Anda di halaman 1dari 32

PENGKAJIAN

MIND MAP KOLESTASIS

Proses imunologis Infeksi virus CMV dan Asam empedu yang Iskemia Kelainan genetik
reo virus tipe 3 toksik

Intrahepatik : Ekstrahepatik :
Hepatitis Batu di saluran empedu
Penyakit hati alkoholik Penyempitan saluran empedu
Sirosis bilier primer Kanker saluran empedu
Akibat obat-obatan Kanker pankreas
Akibat perubahan hormon selama kehamilan Peradangan pankreas

Definisi :
Gangguan pembentukan dan aliran empedu Etiologi :
Kolestasis adalah kegagalan aliran cairan
empedu masuk duodenum dalam jumlah Penyebab cholestasis dibagi menjadi 2
normal. Gangguan dapat terjadi mulai dari Cadangan empedu yang sedikit bagian: intrahepatic cholestasis dan
membrana-basolateral dari hepatosit sampai ekstrahepatic cholestasis.
tempat masuk saluran empedu ke dalam Kemampuan sintesa asam empedu yang Intrahepatic cholestasis terjadi akibat
duodenum. Dari segi klinis didefinisikan rendah gangguan pada sel hati yang terjadi akibat:
sebagai akumulasi zat-zat yang diekskresi infeksi bakteri yang menimbulkan abses
kedalam empedu seperti bilirubin, asam pada hati, biliary cirrhosis primer, virus
empedu, dan kolesterol didalam darah dan KOLESTASIS hepatitis, lymphoma, cholangitis
jaringan tubuh sclerosing primer, infeksi tbc atau
sepsis, obat-obatan yang menginduksi
cholestasis.
Extrahepatic cholestasis, disebabkan
Kolestasis intra hepatik Kolestasis ekstra hepatik
oleh tumor saluran empedu, cista,
striktur (penyempitan saluran empedu),

Proses obliterasi pankreatitis atau tumor pada pankreas,


Akumulasi empedu Hepatic fibrosis kongenital
tekanan tumor atau massa sekitar
dalam darah
Keterlambatan Aliran balik cairan empedu ke
pertumbuhan hepar (bilirubin,garam
empedu,kolesterol)
Peradangan disekitar hepatobilier
Gatal-gatal,
ikterus
Manifestasi klinis:
Pengeluaran enzim SGOT,SGPT Terganggunya aliran empedu masuk ke
dalam usus:
Gangguan Integritas  Tinja akolis/hipokolis/pucat
Kulit Menekan rangsangan s.saraf simpatis  Urobilinogen/sterkobilinogen
dalam tinja menurun/negative
 Urobilin dalam air seni negative
Peristaltic menurun,akumulasi gas usus  Malabsorbsi lemak dan vitamin
NOC yang larut dalam lemak
Tujuan:  Steatore
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama …x24 jam  Hipoprotrombinemia
diharapkan kerusakan integritas kulit klien berkurang bahkan Mual, kembung, Nafsu makan menurun, muntah
Akumulasi empedu dalam darah
hilang dengan kiteria hasil : yang berlangsung lama,  Ikterus
Respon alergi local
 Gatal-gatal
Tidak ada kemerahan di kulit
 Hiperkolesterolemia
Tidak ada rasa gatal di kulit
Tidak ada ruam di kulit
Pernurunan BB progresif, penurunan peristaltic,  Kerusakan sel hepar karena
Integritas kulit massa otot menurun, turgor menurun, anemia menumpuknya komponen
Tidak ada lesi di kulit empedu
Tidak ada pengelupasan kulit Anatomis
 Akumulasi pigmen
Defisit Nutrisi  Reaksi peradangan dan nekrosis
Fungsional
NIC NOC  Gangguan ekskresi (alkali fosfatase
Intervensi Tujuan: dan gama glutamil transpeptidase
Skin surveillance Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ... meningkat)
Inspeksi kulit klien untuk melihat adanya kemerahan dan lesi.
x 24 jam diharapkan kebutuhan nutrisi klien  Transaminase serum meningkat
Rasional : Inspeksi merupakan pengkajian awal mengenai tingkat
terpenuhi dengan kriteria hasil : (ringan)
kerusakan integritas kulit pada klien.
Monitor kulit klien terhadap kekeringan dan kelembaban yang Status nutrisi:  Gangguan ekskresi sulfobromoftalein
berlebihan. Masukan nutrisi adekuat (skala 5 = no deviation  Asam empedu dalam serum
Rasional : Kekeringan dan kelembaban berlebihan dapat memperberat from normal range) meningkat
gejala pruritus klien. Masukan makanan dalam batas normal (skala 5
Monitor adanya lesiserosi kulit lebih lanjut. = no deviation from normal range)
Rasional : Membantu melihat perkembangan integritas kulit klien, Status nutrisi : masukan nutrisi:
adanya erosi dan lesi lanjut menunjukkan gejala yang lebih berat. Respon inflamasi dan radang
Masukan kalori dalam batas normal (skala 5 =
Perawatan kulit
Hindari penggunaan bed tekstur kasar. totally adekuat)
Rasional : Mengurangi terjadinya gesekan yang memperberat pruritus Nutrisi dalam makanan cukup mengandung
klien. protein, lemak, karbohidrat, serat, vitamin, Permeabilitas pembuluh darah meningkat
mineral, ion, kalsium, sodium (skala 5 = totally
adekuat)
Status nutrisi : hitung biokimia Kebocoran cairan intravaskuler ke
Serum albumin dalam batas normal (3,4-4,8 interstitial
gr/dl) (skala 5 = no deviation from normal
range)

Oedema, ascites pada ekstremitas atas


maupun bawah hingga ke paru
Penumpukan carian pada rongga paru maupun
NIC
Nutrition therapy abdomen
Mengindikasikan pemberian terapi nutrisi parenteral (NGT).
Rasional : Membantu pemenuhan asupan nutrisi yang adekuat.
Anjurkan klien mandi dengan sabun antiseptic, bukan sabun Monitor makanan/cairan yang dimakan dan hitung asupan
biasa. kalori tiap hari dengan tepat. Peningkatan tekanan intra abdominal
Rasional : Sabun biasa mengandung deterjen yang dapat Rasional : Mengetahui perkembangan makan/minum klien Lapang paru menurun
menjadi faktor pencetus alergi lebih lanjut. sesuai kebutuhan.
Jaga tempat tidur agar tetap bersih, kering, dan bebas lipatan. Monitor ketepatan diet order yang sesuai dengan kebutuhan
Rasional : Mengurangi terjadi gesekan kulit dan bed yang nutrisi klien.
Rasional : Mencegah klien mendapat asupan yang tidak sesuai
dapat memperberat rasa gatal.
dengan prosedur.
Sarankan pasien menggunakan pakaian yang tidak terlalu ketat Jaga kebersihan mulut. Sesak napas, batuk berdahak, sinkop,
dan menyerap kering. Rasional : Menjaga kebersihan mulut dapat meningkatkan
Rasional : Pakaian ketat dapat menimbulkan gesekan nafsu makan
sedangkan pakaian menyerap keringat dapat menurunkan Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori
risiko meningkatnya kelembaban kulit yang dapat dan jenis nutrisi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan
memperberat pruritus. nutrisi. Bersihan Jalan Napas tidak
Kolaborasi : Kortikosteroid topical,antihistamin oral. Rasional :Untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi efektif
yang sesuai dengan kebutuhan klien
Rasional : Membantu menagatasi pruritus klien.
Managemen nutrisi
Kaji adanya alergi makanan tertentu pada klien. Fluid/ electrolyte management
Rasional ; Mencegah pemberian nutrisi yang memperberat Monitor abnormal serum elektrolit klien.
gejala. Rasional : Membantu memberikan terapi yang tepat
Berikan diet makanan sesuai kebutuhan klien; Tinggi Kalori sesuai kebutuhan.
Rendah Protein Berikan intravenous infusion sesuai indikasi. Hipervolemia
Rasional : Tinggi kalori membantu memenuhi kebutuhan Rasional : Membantu menambah cairan/elektrolit tubuh
kalori klien sedangkan rendah protein membantu menurunkan bila asupan oral tidak memenuhi kebutuhan.
respon alergi, jika pruritus disebabkan alergi. Penanganan berat badan:
Timbang berat badan klien secara teratur.
Rasional : Dengan memantau berat badan klien dengan
teratur dapat mengetahui kenaikan ataupun penurunan
status gizi.
Pantau konsumsi kalori harian.
Rasional : membantu mengetahui masukan kalori harian
klien disesuaikan dengan kebutuhan kalori sesuai usia.
Pantau hasil laboratorium, seperti kadar serum albumin,
dan elektrolit.
Rasional : kadar albumin dan elektrolit yang normal
menunjukkan status nutrisi baik. Sajikan makanan
dengan menarik.
PENGKAJIAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN AN. M.F.F DENGAN KOLESTASIS EC


INFEKSI CITOMEGALOVIRUS

A. PENGKAJIAN

I. Biodata

A. Identitas Klien :

1. Nama/Nama Panggilan : An. M.F.F


2. Tempat Tgl Lahir / Usia : Galung Selatan, 14-06-2004 /17 th 6 bln
3. Jenis Kelamin : Laki-Laki
4. A g a m a : Islam
5. Pendidikan : SMP (pelajar)
6. Alamat : Galung selatan, Mamuju
7. Tgl. Masuk : 07-12-2021
8. Tgl. Pengkajian : 14-04-2021
9. Diagnosa Medik : Kolestasis Ec Infeksi Citimegalovirus, Efusi
Pleura, infeksi Rubella, infeksi Toxoplasma, Sepsis, Nutritional Marasmus, Anis
Penyakit Kronik
10. Rencana Therapi : Perawatan
 tgl 14/12/2021 rencana punksi pleura dan USG Guiding, pemeriksaan sampel
cairan pleura, pro mantoux test dan pelacakan TB dan ELISA
 Tgl 15/12/2021 rencana aspirasi cairan ascites intraabdominal dan USG
abdomen
B. Identitas Orang Tua
1. Ayah
a. Nama : Tn. F
b. Usia : 42 Tahun
c. Pendidikan : SD
d. Pekerjaan / Sumber Penghasilan : Petani
e. A g a m a : Islam
f. Alamat : Galung Selatan, Mamuju
2. Ibu
a. Nama : Ny. R
b. Usia : 38 Tahun
c. Pendidikan : SD
d. Pekerjaan / Sumber Penghasilan : IRT
e. A g a m a : Islam
f. Alamat : Galung Selatan, Mamuju
C. Identitas Saudara Kandung
NO NAMA USIA HUBUNGAN STATUS
KESEHATAN
1. Nn. R (P) 13-06-2003 Kakak kandung Sehat
18 th 6 bln 1 hari
2 Pasien (L) 14-06-2004 _ Sakit
17 tahun 6 bulan
3. An. F (P) 03-11-2006 Adik kandung Sehat
15th 1bln 11hari
4. An. C. F. F 22-05-2015 Adik kandung Sehat
(P) 7 th 7 bln 21 hari
5. An. R. R. F 15-06-2020 Adik kandung Sehat
(P) 1 th 6bln 1 hari

II. Keluhan Utama/Alasan Masuk Rumah Sakit :

 Keluhan Saat Pengkajian :


Subyektif :
Pasien mengatakan sesak napas saat berbaring terutama pada malam hari karena perut
yang besar, batuk disertai dahak dirasakan sudah sekitar 1 minggu lebih, sesak paling
terasa saat berbaring. Bapak pasien juga mengatakan anaknya susah tidur kalau malam
karena batuk terus menurus.
Obyektif :
Pasien tampak sesak , napas cuping ada, berbaring semi fowler, batuk berdahak ada dan
terpasang oksigen 2 lpm, CRT <3 detik, Respirasi Rate 26 x/menit , Nadi 92x/menit TD
100/60 mmHg dan SPO2 97%.
 Keluhan Masuk Rumah Sakit :
Subyektif :
Pasien rujukan dari dokter Harsenen saat kontrol ke-3 pada bulan Desember dengan
indikasi anemia penyakit kronik dan gizi buruk.
Keluarga mengatakan saat di bawa ke rumah sakit An.M.F.F anak lemas dan tidak
bertenaga, pucat dan kuning serta perutnya makin membesar dan mengalami penurunan
berat badan terus menerus sejak bulan September 2021.
III. Riwayat Kesehatan Lalu (Khusus untuk anak usia 0-5 tahun)

A. Riwayat Kesehatan Sekarang :


Subyektif :
Bapak klien mengatakan anaknya sudah dirawat disini hampir 2 minggu lebih karena
perut yang makin membesar namun badan anak kurus padahal sebelum sakit anak
cukup berisi. Sebelumnya anak sempat dibawa berobat ke dokter spesialis endokrin
sebanyak 3x dan pada kunjungan terakhir dianjurkan oleh dokter untuk dirawat karena
animia dan gizi buruk, anak makin lemah dan pucat terutama seluruh badan kuning
disertai perut makin besar. Saat ini anak berusia 17 tahun 6 bulan
Riwayat Perilaku
Pasien mengaku merokok sejak umur 15 tahun (kelas 3 SMP) dan minum tuak sesekali
seajk umur 15 tahun, penggunaan narkoba disangkal
Obyektif:
Pasien terdiagnosis Kolestasis Ec Infeksi Citimegalovirus, Efusi Pleura, infeksi Rubella,
infeksi Toxoplasma, Sepsis, Nutritional Marasmus, Anis Penyakit Kronik
B. Riwayat Kesehatan Masa Lalu (khusus usia 0-5 tahun)
1. Prenatal care
a. Pemeriksaan Kehamilan : tidak diketahui oleh suami saat ini istri/ibu pasien
berda di kampung halaman dan ada anak kecil yang harus dijaga.
b. Keluhan selama hamil : ada ngidam
c. Riwayat : selama hamil menurut Bapak istrinya tidak pernah ada keluhan selain
mual muntah di awal hamil
d. Kenaikan BB selama Hami : Bapak tidak mengetahui kenaikan BB istri
e. Imunisasi TT : Bapak tidak atau apakah selama hamil istri suntik
TT atau tidak
f. Golongan Darah Ibu :A Golongan Darah Ayah : A
2. Natal
a. Tempat melahirkan : Bidan
b. Lama dan jenis persalinan : normal (cukup bulan)
c. Penolong Persalinan : Bidan
d. Cara untuk memudahkan persalinan : Bapak mengatakan tidak tahu
e. Komplikasi waktu lahir : Bapak mengatakan tidak ada
3. Post natal
a. Kondisi bayi : BB lahir 3800 gram PB : -
b. Apakah anak mengalami : Bapak mengatakan An. M.F.F tidak mengalami
penurunan BB drastis saat kecil (BB stabil)
(Untuk semua usia )
 Penyakit yang pernah dialami : batuk, demam
 Kecelakaan yang dialami : Bapak mengatakan anak tidak pernah jatuh, tidak
pernah tenggelam maupunkecelakaan lalu lintah, keracunan disangkal
 Pernah alergi : Bapak mengatakan anak tiak memiliki alergi makanan atau
benda benda tertentu.
 Konsumsi obat-obatan bebas :
Bapak mengatakan bias bila demam beli obat demam di warung seperti
Panadol
 Perkembangan anak dibanding saudar-saudaranya :
Keluarga mengatakan perkembangan anaknya yang kedua ini baik anak
tumbuh dan berjalan saat usia 1 tahun lebih dan mulai sakit ini memang
menjadi kurus khususnya sejak masuk SMA
C. Riwayat Kesehatan Keluarga
1. Keluarga mengatakan tidak ada anggota keluarga yang pernah menderita penyakit
yang sama dengan anak, seperti penyakit kuning (hepatitis) atau penyakit lain.
2. Genogram

17

Keterangan :
Laki-laki
Perempuan
Anak (klien) 17
Tinggal serumah
Garis pekawinan
IV. Riwayat Imunisasi

No. Jenis Imunisasi Waktu Pemberian Reaksi Setelah Pemberian


1. BCG 1 bulan Tidak ingat

2. DPT (I,II,III) 2, 3 dan 4 bulan Tidak ingat

3. Polio (I,II,III,IV) Setelah lahir, 2, 3 dan 4 bulan Tidak ingat

4. Campak 9 bulan Tidak ingat

5. Hepatitis B Setelah lahir, 2, 3 dan 4 bulan Tidak ingat

V. Riwayat Tumbuh Kembang


A. Pertumbuhan Fisik
1. Berat badan : 46.35 kg
2. Panjang badan : 157.5 cm
3. Waktu tumbuh gigi : umur 1 tahun lebih
B. Perkembangan Tiap Tahap
A. Perkembangan Tiap Tahap
(Usia anak saat) :
1. Berguling : Tidak ingat
2. Duduk : Tidak ingat
3. Merangkap : Tidak ingat
4. Berdiri : Tidak ingat
5. Berjalan : 1 tahun 4 bulan
6. Senyum kepada oranglain pertama kali : Tidak ingat
7. Bicara pertama kali : Tidak ingat
8. Berpakaian tanpa bantuan : Tidak ingat
VI. Riwayat Nutrisi
A. Pemberian ASI
1. Pertama kali disusui : setelah lahir
2. Cara pemberian : langsung
3. Lama pemberian : 6 bulan
B. Pemberian Susu Formula
1. Alasan pemberian : hamil
2. Jumlah pemberian : tidak ingat
3. Cara pemberian : menggunakan dot
C. Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat ini :
Usia Jenis Nutrisi Lama Pemberian
1. 0-3 bulan ASI 3 bulan
2. 4-12 bulan ASI dan SUFOR ± 1 tahun
Makanan harian (bubur) Sampai saat ini
3. Saat ini

VII. Riwayat Psikososial


1. Apakah anak tinggal di : Anak tinggal serumah bersama dengan kedua orang
tuanya, dan ke-3 saudaranya di rumah sendiri, kakak pasien berkualiah di Pare-pare
sehingga tinggal terpisah
2. Lingkungan berada di : Dusun
3. Apakah rumah dekat : Sekolah, pasien memiliki kamar tidur sendiri
4. Apakah ada tangga yang bisa berbahaya : Tidak ada
5. Apakah anak punya ruang bermain : keluarga mengatanan bahwa tidak ada tempat
bermain anak disekitar rumahnya, anak lebih suka berdiam diri dikamar dan sesekali
keluar ke rumah temannya
6. Hubungan antar anggota keluarga : Harmonis
7. Pengasuh anak : Orangtua, saat kecil pasien sesekali diasuh oleh
neneknya saat ditinggal pergi ke sawah
VIII. Riwayat Spiritual
1. Support sistem dalam keluarga : Ayah, Ibu dan keluarga lainnya
1. Kegiatan keagamaan : Orang tua berdoa untuk kesembuhan anaknya,
dan berharap semoga anaknya lekas sembuh dan bisa pulang kerumah, berkumpul
dengan keluarga dan tumbuh seperti anak pada umumnya.
IX. Reaksi Hospitalisasi
A. REAKSI ANAK
 Usia Remaja
Menolak perawatan/tindakan yang dilakukan (Tidak), Tidak kooperatif
dengan petugas (Tidak), bertanya-tanya (Tidak), menarik diri (Tidak),
Menolak kehadiran orang lain (Tidak)
 Subyektif
Pasien mengatakan mau cepat pulang dan sekolah lagi
 Obyektif:
Selama dirawat pasien kooperatif dan menerima tindakan yang
diberikan perawat, pasien ditemani orang tua, namun saat dikaji
terkait pergaulannya dan kenapa bisa sampai sakit anak lebih banyak
menunduk saat pertanyaan terkait kebiasaan yang dilakukan seperti
merokok, minum tuak/arak/minimal beralkohol lainnya atau
menyangkal terkait penggunaan obat-obatan (NARKOBA) sebagai
bagian deteksi pelacakan penyebab infeksi. Intonasi suara rendah dan
tidak memandang kepada penanya.
B. REAKSI ORANG TUA
Keluarga membawa anaknya ke rumah sakit karena dianjurkan oleh dokter ditempat
pemeriksaan sebelumnya karena mengalami penurunan BB terus menerus, lemas dan
perut makin bear. Saat dilakukan tindakan kepada anaknya, orang tua klien nampak
kooperatif dalam membantu petugas dengan menenangkan anaknya.
 Orangtua merasa cemas dan khawatir dengan kondisi anaknya, namun
orangtuanya merasa memang kurang perhatian terkait pergaulan anak
sehingga tidak diketahui apa saja yang dilakukan anak di luar rumah
sehingga bisa merokok dan minum-minuman keras (Tuak/arak/ minuman
beralkohol)

II. Aktivitas Sehari-Hari


A. Nutrisi
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

1. Selera makan baik menurun


2. Menu makan Makanan harian nasi
3. Frekuensi makan 2 kali 3 kali (tidak habis)
Tidak ada Tidak ada
4. Makanan pantangan
Tidak ada Tidak ada
5. Pembatasan pola makan Memakai sendok mandiri
6. Cara makan Berdoa Berdoa
7. Ritual saat makan
B. Cairan
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

● Jenis minuman ASI, air putih ASI, air putih


● Frekuensi minum Sekitar 6-7 gelas/hari Sekitar 5 gelas perhari
● Kebutuhan cairan Saat haus Saat haus
● Cara pemenuhan Menggunakan gelas Menggunakan gelas
C. Eliminasi (BAB & BAK)
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

BAB (buang air besar) :


1. Tempat pembuangan WC WC
2. Frekuensi (waktu) >1 kali 1 kali
3. Konsistensi Lunak Lunak
4. Kesulitan Tidak ada Tidak ada
5. Obat pencahar Tidak ada Tidak ada
BAK (buang air kecil) :

1. Tempat pembuangan WC WC
2. Frekuensi (waktu) >4 kali/hari >3kali/hari
3. Warna dan bau Kuning pucatdan tidak Kuning pucat dan tidak
4. Volume berbau berbau
5. Kesulitan Banyak Sedikit-sedikit
Tidak Tidak
D. Istirahat tidur
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

1. Jam tidur
a. Siang 13.00-14.00 Sepanjang hari
b. Malam 22.00-06.00 24.00-06.00
2. Pola tidur Baik Sering terbangun
3. Kebiasaan sebelum tidur Main HP Tidak ada
4. Kesulitan tidur Tidak Ada Sering batuk saat tidur
E. Olah raga
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

1. Program olahraga Tidak ada Tidak ada


2. Jenis dan frekuensi Tidak ada Tidak ada
3. Kondisi setelah olahraga Tidak ada Tidak ada
Dari pengakuan orangtua pasien, pasien tidak suka berolahraga saat masih
sekolah, sepulang sekolah pasien menggembalakan sapi dan jarang berolahraga
kecuali saat sekolah dulu ada pelajaran olah raga.
F. Personal Hygiene
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

1. Mandi
a. Cara Pakai gayung Menggunakan tisu basa
2 x sehari . 1 x sehari (bila
a. b. Frekuensi Sabun, sampo, sikat gigi berkeringat)
b. c. Alat mandi Sabun, sampo, sikat gigi
2. Cuci rambut
Setiap hari Belum pernah
a. a. Frekuensi Pakai sampo -
b. b. Cara
3. Gunting kuku 1 kali seminggu Saat panjang
a. a. Frekuensi Pakai gunting kuku Pakai gunting kuku
b. b. Cara
4. Gosok gigi
a. a. Frekuensi 2 kali sehari 1 kali sehari
b. b. Cara Pakai sikat gigi Pakai sikat gigi
G. Aktifitas/Mobilitas Fisik
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

1. Kegiatan sehari-hari Sekolah, menggembala sapi, Tidur dan mainan HP


belajar + games Bantuan orangtua
2. Pengaturan jadwal harian Kegiatan harian tidak di atur Minum obat
3. Penggunaan alat Bantu Tidak Kursi roba untuk
aktifitas berjalan jauh, karena
seringkali sesak bila
duduk lama

4. Kesulitan pergerakan tubuh Tidak Bangun dan


berbaring Karen perut
membesar

H. Rekreasi
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

1. Perasaan saat sekolah Senang Izin sekolah (sakit)


2. Waktu luang Main hp Menggembala sapid an
Senang bermain hp
3. Perasaan setelah rekreasi Nonton TV -
4. Waktu senggang klg Main ke rumah teman Istirahat
5. Kegiatan hari libur Main ke rumah teman
III. Pemeriksaan Fisik
A. Keadaan Umum Klien
- Klien tampak lemah, GCS 15 (E4, M6, V5)
B. Tanda-Tanda Vital
Suh u : 36,7oC
Nad i : 92 x/menit
Respirasi : 26 x/menit
Tekanan darah : 100/60 mmHg
C. Antropometri
- Tinggi Badan : 157,5 cm
- Berat Badan : 46,35 kg. Status gizi dengan Body Mass Indeks
- Lingkar lengan atas : 18 cm
Perhitungan IMT dilakukan untuk
mengetahui status gizi anak > 60 bulan
- Lingkar kepala : 51cm
atau usia 6-18 tahun
- Lingkar dada : 72 cm Standard BMI normal 18,5-25 (ideal)
- Lingkar perut : 124 cm Rumus perhitungan BMI = BB/(TB2)
- Skin fold : Tidak dilakukan Hasil hitungan 18,7
Interpretasi status gizi anak
1. Berat badan menurut PMK nomor 2 tahun 2020 tentang Standard Antropometri
Anak umur (IMT/U) anak laki-laki usia 5-18 tahun
ket < -3 SD < - 2 SD -1 SD Median +1 SD +2 SD +3 SD
IMT : 18,7 kg 15,6 17,1 19,0 21.4 24,6 29,0 35,3
Umur :
17 Tahun 6
bulan
Obyektif: tulang iga anak tampak jelas (iga gambang)
Kesimpulan : Kategori status gizi pasien adalah Gizi kurang (Thinness)namun karena
adanya salah satu tanda utama gizi buruk yaitu iga gambang dan adanya
ascites pada abdomen, maka anak masuk dalam kriteria Gizi buruk
D. Sistem Pernafasan
● Hidung : Hidung simetris, pernapasan cuping hidung ada, ada sekret, tidak
ada polip, tidak ada epistaksis
● Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar, tidak ada tumor
 Paru : Retraksi dada ada (tulanag iga anak terlihat jelas), menurun
henithoraks dextra, auskultasi paru redup pada lobus dextra ipsislateral,
perkusi paru dullness, rochi ada, wheezing tidak ada,
 Tidak ada clubbing finger
 Ada batuk
E. Sistem Cardio Vaskuler
1. Conjungtiva anemis, arteri carotis kuat berisi, tekanan vena jugularis kesan normal.
2. Ukuran jantung normal, IC/apex tidak nampak.
3. Suara jantung S1 dan S2 kesan normal (murni reguler). Bising aorta, murmur dan
Gallop tidak terdengar.
4. Capillary Refilling Time <3 detik.
F. Sistem Pencernaan
1. Sklera icterus, Bibir kering tapi tidak pecah-pecah, dan tidak ada labio skizis.
2. ada stomatitis, tidak ada palato skizis. Kemampuan menelan baik.
3. Keluhan kembung. Peristaltik (13 kali permenit). perut membesar Lingkar perut
124cm, ascites pada abdomen
4. hepar teraba 5 cm, lien tidak teraba
5. Anus tidak lecet dan tidak ada haemoroid
G. Sistem Indera
1. Mata
a. Kelopak mata : tidak ada ptosis, bulu mata panjang, alis simetris. Sklera ikterik
kanan kiri
b. Pemeriksaan visus tidak dilakukan
c. Lapang pandang normal
2. Hidung
a. tanda-tanda trauma tidak ada dan mimisan tidak ada.
b. kadang ada sekret dihidung
3. Telinga
a. Keadaan daun telinga bentuk normal simetris kiri dan kanan, liang telinga
nampak kotor
b. Fungsi pendengaran baik.
H. Sistem Saraf
1. Fungsi Cerebral
a. Status mental : orientasi (baik), daya ingat (baik), perhatian (baik), dan bahasa
(baik Bahasa Indonesia).
b. Kesadaran : Eyes 4 (membuka mata spontan), Motorik 6 (bergerak mengikuti
perintah), Verbal 5 (berbicara normal).
2. Fungsi cranial
- Tidak ditemukan adanya kelainan pada pemeriksaan saraf cranial mulai dari N I
sampai N XII.
3. Fungsi motorik : terdapat wasting, tonus otot kesan normal, kekuatan otot : 5
(kekuatan kontraksi yang penuh).
4.
5. Fungsi sensorik : klien mampu merasakan sensasi nyeri.
6. Fungsi cerebellum : Fungsi koordinasi baik, keseimbangan baik
7. Refleks : Bisep, trisep, patella hasilnya negatif (kekurangan B1)
8. Iritasi meningen : tidak ditemukan adanya kaku kuduk, laseque sign, Brudzinki I/II
I. Sistem Muskulo Skeletal
1. Kepala : bentuk kepala normocephal, gerakan aktif
2. Vertebrae : tidak ada scoliosis, lordosis, kyposis. Gerakan aktif, ROM aktif, fungsi
gerak baik.
3. Pelvis : tidak ada kelainan, gerakan aktif, ROM aktif.
4. Lutut : simetris dan pergerakan tidak ada hambatan .
5. Kaki : ascites +1
6. Tangan : tidak ada bengkak pada tangan,
7. Kekuatan Otot Ekstremitas :

5 5

5 5
J. Sistem Integumen
1. Rambut : rambut ada
2. Kulit : Warna kuning, teraba hangat, agak kering, bagian abdomen mengelupas
kulitnya
3. Kuku : Warna kuning, permukaan kuku rata, tidak mudah patah, dan nampak bersih
kotor
K. Sistem Endokrin
1. Kelenjar thyroid : tidak teraba adanya pembesaran.
2. Tidak ada ekskresi urine berlebihan.
3. Klien mengalami peningkatan suhu tubuh yang tidak seimbang (panas yang naik
turun) dan keringat tidak berlebihan.
4. Klien tidak ada riwayat bekas air seni dikelilingi semut, warna kencing kuning
pucat
L. Sistem Perkemihan
1. Tidak ada oedema palpebra, moon face dan oedema anasarka.
2. Tidak teraba distensi kandung kemih.
3. Tidak ada riwayat nocturia, dysuria dan kencing batu.
M. Sistem Reproduksi
 Keadaan glans penis bersih, kutil tidak ada
 Pertumbuhan rambut : -
 Pertumbuhan jakun : ada, perubahan suara : ya, ngebass

N. Sistem Imun
- Tidak ada riwayat alergi.
- Klien pernah mengalami batuk, pilek dan demam sesekali karena perubahan cuaca
IV. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan
Tidak dilakukan
V. Test Diagnostik
- Pemeriksaan darah rutin (09-12-2021)
Pemeriksaan Hasil Rentang Interpretasi
Normal
WBC 13,9 4.00-10.00 Meningkat

RBC 3,4 4.00-6.00 menurun


HGB 9,3 g/dl 12.00-16.00 menurun
HCT 28,3% 37.0-48.0 menurun
MCV 85 fL 88.0-97.0 Menurun
MCH 26,9 26.5-33.5 Normal
MCHC 32,7 g/dl 31.5-35.0 Normal
PLT 736 10^3 ul 150-400 Meningkat
RDW-SD 44.7 37.0-54.0 Normal
RDW-CV 13.9 % 11.0-16.0 Normal
PDW 10.3 9.0-17.0 Normal
MPV 9.8 9.0-13.0 Normal
P-LCR 21.2 13.0-43.0 N ormal
PCT 0.37 0.17-0.35 %
NRBC 0.00 0.00-0.05 103/uL
NEUT 5.76 33.0-66.0 103/uL
LYMPH 1.43 19.0-45.0 103/uL
MONO 0.65 1.0-8.1 103/uL
EU 0.29 1.0-3.1 103/uL
BASO 0.03 0.0-1.0 103/uL
PEMERIKSAAA HASIL NILAI SATUAN INTERPRETASI
N (15-12-2021)
RUJUKAN

KIMIA DARAH

Glukosa

GDS 120 140 mg/dl Rendah

Fungsi Hati

SGOT 27 < 38 U/L Rendah

SGPT 48 < 41 U/L Meningkat

Albumin 2.5 3.5-5.0 gr/dl Rendah

Elektrolit

Natrium 134 136-145 mmol/l Rendah

Kalium 4.2 3.5-5.1 mmol/l Normal

Klorida 97 97-111 mmol/l Normal

Pemeriksaan foto thoraks PA/AP (09-12-2021)

Kesan : tampak akumulasi cairan pada lobus kanan

Pemeriksaan TORCH (07-12-2021)

Anti toxoplama IG G reaktif 130, IGM non raktif

Anti CMV  IG G reaktif 49, IGM non raktif

Anti Rubella IG G reakif 316, IGM non raktif

VI. Therapi Saat Ini


- Infus KAEN 3B 47ml/jam
- Susu formula 12x150 cc
- Vitamin C 50mg/24jam/oral
- Asam folat 1mg/24jam/oral
B. ANALISA DATA

Nama : An. M.F.F


Tempat Tgl Lahir / Usia : Galung Selatan, 14-06-2004 /17 th 6 bln
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tgl. Pengkajian : 14-04-2021
Diagnosa Medik : Kolestasis Ec Infeksi Citimegalovirus, Efusi Pleura, infeksi
Rubella, infeksi Toxoplasma, Sepsis, Nutritional Marasmus, Anis Penyakit Kronik

NO DATA MASALAH
KEPERAWATAN
1 DS
Bersihan Jalan napas Tidak
 Pasien mengatakan sesak napas saat berbaring
Efektif
terutama pada malam hari karena perut yang
besar, batuk disertai dahak dirasakan sudah
sekitar 1 minggu lebih, sesak paling terasa saat
berbaring.
 Bapak pasien juga mengatakan anaknya susah
tidur kalau malam karena batuk terus menurus.
DO
 Pasien tampak sesak ,
 napas cuping ada,
 berbaring semi fowler,
 batuk berdahak ada dan terpasang oksigen 2
lpm,
 Retraksi dada ada, ascites
 menurun henithoraks dextra, auskultasi paru
redup pada lobus dextra ipsislateral, perkusi
paru dullness
 Respirasi Rate 26 x/menit , Nadi 92x/menit TD
100/60 mmHg dan SPO2 97%.
2 DS: Hipervolemia
 Bapak klien mengatakan anaknya sudah
dirawat disini hampir 2 minggu lebih
karena perut yang makin membesar namun
badan anak kurus
DO:
 perut membesar Lingkar perut 124cm,
ascites pada abdomen,dan kedua tungkai
 pasien berbaring posisi semi fowler
 Kaki : ascites +1
 Klien tampak lemah, sesak
 Respirasi Rate 26 x/menit , Nadi 92x/menit
TD 100/60 mmHg dan SPO2 97%.
 Natrium 134 mmol/l (Rendah)
 Albumin 2,5 gr/dl (Rendah)
 HB 9,3 gr/dl
 HCT 28,3
Pemeriksaan TORCH (07-12-2021)
Anti toxoplama IG G reaktif 130, IGM non raktif
Anti CMV  IG G reaktif 49, IGM non raktif
Anti Rubella IG G reakif 316, IGM non raktif

3 DS : Defisit Nutrisi
Bapak pasien mengatakan anaknya sudah dirawat
disini hampir 2 minggu lebih karena perut yang makin
membesar namun badan anak kurus padahal sebelum
sakit anak cukup berisi.
DO:
 Klien tampak lemah
 iga nampak jelas (iga gambang)
 Status gizi
IMT : 18,7 BB: 46,35, TB 1575 cm
IMT/U -1 SD
Kategori status gizi pasien adalah Gizi
buruk (nutrisional marasmus)
 Terlihat bibir klien kering, tapi tidak pecah-
pecah
 Nafsu makan menurun

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama : An. M.F.F


Tempat Tgl Lahir / Usia : Galung Selatan, 14-06-2004 /17 th 6 bln
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tgl. Pengkajian : 14-04-2021
Diagnosa Medik : Kolestasis Ec Infeksi Citimegalovirus, Efusi Pleura, infeksi
Rubella, infeksi Toxoplasma, Sepsis, Nutritional Marasmus, Anis Penyakit Kronik

DIAGNOSAKEPERAWATAN TANGGAL
(Tulis sesuaiprioritas)
DITEMUKAN TERATASI
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif 15 Desember 2021
Hipervolemia 15 Desember 2021
Defisit Nutrisi 15 Desember 2021
D.
INTERVENSI KEPERAWATAN

Nama : An. M.F.F


Tempat Tgl Lahir / Usia : Galung Selatan, 14-06-2004 /17 th 6 bln
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tgl. Pengkajian : 14-04-2021
Diagnosa Medik : Kolestasis Ec Infeksi Citimegalovirus, Efusi Pleura, infeksi
Rubella, infeksi Toxoplasma, Sepsis, Nutritional Marasmus, Anis Penyakit Kronik

NO DIAGNOSA TUJUAN DAN RENCANA


KEPERAWATAN KRITERIA HASIL KEPERAWATAN
(NOC) (NIC)
1 Bersihan Jalan Naps Setelah dilakukan Latihan Batuk Efektif
Tidak Efektif tindakan keperawatan (I.01006)
berhubungan dengan selama 3x24 jam Observasi :
penunm[ukan cairan diharapkan Bersihan - Identifikasi
pada rongga jalan napas tidak kemampuan batuk
paru/pleura efektif teratasi dengan - Monitor tanda dan
DS kriteria hasil : gejala infeksi saluran
 Pasien mengatakan Bersihan Jalan Napas napas
(L.01001) : - Monitor input dan
sesak napas saat a. Batuk berkurang output
berbaring terutama b. Penggunaan olot - Terapeutik :
pada malam hari bantu napas - Pasang perlak dan
menurun bengkok di
karena perut yang
c. RR normal pangkuan pasien
besar, batuk disertai d. Suara napas - Buang secret pada
dahak dirasakan normal tempat sputum
Edukasi :
sudah sekitar 1
- Jelaskan tujuan dan
minggu lebih, sesak prosedur batuk
paling terasa saat efektif
- Anjurkan tarik napas
berbaring.
dalam melalui
 Bapak pasien juga hidung selama 4
mengatakan detik, ditahan selama
anaknya susah tidur 2 detik, kemudian
anjurkan dengan
kalau malam bibir mencucu
karena batuk terus (dibulatkan) selama
menurus. 8 detik
- Anjurkan
DO
mengulangi tarik
 Pasien tampak napas dalam hingga
sesak , 3 kali
 napas cuping ada, Kolaborasi
- Melakukan
 berbaring semi kolaborasi dengan
fowler, tidankan medis
untuk melakukan
 batuk berdahak ada
punksi pleura dan
dan terpasang diuretik
oksigen 2 lpm,
 Retraksi dada ada,
 menurun
henithoraks dextra,
auskultasi paru
redup pada lobus
dextra ipsislateral,
perkusi paru
dullness
 Respirasi Rate 26
x/menit , Nadi
92x/menit TD
100/60 mmHg dan
SPO2 97%.
2 Hipervolemia b/d Setelah dilakukan Manajemen Hipervolemia
infeksi sistemik tindakan keperawatan (I.03114)
DS:
2x24 jam keseimbangan Observasi
 Bapak klien
cairan meningkat O Identifikasi penyebab
mengatakan
(L.03020) dengan hypervolemia
anaknya sudah
kriteria O Monitor intake output
dirawat disini
a. Frekuensi nadi cairan
hampir 2 membaik O Monitor
minggu lebih b. Tekanan darah
hemokonsentrasi (HCT,
karena perut membaik
c. Tekanan nadi membaik BJ urine, BUN,
yang makin d. Membran mukosa natrium)
membesar lembab
O Monitor kecepatan
namun badan e. Edema menurun
anak kurus f. Ascites menurun infus dengan ketat
DO: g. Haluaran urine normal Terapeutik
h. Kadar HB dan HCT
 perut membesar membaik
O Atus posisi kepala
Lingkar perut tempat tidur semi
124cm, ascites fowler 30-40 derajat
pada abdomen Edukasi
dan kedua O Anjurkan cara
tungkai membatasi cairan
 pasien (menghitung jumlah air
berbaring posisi yang masuk dan keluar)
semi fowler Kolaborasi
 Kaki : ascites O Kolaborasi pemberian
+1 cairan kalium yang

 Klien tampak hilang dan tindakan

lemah, medis penyebab edama

 Respirasi Rate dan ascites

26 x/menit , Pemantauan (I.03122) :


Tindakan
Nadi 92x/menit
Observasi :
TD 100/60 - Monitor kadar
mmHg dan elektolit serum
- Monitor mual, muntah
SPO2 97%.
dan diare
 Natrium 134 - Monitor tanda dan
mmol/l gejala hiponatremia
(misal : disorientasi,
(Rendah)
sakit kepala,
 Albumin 2,5 takikardia, hipotensi)
gr/dl (Rendah) Terapeutik :
- Atur interval waktu
 HB 9,3 gr/dl
pemantauan sesuai
 HCT 28,3 dengan kondisi pasien
Pemeriksaan Edukasi :
Jelaskan tujuan dan
TORCH (07-12-2021)
prosedur pemantauan
Anti toxoplama IG
G reaktif 130, IGM
non raktif
Anti CMV  IG G
reaktif 49, IGM non
raktif
Anti Rubella IG G
reakif 316, IGM non
raktif

3 Defisit Nutrisi Setelah dilakukan tindakan Manajemen gangguan


berhubungan dengan keperawatan 4x24 jam makan
intake kurang diharapkan nutrisi klien a. Kolaborasi dengan tim
DS : adekuat dengan kriteria kesehatan lain untuk
Bapak pasien hasil : mengembangkan rencana
mengatakan anaknya Status nutrisi perawatan dengan
sudah dirawat disini a. Intake nutrisi adekuat melibatkan orangtua
hampir 2 minggu lebih b. Intake makanan dan klien
karena perut yang cairan lewat mulut b. Rundingkan dengan tim
makin membesar adekuat dan orangtua klien untuk
namun badan anak c. Kenaikan berat dan mengatur target
kurus padahal sebelum tinggi badan pencapaian berat badan
sakit anak cukup berisi. d. Intake cairan intravena jika berat badan klien
DO: dan parenteral adekuat tidak berada dalam
 Klien tampak e. Intake makanan lewat rentang berat badan yang
lemah, selang adekuat ditargetkan
 Status gizi f. Intake kalori dan c. Tentukan pencapaian
IMT : 18,7 BB: protein adekuat berat badan harian sesuai
46,35, TB 1575 keinginan
cm d. Monitor tanda-tanda
IMT/U -1 SD fisiologis ( TTV,
 iga nampak jelas elektrolit)
(iga gambang) e. Timbang berat badan
Kategori status klien secara rutin
gizi pasien adalah f. Monitor intake asupan
Gizi Buruk makanan dan cairan
 Terlihat bibir secara tepat
klien kering, tapi g. Monitor asupan kalori
tidak pecah-pecah makanan harian
 Nafsu makan h. Rundingkan dengan tim
menurun kesehatan lainnya setiap
hari terkait
perkembangan klien

