Anda di halaman 1dari 26

KELOMPOK 2

ADINDA SULISTYA DEWI : 1911002


ANGGI AGUSTINA : 1911011
DIRA ALISYA PUTRI : 1911044
MULIATY MANURUNG : 1911095
PUTRA : 1911117
SRI NATALIA BR PURBA : 1911159
ASKEP PADA KLIEN PENYALAHGUNAAN
NAPZA
DEFINISI
NAPZA ( narkotika, psikotropika dan
zat adiktif) adalah bahan/zat/obat yang
bekerja pada otak, sehingga menimbulkan
perubahan perilaku, perasaan dan pikiran.
penyalahgunaan NAPZA dalah suatu
penyimpangan perilaku yang disebabkan
oleh pengguna yang terus-menerus
sampai terjadi masalah.
Penyalahgunaan
SINDROM
Napza ini dapat
PUTUS ZAT
mengalami kondisi
adalah : suatu
lanjut yaitu :
kondisi dimana
KETERGANTUNGA TOLERANSI
individu yg
N NAPZA. adalah suatu
menggunakan
Yaitu suatu kondisi yg kondisi klien yg
napza
cukup berat dan menggunakan
menurunkan atau
parah, sehingga napza memerlukan
menghentikan
mengalami sakit yg peningkatan
penggunaan napza
cukup berat. jumlah napza yg
yg biasanya
Kondisi ini juga dikonsumsi untuk
digunakannya,
ditandai dg adanya mencapai tujuan yg
akan
KETERGANTUNGA dikehendaki.
menimbulkan
N FISIK yaitu
gejala kebutuhan
SINDROMA PUTUS
biologik terhadap
OBAT dan
napza.
TOLERANSI
JENIS-JENIS NAPZA
• Heroin • Shabu-shabu
• Kokain • Ekstasi
• Putau • Diazepam
• Ganja • Alkohol
Lanjutan
• Apabila individu mengkonsumsi napza
seperti tembakau, kafein, alkohol, obat2an
yg legal, obat terlarang dg penggunaan
jarang, maka akan terjadi peningkatan
kadar napza tersebut didalam tubuh.
• Kondisi ini mengakibatkan terjadinya
ketidakseimbangan kimiawi tubuh,
sehingga menyebabkan terjadinya
perubahan perilaku yg lazim disebut
INTOKSIKASI.
RENTANG RESPON
1. Tinggi alamiah :aktivitas fisik, meditasi.
2. Penggunaan jarang dari
nikotin,kafein,dll.
3. Penggunaan sering dari : sda.
4. Ketergantungan,penyalahgunaan,gejala
putus zat,toleransi.
PROSES KEPERAWATAN
Untuk membantu pasien dg gangguan
penggunaan zat adiktif adalah : dengan
menggunakan proses perawatan,tahap
pertama yg dilakukan adalah ; pengkajian.
Dalam pengkajian ada beberapa faktor
yg penting untuk diketahui yaitu
:f.predisposisi; f.presipitasi; tingkah laku
pasien,mekanisme koping.
FAKTOR PREDISPOSISI 3.Faktor Psikologis
➢Tipe kepribadian yg
tergantung.
2.Faktor Sosial Kultural ➢Harga diri yg rendah: terutama
untuk ketergantungan
➢Sikap masyarakat yg
alkohol,sedatif hipnotik yg diikuti
ambivalensi terhadap oleh rasa bersalah
1.Faktor Biologis; penggunaan napza ➢Pembawa keluarga : kondisi
➢Kecenderungan seperti keluarga yg tidak stabil,role
nikotine,ganja,alkohol. model yg negatif
keluarga, terutama ➢Kurang dipercaya, dan orang
orang tua yg ➢Norma kebudayaan:
tua yg ketergantungan zat adiktif.
menyalahgunakan suku bangsa ttt ➢Individu dg perasaan tidak
napza. menggunakan alkohol aman (permusuhan dg orang
➢Perubahan metabolik untuk upacara adat dan tua,penganiayaan masa kanak2).
keagamaan. ➢Individu dg krisis identitas:
alkohol yg kecenderungan
mengakibatkan respon ➢Lingkungan: tempat yg
homoseksual,krisis identitas dg
fiiologik yg tdk nyaman. rentan untuk transaksi menggunakan obat untuk
➢Penyakit kronis: napza:diskotik,tempat menunjukkan kejantanan.
hiburan ➢Cara pemecahan masalah yg
Asma
