Anda di halaman 1dari 71

Praktik Profesi Ners Keperawatan Manajemen

LAPORAN SEMINAR AWAL


PRAKTIK MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG BAJI NYAWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ( RSUD ) LABUANG BAJI
KOTA MAKASSAR

Disusun Oleh:
KELOMPOK 1
Ardiansyah Noch R014212001
Nelyanthi AR. Husain R014212002
Sulfiani R014212007
Andi Astriana Mattalatta R014212012
Armawati R014212017
Rivaldi Djailani R014212022
Atalya Angela Tandungan R014212026
Fitrah Anggraini R014212032
Andi Dhiya Aqilah P R014212037
Sri Rezki Nursuci R014212042
Elzakinah N R014212011

Preseptor Institusi Preseptor CI Lahan

Rini Rachmawaty, S.Kep., Ns., MN., PhD. Suwardha, S. Kep., Ns., M.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Segala puji dan syukur penulis panjatkan hanya kepada kehadirat Allah SWT yang telah
membentangkan jalan untuk hamba-Nya dan berkuasa menunjuki hati hamba kepada hidayah
dan cahayanya sehingga laporan seminar awal ini dapat terselesaikan dengan baik. Sholawat dan
salam senantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita, Nabi besar Muhammad SAW, beserta
keluarga dan para sahabatnya. Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan laporan seminar awal
praktik manajemen keperawatan di Ruang Perawatan Baji Nyawa RSUD Labuang Baji. Laporan
ini menjadi salah satu syarat untuk menyelesaikan tahap praktik profesi Manajemen
Keperawatan pada Program Studi Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Hasanuddin
Makassar.

Penulis menyadari bahwa laporan ini sangat jauh dari kesempurnaan karena
kesempurnaan hanya milik Allah semata. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun
sangat penulis harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan penulisan selanjutnya. Akhir kata
semoga tulisan ini dapat bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan dan wawasan pembaca.
Sekian dan terima kasih.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Makassar, 10 November 2022

Kelompok 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI................................................................................................................................... 3
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................................................. 4
A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 4
B. Tujuan Praktik ...................................................................................................................... 5
C. Manfaat Praktik .................................................................................................................... 6
D. Ruang Lingkup Kegiatan ......................................................................................................... 6
E. Tempat dan Waktu .................................................................................................................. 6
F. Tahap Pelaksanaan .................................................................................................................. 6
BAB II TINJAUAN UMUM RSUD LABUANG BAJI ................................................................ 8
BAB III26 PENDEKATAN PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN RUMAH SAKIT .. 26
TERHADAP ASPEK PELAYANAN .......................................................................................... 26
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Profesi Manajemen Keperawatan merupakan salah satu mata kuliah yang disajikan oleh

Program Studi Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Hasanuddin dengan beban

studi sebesar 2 sks. Dalam pelaksanaannya,bahan kajian dari mata kuliah Profesi

Manajemen Keperawatan ini telah mengalami beberapa pemutakhiran berdasarkan situasi

dan kondisi dari pendidikan profesi ners di Indonesia, termasuk kejadian emerging disease.

Mata kuliah Profesi Manajemen Keperawatan sangat penting diberikan kepada

mahasiswa agar mereka siap bekerja di berbagai tatanan pelayanan kesehatan, khususnya di

RS, berdasarkan Standar Asuhan dan Kompetensi Perawat Indonesia. Dalam mata kuliah ini,

mahasiswa dituntut untuk dapat menerapkan teori dan konsep kepemimpinan dan

manajemen keperawatan yang telah diperoleh di tahap akademik dan mengaplikasikan

seluruh pengetahuan, keterampilan umum, dan keterampilan khusus yang telah diperoleh

pada stase Profesi ners sebelumnya. Dalam proses pembelajaran klinik pada mata kuliah

Profesi Manajemen Keperawatan, mahasiswa diharapkan mampu mengidentifikasi berbagai

permasalahan yang terkait dengan kepemimpinan dan manajemen keperawatan, baik

masalah yang ditemukan dalam pelayanan keperawatan maupun dalam asuhan keperawatan

dan menganalisa serta menyelesaikan masalah yang ditemukan menggunakan hasil-hasil

penelitian yang ada. Hasil kajian mahasiswa ini diharapkan dapat membantu perawat

manajer dalam meningkatkan mutu pelayanan dan asuhan keperawatan di tingkat ruang

rawat.
Selama pembelajaran klnik pada mata kuliah Profesi Manajemen Keperawatan ini,

mahasiswa juga mendapatkan kesempatan untuk mengamati secara langsung penerapan

praktik keperawatan yang dilakukan di tingkat ruang rawat dan menilai kesesuaian

pelaksanaan praktik keperawatan tersebut dengan teori yang telah dipelajari sehingga

mahasiswa dapat memberikan rekomendasi kepada perawat manajer RS agar pelayanan dan

asuhan keperawatan yang diberikan bermutu. Oleh karena itu, melalui mata kuliah ini

kemampuan soft skills dan life-long learning mahasiswa akan terasah dengan baik, terutama

critical thinking skills, problem solving skills, communication skills, negotiation skills,

leadership skills, collaborative skills, dan self-directed learning skills. Oleh karena itu,

program profesi ini akan sangat bermanfaat bagi mahasiswa dan juga bagi wahana praktik

klinik mahasiswa khususnya dalam peningkatan kemampuan leadership dan manajemen

keperawatan pada mahasiswa dan peningkatan mutu pelayanan dan asuhan keperawatan di

tingkat ruang rawat pada RS.

Berdasarkan hal tersebut, kami mahasiswa program profesi Ners Fakultas Keperawatan

Universitas Hasanuddin melakukan pengkajian dan pengumpulan data dengan pelayanan

keperawatan di rumah sakit dalam kaitannya dengan sistem manajemen keperawatan di

Rumah Sakit untuk mengetahui lebih dalam mengenai pelaksanaan manajemen keperawatan

di Ruang Baji Nyawa RSUD Labuang Baji.

B. Tujuan Praktik

1. Mahasiswa mampu mengetahui peran dan fungsi manajemen keperawatan di ruangan


Baji Nyawa di RSUD Labuang Baji.
2. Mahasiswa dapat mengetahui perbedaan SOP yang berlaku di ruangan Baji Nyawa di
RSUD Labuang Baji.
3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi terkait masalah dalam manajemen keperawatan
baik masalah yang ditemukan dalam pelayanan keperawatan maupun dalam membuat
asuhan keperawatan.

C. Manfaat Praktik

1. Bagi Ruangan
Rumah sakit khususnya Ruang Perawatan Baji Nyawa mampu mendapatkan
informasi tambahan berupa kendala yang penyajian datanya bersifat kualitatif dan
kuantitatif sehingga konteks masalah yang didapatkan dirinci secara lebih jelas.
Sehingga masalah yang ditemukan pada proses ini dapat menjadi pegangan bagi rumah
sakit dan ruangan untuk memecahkan masalah dengan solusi yang bisa diciptakan untuk
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
2. Bagi Program S1 Ners Fakultas Keperawatan Universitas Hasanuddin
Peningkatan kualitas dalam proses pembelajaran yang melibatkan mahasiswa dalam
kegiatan manajemen Rumah Sakit.

a. Bagi Mahasiswa
Keterlibatan langsung oleh mahasiswa mulai dalam proses pengambilan
data berupa interview hingga penyusunan laporan memberikan pengalaman dan
meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam berpikir kritis dan mengetahui lebih
dalam terkait proses manajemen keperawatan di RSUD Labuang Baji Kota
Makassar.

D. Ruang Lingkup Kegiatan

1. Pengkajian dan identifikasi masalah pelaksanaan fungsi manajemen, struktur manajemen,


dan mutu pelayanan keperawatan di rumah sakit.
2. Pelaksanaan Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP).

E. Tempat dan Waktu

Pengumpulan data ini dilaksanakan di Ruang Perawatan Baji Nyawa di RSUD Labuang
Baji terhitung dari tanggal 8 November – 26 November 2022.

F. Tahap Pelaksanaan

1. Tahap Orientasi
Perkenalan dan diskusi dengan Ketua Komite Keperawatan dan Kepala Ruangan
rumah sakit setempat dan didampingi oleh pembimbing dari institusi dan lahan praktik.
2. Tahap Pengkajian
a. Pada tahap pertama yaitu melakukan observasi dan pengenalan ruangan di Ruang
Perawatan Baji Nyawa serta wawancara tatap muka dengan Kepala-kepala Substansi
yang dilaksanakan pada Selasa, 8 November 2022.

b. Pada tahap kedua melakukan wawancara dan shadowing dengan melakukan


pembagian tim pada mahasiswa dalam mengobservasi perawat ruangan yang
bertugas sebagai Kepala Ruangan, Ketua Tim, dan Perawat Asosiet (Perawat
Pelaksana) yang dimulai pada 8 November - 10 November 2022.

3. Tahap Analisis Data


Pada tahap ini mahasiswa melakukan analisa data berdasarkan dari temuan
selama shadowing dan wawancara terkait manajemen dan pelayanan keperawatan,
kemudian data yang didapatkan tersebut selanjutnya diolah serta disajikan dalam
bentuk Laporan Seminar Awal yang dilakukan oleh mahasiswa.
BAB II

TINJAUAN UMUM RSUD LABUANG BAJI

A. Sejarah RSUD Labuang Baji

Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji didirikan oleh Zending Gereja Geroformat

Surabaya, Malang dan Semarang sebagai Rumah Sakit Zending, yang diresmikan pada

tanggal 12 Juni 1938 dengan kapasitas 25 buah tempat tidur. Tahun 1946-1948 Rumah Sakit

Umum Daerah Labuang Baji mendapat bantuan dari Pemerintah Indonesia Timur (NIT),

dengan merehabilitasi gedung-gedung yang hancur akibat perang, dan digunakan untuk

penampungan korban akibat perang tersebut.

Pada tahun 1949-1951, Zending mendirikan bangunan permanen, sehingga kapasitas

tempat tidur menjadi 170 buah. Pada tahun 1952-1955, oleh Pemerintah Daerah Kotapraja

Makassar diberikan tambahan beberapa bangunan ruangan sehingga kapasitas tempat tidur

menjadi 190 buah. Sejak tahun 1955 Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji dibiayai oleh

Pemerintah Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan. Pada tahun 1960 oleh Zending, Rumah Sakit

Umum Daerah Labuang Baji diserahkan dan menjadi milik Pemerintah Daerah Tingkat I

Sulawesi Selatan dan dikelola oleh Dinas Kesehatan Provinsi Dati I Sulawesi Selatan dengan

klasifikasi Rumah Sakit Kelas C.

Terhitung mulai tanggal 16 Januari 1996 melalui Peraturan Daerah Provinsi Dati I

Sulawesi Selatan Nomor. : 2 Tahun 1996 kelas Rumah Sakit ditingkatkan dari Rumah Sakit

Kelas C menjadi Rumah Sakit Kelas B Non Pendidikan. Peraturan Daerah tersebut disahkan

oleh Menteri Dalam Negeri pada tanggal 7 Agustus 1996. Untuk struktur kelas B non

pendidikan tersebut Direktur sebagai Pimpinan Rumah Sakit dilantik dan dikukuhkan pada

tanggal 13 Juni 1998, sedang personalia yang mengisi struktur tersebut dilantik dan
dikukuhkan pada tanggal 12 Maret 1999.

Pada tanggal 13 September 2002 melalui Perda Propinsi Sulawesi Selatan No. 6 Tahun

2002 Rumah Sakit Labuang Baji berubah status dari Rumah Sakit Non Pendidikan menjadi

Badan Pengelola RSUD Labuang Baji. Kepala Badan serta pejabat yang mengisi struktur

organisasi Badan Pengelola tersebut diangkat melalui SK Gubernur Sulawesi Selatan No.

821.22-158 yang ditetapkan di Makassar pada tanggal 14 November 2002 dan dilantik tanggal

24 Desember 2002 kemudian melalui SK Gubernur Propinsi Sulawesi Selatan Nomor 09

tahun 2009 berubah menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji Propinsi Sulawesi

Selatan.

B. Gambaran Umum RSUD Labuang Baji

RSUD Labuang Baji Provinsi Sulawesi Selatan adalah Rumah Sakit Tipe B Non

Pendidikan yang statusnya ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan. RSUD

Labuang Baji merupakan rumah sakit berbasis BLUD yang sifat bisnisnya adalah lembaga

Non Profit yang lebih menekankan pada aspek pelayanan sosial kepada masyarakat utamanya

masyarakat yang berada dibawah garis kemiskinan dan sekaligus sebagai salah satu rumah

sakit rujukan di Propinsi Sulawesi Selatan (Pusat Rujukan Region Gerbang Selatan)

berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor: 15 tahun 2008 tentang Regionalisasi sistem rujukan

Rumah Sakit di Provinsi Sulawesi Selatan.

1. Terakreditasi 5 (lima) bidang pelayanan pada tahun 2000

Dengan SK Gubernur No. 821.22.107 tanggal 23 Juli 2001 direktur RSUD Labuang

Bajidr. H. Muh. Basir Palu, SpA, MHA dimutasikan ke Dinas kesehatan Sulsel sebagai

Wakil Kepala Dinas kesehatan Sulsel dan beliau digantikan oleh dr. H. Sofyan

Muhammad, M.Si yang dilantik pada tanggal 18 Agustus 2001 oleh Gubernur Sulsel
berdasarkan SK. No.821.2 / 20 / KEPEG.), sampai akhir masa jabatanya, kemudian

digantikan oleh dr. H. Talib Suyuti, M.Kes, sampai masa baktinya dilanjutkan oleh dr. H.

Bambang Arya, M.Kes.

Akhir Desember 2004 Terakreditasi 12 bidang Pelayanan dengan status akreditasi

lanjutan. Sejak berdirinya pada tanggal 12 Juni 1938, Rumah Sakit Umum Labuang Baji

telah mengalami beberapa kali pergantian Direktur yaitu:

a. dr. Ong Yan Hong

b. Prof. Dr. Warouw

c. dr. G. J Hoekstra

d. dr. Hiberlein

e. dr. A. W. F. Wiegers

f. dr. P. Roott

g. dr. R. A. Tini Iswary sampai Tahun 1967

h. dr. Ny. Th. Sumantri Tulong (1967-1978)

i. dr. B. Tjahjadi (1978-1981)

j. dr. A. Wahid Baelang (1981-1991)

k. dr. H. Mustafa Djide, SKM (1991-30 Desember 1995)

l. dr. H. Jasmin Abu Mattimu (30 Desember 1995-17 Januari 1997)

m. dr. Hj. Nurfiah A. Patiroi, MHA (17Januari 1997-13 Juni 1998)

n. dr. H. Muh. Basir Palu, SpA, MHA (13 Juni 1998-16 Agustus 2001)

o. dr. H. Sofyan Muhammad, M.Si (16 Agust 2001-1 Oktober 2006)

p. dr. H. Muh. Talib Suyuti, M.Kes (5 Oktober 2006-21 Agust 2008)

q. dr. H. Bambang Arya, M.Kes (21 Agustus 2008 sampai sekarang)


r. DR.H.Azikin Solthan,M.Si ( 9 Mei 2011 – 8 September 2011)

s. Dr.Enrico Marentek, SpPD ( 9 September 2011 – 21 September 2016 )

t. Dr.Andi Mappatoba, MBA,DTAS ( 11 Oktober 2016 - sekarang )

u. drg. Abdul Haris Nawawi, M.Kes

2. Lokasi

RSUD Labuang Baji Provinsi Sulawesi Selatan berlokasi di Kelurahan Labuang Baji

Kecamatan Mamajang Kota Makassar

Alamat : Jl. Dr. Ratulangi No. 81 Makassar (90133)

Telpon : (0411) 872120 –873482 Fax. (0411) 830454

E-mail : rsulabuangbaji.perencanaan@gmail.com

Luas tanah : 14. 404 m2 (hasil pengukuran BPN, tanggal 1 Desember 2004 sesuai

sertifikat.

3. Denah RSUD Labuang Baji


Adapun Denah Tata Ruang Gedung RSUD Labuang Baji dapat dilihat pada denah berikut:
C. Visi, Misi, Tujuan, Motto, Falsafah, dan Nilai RSUD Labuang Baji
1. Visi
"Menjadi Rumah sakit Unggulan Provinsi yang Inovatifdan Kompetitif Tahun 2023"
2. Misi
a. Mewujudkan pelayanan Prima yang Inovatif
b. Mewujudkan Profesional SDM yang Kompetitif
c. Mewujudkan sarana dan prasarana yang berkualtas
d. Meningkatkan Efektifitas dan Efisiensi Anggaran Rumah Sakit
3. Tujuan
Memberikan kepuasan kepada semua pelanggan agar tercipta citra baik Rumah Sakit
Umum Daerah Labuang Baji
4. Motto
"S I P A K A B A J I": SIAP DENGAN PELAYANAN KOMUNIKATIF,
BERMUTU, AMAN, JUJUR DAN IKHLAS
5. Falsafah
“Bahwa kesehatan jasmani maupun rohani merupakan hak setiap orang; oleh karena itu
rumah sakit berusaha untuk memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik kepada
masyarakat, baik bersifat penyembuhan, pemulihan, pencegahan maupun peningkatan
serta ditunjang oleh kualitas daya manusia yang memadai.”
6. Nilai
a. Kejujuran
b. Tanggung Jawab
c. Disiplin&Kerjasama
d. Kesetiaan
D. Struktur Organisasi RSUD Labuang Baji
DIREKTUR

KomitePen
Komite Komite Komite
gem-
WAKIL DIREKTUR MEDIK WAKIL DIREKTUR UMUM, WAKIL DIREKTUR Satuan
Etik dan Kepera- SDM DAN PENDIDIKAN Pemeriksaa
Medik Hukum watan
bangan&Un DAN KEPERAWATAN KEUANGAN n Intern
ggulan

Bidang Bagian
BidangPelayanan Bidang Fasilitas Medik Bagian Sumber Bagian Pendidikan dan Bagian Perencanaan Bagian
Medik
Pelayanan dan Keperawatan Bagian Umum Daya Manusia Penelitian dan Anggaran
Perbendaharaan dan
Keperawatan Mobilisasi Dana Akuntansi

Seksi Perencanaan Seksi Perencanaan dan Seksi Perencanaan dan Sub Bagian Sub Bagian
Sub Bagian Sub Bagian
Pengembangan Pengembangan Sub Bagian Tata Sub Bagian
dan Pengembangan Pelayanan Fasilitasi Medik dan
Perencanaan dan Perencanaan dan Penyusunan Program Akuntansi
Usaha Pengembangan Perbendaharaan
Pelayanan Medik Keperawatan Keperawatan Pengembangan dan Anggaran Keuangan

Seksi Monitoring Seksi Monitoring dan Seksi Monitoring dan Sub Bagian Sub Bagian Akuntansi
Sub Bagian Sub Bagian Mutasi Sub Bagian Evaluasi Sub Bagian
dan Evaluasi Evaluasi Pelayanan Evaluasi Fasilitas Medik dan Monitoring Manajemen dan
Keperawatan Keperawatan Rumah Tangga dan Kesejahteraan dan Pelaporan Mobilisasi Dana Verifikasi
Pelayanan Medik danEvaluasi