Bantuan peningkatan
berat badan
a. Berikan obat-obatan
untuk meredakan mual
dan nyeri sebelum makan
b. Berikan makanan yang
sesuai dengan intruksi
dokter untuk klien
c. Ciptakan lingkungan
yang menenangkan dan
menyenangkan
d. Sediakan suplemen
makanan
 Vitamin C
50mg/24jam/oral
 Zink 10
mg/24jam/oral
A. EVALUASI KEPERAWATAN

Nama : An. M.F.F


Tempat Tgl Lahir / Usia : Galung Selatan, 14-06-2004 /17 th 6 bln
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tgl. Pengkajian : 14-04-2021
Diagnosa Medik : Kolestasis Ec Infeksi Citimegalovirus, Efusi Pleura, infeksi
Rubella, infeksi Toxoplasma, Sepsis, Nutritional Marasmus, Anis Penyakit Kronik
Tgl DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN KEPERAWATAN
14/12/2021 Bersihan Jalan Latihan Batuk Efektif S:
Napas Tidak (I.01006) Pasien mengatakan sesak
Efektif O mengidentifikasi masih ada namun
berhubungan kemampuan batuk berkurnag setekah tadi di
dengan O melakukan ambil cairan dadanya
penunmpukan observasi tanda dan O:
cairan pada rongga gejala gangguan  pasien
paru/pleura jalan napas mendemonstrasikan
O melakukan cara menarik napas dan
observasi input dan batuk efektif
output cairan  pasien terpasang nasal
O Mengajarkan teknik kanula dengan terapi
napas dalam dengan O2 3 lpm
menjelaskan  retraksi dada ada,
diiringi demonstrasi  napas cuping ada,
O mengajarkan cara  ronchi pada dada kanan
batuk efektif tujuan kiri,
dan prosedur batuk  RR : 29x/mnt Nadi:
efektif setelah 89x/mnt TD :100/70
dilakuka mmHg, SPO2 97%,
Hasil: pasien  Punksi pleura : ±600cc
mendemonstrasikan
cairan pleura warna
cara menarik napas kuning teh
dalam melalui
 Gambaran USG Dada:
hidung selama 2 -3
penumpukan cairan
kali hitungan lalu
pada lobus kanan
ditahan selama 2
bawah
detik, kemudian
A: Masalah Bersihan
anjurkan batuk
Jalan Napas Tidak
O Menganjurkan
Efektif teratasi sebagian
mengulangi tarik
P: Intervensi dilanjutkan
napas dalam hingga
1. observasi tanda
3 kali saat batuk
dan gejala
atau sesak datang
gangguan jalan
O Melakukan napas
kolaborasi dengan 2. observasi input
tidankan medis dan output cairan
untuk melakukan 3. kolaborasi dengan
punksi pleura dan tidankan medis
pemeriksaan UGD pemeberian Oksigen
per nasal 3 lpm
dada
Hasil : Pro USG
Guiding diikuti
Punksi pleura serta
pemeriksaan cairan
pleura
Punksi pleura :
±600cc cairan
pleura warna kuning
teh
Gambaran USG
Dada: penumpukan
cairan pada lobus
kanan bawah
Pemberian O2 :
pasien terpasang
nasal kanula 3 lpm
14/12/2021 Hipervolemia b/d Manajemen S:
infeksi sistemik Hipervolemia (I.03114) Pasien mengatakan perut
makin besar
dan Prosedur
O:
Pemantauan  ascites pada abdomen,
O menidentifikasi dan kedua tungkai
 Pitting edema skor +1
penyebab
 Gambaran USG
hypervolemia abdomen : tampak usus
O melakukan melayang dalam
monitoring intake rongga abdomen (berisi
cairan)
output cairan
 Pasien berbaring semi
O melakukan fowler
monitoring  Perut membesar
Lingkar perut 124cm
hemokonsentrasi
 Lab tgl
(HCT, BJ urine, 15/12/2021Bilirubin
BUN, natrium) 2,5
O melakukan  HB 9,8 gr/dl
monitoring kadar A: Masalah Bersihan
elektolit serum Jalan Napas Tidak
O melakukan Efektif teratasi sebagian
monitoring kecepatan P: Intervensi dilanjutkan
4. observasi tanda
infus dengan ketat
dan gejala
O mengatur posisi gangguan jalan
kepala tempat tidur napas
5. observasi input
semi fowler 30-40
dan output cairan
derajat 6. kolaborasi dengan
O melakukan tidankan medis
monitoring mual, pemeberian Oksigen
per nasal 3 lpm
muntah dan diare
O melakukan
monitoring tanda
dan gejala
hiponatremia (misal
: disorientasi, sakit
kepala, takikardia,
hipotensi)
O mengatur interval
waktu pemantauan
sesuai dengan
kondisi pasien
O menjelaskan tujuan
dan prosedur
pemantauan
O melakukan kolaborasi
pemberian cairan
kalium yang hilang
dan tindakan medis
penyebab edama dan
ascites
Pro USG Abdomen
dan Aspirasi Ascites
pada abdomen tgl
15/12/2021
ETIKA KEPERAWATAN

1. Desisit Nutrisi berhubungan dengan intake yang kurang

 Non-Maleficence (Tidak Merugikan) : Berikan makanan yang sesuai dengan


intruksi dokter serta pembatasa cairan akibat kondisi edema dan ascites yang
dialami, selau berikan penjelasn setapkali melakukan prosedur.
 Beneficience (Berbuat Baik) : Rundingkan dengan tim kesehatan lainnya setiap
hari terkait perkembangan klien
DAFTAR PUSTAKA

Herdman, T. H., and S. Kamitsuru. (2018). Diagnosa keperawatan definisi & klasifikasi
2018-2020 edisi 10. Jakarta: EGC.

Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M. L., & Swanson, E. (2013). Nursing Outcomes
Classification (NOC). Singapore: Elsevier.

Bulechek, G., Butcher, H., Dochterman, J., & Wagner, C. (2013). Nursing Interventions
Classification (NIC). Singapore: Elsevier.

Anda mungkin juga menyukai