malam,mall,lokalisasi menyimpang.
Bronchiale,kanker,
penyakit lain dg masa pelacuran,lingkungan
sakit yg menahun. rumah yg kumuh dan
padat.
FAKTOR PRESITIPASI
• Penggunaan zat atau penyalahgunaan zat
sering kali merupakan suatu cara dari
seseorang untuk mengatasi stres yg ada
dalam kehidupannya.Tanpa disadari kondisi
atau cara ini merupakan suatu lingkaran
untuk mendapatkan stres selanjutnya akibat
dari penggunaan zat tersebut.
• Semakin banyak penggunaan zat adiktif,
semakin banyak pula stres yg ditimbulkan,
akibat tergantungnya fungsi biopsikososial
sebagai dampak penggunaan zat adiktif.
Lanjutan
Stresor presipitasi untuk terjadinya
penyalahgunaan zat adiktif adalah :
1.Pernyataan untuk mandiri dan membutuhkan teman
sebaya sebagai pengakuan.
2.Reaksi sebagai prinsip kesenangan: menghindari dari
rasa sakit, mencari kesenangan, relaks agar menikmati
hubngan interpersonal.
3.Kehilangan sesuatu yg berarti: orang yg
dicintai/pekerjaan/drop out dari sekolah.
4.Diasingkan oleh lingkungan: rumah,sekolah,kelompok
teman sebaya.
5.Dampak kompleksitas era globalisasi :ketegangan
akibat modernisasi, lancarnya transportasi,film,iklan
TINGKAH LAKU
• Penyalahgunaan zat dapat berkembang
menjadi ketergantungan psikologik dan
toleransi.
• Ketergantungan fisik adalah tubuh
membutuhkan zat adiktif, dan jika tidak
dipenuhi maka akan terjadi gejala putus
obat pd fisik.
• Ketergantungan psikologik adalah efek
subyektif dari si pengguna zat.
TINGKAH LAKU PASIEN PENGGUNA
SEDATIF HIPNOTIK
• Menurunnya sifat2 menahan diri.
• Jalan tdk stabil,koordinasi motorik kurang.
• Bicara cadel,bertele-tele
• Sering datang ke dokter untuk minta resep.
• Acuh,kurang perhatian.
• Mengantuk.
• Membanggakan diri, perilaku menampakkan percaya
diri yg meningkat.
• Agresif.
• Bingung.
• Gelisah.
• Perilaku menampakkan ilusi,halusinasi.
PERILAKU KLIEN PENGGUNA
GANJA
• Perilaku sangat gembira.
• Mondar-mandir tampak cemas.
• Gerakan tidak terkoordinir.
• Mengantuk.
• Tampak lebih bodoh; karena terganggu
proses kognitif.
• Perilaku tampak kecemasan.
PERILAKU KLIEN PENGGUNA
ALKOHOL
• Sikap bermusuhan.
• Kadang2 bersikap murung, berdiam diri
(depresi).
• Suara keras, bicara cadel, dan kacau.
• Agresif.
• Minum alkohol tanpa kenal waktu.
• Koordinasi motorik terganggu,akibatnya
cenderung mendapat kecelakaan.
PERILAKU PASIEN PENGGUNA
OPIOIDA
• Terkantuk-kantuk.
• Bicara cadel.
• Koordinasi motorik terganggu.
• Acuh terhadap lingkungan,krg perhatian.
• Perilaku manipulatif untuk mendapatkan
zat adiktif.
PERILAKU PENGGUNA
KOKAIN/AMFETAMIN/EKSTASI
▪ Hiperaktif.
▪ Euphoria,elasi sampai agitasi.
▪ Irritabilitas.
▪ Perilaku curiga.
▪ Kewaspadaan yg berlebihan.
▪ Semangat kerja meningkat.
▪ Perilaku tampak gembira.
PERILAKU PENGGUNA
HALUSINOGEN
▪ Tingkah laku yg tak dapat diramalkan.
▪ Tingkah laku merusak diri sendiri.
▪ Halusinasi,ilusi.
▪ Distorsi waktu dan jarak.
▪ Sikap merasa diri besar.
▪ Depersonalisasi.
▪ Pengalaman yg gaib/ajaib.
MEKANISME KOPING
Penyalahgunaan zat adiktif adalah suatu
representasi dari mekanisme pertahanan diri
yg tidak sukses dan tingkah laku adaptif yg
tdk adekuat atau tidak
berkembang.Mekanisme yg biasa digunakan
pd penyalahgunaan zat adiktif adalah:

1.Denial dari masalah.


2.Proyeksi merupakan tingkah laku untuk
melepaskan diri dari tanggung jawab.
3.Rasionalisasi.
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
❖Masalah keperawatan sehubungan dg
gangguan penggunaan zat adiktif
terutama masalah : gangguan proses pikir
❖Gangguanpersepsi sensori (visual,
pendengaran, rasa, raba, penciuman)
❖Gangguan konsep diri (HDR).
Menurut NANDA diagnosis
keperawatan adalah sebagai
berikut :
1.Gangguan persepsi sensori pada penggunaan
halusinogen
2.Gangguan hubungan sosial manipulatif
3.Gangguan konsep diri:HDR
4.Tidak mampu mengenal kualitas yg positif dari diri
sendiri.
5.Gangguan pemusatan perhatian
6.Partisipasi keluarga yg kurang dalam program
pengobatan pasien
7.Menolak mengikuti aktifitas program .
INTERVENSI
Tujuan yg ingin dicapai dalam memberikan
tindakan keperawatan pd pasien dg
gangguan penggunaan zat adiktif adalah :
o Agar tidak terjadi ancaman terhadap
kehidupan.
o Tidak memburuknya keadaan kesadaran
pasien
o Aman dari kecelakaan terutama pd
kondisi intoksikasi.
Setelah masa detoksifikasi :

❑Termotivasi untuk mengikuti program


terapi jangka panjang.
❑Mengenal hal-hal positif pada dirinya.
❑Menggunakan koping yg sehat dalam
mengatasi masalahnya.
❑Keluarga bekerjasama dalam program
terapi pasien.
❑Mempunyai pengetahuan untuk merawat
pasien dirumah.
IMPLEMENTASI
1.Pendidikan kesehatan jiwa untuk pencegahan penggunaan zat
adiktif.
2.Mengganti koping respon yg sehat, pengganti tingkah laku
menyalahgunaan zat.
3.Membahas dg pasien tingkah laku menyalahgunakan zat dan
resiko penggunaan.
4.Membantu pasien untuk mengidentifikasi masalah
menyalahgunakan zat.
5.Memotivasi pasien agar mau mengikuti /berpartisipasi dalam
program terapi.
6.Konsisten memberikan dukungan dan pengalaman bahwa
pasien mempunyai kekuatan untuk menghadapi masalah yg
akan datang.
7.Memberikan perawatan fisik;observasi tanda
vital,makanan,keseimbangan cairan dan kejang.
EVALUASI
1.Klien mengalami/mencapai keutuhan fisik dan harga diri
secara alamiah.
2.Tingkah laku klien merefleksikan meningkatnya pengertian ttg
adanya hubungan antara stres dg kebutuhan untuk
menggunakan napza.
3.Sumber koping klien adekuat untuk membantu klien berubah.
4.Klien mengenal kecemasannya dan sadar akan perasaannya.
5.Klien menggunakan koping yg adaptif.
6.Klien mempunyai alternatif atau belajar pendekatan alternatif
untuk mengatasi stres dan ansietasnya.
7.Klien mampu secara periodik tetap tidak menggunakan napza.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai