Anda di halaman 1dari 21

SATUAN ACARA PENYULUHAN

ALAT KONTRASEPSI ALAMIAH


DOSEN PEMBIMBNG
HJ.SITTI ASNI, S.ST.SKM.

DISUSUN OLEH
KELOMPOK III

JUSRIAANI (A.19.11.000)
RISMAWATI (A.19.11.063)
SYAHRA TAQIA (A.19.11.064)
WANDA SARI (A.19.11.068)
WIWIK JUSNIAATI (A.19.11.070)

STIKES PANRITA HUSADA BULUKUMBAA


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
KELAS DOMISILI SELAYAR
T.A. 2021/2022
SAP
(SATUAN ACARA PENYULUHAN)

Judul : Metode Kontrasepsi Alamiah


Waktu : Senin, 25 Oktober 2021
Tempat : Stikes Panrita Husada Bulukuba (kelas selayar)
Sasaran : Mahasiswa
Pengorganisasian :
a. Pemateri :Rismawati
b. Moderator :Wanda sari
c. Notulen :Syahra taqiah
d. Anggota :Wiwik jusniati
Jusriani
1. Tujuan Instruksional
a. Tujuan umum
1) Setelah mengikuti proses penyuluhan selama 30 menit mahasiswa diharapkan dapat
mengerti, memahami, dan menjelaskan kembali tentang metode keluarga
berencana/kontrasepsi alamiah.
b. Tujuan Khusus
1) Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit mahasiswa mampu menjelaskan
pentingnya mengikuti program Keluarga Berencana dengan benar.
2) Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit mahasiswa mampu menjelaskan
Keluarga Berencana alamiah dengan metode pantang berkala atau metode kalender
dengan benar.
3) Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit mahasiswa mampu menjelaskan
Keluarga Berencana dengan metode suhu basal tubuh dengan benar.
4) Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit mahasiswa mampu menjelaskan
Keluarga Berencana dengan metode mukosa serviks dengan benar.
5) Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit mahasiswa mampu menjelaskan
Keluarga Berencana dengan metode simpto thermal dengan benar
2. Bahasan
Pokok Bahasan : Metode Keluarga Berencana Alamiah
Sub pokok bahasan :
a. Pengertian Keluarga Berencana
b. Metode Pantang Berkala/Metode Kalender
c. Metode Suhu Basal Tubuh
d. Metode Mukosa Serviks
e. Metode Simpto Thermal
3. Kegiatan Penyuluhan

No Tahapan Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan sasaran


a. Memberi salam a. Menjawab salam
b. Perkenalan diri b. Mendengarkan
1. Pembukaan 5 menit c. Tujuan penyuluhan c. Menyimak
d. Pengabdian d. Mendengarkan
e. Pembagian Leaflet e. Menerima leaflet
a. Menjelaskan tentang : a. Menyimak
1. Pengertian Keluarga b. Mendengarkan
Berencana c. Mencatat point-point
2. Metode Pantang yang dianggap penting
Berkala/Metode
Kalender
3. Metode Suhu Basal
Pelaksanaan (Inti Tubuh
2. 15 menit
penyuluhan ) 4. Metode Mukosa
Serviks
5. Metode Simpto
Thermal
b. Memberikan
kesempatan pada peserta d. Bertanya pada penyuluh
untuk bertanya e. Peserta aktif dalam
bertanya
a. Memberikan umpan a. Menjawab pertanyaan
balik dengan yang diberikan
memberikan pertanyaan b. Menyimak kesimpulan
pada peserta. yang diberikan
3. Penutup 5 menit
b. Membacakan c. Menjawab salam
kesimpulan dari materi
yang dijelaskan
c. Salam

4. Garis Besar Materi


(Materi Lengkap Terlampir )
5. Metode
a. Ceramah
b. Tanya Jawab
c. Diskusi
6. Media
a. Leafleat
b. Power point
c. LCD
7. Struktur
a. Klien hadir ditempat penyuluhan.
b. Penyelenggaraan penyuluhan diselenggarakan di kampus stikes panrita selayar
8. Proses
a. Penyaji bekerja sesuai dengan tugasnya.
b. Klien sangat antusias terhadap materi penyuluhan.
c. Klien tidak meninggalkan penyuluhan dan tetap memperhatikan.
d. Klien mengajukan petanyaan dan penyaji menjawab pertanyaan.

