BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
ketergantungan napza yang merupakan suatu kondisi yang cukup berat dan
ketergantungan fisik (sindrom putus zat dan toleransi). Sindrom putus zat
2010).
7
8
1. Heroin : serbuk putih seperti tepung yang bersifat opioid atau menekan
1. Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
“cengkraman”nya.
a. Narkotika Golongan I
b. Narkotika Golongan II
2. Psikotropika
pada aktivitas mental dan perilaku (UU No. 5 tahun 1997 tentang
Psikotropika).
a. Psikotropika Golongan I
b. Psikotropika Golongan II
d. Psikotropika Golongan IV
menimbulkan ketagihan dan thinner dan zat-zat lain, seperti lem kayu,
penghapus cair, aseton, cat, bensin, yang bila dihisap, dihirup, dan
dicium dapat memabukkan. Jadi alkohol, rokok, serta zat-zat lain yang
2014)
rasa ingin tahu, ingin memiliki pengalaman yang baru, atau sering
sebaya.
ditandai oleh adanya toleransi dan sindroma putus zat. Yang dimaksud
13
sindroma putus zat adalah suatu kondisi dimana orang yang biasa
1. Faktor Predisposisi
1) Faktor biologis
2) Faktor psikologis
2. Faktor Prespitasi
pengakuan.
sebaya
lancar.
Menurut Eko (2014) tanda dan gejala dapat dilihat sebagai berikut :
5) Kurang perhatian
bermusuhan
3) Ephoria ringan
1) Sikap bermusuhan
5) Agresi
kecelakaan
16
koma.
1) Terkantuk-kantuk
2) Bicara cadel
1) Hiperaktif
3) Iritabilitas
6) Sangat tegang
7) Gelisah insomnia
3) Halusinasi, ilusi
6) Kewaspadaan meningkat
7) Depersonalisasi
sebagai berikut :
putus zat.
darah koroner.
berat badan.
a. Akibat cara pakai atau alat yang tidak steril. Akan terjadi
pemakaian alkohol.
menyalahgunakan obat.
19
Terapi dan Rehabilitasi menurut Purba, 2008 & Hawari, 2006 ( dalam
Arfian, 2016)
1. Terapi
obat penghilang rasa nyeri, rasa mual, dan obat tidur atau sesuai
2008).
2. Rehabilitasi
kehidupannya sehari-hari.
1) Rehabilitasi Medik
2) Rehabilitasi Psikiatrik
3) Rehabilitasi Psikososial
4) Rehabilitasi Psikoreligus
penyalahgunaan NAPZA.
5) Forum Silaturahmi
NAPZA.
6) Program Terminal
Potensial koplikasi
INTERNAL EKSTERNAL
1. Berhubungan dengan gejala 1. Kerusakan interaksi sosial
putus zat (maladaptif)
2. Kurang aktivitas 2. Koping keluarga tidak efektif
3. Distress spiritual 3. Penatalaksanaan yang tidak
4. Perubahan pemeliharaan efektif.
kesehatan
2.2.1 Pengertian
dalam upaya untuk mengatasi tuntutan internal dan atau eksternal khusus
Mustikasari, 2009).
tempramen, presepsi, dan kognisi serta latar belakang budaya atau norma
Menurut Stuart & Sundeen (1995) dalam Nasir dan Abdul (2011)
1. Kesehatan Fisik
cukup besar.
4. Ketrampilan sosial
5. Dukungan sosial
atau destruktif. Saat seseorang mengisolasi diri dari orang lain akan
tambahan.
2. Mekanisme ego
berbahaya.
dilakukan.
perkembangan awal.
30
14) Disosiasi : Mengamati orang dan situasi sebagai semua baik atau
represi.
(Smetlzer, 1994).
dan dukungan orang lain. Aset materi mengacu pada keuangan, pada
berikut :
1. Identitas Klien
Identitas klien yang perlu ditulis adalah nama klien, jenis kelamin,
nama perawat.
NAPZA .
3. Faktor Predisposisi
4. Pemeriksaan Fisik
dan kesadaran.
2) Tanda-tanda vital
Nadi : takikardi
cairan elektrolit
5. Psikososial
1) Genogram
tidak baik itu adalah: 1) Keluarga yang tidak utuh: orang tua
2) Konsep Diri
lain menghargainya
perannya
3) Hubungan sosial
4) Status Mental
a. Penampilan
biasanya
b. Pembicaraan
Kaji cara bicara klien apakah cepat, keras, gagap, apatis, lambat
benggong/linglung.
c. Aktivitas Motorik
kesadaran)
kesadaran
cemas, eforia)
f. Persepsi
g. Proses Pikir
h. Isi Pikir
paranoidnya.
i. Tingkat Kesadaran
pengaruh NAPZA.
j. Memori
pendek.
l. Kemampuan Penilaian
maupun bermakna.
6. Sumber Koping
perilaku.
7. Mekanisme koping
menggunakan zat
38
2.3.3 Intervensi
2. Ketidakadekuatan
kesempatan untuk
bersiap terhadap
stressor
3. Kurang percaya
diri dalam
kemampuan
mengatasi masalah
4. Tingkat persepsi
kontrol yang tidak
adekuat
2.3.4 Implementasi
reaksi klien. Terakhir fase ketiga adalah terminasi perawat sampai pasien
2.3.5 Evaluasi
yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap
menunjukan tercapainya tujuan dan kriteria hasil, pasien bisa keluar dari
(Asmandi, 2008).
yang dikenal dengan istilah SOAP, yaitu subjektif (data berupa keluhan
telah ditapkan.
tidak ada kemajuan sama sekali serta dapat menimbulkn masalah baru.
42
: Berhubungan
: Berpengaruh