INSTALASI INSTALASI INSTALASI

Staf Medik
Fungsional
15
1. Kedudukan
RSUD Labuang Baji adalah Lembaga Teknis Daerah yang dipimpin oleh seorang
Direktur, yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui
Sekretaris Daerah.
2. Tugas Pokok
RSUD Labuang Baji mempunyai tugas:
a. Melaksanakan upaya kesehatan secara berdayaguna dan berhasilguna dengan
mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang dilaksanakan secara terpadu
dengan upaya peningkatan serta pencegahan dan melaksanakan upaya rujukan.
b. Melaksanakan pelayanan yang bermutu sesuai standar pelayanan rumah sakit.
3. Susunan organisasi Badan RSUD Labuang Baji terdiri atas :
a. Direktur
b. Wakil Direktur Medik dan Keperawatan
c. Wakil Direktur Umum, Sumber Daya Manusia & Pendidikan
d. Wakil Direktur Keuangan
e. Bidang Pelayanan Medik
f. Bidang Pelayanan Keperawatan
g. Bidang Fasilitas Medik dan Keperawatan
h. Bagian Umum
i. Bagian Sumber Daya Manusia
j. Bagian Pendidikan dan Penelitian
k. Bagian Perencanaan dan Anggaran
l. Bagian Perbendaharaan dan Mobilisasi dana
m. Bagian Akuntansi
n. Seksi
o. Sub. Bagian
4. Sarana dan Prasarana RSUD Labuang Baji
a. Fasilitas Medik
Fasilitas Pelayanan RSUD Labuang Baji terdiri dari :
1) Pelayanan Medik
a) Klinik Mata
b) Klinik Penyakit Dalam.
c) Klinik THT-KL
d) Klinik Gigi & Mulut/Bedah Mulut
e) Klinik Kandungan
f) Klinik Kulit & Kelamin
g) Klinik Paru
h) Klinik MDR
i) Klinik Syaraf
j) Klinik Digestif
k) Klinik Bedah Thoraks & Kardiovaskular
l) Klinik Bedah Umum
m) Klinik Bedah Orthopedi
n) Klinik Bedah Syaraf
o) Klinik Bedah Onkologi
p) Klinik VCT
q) Klinik Gizi
r) Klinik Geriatri
s) Klinik Anak
t) Klinik Jiwa
u) Klinik Kardiologi
v) Medical Check Up
w) Klinik Rheumathologi
x) Klinik Gastro enterologi & Hepatolgi
y) Klinik Endokrin & Metabolic (proses)
z) Klinik Infeksi Tropic (proses)
2) Instalasi Rawat Jalan
a) Loket pendaftaran berdasarkan jenis jaminan (dipilah) BPJS Kesehatan,
Umum dan Jaminan Kesehatan lainnya, untuk mendapatkan kartu registrasi
pasien yang selanjutnya diarahkan kepoliklinik, instalasi laboratorium,
radiologi dan rehabilitasi medik.
b) Setelah menerima pelayanan kesehatan sesuai jenis penyakit diberikan recu
(tanda registrasi pembayaran) bagi pasien umum dan pasien jaminan hanya
menggunakan kartu registrasi sebagai bahan untuk penagihan penjamin.
c) Untuk pasien yang mendapat resep dapat ditebus pada apotek rawat jalan
dengan mendapat obat dan recu (bukti pembayaran obat), sedangkan pasien
yang dijamin oleh BPJS Kesehatan dan Jaminan Kesehatan lainnya
langsung mendapatkan obat dan copy resep sebagai bahan penagihan.
3) Instalasi Rawat Inap
Sentral opname menerima pasien rawat inap dari poliklinik, IGD dapat
mendapat registrasi pasien rawat inap sebagai status pasien ruang rawat inap
sesuai jenis penyakitnya.
a) 13 ruang perawatan umum
1) Fasilitas Tempat Tidur Perawatan Umum: 300 tempat tidur
VVIP : 5 tempat tidur
VIP : 45 tempat tidur
Kelas I : 50 tempat tidur
Kelas II : 60 tempat tidur
Kelas III : 90 tempat tidur
ICU : 12 tempat tidur
CVCU : 8 tempat tidur
HCU : 10 tempat tidur
NICU : 11 tempat tidur
PICU : 9 tempat tidur
b) 11 (sebelas) ruang perawatan khusus (Ruang Bedah Sentral, Bedah
Kebidanan/Kandungan, NICU, PICU, Perinatologi, ICU, CVCU, HCU,
Hemodialisa dan Kamar Bersalin, IGD)
c) Fasilitas Tempat Tidur untuk penunjang :
Hemodialisa : 9 tempat tidur
IGD : 15 tempat tidur
Bedah Sentral : 5 tempat tidur
Kamar Bersalin : 9 tempat tidur
Kamar bayi : 4 Incubator
4) Instalasi Gawat Darurat (IGD)
Instalasi Gawat Darurat (IGD) melayani penderita yang tergolong gawat darurat
selama 24 jam, namun tidak menutup kemungkinan merawat penderita yang
bukan gawat darurat. IRD dipimpin oleh seorang dokter Spesialis Bedah dan
dibantu oleh dua orang dokter umum sebagai kepala unit bedah dan kepala unit
non bedah.
Ruangan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) terdiri dari:
a) Ruang Penerimaan Pasien
b) Ruang Triase
c) Ruang Resusitasi
d) Ruang Tindakan
e) Ruang Periksa
f) Ruang Observasi Bedah dengan kapasitas 5 (lima) tempat tidur
g) Ruang Observasi Non Bedah dengan kapasitas 5 (lima) tempat tidur
h) Ruang Tunggu Keluarga Pasien
i) Ruang Dokter Jaga
j) Ruang Administrasi
k) Ruang Cito Operasi
l) Ruang Laboratorium Cito
5) Instalasi rawat Intensif (ICU)
Ruangan Instalasi rawat Intensif saat ini tersedia kapasitas tempat tidur sebanyak
12 (dua belas) tempat tidur.
Tenaga yang menagani pelayanan perawatan insentif terdiri dari:
a) 2 (satu) Orang Tenaga Dokter Ahli Anastesi
b) 9 (sembilan) Orang Perawat Terlatih rawat Intensif
c) 6 (enam) Orang Perawat
6) Instalasi Rehabilitasi Medik
Merupakan sarana yang memberikan pelayanan Rehabilitasi Medik kepada
setiap pasien/keluarga yang berkunjung ke RS.
Jumlah tenaga Instalasi Rehabilitasi Medik terdiri dari:
a) Dokter Spesialis : 1 Orang
b) Fisioterapis : 9 Orang
7) Instalasi Bedah Sentral
Ruangan Instalasi Bedah Sentral mempunyai fasilitas yang terdiri dari:
a) Kamar untuk pembedahan (4 kamar pembedahan)
b) Kamar untuk sterilisator
c) Kamar persiapan anastesi
d) Kamar Istirahat dokter Ahli
e) Kamar pulih sadar (Recovery room)
f) Kamar ganti pakaian
g) Kamar cuci
Tenaga yang menangani pelayanan Bedah terdiri dari:
a) 1 Orang Dokter Ahli Bedah Umum
b) 1 Orang Dokter Ahli Bedah Digestif
c) 1 Orang Dokter Ahli Bedah Onkologi
d) 1 Orang Dokter Ahli Bedah Thoraks & Kardiovaskular
e) 2 Orang Dokter Ahli Bedah Orthopedi
f) 1 Orang Dokter Ahli Bedah Syaraf
g) 1 Orang Dokter Ahli Bedah Mulut
h) 2 Orang Dokter Ahli Anastesi
i) 4 Orang Dokter Ahli Kebidanan & Kandungan
j) 3 Orang Dokter Ahli THT
k) 3 Orang Dokter Ahli Mata
l) 1 Orang Dokter Ahli Orthopedi
m) 5 Orang Penata Anastesi
n) 2 Orang Perawat Anastesi
o) 13 Orang Perawat Bedah
p) 3 Orang Bidan
8) Pelayanan Penunjang Medik
a) Radiologi
Instalasi Radiologi memberikan pelayanan selama 24 jam. Jenis pelayanan
yang dapat diberikan: Rontgen Photo dengan atau tanpa Kontras, USG,
Dental Photo dan CT-Scan.
Jenis dan jumlah tenaga yang ada :
(1) Dokter Spesialis Radiologi : 3 orang
(2) Penata Rontgen/Ahli Radiographi : 17 orang
(3) Petugas Instalasi Radiologi : 1 orang
b) Instalasi Patologi Klinik:
Instalasi Patologi Klinik memberikan pelayanan selama 24 jam (pelayanan
di luar jam kerja dilayani oleh Laboratorium cito di IRD).
Jenis pelayanan yang dapat diberikan:
(1) Darah
(a) Hematologi:
(i) Sel-sel, Faal Hemostatis
(ii) Evaluasi Darah tepi
(b) Kimia klinik:
(i) Faal Metabolisme
(ii) Faal Jantung
(iii) Faal Hati
(iv) Faal Ginjal
(v) Elektrolit
(c) Immunoserologi
(i) Cairan tubuh
(ii) Air kemih : kimia, sedimen
(iii) Tinja : darah samar, sel, kimia
(iv) Cairan otak : sel-sel, kimia
(v) Transudat/Eksudat : sel-sel, kimia
9) Instalasi Patologi Anatomi
Instalasi Patologi Anatomi memberikan pelayanan selama jam kerja. Jenis
pemeriksaan yang dapat dilakukan:
a) Pemeriksaan Apusan Leher Rahim (Pap's Smear)
b) Pemeriksaan Biopsi Aspirasi Jarum Halus
c) Pemeriksaan Cairan Pleura dan Asites
d) Pemeriksaan Sputum
Jumlah tenaga yang ada:
a) Dokter Spesialis Patologi Anatomi : 1 orang
b) Paramedis Non Perawatan : 2 orang
10) Instalasi Rawat Intensif
Pelayanan Anestesi diberikan selama 24 jam dengan jenis pelayanan :
a) Pelayanan Anestesi/Analgesia di kamar bedah, ruang bersalin dan ruang
diagnostik
b) Pengelolaan ruang perawatan/terapi intensif
c) Melakukan bantuan resusitasi kasus gawat di ruang darurat atau bangsal
yang membutuhkan
d) Memberikan terapi inhalasi
e) Menanggulangi nyeri di poliklinik maupun di bangsal
Ruang dan peralatan yang tersedia:
Ruang peralatan yang terpisah dari ruang operasi dan jalan masuk
terpisah dari pasien yang menunggu giliran operasi
(1) Ruangan induksi
(2) Ruangan pulih sadar
(3) Anestesi
f) Alat-alat intubasi: Laringoscope, Kantung napas, Sungkup muka, pipa
tracheal dan pipa oropharyux
(1) Sumber gas oksigen dan N2O
(2) Tabung oksigen, penghisap lendir elektrik/manual
(3) Alat-alat Resusitasi
Tenaga yang ada:
(1) Dokter Spesialis Anestesi : 3 orang
(2) Penata Anestesi : 5 orang
(3) Perawat Anestesi : 2 orang
11) Instalasi Farmasi
Instalasi Farmasi mempunyai tugas melaksanakan kegiatan:
a) Peracikan, penyimpanan dan penyaluran obat-obatan, gas medis serta
bahan kimia
b) Penyimpanan dan penyaluran alat kedokteran, alat perawatan dan alat-
alat kesehatan yang dilakukan oleh tenaga/pegawai dalam jabatan
fungsional. Pelayanan Farmasi oleh Instalasi Farmasi diberikan selama
jam kerja. Di luar jam kerja kebutuhan obat bagi pasien dilayani oleh
Apotik Rawat Jalan/IGD.
Tenaga di Instalasi Farmasi terdiri dari:
a) Apoteker : 13 orang
b) Asisten Apoteker : 15 orang
c) Tenaga Administrasi : 2 orang
b. Pelayanan Penunjang Non Medik
1) Instalasi Gizi
Instalasi Gizi melayani proses penyediaan makanan mulai dari bahan mentah
hingga siap dikonsumsi baik oleh pasien maupun karyawan Rumah Sakit.
Kegiatan di Instalasi Gizi terdiri atas:
a) Kegiatan pengadaan makanan
b) Kegiatan penyuluhan dan konsultasi gizi
c) Kegiatan pelayanan gizi di ruang perawatan
Tenaga di Instalasi Gizi terdiri dari:
(1) Ahli Gizi : 10 orang
(2) Pembantu Ahli Gizi/Juru Masak : 22 orang
(3) Tenaga Pelaksana/Pramusaji : 14 orang
2) Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit
Instalasi Pemeliharaan Rumah Sakit mempunyai tugas:
a) Pemeliharaan dan perbaikan sarana dan prasarana
b) Penyediaan air bersih
3) Instalasi Sanitasi Lingkungan
Fasilitas Penunjang:
a) Prasarana air: PAM, sumur BOR dan sumur artesis
b) Fasilitas air untuk kebutuhan RS
c) Tenaga listrik PLN daya terpasang: 232 KWH + 82,5 KWH (tahun 2004)
d) Tenaga listrik diesel/Genset: 500 KVA
e) Tenaga UPS (Uninteruptible Power Supply: 2600 VA + 24 VA Batery
f) Alat pemadam kebakaran ringan: 20 pcs
4) Instalasi pengolahan limbah:
a) Limbah cair (water treatment) :SeptikTank (Konvensional)
b) Limbah padat
Pembuangan:
a) Sampah basah diangkut ke TPS
b) Sampah patologis diambil pihak kedua
c) Dapur melalui cerobong asap/uap
E. Alur Pelayanan Pasien RSUD Labuang Baji
1. Alur Pelayanan Pasien Instalasi Gawat Darurat RSUD Labuang Baju
2. Alur Pelayanan Pasien Masuk Di Ruang Rawat Inap RSUD Labuang Baji
3. Alur Pelayanan Pasien Rawat Jalan RSUD Labuang Baji
F. Gambaran Umum Ruang Perawatan Baji Nyawa RSUD Labuang Baji
Ruangan Baji nyawa terbentuk pada tahun 2019 pada masa pandemi Covid-19 dan

kemudian pada tahun 2022 berubah menjadi ruangan perawatan pasien interna. Ruang

perawatan Baji Nyawa merupakan ruangan dengan perawatan kelas 1. Pasien yang dirawat

pada ruangan Baji Nyawa adalah minimal care dan partial care. Saat ini ruangan belum

memiliki struktur organisasi ruangan.

1. Ketenagaan

Jumlah tenaga perawat di Ruang Perawatan Baji Nyawa RSUD Labuang Baji

berjumlah 18 orang yang terdiri 1 Kepala Ruangan, 2 Ketua Tim dan 13 perawat

pelaksana dengan tingkat Pendidikan orang Magister : 1 orang, S1 Kep. + Ners : 11

orang, dan DIII Keperawatan : 6 orang. Kolaborasi tenaga kesehatan lainnya adalah

dengan Tenaga Dokter umum, Dokter spesialis, Dokter Koas, Ahli gizi, bagian

laboratorium dan tenaga non medis lainnya.

Komposisi SDM Ruang Perawatan Baji Nyawa RS Labuang Baji


No Jabatan Pendidikan Jumlah
1 Kepala Ruangan Ners 1
2 Ketua Tim Magister 1
3 Ketua Tim Ners 1
4 Perawat Pelaksana Ners 9
5 Perawat Pelaksana DIII 6
Total
2. Denah Ruangan Baji Nyawa
BAB III

PENDEKATAN PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN RUMAH SAKIT

TERHADAP ASPEK PELAYANAN

A. Pengumpulan data
Pengumpulan data yang dilakukan di Ruang Baji Nyawa RSUD Labuang Baji

Makassar, dimulai pada tanggal 8 November 2022 – 10 November 2022. Metode

pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi ruangan serta wawancara kepala

bidang, CCM, kepala ruangan, ketua tim dan perawat pelaksana, dan juga pasien yang

di rawat di Ruang Baji Nyawa RSUD Labuang Baji Makassar.

1. Shadowing

1. KEPALA RUANGAN(KARU)
Tidak
No. Kegiatan Dilaksanakan Keterangan
Dilaksanakan
1. Mengatur pembagian  Pembuatan jadwal dinas
tugas jaga perawat diakhir bulan
(jadwal dinas)
2. Mengatur dan 
mengendalikan
kebersihan dan
ketertiban ruangan
3. Melakukan 
kegiatan
administrasi
dan surat
menyurat
4. Orientasi(pegawai baru,  Tidak dilakukan orientasi
residen, mahasiswa ruangan pada mahasiswa
kedokteran, dan praktik keperawatan dengan
keperawatan yang praktek alasan karena sudah pernah
diruangan dan praktik sebelumnya
membimbing mahasiswa
diruangan
5. Membina hubungan kerja 
yang harmonis dengan
klien, keluarga dan tim
kesehatan lainnya
6. Mengecek kelengkapan 
persediaan status
keperawatan minimal 5

7 Membina PP dan PA 
8 Mendelegasikan tanggung  Pendelegasian dilakukan
jawab PP kepada PA pada saat ada urusan yang
senior dengan tetap di penting yang tidak bisa
bawah pengawasan karu ditinggalkan
9 Memonitor dan evaluasi  Dilakukan secara observasi
penampilan kerja semua oleh kepala ruangan kepada
tenaga dan membuat DP3 staf untuk penilaian kinerja
dan usulan kenaikan membuat DP3 untuk usulan
pangkat kenaikan pangkat
10. Melakukan pertemuan  Dilakukan setiap bulan
rutin dengan semua
perawat tiap bulan
(membahas kebutuhan di
ruangan)
11. Merencanakan dan  Dilakukan pada saat
melaksanakan evaluasi pengkajian yang tidak
mutu asuhan keperawatan lengkap
Tambahan :
Berdasarkan hasil observasi pada hari/tanggal : Selasa, 8 November- Kamis, 10 November
2022 diruangan baji nyawa didapatkan bahwa peran dan tugas harian kepala ruangan belum
maksimal dilakukan diantaranya :
1. Mengendalikan kebersihan dan ketertiban ruangan dan menyediakan fasilitas ruangan,
namun yang melakukan hal ini adalah perawat primer dan perawat pelaksana
2. Orientasi ruangan tidak dilakukan kepada mahasiswa praktik yang baru masuk hal ini
mungkin dikarenakan mahasiswa yang turun praktik sudah pernah praktik di ruangan
tersebut.
2. PERAWAT PRIMER (KETUA TIM)/ PJ SHIFT

Tidak
No. Kegiatan Dilaksanakan Keterangan
Dilaksanakan
1 Membuat kontrak  Orientasi ruangan pada
dengan klien dan pasien baru belum optimal
keluarga, dilakukan, dikarenakan
mengerientasikan pendokumentasian yang
ruangan, melakukan memerlukan waktu
pengkajian (baru dan sehingga kurang optimal
melanjutkan pengkajian dilakukannya orientasi
PA dinas sebelumnya) pasien baru

2 Membuat rencana 
asuhan keperawatan,
menjelaskan renpra
yang sudah ditetapkan
kepada PA dalam
Timnya pada saat pre
conference
3 Melakukan tindakan 
keperawatan yang
bersifat terapi
keperawatan dan
tindakan keperawatan
yang tidak dapat
dilakukan oleh PA,
kemudian mengatur
pelaksanaan konsul
dan pemeriksaan lab,
dampingi dokter visit
4 Mengevaluasi asuhan 
keperawatan dan
membuat cacatan
perkembangan
klien/hari,memberikan
pendidikan kesehatan
pada klien/kelurga,
perencanaan pulang,
dan kerja sama dengan
CCM
Tambahan: Dari hasil observasi didapatkan bahwa perawat primer belum optimal dalam
memimpin pre dan post conference, hal ini dikarenakan untuk menghemat waktu dan
banyaknya tindakan yang dilakukan, sehingga tidak dilaksanaka secara maksimal.
Pembagian pasien ke PA tidak dibagi berdasarkan derajat ketergantungan pasien, namun
berdasarkan kamar, hal ini dikarenakan untuk memudahkan perawat dalam melaksanakan
tindakan keperawatan.

3. PERAWAT PELAKSANA

No. Tidak
Kegiatan Dilaksanakan Keterangan
Dilaksanakan
1 Membaca renpra yang  PA membaca dan
telah ditetapkan PP melaksanakan renpra
2 Menggantikan tugas PP  PA melakukan tugas
jika tidak berada di PP seperti menerima
tempat pasien baru,
melakukan pengkjian
3 Mengkomunikasikan  PA bertanya ke PP
kepada PP bila terkait jadwal
menemukan masalah pemeriksaan radiologi
yang perlu diselesaikan dan terapi pra medikasi
yang harus diberikan
kepada pasien
4 Menyiapkan klien untuk  PA mengecek kondisi
pemeriksaan diagnostic, pasien sebelum
lab, pengobatan dan dilakukan pemeriksaan
tindakan radiologi
5 Berperan serta dalam  PA memberikan
pendidikan kesehatan pendidikan kesehatan
pada klien dan keluarga pada pasien dan
keluarga untuk sering
melakukan mika-miki
pada pasien DM yang
takut berubah posisi
6 Membantu tim lain yang 
membutuhkan
Catatan:
Saat dilakukan observasi terhadap beberapa PA, didapati masih banyak tindakan non-
keperawatan yang dilakukan oleh perawat seperti mengambil laundry, mengambil obat di
apotik, mengantar dan mengambil hasil laboratorium sehingga ketika selesai melakukan
tindakan perawat langsung melakukan pencatatan sehingga akan mengurangi waktu interaksi
perawat ke pasien.
3. Kuesioner dan Wawancara

a. Kepala Ruangan Perawatan Baji Nyawa RSUD. Labuang Baji Makassar

Inisial : Ibu N
Usia : 53 Tahun 10 bulan
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan terakhir : Ners
Lama Jabatan : > 3 bulan
Lama Kerja di rumah sakit : > 20 tahun

JikaYa,Dalam Jika Tidak,


Pertanyaan Ya Tidak
Bentuk Apa? Mengapa?

Perencanaan Apakah Bapak/Ibu menyusun  Dibuat dalam bentuk


rencana harian? catatan /hardcopy

Apakah Bapak/Ibu Menyusun 


rencana bulanan? Dalam bentuk format
sesuai permintaan
(mis; pelatihan,
Apakah Bapak/Ibu Menyusun  perlengkapan BHP
rencana tahunan? ruangan)

Apakah Bapak/Ibu mengerti 


tentang visi misi dan falsafah
rumah sakit?
Apakah Bapak/Ibu mengetahui  Belum ada kebijakan
kebijakan Rumah Sakit yang yang terbaru,
terupdate? kebijakan yang ada
tahun 2017 terkait
SOP ruang perawatan
dan Apotik

Apakah tersedia Panduan  Belum ada masih


Praktik Klinis termasuk dalam proses
Integrated Clinical Pathways penyusunan
(ICPs)?

Pengorganisasia Apakah terdapat struktur  Belum dibuat dengan


n organisasi diruangan ini? Jika alasan masih ada
ya, apakah Bapak/Ibu paham mutasi-mutasi ruangan
tentang Struktur organisasi
tersebut?

Apakah daftar dinas dibuat  Dalam bentuk file dan


secara bulanan? hardcopy

Apakah daftar dinas dibuat  Tidak dibuat karena


secara tahunan? daftar dinas dibuat
setiap bulan

Apakah tersedia daftar pasien  Dalam bentuk papan


diruangan ini? Jika ya, dimana daftar pasien
daftar tersebut diletakkan?

Apakah pembagian pasien dari  Ruangan menerapkan


PP kepada PA dilaksanakan praktik manajemen
berdasarkan derajat keperawatan secara
ketergantungan pasien? tim

Apakah ada perubahan jadwal  Tidak ada


dinas perawat selama pandemi ?

Pengarahan Apakah Bapak/Ibu memberikan  Motivasi dan


motivasi pada tim perawat pengarahan diberikan
diruangan? Jika ya, dalam secara langsung dan
bentuk apa? melalui WAG

Apakah Bapak /Ibu memberikan  Tidak ada dalam


reinforcement positif kepada bentuk hadiah,
perawat saat mereka pemberian hanya dalam
menyelesaikan tugas dengan bentuk penilaian
baik? perilaku kinerja dan
pujian

Apakah Bapak/Ibu melakukan  Dilakukan setiap


doa bersama setiap hari? kepala ruangan dan
staf memiliki
kesempatan

Apakah memanggil staf secara  Selalu dilakukan jika


periodic untuk diberikan ada waktu luang
feedback?

Menurut Bapak/Ibu,apakah  Semua komunikasi


komunikasi yang berjalan penyampaiannya dapat
diruangan ini sudah efektif? Jika dilaksanakan dengan
ya, baik oleh perawat
Bagaimana cara Bapak/Ibu
menilai bahwa komunikasi
tersebut telah efektif?

Apakah operan rutin dilakukan  Operan dilakukan per


diruangan ini?Jika ya,apakah tim, dan hanya
operan dilakukan pertim atau dilakukan antara PA
dan PP
Seluruh perawat? Siapa yang
memimpin operan?

Apakah kepala ruangan  Kepala ruangan


mengecek kedisiplinan perawat membuat dalam
secara rutin dan berkala? bentuk catatan

Apakah Ada punishment yang  Kepala ruangan


diberikan jika perawat tidak memberikan hukuman
disiplin? dengan mengurangi
jadwal liburnya

Apakah Bapak/Ibu melakukan  Dilakukan secara


pengawasan secara langsung observasi
kepada perawat dalam
mengelola pasien?

Apakah diruangan Bapak/Ibu  Penyelesaian biasa


diterapkan manajemen konflik? diselesaikan oleh PP
Jika Ya, bagaimana jika belum teratasi
penerapannya? langsung ke kepala
ruangan

Apakah pendelegasian dilakukan  Jika ada halangan


secara rutin dan berkala? dilakukan secara lisan
namun jika ada
kegiatan terencana
dibuat dalam bentuk
hardcopy
didelegasikan kepada
CCM atau KaTim

Apakah supervisi dilakukan  Supervisi dilakukan


secara rutin dan berkala? secara observasi dan
dibuat catatan,
kemudian hasil
observasi diutarakan
pada saat rapat
ruangan

Apakah kepala ruangan  Dalam bentuk


mendelegasikan tugas kepada format/hardcopy
perawat saat ia libur/cuti

Apakah perawat melakukan pre  Belum maksimal


dan post conference setiap hari? dilakukan

Apakah Bapak/Ibu melakukan  Penugasan perawat


manajemen sumber daya? sesuai kualifikasi
Bagaimana bentuk aktivitasnya pendidikan
Pengendalian Apakah diruangan Bapak/Ibu  Dilakukan dan
dilakukan pengukuran indikator dibuatkan hardcopy
mutu pelayanan dari bidang Mutu dan
Pelayanan

Apakah diruangan Bapak/Ibu  Dilakukan oleh


dilakukan pengukuran indiator Ka.Tim terkait
mutu asuhan keperawatan penerimaan pasien
baru masuk,
pengkajian yang tidak
lengkap

Apakah diruangan Bapak/Ibu  Pengukuran terkait 6


dilakukan pengukuran indikator B, Risiko jatuh
mutu keselamatan pasien

Apakah diruangan Bapak/Ibu  Dilakukan oleh


setiap bulan dilakukan penilaian instalasi rawat inap per
kepuasan pasien dan perawat 3 bulan

Apakah diruangan Bapak/Ibu  Penilaian dilakukan


setiap bulan dilakukan penilaian setiap bulan, trimester,
terhadap kinerja perawat dan tahunan

1. Metode praktek keperawatan profesional yang digunakan di ruangan Bapak/Ibu?


a. Fungsional
b. Metode TIM
c. Perawat Primer
d. Metode kasus
e. Modifikasi Fungsional+Primer
2. Apa alasan Bapak/Ibu menggunakan metode praktek keperawatan profesional tersebut?
Karena lebih terarah dan kebutuhan pasien terpenuhi

3. Bagaimana pengalaman Bapak/Ibu menggunakan model MPKP tersebut?


Menggunakan model MPKP lebih bagus karena lebih tertuju pada pasien

b. Perawat Primer Perawatan Baji Nyawa RSUD. Labuang Baji Makassar

Inisial : Ny. AR
Usia : 41 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan terakhir : Ners
Lama kerja di RS : 25 Tahun

No Jika Tidak, Mengapa?


Pertanyaan Ya Tidak Jika Ya, Jelaskan :
.

1. Apakah bapak/ibu membuat Perencanaan asuhan


perencanaan asuhan  keperawatan selalu
keperawatan ? dilakukan.

2. Apakah bapak/ibu melakukan Kolaborasi dengan profesi


tindakan kolaborasi ? Kesehatan lain, seperti
 dokter; apoteker; dan ahli
gizi selalu dilakukan.
3. Apakah bapak/ibu yang Memimpin pelaksanaan
memimpin pelaksanaan timbang  timbang terima selalu
terima ? dilakukan.

4. Apakah bapak/ibu melakukan Jika terjadi suatu halangan


pendelegasian tugas ? Dalam yang menyebabkan PP
kondisi seperti apa dan tidak dapat hadir maka
mendelegasikan kepada siapa?  akan tugas akan
didelegasikan kepada PA
yang dipercaya.

5. Apakah bapak/ibu memimpin Ronde keperawatan


ronde keperawatan ? belum pernah dilakukan
di ruangann, karena
belum pernah ada
kesempatan untuk
mengadakan ronde
 keperawatan. Ronde
keperawatan pernah
dilakukan ketika ada
mahasiswa praktik yang
melaksanakan ronde
keperawatan

6. Apakah bapak/ibu melakukan Evaluasi pemberian


evaluasi pemberian asuhan asuhan keperawatan selalu
keperawatan ?  dilakukan selalu dilakukan
pada jam 11 atau jam 12
siang

7. Apakah bapak/ibu melakukan  Komunikasi dan


komunikasi dan koordinasi koordinasi biasa dilakukan
terkait pelayanan yang diberikan dengan petugas gizi dan
oleh disiplin ilmu lain maupun DPJP
perawat lain?

8. Apakah bapak/ibu memberikan Edukasi rencana pulang


edukasi kepada pasien yang  biasa dilakukan
rencana pulang ?

9 Apakah bapak/ibu mengisi  Resume keperawatan


resume keperawatan pasien? selalu diisi

10 Apakah bapak/ibu melakukan  Penerimaan pasien biasa


penerimaan pasien dan dilakukan dan
menyesuaikan rencana tindakan. menyesuaikan rencana
tindakan

11. Apakah bapak/ibu melakukan  Evaluasi keberhasilan


evaluasi keberhasilan yang yang dicapai di ruangan
dicapai di ruangan? biasa dilakukan

c. Perawat Primer Perawatan Baji Nyawa RSUD. Labuang Baji Makassar

Inisial : Ny.S
Usia : 52 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan Terakhir : Ners
Lama Bekerja di RS : 10 Tahun
No. Pertanyaan Ya Tidak Jika Ya, Dalam Bentuk Jika Tidak, Mengapa?
Apa?
1. Apakah bapak/ibu membaca Perawat membacakan
rencana keperawatan yang di buat rencana perawatan yang

oleh Katim/Perawat Primer? telah dibuat dalam laporan
di rekam medis pasien
2. Apabila menemukan masalah yang Perawat selalu
harus diselesaikan. Apakah mendiskusikan masalah

bapak/ibu mengkomunikasikan ke yang ditemukan dengan
Katim? katim atau teman dinas
4. Apakah bapak/ibu melakukan Pendidikan kesehatan
pendidikan kesehatan pada pasien diberikan secara lisan

dan keluarga? kepada pasien setiap
tindakan
5. Apakah bapak/ibu melakukan Tindakan keperawatan pada
tindakan keperawatan pada pasien pasien dilakukan sesuai

sesuai rencana keperawatan? dengan rencana
keperawatan yang telah
dibuat
6. Apakah bapak/ibu melakukan Perawat melakukan evaluasi
evaluasi terhadap tindakan yang di setiap akhir jam dinas

telah dilakukan dan kemudian
mendokumentasikannya pada mendokumentasikan hasil
catatan perawatan? dalam catatan penitegrasian
di rekam medis pasien
7. Apakah bapak/ibu memeriksa  Memeriksa setiap lembaran
kerapian dan kelengkapan status status pasien dan mengisi
keperawatan? form yang kosong
8. Apakah bapak/ibu memberikan  Mencocokkan obat yang
resep dan menerima obat dari diterima dengan instruksi
keluarga pasien yang menjadi dokter dan memvalidasi
tanggung jawabnya dan melakukan kembali jika instruksi yang
koordinasi dengan Katim/PP? diberikan kurang jelas
dipahami
9 Apakah di ruangan Bapak/Ibu  dalam bentuk form yang
sudah ada standar diagnosa diceklist
keperawatan dan rencana tindakan
pasien?
10 Apakah Bapak/Ibu dalam  Tindakan keperawatan
melaksanakan tindakan dilakukan sesuai dengan
keperawatan sesuai SOP dalam standar SOP di RS, namun
merawat pasien? ada beberapa tindakan
belum sepenuhnya
dilaksanakan karena
terkendala pada
ketersediaan alat dan
fasilitas
11 Apakah Bapak/Ibu menyiapkan  Laporan ada dicatat di buku
laporan dan catatan keperawatan laporan perawat dan catatan
yang dibutuhkan dalam pre-post perkembangan ada di
conference dan ronde keperawatan Rekam Medik pasien, dan
pada pasien? disampaikan pada saat pre
dan post conference
12 Apakah Bapak/Ibu mengalami  Tidak ada hambatan
hambatan dalam komunikasi dalam berkomunikasi
terapeutik pada pasien? dengan pasien
13 Apakah handover/timbang terima  Handover/timbang terima
saat pergantian shift dilakukan di selalu dilakukan di depan
depan pasien? pasien
14 Apakah Bapak/Ibu melakukan  Kolaborasi dengan dokter
koordinasi dengan perawat dan tim terkait terapi medikasi yang
kesehatan lain dalam pemberian akan diberikan
askep pada pasien
15 Apakah Bapak/Ibu tetap melibatkan  Evaluasi dilakukan dengan
pasien dalam proses evaluasi menanyakan pada pasien
asuhan keperawatan yang telah dan memvalidasi ke
diterima? keluarga jika yang
ditanyakan berhubungan
dengan yang bisa
ditanyakan ke keluarga
16 Apakah Bapak/Ibu mampu  Semua tindakan
melakukan dokumentasi semua didokumentasikan didalam
tindakan keperawatan termasuk rekam medik pasien
evaluasi secara lengkap
3. Data Indikator Nasional

Berdasarkan hasil survey data sekunder pada komite Pencegahan dan Pengendalian

Infeksi (KPPI) RSUD Labuang Baji, diperoleh hasil sebagai berikut :

a. Data Kepatuhan Hand Hygiene

Data Kepatuhan Hand Hygiene Berdasarkan Five Moment

Pada Triwulan III (Juli s/d September) Tahun 2022

Bulan Ket

No Moment Juli Agustus September

Sampel % Sampel % Sampel %

1 Sebelum Kontak 37 41,11 32 38,09 38 37,62

Pasien

2 Sebelum Melakukan 22 24,44 15 17,85 19 18,81

Tind. Aseptik

3 Setelah Terpapar Car. 74 82,22 72 85,71 73 72,27

Tubuh Pasien

4 Setelah Kontak Pasien 78 86,66 82 97,61 100 99,00

5 Setelah kontak 23 25,55 38 45,23 37 36,36

lingkungan sekitar

pasien

Data Sekunder : KPPI RSUD Labuang Baji


Data Kepatuhan Hand Hygiene Tiap Profesi Berdasarkan Five Moment

Pada Triwulan III (Juli s/d September) Tahun 2022

Profesi

Dokter Perawat Nakes Lainnya Mahasiswa


No Moment
Sampel % Sampel % Sampe % Sampel %

1 Sebelum Kontak 25 37,87 37 41,57 23 35,38 22 40

Pasien

2 Sebelum Melakukan 11 16,66 24 26,96 13 20 8 14,54

Tind. Aseptik

3 Setelah Terpapar 52 78,78 61 68,53 47 72,30 46 83,63

Car. Tubuh Pasien

4 Setelah Kontak 66 100 85 95,50 58 89,23 51 92,72

Pasien

5 Setelah kontak 24 36,66 54 60,67 8 12,30 12 21,81

lingkungan sekitar

pasien

Data Sekunder : KPPI RSUD Labuang Baji

Hasil survey data sekunder pada Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (KPPI)

bahwa angka kepatuhan kebersihan tangan berdasarkan lima moment pada trimester ketiga

tahun 2022 terjadi secara fluktuatif. Kepatuhan kebersihan tangan tertinggi pada moment

keempat yaitu setelah kontak dengan pasien dimana terjadi peningkatan setiap bulannya

dimulai bulan juli, agustus dan September berturut-turut adalah 86,66%, 97,61% dan 99%.
Sedangkan pada moment kedua (sebelum melakukan tindakan aseptic) adalah moment

dengan kepatuhan kebersihan tangan terendah yang dengan persentase tiap bulannya (Juli,

Agustus dan September) adalah 24,44%, 17,85% dan 18,81%.

b. Data Kejadian Plebitis

Data Kejadian Plebitis di Ruang Baji Nyawa

Pada Triwulan III Tahun 2022

No Bulan Numerator Denumenator ‰

1 Juli 4 484 8,26

2 Agustus 37 756 48,94

3 September 22 752 29,25

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa kejadian phlebitis pada triwulan

ketiga di ruang baji nyawa terjadi secara fluktuatif setiap bulannya. Terjadi peningkatan

kejadian phlebitis dari bulan juli yaitu 8,26 permil naik menjadi 48,94 permil pada bulan

agustus, kemudian turun kembali menjadi 29,25 permil pada bulan September. Angka ini

menunjukkan kejadian phlebitis masih di atas standar yang ditetapkan yaitu ≤ 1 ‰.

c. Indikator Kinerja Pelayanan di Ruang Baji Nyawa


Indikator Kinerja Pelayanan Di Ruang Perawatan Baji Nyawa
RSUD Labuang Baji Makassar bulan Agustus s/d Oktober 2022

No Indikator Bulan
Agustus September Oktober
1. Bed Occupation Ratio (BOR) 100% 100% 100%
2. Average Length of Stay (AVLOS) 4,6 hari 5,43 hari 3,85 hari
3. Turn Over Interval (TOI) 0,19 hari 0,67 hari 0,18 hari
4. Bed Turn Over (BTO) 9 kali 8,03 kali 6,42 kali
5. Net Death Rate (NDR) 0,04 ‰ 4,7 ‰ 11 ‰
6. Gross Death Rate (GDR) 0,1 ‰ 4,7 ‰ 11 ‰
Data Sekunder : Laporan pasien bulanan Ruang Baji Nyawa Tahun 2022
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa penggunaan tempat tidur (BOR)

sejak bulan agustus-oktober tahun 2022 adalah 100%. Rata-rata lama hari rawat (AVLOS)

tiap bulannya mengalami fluktuatif pada bulan agustus, september dan oktober berturut-

turut adalah 4,6 hari, 5,43 hari dan 3,85 hari. Tenggang perputaran tempat tidur (TOI)

setiap bulannya juga mengalami fluktuatif yaitu 0,19 hari pada bulan agustus naik menjadi

0,67 hari pada bulan september dan turun kembali pada bulan oktober menjadi 0,18 hari.

Pada data angka perputaran tempat tidur (BTO) mengalami penurunan tiap bulannya dari

bulan agustus, sepmber dan oktober secara berturut-turut adalah 9 kali, 8 kali dan 6 kali.

Data NDR dan GDR mengalami peningkatan setiap bulannya dari bulan agustus-oktober

namun masih berada pada standar yang ditetapkan.

Daftar Pasien Ruang Perawatan Baji Nyawa

Inisial Usia Tanggal Derajat


No Kamar Diagnose Medis
Pasien (Tahun) Masuk Ketergantungan
Statis
1. Tn. AM 506 65 Tahun 3/11/2022 Partial Care
Epileptikus
GOUT Kronik +
2. Tn. SL 529 55 Tahun 31/10/2022 Total Care
Anemia berat
Akalasia
3. Ny. H 511 67 Tahun 7/11/2022 Total Care
Esopagus

4. Ny. K 514 54 Tahun Cefalgia 9/11/2022 Minimal Care

5. Ny. M 514 18 Tahun Absominal Pain 5/11/2022 Minimal Care

6. Ny. Y 514 24 Tahun ISPA 5/11/2022 Minimal Care

7. Ny. S 514 21 Tahun ISPA 5/11/2022 Minimal Care

8. Ny. KM 520 50 Tahun Hipertension 9/11/2022 Minimal Care

Dispepsia
9. Ny. KH 520 58 Tahun 6/11/2022 Minimal Care
Kronik
GERD +
10. Ny. NR 524 21 Tahun 5/11/2022 Minimal Care
Hematokezia
Abdominal Pain
11. Tn. AR 526 27 Tahun 6/11/2022 Minimal Care
+ Cefalgia

12. Tn. S 526 54 Tahun GEA 8/11/2022 Minimal Care

Melena +
13. Tn. MR 527 47 Tahun 8/11/2022 Minimal Care
Anemia

14. Tn. MM 527 26 Tahun Colic Abdomen 9/11/2022 Minimal Care

15. Tn. B 528 52 Tahun Abdominal Pain 9/11/2022 Minimal Care

Melena et. cause


16. Tn. J 529 66 Tahun 3/11/2022 Partial Care
gastropati

Keterangan : Data diambil tanggal 10/ 11/ 22

Total care : 2 pasien

Partial care : 2 pasien

Minimal care : 12 pasien


d. Indikator Mutu di Ruang Baji Nyawa

1) Angka Kejadian Flebitis

Berdasarkan hasil observasi dari tanggal 8-10 November 2022 terdapat 2 kejadian
flebitis mechanical dan 1 kejadian flebitis bacterial. Flebitis mechanical yang terjadi
karena pasien selalu menggerakkan tangannya terutama ketika ke kamar mandi dan
flebitis bacterial yang terjadi karena infus terpasang sudah lebih terpasang 3 hari.
Sehingga, angka kejadian flebitis di ruangan Baji Nyawa yakni 20 %.

2) Kejadian Jatuh

Berdasarkan hasil observasi dari tanggal 8 – 10 November 2022 ditemukan satu

kejadian jatuh pada salah satu pasien di ruang perawatan Baji Nyawa RSUD Labuang

Baji. Berdasarkan pengkajian risiko jatuh kepada 16 pasien ditemukan :

Jumlah Pasien
Tingkat Risiko
(dari tanggal 8-10 November 2022)

Tidak berisiko 5

Risiko rendah 8

Risiko tinggi 3

Berdasarkan tabel diatas didapatkan rata-rata pasien yang dirawat di ruang


perawatan baji nyawa berisiko jatuh rendah sebanyak 8 pasien (50 %), pasien tidak
berisiko jatuh sebanyak 5 pasien (31,25 %) dan pasien dengan risiko jatuh tinggi
sebanyak 3 pasien (18,75 %).

Kejadian Jatuh = x 100%

= x 100% = 9,09%
Berdasarkan perhitungan hasil kejadian jatuh, didapatkan kejadian jatuh (1 orang)
sebesar 9,09%. Pasien yang mengalami jatuh dikarenakan tidak adanya keluarga yang
mendampingi serta kondisi pasien yang mendukung risiko tinggi jatuh pada pasien
tersebut.
3) Kepatuhan Identifikasi Pasien

Sebelum
Melakukan
Pemberian Obat Pemberian Nutrisi Pemberian Darah Pengambilan Spesimen
Tindakan
Keterangan Diagnostik
Tidak Tidak
Dilakuka Dilakuk Tidak Dilakuk Tidak Tidak Dilaku
Dilakuk Dilakukan Dilaku
n an Dilakukan an Dilakukan Dilakukan kan
an kan
Tindakan
yang 1 1 21 0 0 1 3 1 2 1
diobservasi

Sebelum
Tindakan
Pemberian Pemberian Pemberian Pemberian Melakukan
yang
Obat Nutrisi Darah Spesimen Tindakan
Diobservasi
Diagnostik
Kepatuhan 1/2 21/21 0/1 3/4 2/3
Identifikasi
Pasien
Total 27/31
Persentase 87.09%

Berdasarkan data diatas didapatkan kepatuhan dalam identifikasi pasien sebesar

87.09%. Dalam pemberian obat 50%, pemberian nutrisi 100%, pemberian darah 0%,

pengambilan spesimen 75%, sebelum melakukan tindakan diagnostik 66,6%. Hasil

observasi didapatkan 2 pasien yang tidak memiliki gelang identitas pasien di ruang

perawatan baji nyawa. Pasien tersebut memiliki gelang identitas tetapi hilang. Saat

ingin melakukan identifikasi pasien, perawat langsung memanggil nama pasien, tidak

menanyakan nama dan tanggal lahir pasien serta tidak melihat gelang identitas. Hal

tersebut dikarenakan perawat sudah menghapal pasien yang sudah beberapa hari

dirawat di ruangan tersebut.


4) Kepuasaan pasien

a. Realiability (Keandalan)

Berdasarkan dari hasil wawancara dengan 15 pasien di Ruang Perawatan

Baji Nyawa di temukan data terkait dengan Reability yang mencakup keandalan

perawat dalam memberikan perawatan bahwa 9 pasien (60%) mengatakan bahwa

puas dengan perawat karena mampu menangani masalah perawatan dengan tepat

dan profesional. Walaupun dalam perawatan tersebut tidak seluruhnya dilakukan

oleh perawat yang bekerja di ruang perawatan Baji Nyawa karena beberapa

tindakan minor seperti rawat luka dan ganti cairan dibantu oleh mahasiswa

profesi. Didapatkan pula 8 pasien (53.3%) menyatakan puas tentang penjelasan

tentang fasilitas yang tersedia, cara penggunaannya dan tata tertib yang berlaku di

RS. Mengenai perawat memberitahu dengan jelas tentang hal-hal yang harus

dipatuhi dalam perawatan pasien didapatkan 9 orang (60%) puas. Terkait

informasi hal-hal yang dilarang selama di masa perawatan 8 orang (53.3%)

merasa puas terhadap penjelasan perawat. Untuk ketepatan waktu perawat tiba

diruangan, pasien mengatakan sangat puas karena perawat tiba diruangan tepat

waktu.

Sangat
Tidak Sangat
Tidak Puas
Pertanyaan Puas Puas
Puas
n % n % n % n %
Perawat mampu menangani 0 0% 0 0% 9 60% 6 40%
masalah keperawatan anda dengan
tepat dan professional
Perawat memberikan informasi 0 0% 3 20% 8 53,3% 4 26,7%
tentang fasilitas yang tersedia, cara
penggunaannya dan tata tertib yang
berlaku di RS

Perawat memberitahu dengan jelas 0 0% 2 13,3 9 60% 4 26,7%


tentang hal-hal yang harus dipatuhi %
dalam perawatan pasien
Perawat memberi tahu dengan jelas 0 0% 2 13,3 8 53,3% 5 33,3%
tentang hal-hal yang dilarang dalam %
perawatan pasien
Ketepatan waktu perawat tiba di 0 0% 1 6,7 7 46,67 7 46,67
ruangan ketika pasien % % %
membutuhkan

b. Assurance (Jaminan)

Berdasarkan dari hasil wawancara dengan 15 pasien di Ruang Perawatan

Baji Nyawa di temukan data terkait dengan Assurance ada lima kategori, yaitu 10

pasien (66,67%) mengatakan puas dengan perhatian perawat terhadap keluhan

pasien, 10 pasien (66.67%) mengatakan sangat puas terhadap penjelasan perawat

terkait tindakan perawatan yang diberikan kepada mereka. Sebanyak 10 pasien

(66,67%) puas dengan kejujuran perawat dalam memberikan informasi tentang

kondisi kesehatan pasien. Kategori lain terkait keramahan pasien, sebanyak 10

pasien (66,67%) mengatakan perawat memberi salam dan senyuman ketika

berpapasan dengan pasien. Sebanyak 8 pasien (53,33%) mengatakan perawat teliti

dan terampil dalam melakukan tindakan keperawatan terhadap pasien.

Sangat
Tidak Sangat
Tidak Puas
Pertanyaan Puas Puas
Puas
n % n % n % n %
Perawat memberi perhatian 0 0% 0 0% 10 66,67 5 33,33
terhadap keluhan yang anda % %
rasakan
Perawat dapat menjawab 0 0% 0 0% 10 66,67 5 33,33
pertanyaan tentang tindakan % %
perawatan yang diberikan kepada
anda

Perawat jujur dalam memberikan 0 0% 0 0% 10 66,67 5 33,33


informasi tentang keadaan anda % %

Perawat selalu memberi salam dan 0 0% 0 0% 10 66,67 5 33,33


senyum ketika bertemu dengan % %
anda
Perawat teliti dan terampil dalam 0 0% 1 6,67 8 53,33 6 40%
melaksanakan tindakan % %
keperawatan kepada anda

c. Tangibles (Kenyataan)

Berdasarkan dari hasil wawancara dengan 15 pasien di Ruang Perawatan Baji

Nyawa di temukan data terkait dengan Tangibles ada enam kategori, yaitu 6 pasien (40%)

mengatakan puas dengan informasi yang diberikan perawat terkait administrasi yang

berlaku, 11 pasien (73,33%) mengatakan sangat puas terhadap kebersihan dan kerapian

ruangan yang ditempati. Sebanyak 10 pasien (66,67%) puas dengan kebersihan dan

kesiapan alat-alat kesehatan yang digunakan. Sebanyak 10 pasien (66,67%) mengatakan

puas dengan kebersihan dan kelengkapan fasilitas kamar mandi dan toilet. Sebanyak 8

pasien (53,33%) mengatakan perawat selalu menjaga kerapian dan penampilannya. Serta

sebanyak 8 pasien (53,33%) mengatakan teliti dan terampilan dalam melakukan tindakan.

Sangat
Tidak Sangat
Pertanyaan Tidak Puas
Puas Puas
Puas
n % n % n % n %
Perawat memberi informasi 0 0% 5 33,3 6 40% 4 26,67
administrasi yang berlaku bagi 3% %
pasien rawat inap di RS
Perawat selalu menjaga kebersihan 0 0% 0 0% 11 73,33 4 26,67
dan kerapian ruangan yang pasien % %
tempati

Perawat menjaga kebersihan dan 0 0% 0 0% 10 66,67 5 33,33


kesiapan alat-alat kesehatan yang % %
pasien gunakan
Perawat menjaga kebersihan dan 1 6,67 1 6,67 10 66,67 3 20%
kelengkapan fasilitas kamar mandi % % %
dan toilet
Perawat selalu menjaga kerapian 0 0% 0 0% 8 53,33 7 46,67
dan penampilannya % %
Perawat teliti dan terampil dalam 0 0% 0 0% 8 53,33 7 46,67
melaksanakan tindakan % %
keperawatan kepada anda

d. Emphaty (Empati)

Berdasarkan dari hasil wawancara dengan 15 pasien di Ruang Perawatan Baji

Nyawa di temukan data terkait dengan Empati ada lima kategori, yaitu 8 pasien (53,33%)

mengatakan puas dengan informasi yang diberikan perawat sebelum melakukan tindakan,

10 pasien (66,67%) mengatakan puas terhadap kebersihan dan kerapian ruangan yang

ditempati. Sebanyak 10 pasien (66,67%) puas dengan perawat yang mudah dihubungi

ketika dibutuhkan. Sebanyak 8 pasien (53,33%) mengatakan sangat puas dengan perawat

sering memeriksa keadaan pasien. Sebanyak 8 pasien (53,33%) mengatakan sangat puas

terhadap pelayanan perawat yang tidak memandang status pasien. Serta sebanyak 8

pasien (53,33%) mengatakan puas dengan perhatian perawat.


Sangat
Tidak Sangat
Tidak Puas
Pertanyaan Puas Puas
Puas
n % n % n % n %
Perawat memberikan informasi 0 0% 1 6,67 8 53,33 6 40%
kepada pasien tentang segala % %
tindakan perawat yang akan
dilaksanakan

Perawat mudah ditemui dan 0 0% 1 6,67 10 66,67 4 26,67


dihubungi bisa anda % % %
membutuhkan

Perawat sering menengok dan 0 0% 1 6,67 6 40% 8 53,33


memeriksa keadaan pasien seperti % %
mengukur tensi, suhu, nadi,
pernapasan, dan cairan infus

Pelayanan yang diberikan perawat 0 0% 0 0% 7 46,67 8 53,33


tidak memandang pangkat/status % %
tapi berdasarkan kondisi pasien

Perawat perhatian dan memberi 0 0% 0 0% 8 53,33 7 46,67


dukungan moril terhadap keadaan % %
pasien (menanyakan dan
berbincang-bincang tentang
keadaan pasien)

e. Responsiveness (Tanggungjawab)

Berdasarkan dari hasil wawancara dengan 15 pasien di Ruang Perawatan Baji

Nyawa di temukan data terkait dengan tanggungjawab ada lima kategori, yaitu 10 pasien

(66,67%) mengatakan puas dengan bantuan perawat ketika dibutuhkan, 10 pasien

(66,67%) mengatakan puas dengan perawat yang segerah mengangani pasien. Sebanyak

7 pasien (46,67%) puas dengan perawat terkait bantuan berjalan dan pemberian obat.

Sebanyak 9 pasien (60%) mengatakan puas dengan pelayanan perawat terkait

pemeriksaan foto dan laboratorium di RS.


Sangat
Tidak Sangat
Tidak Puas
Pertanyaan Puas Puas
Puas
n % n % n % n %
Perawat bersedia menawarkan 0 0% 0 0% 10 66,67 5 33,33
bantuan kepada pasien ketika % %
mengalami kesulitan walau tanpa
diminta

Perawat segera menangani pasien 0 0% 0 0% 10 66,67 5 33,33


ketika sampai diruangan rawat % %
inap

Perawat menyediakan waktu 0 0% 1 6,67 7 46,67 7 46,67


khusus untuk membantu pasien % % %
berjalan, BAB,BAK, ganti posisi
tidur dan lain lain

Perawat membantu pasien untuk 0 0% 1 6,67 7 46,67 7 46,67


memperoleh obat % % %

Perawat membantu pasien 0 0% 0 0% 9 60% 6 40%


untuk pelaksanaan pelayanan
foto dan laboratorium di RS
B. Analisis SWOT Ruang Perawatan Baji Nyawa RSUD Labuang Baji Makassar

No ANALISIS SWOT BOBOT RATING BOBOT X


RATING
1 Sumber Daya Manusia
Strength
1. Jenis ketenagaan sebagian 0.3 4 1,2
besar Ners (11 orang), S2 1
orang, D III 6 orang 0.4 4 1,6
2. Sebagian besar perawat S-W
dengan masa Kerja >10 tahun
sebanyak 15 orang, <10 tahun 3,7-3 =
3 orang 0,7
3. Semua perawat di ruangan 0,3 3 0,9
telah menjalani pelatihan dasar
BLS
Total 1 3,7
Weakness
1. Hanya terdapat 1 perawat yang 0.5 3 1,5
telah mengikuti pelatihan
MPKP dan hanya sekali.
Rumah sakit belum melakukan
pelatihan pelayanan
keperawatan berdasarrkan 0.5 3 1,5
MPKP
2. Keseajahteraan (gaji, tunjangan
, insentif, bonus) untuk
pegawai ASN sudah sesuai
golongan namun untuk
pegawai non ASN tunjangan
yang didapatkan masih kurang
sesuai
Total 1 3
Opportunity
1. Adanya keseampatan 0,3 3 0,9 O-T= 2-
melanjutkan pendidikan bagi 2,6 = -0,6
perawat yang ingin
melanjutkan studi (difasilitasi
oleh RS seperti bimbel)
2. Adanya kerjasama dengan 0,3 3 0,9
instansi pendidikan
(mahasiswa perawat praktik
klinik). perawat terbuka untuk
memberikan informasi dan
membina hubungan yang baik 0,2 2 0,4
dengan mahasiswa praktik
3. Adanya kebijakan pemerintah
yang mengatur profesionalis.
rumah skit melayani pasien
BPJS, Umum maupun non
BPJS (asuransi, dsb)
4. Adanya program akreditasi RS 0,2 2 0,4
dari pemerintah rumah sakit
telah terakreditasi bintang 3
(Madya) pada 2019
Threats 1 2,6
1. Rujukan berjenjang dan 0,3 3 0,9
tuntutan pelayanan yang makin
meningkat seiring dengan
pengkembangan teknologi dan
informasi diasyarakat seperti
telemedicine 0,3 3 0,9
2. Makin tingginya kesadaran
masyrakat akan hukum 0,2 3 0,6
3. Makin tingginya kesadaran 0,2 2 0,4
masyrakat tentang kesehatan
4. Persaiangan antara rumah sakit
Total 2
2 Sarana dan Prasarana
Strength
1. Mempunyai sarana dan 0,3 2 0,6 S-W= 2,7-
prasarana yang memadai untuk 2 =0,7
pasien, tenaga pasien dan
keluarga pasien termasuk
sarana prasarana universal
precaution untuk perawat
2. Terdapat administrasi
penunjang (misal: buku 0,2 3 0,6
injeksi, buku TTV, buku visite,
SOP, dll) yang memadai
3. tersedianya nurse station 0,2 3 0,6
4. pemeliharaan dan perawatan
dari sarana dan prasarana 0,3 3 0,9
penunjang kesehatan sudah
ada
Total 1 2,7
Weakness
1. sarana administrasi penunjang 0,5 2 1
untuk dokumentasi belum
dimanfaatkan
2. kurangnya kamar mandi yang 0,5 2 1
memadai
Total 2

Opportunity
1. Adanya pengadaan sarana dan 0,5 3 1,5 O-T= 3-3
prasarana yang rusak dari =0
bagian pengadaan barang
seperti perbaikan AC,
perbaikan gedung mulai dari
plafon, lantai, dinding 0,5 3 1,5
2. Adanya program peltihan
/seminar khusus pengoperasian
alat
Total 3
Threats
1. Kesenjangan antara jumlah 0,4 3 1,2
pasien dengan peralatan yang
ada
2. Makin tinggi kesadaran 0,3 3 0,9
masyarakat akan pentingnya
kesehatan
3. Ada tuntutan tinggi dari
masyarakat untuk melengkapi 0,3 3 0,9
sarana dan prasarana
3 Metode 1 3
MPKP
Strength
1. RS memiliki visi,misi dan 0,2 3 0,6 S-W
motto sebagai acuan
melaksanakan kegiatan 2,9 – 3 =
pelayanan -0,1
0,1 2 0,2
2. Supervisi sudah dilakukan oleh
kepala ruangan 0,1 2 0,2
3. Ada kemauan perawat untuk
berubah
4. Mempunyai standar asuhan 0,2 3 0,6
keperawatan
5. Mempunyai protap setiap 0,1 3 0,3
tindakan
6. Terlaksananya komunikasi
yang adekuat: perawat dan tim 0,1 2 0,2
kesehatan lain
7. Ketenagaan keperawatan 0,2 4 0,8
sudah memenuhi syarat untuk
MPKP (S-1 Keperawatan 4
orang)
Total 1 2,9

Weakness
1. Ada perawat yang tidak puas 1 3
dengan penerapan MPKP

Total 1 3
Opportunity
1. Adanya mahasiswa S1 0,5 4 2 O-T=3,5-
keperawatan praktik 2,2 = 1,3
manajemen keperawatan
2. Ada kebijakan pemerintah 0,5 3 1,5
tentang profesionalisasi
perawat
Total 3,5

Threat
1. Persaingan dengan rumah sakit 0,3 3 0,6
swasta yang semakin ketat
2. Adanya tuntutan masyarakat 0,2 3 0,6
yang semakin tinggi terhadap
peningkatan pelayanan
keperawata yang lebih
profesional
3. Makin tinggi kesadaran 0,2 2 0,4
masyarakat akan hukum
4. Makin tinggi kesadaran
masyarakat akan pentingnya 0,3 2 0,6
kesehatan
Total 1 2,2

4 Sentralisasi Obat
Strength
1. Tersedianya sarana dan 0,2 3 0,6 S-W= 3-
prasaranan untuk pengolahan 2= 1
sentralisasi obat
2. Kepala ruangan mendukun 0,2 4 0,8
kegiatan sentralisasi obat
3. Sudah dilaksanakan kegiatan 0,1 3 0,3
sentralisasi obat oleh perawat
berkolaborasi dengan DEPO
Farmasi 0,2 2 0,4
4. Adanya kemauan perawat
untuk melakukan sentralisasi
obat
5. Adanya bukunya injeksi dan 0,2 3 0,6
obat oral bekerja sama dengan
depo farmasi
6. Ada lembar pendokumentasian 0,1 3 0,3
obat yang diterima di setiap
status pasien

Total 1 3

Weakness
1. Pelaksanaan sentralisasi obat 1 2 2
di rumah sakit Labuang Baji
menggunakan sistem unit dose
dispending (UDD) namun
pada praktiknya masih
menggunakan one day dose
(ODD)
Opportunity 1 2
1. Adanya mahasiswa S1 0,5 4 2 O-T= 3,5-
Keperawatan yang praktik 3 = 0,5
manajemen keperawatan
2. Kerjasama yang baik antara 0,5 3 1,5
perawat dan mahasiswa S1
Keperawatan
Threat 1 3,5
1. Adanya tuntutan pasien untuk 0,5 3 1,5
mendapatkan pelayanan yang
profesional
2. Makin tinggi kesadaran 0,5 3 1,5
masyarakat akan hukum
Total 1 3
6 Supervisi
Strength
1. Supervisi dilaksanakan secara 0,4 3 1,2 S-W
rutin
2. Telah ada program pelatihan 0,3 3 0,9 3,3-3= 0,3
dan sosialisasi tentang
supervisi
3. Kepala ruangan mendukung 0,3 4 1,2
dan melaksanakan supervisi
Weakness 1 3,3
1. Belum mempunyai format 0,4 3 1,2
yang baku dalam pelaksanaan
supervisi
2. Supervisi belum terstruktur 0,3 3 0,9
dan tidak ada formulir
penilaian yang tetap
3. Belum adanya dokumentasi
supervisi yang jelas 0,3 3 0,9
Total 1 3
Opportunity
1. Adanya mahasiswa S1 0,4 4 1,6 O-T
Keperawatan yang praktik
manajemen keperawatan 3,4-2=1,4
2. Adanya teguran dari 0,3 3 0,9
kepala ruangan bagi
perawat yang tidak
melaksanakan tugas
dengan baik 0,3 3 0,9
3. Hasil supervisi dapat
dilakukan sebagai
pedoman untuk untuk
Daftar Penilaian Prestasi
Pegawai (DP3)
Total 1 3,4
Threat
1. Tuntutan pasien sebagai 1 2
konsumen untuk mendapatkan
pelayanan yang professional

6 Timbang Terima
Strength
1. Kepala ruangan memimpin 0.2 3 0,6 S-W
kegiatan timbang terima
setiap pagi. 3,2-
2. Adanya laporan jaga setiap 2,7=0,5
0.2 3 0,6
shift.
3. Timbang terima sudah 0,2 4 0,8
merupakan kegiatan rutin
yang telah dilaksanakan.
4. Adanya kemauan perawat 0,2 3 0,6
untuk melakukan timbang
terima.
5. Adanya buku khusus
untuk pelaporan timbang 0,2 3 0,6
terima
Total 1 3,2
Weakness
1. Belum ada protap timbang 0.3 3 0,9
terima di ruangan.
2. Timbang terima sudah
dilakukan dengan baik (PP 0.2 3 0,6
melaporkan identitas pasien,
keluhan utama, DS, DO, MK
dan intervensi) tetapi
intervensi masih bersifat
umum tidak berdasarkan MK
dan evaluasi tidak lengkap.
3. Format timbang terima sudah 0.3 2 0,6
mencakup nama dan paraf
perawat pada kedua shift.
4. Pelaksanaan timbang terima 0,2 3 06
masih belum optimal,
khususnya dari shift sore ke
malam.
Total 1 2,7
Opportunity
1. Adanya mahasiswa S1 0.4 4 1,6 O-T
Keperawatan yang praktik
manajemen keperawatan. 3,1-2,5=
2. Adanya kerjasama yang 0,6
0.3 3 0,9
baik antara mahasiswa S1
Keperawatan yang praktik
dengan perawat ruangan.
3. Kebijakan RS (bidang 0,3 2 0,6
keperawatan) tentang
timbang terima.
Threat 1 3,1
1. Adanya tuntutan yang 0.5 2 1
lebih tinggi dari
masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan
keperawatan yang
professional.
2. Meningkatnya kesadaran
masyarakat tentang 0.5 3 1,5
tanggung jawab dan
tanggung gugat perawat
sebagai pemberi asuhan
keperawatan.
Total 1 2,5
7 Discharga Planning
Strength
1. Tersedianya sarana dan 0.4 3 1,2 S-W=
prasarana discharge 2,7-2,6 =
planning diruangan untuk 0,1
pasien pulang (format atau
kartu DP).
2. Adanya kartu kontrol 0.3 3 0,9
berobat.
3. Perawat memberikan
pendidikan kesehatan 0.3 2 0,6
secara informal kepada
pasien/keluarga selama
dirawat atau pulang.
Weakness 1 2,7
1. Keterbatasan waktu dan 0.3 3 0,9
tenaga perawat.
2. Kurangnya kemauan untuk
memberikan pendidikan 0.2 2 0,4
kesehatan kepada
pasien/keluarga.
3. Tidak tersedianya leaflet
pasien pulang. 0,3 3 0,9
4. Pendidikan kesehatan
belum terdokumentasi.
0,2 2 0,4

Total 1 2,6
Opportunity
1. Adanya mahasiswa S1 0,5 3 1,5 O-T
Keperawatan yang
melakukan praktik 3-2,3= 0,7
manajemen keperawatan.
2. Adanya kerjasama yang
baik antara mahasiswa S1 0,5 3 1,5
Keperawatan dengan
perawat klinik.
Threat 1 3
1. Adanya tuntutan 0,4 2 0,8
masyarakat untuk
mendapatkan
pelayanan keperawatan
yang perofesional.
2. Makin tingginya 0,3 3 0,9
kesadaran masyarakat
akan pentingnya
kesehatan.
3. Persaingan antar RS
yang semakin ketat. 0,3 2 0,6

Total 1 2,3

8 Ronde Keperawatan
Strength
1. Bidang keperawatan dan 0,3 2 0,6 S-W=
ruangan mendukung 2,3-3= -
adanya kegiatan ronde 0,7
keperawatan. 0,3 3 0,9
2. Banyaknya kasus yang
memerlukan perhatian
khusus.
3. SDM banyak mempunyai
pengalaman dalam bidang 0,2 2 0,4
keperawatan bedah medis.
4. Sertifikat perawat sesuai 0,2 2 0,4
ahlinya.

Total 1 2,3

Weakness
1. Belum diterapkannya 0,5 4 2
system MPKP dalam
ruang perawatan.
2. Belum adanya CCM 0,5 2 1
(Clinical Care Manager).

Total
1 3
Opportunity
1. Adanya pelatihan dan 0,5 3 1,5 O-T
seminar tentang
manajemen keperawatan. 2,5-2= 0,5
2. Adanya kesempatan dari 0,5 2 1
kepala ruangan untuk
mengadakan ronde
keperawatan pada perawat
dan mahasiswa praktek.
Total 1 2,5
Threat
1. Adanya tuntutan yang 1 2 2
lebih tinggi dari
masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan
yang professional
Total 1 2

9 Dokumentasi Keperawatan
Strength
1. Tersedianya sarana dan 0,4 4 1,6 S-W=
prasarana dokumentasi 3,7-3= 0,6
untuk tenaga kesehatan
(saran administrasi
penunjang).
2. Format asuhan 0,3 3 0,9
keperawatan sudah ada
3. Adanya kesadaran perawat
tentang tanggung jawab 0,3 4 1,2
dan tanggung gugat
Total 1 3,7

Weakness
1. SOP belum dilaksanakan 1 3 3
secara maksimal
Total 1 3

Opportunity
1. Adanya program 0,3 3 0,9 O-T
pelatihan.
2. Adanya peluang perawat 3-2= 1
untuk meningkatkan 0,3 3 0,9
pendidikan
(pengembangan SDM).
3. Mahasiswa S1
keperawatan praktek 0,2 3 0,6
manajemen untuk
mengembangkan system
dokumentasi.
4. Kerja sama yang baik
antara perawat dan 0,2 3 0,6
mahasiswa.

Total 1 3
Threat
1. Ttingkat kesadaran 0,5 2 1
masyarakat (pasien dan
keluarga) akan
tanggung jawabnya.
2. Persaingan RS dalam
memberikan pelayanan 0,5 2 1
keperawatan.

Total 1 2

11 Mutu
Strength.
1. Rata-rata BOR cukup 0,4 3 1,2 S-W= 3-
baik. 2=1
2. Sebagai tempat praktek
mahasiswa 0,3 3 0,9
keperawatan D3
maupun S1.
3. Adanya variasi
karakteristik dari 0,3 3 0,9
pasien (BPJS, umum,
asuransi swasta).
Total 1 3

Opportunity
1. Mahasiswa S1 0,5 3 1,5 O-T= 3-3
keperawatan praktek =0
manajemen.
2. Kerja sama yang baik 0,5 3 1,5
antar perawat dan
mahasiswa.
Total 1 3
Treatened
1. Adanya peningkatan 0,6 3 1,8
standar masyarakat yang
harus dipenuhi.
2. Persaingan RS dalam 0,4 3 1,2
membrikan pelayanan
kesehatan.
Total 1 3
C. Perencanaan/Plan Of Action (POA)

Indikator/ Target Penanggung


No Masalah Tujuan Program/Kegiatan Waktu
Keberhasilan Jawab
1 M1 (Man) Meningkatkan 1.Pelatihan staf 1. Terdapat staf yang Kabid 2 Bulan
kualitas SDM tentang MPKP telah mengikuti Keperawatan
SDM belum pelatihan MPKP
memperoleh
pelatihan tentang
MPKP
2 M2 (Material) Mengupayakan 1.Koordinasi 1. Terdapat handrub Kepala 1 Bulan
terpenuhnya dengan KPPI di setiap kamar Ruangan Baji
Fasilitas rumah untuk pengadaan pasien
kebutuhan Nyawa
sakit kurang handrub di
fasilitas
mendukung untuk ruangan
pelayanan
pencegahan dan
kesehatan untuk
pengendalian
peningkatan mutu
infeksi
dan keselamatan
pasien
3 M3 (Methode) Mengupayakan 1.Melakukan Model Praktik Kepala 16 s/d 26
pembentukan pembagian peran keperawatan Ruangan November 2022
MPKP belum perawat
MPKP profesional (MPKP) Bayangan
dibentuk 2.Menentukan diterapkan secara
deskripsi tugas baik
dan
tanggungjawab
perawat
3.Melakukan
pembagian
jadwal serta
pembagian
tenaga perawat
4.Membantu
penerapan model
MPKP yang
sudah ada
Timbang terima Timbang terima 1. Menentukan 1. Timbang terima Kepala 16 s/d 26
belum dilakukan dilakukan secara penanggung dilakukan di nurse ruangan November 2022
secara optimal efektif dan sesuai jawab timbang station dan di bayangan,
terima pasien Perawat
2. Menyusun 2. Isi timbang terima primer
format timbang tentang masalah bayangan
terima pasien keperawatan yang
dengan metode sudah dan belum
SBAR serta teratasi dengan
petunjuk teknis metode SBAR
pengisiannya 3. Timbang terima
lebih terdokumentasi
menekankan dengan baik
pada aspek
keperawatan.
3. Melaksanakan
timbang terima,
setiap pergantian
sif.
4. Dokumentasi
Ronde Ronde 1. Menentukan Ronde keperawatan CCM 16 s/d 26
keperawatan belum keperawatan pasien untuk telah terlaksana bayangan November 2022
pernah dilakukan terlaksana dengan ronde bersama perawat
optimal sesuai 2. Menyiapkan ruangan
prosedur format resume
ronde
keperawatan
3. Mempersiapkan
ronde
keperawatan
4. Melaksanakan
ronde
keperawatan
4 M5 (Mutu) Keselamatan Mengusulkan 1. Kepuasan pasien Kepala 16 s/d 26
pasien meningkat peningkatan mutu terpenuhi ruangan November 2022
Mutu pelayanan
dan kepuasan pelayanan terus- 2. Tidak ada bayangan,
sudah optimal complain dari
pasien meningkat menerus sehingga CCM
namun mutu terkait pasien dan
memberi kesan bayangan,
patient safety keluarga pasien
yang baik pada Perawat
belum dilakukan terhadap
pasien. Menyusun primer
secara optimal pelayanan
perencanaan bayanagn
terkait dengan 3. Mengupayakan
keselamatan pasien adanya
identifikasi pasien
sesuai standar information
dan pencegahan
akreditasi rumah center di nurse
infeksi (HH)
sakit terbaru (6 station bagi
sasaran utama). keluarga pasien
4. Keselamatan
pasien terjaga
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. (2018). Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional.


Jakarta: Salemba Medika.
rslabuangbaji.com. (2021). Profil rumah sakit labuang baji. Diakses pada tanggal 9 November
2022, dari https://rslabuangbaji.com/profil-rumah-sakit-labuang-baji/

Anda mungkin juga menyukai