9. Hasil dari Penyuluhan


a. Penyuluhan berjalan dengan lancar, aman dan tertib.
b. klien dapat mengetahui lebih luas lagi tentang metode KB alamiah.
c. klien merasa puas dengan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan karena jawaban yang
diberkan dapat dimengerti.

MATERI TERLAMPIR
1. Pengertian Keluarga Berencana
Keluarga Berencana ( KB ) adalah suatu program yang dicanangkan pemerintah dalam
upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia
perkawinan ( PUP ), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan
kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.
Keluarga Berencana menurut WHO (World Health Organisation) adalah tindakan yang
membantu individu atau pasangan suami istri untuk :
a. Mendapatkan objektif - objektif tertentu.
b. Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan.
c. Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan.
d. Mengatur interval di antara kelahiran.
e. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami isteri.
f. Menentukan jumlah anak dalam keluarga.
2. Metode Kalender atau Pantang Berkala (Calendar Method Or Periodic Abstinence)
1. Dasar
a. Menentukan waktu ovulasi dari data haid yang dicatat selama 6-12 bulan terakhir.
b. Tahun 1930 Kyusaku Ogino di Jepang dan Herman Knaus di Austria, yang bekerja
sendiri-sendiri, menemukan bahwa:
- Ogino : ovulasi umumnya terjadi pada hari ke-14 sebelum haid berikutnya, tetapi
dapat pula terjadi 12-16 hari sebelum haid yang akan datang.
- Knaus : ovulasi selalu terjadi pada hari ke-14 sebelum haid yang akan datang.
c. Problem terbesar dengan Metode Kalender adalah bahwa jarang ada wanita yang 
mempunyai siklus haid teratur setiap 28 hari.
2. Pengertian
Metode kalender atau pantang berkala adalah metode kontrasepsi sederhana yang
dilakukan oleh pasangan suami istri dengan tidak melakukan senggama atau hubungan
seksual pada masa subur (ovulasi).
3. Manfaat
Metode kalender atau pantang berkala dapat bermanfaat sebagai kontrasepsi maupun
konsepsi.
a. Manfaat kontrasepsi :Sebagai alat pengendalian kelahiran atau mencegah kehamilan.
b. Manfaat konsepsi : Dapat digunakan oleh para pasangan untuk mengharapkan bayi
dengan melakukan hubungan seksual saat masa subur/ ovulasi untuk meningkatkan
kesempatan bisa hamil.
4. Keuntungan
Metode kalender atau pantang berkala mempunyai keuntungan sebagai berikut:

a. Metode kalender atau pantang berkala lebih sederhana.

b. Dapat digunakan oleh setiap wanita yang sehat.

c. Tidak ada resiko kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi

d. Tidak membutuhkan alat atau pemeriksaan khusus.

e. Tidak mengganggu pada saat berhubungan seksual. dapat menghindari resiko


kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi.

f. Tidak memerlukan biaya.

g. Tidak ada efek samping sistemik

h. Tidak memerlukan tempat pelayanankontrasepsi.

5. Keterbatasan
Sebagai metode sederhana dan alami, metode kalender atau pantang berkala ini
juga memiliki keterbatasan, antara lain:

a. Memerlukan kerjasama yang baik antara suami istri.

b. Harus ada motivasi dan disiplin pasangan dalam menjalankannya.

c. Pasangan suami istri tidak dapat melakukan hubungan seksual setiap saat.

d. Pasangan suami istri harus tahu masa subur dan masa tidak subur.

e. Harus mengamati sikus menstruasi minimal enam kali siklus.

f. Siklus menstruasi yang tidak teratur (menjadi penghambat).


g. Lebih efektif bila dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.

