Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN ANALISA KASUS

PADA Ny. K DENGAN DIAGNOSA TUMOR MAMMAE DEXTRA +


TUBERCOLOSIS PARU + EFUSI PLEURA SINISTRA DI RUANG IGD NON
BEDAH RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR

OLEH:
WILDANA
R014221015

PRESEPTOR LAHAN PRESEPTOR INSTITUSI

( ) (Syahrul Ningrat, S.Kep., M.Kep., Ns., Sp.KMB)

PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN GAWAT DARURAT


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023
Level Triage: (P3)

FORMAT LAPORAN ANALISA KASUS DAN PENGKAJIAN


KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

Nama Pasien : Ny. K Umur : 57 tahun Jenis Kelamin : Perempuan


No. RM : 984788 Ruang Rawat : IGD NON BEDAH
Diagnosa medik : Tumor Mammae Dextra + Tubercolosis Paru + Efusi Pleura Sinistra
Datang ke RS tanggal : 31 Januari 2023 Pukul : 10.00 WITA
Tanggal Pengkajian : 31 Januari 2023 Pukul : 11.30 WITA
Sumber informasi :  Pasien  Keluarga  Lainnya
Cara datang :
 Sendiri  Rujukan  Lainnya

Transportasi ke IGD :
Ambulance  Kendaraan sendiri  Kendaraan umum  Lainnya,

Tindakan prahospital (bila ada) :


 CPR  Bidai
 Suction  Bebat tekan
 OPT/NPT / ETT …..………………..  NGT …………………………………………..
 Oksigen  Penjahitan …………………………………
 Infus
 Obat-obatan :
 Lainnya …………………………………
Keluhan utama (KU): Sesak Napas
Riwayat KU: Pasien diantar oleh keluarga dengan keluhan sesak napas yang dialami sejak 1 tahun yang lalu dan
memberat sejak 3 hari sebelum masuk Rumah Sakit. Batuk ada sesekali tanpa dahak. Pasien ada riwayat batuk lama
yakni sejak Januari 2022. Pasien mengatakan ada nyeri pada payudara kanan yang menyebar ke payudara kiri, nyeri
dirasakan tertusuk-tusuk dan dengan durasi 5 menit. Pasien mengatakan tidak nafsu makan sejak 1 tahun yang lalu, dan
ada penurunan berat badan 20kg selama 6 bulan terakhir. Lemas ada, mual ada, buang air besar dan buang air kecil
lancar. Tidak ada demam atau riwayat demam.
PENGKAJIAN PRIMER

Pengkajian Keperawatan Masalah/dx keprwt. Intervensi Keperawatan

A. Airway  Ketidakefektifan  Memasang semi-rigid cervical


 Bebas / Paten Bersihan Jalan Nafas collar, head strap/support.
 Tidak Bebas:  Membersihkan jalan nafas
 Palatum mole jatuh  Risiko Aspirasi  Memberikan posisi nyaman
 Sputum fowler/semifowler
 Darah  Mengajarkan teknik batuk efektif
 Spasme  Melakukan pengisapan lendir
 Benda asing  Memasang oro/naso faringeal
Suara nafas: airway
 Normal  Menurun  Melakukan auskultasi paru secara
 Snoring  Stridor periodik
 Wheezing  Gargling  Memberikan posisi miring mantap
 Tidak ada suara nafas jika pasien tidak sadar
 Melakukan jaw thrust,chin lift
Data Lainnya :  Kolaborasi: pemberian
bronchodilator/nebulizer
 Kolaborasi: pemasangan ETT, LMA
atau trakeastomi
 Lain-lain…..

B. Breathing  Gangguan Ventilasi  Mengobservasi frekuensi, irama


Pola nafas Spontan dan kedalaman suara nafas
 Eupneu  Bradipneu  Ketidakefektifan  Mengobservasi penggunaan otot
 Apneu  Takhipneu Pola Nafas bantu pernafasan
 Dyspneu  Orthopneu  Gangguan Pertukaran  Memberikan posisi semi fowler
 Lainnya: Gas jika tidak ada kontra indikasi
 Memperhatikan pengembangan
Frekuensi nafas : 28x/menit SLKI : dinding dada
SaO2 : 94 % Setelah dilakukan  Melakukan fisioterapi dada jika
Bunyi nafas : tindakan keperawatan 1 tidak ada kontra indikasi
 Vesikuler x 8 jam, diharapkan
 Memberikan bantuan pernafasan
ketidakefektifan pola
 Ronchi dengan bag-valve mask
napas teratasi dengan
 Rales/Crackles kriteria hasil :  Kolaborasi : Intubasi
 Lainnya : 1. Frekuensi napas  Kolaborasi : pemberian O2, dan
Irama nafas:  Teratur  Tidak teratur normal (16- pemeriksaan AGD
Pengembangan dada/paru 24x/menit)  Lain-lain:
 Simetris  Tidak Simetris, 2. Tidak ada
Jenis pernafasan:  Dada  Perut penggunaan otot
Penggunaan otot bantu nafas bantu
 Retraksi dada  Cuping hidung pernapasan
3. Irama Nafas
Data Lainnya : teratur
C. Circulation Penurunan Curah  Mengawasi adanya perubahan
Akral :  Hangat  Dingin Jantung warna kulit
Pucat :  Tidak  Ya (Aktual)  Mengawasi adanya perubahan
Sianosis :  Tidak  Ya Ketidakefektifan kesadaran
Pengisian Kapiler Perfusi Jaringan  Mengukur tanda-tanda vital
 <3 detik  ≥3 detik Perifer  Memonitor perubahan
Nadi :  Teraba  Tidak teraba (Risiko) turgor,membran mukosa dan
Frekuensi : 88 x/menit Kekurangan Volume capillary refill time
Cairan (Risiko)  Mengobservasi adanya tanda-tanda
Irama : Regular  Irregular
Diare edema paru: dispnea & ronkhi.
Kekuataan :  Kuat  Lemah
Risiko Gangguan  Mengkaji kekuatan nadi perifer
TD : 121/88 mmHg
Fungsi  Mengkaji tanda-tanda dehidrasi
Adanya riwayat kehilangan cairan
Kardiovaskular  Memonitor intake-output cairan
dalam jumlah besar: Tidak Ada
Risiko Penurunan setiap jam: pasang kateter dll.
 Diare
Perfusi Jaringan  Mengobservasi balans cairan
 Muntah >2 x/hari
Jantung  Mengawasi adanya edema perifer
 Luka bakar % Grade: Risiko Perdarahan  Mengobservasi adanya urine output
Perdarahan :  Tidak  Ya Risiko Syok < 30 ml/jam dan peningkatan BJ
Lokasi pendarahan: urine
Kelembaban kulit : Lembab   Meninggikan daerah yang cedera
Kering jika tidak ada kontradiindikasi
Turgor :  Normal  Kurang  Memberikan cairan peroral jika
Edema :  Tidak  Ya masih memungkinkan hingga 2000-
Output urine: 2500 cc/hr
EKG :  Mengontrol perdarahan dengan
balut tekan.
 Mengobservasi tanda-tanda adanya
sindrom kompartemen (nyeri local
daerah cedera, pucat, penurunan
mobilitas, penurunan tekanan nadi,
nyeri bertambah saat digerakkan,
perubahan sensori/baal dan
kesemutan)
 Menyiapkan alat-alat untuk
pemasangan CVP jika diperlukan
 Memonitor CVP jika diperlukan
 Memonitor CVP dan perubahan
nilai elektrolit tubuh
Kolaborasi:
 Melakukan perekaman EKG 12 lead
 Melakukan pemasangan infus 2 line
 Menyiapkan pemberian transfusi
darah jika penyebabnya
pendarahan,koloid jika darah
transfusi susah didapat
 Pemberian atau maintenance cairan
IV
 Tindakan RJP
 Kolaborasi untuk pemberian terapi:
( ) Analgetik
( ) Oksigen
( ) Nitroglycerine
( ) Aspirin
( ) ………………….
 Lain-lain

D. Disability/Disintegrity Penurunan Kapasitas  Mengukur tanda-tanda vital


Tingkat kesadaran :A V P U Adaptif Intrakranial  Mengobservasi perubahan tingkat
 Compos mentis  Disorientasi Risiko kesadaran
 Apatis  Delirium Ketidakefektifan  Mengobservasi adanya tanda-tanda
 Samnolent / Lethargy Perfusi Jaringan Otak peningkatan TIK (Penurunan
 Stupor  Coma  Risiko Jatuh kesadaran, HPT, Bradikardia, sakit
Risiko Cedera kepala, muntah, papiledema & palsi
Nilai CGS (dewasa) : GCS 15 N.cranial VI)
E :4 M :6 V :5  Meninggikan kepala 15-300 jika
tidak ada kontraindikasi
Pupil :  Normal  Tidak  Mengobservasi kecukupan cairan
Respon cahaya -/-  Identifikasi perilaku dan faktor yang
Ukuran pupil :  Isokor  Anisokor dapat meningkatkan risiko jatuh
Diameter :  1 mm  2 mm  Monitor skala resiko jatuh
 3 mm  4 mm  Kaji cara berjalan
 Bantu ambulasi individu
Kekuatan otot :
Kolaborasi:
5 5
 Pemberian oksigen
5 5  Pemasangan infuse
 Intubasi (GCS ≤ 8)
Data lainnya :  Monitor hasil AGD dan laporkan
hasilnya
 Memberikan terapi sesuai indikasi
 Lain-lain:
E. Exposure Nyeri Akut  Mengkaji karakteristik nyeri,
Adanya trauma pada daerah : Tidak ada Kerusakan Integritas gunakan pendekatan PQRST
Keluhan nyeri :  Ya  Tidak Kulit / Jaringan  Mengajarkan teknik relaksasi
Pengkajian nyeri: (Aktual / Risiko)  Membatasi aktifitas yang
P : ketika banyak bergerak Risiko Disfungsi meningkatkan intesitas nyeri
Q : nyeri seperti ditusuk-tusuk Neurovaskular Perifer  Perekaman EKG 12 leads
R : payudara kanan menyebar ke  Kolaborasi untuk pemberian
payudara kiri Tingkat Nyeri terapi:
S : skala 3 NRS Setelah dilakukan ( ) Analgetik
T : hilang-timbul tindakan keperawatan ( ) Oksigen
1x8 jam, tingkat nyeri ( ) Fasciotomy
Adanya tanda-tanda Sindrom menurun dengan  Lain-lain:
Kompartemen (5 P’s): kriteria hasil :
 Pain  Pallor
 Pulseless  Paralysis 1. Keluhan nyeri
 Paresthesia menurun dari skala
3 menjadi skala 1
Data Lainnya: 2. Meringis menurun
- Pasien tampak meringis 3. Pola napas
- Pasien sulit bergerak karena membaik
nyeri yang dirasakan

F. Farenheit (Suhu Tubuh) Hipertermia  Mengobservasi


Suhu : 36,60C Hipotermia TTV,kesadaran,saturasi oksigen
Lamanya terpapar suhu panas / dingin : (Aktual / Risiko)  Membuka pakaian (menjaga
jam Ketidakefektifan privasi)
Riwayat pemakaian obat : Termoregulasi  Melakukan penurunan suhu
Riwayat penyakit : Risiko tubuh:kompres
 Metabolic Ketidakseimbangan dingin/evaporasi/selimut
 Kehilangan cairan Suhu Tubuh pendingin(cooling blanket)
 Penyakit SSP  Mencukupi kebutuhan cairan/oral
Riwayat  Memberikan antipiretik
 Cedera kepala  Melindungi pasien lingkungan yang
 Dampak tindakan Medis dingin
(Iatrogenic)  Membuka semua pakaian pasien
 Pemberian cairan infuse yang yang basah
terlalu dingin  Melakukan penghangatan tubuh
 Pemberian transfusi darah yang pasien secara bertahap (1oC/jam)
terlalu cepat &masih dingin dengan selimut tebal/warm blanket
 Hipoglikemia  Mengkaji tanda-tanda cedera fisik
Data Lainnya: - akibat cedera dingin: kulit
melepuh,edema,timbulnya
Faktor Risiko: - bula/vesikel,menggigil
 Menganjurkan pasien agar tidak
menggorok/menggaruk kulit yang
melepuh
 Melakukan gastric lavage dengan
air hangat
 Menyiapkan cairan IV dengan
cairan yang hangat
 Menyiapkan alat-alat intubasi jika
diperlukan
 Lain-lain
PENGKAJIAN SEKUNDER
1. Riwayat alergi
 Tidak  Ya
2. Obat yang di konsumsi sebelum masuk RS?
Ada riwayat mengonsumsi OAT bulan mei 2022
3. Riwayat Penyakit
 Tidak ada  DM  PJK
 HPT  Asma  Lainnya
4. Riwayat hospitalisasi?
 Tidak  Ya, kapan: Pasien riwayat pemasangan WSD di RS Unhas
5. Intake makanan peroral terakhir?
Jam : Keluarga pasien mengatakan pasien terakhir kali dirumah tetapi hanya 2 sendok
6. Hal-hal atau kejadian yang memicu terjadinya kecederaan/penyakit?
Pasien mengatakan sesak memberat apabila tidur terlentang
Pengkajian fisik:
a. Kepala dan wajah
Inspeksi: Bentuk kepala normocephal, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, rambut
berwarna hitam dan terdistribusi merata. Ekspresi wajah tampak meringis, gigi tampak kuning,
gusi nampak bersih, bibir tampak lembab.
b. Leher dan cervical spine
Leher tampak normal, tidak ada pembesaran tiroid dan limfe, serta tidak tampak
adanya peningkatan tekanan vena jugularis
c. Dada
Bentuk dada normal, ada retraksi dada, gerakan dada tidak simetris, terdapat benjolan pada
payudara kanan, terpasang chest tube pada dada kiri
d. Perut dan pinggang
Bentuk abdomen simetris, tidak terdapat pembengkakan, tidak ada nyeri tekan, dan
tidak teraba massa.
e. Pelvis dan perineum
Tidak terdapat lesi ataupun pembengkakan pada area pelvis dan perineum
f. Ektremitas
kekuatan otot ekstremitas :
5 5
5 5
Tidak tampak adanya pembengkakan dan lesi pada kedua ekstremitas atas dan bawah.
g. Punggung dan tulang belakang
Tidak terdapat pembengkakan dan lesi pada punggung, tidak teraba adanya benjolan, dan nyeri
tekan pada pungung atas
7. Psikososial
Kecemasan dan ketakutan
 Ringan  Berat
 Sedang  Panik
Mekanisme koping
 Merusak diri  Perilaku kekerasan
 Menarik diri/Isolasi sosial
Konsep diri
 Gangguan citra diri  Harga diri rendah

Lainnya:

8. Seksualitas :  Pelecehan seksual  Trauma seksual


9. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium (19-01-2023)

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Interpretasi


Hematologi Rutin
WBC 11.6 4.00-10.00 10^3/ul Tinggi
RBC 3.83 4.00-6.00 10^6/ul Normal
HGB 10.0 12.0-16.0 gr/dl Rendahl
HCT 33 37.0-48.0 % Rendah
MCV 87 80.0-97.0 fL Rendah
MCH 26 26.5-33.5 pg Rendah
MCHC 30 31.5-35.0 Normal
PLT 380 150-400 10^3/ul Normal
RDW-SD 43.5 37-52 fL Tinggi
RDW-CV 13.8 11.5-14.7% Tinggi
PDW 8.8 9-13 fL Rendah
MPV 8.9 7.2-11.1 fL Normal
PCT 0.00 0.15-0.5 %
NEUT 86.4 33-36 % Tinggi
LYMPH 6.3 20 - 45 % Tinggi
MONO 5.9 1-8 % Normal
EO 1.1 1-3 Normal
BASO 0.3 0-1 Normal

b. Hasil Foto Thorax AP (19/01/2023) :


- Terpasang chest tube pada hemithorax kanan dengan tip setinggi ICS IX posterior
- Hiperlusen avaskuler pada lapangan tengan dan atas paru kanan disertai perselubungan homogeny
pada hemithorax kanan yang menutupi sinus, diafragma dan batas kanan jantung
- Bercak milier disertai garis-garis fibrosis yang tersebar pada paru kiri
- Multiple lesi mikronoduler yang tersebar pada paru kiri
- Konsolidasi inhomogen pada lapangan paru kiri
- Cor : sulit di evaluasi, aorta normal
- Sinus kiri tumpul, diafragma kiri baik
- Tulang-tulang intak
- Jaringan lunak sekitar kesan baik
Kesan :
- Hydropneumothorax dextra dengan terpasang chest tube
- Gambaran TB Milier
- Efusi pelura sinistra
- Gambaran metastasis tumor ke paru kiri

c. Hasil Foto MSCT Thorax (Dengan Kontras) (19/01/2023)


- Massa isodens (53 HU) yang menyangat post kontras (90 HU) berbatas relative tegas tapi
ireguler, berkalsifikasi dengan ukuran +/- 5.1 x 2.5.6.4 cm kesan pada soft tissue extrathoracal
hemithorax lateral kanan dengan feeding artery berasal dari lateral thoracic artery
- Bercak infiltrate disertai garis-garis fibrosis yang tersebar pada paru kiri
- Multiple lesi mikronoduler (33 HU) yang menyangat post kontras ( 65 HU) yang tersebar pada
paru kiri
- Densitas cairan (20 HU) disertai gambaran pleural split sign dan densitas suara (-975 HU) pada
cavum pleura kanan yang mengakibatkan atelectasis paru kanan dan menyempitkan main
bronchus kanan dan cabang-cabangnya bronchus
- Lesi isoden (40 HU) dengan makro kalsifikasi batas tegas , tepi regular dengan ukuran +/- 1x 1 x
1.38 pada thyroid lobus kiri (nodul thyroid)
- Tampak multiple lesi heterogen (21-46 HU) yang menyangat heterogen post kontras (56-97 HU)
berbatas tegas, tepi ireguler, berkalsifikasi dengan ukuran terbesar +/- 2.3 x 1.7 x 2.1 cm pada
thyroid lobus kiri (nodul thyroid)
- Trachea shift ke kanan
- Main bronchus kiri dalam batas normal
- Pembesaran KGB level 2L, 4R, 4L dan region axillaris kanan
- Cor : Ukuran dalam batas normal, tampak kalsifikasi pada aorta. Tampak dilatasi cabang arteri
pulmonalis kiri
- Gaster dan lien yang terscan dalam batas normal
- Tampak densitas cairan bebas (13 HU) pada cavum pleura kiri
- Tampak lesi blastik pada CV T4 (bone island). Tulang-tulang lainnya yang terscan intak
- Tampak defek pada dinding lateral hemithorax kanan hingga subcutis setinggi ICS VI anterior
kanan
- Hepar : tampak multiple lesi hipodens (30 HU) yang menyangat post kontras (62 HU) berbatas
tegas, tepi regular, non kalsifikasi pada segmen VIII dengan ukuran terbesar 1.01 x 1.20 x 1.02
cm
- Terpasang chest tube pada hemithorax kanan melalui ICS VIII posterior kanan dengan tip tinggi
CV T10
Kesan :
- Soft tissue mass extrathoracal hemithorax lateral kanan dengan feeding artery berasal dari
lateral thoracic artery
- Gambaran metastasis tumor paru, hepar, dan tulang
- Gambatan TB milier
- Empyema kanan yang mengakibatkan atelectasis paru kanan
- Efusi pleura kiri
- Multiple tymphadenopathy level 2L, 4R, 4L, dan region axillaris kanan
- Aterosclerosis aortae
- Dilatasi cabang arteri pulmonalis kiri
- Multiple nodul dan kalsifikasi thyroid kiri
- Terpasang chest tube pada hemithorax kanan

Terapi :
- Infus NaCl 0,9% 28tpm
- Metamizole 1g / 8 jam / IV
- O2 NRM 10 lpm

10. Kritisi Jurnal & Evidence Based Practice


Posisi semi fowler dengan derajat kemiringan 30° dan 45°, yaitu dengan menggunakan gaya gravitasi
untuk membantu pengembangan paru dan mengurangi tekanan dari abdomen pada diafragma. Posisi semi
fowler mampu memaksimalkan ekspansi paru dan menurunkan upaya penggunaan alat bantu otot
pernapasan (Tri, Aini, & Ianto, 2018).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Majampoh, Rondonuwu, & Onibala (2015) menunjukkan
bahwa sebelum diberikan intervensi posisi semi fowler rata-rata skor dyspnea yang dimiliki oleh pasien
tinggi yaitu 27,68 termasuk frekuensi nafas sesak sedang hingga berat, sedangkan setelah dilakukan
intervensi posisi semi fowler didapatkan penurunan rata-rata skor dyspnea pasien yaitu 23,53 dengan
frekuensi sesak nafas ringan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Saranani (2016)
menunjukkan bahwa ada perbedaan derjat sesak nafas sebelum dan setelah dilakukan posisi semi fowler
dimana sebelum tindakan derajat sesak nafas pasien yang berjumlah 17 orang memiliki nilai median 5 dan
setelah dilakukan posisi semi fowler nilai median derajat sesak nafas pasien mengalami penurunan yaitu 3.
RENCANA KEPERAWATAN
(dari pengkajian sekunder)

No.
Diagnosa keperawatan Kriteria Objektif Intervensi keperawatan

1. Defisit Nutrisi b.d Setelah dilakukan Manajemen Nutrisi


ketidakmampuan mencerna tindakan keperawatan - Identifikasi status nutrisi
makanan 1x8 jam, diharapkan - Identifikasi makanan yang disukai
Defisit nutrisi teratasi - Monitor asupan makanan
DS : dengan kriteria hasil: - Berikan makanan tinggi serat untuk
- Pasien mengatakan nafsu - Keinginan makan mencegah konstipasi
makan menurun sejak 1 membaik - Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
tahun yang lalu - Asupan makan membaik makan (mis. Pereda nyeri)
- Energi untuk makan
DO : membaik
- Pasien tampak kurus
- BB : 40 kg
- TB : 157 cm
- IMT : 16,2 (BB kurang)
PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN
Nama Pasien/No.RM : Ny. D / 1006898
Ruang Rawat : IGD BEDAH RSWS

Prioritas Diagnosa keperawatan Tanggal Ditemukan


1. Pola Napas Tidak Efektif berhubungan dengan
31 Januari 2023
kelemahan otot pernapasan
2. Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera 31 Januari 2023
fisiologis
3. Defisit Nutrisi b.d ketidakmampuan mencerna 31 Januari 2023
makanan
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Nama Pasien / No RM : Ny.K / 984788


Ruang rawat : IGD NON BEDAH RSWS
Tanggal : 31 Januari 2023

Diagnosa Jam Implementasi Evaluasi


Keperawatan
Pola Napas 12.30 - Mengobservasi frekuensi dan irama napas S:-
Tidak Efektif
Hasil : RR 26x/menit, Irama regular O:
berhubungan
dengan - Mengobservasi penggunaan otot bantu - RR : 26x/menit, irama regular
kelemahan otot
pernapasan - Pengembangan dinding dada tidak simetris
pernapasan
Hasil : Pasien menggunakan pernapasan perut - Pasien tampak terpasang NRM 10 lpm
- Memperhatikan pengembangan dinding dada A : Pola napas tidak efektif belum teratasi
Hasil : pengembangan dinding dada tidak simetris P : Lanjutkan intervensi :
- Kolaborasi pemberian O2 1. Kolaborasi pemberian O2
Hasil : Pasien telah terpasang NRM 10 lpm

Nyeri Akut 13.00 - Mengkaji karakteristik nyeri dengan pendekatan S : Pasien mengatakan masih merasakan nyeri
berhubungan
PQRST pada payudara kanan
dengan agen
pencedera Hasil : O : Hasil pengkajian nyeri :
fisiologis
P : ketika banyak bergerak P : ketika banyak bergerak
Q : nyeri seperti ditusuk-tusuk Q : nyeri seperti ditusuk-tusuk
R : payudara kanan menyebar ke payudara kiri R : payudara kanan menyebar ke payudara
S : skala 3 NRS kiri
T : hilang-timbul S : skala 3 NRS
T : hilang-timbul
- Mengukur Tanda-tanda vital A : Nyeri akut belum teratasi
Hasil : P : Lanjutkan intervensi
TD : 130/81 1. Ajarkan teknik relaksasi napas dalam
N : 90x/menit 2. Kolaborasi pemberian analgetik
P : 26x/menit

13.10 S : 36,2
- Memberikan posisi semi fowler
Hasil : Pasien telah dalam posisi semi fowler
- Menganjurkan pasien melakukan relaksasi
napas dalam untuk mengurangi nyeri

Hasil : Pasien dapat mempraktekkan relaksasi


napas dalam
13.15
- Kolaborasi pemberian analgetik
Hasil : Pasien telah diinjeksikan obat Metamizole

Defisit nutrisi b.d 13.30 - Mengidentifikasi status nutrisi S:


ketidakmampuan
Hasil : BB : 40kg, TB : 157cm, IMT : 16,2 (BB - Pasien mengatakan masih tidak ada nafsu
mencerna
makanan kurang) makan
- Mengidentifikasi makanan yang disukai O:
Hasil : Pasien mengatakan suka makanan seperti - Pasien tampak kurus
ayam goreng atau makanan yang digoreng tetapi - BB : 40kg, TB : 157cm, IMT : 16,2 (bb
sering tidak ada nafsu untuk makan kurang)
- Memonitor asupan makan A : Defisit nutrisi (+)
Hasil : Pasien hanya dapat 2-3 sendok makan dari P : Lanjutkan intervensi :
porsi makan yang disediakan 1. Monitor status nutrisi
2. Monitor berat badan
3. Identifikasi makanan yang disukai
4. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan

Anda mungkin juga menyukai