DI RUANG IGD PUSAT JANTUNG TERPADU RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR
OLEH :
R014212001
2022
Level Triage:
P2
Cara datang :
Sendiri Rujukan Lainnya
Transportasi ke IGD :
Ambulance Kendaraan sendiri Kendaraan umum Lainnya …………………
Riwayat Keluhan Utama : Pasien mengatakan nyeri dirasakan pada kaki kiri dirasakan sejak 3 hari yang lalu. Keluarga
pasien mengatakan selain nyeri kaki pasien juga sulit digerakkan. Mula-mula kaki kiri pasien muncul seperti memar warna
merah lalu berubah merah kehitaman dan pasien sulit menggerakkan kakinya. Wajah pasien tampak meringis. Vital Sign :
TD = 89/68 mmHg, Nadi = 22 kali/menit, suhu = 36 OC, Pernapasan = 110 kali/menit
PENGKAJIAN PRIMER
Pengembangan dada/paru
Simetris Tidak Simetris
Faktor Risiko:
………………..……………….
…………………………………
…………………………………
F. Farenheit (Suhu Tubuh) Mengobservasi TTV, kesadaran,
Hipertermia saturasi oksigen
Suhu 36 0C Membuka pakaian (menjaga
Hipotermia privasi)
Lamanya terpapar suhu panas / dingin : (Aktual / Risiko) Melakukan penurunan suhu
…………………………. jam tubuh: kompres dingin/ evaporasi
Ketidakefektifan /selimut pendingin (cooling
Riwayat pemakaian obat : Termoregulasi blanket)
Mencukupi kebutuhan cairan/oral
Memberikan antipiretik
Riwayat penyakit : Risiko Melindungi pasien lingkungan
Metabolic Ketidakseimbangan yang dingin
Kehilangan cairan Suhu Tubuh Membuka semua pakaian pasien
Penyakit SSP yang basah
…………..………………………………. NOC : Melakukan penghangatan tubuh
pasien secara bertahap (1oC/jam)
Riwayat
dengan selimut tebal/warm
Cedera kepala Kriteria Objektif: blanket
Dampak tindakan Medis
Mengkaji tanda-tanda cedera fisik
(Iatrogenic) 1. akibat cedera dingin: kulit
Pemberian cairan infuse yang
melepuh, edema, timbulnya bula/
terlalu dingin 2. vesikel, menggigil.
Pemberian transfusi darah yang
Menganjurkan pasien agar tidak
terlalu cepat & masih dingin 3. menggorok/menggaruk kulit yang
Hipoglikemia
melepuh
………………………………………… 4. Melakukan gastric lavage dengan
Data Lainnya ………………………………. air hangat
5. Menyiapkan cairan IV dengan
cairan yang hangat
Faktor Risiko: Menyiapkan alat-alat intubasi jika
………………..………………. diperlukan
………………………………… Lain-lain……………….
…………………………………
PENGKAJIAN SEKUNDER
1. Riwayat alergi (Allergie)
Tidak Ya ………………………….
2. Obat yang di konsumsi sebelum masuk RS (Medication) ?
Keluarga mengatakan pasien mengonsumsi obat antihipertensi → nama obat lupa
3. Riwayat Penyakit
Tidak ada DM PJK
Hipertensi Asma Lainnya :
4. Riwayat hospitalisasi?
Tidak Ya, Kapan
7. Pengkajian fisik:
a. Kepala dan wajah
Inspeksi : Tampak rambut pasien jarang dan mengalami kebotakan pada daerah medial, tampak tidak
ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, bibir tampak tidak simetris pada bagian kiri.