6. Efektifitas
Metode kalenderakan lebih efektif bila dilakukan dengan baik dan benar. Sebelum
menggunakan metode kalender ini, pasangan suami istri harus mengetahui masa
subur.Diperlukan pengamatan minimal enam kali siklus menstruasi. Selain itu, metode
ini juga akan lebih efektif bila digunakan bersama dengan metode kontrasepsi lain.
Berdasarkan penelitian dr. Johnson dan kawan-kawan di Sidney, metode kalenderakan
efektif tiga kali lipat bila dikombinasikan dengan metode simptothermal.Angka
kegagalan penggunaan metode kalender adalah 14 per 100 wanita per tahun.
7. Faktor Penyebab Metode Kalender Tidak Efektif
Hal yang dapat menyebabkan metode kalender menjadi tidak efektif adalah:

a. Penentuan masa tidak subur didasarkan pada kemampuan hidup sel sperma dalam
saluran reproduksi (sperma mampu bertahan selama 3 hari).

b. Anggapan bahwa perdarahan yang datang bersamaan dengan ovulasi,


diinterpretasikan sebagai menstruasi. Hal ini menyebabkan perhitungan masa tidak
subur sebelum dan setelah ovulasi menjadi tidak tepat.

c. Penentuan masa tidak subur tidak didasarkan pada siklus menstruasi sendiri.

d. Kurangnya pemahaman tentang hubungan masa subur/ovulasi dengan


perubahanjenismukus/lendir serviks yang menyertainya.

e. Anggapan bahwa hari pertama menstruasi dihitung dari berakhirnya


perdarahanmenstruasi. Hal ini menyebabkan penentuan masa tidak subur menjadi
tidak tepat.

8. Teknik Metode Kalender


Hal yang perlu diperhatikan pada siklus menstruasi wanita sehat ada tiga tahapan:

a. Pre ovulatory infertility phase (masa tidak subur sebelum ovulasi).

b. Fertility phase (masa subur).

c. Post ovulatory infertility phase (masa tidak subur setelah ovulasi).

1) Seorang wanita menentukan masa suburnya dengan cara:


a) Mengurangi 18 hari dari siklus haid terpendek, untuk menentukan awal dari
masa suburnya.
b) Mengurangi 11 hari dari siklus haid terpanjang, untuk menentukan akhir dari
masa suburnya.
2) Kalkulasi masa subur secara tradisional didasarkan pada 3 asumsi:
a) Ovulasi terjadi pada hari ke 14 ditambah ± 2 hari sebelum dan sesudah
ovulasi
b) Spermatozoa bertahan hidup 2-3 hari.
c) Ovum hidup selama 24 jam.
3) Diperlukan catatan siklus haid 8 bulan atau lebih.
a) Hari pertama persangkaan masa subur : siklus terpendek – 18.

Asal angka 18 : 14 + 2 + 2 

                   2 :    Hari hidup spermatozoa.

b) Hari terakhir persangkaan masa subur : siklus terpanjang – 11

Asal angka 11 : 14 –2 – 1

1 :  Hari hidup ovum.


3. Metode Suhu Basal Tubuh (Basal Body Temperature Method)
1. Dasar
Suhu normal tubuh sekitar 35,5-36 derajat Celcius. Pada waktu ovulasi, suhu
akan turun terlebih dahulu dan naik menjadi 37-38 derajat kemudian tidak akan
kembali pada suhu 35 derajat Celcius. Pada saat itulah terjadi masa subur/ovulasi.
Kondisi kenaikan suhu tubuh ini akan terjadi sekitar 3-4 hari, kemudian akan
turun kembali sekitar 2 derajat dan akhirnya kembali pada suhu tubuh normal
sebelum menstruasi. Hal ini terjadi karena produksi progesteron menurun.
Apabila grafik (hasil catatan suhu tubuh) tidak terjadi kenaikan suhu tubuh,
kemungkinan tidak terjadi masa subur/ovulasi sehingga tidak terjadi kenaikan suhu
tubuh.Hal ini terjadi dikarenakan tidak adanya korpus luteum yang memproduksi
progesteron.Begitu sebaliknya, jika terjadi kenaikan suhu tubuh dan terus
berlangsung setelah masa subur/ovulasi kemungkinan terjadi kehamilan. Karena, bila
sel telur/ovum berhasil dibuahi, maka korpus luteumakan terus memproduksi
hormonprogesteron. Akibatnya suhu tubuh tetap tinggi.
2. Pengertian
Suhu tubuh basal adalah suhu terendah yang dicapai oleh tubuh selama istirahat atau
dalam keadaan istirahat (tidur).Pengukuran suhu basal dilakukan pada pagi hari
segera setelah bangun tidur dan sebelum melakukan aktivitas lainnya.
3. Tujuan
Pencatatan suhu basal untuk mengetahui kapan terjadinya masa subur/ovulasi.Suhu
basal tubuh diukur dengan alat yang berupa termometer basal. Termometer basal ini
dapat digunakan secara oral, per vagina, atau melalui dubur dan ditempatkan pada
lokasi serta waktu yang sama selama 5 menit.

