Disusun Oleh:
KELOMPOK 1
Ardiansyah Noch R014212001
Nelyanthi AR. Husain R014212002
Sulfiani R014212007
Andi Astriana Mattalatta R014212012
Armawati R014212017
Rivaldi Djailani R014212022
Atalya Angela Tandungan R014212026
Fitrah Anggraini R014212032
Andi Dhiya Aqilah P R014212037
Sri Rezki Nursuci R014212042
Elzakinah N R014212011
Rini Rachmawaty, S.Kep., Ns., MN., PhD. Suwardha, S. Kep., Ns., M.Kep
Penulis menyadari bahwa laporan ini sangat jauh dari kesempurnaan karena
kesempurnaan hanya milik Allah semata. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun
sangat penulis harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan penulisan selanjutnya. Akhir kata
semoga tulisan ini dapat bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan dan wawasan pembaca.
Sekian dan terima kasih.
Kelompok 1
DAFTAR ISI
Profesi Manajemen Keperawatan merupakan salah satu mata kuliah yang disajikan oleh
Program Studi Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Hasanuddin dengan beban
studi sebesar 2 sks. Dalam pelaksanaannya,bahan kajian dari mata kuliah Profesi
dan kondisi dari pendidikan profesi ners di Indonesia, termasuk kejadian emerging disease.
mahasiswa agar mereka siap bekerja di berbagai tatanan pelayanan kesehatan, khususnya di
RS, berdasarkan Standar Asuhan dan Kompetensi Perawat Indonesia. Dalam mata kuliah ini,
mahasiswa dituntut untuk dapat menerapkan teori dan konsep kepemimpinan dan
seluruh pengetahuan, keterampilan umum, dan keterampilan khusus yang telah diperoleh
pada stase Profesi ners sebelumnya. Dalam proses pembelajaran klinik pada mata kuliah
masalah yang ditemukan dalam pelayanan keperawatan maupun dalam asuhan keperawatan
penelitian yang ada. Hasil kajian mahasiswa ini diharapkan dapat membantu perawat
manajer dalam meningkatkan mutu pelayanan dan asuhan keperawatan di tingkat ruang
rawat.
Selama pembelajaran klnik pada mata kuliah Profesi Manajemen Keperawatan ini,
praktik keperawatan yang dilakukan di tingkat ruang rawat dan menilai kesesuaian
pelaksanaan praktik keperawatan tersebut dengan teori yang telah dipelajari sehingga
mahasiswa dapat memberikan rekomendasi kepada perawat manajer RS agar pelayanan dan
asuhan keperawatan yang diberikan bermutu. Oleh karena itu, melalui mata kuliah ini
kemampuan soft skills dan life-long learning mahasiswa akan terasah dengan baik, terutama
critical thinking skills, problem solving skills, communication skills, negotiation skills,
leadership skills, collaborative skills, dan self-directed learning skills. Oleh karena itu,
program profesi ini akan sangat bermanfaat bagi mahasiswa dan juga bagi wahana praktik
keperawatan pada mahasiswa dan peningkatan mutu pelayanan dan asuhan keperawatan di
Berdasarkan hal tersebut, kami mahasiswa program profesi Ners Fakultas Keperawatan
Rumah Sakit untuk mengetahui lebih dalam mengenai pelaksanaan manajemen keperawatan
B. Tujuan Praktik
C. Manfaat Praktik
1. Bagi Ruangan
Rumah sakit khususnya Ruang Perawatan Baji Nyawa mampu mendapatkan
informasi tambahan berupa kendala yang penyajian datanya bersifat kualitatif dan
kuantitatif sehingga konteks masalah yang didapatkan dirinci secara lebih jelas.
Sehingga masalah yang ditemukan pada proses ini dapat menjadi pegangan bagi rumah
sakit dan ruangan untuk memecahkan masalah dengan solusi yang bisa diciptakan untuk
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
2. Bagi Program S1 Ners Fakultas Keperawatan Universitas Hasanuddin
Peningkatan kualitas dalam proses pembelajaran yang melibatkan mahasiswa dalam
kegiatan manajemen Rumah Sakit.
a. Bagi Mahasiswa
Keterlibatan langsung oleh mahasiswa mulai dalam proses pengambilan
data berupa interview hingga penyusunan laporan memberikan pengalaman dan
meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam berpikir kritis dan mengetahui lebih
dalam terkait proses manajemen keperawatan di RSUD Labuang Baji Kota
Makassar.
Pengumpulan data ini dilaksanakan di Ruang Perawatan Baji Nyawa di RSUD Labuang
Baji terhitung dari tanggal 8 November – 26 November 2022.
F. Tahap Pelaksanaan
1. Tahap Orientasi
Perkenalan dan diskusi dengan Ketua Komite Keperawatan dan Kepala Ruangan
rumah sakit setempat dan didampingi oleh pembimbing dari institusi dan lahan praktik.
2. Tahap Pengkajian
a. Pada tahap pertama yaitu melakukan observasi dan pengenalan ruangan di Ruang
Perawatan Baji Nyawa serta wawancara tatap muka dengan Kepala-kepala Substansi
yang dilaksanakan pada Selasa, 8 November 2022.
Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji didirikan oleh Zending Gereja Geroformat
Surabaya, Malang dan Semarang sebagai Rumah Sakit Zending, yang diresmikan pada
tanggal 12 Juni 1938 dengan kapasitas 25 buah tempat tidur. Tahun 1946-1948 Rumah Sakit
Umum Daerah Labuang Baji mendapat bantuan dari Pemerintah Indonesia Timur (NIT),
dengan merehabilitasi gedung-gedung yang hancur akibat perang, dan digunakan untuk
tempat tidur menjadi 170 buah. Pada tahun 1952-1955, oleh Pemerintah Daerah Kotapraja
Makassar diberikan tambahan beberapa bangunan ruangan sehingga kapasitas tempat tidur
menjadi 190 buah. Sejak tahun 1955 Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji dibiayai oleh
Pemerintah Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan. Pada tahun 1960 oleh Zending, Rumah Sakit
Umum Daerah Labuang Baji diserahkan dan menjadi milik Pemerintah Daerah Tingkat I
Sulawesi Selatan dan dikelola oleh Dinas Kesehatan Provinsi Dati I Sulawesi Selatan dengan
Terhitung mulai tanggal 16 Januari 1996 melalui Peraturan Daerah Provinsi Dati I
Sulawesi Selatan Nomor. : 2 Tahun 1996 kelas Rumah Sakit ditingkatkan dari Rumah Sakit
Kelas C menjadi Rumah Sakit Kelas B Non Pendidikan. Peraturan Daerah tersebut disahkan
oleh Menteri Dalam Negeri pada tanggal 7 Agustus 1996. Untuk struktur kelas B non
pendidikan tersebut Direktur sebagai Pimpinan Rumah Sakit dilantik dan dikukuhkan pada
tanggal 13 Juni 1998, sedang personalia yang mengisi struktur tersebut dilantik dan
dikukuhkan pada tanggal 12 Maret 1999.
Pada tanggal 13 September 2002 melalui Perda Propinsi Sulawesi Selatan No. 6 Tahun
2002 Rumah Sakit Labuang Baji berubah status dari Rumah Sakit Non Pendidikan menjadi
Badan Pengelola RSUD Labuang Baji. Kepala Badan serta pejabat yang mengisi struktur
organisasi Badan Pengelola tersebut diangkat melalui SK Gubernur Sulawesi Selatan No.
821.22-158 yang ditetapkan di Makassar pada tanggal 14 November 2002 dan dilantik tanggal
tahun 2009 berubah menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji Propinsi Sulawesi
Selatan.
RSUD Labuang Baji Provinsi Sulawesi Selatan adalah Rumah Sakit Tipe B Non
Labuang Baji merupakan rumah sakit berbasis BLUD yang sifat bisnisnya adalah lembaga
Non Profit yang lebih menekankan pada aspek pelayanan sosial kepada masyarakat utamanya
masyarakat yang berada dibawah garis kemiskinan dan sekaligus sebagai salah satu rumah
sakit rujukan di Propinsi Sulawesi Selatan (Pusat Rujukan Region Gerbang Selatan)
berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor: 15 tahun 2008 tentang Regionalisasi sistem rujukan
Dengan SK Gubernur No. 821.22.107 tanggal 23 Juli 2001 direktur RSUD Labuang
Bajidr. H. Muh. Basir Palu, SpA, MHA dimutasikan ke Dinas kesehatan Sulsel sebagai
Wakil Kepala Dinas kesehatan Sulsel dan beliau digantikan oleh dr. H. Sofyan
Muhammad, M.Si yang dilantik pada tanggal 18 Agustus 2001 oleh Gubernur Sulsel
berdasarkan SK. No.821.2 / 20 / KEPEG.), sampai akhir masa jabatanya, kemudian
digantikan oleh dr. H. Talib Suyuti, M.Kes, sampai masa baktinya dilanjutkan oleh dr. H.
lanjutan. Sejak berdirinya pada tanggal 12 Juni 1938, Rumah Sakit Umum Labuang Baji
c. dr. G. J Hoekstra
d. dr. Hiberlein
e. dr. A. W. F. Wiegers
f. dr. P. Roott
n. dr. H. Muh. Basir Palu, SpA, MHA (13 Juni 1998-16 Agustus 2001)
2. Lokasi
RSUD Labuang Baji Provinsi Sulawesi Selatan berlokasi di Kelurahan Labuang Baji
E-mail : rsulabuangbaji.perencanaan@gmail.com
Luas tanah : 14. 404 m2 (hasil pengukuran BPN, tanggal 1 Desember 2004 sesuai
sertifikat.
KomitePen
Komite Komite Komite
gem-
WAKIL DIREKTUR MEDIK WAKIL DIREKTUR UMUM, WAKIL DIREKTUR Satuan
Etik dan Kepera- SDM DAN PENDIDIKAN Pemeriksaa
Medik Hukum watan
bangan&Un DAN KEPERAWATAN KEUANGAN n Intern
ggulan
Bidang Bagian
BidangPelayanan Bidang Fasilitas Medik Bagian Sumber Bagian Pendidikan dan Bagian Perencanaan Bagian
Medik
Pelayanan dan Keperawatan Bagian Umum Daya Manusia Penelitian dan Anggaran
Perbendaharaan dan
Keperawatan Mobilisasi Dana Akuntansi
Seksi Perencanaan Seksi Perencanaan dan Seksi Perencanaan dan Sub Bagian Sub Bagian
Sub Bagian Sub Bagian
Pengembangan Pengembangan Sub Bagian Tata Sub Bagian
dan Pengembangan Pelayanan Fasilitasi Medik dan
Perencanaan dan Perencanaan dan Penyusunan Program Akuntansi
Usaha Pengembangan Perbendaharaan
Pelayanan Medik Keperawatan Keperawatan Pengembangan dan Anggaran Keuangan
Seksi Monitoring Seksi Monitoring dan Seksi Monitoring dan Sub Bagian Sub Bagian Akuntansi
Sub Bagian Sub Bagian Mutasi Sub Bagian Evaluasi Sub Bagian
dan Evaluasi Evaluasi Pelayanan Evaluasi Fasilitas Medik dan Monitoring Manajemen dan
Keperawatan Keperawatan Rumah Tangga dan Kesejahteraan dan Pelaporan Mobilisasi Dana Verifikasi
Pelayanan Medik danEvaluasi
Staf Medik
Fungsional
15
1. Kedudukan
RSUD Labuang Baji adalah Lembaga Teknis Daerah yang dipimpin oleh seorang
Direktur, yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui
Sekretaris Daerah.
2. Tugas Pokok
RSUD Labuang Baji mempunyai tugas:
a. Melaksanakan upaya kesehatan secara berdayaguna dan berhasilguna dengan
mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang dilaksanakan secara terpadu
dengan upaya peningkatan serta pencegahan dan melaksanakan upaya rujukan.
b. Melaksanakan pelayanan yang bermutu sesuai standar pelayanan rumah sakit.
3. Susunan organisasi Badan RSUD Labuang Baji terdiri atas :
a. Direktur
b. Wakil Direktur Medik dan Keperawatan
c. Wakil Direktur Umum, Sumber Daya Manusia & Pendidikan
d. Wakil Direktur Keuangan
e. Bidang Pelayanan Medik
f. Bidang Pelayanan Keperawatan
g. Bidang Fasilitas Medik dan Keperawatan
h. Bagian Umum
i. Bagian Sumber Daya Manusia
j. Bagian Pendidikan dan Penelitian
k. Bagian Perencanaan dan Anggaran
l. Bagian Perbendaharaan dan Mobilisasi dana
m. Bagian Akuntansi
n. Seksi
o. Sub. Bagian
4. Sarana dan Prasarana RSUD Labuang Baji
a. Fasilitas Medik
Fasilitas Pelayanan RSUD Labuang Baji terdiri dari :
1) Pelayanan Medik
a) Klinik Mata
b) Klinik Penyakit Dalam.
c) Klinik THT-KL
d) Klinik Gigi & Mulut/Bedah Mulut
e) Klinik Kandungan
f) Klinik Kulit & Kelamin
g) Klinik Paru
h) Klinik MDR
i) Klinik Syaraf
j) Klinik Digestif
k) Klinik Bedah Thoraks & Kardiovaskular
l) Klinik Bedah Umum
m) Klinik Bedah Orthopedi
n) Klinik Bedah Syaraf
o) Klinik Bedah Onkologi
p) Klinik VCT
q) Klinik Gizi
r) Klinik Geriatri
s) Klinik Anak
t) Klinik Jiwa
u) Klinik Kardiologi
v) Medical Check Up
w) Klinik Rheumathologi
x) Klinik Gastro enterologi & Hepatolgi
y) Klinik Endokrin & Metabolic (proses)
z) Klinik Infeksi Tropic (proses)
2) Instalasi Rawat Jalan
a) Loket pendaftaran berdasarkan jenis jaminan (dipilah) BPJS Kesehatan,
Umum dan Jaminan Kesehatan lainnya, untuk mendapatkan kartu registrasi
pasien yang selanjutnya diarahkan kepoliklinik, instalasi laboratorium,
radiologi dan rehabilitasi medik.
b) Setelah menerima pelayanan kesehatan sesuai jenis penyakit diberikan recu
(tanda registrasi pembayaran) bagi pasien umum dan pasien jaminan hanya
menggunakan kartu registrasi sebagai bahan untuk penagihan penjamin.
c) Untuk pasien yang mendapat resep dapat ditebus pada apotek rawat jalan
dengan mendapat obat dan recu (bukti pembayaran obat), sedangkan pasien
yang dijamin oleh BPJS Kesehatan dan Jaminan Kesehatan lainnya
langsung mendapatkan obat dan copy resep sebagai bahan penagihan.
3) Instalasi Rawat Inap
Sentral opname menerima pasien rawat inap dari poliklinik, IGD dapat
mendapat registrasi pasien rawat inap sebagai status pasien ruang rawat inap
sesuai jenis penyakitnya.
a) 13 ruang perawatan umum
1) Fasilitas Tempat Tidur Perawatan Umum: 300 tempat tidur
VVIP : 5 tempat tidur
VIP : 45 tempat tidur
Kelas I : 50 tempat tidur
Kelas II : 60 tempat tidur
Kelas III : 90 tempat tidur
ICU : 12 tempat tidur
CVCU : 8 tempat tidur
HCU : 10 tempat tidur
NICU : 11 tempat tidur
PICU : 9 tempat tidur
b) 11 (sebelas) ruang perawatan khusus (Ruang Bedah Sentral, Bedah
Kebidanan/Kandungan, NICU, PICU, Perinatologi, ICU, CVCU, HCU,
Hemodialisa dan Kamar Bersalin, IGD)
c) Fasilitas Tempat Tidur untuk penunjang :
Hemodialisa : 9 tempat tidur
IGD : 15 tempat tidur
Bedah Sentral : 5 tempat tidur
Kamar Bersalin : 9 tempat tidur
Kamar bayi : 4 Incubator
4) Instalasi Gawat Darurat (IGD)
Instalasi Gawat Darurat (IGD) melayani penderita yang tergolong gawat darurat
selama 24 jam, namun tidak menutup kemungkinan merawat penderita yang
bukan gawat darurat. IRD dipimpin oleh seorang dokter Spesialis Bedah dan
dibantu oleh dua orang dokter umum sebagai kepala unit bedah dan kepala unit
non bedah.
Ruangan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) terdiri dari:
a) Ruang Penerimaan Pasien
b) Ruang Triase
c) Ruang Resusitasi
d) Ruang Tindakan
e) Ruang Periksa
f) Ruang Observasi Bedah dengan kapasitas 5 (lima) tempat tidur
g) Ruang Observasi Non Bedah dengan kapasitas 5 (lima) tempat tidur
h) Ruang Tunggu Keluarga Pasien
i) Ruang Dokter Jaga
j) Ruang Administrasi
k) Ruang Cito Operasi
l) Ruang Laboratorium Cito
5) Instalasi rawat Intensif (ICU)
Ruangan Instalasi rawat Intensif saat ini tersedia kapasitas tempat tidur sebanyak
12 (dua belas) tempat tidur.
Tenaga yang menagani pelayanan perawatan insentif terdiri dari:
a) 2 (satu) Orang Tenaga Dokter Ahli Anastesi
b) 9 (sembilan) Orang Perawat Terlatih rawat Intensif
c) 6 (enam) Orang Perawat
6) Instalasi Rehabilitasi Medik
Merupakan sarana yang memberikan pelayanan Rehabilitasi Medik kepada
setiap pasien/keluarga yang berkunjung ke RS.
Jumlah tenaga Instalasi Rehabilitasi Medik terdiri dari:
a) Dokter Spesialis : 1 Orang
b) Fisioterapis : 9 Orang
7) Instalasi Bedah Sentral
Ruangan Instalasi Bedah Sentral mempunyai fasilitas yang terdiri dari:
a) Kamar untuk pembedahan (4 kamar pembedahan)
b) Kamar untuk sterilisator
c) Kamar persiapan anastesi
d) Kamar Istirahat dokter Ahli
e) Kamar pulih sadar (Recovery room)
f) Kamar ganti pakaian
g) Kamar cuci
Tenaga yang menangani pelayanan Bedah terdiri dari:
a) 1 Orang Dokter Ahli Bedah Umum
b) 1 Orang Dokter Ahli Bedah Digestif
c) 1 Orang Dokter Ahli Bedah Onkologi
d) 1 Orang Dokter Ahli Bedah Thoraks & Kardiovaskular
e) 2 Orang Dokter Ahli Bedah Orthopedi
f) 1 Orang Dokter Ahli Bedah Syaraf
g) 1 Orang Dokter Ahli Bedah Mulut
h) 2 Orang Dokter Ahli Anastesi
i) 4 Orang Dokter Ahli Kebidanan & Kandungan
j) 3 Orang Dokter Ahli THT
k) 3 Orang Dokter Ahli Mata
l) 1 Orang Dokter Ahli Orthopedi
m) 5 Orang Penata Anastesi
n) 2 Orang Perawat Anastesi
o) 13 Orang Perawat Bedah
p) 3 Orang Bidan
8) Pelayanan Penunjang Medik
a) Radiologi
Instalasi Radiologi memberikan pelayanan selama 24 jam. Jenis pelayanan
yang dapat diberikan: Rontgen Photo dengan atau tanpa Kontras, USG,
Dental Photo dan CT-Scan.
Jenis dan jumlah tenaga yang ada :
(1) Dokter Spesialis Radiologi : 3 orang
(2) Penata Rontgen/Ahli Radiographi : 17 orang
(3) Petugas Instalasi Radiologi : 1 orang
b) Instalasi Patologi Klinik:
Instalasi Patologi Klinik memberikan pelayanan selama 24 jam (pelayanan
di luar jam kerja dilayani oleh Laboratorium cito di IRD).
Jenis pelayanan yang dapat diberikan:
(1) Darah
(a) Hematologi:
(i) Sel-sel, Faal Hemostatis
(ii) Evaluasi Darah tepi
(b) Kimia klinik:
(i) Faal Metabolisme
(ii) Faal Jantung
(iii) Faal Hati
(iv) Faal Ginjal
(v) Elektrolit
(c) Immunoserologi
(i) Cairan tubuh
(ii) Air kemih : kimia, sedimen
(iii) Tinja : darah samar, sel, kimia
(iv) Cairan otak : sel-sel, kimia
(v) Transudat/Eksudat : sel-sel, kimia
9) Instalasi Patologi Anatomi
Instalasi Patologi Anatomi memberikan pelayanan selama jam kerja. Jenis
pemeriksaan yang dapat dilakukan:
a) Pemeriksaan Apusan Leher Rahim (Pap's Smear)
b) Pemeriksaan Biopsi Aspirasi Jarum Halus
c) Pemeriksaan Cairan Pleura dan Asites
d) Pemeriksaan Sputum
Jumlah tenaga yang ada:
a) Dokter Spesialis Patologi Anatomi : 1 orang
b) Paramedis Non Perawatan : 2 orang
10) Instalasi Rawat Intensif
Pelayanan Anestesi diberikan selama 24 jam dengan jenis pelayanan :
a) Pelayanan Anestesi/Analgesia di kamar bedah, ruang bersalin dan ruang
diagnostik
b) Pengelolaan ruang perawatan/terapi intensif
c) Melakukan bantuan resusitasi kasus gawat di ruang darurat atau bangsal
yang membutuhkan
d) Memberikan terapi inhalasi
e) Menanggulangi nyeri di poliklinik maupun di bangsal
Ruang dan peralatan yang tersedia:
Ruang peralatan yang terpisah dari ruang operasi dan jalan masuk
terpisah dari pasien yang menunggu giliran operasi
(1) Ruangan induksi
(2) Ruangan pulih sadar
(3) Anestesi
f) Alat-alat intubasi: Laringoscope, Kantung napas, Sungkup muka, pipa
tracheal dan pipa oropharyux
(1) Sumber gas oksigen dan N2O
(2) Tabung oksigen, penghisap lendir elektrik/manual
(3) Alat-alat Resusitasi
Tenaga yang ada:
(1) Dokter Spesialis Anestesi : 3 orang
(2) Penata Anestesi : 5 orang
(3) Perawat Anestesi : 2 orang
11) Instalasi Farmasi
Instalasi Farmasi mempunyai tugas melaksanakan kegiatan:
a) Peracikan, penyimpanan dan penyaluran obat-obatan, gas medis serta
bahan kimia
b) Penyimpanan dan penyaluran alat kedokteran, alat perawatan dan alat-
alat kesehatan yang dilakukan oleh tenaga/pegawai dalam jabatan
fungsional. Pelayanan Farmasi oleh Instalasi Farmasi diberikan selama
jam kerja. Di luar jam kerja kebutuhan obat bagi pasien dilayani oleh
Apotik Rawat Jalan/IGD.
Tenaga di Instalasi Farmasi terdiri dari:
a) Apoteker : 13 orang
b) Asisten Apoteker : 15 orang
c) Tenaga Administrasi : 2 orang
b. Pelayanan Penunjang Non Medik
1) Instalasi Gizi
Instalasi Gizi melayani proses penyediaan makanan mulai dari bahan mentah
hingga siap dikonsumsi baik oleh pasien maupun karyawan Rumah Sakit.
Kegiatan di Instalasi Gizi terdiri atas:
a) Kegiatan pengadaan makanan
b) Kegiatan penyuluhan dan konsultasi gizi
c) Kegiatan pelayanan gizi di ruang perawatan
Tenaga di Instalasi Gizi terdiri dari:
(1) Ahli Gizi : 10 orang
(2) Pembantu Ahli Gizi/Juru Masak : 22 orang
(3) Tenaga Pelaksana/Pramusaji : 14 orang
2) Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit
Instalasi Pemeliharaan Rumah Sakit mempunyai tugas:
a) Pemeliharaan dan perbaikan sarana dan prasarana
b) Penyediaan air bersih
3) Instalasi Sanitasi Lingkungan
Fasilitas Penunjang:
a) Prasarana air: PAM, sumur BOR dan sumur artesis
b) Fasilitas air untuk kebutuhan RS
c) Tenaga listrik PLN daya terpasang: 232 KWH + 82,5 KWH (tahun 2004)
d) Tenaga listrik diesel/Genset: 500 KVA
e) Tenaga UPS (Uninteruptible Power Supply: 2600 VA + 24 VA Batery
f) Alat pemadam kebakaran ringan: 20 pcs
4) Instalasi pengolahan limbah:
a) Limbah cair (water treatment) :SeptikTank (Konvensional)
b) Limbah padat
Pembuangan:
a) Sampah basah diangkut ke TPS
b) Sampah patologis diambil pihak kedua
c) Dapur melalui cerobong asap/uap
E. Alur Pelayanan Pasien RSUD Labuang Baji
1. Alur Pelayanan Pasien Instalasi Gawat Darurat RSUD Labuang Baju
2. Alur Pelayanan Pasien Masuk Di Ruang Rawat Inap RSUD Labuang Baji
3. Alur Pelayanan Pasien Rawat Jalan RSUD Labuang Baji
F. Gambaran Umum Ruang Perawatan Baji Nyawa RSUD Labuang Baji
Ruangan Baji nyawa terbentuk pada tahun 2019 pada masa pandemi Covid-19 dan
kemudian pada tahun 2022 berubah menjadi ruangan perawatan pasien interna. Ruang
perawatan Baji Nyawa merupakan ruangan dengan perawatan kelas 1. Pasien yang dirawat
pada ruangan Baji Nyawa adalah minimal care dan partial care. Saat ini ruangan belum
1. Ketenagaan
Jumlah tenaga perawat di Ruang Perawatan Baji Nyawa RSUD Labuang Baji
berjumlah 18 orang yang terdiri 1 Kepala Ruangan, 2 Ketua Tim dan 13 perawat
orang, dan DIII Keperawatan : 6 orang. Kolaborasi tenaga kesehatan lainnya adalah
dengan Tenaga Dokter umum, Dokter spesialis, Dokter Koas, Ahli gizi, bagian
A. Pengumpulan data
Pengumpulan data yang dilakukan di Ruang Baji Nyawa RSUD Labuang Baji
pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi ruangan serta wawancara kepala
bidang, CCM, kepala ruangan, ketua tim dan perawat pelaksana, dan juga pasien yang
1. Shadowing
1. KEPALA RUANGAN(KARU)
Tidak
No. Kegiatan Dilaksanakan Keterangan
Dilaksanakan
1. Mengatur pembagian Pembuatan jadwal dinas
tugas jaga perawat diakhir bulan
(jadwal dinas)
2. Mengatur dan
mengendalikan
kebersihan dan
ketertiban ruangan
3. Melakukan
kegiatan
administrasi
dan surat
menyurat
4. Orientasi(pegawai baru, Tidak dilakukan orientasi
residen, mahasiswa ruangan pada mahasiswa
kedokteran, dan praktik keperawatan dengan
keperawatan yang praktek alasan karena sudah pernah
diruangan dan praktik sebelumnya
membimbing mahasiswa
diruangan
5. Membina hubungan kerja
yang harmonis dengan
klien, keluarga dan tim
kesehatan lainnya
6. Mengecek kelengkapan
persediaan status
keperawatan minimal 5
7 Membina PP dan PA
8 Mendelegasikan tanggung Pendelegasian dilakukan
jawab PP kepada PA pada saat ada urusan yang
senior dengan tetap di penting yang tidak bisa
bawah pengawasan karu ditinggalkan
9 Memonitor dan evaluasi Dilakukan secara observasi
penampilan kerja semua oleh kepala ruangan kepada
tenaga dan membuat DP3 staf untuk penilaian kinerja
dan usulan kenaikan membuat DP3 untuk usulan
pangkat kenaikan pangkat
10. Melakukan pertemuan Dilakukan setiap bulan
rutin dengan semua
perawat tiap bulan
(membahas kebutuhan di
ruangan)
11. Merencanakan dan Dilakukan pada saat
melaksanakan evaluasi pengkajian yang tidak
mutu asuhan keperawatan lengkap
Tambahan :
Berdasarkan hasil observasi pada hari/tanggal : Selasa, 8 November- Kamis, 10 November
2022 diruangan baji nyawa didapatkan bahwa peran dan tugas harian kepala ruangan belum
maksimal dilakukan diantaranya :
1. Mengendalikan kebersihan dan ketertiban ruangan dan menyediakan fasilitas ruangan,
namun yang melakukan hal ini adalah perawat primer dan perawat pelaksana
2. Orientasi ruangan tidak dilakukan kepada mahasiswa praktik yang baru masuk hal ini
mungkin dikarenakan mahasiswa yang turun praktik sudah pernah praktik di ruangan
tersebut.
2. PERAWAT PRIMER (KETUA TIM)/ PJ SHIFT
Tidak
No. Kegiatan Dilaksanakan Keterangan
Dilaksanakan
1 Membuat kontrak Orientasi ruangan pada
dengan klien dan pasien baru belum optimal
keluarga, dilakukan, dikarenakan
mengerientasikan pendokumentasian yang
ruangan, melakukan memerlukan waktu
pengkajian (baru dan sehingga kurang optimal
melanjutkan pengkajian dilakukannya orientasi
PA dinas sebelumnya) pasien baru
2 Membuat rencana
asuhan keperawatan,
menjelaskan renpra
yang sudah ditetapkan
kepada PA dalam
Timnya pada saat pre
conference
3 Melakukan tindakan
keperawatan yang
bersifat terapi
keperawatan dan
tindakan keperawatan
yang tidak dapat
dilakukan oleh PA,
kemudian mengatur
pelaksanaan konsul
dan pemeriksaan lab,
dampingi dokter visit
4 Mengevaluasi asuhan
keperawatan dan
membuat cacatan
perkembangan
klien/hari,memberikan
pendidikan kesehatan
pada klien/kelurga,
perencanaan pulang,
dan kerja sama dengan
CCM
Tambahan: Dari hasil observasi didapatkan bahwa perawat primer belum optimal dalam
memimpin pre dan post conference, hal ini dikarenakan untuk menghemat waktu dan
banyaknya tindakan yang dilakukan, sehingga tidak dilaksanaka secara maksimal.
Pembagian pasien ke PA tidak dibagi berdasarkan derajat ketergantungan pasien, namun
berdasarkan kamar, hal ini dikarenakan untuk memudahkan perawat dalam melaksanakan
tindakan keperawatan.
3. PERAWAT PELAKSANA
No. Tidak
Kegiatan Dilaksanakan Keterangan
Dilaksanakan
1 Membaca renpra yang PA membaca dan
telah ditetapkan PP melaksanakan renpra
2 Menggantikan tugas PP PA melakukan tugas
jika tidak berada di PP seperti menerima
tempat pasien baru,
melakukan pengkjian
3 Mengkomunikasikan PA bertanya ke PP
kepada PP bila terkait jadwal
menemukan masalah pemeriksaan radiologi
yang perlu diselesaikan dan terapi pra medikasi
yang harus diberikan
kepada pasien
4 Menyiapkan klien untuk PA mengecek kondisi
pemeriksaan diagnostic, pasien sebelum
lab, pengobatan dan dilakukan pemeriksaan
tindakan radiologi
5 Berperan serta dalam PA memberikan
pendidikan kesehatan pendidikan kesehatan
pada klien dan keluarga pada pasien dan
keluarga untuk sering
melakukan mika-miki
pada pasien DM yang
takut berubah posisi
6 Membantu tim lain yang
membutuhkan
Catatan:
Saat dilakukan observasi terhadap beberapa PA, didapati masih banyak tindakan non-
keperawatan yang dilakukan oleh perawat seperti mengambil laundry, mengambil obat di
apotik, mengantar dan mengambil hasil laboratorium sehingga ketika selesai melakukan
tindakan perawat langsung melakukan pencatatan sehingga akan mengurangi waktu interaksi
perawat ke pasien.
3. Kuesioner dan Wawancara
Inisial : Ibu N
Usia : 53 Tahun 10 bulan
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan terakhir : Ners
Lama Jabatan : > 3 bulan
Lama Kerja di rumah sakit : > 20 tahun
Inisial : Ny. AR
Usia : 41 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan terakhir : Ners
Lama kerja di RS : 25 Tahun
Inisial : Ny.S
Usia : 52 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan Terakhir : Ners
Lama Bekerja di RS : 10 Tahun
No. Pertanyaan Ya Tidak Jika Ya, Dalam Bentuk Jika Tidak, Mengapa?
Apa?
1. Apakah bapak/ibu membaca Perawat membacakan
rencana keperawatan yang di buat rencana perawatan yang
oleh Katim/Perawat Primer? telah dibuat dalam laporan
di rekam medis pasien
2. Apabila menemukan masalah yang Perawat selalu
harus diselesaikan. Apakah mendiskusikan masalah
bapak/ibu mengkomunikasikan ke yang ditemukan dengan
Katim? katim atau teman dinas
4. Apakah bapak/ibu melakukan Pendidikan kesehatan
pendidikan kesehatan pada pasien diberikan secara lisan
dan keluarga? kepada pasien setiap
tindakan
5. Apakah bapak/ibu melakukan Tindakan keperawatan pada
tindakan keperawatan pada pasien pasien dilakukan sesuai
sesuai rencana keperawatan? dengan rencana
keperawatan yang telah
dibuat
6. Apakah bapak/ibu melakukan Perawat melakukan evaluasi
evaluasi terhadap tindakan yang di setiap akhir jam dinas
telah dilakukan dan kemudian
mendokumentasikannya pada mendokumentasikan hasil
catatan perawatan? dalam catatan penitegrasian
di rekam medis pasien
7. Apakah bapak/ibu memeriksa Memeriksa setiap lembaran
kerapian dan kelengkapan status status pasien dan mengisi
keperawatan? form yang kosong
8. Apakah bapak/ibu memberikan Mencocokkan obat yang
resep dan menerima obat dari diterima dengan instruksi
keluarga pasien yang menjadi dokter dan memvalidasi
tanggung jawabnya dan melakukan kembali jika instruksi yang
koordinasi dengan Katim/PP? diberikan kurang jelas
dipahami
9 Apakah di ruangan Bapak/Ibu dalam bentuk form yang
sudah ada standar diagnosa diceklist
keperawatan dan rencana tindakan
pasien?
10 Apakah Bapak/Ibu dalam Tindakan keperawatan
melaksanakan tindakan dilakukan sesuai dengan
keperawatan sesuai SOP dalam standar SOP di RS, namun
merawat pasien? ada beberapa tindakan
belum sepenuhnya
dilaksanakan karena
terkendala pada
ketersediaan alat dan
fasilitas
11 Apakah Bapak/Ibu menyiapkan Laporan ada dicatat di buku
laporan dan catatan keperawatan laporan perawat dan catatan
yang dibutuhkan dalam pre-post perkembangan ada di
conference dan ronde keperawatan Rekam Medik pasien, dan
pada pasien? disampaikan pada saat pre
dan post conference
12 Apakah Bapak/Ibu mengalami Tidak ada hambatan
hambatan dalam komunikasi dalam berkomunikasi
terapeutik pada pasien? dengan pasien
13 Apakah handover/timbang terima Handover/timbang terima
saat pergantian shift dilakukan di selalu dilakukan di depan
depan pasien? pasien
14 Apakah Bapak/Ibu melakukan Kolaborasi dengan dokter
koordinasi dengan perawat dan tim terkait terapi medikasi yang
kesehatan lain dalam pemberian akan diberikan
askep pada pasien
15 Apakah Bapak/Ibu tetap melibatkan Evaluasi dilakukan dengan
pasien dalam proses evaluasi menanyakan pada pasien
asuhan keperawatan yang telah dan memvalidasi ke
diterima? keluarga jika yang
ditanyakan berhubungan
dengan yang bisa
ditanyakan ke keluarga
16 Apakah Bapak/Ibu mampu Semua tindakan
melakukan dokumentasi semua didokumentasikan didalam
tindakan keperawatan termasuk rekam medik pasien
evaluasi secara lengkap
3. Data Indikator Nasional
Berdasarkan hasil survey data sekunder pada komite Pencegahan dan Pengendalian
Bulan Ket
Pasien
Tind. Aseptik
Tubuh Pasien
lingkungan sekitar
pasien
Profesi
Pasien
Tind. Aseptik
Pasien
lingkungan sekitar
pasien
Hasil survey data sekunder pada Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (KPPI)
bahwa angka kepatuhan kebersihan tangan berdasarkan lima moment pada trimester ketiga
tahun 2022 terjadi secara fluktuatif. Kepatuhan kebersihan tangan tertinggi pada moment
keempat yaitu setelah kontak dengan pasien dimana terjadi peningkatan setiap bulannya
dimulai bulan juli, agustus dan September berturut-turut adalah 86,66%, 97,61% dan 99%.
Sedangkan pada moment kedua (sebelum melakukan tindakan aseptic) adalah moment
dengan kepatuhan kebersihan tangan terendah yang dengan persentase tiap bulannya (Juli,
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa kejadian phlebitis pada triwulan
ketiga di ruang baji nyawa terjadi secara fluktuatif setiap bulannya. Terjadi peningkatan
kejadian phlebitis dari bulan juli yaitu 8,26 permil naik menjadi 48,94 permil pada bulan
agustus, kemudian turun kembali menjadi 29,25 permil pada bulan September. Angka ini
No Indikator Bulan
Agustus September Oktober
1. Bed Occupation Ratio (BOR) 100% 100% 100%
2. Average Length of Stay (AVLOS) 4,6 hari 5,43 hari 3,85 hari
3. Turn Over Interval (TOI) 0,19 hari 0,67 hari 0,18 hari
4. Bed Turn Over (BTO) 9 kali 8,03 kali 6,42 kali
5. Net Death Rate (NDR) 0,04 ‰ 4,7 ‰ 11 ‰
6. Gross Death Rate (GDR) 0,1 ‰ 4,7 ‰ 11 ‰
Data Sekunder : Laporan pasien bulanan Ruang Baji Nyawa Tahun 2022
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa penggunaan tempat tidur (BOR)
sejak bulan agustus-oktober tahun 2022 adalah 100%. Rata-rata lama hari rawat (AVLOS)
tiap bulannya mengalami fluktuatif pada bulan agustus, september dan oktober berturut-
turut adalah 4,6 hari, 5,43 hari dan 3,85 hari. Tenggang perputaran tempat tidur (TOI)
setiap bulannya juga mengalami fluktuatif yaitu 0,19 hari pada bulan agustus naik menjadi
0,67 hari pada bulan september dan turun kembali pada bulan oktober menjadi 0,18 hari.
Pada data angka perputaran tempat tidur (BTO) mengalami penurunan tiap bulannya dari
bulan agustus, sepmber dan oktober secara berturut-turut adalah 9 kali, 8 kali dan 6 kali.
Data NDR dan GDR mengalami peningkatan setiap bulannya dari bulan agustus-oktober
Dispepsia
9. Ny. KH 520 58 Tahun 6/11/2022 Minimal Care
Kronik
GERD +
10. Ny. NR 524 21 Tahun 5/11/2022 Minimal Care
Hematokezia
Abdominal Pain
11. Tn. AR 526 27 Tahun 6/11/2022 Minimal Care
+ Cefalgia
Melena +
13. Tn. MR 527 47 Tahun 8/11/2022 Minimal Care
Anemia
Berdasarkan hasil observasi dari tanggal 8-10 November 2022 terdapat 2 kejadian
flebitis mechanical dan 1 kejadian flebitis bacterial. Flebitis mechanical yang terjadi
karena pasien selalu menggerakkan tangannya terutama ketika ke kamar mandi dan
flebitis bacterial yang terjadi karena infus terpasang sudah lebih terpasang 3 hari.
Sehingga, angka kejadian flebitis di ruangan Baji Nyawa yakni 20 %.
2) Kejadian Jatuh
kejadian jatuh pada salah satu pasien di ruang perawatan Baji Nyawa RSUD Labuang
Jumlah Pasien
Tingkat Risiko
(dari tanggal 8-10 November 2022)
Tidak berisiko 5
Risiko rendah 8
Risiko tinggi 3
= x 100% = 9,09%
Berdasarkan perhitungan hasil kejadian jatuh, didapatkan kejadian jatuh (1 orang)
sebesar 9,09%. Pasien yang mengalami jatuh dikarenakan tidak adanya keluarga yang
mendampingi serta kondisi pasien yang mendukung risiko tinggi jatuh pada pasien
tersebut.
3) Kepatuhan Identifikasi Pasien
Sebelum
Melakukan
Pemberian Obat Pemberian Nutrisi Pemberian Darah Pengambilan Spesimen
Tindakan
Keterangan Diagnostik
Tidak Tidak
Dilakuka Dilakuk Tidak Dilakuk Tidak Tidak Dilaku
Dilakuk Dilakukan Dilaku
n an Dilakukan an Dilakukan Dilakukan kan
an kan
Tindakan
yang 1 1 21 0 0 1 3 1 2 1
diobservasi
Sebelum
Tindakan
Pemberian Pemberian Pemberian Pemberian Melakukan
yang
Obat Nutrisi Darah Spesimen Tindakan
Diobservasi
Diagnostik
Kepatuhan 1/2 21/21 0/1 3/4 2/3
Identifikasi
Pasien
Total 27/31
Persentase 87.09%
87.09%. Dalam pemberian obat 50%, pemberian nutrisi 100%, pemberian darah 0%,
observasi didapatkan 2 pasien yang tidak memiliki gelang identitas pasien di ruang
perawatan baji nyawa. Pasien tersebut memiliki gelang identitas tetapi hilang. Saat
ingin melakukan identifikasi pasien, perawat langsung memanggil nama pasien, tidak
menanyakan nama dan tanggal lahir pasien serta tidak melihat gelang identitas. Hal
tersebut dikarenakan perawat sudah menghapal pasien yang sudah beberapa hari
a. Realiability (Keandalan)
Baji Nyawa di temukan data terkait dengan Reability yang mencakup keandalan
puas dengan perawat karena mampu menangani masalah perawatan dengan tepat
oleh perawat yang bekerja di ruang perawatan Baji Nyawa karena beberapa
tindakan minor seperti rawat luka dan ganti cairan dibantu oleh mahasiswa
tentang fasilitas yang tersedia, cara penggunaannya dan tata tertib yang berlaku di
RS. Mengenai perawat memberitahu dengan jelas tentang hal-hal yang harus
merasa puas terhadap penjelasan perawat. Untuk ketepatan waktu perawat tiba
diruangan, pasien mengatakan sangat puas karena perawat tiba diruangan tepat
waktu.
Sangat
Tidak Sangat
Tidak Puas
Pertanyaan Puas Puas
Puas
n % n % n % n %
Perawat mampu menangani 0 0% 0 0% 9 60% 6 40%
masalah keperawatan anda dengan
tepat dan professional
Perawat memberikan informasi 0 0% 3 20% 8 53,3% 4 26,7%
tentang fasilitas yang tersedia, cara
penggunaannya dan tata tertib yang
berlaku di RS
b. Assurance (Jaminan)
Baji Nyawa di temukan data terkait dengan Assurance ada lima kategori, yaitu 10
Sangat
Tidak Sangat
Tidak Puas
Pertanyaan Puas Puas
Puas
n % n % n % n %
Perawat memberi perhatian 0 0% 0 0% 10 66,67 5 33,33
terhadap keluhan yang anda % %
rasakan
Perawat dapat menjawab 0 0% 0 0% 10 66,67 5 33,33
pertanyaan tentang tindakan % %
perawatan yang diberikan kepada
anda
c. Tangibles (Kenyataan)
Nyawa di temukan data terkait dengan Tangibles ada enam kategori, yaitu 6 pasien (40%)
mengatakan puas dengan informasi yang diberikan perawat terkait administrasi yang
berlaku, 11 pasien (73,33%) mengatakan sangat puas terhadap kebersihan dan kerapian
ruangan yang ditempati. Sebanyak 10 pasien (66,67%) puas dengan kebersihan dan
puas dengan kebersihan dan kelengkapan fasilitas kamar mandi dan toilet. Sebanyak 8
pasien (53,33%) mengatakan perawat selalu menjaga kerapian dan penampilannya. Serta
sebanyak 8 pasien (53,33%) mengatakan teliti dan terampilan dalam melakukan tindakan.
Sangat
Tidak Sangat
Pertanyaan Tidak Puas
Puas Puas
Puas
n % n % n % n %
Perawat memberi informasi 0 0% 5 33,3 6 40% 4 26,67
administrasi yang berlaku bagi 3% %
pasien rawat inap di RS
Perawat selalu menjaga kebersihan 0 0% 0 0% 11 73,33 4 26,67
dan kerapian ruangan yang pasien % %
tempati
d. Emphaty (Empati)
Nyawa di temukan data terkait dengan Empati ada lima kategori, yaitu 8 pasien (53,33%)
mengatakan puas dengan informasi yang diberikan perawat sebelum melakukan tindakan,
10 pasien (66,67%) mengatakan puas terhadap kebersihan dan kerapian ruangan yang
ditempati. Sebanyak 10 pasien (66,67%) puas dengan perawat yang mudah dihubungi
ketika dibutuhkan. Sebanyak 8 pasien (53,33%) mengatakan sangat puas dengan perawat
sering memeriksa keadaan pasien. Sebanyak 8 pasien (53,33%) mengatakan sangat puas
terhadap pelayanan perawat yang tidak memandang status pasien. Serta sebanyak 8
e. Responsiveness (Tanggungjawab)
Nyawa di temukan data terkait dengan tanggungjawab ada lima kategori, yaitu 10 pasien
(66,67%) mengatakan puas dengan perawat yang segerah mengangani pasien. Sebanyak
7 pasien (46,67%) puas dengan perawat terkait bantuan berjalan dan pemberian obat.
Opportunity
1. Adanya pengadaan sarana dan 0,5 3 1,5 O-T= 3-3
prasarana yang rusak dari =0
bagian pengadaan barang
seperti perbaikan AC,
perbaikan gedung mulai dari
plafon, lantai, dinding 0,5 3 1,5
2. Adanya program peltihan
/seminar khusus pengoperasian
alat
Total 3
Threats
1. Kesenjangan antara jumlah 0,4 3 1,2
pasien dengan peralatan yang
ada
2. Makin tinggi kesadaran 0,3 3 0,9
masyarakat akan pentingnya
kesehatan
3. Ada tuntutan tinggi dari
masyarakat untuk melengkapi 0,3 3 0,9
sarana dan prasarana
3 Metode 1 3
MPKP
Strength
1. RS memiliki visi,misi dan 0,2 3 0,6 S-W
motto sebagai acuan
melaksanakan kegiatan 2,9 – 3 =
pelayanan -0,1
0,1 2 0,2
2. Supervisi sudah dilakukan oleh
kepala ruangan 0,1 2 0,2
3. Ada kemauan perawat untuk
berubah
4. Mempunyai standar asuhan 0,2 3 0,6
keperawatan
5. Mempunyai protap setiap 0,1 3 0,3
tindakan
6. Terlaksananya komunikasi
yang adekuat: perawat dan tim 0,1 2 0,2
kesehatan lain
7. Ketenagaan keperawatan 0,2 4 0,8
sudah memenuhi syarat untuk
MPKP (S-1 Keperawatan 4
orang)
Total 1 2,9
Weakness
1. Ada perawat yang tidak puas 1 3
dengan penerapan MPKP
Total 1 3
Opportunity
1. Adanya mahasiswa S1 0,5 4 2 O-T=3,5-
keperawatan praktik 2,2 = 1,3
manajemen keperawatan
2. Ada kebijakan pemerintah 0,5 3 1,5
tentang profesionalisasi
perawat
Total 3,5
Threat
1. Persaingan dengan rumah sakit 0,3 3 0,6
swasta yang semakin ketat
2. Adanya tuntutan masyarakat 0,2 3 0,6
yang semakin tinggi terhadap
peningkatan pelayanan
keperawata yang lebih
profesional
3. Makin tinggi kesadaran 0,2 2 0,4
masyarakat akan hukum
4. Makin tinggi kesadaran
masyarakat akan pentingnya 0,3 2 0,6
kesehatan
Total 1 2,2
4 Sentralisasi Obat
Strength
1. Tersedianya sarana dan 0,2 3 0,6 S-W= 3-
prasaranan untuk pengolahan 2= 1
sentralisasi obat
2. Kepala ruangan mendukun 0,2 4 0,8
kegiatan sentralisasi obat
3. Sudah dilaksanakan kegiatan 0,1 3 0,3
sentralisasi obat oleh perawat
berkolaborasi dengan DEPO
Farmasi 0,2 2 0,4
4. Adanya kemauan perawat
untuk melakukan sentralisasi
obat
5. Adanya bukunya injeksi dan 0,2 3 0,6
obat oral bekerja sama dengan
depo farmasi
6. Ada lembar pendokumentasian 0,1 3 0,3
obat yang diterima di setiap
status pasien
Total 1 3
Weakness
1. Pelaksanaan sentralisasi obat 1 2 2
di rumah sakit Labuang Baji
menggunakan sistem unit dose
dispending (UDD) namun
pada praktiknya masih
menggunakan one day dose
(ODD)
Opportunity 1 2
1. Adanya mahasiswa S1 0,5 4 2 O-T= 3,5-
Keperawatan yang praktik 3 = 0,5
manajemen keperawatan
2. Kerjasama yang baik antara 0,5 3 1,5
perawat dan mahasiswa S1
Keperawatan
Threat 1 3,5
1. Adanya tuntutan pasien untuk 0,5 3 1,5
mendapatkan pelayanan yang
profesional
2. Makin tinggi kesadaran 0,5 3 1,5
masyarakat akan hukum
Total 1 3
6 Supervisi
Strength
1. Supervisi dilaksanakan secara 0,4 3 1,2 S-W
rutin
2. Telah ada program pelatihan 0,3 3 0,9 3,3-3= 0,3
dan sosialisasi tentang
supervisi
3. Kepala ruangan mendukung 0,3 4 1,2
dan melaksanakan supervisi
Weakness 1 3,3
1. Belum mempunyai format 0,4 3 1,2
yang baku dalam pelaksanaan
supervisi
2. Supervisi belum terstruktur 0,3 3 0,9
dan tidak ada formulir
penilaian yang tetap
3. Belum adanya dokumentasi
supervisi yang jelas 0,3 3 0,9
Total 1 3
Opportunity
1. Adanya mahasiswa S1 0,4 4 1,6 O-T
Keperawatan yang praktik
manajemen keperawatan 3,4-2=1,4
2. Adanya teguran dari 0,3 3 0,9
kepala ruangan bagi
perawat yang tidak
melaksanakan tugas
dengan baik 0,3 3 0,9
3. Hasil supervisi dapat
dilakukan sebagai
pedoman untuk untuk
Daftar Penilaian Prestasi
Pegawai (DP3)
Total 1 3,4
Threat
1. Tuntutan pasien sebagai 1 2
konsumen untuk mendapatkan
pelayanan yang professional
6 Timbang Terima
Strength
1. Kepala ruangan memimpin 0.2 3 0,6 S-W
kegiatan timbang terima
setiap pagi. 3,2-
2. Adanya laporan jaga setiap 2,7=0,5
0.2 3 0,6
shift.
3. Timbang terima sudah 0,2 4 0,8
merupakan kegiatan rutin
yang telah dilaksanakan.
4. Adanya kemauan perawat 0,2 3 0,6
untuk melakukan timbang
terima.
5. Adanya buku khusus
untuk pelaporan timbang 0,2 3 0,6
terima
Total 1 3,2
Weakness
1. Belum ada protap timbang 0.3 3 0,9
terima di ruangan.
2. Timbang terima sudah
dilakukan dengan baik (PP 0.2 3 0,6
melaporkan identitas pasien,
keluhan utama, DS, DO, MK
dan intervensi) tetapi
intervensi masih bersifat
umum tidak berdasarkan MK
dan evaluasi tidak lengkap.
3. Format timbang terima sudah 0.3 2 0,6
mencakup nama dan paraf
perawat pada kedua shift.
4. Pelaksanaan timbang terima 0,2 3 06
masih belum optimal,
khususnya dari shift sore ke
malam.
Total 1 2,7
Opportunity
1. Adanya mahasiswa S1 0.4 4 1,6 O-T
Keperawatan yang praktik
manajemen keperawatan. 3,1-2,5=
2. Adanya kerjasama yang 0,6
0.3 3 0,9
baik antara mahasiswa S1
Keperawatan yang praktik
dengan perawat ruangan.
3. Kebijakan RS (bidang 0,3 2 0,6
keperawatan) tentang
timbang terima.
Threat 1 3,1
1. Adanya tuntutan yang 0.5 2 1
lebih tinggi dari
masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan
keperawatan yang
professional.
2. Meningkatnya kesadaran
masyarakat tentang 0.5 3 1,5
tanggung jawab dan
tanggung gugat perawat
sebagai pemberi asuhan
keperawatan.
Total 1 2,5
7 Discharga Planning
Strength
1. Tersedianya sarana dan 0.4 3 1,2 S-W=
prasarana discharge 2,7-2,6 =
planning diruangan untuk 0,1
pasien pulang (format atau
kartu DP).
2. Adanya kartu kontrol 0.3 3 0,9
berobat.
3. Perawat memberikan
pendidikan kesehatan 0.3 2 0,6
secara informal kepada
pasien/keluarga selama
dirawat atau pulang.
Weakness 1 2,7
1. Keterbatasan waktu dan 0.3 3 0,9
tenaga perawat.
2. Kurangnya kemauan untuk
memberikan pendidikan 0.2 2 0,4
kesehatan kepada
pasien/keluarga.
3. Tidak tersedianya leaflet
pasien pulang. 0,3 3 0,9
4. Pendidikan kesehatan
belum terdokumentasi.
0,2 2 0,4
Total 1 2,6
Opportunity
1. Adanya mahasiswa S1 0,5 3 1,5 O-T
Keperawatan yang
melakukan praktik 3-2,3= 0,7
manajemen keperawatan.
2. Adanya kerjasama yang
baik antara mahasiswa S1 0,5 3 1,5
Keperawatan dengan
perawat klinik.
Threat 1 3
1. Adanya tuntutan 0,4 2 0,8
masyarakat untuk
mendapatkan
pelayanan keperawatan
yang perofesional.
2. Makin tingginya 0,3 3 0,9
kesadaran masyarakat
akan pentingnya
kesehatan.
3. Persaingan antar RS
yang semakin ketat. 0,3 2 0,6
Total 1 2,3
8 Ronde Keperawatan
Strength
1. Bidang keperawatan dan 0,3 2 0,6 S-W=
ruangan mendukung 2,3-3= -
adanya kegiatan ronde 0,7
keperawatan. 0,3 3 0,9
2. Banyaknya kasus yang
memerlukan perhatian
khusus.
3. SDM banyak mempunyai
pengalaman dalam bidang 0,2 2 0,4
keperawatan bedah medis.
4. Sertifikat perawat sesuai 0,2 2 0,4
ahlinya.
Total 1 2,3
Weakness
1. Belum diterapkannya 0,5 4 2
system MPKP dalam
ruang perawatan.
2. Belum adanya CCM 0,5 2 1
(Clinical Care Manager).
Total
1 3
Opportunity
1. Adanya pelatihan dan 0,5 3 1,5 O-T
seminar tentang
manajemen keperawatan. 2,5-2= 0,5
2. Adanya kesempatan dari 0,5 2 1
kepala ruangan untuk
mengadakan ronde
keperawatan pada perawat
dan mahasiswa praktek.
Total 1 2,5
Threat
1. Adanya tuntutan yang 1 2 2
lebih tinggi dari
masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan
yang professional
Total 1 2
9 Dokumentasi Keperawatan
Strength
1. Tersedianya sarana dan 0,4 4 1,6 S-W=
prasarana dokumentasi 3,7-3= 0,6
untuk tenaga kesehatan
(saran administrasi
penunjang).
2. Format asuhan 0,3 3 0,9
keperawatan sudah ada
3. Adanya kesadaran perawat
tentang tanggung jawab 0,3 4 1,2
dan tanggung gugat
Total 1 3,7
Weakness
1. SOP belum dilaksanakan 1 3 3
secara maksimal
Total 1 3
Opportunity
1. Adanya program 0,3 3 0,9 O-T
pelatihan.
2. Adanya peluang perawat 3-2= 1
untuk meningkatkan 0,3 3 0,9
pendidikan
(pengembangan SDM).
3. Mahasiswa S1
keperawatan praktek 0,2 3 0,6
manajemen untuk
mengembangkan system
dokumentasi.
4. Kerja sama yang baik
antara perawat dan 0,2 3 0,6
mahasiswa.
Total 1 3
Threat
1. Ttingkat kesadaran 0,5 2 1
masyarakat (pasien dan
keluarga) akan
tanggung jawabnya.
2. Persaingan RS dalam
memberikan pelayanan 0,5 2 1
keperawatan.
Total 1 2
11 Mutu
Strength.
1. Rata-rata BOR cukup 0,4 3 1,2 S-W= 3-
baik. 2=1
2. Sebagai tempat praktek
mahasiswa 0,3 3 0,9
keperawatan D3
maupun S1.
3. Adanya variasi
karakteristik dari 0,3 3 0,9
pasien (BPJS, umum,
asuransi swasta).
Total 1 3
Opportunity
1. Mahasiswa S1 0,5 3 1,5 O-T= 3-3
keperawatan praktek =0
manajemen.
2. Kerja sama yang baik 0,5 3 1,5
antar perawat dan
mahasiswa.
Total 1 3
Treatened
1. Adanya peningkatan 0,6 3 1,8
standar masyarakat yang
harus dipenuhi.
2. Persaingan RS dalam 0,4 3 1,2
membrikan pelayanan
kesehatan.
Total 1 3
C. Perencanaan/Plan Of Action (POA)