Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PASCA OPERASI

DISUSUN OLEH :

NAMA : Noni Andira

NIM : 1911105

DOSEN : Ns, Pratiwi Christa Simarmata, S.Kep, M.Kep

INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN FISIOTERAPI

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2020/2021


Proses Keperawatan

1. Pengkajian
a. Identitas
Meliputi : Nama, Usia : biasa terjadi pada semua usia, Alamat, Agama, Pekerjaan,
Pendidikan. Pasien masuk rs pada tanggal 12 maret.
b. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Nyeri pada perut bagian kanan bawah pada luka oprasi.
2. Riwayat kesehatan

Pada luka operasi appendik, Rasanya seperti di remas remas ,perut bagian kanan
bawah skala nyeri 6, kadang kadang pada saat bergerak.

3. Riwayat penyakit dahulu

pasien mengatakan sudah pernah merasakan nyeri dua bulan yang lalu pada perut
bagian kanan bawah kemudian diperiksakan di RSU dengan pengobatan rawat
jalan.

4. Riwayat penyakit sekarang

pasien mengatakan kurang lebih tiga hari merasakan nyeri perut kemudian di
bawa ke RSU Simo dengan rawat jalan dan disarankan ke RSUD Pandan Arang
Boyolali kemudian masuk ke IGD dan diperiksa dokter untuk mondok dengan
diagnosa appendisitis.

5. Riwayat keluarga
pasien mengatakan ada anggota keluarga yang mengalami penyakit yang sama
yaitu anaknya yang enam bulan yang lalu operasi usus buntu, dan dalam
keluarganya tidak ada yang mengalami penyakit keturunan dan menular.

Pemeriksaan Fisik
1. Tanda – tanda vital

Tekanan darah 120/70mmhg, nadi 80x/menit. suhu 36.50C,


pernapasan 22x/menit.
2. Aktivitas
Kelemahan fisik pasca operasi.
3. Sistem respirasi
Pemeriksaan yang dilakukan pada px didapatkan RR= 22x/menit.
4. Sistem pencernaan
selama sakit BAK ± 3kali sehari, warna kuning tidak mengalami kesulitan.

5. Sistem Perkemihan
Didapatkan tidak ada keluhan, tidak mengunakan alat bantu kateter,

kandung kemih tidak ada tanda-tanda pembesaran dan tidak ada nyeri tekan.

6. Sistem Reproduksi

pasien sudah menikah, jenis kelamin perempuan dan sudah

mempunyai dua anak perempuan tidak mengalami gangguan.

7. Sistem Persyarafan
Tidak ada keluhan, Tidak ada riwayat kejang dan kelumpuhan.

kordinasi gerak dapat dijangkau seluruhnya.

Pola kegiatan sehari – hari


1. Pola metabolik Nutrisi

sebelum sakit : pasien mengatakan makan 3 x sehari dengan menu nasi

lauk pauk sayur, pasien minum ± 1000cc perhari. berat badan 54 kg,

selama sakit : pasien masih puasa ( belum kentut post op ) berat badan 52

kg, rambut pasien tidak rontok, porsi makan tampak utuh,pasien

mengatakan mual.

2. Pola Eliminasi

Sebelum sakit : pasien mengatakan BAK 3 sampai 4 kali sehari warna

kuning jernih, BAB 1 kali sehari tekstur lembek.

selama sakit : BAK ± 3kali sehari, warna kuning tidak mengalami

kesulitan BAB . .

3. Pola Aktivitas dan latihan

sebelum sakit : pasien mengatakan dapat memenuhi kebutuhan dan

aktivitas sehari –hari dengan mandiri.

Selama sakit : pasien mengatakan pemenuhan kebutuhan sehari hari di

bantu keluarga dan perawat.

4. Pola istirahat tidur

Sebelum sakit : pasien mengatakan tidut ± 8 jam perhari tidak ada kesulitan tidur.
selama sakit : pasien mengatakan tidur ±6 jam .
5. Pola kognitif persepsi
pasien mengatakan nyeri pada perutnya pada luka operasi.
6. Pola persepsi diri dan konsep diri
pasien mengatakan bahwa dirinya sedang sakit usus buntu dan akan segera sembuh
dengan pengobatan medis.
7. Pola peran dan hubungan
pasien mangatakan berperan sebagai ibu rumah tangga , hubungan dengan keluarga
dan masyarakat sekitarnya baik.

8. Pola reproduksi dan seksualitas


pasien sudah menikah, jenis kelamin perempuan dan sudah mempunyai dua
anak perempuan tidak mengalami gangguan.
9. Pola koping terhadap stres
pasien sabar dalam menerima keadaan dan terus berdoa semoga segera
sembuh.
10. Pola Nilai dan Kepercayaan
pasien beragama islam, Ibadahnya dilakukan ditempat tidur karena sakit yang
dialaminya dan pasien terus berdoa semoga segera cepat sembuh.

Diagnosa Keperawatan

Analisa Data

No Ds Do Penyebab
1. P: di dapatkan data Nyeri akut berhubungan
Terdapat pada luka dengan insisi pembedahan.
klien tampak
jahitan operasi.
meringis kesakitan
Q:
Nyeri yang dirasakan saat menaan nyeri,
sepereti di remas remas terdapat luka
R: jahitan tertutup
pada perut bagian kasa. TD
kanan bawah 120/70mmhg, nadi
S: 80x/menit.
skala nyeri 6
T:
Nyeri pada saat
bergerak.
2. Klien mengatakan klien tampak lemas,berat Perubahan pola
belum boleh makan dan badan turun 2 kg mukosa nutrisi kurang dari
minnum kaena belm pucat. kebtuhan tubuh
kentut dan merasa mual berhubungan
dengan kurangnya
asupan makanan
yang adekuat.
3. Klien mengataka klien tampak lemas,keluarga intoleransi
badanya merasa tampak membantu memenuhi aktivitas
lemas,sehingga dalam kebutuhan klien. berhubungan
pemenuhan dengan kelemahan
kebutuhannya klien
dibantu oleh keluarga fisik pasca operasi.
untuk memenuhi
kebutuhannya.
Diagnosa dan intervensi Keperawatan

Diagnosa Perencanaan
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
Nyeri akut Setelah dilakukan -Mengkaji skala - pendekatan
berhubungan tindakan nyeri. komprehensif untuk
dengan insisi keperawatan menentukan intervensi.
pembedahan maka diharapkan
nyeri berkurang. - Ajarkan tehnik - Dapat menurunkan
relaksasi pada stimulus nyeri.
saat nyeri.

-Memberikan - Lingkungan yang tenang


lingkungan akan menurunkan
yang tenang. stimulus nyeri

Perubahan nutrisi Setelah - Observesi -Mengetahui keadaan


kurang dari dilakukan mual muantah. pasien.
kebutuhan tubuh tindakan asuhan - Mengkaji - Meningkatkan selera
berhubungan keperawatan makanan makan pasien.
dengan kurangnya maka di kesukaan pasien.
asupan makanan harapkan - Menganjurkan
yang adekuat kebutuhan makan porsi - menjaga terpenuhinya
nutrisi terpenuhi sedikt tapi asupan makanan pada
sering. tubuh

Intoleransi Setelah dilakukan - Kaji respon, - Untuk mengetahui


aktifitas tindakan asuhan emosi, sosial, tingkat ketergantungan
berhubungan keperawatan sepiritual. pasien.
dengan maka diharapkan
kelemahafisik terpenuhinya - Membatu
pasca operasi kebutuhan pasien memenuhi - untuk membatu
secara mandiri kebutuhan memenuhi kebutuhaan
pasien. pasien.

- kebutuhan pasien
tepenuhi.
- Menganjurkan
keluarga untuk
memenuhi
kebutuhan
pasien
Implementasi dan Evaluasi

Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi


/ waktu
13 Nyeri akut berhubungan S:
Maret dengan insisi Pasien mengatakan
pembedahan - Melakukan nyeri pada luka
08.00 jahitan sudah
pengkajian nyeri
berkurang.
secara komperhensif O:
Di dapat pasien
(PQRST).
tampak tenang,
09.00 - Pernapasan dalam. skala nyeri 4
A:
Masalah teratasi
11.00 - menyarankan P:
Dapat diturunkan
keluarga untuk
karena analgetik
mambatasi kolaborasi dengan
tim medis
pengunjung datang.
sehingga intensitas
nyeri dapat
berkurang.
Perubahan nutrisi S:
kurang dari kebutuhan -Berikan makanan kesukaan pasien mengatakan
tubuh berhubungan pasien. sudah tidaak mual
dengan kurangnya -Memonitoring asupan ,makan habis
asupan makanan yang makan. setenggah porsi
adekuat sedik sedikit tapi
sering.
O:
didapatkan hasil
porsi makan
tampak habis
setengah,pasien
masih agak lemas.
A:
Masalah belum
teratasi.
P :
Intervensi Lanjut.
Intoleransi aktifitas - Mengajurkan S:
berhubungan dengan pasien mengatakan
pasien untuk
kelemahafisik pasca badannya masih
operasi melakukan aktifitas agak lemas,pasien
mengatakan masih
yang dapat dibantu keluarga
dalam pemeuhan
dilakukan oleh
kebutuhan
pasien. O:
Pasien tampak
- Menganjurkan
lemas, pasien
pasien untuk tampak dibantu
keluarga dalam
beristirahat.
pemenuhan
- Melakukan latihan kebutuhannya
secara mandiri.
ROM aktif/pasif
untuk A:
Masalah belum
menghilangkan
teratasi.
ketegangan otot. P:
Intervensi lanjut.
DAFTAR PUSTAKA

Dermawan deden & Tutik Rahayuningsih.2010.Keperawa tan Medikal Bedah


Sisttem Pencernnaan.Yogyakarta:Gosy en publising.

Herdman heather. 2012. NANDA Internasional Diagnosis Keperawatan Definisi


dan Klasifikasi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Mutaqin,Arif & Kumala Sari.2011.Gangguan Gastrointestinal Aplikasi

Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta:Salemba Medika.

1. Nyeri akut berhubungan dengan insisi pembedahan.


2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurangnya
asupan makanan yang adekuat.
3. Intoleansi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik pasca operasi.

Anda mungkin juga menyukai