Gambar 1 : Grafik pengukuran suhu basal (pendi,2006)

4. Manfaat
Metode suhu basal tubuh dapat bermanfaat sebagai konsepsi maupun kontrasepsi.
a. Manfaat konsepsi
b. Metode suhu basal tubuh berguna bagi pasangan yang menginginkan kehamilan.
c. Manfaat kontrasepsi
d. Metode suhu basal tubuh berguna bagi pasangan yang menginginkan menghindari
atau mencegah kehamilan.
5. Efektifitas
Metode suhu basal tubuhakan efektif bila dilakukan dengan benar dan konsisten.
Suhu tubuh basal dipantau dan dicatat selama beberapa bulan berturut-turut dan
dianggap akurat bila terdeteksi pada saat ovulasi.Tingkat keefektian metode suhu
tubuh basal sekitar 80 persen atau 20-30 kehamilan per 100 wanita per tahun.Secara
teoritis angka kegagalannya adalah 15 kehamilan per 100 wanita per tahun.Metode
suhu basal tubuh akan jauh lebih efektif apabila dikombinasikan dengan metode
kontrasepsi lain seperti kondom, spermisida ataupun metode kalender atau pantang
berkala (calender method or periodic abstinence).
6. Faktor yang Mempengaruhi Keandalan Metode Suhu Basal Tubuh
Adapun faktor yang mempengaruhi keandalan metode suhu basal tubuh antara lain:

a. Penyakit.

b. Gangguantidur.

c. Merokok dan atau minum alkohol.

d. Penggunaan obat-obatan ataupun narkoba.

e. Stres.

f. Penggunaan selimut elektrik.

7. Keuntungan
Keuntungan dari penggunaan metode suhu basal tubuh antara lain:

a. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pada pasangan suami istri tentang


masa subur/ovulasi.

b. Membantu wanita yang mengalami siklus haid tidak teratur mendeteksi masa
subur/ovulasi.

c. Dapat digunakan sebagai kontrasepsi ataupun meningkatkan kesempatan untuk


hamil.
d. Membantu menunjukkan perubahantubuh lain pada saat mengalami masa
subur/ovulasi seperti perubahanlendir serviks.

e. Metode suhu basal tubuh yang mengendalikan adalah wanita itu sendiri.

8. Keterbatasan
Sebagai metode KBA, suhu basal tubuh memiliki keterbatasan sebagai berikut:

1. Membutuhkan motivasi dari pasangan suami istri.

2. Memerlukan konseling dan KIE dari tenaga medis.

3. Suhu tubuh basal dapat dipengaruhi oleh penyakit, gangguantidur, merokok,


alkohol, stres, penggunaan narkoba maupun selimut elektrik.

4. Pengukuran suhu tubuh harus dilakukan pada waktu yang sama.

5. Tidak mendeteksi awal masa subur.

6. Membutuhkan masa pantang yang lama.

9. Petunjuk Bagi Pengguna Metode Suhu BasalTubuh


Aturan perubahan suhu/temperatur adalah sebagai berikut:

a. Suhu diukur pada waktu yang hampir sama setiap pagi (sebelum bangun dari
tempat tidur).

b. Catat suhu ibu pada kartu yang telah tersedia.

c. Gunakan catatan suhu pada kartu tersebut untuk 10 hari pertama dari siklus haid
untuk menentukan suhu tertinggi dari suhu yang “normal dan rendah” dalam pola
tertentu tanpa kondisi-kondisi di luar normal atau biasanya.

d. Abaikan setiap suhu tinggi yang disebabkan oleh demam atau gangguan lain.

e. Tarik garis pada 0,05 derajat celcius – 0,1 derajat celcius di atas suhu tertinggi
dari suhu 10 hari tersebut. Garis ini disebut garis pelindung (cover line) atau garis
suhu.

f. Periode tak subur mulai pada sore hari setelah hari ketiga berturut-turut suhu
tubuh berada di atas garis pelindung/suhu basal.
g. Hari pantang senggama dilakukan sejak hari pertama haid hingga sore ketiga
kenaikan secara berurutan suhu basal tubuh (setelah masuk periode masa tak
subur).

h. Masa pantang untuk senggama pada metode suhu basal tubuh labih panjang dari
metode ovulasi billings.

i. Perhatikan kondisi lendir subur dan tak subur yang dapat diamati.

Catatan:

a. Jika salah satu dari 3 suhu berada di bawah garis pelindung (cover line) selama
perhitungan 3 hari. Kemungkinan tanda ovulasi belum terjadi. Untuk menghindari
kehamilan tunggu sampai 3 hari berturut-turut suhu tercatat di atas garis
pelindung sebelum memulai senggama.

b. Bila periode tak subur telah terlewati maka boleh tidak meneruskan pengukuran
suhu tubuh dan melakukan senggama hingga akhir siklus haid dan kemudian
kembali mencatat grafik suhu basal siklus berikutnya.

4. Metode Mukosa Serviks (Cervical Mucus Method Or Ovulasi Billings)


1. Pengertian
Metode mukosa serviks atau ovulasi billings ini dikembangkan oleh Drs. John,
Evelyn Billings dan Fr Maurice Catarinich di Melbourne, Australia dan kemudian
menyebar ke seluruh dunia. Metode ini tidak menggunakan obat atau alat, sehingga
dapat diterima oleh pasangan taat agama dan budaya yang berpantang dengan
kontrasepsi modern.
Metode mukosa serviks atau metode ovulasi merupakan metode keluarga
berencana alamiah (KBA) dengan cara mengenali masa subur dari siklus menstruasi
dengan mengamati lendir serviks dan perubahan rasa pada vulva menjelang hari-hari
ovulasi.
2. DasarMetode Mukosa Serviks
Lendir/mukosa seviks adalah lendir yang dihasilkan oleh aktivitas biosintesis sel
sekretori serviks dan mengandung tiga komponen penting yaitu:

a. Molekul lendir.
b. Air.

c. Senyawa kimia dan biokimia (natrium klorida, rantai protein, enzim, dll).

Lendir/mukosa serviks ini tidak hanya dihasilkan oleh sel leher rahim tetapi juga
oleh sel-sel vagina.Dalam vagina, terdapat sel intermediet yang mampu berperan
terhadap adanya lendir pada masa subur/ovulasi.

Ovulasi adalah pelepasan sel telur/ovum yang matang dari ovarium/indung telur.
Pada saat menjelang ovulasi, lendir leher rahimakan mengalir dari vagina bila wanita
sedang berdiri atau berjalan. Ovulasi hanya terjadi pada satu hari di setiap siklus dan
sel telurakan hidup 12-24 jam, kecuali dibuahi sel sperma. Oleh karena itu, lendir
pada masa subur berperan menjaga kelangsungan hidup sperma selama 3-5 hari.

Pengamatan lendir serviks dapat dilakukan dengan:

a. Merasakan perubahan rasa pada vulva sepanjang hari.

b. Melihat langsung lendir pada waktu tertentu.

Pada malam harinya, hasil pengamatan ini harus dicatat. Catatan ini akan
menunjukkan pola kesuburan dan pola ketidaksuburan.Pola Subur adalah pola yang
terus berubah, sedangkan Pola Dasar Tidak Subur adalah pola yang sama sekali tidak
berubah. Kedua pola ini mengikuti hormon yang mengontrol kelangsungan hidup
sperma dan konsepsi/pembuahan. Dengan demikian akan memberikan informasi yang
bisa diandalkan untuk mendapatkan atau menunda kehamilan.
Gambar 2 : Pola Lendir Serviks
(Sumber :BKKBN, 2010)

3. Manfaat
Metode mukosa serviks bermanfaat untuk mencegah kehamilan yaitu dengan
berpantang senggama pada masa subur.Selain itu, metode ini juga bermanfaat bagi
wanita yang menginginkan kehamilan.
4. Efektifitas
Keberhasilan metode ovulasi billingsini tergantung pada instruksi yang tepat,
pemahaman yang benar, keakuratan dalam pengamatan dan pencatatan lendir serviks,
serta motivasi dan kerjasama dari pasangan dalam mengaplikasikannya.Angka
kegagalan dari metode mukosa serviks sekitar 3-4 perempuan per 100 perempuan per
tahun. Teori lain juga mengatakan, apabila petunjuk metode mukosa serviks atau
ovulasi billings ini digunakan dengan benar maka keberhasilan dalam mencegah
kehamilan 99 persen.
5. Kelebihan
Metode mukosa serviks ini memiliki kelebihan, antara lain:

a. Mudah digunakan.

b. Tidak memerlukan biaya.


c. Metode mukosa serviks merupakan metode keluarga berencana alami lain yang
mengamati tanda-tanda kesuburan.

6. Keterbatasan
Sebagai metode keluarga berencana alami, metode mukosa serviks ini memiliki
keterbatasan. Keterbatasan tersebut antara lain:

a. Tidak efektif bila digunakan sendiri, sebaiknya dikombinasikan dengan metode


kontrasepsi lain (misal metode simptothermal).

b. Tidak cocok untuk wanita yang tidak menyukai menyentuh alat kelaminnya.

c. Wanita yang memiliki infeksisaluran reproduksi dapat mengaburkan tanda-tanda


kesuburan.

d. Wanita yang menghasilkan sedikit lendir.

7. Hal yang Mempengaruhi Pola Lendir Serviks

Pola lendir serviks pada wanita dapat dipengaruhi oleh:

a. Menyusui.

b. Operasi serviks dengan cryotherapy atau electrocautery.

c. Penggunaan produk kesehatanwanita yang dimasukkan dalam alat reproduksi.

d. Perimenopause.

e. Penggunaan kontrasepsi hormonal termasuk kontrasepsi darurat.

f. Spermisida.

g. Infeksipenyakit menular seksual.

h. Terkena vaginitis.

8. Instruksi Kepada Pengguna/Klien


Petunjuk bagi pengguna metode ovulasi adalah sebagai berikut:

a. Cara mengenali masa subur dengan memantau lendir serviks yang keluar dari
vagina. Pengamatan dilakukan sepanjang hari dan dicatat pada malam harinya.
b. Periksa lendir dengan jari tangan atau tisu di luar vagina dan perhatikan
perubahan perasaan kering-basah. Tidak dianjurkan untuk periksa ke dalam
vagina.

c. Pengguna metode ovulasi harus mengenali pola kesuburan dan pola dasar
ketidaksuburan.

d. Pasangan dianjurkan tidak melakukan hubungan seksual paling tidak selama satu
siklus. Hal ini bertujuan untuk mengetahui jenis lendir normal atau pola
kesuburan maupun pola dasar tidak subur.

e. Selama hari-hari kering (tidak ada lendir) setelah menstruasi, senggama


tergolong aman pada dua hari setelah menstruasi.

f. Lendir basah, jernih, licin dan elastis menunjukkan masa subur (pantang
bersenggama). Lendir kental, keruh, kekuningan dan lengket menunjukkan masa
tidak subur.

g. Berikan tanda (x) pada hari terakhir adanya lendir bening, licin dan elastis. Ini
merupakan hari puncak dalam periode subur (fase paling subur).

h. Pantang senggama dilanjutkan hingga tiga hari setelah puncak subur. Hal ini
untuk menghindari terjadinya pembuahan.

i. Periode tak subur dimulai pada hari kering lendir, empat hari setelah puncak hari
subur sehingga senggama dapat dilakukan hingga datang haid berikutnya.

9. Contoh Kode yang Dipakai untuk Mencatat Kesuburan


a. Pakai tanda * atau merah untuk menandakan perdarahan (haid).
b. Pakai huruf K atau hijau untuk menandakan perasaan kering.
c. Gambar suatu tanda L dalam lingkaran atau biarkan kosong untuk
memperlihatkan lendir subur yang basah, jernih, licin dan mulur.
d. Pakai huruf L atau warna kuning untuk memperlihatkan lendir tak subur yang
kental, putih, keruh dan lengket.
10. Siklus Reproduksi Wanita dan Pengamatan Vulva
Perlu kita mengingat kembali tentang anatomireproduksi wanita. Bagian-bagian yang
perlu diperhatikan antara lain:
a. Rongga rahim, sebagai tempat bayi.

b. Leher rahim (serviks), yang bertanggung jawab atas kelangsungan hidup sel
sperma.

c. Vagina, kantong-kantong shaw.

d. Alat kelamin bagian luar (vulva), yang merasakan keberadaan lendir saat
mengalir dari vagina.

e. Indung telur (ovarium), yang mengandung sel-sel telur. Folikel-folikel dalam


ovarium menghasilkan hormon-hormon yang bertanggung jawab atas
pertumbuhanendometrium dalam proseskehamilan. Selain itu, mengaktifkan
kelenjar leher rahim untuk memproduksi lendir dan mengakibatkan perubahan
lain selama siklus yang menyangkut fungsi vagina dan sel telur (ovum).

Gambar 3. Organ reproduksi wanita

11. Syarat-Syarat Kesuburan


Syarat-syarat kesuburan adalah sebagai berikut:

a. Ovulasi yang memuaskan.


b. Saluran telur yang sehat, sehingga memungkinkan perjalanan sel sperma bertemu
dengan sel telur (ovum). Pasca konsepsi, saluran telur akan memberikan gizi dan
membentuk embrio menuju rongga rahim dan berimplantasi (nidasi).

c. Endometrium  yang sehat bagi prosesimplantasi.

d. Fungsi leher rahim yang memadai untuk menghasilkan lendir, sehingga dapat
melancarkan perjalanan sel sperma menuju saluran telur.

e. Keharmonisan hubungan suami istri.

12. Kode Stiker dan Simbol


Di bawah ini merupakan kode stiker dan simbol metode ovulai billings yang dipakai
di seluruh dunia.

Gambar 4. Kode stiker dan simbol metode ovulasi billings

13. Pencatatan Harian


Tingkat pemahaman tentang MetodeOvulasi Billingssangat ditentukan oleh
pencatatan harian dari hasil pengamatan pada vulva. Pencatatan harian ini penting
karena mengingatkan wanita untuk memperhatikan perubahan rasa dan sifat lendir
setiap hari.Pencatatan tentang tanda-tanda paling subur yang terlihat sepanjang hari
dilakukan pada malam harinya.Catatan siklus pertama harus segera dimulai selama 2-
4 minggu.

Selama pengamatan, hal yang harus diperhatikan adalah:

a. Menghindari kontak alat kelamin agar hasil pengamatan tidak keliru.

b. Tidak boleh melakukan pemeriksaan bagian dalam vagina.

Untuk mencatat hasil pengamatan digunakan stiker berwarna atau simbol-simbol


dan dituliskan satu atau dua kata yang menjelaskan rasa pada vulva dan sifat lender.

Untuk membantu wanita yang kebingungan tentang bagaimana dia mengetahui


awal haid (menstruasi), ketika dia merasa basah dan melihat perdarahan pada
vulva.Maka peristiwa ini dicatat dengan stiker merah atau simbol lingkaran
berwarna hitam (lihat gambar 3).

Sama dengan pencatatan pada masa menstruasi, pada saat hari selanjutnya semua
pengamatan tentang rasa pada vulva dan sifat lendir juga dicatat. Pada hari
berikutnya, seorang wanita dengan mudahakan mengenali pola kesuburan dan
ketidaksuburan sesuai dengan pola lendirnya sendiri.
Gambar 5.Menstruasi dicatat dengan stiker merah atau simbol lingkaran berwarna hitam

5. Metode Simto Thermal

1. Dasar:

Kombinasi antara bermacam metode KB Alamiah untuk menentukan masa


subur/ovulasi

2. Efektifitas:

Angka kegagalan:4.9 – 34.4 kehamilan/tahun

3. Kontra indikasi

a. Siklus haid yang tidak teratur

b. Riwayat siklus haid yang anovulatoir

c. Kurve suhu basal yang tidak teratur

4. Komplikasi

1. Komplikasi langsung tidak ada

2. Pada kegagalan/hamil ada data yang melaporkan adanya kelainan janin


sehubungan dengan terjadinya fertilisasi oleh spermatozoa dan ovum yang
berumur tua/terlalu matang (overaged/overripe).
DAFTAR ISI
https://id.scribd.com/document/333450710/Sap-Kb-Alamiah KAMIS 21 OKTOBER 2021 08.00
WITA

Anda mungkin juga menyukai