengan isyarat suara

Suara yang dihasilkan tidak


bisa sampai menggetarkan pita
suara

Suara tidak keluar

Gangguan komunikasi verbal


DS : - Trakeostomy Gangguan citra tubuh
DO: klien menjadi sangat
murung, pendiam dan terlihat Gangguan komunikasi dengan

6
membatasi diri orang lain
Merasa berbeda dengan orang
lain

Rendah diri

Gangguan citra tubuh

Diagnosa

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi sekret

Tujuan : Tidak ada sekret pada jalan nafas


Kriteria hasil : Ronchi dan wheezing tidak terdengar

Intervensi Rasional
1. Mengauskultasi paru setiap 4 jam 1. Jika ditemukan crackles dan wheezing
2. Menganjurkan klien untuk tarik nafas dapat mengintrepretasikan adanya sekret
dalam dan batuk pada jalan nafas
3. Melakukan fisioterapi nafas jika tidak 2. Pasien dapat mengeluarkan sekret
ada kontraindikasi dengan tarik nafas dalam dan batuk
4. Membersihkan trakheostomy tube klien tanpa suctioning
sesuai dengan kebutuhan. Berdasarkan 3. Untuk membantu pasien mengeluarkan
jumlah akumulasi secret sekret dengan batuk
5. Melakukan suctioning bila perlu 4. Dengan membersihkan trakheostomy,
6. Melakukan nebulizing menghindari terjadinya penumpukan
sekret dan agar jalan nafas bersih
5. Suctioning membersihkan jalan nafas
dari sekret
6. Nebulizer membantu untuk
mengencerkan secret sehingga lebih
mudah untuk dikeluarkan

1. Resiko infeksi berhubungan dengan pembuatan saluran nafas baru dari mekanisme
pertahanan respirasi.

Tujuan : Memperkecil adanya infeksi sehingga kemungkinan komplikasi tidak ada


Kriteria hasil : Tidak ada tanda-tanda infeksi

7
Intervensi Rasional
1. Cuci tangan sebelum melakukan
prosedur
2. Monitor dan laporkan adanya tanda-
tanda infeksi, misalnya demam,
penurunan RR (Respiratory Rate), dahak
kental, peningkatan jumlah sel darah
merah
3. Jaga pemaparan trakheostomy terhadap
benda asing
4. Gunakan teknik steril dalam melakukan
perawatan trakheostomi dan suctioning
5. Anjurkan untuk diet tinggi kalori tinggi
protein
1. Dengan tangan yang bersih saat
melakukan prosedur,
memperkecil kemungkinan
terjadinya infeksi
2. Mengidentifikasi adanya infeksi
dan memperkecil komplikasi
3. Pemaparan terlalu sering pada
trakheostomy mengakibatkan
pneumonia
4. Agar mikroorganisme tidak dapat
masuk ke jalan nafas
5. Untuk meningkatkan sistem imun

1. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan terpasangnya trakheostomy tube

Tujuan : Klien mampu berkomunikasi


Kriteria hasil : Interaksi sosial klien berkembang

Intervensi Rasional
1. Beri kesempatan klien untuk
berkomunikasi
2. Amati gerak non verbal klien
3. Sediakan kertas dan bolpoin jika pasien
lemah tidak mampu berbicara banyak

8
4. Ajarkan pada pasien yang terpasang
trakheostomi tentang cara menutup
lubang trakheostomi dengan jari yang
bersih atau tutup yang khusus jika ingin
berbicara
1. Memberikan klien untuk
mengungkapkan apa yang klien
butuhkan
2. Gerak non verbal
mengintepretasikan perasaan
klien
3. Pasien bisa berkomunikasi
dengan menulis di kertas jika
lemah
4. Menutup jalur masuknya udara
melalui trakheostomi maka
pasien dapat berbicara

1. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan terpasangnya trakheostomy tube

Tujuan : Mengembalikan kepercayaan diri klien


Kriteria hasil : Klian tidak lagi merasa harga dirinya rendah

Intervensi Rasional
1. Kaji perasaan klien terhadap
trakheostomi yang terpasang pada
dirinya
2. Dekati pasien dengan komunikasi
teraupetik
3. Minta pasien untuk mengungkapkan
perasaannya saat dipasang trakheostomi
4. Bantu pasien untuk menemukan cara
yang efektif untuk mengatasi penampilan
trakheostomi agar tidak mengganggu
pandangan
1. Pengkajian adalah hal dasar
sebelum menentukan perawatan
2. Untuk meningkatkan sikap
kooperatif klien

9
3. Untuk mengetahui masalah yang
dialami klien agar mudah
menemukan solusi
4. Dapat meningkatkan harga diri
pasien

10

Anda mungkin juga menyukai