Palpasi : tidak teraba adanya benjolan/massa, tidak ada nyeri tekan
b. Leher dan cervical spine
Inspeksi : tidak tampak adanya kelainan, tidak tampak adanya peningkatan tekanan vena jugularis
Palpasi : tidak teraba adanya pembesaran tyroid. Tidak ada nyeri tekan
c. Dada
Inspeksi : bentuk dada tampak simetris, pengembangan dada tampak sama antara kiri dan kanan,
tidak tampak adanya benjolan/massa
Palpasi : tidak teraba adanya benjolan/massa, tidak ada nyeri tekan, tidak ada krepitasi, vocal fremitus
sama antara paru kiri dan kanan
Perkusi : Sonor pada kedua paru, pekak pada daerah jantung
Auskultasi :
- Paru : Bunyi napas vesikuler, tidak ada bunyi napas tambahan
- Jantung : bunyi jantung s1 dan s2 normal, tidak ada murmur, tidak ada gallop
d. Perut dan pinggang (flanks)
Inspeksi : Tidak tampak adanya kelainan pada perut, tidak tampak adanya benjolan/massa
Auskultasi : Bising usus dalam batas normal
Palpasi : Tidak teraba adanya pembesaran hepar dan lien, tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Tympani pada seluruh daerah perut
e. Pelvis dan perineum
Tidak dilakukan pemeriksaan
f. Extremitas
Inspeksi : Tampak perubahan warna kulit merah kehitaman pada betis, telapak kaki dan jari-jari kaki
kiri
Kekuatan otot :
5 5
3 2
g. Punggung & tulang belakang
Inspeksi : Tidak tampak adanya kelainan pada punggung dan tulang belakang
Palpasi : Tidak teraba adanya benjolan/massa, tidak ada nyeri tekan
8. Psikososial
Kecemasan dan ketakutan
Ringan Berat
Sedang Panik
Mekanisme koping
Merusak diri Perilaku kekerasan
Menarik diri/Isolasi sosial
Konsep diri
Gangguan citra diri Harga diri rendah
Lainnya: ……………………………………..
Koagulasi
PT 10.8 10-14 Detik
INR 1.04 --
APTT 22.3 22.0-30.0 Detik
Kimia Darah
Glukosa
GDS 126 140 mg/dl
Fungsi Ginjal
Ureum 56 10-50 mg/dl
Kreatinin 0.62 L (< 1.3); P (<1.1) mg/dl
Fungsi Hati
SGOT 163 < 38 U/L
SGPT 77 < 41 U/L
Albumin 2.4 3.5-5.0 gr/dl
Elektrolit
127 136-145 mmol/l
Natrium
3.8 3.5-5.1 mmol/l
Kalium
110 97-111 mmol/l
Klorida
Fraksi Lipid
Kolesterol Total 261 200 mg/dl
HDL 62 L (>55) ; P (>65) mg/dl
LDL 178 < 130 mg/dl
Trigliserida 98 200 mg/dl
b. Lainnya
Terapi :
- Heparin 700 iu/jam/syringe pump
- Pletaal 100 mg/12 jam/oral
- Atorvastatin 40 mg/24 jam/oral
- Clopidogrel 75 mg/24 jam/oral
- Aspilet 80 mg/24 jam/oral
- Fentanyl 10 mcg/jam/syringe pump
11. Kritisi Jurnal & Evidence Based Practice
“Interval waktu iskemia, derajat iskemia, dan sindrom kompartemen merupakan faktor risiko amputasi
pada pasien acute limb ischemia yang dilakukan tindakan trombektomi terbuka di RSUP Sanglah
Denpasar” oleh (Emmanuel et al., 2020)
Acute Limb Ischemia (ALI) adalah penurunan secara tiba- tiba perfusi di ekstremitas sehingga menye-babkan
ancaman viabilitas jaringan. Secara klinis disebut ALI apabila menimbulkan gejala kurang dari 2 minggu.
Sampai saat ini ALI masih merupa-kan masalah kesehatan, hal ini karena insiden, keterlambatan penanganan,
amputasi dan mortal-itas masih tetap tinggi. Di Amerika Serikat didapa-tkan insiden ALI sebesar 26 per 100.000
penduduk. Tingkat amputasi berkisar 25% dan in hospital mortality berkisar antara 9- 15%. Keterlambatan
penanganan pasien ALI akan meningkatkan risiko amputasi. Faktor yang sangat menentukan adalah lamanya
iskemia dan derajat iskemia, semakin lama iske-mia terjadi akan semakin meningkatkan derajat iskemia.
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor- faktor yang berperan terhadap keberhasilan
tindakan revaskularisasi dengan trombektomi pada pasien ALI. Penelitian ini merupakan penelitian
observasional retrospektif dengan studi kasus kontrol. Kelompok kasus adalah pasien ALI yang mengalami
amputasi setelah trombektomi, kelompok kontrol dipilih sesuai dengan jumlah kasus. Kelompok kontrol
adalah pasien ALI yang tidak mengalami amputasi setelah trombektomi. Penelitian ini menggunakan data dari
catatan rekam medis pasien dari tahun 2014 sampai 2019 di RSUP Sanglah Denpasar. Terdapat 40 pasien ALI
yang dilaku-kan tindakan trombektomi, dimana 20 pasien dengan amputasi dan 20 pasien tanpa
amputasi. Interval waktu iskemia pada kelompok kasus (amputasi) > 6 jam sebanyak 17 responden (68%) dan
pada kelompok kontrol (tanpa amputasi) sebanyak 8 responden (32%). Interval waktu <6 jam pada
kelompok amputasi 3 respon-den (20%) dan pada kelompok tanpa amputasi 12 responden (80%). Nilai
Odds Ratio (OR) 8,5 (95% IK: 1,18- 38,31) berarti interval waktu iskemia >6 jam menyebabkan
amputasi sebanyak 8.5 kali dengan nilai p = 0.003, ada hubungan antara interval waktu iskemia dengan
amputasi pasca trombektomi. Derajat iskemia IIB/III pada kelompok kasus (amputasi) sebanyak 15
responden (78,9%) dan pada kelompok kontrol (tanpa amputasi) sebanyak 4 responden (21,1%). Derajat
iskemia IIA pada kelompok amputasi sebanyak 5 responden (23,8%) dan pada kelompok tanpa amputasi 16
respon-den (76,2%). Nilai Odds Ratio (OR) 12,0 (95% IK: 2,7- 53,33), berarti interval waktu iskemia
IIB/III menyebabkan amputasi sebanyak 12 kali dan nilai p<0,001 menunjukkan ada hubungan yang
signifikan antara derajat iskemia dengan amputasi pasca trombektomi. Sindrom kompartemen pada
kelompok amputasi sebanyak 1 responden (14%) dan kelompok tanpa amputasi 19 responden
(85,7%) sementara pada yang tidak sindrom kompartemen pada kelompok amputasi sebanyak 19 responden
(57,6%) dan kelompok tanpa amputasi sebanyak 14 responden (42,6%). Nilai Odds Ratio 0.12 (95% IK: 0,013-
1,13) dan nilai p = 0,091. Hal ini berarti sindrom kompartemen tidak berhubungan secara signifikan dengan
amputasi pasca trombektomi. Dari hasil tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa Interval waktu iskemia dan
derajat iskemia merupakan faktor yang mempengaruhi amputasi pada ALI pasca trombektomi. Dari
penelitian ini derajat iskemia menjai faktor yang paling dominan mempengaruhi amputasi. Oleh karena itu
diagno-sis ALI harus ditegakkan dalam waktu yang cepat, dan tindakan trombektomi dilakukan dalam waktu < 6
jam
Sumber : Emmanuel, D., Yasa, K. P., Manuaba, I. B. P., Semadi, I. N., Widiana, K., & Duarsa, G. W. K. (2020).
Interval waktu iskemia, derajat iskemia, dan sindrom kompartemen merupakan faktor risiko amputasi pada pasien
acute limb ischemia yang dilakukan tindakan trombektomi terbuka di RSUP Sanglah Denpasar. Intisari Sains
Medis, 11(2), 808. https://doi.org/10.15562/ism.v11i2.753
HASIL EKG
Nama Pasien/No. RM : Ny. S / 988355
Ruang Rawat : IGD PJT
Tanggal : 28-07-2022
Interpretasi :
1. Irama : Sinus Tachicardia
2. Heart Rate : 1500/10 = 150 kali / menit, reguler
3. Gel. P : Lebar 2 kk = 0.08 detik, tinggi 1 kk = 0.1 mv
4. P-R Interval : 3 kk = 0.12 detik
5. QRS Kompleks : Lebar = 2 kk = 0.08 detik
Axis = Lead I = +2, aVF = +1 (NormoAxis)
6. ST Segmen : Isoelektrik
7. Gel. T : Tinggi = 2 kk (0.2 mv) (Ekstremitas) dan 5 kk (0.5 mv) (Prekordial)
8. Kesimpulan : Sinus Takikardia, Reguler, HR 150 x/menit
PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN