Kelompok III
1. Aprilia Arianti Astari , S.Kep NIM. 20501003
2. Deni Apriandi, S.Kep NIM. 20501011
3. Hildayati, S.Kep NIM. 20501029
4. Megawati, S.Kep NIM. 20501040
5. Nur Syafridawati, S.Kep NIM. 20501054
6. Suci Desrianti, S. Kep NIM. 20501066
MENGESAHKAN
Kelompok III
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Waktu Pelaksanaan.............................................................................................2
C. Tujuan.................................................................................................................3
1. Tujuan Umum.................................................................................................3
2. Tujuan Khusus................................................................................................3
D. Praktikkan...........................................................................................................3
B. Unsur Input/Masukan.........................................................................................9
C. Unsur Proses.....................................................................................................18
1. Hasil Observasi.................................................................................................19
A. Analisa SWOT..................................................................................................53
B. Analisa Data.....................................................................................................58
C. Prioritas Masalah..............................................................................................60
A. PELAKSANAAN.............................................................................................67
BAB V PENUTUP......................................................................................................76
A. KESIMPULAN.................................................................................................76
B. SARAN.............................................................................................................78
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen adalah proses untuk melaksanakan kegiatan melalui orang
lain. Kegiatan manajemen keperawatan mengacu kepada konsep manajemen
secara umum, dengan menggunakan pendekatan fungsi-fungsi manajemen
meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengontrolan
(pengawasan dan evaluasi). Manajemen pelayanan keperawatan berfokus pada 5
M (Man, Money, Material, Method, Machine).Proses manajemen keperawatan
sejalan dengan proses keperawatan sebagai satu metode pelaksanaan asuhan
keperawatan secara profesional, sehingga diharapkan keduanya dapat saling
menopang. Sebagaimana halnya dengan proses keperawatan, Manajement
tersebut termasuk mencakup kegiatan planning, organizing, actuating, controlling
(POAC) terhadap staf, sarana dan prasarna dalam mencapai tujuan organisasi,
dalam manajemen keperawatan terdiri dari pengumpulan data, identifikasi
masalah, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil, karena manajemen
keperawatan mempunyai kekhususan terhadap mayoritas tenaga dari pada
seorang pegawai, maka setiap tahapan dalam proses manajemen lebih rumit jika
dibandingkan dengan proses keperawatan.
Pendekatan sistem manajemen keperawatan sama halnya dengan
pendekatan sistem manajemen pada umumnya, meliputi input, proses dan output.
Pelaksanaan proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan
sehingga diharapkan keduanya dapat saling menopang. Sebagaimana manajemen
keperawatan, proses keperawatan terdiri dari pengumpulan data, identifikasi
masalah, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan di
Ruang Arahmah RSI Ibnu Sina Pekanbaru. Ruangan Arrahmah merupakan ruang
inap anak dan bayi. Masalah kesehatan yang ada membutuhkan multidisiplin ilmu
1
dan disiplin waktu. Ruangan ini memerlukan penerapan fungsi manajemen dalam
memberikan asuhan keperawatan pada klien. Fungsi manajemen tersebut
diantaranya adalah perencanaan yang terdiri dari perencanaan ketenagaan dan
perencanaan asuhan keperawatan. Pengorganisasian yang meliputi metode
pengorganisasian keperawatan atau pembagian tugas.
Pendokumentasian asuhan keperawatan merupakan alat komunikasi yang
penting bagi perawat untuk mengetahui kondisi dan perkembangan klien.
Pengarahan meliputi pemberian motivasi serta melakukan pengarahan/supervisi.
Pengendalian seperti mengukur mutu asuhan keperawatan yang diberikan,
mengukur kinerja perawat dan melakukan perbaikan jika terdapat penyimpangan
dari standar yang ditetapkan. Sistem manajemen yang tepat harus dilengkapi
dengan jumlah tenaga perawat yang ideal dan pengadaan sarana dan prasarana
yang sesuai yang akan menunjang dalam memberikan asuhan keperawatan yang
optimal di ruangan Arrahmah RSI Ibnu Sina Pekanbaru.
Berdasarkan hal tersebut mahasiswa tertarik untuk melakukan praktik
prosesi manajemen keperawatan di Ruang Arrahmah, dimana praktik profesi
keperawatan manajemen merupakan salah satu proses pembelajaran klinik yang
diharapkan mampu mengubah tatanan manajemen pelayanan keperawatan ke arah
yang lebih baik khususnya di Ruang Arrahmah. Berdasarkan hal tersebut
mahasiswa tertarik untuk melakukan praktik prosesi manajemen keperawatan di
Ruang Arrahmah, dimana praktik profesi keperawatan manajemen merupakan
salah satu proses pembelajaran klinik yang diharapkan mampu mengubah tatanan
manajemen pelayanan keperawatan ke arah yang lebih baik khususnya di Ruang
Arrahmah RSI Ibnu Sina Pekanbaru.
B. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan praktik profesi manajemen keperawatan di ruangan
Arrahmah RSI Ibnu Sina Pekanbaru yaitu dimulai dari tanggal 18 Januari – 06
Februari 2021.
2
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktek keperawatan manajemen selama 3
minggu di Ruang Arrahmah RSI Ibnu Sina Pekanbaru. Kelompok mampu
melakukan pengelolaan unit pelayanan keperawatan sesuai dengan konsep
dan langkah-langkah manajemen keperawatan.
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan praktik keperawatan manajemen selama 3 minggu
diharapkan kelompok mampu:
a. Melakukan pengkajian situasi ruangan perawatan Arrahmah.
b. Menganalisa data hasil pengkajian.
c. Memprioritaskan masalah di ruangan Arrahmah berdasarkan hasil analisa
data yang diperoleh.
d. Menyusun rencana strategis dan operasional ruangan Arrahmah sesuai
dengan kondisi ruangan Arahmah dengan tepat dan benar.
e. Mengimplementasikan model pengorganisasian pelayanan keperawatan
sesuai dengan kondisi ruangan Arrahmah secara tepat dan benar.
f. Melakukan evaluasi program dengan tepat dan benar.
D. Praktikkan
Mahasiswa praktik yang menjalankan praktik di ruangan Arrahmah yaitu
mahasiswa praktik profesi Ners STIKes Payung Negeri Pekanbaru Kelompok 3,
sebanyak 6 orang yaitu:
1. Aprilia Arianti Astari, S.Kep
2. Deni Apriandi, S.Kep
3. Hildayati, S.Kep
4. Megawati, S.Kep
5. Nur Syafridawati, S.Kep
6. Suci Desrianti, S.Kep
3
BAB II
HASIL KAJIAN
A. Profil/Gambaran Umum
1. Profil RSI Ibnu Sina
Rumah Sakit Islam “Ibnu Sina” merupakan suatu bangunan
menumental kebanggaan Umat Islam di Pekanbaru. Ia menjadi tolak ukur bagi
kemampuan umat Islam dalam berorganisasian sosial kemasyarakatan, karena
sampai kini mampu menjauhi pengaruh kepentingan-kepentingan pribadi,
kelompok, dan golongan. Citra Islam memang dijaga, karena Islam sebagai
simbol kekuatan dan kemajuan Rumah Sakit ini. Sejarah pendirian Rumah
Sakit ini pada mulanya, beberapa gagasan untuk pendirian sebuah Rumah
Sakit yang bernuansa Islam muncul dari keadaan kebutuhan Umat Islam akan
pelayanan kesehatan, karena selama ini di Riau belum ada Rumah Sakit yang
menampung kaum daufa Islam. Sementara itu, Rumah Sakit yang dibangun
oleh kekuatan kelompok agama non Islam telah ada berdiri di Riau,
khususnya di Ibukota Provinsi Riau, Pekanbaru. Atas dasar itulah para
pemuka dan cerdik pandai yang bergerak dalam dunia medis dan kesehatan
melontarkan gagasan penting itu, mereka pun berkumpul untuk membahas
tentang bagaimana caranya untuk mendirikan sebuah rumah sakit Islam.
Rumah Sakit Islam Ibnu Sina adalah rumah sakit umum milik Swasta
dan merupakan salah satu rumah sakit tipe B yang terletak di wilayah
Pekanbaru, Riau. Lokasi Rumah Sakit Islam Ibnu Sina berada di Jl. Melati
No. 60, Pekanbaru. Rumah Sakit Islam Ibnu Sina satu-satunya Rumah Sakit
berbasis Islam yang berdiri di kota Pekanbaru.
Dalam perkembangannya klinik kesehatan Ibnu Sina Pekanbaru pada
tahun 1983 telah mempunyai perwakilannya di Ujung Batu dengan nama balai
pengobatan umum Ibnu Sina YARSI Riau. Disusul kemudian pada tahun
1984 perwakilan untuk Bangkinang dengan klinik Ibnu Sina YARSI Riau.
Tahun 1987 klinik kesehatan Ibnu Sina ini ditingkatkan statusnya menjadi
4
Rumah Sakit Islam IBNU SINA Pekanbaru berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 0650/Yan-Med/RSKS/1987
tanggal 13 September 1987 (sumber: tim public relations dan marketing
rumah sakit Ibnu Sina oleh bapak Yulisno).
5
a. Visi
Visi Rumah Sakit Ibnu Sina adalah Terwujudnya Rumah Sakit Islam Ibnu
Sina Pekanbaru yang bermutu, Islami dan dapat di tauladani..
b. Misi:
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang prima dan Islami
2. Melakukan manajemen peningkatan mutu terus menerus
3. Melaksanakan kerja sama dengan pihak terkait baik didalam maupun
luar negeri
4. Memotivasi kinerja karyawan melalui peningkatan profesionalisme
dan penghasilan pegawai.
c. Moto
Melayani dengan hati nurani islami
3. Profil Ruangan
Ruangan Arrahmah adalah ruang rawat inap Anak dan Bayi. ruangan
Arrahmah berada di lantai 2. Ruangan Arrahmah memiliki beberapa Fasilitas
seperti tempat tidur berjumlah 25 tempat tidur, 3 inkubator, 18 AC, 26 meja,
26 kursi, 12 kamar mandi, 31 oksigen sentral, 4 stetoskop , 1 oksigen portable,
2 sryng pam, 4 infus pum, 1 timbangan bayi, 1 timbangan dewasa, 4
termometer, 1 kursi roda, 1 branakor, 2 trolly obat, 2 nebulizer, 1 trolly
emergency.
6
7
4. 10 penyakit terbanyak di RSI Ibnu Sina Pekanbaru
No Diagnosa ICD 10
1 Non-insulin-dependent diabetes mellitus E11.9
wthout complications
2 Dispnea K30
3 Essential (primary) hypertension I10
4 Noninfective gastroenteritis and colitis, K52.9
Unspecified
4 Pneumonia, unspefied J18.9
5 Single live birth Z37.0
6 End-Stage renal disease N18,0
7 Anaemia, unsespecied D64.9
8 Coronavirus infection, unspecified B34.2
9 Cerebral infarction, unspecified I63.9
Ka.Ruangan Arrahmah
Ns. Nurhasanah, S.Kep
Koordinator Arrahmah
1. Tita Marhati, AMK
2. Sri Mulyati, AMK
3. Diah Farnonm Amd, Kep
4. Ani Surwarni, Amd, Kep
5.
Perawat Pelaksana
1. Syafri Yanti, Amd, Kep
2. Ria Sunarni, Amd, Kep
3. Martalena, Amd, Kep
4. Elvi Yunita, Amd, Kep
5. Zulfitri, Amd, Kep
6. Agustina, Amd, Kep
7. Riski Ayu, Amd, Kep
8
b. Jumlah Tempat Tidur
Jumlah tempat tidur di ruangan Arrahmah sebanyak 25 tempat tidur dan 3
inkubator..
B. Unsur Input/Masukan
Yang termasuk unsur input dari pelayanan di Rumah Sakit yang meliputi M
( Man ), M (Material ), M ( Method ), M ( Money ), M ( mesin ).
1. Man (Pasien dan Ketenagaan)
a. Jumlah Pasien
Tabel 2.1
No Hari / Tanggal Jumah
1 Kejang Demam
2 DBD
3 Hipertermi
4 Hiperpleksia
5 KDS
9
Diagram 2.1
Distribusi Jumlah Dokter di Ruang Arrahmah
11
10
9 2
5 1
4 4
4
3 3
3
2 2
2
1 1
1
0
0
dokter umum dokter gigi dokter spesialis
Diagram 2.2
Distribusi Jumlah Perawat di Ruang Arrahmah
14
12
12
10
4 4
4
3 3
2 2
2
1 1 1
0
0
D3 keperawatan S1 Profesi S2
10
Diagram 2.3
Distribusi Jumlah Tenaga Kesehatan lain di Ruang Arrahmah
3 3 4 4
3
1 1 1
2 2
2
1 1
1
0
0
Fisioterapi Bidan Apoteker Ahli Gizi
11
11 Ani Surwarni, Amd, Kep D3 Keperawatan Pelaksana BTCLS
12 Martalena, Amd, Kep D3 Keperawatan Pelaksana BTCLS
13 Risky ayu, Amd, Kep D3 Keperawatan Pelaksana BTCLS
Tabel 2.3
kualifikasi pendidikan formal tenaga kesehatan
keperawatan ruang Arrahmah
Pendidikan
S1+Profesi D3 Keperawatan
8%
92%
12
a) Perawatan minimal memerlukan waktu 1-2 jam/24 jam
b) Perawatan intermediet memerlukan waktu 3-4 jam/24 jam
c) Perawatan maksimal/total memerlukan waktu 5-6 jam/24 jam
Penerapan sistem klasifikasi pasien dengan tiga kategori tersebut
adalah sebagai berikut:
1) Kategori 1 : perawatan mandiri
(1) Dapat melakukan kebersihan diri sendiri, seperti mandi dan
ganti pakaian
(2) Makan dan minum dilakukan sendiri
(3) Pengawasan dalam ambulasi/gerakan
(4) Observasi tanda vital setiap shif
(5) Pengobatan minimal, status psikologi stabil
(6) Persiapan prosedur pengobatan
2) Kategori II : perawatan Intermediate
(1) Dibantu dalam kebersihan diri, makan dan minum ,ambulasi
(2) Observasi tanda vital tiap 4 jam
(3) Pengobatan lebih dari satu kali
(4) Pakai kateter Foley
(5) Pasang infus intake- output dicatat
(6) Pengobatan perlu prosedur
3) Kategori III : Perawatan Total
(1) B = Dibantu segala sesuatunya, posisi diatur
(2) Observasitanda vital tiap 2 jam
(3) Pemakaian selang NGT
(4) Terapi intravena
(5) Pemakaian suction
(6) Kondisi gelisah/disorientasi/tidak sadar
2. Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan tenaga perawat
13
Kebutuhan tenaga perawat diruang madinah dari hail pengkajian
adalah sebagai berikut:
1) Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan tenaga
keperawatan secara keseluruhan di ruang Arrahmah
a) Menurut rumus Douglas
Pengumpulan dari pada tanggal 19 Januari 2021 didapatkan
jumlah pasien keseluruhan ruangan Arrahmah berjumlah 4
pasien dengan rincian tingkat ketergantungan dan perhitungan
tenaga berdasarkan rumus douglas seperti dibawah ini
Tabel 2.3
Daftar kebutuhan tenaga perawat di ruang Arahmah tanggal 19 Januari
2021
Klasifikasi Jumlah Kebutuhan Tenaga Perawat
1. Pasien Pasien Pagi Sore Malam
Total Care 0 0 x 0,36 = 0 0 X 0,30 = 0 0 x 0,20 = 0
Partial Care 2 2 x 0,27 = 0,54 2 x 0,15 = 0,3 2 x 0,10 = 0,2
Minimal 2 2 x 0,17 = 0,34 2 x 0,14 = 0,28 2 x 0,07 = 0,14
Care
Total 4 2 orang 1 orang 1 orang
Kebutuhan tenaga :
=P+S+m
= 1+1+1
=3
14
= 5 orang
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan diruangan arrahmah berdasarkan
rumus dougleas sebnyak 6 orang, berdasarkan hal ini jumlah pegawai diruangan
sudah sangat tercukupi, sebab jumlah pegawai di ruangan arahmah berjumlah
13 orang.
b) Ketenagaan menurut rumus Depkes RI
Klasifikasi Jam Perawatan Rata-Rata Ps Jumlah
/Hari /Hari
Minimal 2 2 4
Sedang 3.08 2 6,16
Agak berat 0 0 0
Berat 0 0 0
Jumlah 10,16
1. KT : kebutuhan tenaga
junlah jam perawatan/hari
KT =
jam efektif perawat
10 ,16
=
7
= 1,45
jumlah hari minggu+ cuti+hari besar
2. loss day = x kt
jumlah hari kerja ❑ tahun
❑
82
= x 1,45
365−82
82
= x 1,45
283
= 0, 45
3. Non keperawatan : (KT + LOSS DAY ) X 25 %
= (1,45+ 0,45) X 25 %
= 0,475
15
JUMLAH TENAGA : KT + loss day + non keperawatan + karu
= 1,45 + 0,45 + 0,475 + 1
=3,37
=3
Sehingga total tenaga keperawatan berdasarkan rumus depkes di
ruangan arrahmah adalah 3 orang.
2. Money ( Pembiayaan )
Pembiayaan pasien sebagian besar berasal dari biaya pribadi, akses
swasta, BPJS ketanakerjaan, dan asuransi. Biaya perawatan di ruangan
arrahma sesuai dengan harga kamar, obat-obatan, jasa dokter dan pemeriksaan
penunjang.
3. Material
Ruang Arrahmah terdapat fasilitas dan alat alat sebagai berikut :
1. Fasilitas
No Fasilitas Jumah
1 Tempat tidur 20
2 AC 18
3 Meja pasien 1
4 Kursi 26
5 Oksigen sentral 31
6 Kamar mandi 12
2. Alat
No Nama Alkes Jumlah
1 Timbangan Dewasa 1
2 Timbangan Bayi 1
3 Kursi roda 1
4 Trolley obat 2
5 Trolley Emergency 1
6 Termometer 4
16
3. Mechin
4. Method (Metode)
Standar asuhan keperawatan adalah uraian pernyataan tingkat kinerja
yang diinginkan, sehingga kualitas struktur, proses dan hasil yang didapatkan
dinilai. Standar asuhan keperawatan berarti pernyataan kualitas yang di
inginkan dan dapat dinilai dari pemberian asuhan keperawatan terhadap
pasien atau klien.
Penerapan sistem asuhan keperawatan di ruangan perawatan lantai 2
rsi ibnu sina sudah dilaksanakan dari pengkajian sampai evaluasi SOAP sudah
maksimal. Kelengkapan status rekam medis sudah % dilakukan oleh para staf
keperawatan. Di ruangan lantai 2 tersedia SAK yang menggunakan rujukan
SDKI untuk merumuskan diagnosa keperawatan, SIKI untuk menentukan
intervensi dan SLKI untuk menentukan output dari tindakan yang sudah
dilakukan, dan tersedia di nurse station. Perawatan ruangan sudah
melaksanakan asuhan keperawatan sesuai proses keperawatan dan
melaksanakan asuhan keperawatan sesuai proses keperawatan dan melakukan
dokumentasi SOAP pada lembar catatan perkembangan pasien terintegrasi
(CPPT ).
5. Marketing
17
a) Dengan meningkatkan mutu pelayanan di ruangan
b) Memberikan pelayan terbaik berdasarkan asuhan keperawatan
professional
C. UNSUR PROSES
1. Proses Asuhan Keperawatan ( penerapan proses keperawatan)
a. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian Keperawatan diruang Arrahmah menggunakan format
pengkajian keperawatan yang sudah baku dari rekam medik .
b. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan sesuai dengan diagnosa keperawatan sesuai
dengan SDKI tahun 2020.
c. Rencana Keperawatan
Rencanan keperawatan dibuat sesuai dengan kebutuhan dan masalah
pasien.
d. Implementasi Keperawatan
Implementasi tindakan keperawatan ditulis dalam catatan terintegrasi
tanda vital didokumentasikan dalam catatan perawat.
e. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan didokumentasikan dalam format SOAP. Pada saat
melakukan serah terima akan membaca SOAP sebagai salah satu
pedoman dalam serah terima.
2. Proses manajemen pelayanan / operasional keperawatan dengan fungsi
manajemen
Fungsi manajemen dilakukan sesuai dengan fungsi manajerial yaitu
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian sesuai dengan
uraian tugas manajerial mulai dari Kepala ruang, Katim dan perawat
pelaksana.
18
D. UNSUR OUTPUT ATAU KELUARAN
1. Hasil Observasi
a) Observasi Ruangan
19
14 Program mutasi / rotasi √ Apabila salah satu ruangan
kekurangan tenaga perawat
maka dapat digantikan dengan
perawat ruangan lain
18 Klasifikasi pasien √
20
tanggal 20 - 01- 2021 = 5 orang
Maka jumlah pasien selama 2 hari yaitu 5 orang dengan jumlah tempat tidur
:26 TT. Maka
21
Menurut Sudra (2010) BTO adalah angka yang menunjukkan rata-rata
jumlah pasien yang menggunakan setiap tempat tidur dalam satu periode
tertentu atau berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu. Nilai
ideal BTO yang ideal yaitu minimal 30 pasien dalam periode 1 tahun (Sudra,
2010). Untuk menghitung BTO menggunakan rumus sebagai berikut:
22
maka perawat harus mengoperkan pada perawat shift selanjutnya. Maksimal
kelengkapan status 1 X 24 jam setelah pasien masuk ruang rawat inap.
a) Hasil Wawancara Kepala Ruang
1) Profil Kepala Ruang
Kepala ruangan Arrahmah RSI Ibnu Sina adalah Ns. Nurhasanah
S.Kep dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman sebagai
berikut :
a) Pendidikan formal : S1 Keperawatan+Profesi
b) Pengalaman Kerja : 15 tahun
c) Pengalaman sebagai Karu : 3 tahun
2) Pelatihan yang pernah diikuti : BTCLS, Manajemen Kepala
Bangsal, Resusitasi Neonatus, Pelatihan PPI
3) Proses Manajemen
1) Perencanaan
a) Pelayanan keperawatan bedasarkan visi dan misi serta tujan
keperawatan yang telah ditetapkan sesuai dengan visi dan misi
Rumah sakit
23
Pada saat dilakukan wawancara Karu mengatakan supervisi
dilakukan setiap hari pada saat perawat melakukan tindakan
ataupun pendokumentasian
d) Pelatihan yang pernah diikiti Resusitasi Neonatus, penanganan
BBLR, pemberian nutrisi pada bayi premature, dll.
e) Perawat di Ruangan Arrahmah sudah sesuai dengan kebutuhan
f) Membuat perencanaan perbulan dan pengambilan barang
dilakukan perminggu sesuai kebutuhan
3) Pengarahan / Directing
a) Mengadakan diskusi dengan staf untuk melakukan pelayanan
keperawatan sesuai dengan SOAP, berdasarkan hasil wawancara
dengan kepala ruangan pengarahan dilakukan setiap hari saat
overan dinas pagi dengan kualitas SOAP yang dibuat, apakah
sudah memenuhi standar, melakukan diskusi singkat, dan segera
memperbaiki bila ada kekurangan
b) Tenaga keperawan di ruangan sudah memadai
c) Menciptakan iklim motivasi
Hasil wawancara sebelumnya sudah ada pemberian reward secara
real dari kepala ruangan terhadap perawat yang kinerjanya bagus
dengan cara mendokumentasikan di catatan pribadi berupa ucapan
terimakasih.
d) Mengadakan diskusi dengan staf untuk mengingatkan seluruh
tenaga keperawatan agar menggunakan alat secara efisien dan
efektif
e) Melakukan pengontrolan, menjaga kebersihan alat dan penempatan
yang aman.
4) Pengendalian / Controling
a) Melakukan supervisi tentang pelaksanaan asuhan keperawatan
b) Melakukan audit keperawatan oleh tim komite keperawatan
24
c) Melakukan pengawasan dan pengendalian dengan supervisi
langsung terhadap pemberian proses asuhan keperawatan
d) Melakukan sistem penilaian kerja dengan dokumentasi melalui
SOAP, melihat catatan keperawatan dan melihat kepuasan pasien.
e) Terdapat system penilaian kerja
f) Adanya kartu pemeliharaan alat
5) Proses asuhan keperaawatan (penerapan proses keperawatan)
a) Pengkajian Keperawatan
Pengkajian Keperawatan diruang Arrahmah menggunakan format
pengkajian keperawatan yang sudah baku dari rekam medik
b) Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan sesuai dengan diagnosa keperawatan sesuai
dengan SDKI, SLKI, SIKI tahun 2020
c) Rencana Keperawatan
Rencanan keperawatan dibuat sesuai dengan kebutuhan dan
masalah pasien
c) Implementasi Keperawatan
Implementasi tindakan keperawatan ditulis dalam catatan
terintegrasi . tanda vital didokumentasikan dalam catatan perawat
d) Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan didokumentasikan dalam format SOAP. Pada
saat melakukan serah terima akan membaca SOAP sebagai salah
satu pedoman dalam serah terima.
25
Sering Sangat Sering
17%
83%
25%
75%
26
Sering Sangat Sering
25%
75%
50% 50%
27
Sering Sangat Sering
33%
67%
33%
67%
28
Sering Sangat Sering
33%
67%
25%
75%
29
Sering Sangat Sering
42%
58%
17%
83%
30
Sering Sangat Sering
42%
58%
33%
67%
31
Mengevaluasi semua tindakan keperawatan yang telah dilakukan pada
pasien
Sering Sangat Sering
33%
67%
25%
75%
32
Tidak Pernah
1
100%
8%
92%
33
Jarang
1
100%
Sangat Sering
1
100%
34
Melaksanakan asuhan keperawatan karena ingin meningkatkan
kemampuan profesional
Sering Sangat Sering
33%
67%
25%
75%
35
Melakukan asuhan keperawatan karena takut dihukum sama atasan
saya Bila tidak melaksanakannya
100%
17%
42%
42%
36
Menghargai sesama rekan sejawat perawat
Sangat sering
1
100%
25%
75%
37
Mengikuti rapat/ pertemuan rutin diruangan
Sering Sangat Sering
17%
83%
33%
67%
38
Distribusi Frekuensi 3.27
Menyelesaikan masalah yang saya hadapi dengan bantuan atasan
Sering Sangat Sering
17%
83%
33%
67%
39
Distribusi Frekuensi 3.29
Melakukan pekerjaan karena mengharapkan jasa perawatan (insentif)
Tidak pernah
1
100%
50% 50%
40
Distribusi Frekuensi 3.31
Bekerja sesuai dengan kompetensi yang saya miliki
Sering
1
100%
Sering
1
100%
41
Distribusi Frekuensi 3.33
Perlu pengembangan karir bagi perawat agar dapat meningkatkan
motivasi
Sering
1
100%
50%
25%
42
Distribusi Frekuensi 3.35
Merasa penilaian penampilan kerja saya tidak mempengaruhi motivasi
saya bekerja
Sering Sangat Sering
33%
67%
80%
43
Diagram 2
Distribusi frekuensi persepsi pasien tentang keamanan, sarana,
prasarana, dan alat-alat kesehatan di RS
Sangat Puas
1
100%
80%
44
Diagram 4
Distribusi frekuensi persepsi pasien tentang kelengkapan/ketersediaan
prasarana (listrik,air,fasilitas lainnya) di RS
Sangat Puas
1
100%
80%
45
Diagram 6
Distribusi frekuensi persepsi pasien tentang kecepatan proses pendaftaran di
RS
Puas Cukup
40%
60%
Berdasarkan diagram diatas mayoritas pasien sekitar 60% menjawab puas dengan
kecepatan proses pendaftaran di RS dan minoritas yaitu 40% menjawab cukup.
Diagram 7
Distribusi frekuensi persepsi pasien tentang kenyamanan di ruang
pendaftaran di RS
Puas Cukup
40%
60%
46
Diagram 8
Distribusi frekuensi persepsi pasien tentang keramahan dan kesopanan
dokter dalam melayani pasien
Puas Cukup
20%
80%
Berdasarkan diagram diatas mayoritas pasien menjawab puas yaitu 80% dengan
keramahan dan kesopanan dokter dalam melayani pasien dan 20% menjawab
Cukup.
Diagram 9
Distribusi frekuensi persepsi pasien tentang pemberian penjelasan tentang
penyakit pasien oleh dokter
Puas Cukup
40%
60%
Berdasarkan diagram diatas mayoritas pasien menjawab puas yaitu 60% dengan
pemberian penjelasan tentang penyakit pasien oleh dokter dan minoritas
menjawab cukup yaitu 40%.
47
Diagram 10
Distribusi frekuensi persepsi pasien tentang kedisiplinan kehadiran dokter
dalam pelayanan
Puas Cukup
40%
60%
100%
Berdasarkan diagram diatas mayoritas pasien yaitu 100% menjawab puas dengan
kemampuan/keterampilan dokter dalam melayani pasien.
48
Diagram 12
Distribusi frekuensi persepsi pasien tentang keramahan dan kesopanan
perawat dalam melayani pasien
Puas
1
100%
80%
Berdasarkan diagram diatas mayoritas yaitu 80% menjawab cukup puas dengan
kedisiplinan dan kehadiran perawat dalam pelayanan dan 20% menjawab puas.
49
Diagram 14
Distribusi frekuensi persepsi pasien tentang i kemampuan/keterampilan
perawat dalam melayani pasien
Sangat puas Puas
33%
67%
Berdasarkan diagram diatas mayoritas pasien yaitu 67% menjawab puas dengan
kemampuan/keterampilan perawat dalam melayani pasien dan 33% menjawab sangat
puas.
Diagram 15
Distribusi frekuensi persepsi pasien tentang kecepatan pelayanan obat/farmasi
Puas Cukup
20%
80%
Berdasarkan diagram diatas 80% pasien menjawab puas dengan kecepatan pelayanan
obat/farmasi.
50
Diagram 16
Distribusi frekuensi persepsi pasien tentang pemberian penjelasan informasi
obat
Puas Cukup
20%
80%
Berdasarkan diagram diatas mayoritas pasien yaitu 80% menjawab puas dengan
pemberian penjelasan informasi obat dan 20% menjawab cukup.
Diagram 17
Distribusi frekuensi persepsi pasien tentang keramahan dan kesopanan petugas
lainnya dalam melayani pasien
Puas
1
100%
Berdasarkan diagram diatas 100% pasien menjawab puas dengan keramahan dan
kesopanan petugas lainnya dalam melayani pasien.
51
Diagram 18
Distribusi frekuensi persepsi pasien tentang kemudahan penyampaian keluhan
pasien
Puas
1
100%
Berdasarkan diagram diatas mayoritas yaitu 100% pasien menjawab puas dengan
kemudahan penyampaian keluhan pasien.
52
BAB III
PERMASALAHAN DAN RENCANA KEGIATAN
A. Analisa SWOT
KET KEKUATAN KELEMAHAN (WEAKNES) PELUANG ANCAMAN (TREATH)
(STRENGTH) (OPPORTUNITIES)
MAN 1. Jumlah tenaga di ruang 1. Fungsi komunikasi dalam 1. Adanya kesempatan untuk 1. Diruangan Arrahmah
Arrahmah tidak sesuai pergantian shift dan semua perawat menerima pasien
dengan standar perkenalam identitas diri ke meningatkan pengetahuan dengan keadaan dengan
ketenagaan berdasarkan pasien belum sepenuhnya dan kemampuan secara berbagai keluhan dari
rumus dougles yaitu optimal, dimana selama profesional yang pasien sehingga
berjumlah 6 orang dan observasi 2 dari 5 pasien berkualitas baik melalui dibutuhkan
dan di dalam kenyataan dan keluarga belum pelatihan maupun dengan peningkatan ilmu dan
ketengaan di ruang mengetahui perawat yang jenjang pendidikan keterampilan yang
Arrahmah berjumlah 13 bertanggung jawab terhadap (sekolah) diperoleh dari jenjang
orang, dan itu melebihi pasien tersebut. 2. Adanya standar ketenagaan pendidikan yang lebih
kebutuhan di ruangan keperawatan yang telah tinggi atau pelatihan-
Arrahmah. disahkan. pelatihan
2. Ketersediaan tenaga non 3. Rumah sakit Islam satu- 2. Adanya tanggung jawab
perawat (Dr, gizi , satu di Pekanbaru,Riau. dan tanggung gugat
clening service, farmasi, terhadap kinerja
pramusada) perawat
3. Sudah menjadi rumah
sakit terakreditasi
53
paripurna
4. Memiliki fasilitas
peralatan yang lengkap
5. Kebijakan pimpinan
untuk mengembangkan
karir melalui pendidikan
berkelanjutan
MONEY 1. Mendapatkan gaji untuk 1. Tidak mendapatkan reward 1. Adanya kebijakan pihak rs 1. Tuntutan pelayanan
karyawan di ruangan selain gaji dan tunjangan mengenai tentang standar yang lengkap sesuai
Arrahmah untuk karyawan di ruangan perlengkapan ruang pasien dengan standar dari
Arrahmah 2. Kepala ruangan dilibatkan masyarakat
dalam membuat 2. Status rumah sakit
perencanaan kebutuhan ibnusina sebgai rumah
alat ruangan sakit swasta yang
menerima rujukan dan
layanan bpjs dari
pemerintah
3. Makin banyaknya
rumah sakit swasta
yang berdiri sehingga
banyak juga persaingan
di rumah sakit swasta.
54
METODH 1. Sudah ada standar 1. Penerapan komunikasi 1. Adanya kebijakan rumah 1. Meningkatkan
kebijakan hak dan terapeutik pada pasien saat sakit untuk memperbaiki kesadaran masyarakat
kewajiban petugas dan melakukan tindakan sudah sistem kerja menjadi akan pelayanan yang
klien diterapkan. professional berkualitas
2. Adanya buku komunikasi 2. Adanya kebijakan bagi 2. Adanya UUD
antar tenaga keperawatan setiap ruangan untuk perlindungan
diruangan menyusun perencanaan konsumen
3. Sudah ada pedoman kebutuhan ruangan
asuhan keperawatan/ 3. Adanya mahasiswa profesi
SOP NERS manajemen
4. Sudah ada pedoman keperawatan
penilaian staff
5. Sudah ada program
pengembangan staff
6. Sudah ada program
jenjang karir
7. Sudah ada program
orientasi untuk tenaga
kesehatan
8. Sudah ada jadwal
55
pertemuan rutin
9. Komunikasi antar
perawat, dokter dan
keluarga bersifat terbuka
MATERIAL 1. Jumlah kapasitas tempat 1. Masih ada sarana penunjang 1. Kepala ruangan terlibat 1. Terdapatnya rumah
tidur 25 TT yang kurang atau rusak dalam perencanaan sakit swasta yang
2. Sudah ada klasifikasi membuat kebutuhan alat mempunyai prasarana
pasien berdasarkan ruangan dan sarana yang lebih
tingkat resiko jatuh lengkap
MARKET 1. Status rumah sakit ibnu 1. Terbukanya kesempatan 1. Persaingan antar RS
sina sebagai rumah sakit untuk melanjutkan pendidikan Swata yang semakin
swasta yang menerima yang lebih tinggi kuat
pasien bpjs dan rujukan. 2. Persaingan dengan
masuknya perawat
dengan latar belakang
pendidikan yang lebih
tinggi
3. Tuntutan yang lebih
tinggi dari masyarakat
untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan
yang profesional.
56
B. Analisa Data
No Data Masalah
1. Berdasarkan hasil wawancara : Kurang Optimalnya Sarana
a. Berdasarkan hasil wawancara dengan dan prasarana tentang
kepala ruangan mengatakan kesedaran Informasi tata tertib dan
pasien dan keluarga masih kurang peraturan bagu oasien dan
untuk mematuhi peraturan seperti keluarga di ruangan
membawa barang teralalu banyak. Arrahmah selama masa
b. Hasil wawancara dengan perawat pandemic covid-19
mengatakan bahwa lingkungan sekitar
tempat tidur pasien tidak rapi karena
banyaknya barang-barang.
c. Keluarga mengatakan lupa langkah
langkah mencuci tangan yang benar
d. Keluarga tidak mau menggunakan
masker
Berdasarkan hasil observasi
a. Tidak adanya peraturan dan tat tertib di
ruangan
b. Berdasarkan hasil observasi terdapat 4
keluarga meletakan barang sekitar
tempat tidur pasien
c. Lingkungan disekitar pasien tampak
tidak rapi.
d. Terdapat lebih dari 2 orang anggota
keluarga yang menunggu pasien di
dalam ruangan
e. Tampak kurangnya kesadaran keluarga
pasien untuk mencuci tangan
57
f. Tampak keluarga pasien tidak
menggunakan masker saat berkumpul
58
Kepala ruangan mengatakan belum adanya keperawatan di ruang
ronde keperawatan karena tidak adanya kasus Arrahmah
dengan kriteria yang mau di rondekan.
Berdasarkan Observasi
Dari hasil observasi tidak adanya ronde
keperawatan
C. Prioritas Masalah
No Masalah Importensi Tekno Resource IxTxR
logi
P s r p D i
p s ri pc du ip
59
arrahmah selama masa
pandemic covid-19
Keterangan:
P = Prevalensi masalah
Nilai :
a. Diagnosa keperawatan
1) Belum optimalnya penggunaan alat pemeriksaan kesehatan karena
masih manual yang menyebabkan terganggunya kenyamanan pasien
60
2) Tidak adanya ronde keperawatan di ruang Arrahmah
3) Kurang Optimalnya Sarana dan prasarana tentang Informasi tata tertib
dan peraturan bagi pasien dan keluarga di ruangan arrahmah selama
masa pandemic covid-19
4) Tidak adanya reward berbentuk simbolis dari kepala ruangan kepada
perawat di ruangan arrahmah
61
RENCANA KEGIATAN
PLANNING OF ACTION (POA) MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANGAN ARRAHMAH RSI IBNU SINA
PEKANBARU
No Masalah Tujuan Perencanaan METODE WAKTU PJ PJ
Strategi Operasional Mahasiswa Ruangan
1 Belum optimalnya Jangka Panjang: Mengusulkan kepada Memfasilitasi alat a. Sosialisasi Praktek - Aprilia Tita
Marhati,
penggunaan alat Mempermudah kepala ruangan kesehatan digital di b. Praktik Arianti
AMK
pemeriksaan TTV melakukan untuk menyediakan ruangan Astari
karena masih manual pemeriksaan kepada alat kesehatan digital - Megawat
yang menyebabkan pasien. di ruangan i
terganggunya Jangka Pendek:
kenyamanan pasien Memberikan
kenyaman kepada
pasien
2 Tidak adanya ronde Jangka Panjang: Optimalnya a. Mendemontrasikn a. Sosialisasi Praktek - Deni Sri
Mulyati,
keperawatan di ruang Kinerja perawat pelaksanaan ronde ronde keperawatan b. Praktik Apriadi
AMK
Arrahmah meningkat melalui keperawatan dalam dalam hal - Suci
ronde keperawatan konferensi kasus di konferensi kasus Desrianti
Jangka Pendek: ruangan Arrahmah b. Membuat formulir
Pelaksanaan ronde c. konferensi kasus
62
keperawatan sesuai
standar terutama
untuk konferensi
kasus
3 Kurang Optimalnya Jangka Panjang: a.Sosialisasi a. Membuat Banner a. Simulasi Praktek - Nursyafr Diah
Farnonm
Sarana dan prasarana Mengurangi infeksi mengenai tata dan leaflet tentang b. Sosialisasi idawati
Amd, Kep
tentang Informasi tata nosokomial baik tertib di ruangan tata tertib selama c. Praktik - Hildayati
tertib dan peraturan dari pasien ke b. Himbau pandemic covid-19
bagi pasien dan pengunjung atau kepada seluruh di ruang arrahmah
keluarga di ruangan pengunjung ke keluarga pasien b. Memsosialisasikan
arrahmah selama masa pasien. untuk mematuhi kepada perawat
pandemic covid-19 Jangka Pendek: tata tertib yang untuk memberikan
Menegakan disiplin telah di leaflet tentang tata
kepada keluarga sosialisasikan tertib ruangan
pasien c.Observasi kepada pasien dan
mengenai keluarga yang baru
kepatuhan masuk.
keluarga pasien c. Menghimbau
terhadap tata tertib kepada seluruh
63
di ruangan keluarga pasien
d. Evaluasi untuk mematuhi
pelaksanaan tata tertib yang
kepatuhan tata telah di
tertib oleh sosialisasikan
keluarga pasien di d. mengobservasi
ruangan mengenai
Arrahmah kepatuhan keluarga
pasien terhadap
tata tertib di
ruangan Arrahmah
e. evaluasi
pelaksanaan
kepatuhan tata
tertib oleh keluarga
pasien di ruangan
Arrahmah
4 Tidak adanya reward Jangka Panjang: Menyusulkan Memberi contoh a. Sosialisasi Praktek - Aprillia Ani
64
berupa simbolis dari Meningkatkan kepeda kepala kepada kepala ruangan b. Praktik Arianti Surwarni,
Amd, Kep
Kepala Ruangan motivasi kerja ruangan untuk untuk memberikan astari
kepada perawat di perawat memberikan reward berupa - Suci
ruangan Arrahmah reward berupa cendramata Derianti
cendramata
kepada perawat
yang bekerja
dengan baik
65
BAB IV
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
A. PELAKSANAAN
Pada BAB ini akan membahas mengenai pelaksanaan dan evaluasi dari masing-masing kegiatan yang telah
dilakukan selama praktek profesi manajemen keperawatan di ruangan Arrahmah RSI Ibnusina Pekanbaru . Dalam BAB
ini akan ditampilkan upaya peningkatan pelayanan yang ada selama pelaksanaan kegiatan dari tanggal 18 Januari – 04
Februari 2021.
66
Menyerahkan dan tampak tenang.
mendemonstrasikan cara c. Terlihat perawat menggunakan
penggunaan alat cek kesehatan alat kesehatan digital saat
digital kepada kepala ruangan melakkan pemeriksaan TTV
Senin, 01-02-2021 pada pasien.
a. Melakukan cek TTV d. Tidak adanya kerusakan pada
menggunakan cek kesehatan alat yang digunakan
digital
b. Mengevaluasi respon pasien
saat dilakukan cek kesehatan
2 Tidak adanya ronde Sabtu 30 Januari 2021 Faktor pendukung : Evaluasi hasil Kegiatan:
keperawatan di ruang a. Memilih pasien untuk ronde a. Adanya dukungan dari a. Ronde keperawatan dilakukan
arrahmah keperawatan kepala ruangan Arrahmah pada hari Rabu Tanggal 03-02-
b. Menyusun satuan acara ronde b. Adanya keterlibatan karu 2021.
Senin 01 Februari 2021 dan tim keperawatan b. Kasus yang diangkat adalah
a. Mengkaji kasus yang akan ruangan. post op peritonitis
dirondekan c. Tanggapan positif ruangan c. Ronde keperawatan dihadiri
b. Menetapkan tim ronde terhadap asuhan yang telah oleh
keperawatan sesuai dengan diberikan dan 1 ahli gizi , 1 orang rehabilitasi
67
disiplin ilmu dan jabatan. disosialisasikan oleh tim medik/ fisioterapi , dan 1 orang
Selasa 03 Februari 2021 profesi manajemen dari farmasi, kepala ruangan
a. Konsul sap ronde dengan keperawatan Arrahmah, 6 orang mahasiswa
preseptor klnik dan akademik d. Ronde keperawatan di manajemen keperawatan.
b. Membuat laporan kasus pasien hadiri oleh perawat d. Pengorganisasian ronde
ronde ruangan arahmah, depo keperatawatan :
c. Menyiapkan peralatan yang farmasi, dan petugas • Kepala ruangan: Deni
dibutuhkan selama ronde rehabilitasi Apriadi, S.Kep
keperawatan berlangsung. medik/fisioterapi. • PP I(ketua tim): Suci
Rabu 03 Februari 2021 Desrianti, S.Kep
Jam 13.00-13.30 WIB Faktor Penghambat • PP II (ketua tim) : Nur
a. Mendemonstrasikan 1. belum pernahnya ronde Syafridawati, S.Kep
pelaksanaan ronde keperawatan dilakukan • PA I : Aprilia Arianti
b. Mendokumentasikan diruangan Astari, S.Kep
pelaksanaan ronde. • PA II : Hildayati, S.Kep
• PA III: Megawati, S.Kep
• Preseptor Klinik: Ns.
Nurhasnah, S.Kep
• Preseptor akademik : Desti
Puswati, M.Kep
68
• Nakes Gizi
• Fisioterapi
c. Hasil
Tim ronde keperawatan hadir
ditempat pelaksanaan ronde
keperawatan tepat waktu
Peserta ronde mengikuti
kegiatan dari awal hingga
akhir.
Seluruh perserta berperan aktif
dalam kegiatan ronde sesuai
peran masing-masing.
Hasil evaluasi ronde
keperawatan, diagnosa
keperawatan ada 2 diagnosa
keperawatan di sepakati yang
pertama
Nyeri akut b/d agen cidera
fisik (Luka Post Op)
69
Gangguan mobilitas fisik
d. Dari semua tim kesehatan
yang datang dalam diskusi
untuk memecahkan masalah
keperawatan dari tim farmasi
terapi medis yang diberikan
sudah sesuai dengan yang
diresepkan dokter.
e. Tim fisioterapi menyarankan
sebelum melakukan mobilisasi
nyeri harus teratasi terlebih
dahulu pada luka post op
pasien, selanjutnya bisa
dilakukan dukungan
mobilisasi sederhana seperti
miring kanan miring kiri dan
duduk ditempat tidur.
f. Dari preceptor klinik
menyarankan untuk
melakukan teknik non
70
farmakologis yang lain untuk
mengalihkan rasa nyeri seperti
hypnosis 5 jari.
3 Kurang Optimalnya Jadwal: Rabu 26-01-2021 Faktor Pendukung: Evaluasi hasil kegiatan:
Sarana dan prasarana a. Menyusun peraturan dan tata a. Kepala ruangan a. Banner dipajang di di depan
tentang Informasi tata tertib selama pendemi covid-19 mendukung penuh ruang arrahmah
tertib dan peraturan bagi pasien dan keluarga kegiatan yang dilakukan b. Pasien dan keluarga sudah
bagi pasien dan berupa banner yang mudah di b. Pegawai ruangan mematuhi peraturan dan tata
keluarga diruangan lihat dan dipahami oleh pasien Arrahmah ikut serta andil tertib selama pandemic covid-
arrahmah selama masa dan keluarga yang diletakkan di dalam pelaksanan kegiatan 19 sebanyak 100%
pandemic covid-19 pintu masuk ruang arrahmah c. Perawat ruangan selalu c. Dalam pelaksanaan, perawat
b. Membuat leaflet yang berisikan mengingatkan kepada ruangan dan mahasiswa
tata tertib selama pandemic keluarga yang baru masuk mendemonstrasikan dan
covid-19 bagi pasien dan untuk mentaati aturan dan mensosialiasikan tentang tata
keluarga serta informasi dan tata tertib ruangan tertib dan peraturan selama
edukasi tentang penularan d. Sudah tersedianya pandemi covid-19
covid-19 sehingga pasien dan peraturan ruangan
keluarga mengerti alasan rumah e. Adanya leaflet tentang
sakit membuat peraturan dan peraturan dan tata tertib
tata tertib selama pandemic covid-19
71
Kamis 28-01-2021 di ruangan
a. Meletakkan Banner yang sudah Faktor penghambat :
dibuat di depan ruang Arrahmah a. Tidak ada sekuriti yang
b. Melakukan sosialisasi tentang ditugas kan peruangan
tata tertib ruangan arrahmah sehingga keluarga dan
kepada perawat ruangan agar pengunjung sering keluar
perawat dapat memberikan masuk lebih dari 2 orang.
edukasi dan informasi tentang b. Kurangnya kesadaran
tata tertib di ruangan arrahmah keluarga dalam membaca
kepada pasien dan keluarga peraturan tata tertib
c. Melakukan demonstrasi tentang diruangan.
tata tertib yang dibuat kepada
pasien dan keluarga bersama
dengan perawat di ruangan
arrahmah
d. Setelah melakukan sosialisasi
perawat dan mahasiwa
memberikan selebaran (Leaflet)
guna untuk menjadi bahan
bacaan bagi keluarga yang
72
menunggu agar selalu ingat
untuk serta mematuhi tata tertib
dan peraturan mematuhi
protokol kesehatan.
Senin 01-02-2021
a. Bersama perawat ruangan
mengingatkan kembali pasien
dan keluarga untuk selalu
mematuhi tata tertib dan
peraturan di ruangan.
3 Tidak adanya reward Selasa, 26- 01-2021 Faktor pendukung Evaluasi kegiatan:
berupa simbolis dari Mendiskusikan dengan kelompok Adanya dukungan semua a. Telah di berikan reword yang
Kepala Ruangan dan kepala ruangan tentang reward anggota kelompok dan kepala sudah di rencanakan kelompok
kepada perawat di yang akan diberikan ruangan dalam merancang dan kepala ruangan
ruangan Arrahmah Jum’at , 29-01-2021 reward yang mau diberikan b. Termotivasinya kepala ruangan
Mendiskusikan dengan kepala Faktor penghambat untuk memberikan reword
ruangan tentang kriteria kinerja Keterbatasan dalam pemberian kepada perawat yang bekerja
perawat yang akan diberikan reword yang banyak. dengan baik
reward. c. Adanya feedback yang baik dari
73
Senin , 01-02-2021 kepala ruangan.
Melakukan demonstrasi contoh d. Kepala ruangan sudah
pemberian reword yang akan di menyiapkan reward untuk
berikan oleh kepala ruangan perawat yang bekerja sesuai
kepada perawat ruangan arrahmah dengan kriteria penilaian
74
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Manajemen adalah proses untuk melaksanakan kegiatan melalui orang
lain. Kegiatan manajemen keperawatan mengacu kepada konsep manajemen
secara umum, dengan menggunakan pendekatan fungsi-fungsi manajemen
meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengontrolan
(pengawasan dan evaluasi). Manajemen pelayanan keperawatan berfokus pada 5
M (Man, Money, Material, Method, Machine). Proses manajemen keperawatan
sejalan dengan proses keperawatan sebagai satu metode pelaksanaan asuhan
keperawatan secara profesional, sehingga diharapkan keduanya dapat saling
menopang. Sebagaimana halnya dengan proses keperawatan, Manajement
tersebut termasuk mencakup kegiatan planning, organizing, actuating, controlling
(POAC) terhadap staf, sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi,
dalam manajemen keperawatan terdiri dari pengumpulan data, identifikasi
masalah, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil, karena manajemen
keperawatan mempunyai kekhususan terhadap mayoritas tenaga dari pada
seorang pegawai, maka setiap tahapan dalam proses manajemen lebih rumit jika
dibandingkan dengan proses keperawatan.
Fungsi manajemen dilakukan sesuai dengan fungsi manajerial yaitu
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian sesuai dengan
uraian tugas manajerial mulai dari Kepala ruang, Katim dan perawat pelaksana.
Ruangan Arrahmah adalah ruang rawat inap Bayi dan Anak dengan
menyediakan ruang rawat kelas 1, Kelas 2, Kelas 3 dan VIP 1,2,3. Masalah
kesehatan yang ada membutuhkan multidisiplin ilmu dan disiplin waktu. Ruangan
ini memerlukan penerapan fungsi manajemen dalam memberikan asuhan
keperawatan pada klien. Fungsi manajemen tersebut diantaranya adalah
perencanaan yang terdiri dari perencanaan ketenagaan dan perencanaan asuhan
75
keperawatan. Pengorganisasian yang meliputi metode pengorganisasian
keperawatan atau pembagian tugas.
Diruangan Arrahmah belum mengunakan pengorganisasian berdasarkan
model MPKP tetapi sudah menggunakan metode tim yang terdiri dari kepala
ruangan, koordinator dan perawat pelaksana, setiap koordinator dibagi
berdasarkan tj ruangan. Sedangkan menurut teori metode tim menggunakan
beberapa anggota yang berbeda-beda dalam memberi kan asuhan keperawatan
terhadap sekelompok pasien, perawat ruangan dibagi menjadi 2-3 tim atau group
yang terdiri atas tenaga profesional, teknikal, dan pembantu dalam satu kelompok
kecil yang saling membantu, metode ini biasa digunakan pada pelayanan
keperawatan diunit rawat inap.
Kemudian didapatkan bahwa gaya kepemimpianan diruangan Arrahmah
yaitu gaya kepemimpin demokratis, yang mana gaya kepemimpinan demoktratis
merupakan kemampuan dalam mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja
sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ciri-ciri gaya kepemimpinan
demokratis antara lain, pemimpin bersedia melimpahkan sebagian wewenang
kepada bawahan, komunikasi berlangsung timbal balik sama seperti halnya
diruang Arrahmah dimana tanggunag jawab diserahkan kepada koordinator dan
adanya komunikasi timbal balik pada saat overan shift yaitu membahas masalah
atau informasi yang kurang jelas yang perlu diklarifikasi dan dirundingkan
bersama. Struktur sistem manajemen diruang Arrahmah sudah berjalan dengan
baik. Mutu pelayanan ke pasien sudah bagus dan sarana prasarana sudah lengkap.
Pelaksanaan praktek manajemen dilaksanakan mulai tanggal 18 Januari –
04 Februari 2021 dan diakhiri dengan evaluasi pada tanggal 05 Februari 2021.
Pelaksanaan praktek manajemen berlangsung selama tiga minggu dimana
diminggu pertama melakukan pengkajian dan pembuatan POA (Planning of
Action). Pada minggu kedua dan ketiga melakukan implementasi dan evaluasi.
Meskipun ada beberapa hambatan dalam pelaksanaan praktek manajemen
76
keperawatan namun berkat dukungan dari anggota kelompok dan presptor klinik
akhirnya stase manajemen ini bisa berhasil dan selesai sesuai dengan harapan.
B. SARAN
1. Kepada Unit keperawatan
a. Adanya supervisi yang berkelanjutan tentang pelaksanaan pre dan post
confrence terutama pada saat dinas sore dan malam.
b. Membuat jadwal ronde sebulan sekali
c. Tetap menerapkan edukasi cuci tangan pada keluarga pasien saat
berkunjung
d. Perlunya koordinasi antara security dengan ruangan untuk lebih
mendisiplinkan lagi tata tertib dan peraturan di Ruang Arrahmah.
2. Kepada Institusi Pendidikan STIKes Payung Negri
Diharapkan Laporan ini dapat menjadi sumber informasi dan rujukan dalam
pembuatan materi untuk mata kuliah khususnya manajemen keperawatan.
77
DAFTAR PUSTAKA
78
LAMPIRAN
79
Table / grafik rencana kegiatan
80
JADWAL KEGIATAN
MAHASISWA PROFESI NERS STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN STIKES PAYUNG NEGERI PEKANBARU
2021
JADWAL KEGIATAN PERAWATAN DI RUANG ARRAHMAH
RABU KAMIS JUMAT SENIN SELASA RABU KAMIS
PENDIDIKAN 27/01/2021 26/01/2021 27/01/2021 01/02/2021 02/02/2021 03/04/2021 04/02/2021
No NAMA MAHASISWA
1 APRILIA ARIANTI ASTARITA, S.KEP NERS KARU (P) PP (P) KATIM (S) PP (P) PP (P) PP (P) KATIM (P)
2 DENI APRIANDI, S.KEP NERS KATIM (P) KARU (P) PP (S) KATIM(P) PP (P) KARU(P) KATIM (P)
3 HILDAYATI, S.KEP NERS PP (P) KATIM (P) PP (S) KARU(P) KATIM (P) PP (P) PP (P)
4 MEGAWATI, S.KEP NERS KATIM (S) PP (S) KARU(P) KATIM (S) KATIM (P) PP (P) PP (P)
5 NUR SYAFRIDAWATI, S.KEP NERS PP (S) KATIM (S) PP (P) PP (S) KARU (P) KATIM (P) PP (P)
6 SUCI DESRIANTI, S.KEP NERS PP (S) PP (S) KATIM(P) PP (S) PP(P) KATIM (P) KARU (P)
PP (P) PP (S)
81
DOKUMENTASI
1. Tersedianya alat cek kesehatan digital
82
2. Ronde keperawatan di ruang Arrahmah
83
3. Pemasangan tata tertib dan peraturan di ruangan arrahmah selama covid-
19
84
Sosialisasi peraturan dan tata tertib di ruang arrahmah selama pandemic covid-
19
85
Leaflet tata tertib dan peraturan selama pandemic covid-19
86
4. Contoh pemberian reward kepada kepala ruangan
87
RONDE KEPERAWATAN PRAKTIK MANAJEMEN DI RUANG
ARRAHMAH RUMAH SAKIT IBNU SINA ISLAM PEKANBARU
PROVINSI RIAU
KELOMPOK III
A. Latar Belakang
Peritonitis merupakan suatu peradangan yang terjadi pada rongga
peritonium atau lapisan membran serosa abdomen (Muttaqin, 2011).
Menurut Jutowiyono dan Kristiyanasari (2012), peritonitis adalah
peradangan peritonium, suatu lapisan endotelial tipis yang kaya akan
vaskularisasi dan aliran limpa. Peritonitis masih merupakan masalah yang besar
karena angka mortalitas dan morbilitasnya tinggi. Manajemen terapi yang tidak
adekuat bisa berakibat fatal. Peritonitis merupakan komplikasi paling berbahaya
yang sering terjadi akibat penyebaran infeksi dari organ abdomen (misal:
apendiksitis), rupture saluran cerna atau luka tembus abdomen (Price & Wilson,
2006). Menurut survei WHO, angka mortalitas peritonitis mencapai 5,9 juta
per tahun dengan angka kematian 9661 ribu orang meninggal. Negara tertinggi
yang menderita penyakit ini adalah Amerika Serikat dengan penderita
sebanyak 1.661 penderita. Dalam kasus peritonitis yang sering terjadi,
sebagian besar disebabkan karena bakteri atau yang biasa disebut peritonitis
bakterial spontan (Khan, 2009).
Di Indonesia sampai saat ini peritonitis masih menjadi masalah yang
besar dengan angka mortalitas dan morbidilitas yang tinggi. Saat ini pendekatan
1
multimodalitas dengan melakukan tindakan pembedahan. Asuhan keperawatan
dilakukan untuk mengetahui penyebab utamanya. Keputusan untuk melakukan
tindakan bedah haru segera diambil karena setiap keterlambatan akan
menimbulkan komplikasi yang semakin berat. Pemberian antibiotik dan terapi
penunjang lainnya diberikan guna mencegah komplikasi sekunder yang mungkin
terjadi. Tujuan dari pemberian antibiotik ini untuk membunuh bakteri yang ada
di rongga peritonium maupun dalam sirkulasi. Hasil survey pada tahun 2008
angka kejadian peritonitis masih tinggi. Di Indonesia jumlah penderita peritonitis
berjumlah sekitar 7 % dari jumlah penduduk atau sekitar 179.000 orang (Depkes,
2008). Di Jawa Tengah tahun 2009 jumlah kasus peritonitis dilaporkan sebanyak
5.980 dan 177 diantaranya menyebabkan kematian. Tindakan pembedahan atau
yang sering disebut laparatomi sering kali membuat pasien mengeluh nyeri akibat
adanya luka operasi. Nyeri akut timbul karena adanya trauma atau luka
pembedahan.
Nyeri akut biasanya berlangsung secara singkat yaitu kurang dari 6 bulan.
Nyeri akut biasanya terjadi pada nyeri patah tulang atau pembedahan abdomen.
Nyeri akut mengidentifikasi bahwa kerusakan atau cidera telah terjadi dan
akan menurun kualitasnya seiring dengan adanya penyembuhan. Nyeri akut
biasanya akan menghilang dengan atau tanpa pengobatan setelah area yang rusak
kembali pulih (Potter & Perry, 2005).
2
c) Merumuskan intervensi keperawatan yang tepat sesuai masalah pasien.
C. Sasaran
An. H berumur16 tahun yang dirawat diruang arrahmah
D. Materi
1 Teori asuhan keperawatan dengan Peritonitis
2 Masalah-masalah keperawatan yang muncul pada pasien Peritonitis
3 Intervensi keperawatan pada pasien Peritonitis dengan diagnosa keperawatan:
Nyeri akut dan Hambatan mobilitas fisik.
E. Metode
Diskusi dan bedside teaching
F. Media
a. Sarana diskusi : buku dan pena
b. Status rekam medis pasien
G. Proses Ronde
No Tahap dan Kegiatan Waktu Penanggung Tempat Kegiatan
jawab Pasien
1 Pra Ronde: Februari Katim Ruang
1. Menentukan kasus dan 2021 Arrahmah
topic
2. Menentukan tim Ronde Jam 10.00-
3. Mencari literature 13.00 wib
4. Membuat proposal
5. Diskusi pelaksanaan
2 Ronde Februari Kepala Ruang
1. Pembukaan 2021 Ruangan Arrahmah
a. Salam pembukaaan jam 13:00-
b. Memperkenalkan tim 13:00 wib
Ronde
c. Menyampaikan Waktu ( 5
3
identitas dan masalah menit)
pasien
d. Menjelaskan tujuan
ronde
2. Penyajian masalah
a. Memberi salam dan
memperkenalkan
pasien dan keluarga
kepada tim ronde Katim
b. Menjelaskan riwayat Waktu
penyakit dan (15 menit)
keperawatan pasien
c. Menjelaskan masalah
pasien dan rencana
tindakan yang telah
dilakukan dan
menetapkan prioritas
masalah dan tindakan
yang perlu
didiskusikan
4
masalah keperawatan
pasien
c. Pemberian justifikasi
oleh perawat
primer/Karu tentang
masalah pasien serta
rencana tindakan
yang akan dilakukan
d. Menentukan tindakan
keperawatan pada
masalah prioritas
yang telah ditetapkan
3 Pasca Ronde Waktu - Kepala Ruang
1. Evaluasi dan rekomendasi (10 menit) Ruangan Arrahmah
intervensi keperawatan - Katim
2. Penutup
H. Setting Tempat
5
Keterangan:
: kepala ruangan
: ketua tim
: pasien
: pegawai ruangan
: keluarga pasien
: tempat tidur
I. Kriteria Hasil
a. Struktur
1) Ronde keperawatan dilaksanakan di ruang Arrahmah
2) Tim ronde keperawatan hadir ditempat pelaksanaan ronde keperawatan
3) Persiapan dilakukan sebelum pelaksanaan ronde keperawatan
b. Proses
1) Tim ronde keperawatan mengikuti ronde keperawatan dari awal hingga
akhir
2) Seluruh perserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang
telah ditentukan.
c. Hasil
1) Kegiatan terlaksana dan masalah yang didiskusikan teratasi
J. Pengorganisasian
6
a. Kepala ruangan : Deni Apriandi
b. Ketua Tim 1 : Suci Desrianti
c. Ketua Tim 2 : Nur Syafridawati
d.
PP 1 : Megawati
PP 2 : Hildayati
PP 3 : Aprilia Arianti Astari
Ps : An. Hamid Albar
7
A. Pengertian
Peritonitis adalah inflamasi dari peritoneum (lapisan serosa yang
menutupi rongga abdomen dan organ-organ abdomen di dalamnya). Suatu
bentuk penyakit akut,dan merupakan kasus bedah darurat. Dapat terjadi secara
lokal maupun umum, melalui proses infeksi akibat perforasi usus, misalnya pada
ruptur appendiks atau divertikulum kolon, maupun non infeksi, misalnya akibat
keluarnya asam lambung pada perforasi gaster, keluarnya asam empedu pada
perforasi kandung empedu. Pada wanita peritonitis sering disebabkan oleh
infeksi tuba falopi atau ruptur ovarium.
B. Klasifikasi Dan Etiologik
Kelainan dari peritoneum dapat disebabkan oleh bermacam hal, antara
lain:
1. Perdarahan, misalnya pada ruptur lien, ruptur hepatoma, kehamilan ektopik
terganggu.
2. Asites, yaitu adanya timbunan cairan dalam rongga peritoneal sebab obstruksi
vena porta pada sirosis hati, malignitas.
3. Adhesi, yaitu adanya perlekatan yang dapat disebabkan oleh corpus alienum,
misalnya kain kassa yang tertinggal saat operasi, perforasi, radang, trauma
4. Radang, yaitu pada peritonitis
Peritonitis diklasifikasikan menjadi:
a. Menurut agens
1) Peritonitis kimia, misalnya peritonitis yangdisebabkan karena asam
lambung, cairan empedu, cairan pankreas yang masuk ke rongga abdomen
akibat perforasi.
2) Peritonitis septik, merupakan peritonitis yang disebabkan kuman.
Misalnya karena ada perforasi usus, sehingga kuman-kuman usus dapat
sampai ke peritonium dan menimbulkan peradangan
b. Menurut sumber kuman
1) Peritonitis primer
8
Merupakan peritonitis yang infeksi kumannya berasal dari penyebaran
secara hematogen. Sering disebut juga sebagai Spontaneous Bacterial
Peritonitis (SBP). Peritonitis ini bentuk yang paling sering ditemukan dan
disebabkan oleh perforasi atau nekrose (infeksi transmural) dari kelainan
organ visera dengan inokulasi bakterial pada rongga peritoneum. Kasus
SBP disebabkan oleh infeksi monobakterial terutama oleh bakteri gram
negatif (E.coli, klebsiella pneumonia, pseudomonas, proteus) , bakteri
gram positif ( streptococcus pneumonia, staphylococcus).
Peritonitis primer dibedakan menjadi:
a) SpesifikPeritonitis yang disebabkan infeksi kuman yang spesifik,
misalnya kuman tuberkulosa.
b) Non-spesifikPeritonitis yang disebabkan infeksi kuman yang non
spesifik, misalnya kuman penyebab pneumonia yang tidak spesifik.
2) Peritonitis sekunder
Peritonitis ini bisa disebabkan olehbeberapa penyebab utama, diantaranya
adalah:
a) invasi bakteri oleh adanya kebocoran traktus gastrointestinal atau
traktus genitourinarius ke dalam rongga abdomen, misalnya pada :
perforasi appendiks, perforasi gaster, perforasi kolon oleh
divertikulitis, volvulus, kanker, strangulasi usus, dan luka tusuk.
b) Iritasi peritoneum akibat bocornya enzim pankreas ke peritoneum saat
terjadi pankreatitis, atau keluarnya asam empedu akibat trauma pada
traktus biliaris.
9
Staphylococcus, S.Aureus, gram negative bacili,dan candida, mycobacteri
dan fungus.Gambarannya adalah dengan ditemukannya cairan keruh pada
dialisis. Biasanya terjadi abses, phlegmon, dengan atau tanpa
fistula.Pengobatan diberikan dengan antibiotika IV atau ke dalam
peritoneum, yang pemberiannya ditentukan berdasarkan tipekuman yang
didapat pada tes laboratorium.
C. Faktor Resiko
Faktor-faktor berikut dapat meningkatkan resiko kejadianperitonitis, yaitu:
1. penyakit hati dengan ascites
2. kerusakan ginjal
3. compromised immune system
4. pelvic inflammatory disease
5. appendicitis
6. ulkus gaster
7. infeksi kandung empedu
8. colitis ulseratif/chron’s disease
9. trauma
10. CAPD(Continous Ambulatory Peritoneal Dyalisis)
11. pankreatitis
D. Patofisiologi
Peritonitis merupakan komplikasi akibat penyebaran infeksi dari organ-
organ abdomen, ruptur saluran cerna, atau luka tembus abdomen. Reaksi awal
peritoneum terhadap invasi oleh bakteri adalah keluarnya eksudat fibrinosa,
kantong-kantong nanah (abses) terbentuk diantara perlekatan fibrinosa yang
membatasi infeksi. Perlekatan biasanya menghilang bila infeksi menghilang, tetapi
dapat menetap sehingga menimbulkan obstruksi usus.Dapat terjadi secara
terlokalisasi, difus, atau generalisata. Pada peritonitis lokal dapat terjadi karena
adanya daya tahan tubuh yang kuat serta mekanisme pertahanan tubuh dengan
melokalisir sumber peritonitis dengan omentum dan usus.
10
Pada peritonitis yang tidak terlokalisir dapat terjadi peritonitis difus,
kemudian menjadi peritonitis generalisata dan terjadi perlengketan organ-organ
intra abdominal dan lapisan peritoneum viseral dan parietal. Timbulnya
perlengketan ini menyebabkan aktivitas peristaltik berkurang sampai timbul
ileusparalitik. Cairan dan elektrolit hilang ke dalam usus mengakibatkan dehidrasi,
syok, gangguan sirkulasi dan oliguria.Pada keadaan lanjut dapat terjadi sepsis,
akibat bakteri masuk ke dalam pembuluh darah.
E. Gejala Klinis
Gejala klinis peritonitis yang terutama adalah nyeri abdomen. Nyeri dapat
dirasakan terus-menerus selama beberapa jam, dapat hanya disatu tempat ataupun
tersebar di seluruh abdomen. Dan makin hebat nyerinya dirasakan saat penderita
bergerak.Gejala lainnya meliputi:
1. Demam
Temperatur lebih dari 380C, pada kondisi sepsis berat dapat hipotermia
2. Mual dan muntah
Timbul akibat adanya kelainan patologis organ visera atau akibat iritasi
peritoneum
3. Adanya cairan dalam abdomen, yang dapat mendorong diafragma
mengakibatkan kesulitan bernafas.
F. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada peritonitis dilakukan dengan cara yang sama
seperti pemeriksaan fisik lainnya yaitu dengan:
1. Inspeksi
a) pasien tampak dalam mimik menderita
11
b) tulang pipi tampak menonjol dengan pipi yang cekung, mata cekung
c) lidah sering tampak kotor tertutup kerak putih, kadang putih kecoklatan
d) pernafasan kostal, cepat dan dangkal. Pernafasan abdominal tidak tampak
karena dengan pernafasan abdominal akan terasa nyeri akibat
perangsangan peritoneum.
e) Distensi perut
2. Palpasi
a) Nyeri tekan
b) Nyeri lepas
c) Defense muskuler positif
3. Auskultasi
Suara bising usus berkurang sampai hilang
4. Perkusi
a) Nyeri ketok positif
b) Hipertimpani akibat dari perut yang kembung
c) Redup hepar hilang, akibat perforasi usus yang berisi udara sehingga
udara akan mengisi rongga peritoneal, pada perkusi hepar terjadi
perubahan suara redup menjadi timpaniPada rectal touche akan terasa
nyeri di semua arah, dengan tonus muskulus sfingter ani menurun dan
ampula recti berisi udara.
G. Pemeriksa Diagnostik
1. Pemeriksaan laboratorium
2. Pemeriksaan X-Ray
3. Gambaran Radiologis
4. Drainase panduan CT-Scan
12
5. USG
H. Penatalaksanaan
Management peritonitis tergantung dari diagnosis penyebabnya. Hampir semua
penyebab peritonitis memerlukan tindakan pembedahan (laparotomi eksplorasi).
Pertimbangan dilakukan pembedahan:
1. Pada pemeriksaan fisik didapatkan defans muskuler yang meluas, nyeri tekan
terutama jika meluas, distensi perut, massa yang nyeri, tanda perdarahan
(syok, anemia progresif), tanda sepsis (panas tinggi, leukositosis), dan tanda
iskemia (intoksikasi, memburuknya pasien saat ditangani).
2. Pada pemeriksaan radiology didapatkan pneumo peritoneum, distensi usus,
extravasasi bahan kontras, tumor, dan oklusi vena atau arteri mesenterika.
3. Pemeriksaan endoskopi didapatkan perforasi saluran cerna dan perdarahan
saluran cerna yang tidak teratasi.
4. Pemeriksaan laboratorium.
13
1. Kontrol sumber infeksi, dilakukan sesuai dengan sumber infeksi. Tipe dan
luas dari pembedahan tergantung dari proses dasar penyakit dan keparahan
infeksinya.
2. Pencucian ronga peritoneum: dilakukan dengan debridement, suctioning,kain
kassa, lavase, irigasi intra operatif. Pencucian dilakukan untuk menghilangkan
pus, darah, dan jaringan yang nekrosis.
3. Debridemen : mengambil jaringan yang nekrosis, pus dan fibrin.
4. Irigasi kontinyu pasca operasi.
14
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Gambaran Kasus
Pasien datang ke IGD RSI Ibnu Sina Pekanbaru dengan keluhan nyeri perut
secara keseluruhan sejak 2 hari SMRS, mengalami diare 1 hari yang lalu, mual,
muntah dari setiap kali makan, BAK lancar. Pada tanggal 22 Januari pasien
melaksanakan operasi laparatomi eksplorasi. Tanggal 25 Januari dilakukan
pengkajian pasien masuk ruangan Arrahmah dengan KU lemah, kesadaran
composmentis, GCS 15 (E4M6V5), konjungtiva anemis, CRT < 2detik. Pasien
mengeluh nyeri dengan pengkajian P : pasien mengatakan nyeri, Q : pasien
mengatakan nyeri seperti di tusuk-tusuk, R : nyeri yang di rasakan di bagian luka
post op, S : skala nyeri 7, T : nyeri hilang timbul, pasien tampak menahan nyeri,
pasien tampak meringis kesakitan, gelisah. TD 120/90 , N=105 x/menit, RR
=22x/menit, S=37,8 C, BB= 84 kg, TB= 167 cm.
B. Pengkajian
Hari / Tanggal Pengkajian :25 januari 2021
Waktu Pengkajian : 10.00 Wib
Ruangan : Arahmah
1. Biodata
a. Pasien
Nama : An. H
Umur : 16 Tahun
Pendidikan : SMP
Agama : Islam
Pekerjaan : Pelajar
Status Pernikahan : Belum Menikah
Alamat : Jl.nurul amal, Marpoyan
15
Tanggal Masuk RS : 22 Januari 2021
Diagnosa Medis : Peritonitis
b. Penanggung Jawab
Nama : Ny. S
Umur : 19 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Status Pernikahan : Menikah
Alamat : Jl. Nurul amal, marpoyan
Hubungan : Saudara kandung
2. Keluhan Utama
An. H mengatakan nyeri dibagian perut, merasakan mual dan muntah, Serta
Demam.
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Keadaan Umum pasien lemah, kesadaran composmentis, GCS E4M6V5,
konjungtiva anemis, CRT < 2detik. Pasien mengeluh nyeri dengan
pengkajian, P: pasien mengatakan nyeri, Q: pasien mengatakan nyeri
seperti di tusuk-tusuk, R: nyeri yang di rasakan di bagian luka post
operasi, S: skala nyeri 7, T: nyeri hilang timbul, pasien tampak menahan
nyeri, pasien tampak meringis kesakitan, gelisah. TD 120/90 , N=105
x/menit, RR =22x/menit, S=37,8 C.
b. Riwayat penyakit dahulu
Klien mengatakan tidak ada riwayat penyakit terdahulu.
c. Riwayat penyakit keluarga
klien mengatakan bahwa anggota keluarganya tidak ada yang mengalami
hal seperti dirinya.
16
4. Genogram
ayah ibu
Ket :
: klien An.H
: Laki-laki
: Perempuan
X : meninggal
: tinggal serumah
5. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
Kesadaran : Composmentis
GCS :E:4 V:5 M:6
Vital sign : TD : 120 /80 mmHg, N : 105 x/m, RR : 16x/m, S :
37,8°c
2. Kepala
a. Kulit kepala : bersih, tidak ada lesi
b. Rambut : warna rambut hitam merata, rambut tidak ada rontok
c. Mata : konjungtiva anemis, sclera normal
17
d. Hidung : bentuk simetris kiri dan kanan, tidak terdapat polip,
keadaan hidung bersih
e. Mulut : keadaan mulut bersih, tidak ada karies gigi
f. Telinga : simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen
3. Leher : betuk simetris tidak ada pemesaran kelenjar limfe
4. Dada
a. Inspeksi : Pergerakan dada simetris, tidak terdapat
pembengkakan pada dinding dada
b. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
c. Perkusi : Sonor
d. Auskultasi : vesikuler, tidak ada suara nafas tambahan
5. Abdomen
a. Inspeksi : terdapat luka post operasi
b. Palpasi : pasien mengeluh nyeri saat diraba pada daerah post op
dengan skala nyeri 7
c. Perkusi : Hiper Timpani
d. Auskustasi : peristaltik usus 12 x/m
6. Genetalia : keadaan bersih, tidak ada terdapat inflamasi
7. Rectum : normal
8. Ekstremitas :
4 4
4 4
18
b. Sosial : keluarga klien mengatakan klien sering mngikuti aktivitas
di lingkungan tempat tinggalnya. Klien juga dikenal sebagai anak
yang ramah di lingkungan
c. Budaya : budaya yang di ikuti klien adalah budaya jawa
d. Spritual : aktivitas klien sehari-hari yaitu sholat 5 waktu
b. Terapi Medis
19
Infus RL 500 Ml Untuk mengatasi
Dehidrasi cairan
tubuh
Dexamethason ( 5 mg) Mengatasi
2x1 hari peradangan, reaksi
alergi dan penyakit
autoimun
Ranitidine 150 mg Obat anti mual untuk
menurun kan sekresi
asam lambung
berlebih
As.tranexamat 1g Mengurangi atau
menghentikan
perdarahan pada
kondisi pasca operasi
Ceftriaxone 1g Mengobati dan
mencegah infeksi
bakteri (Antibiotik)
Infus 3x1 Mencegah infeksi
Fiondazole
C. Analisa Data
20
- Q: pasien mengatakan
nyeri seperti di tusuk-
tusuk
- R: nyeri yang di
rasakan di bagian luka
post op
- S: skala nyeri 7
- T: nyeri terus menerus
-
DO :
- Klien tampak gelisah
- Skala nyeri 7
- Klien tampak meringis
- Klien tampak menahan
nyeri
- Tampak luka post
operasi di bagian
abdomen yang masih
basah
-
21
- Terdapat luka post
operasi di abdomen
- BB: 84 kg, TB: 167 cm
- IMT: 30,11 kg/m2
D. Intervensi Keperawatan
22
dan hypnosis 5 jari
5. Kolaborasi dengan
tim medis dalam
memberikan obat
analgesic
2. Gangguan mobilitas Setelah dilakukan tindakan Dukungan mobilisasi
fisik b.d keenggenan keperawatan selama 2 x 24 jam 1. Identifikasi nyeri atau
memulai pergerakan pasien mampu untuk melakukan keluhan fisik lainnya
akibat nyeri post mobilisasi 2. Jangan menempatkan
operasi KH : pasien pada posisi yang
1. Klien dapat mengontrol bisa meningkatkan
nyerinya nyeri
2. Klien mampu 3. Monitor kemampuan
mengontrol rasa cemas umum selama
3. Non verbal klien mampu melakukan mobilisasi
melakukan pergerakan 4. Meminimalisir gesekan
dan cedera ketika
memposisikan dan
membalikkan tubuh
pasien
5. Jangan memposisikan
pasien dengan
penekanan pada luka
6. Fasilitasi aktivitas
mobilisasi dengan alat
bantu (Mis, pagar
tempat tidur)
7. Libatkan keluarga
untuk membantu pasien
23
dalam meningkatkan
pergerakan
8. Ajarkan mobilisasi
sederhana yang harus
dilakukan (mis, duduk
di tempat tidur)
9. Kolaborasi dengan tim
terapis dalam
memotivasi klien untuk
melakukan pergerakan.
24
area kepala - Skala nyeri 6
S : skala nyeri 7 A:
T : nyeri muncul secara Nyeri akut belum teratasi
tiba-tiba P:
2. Mengobservasi reaksi Lanjutkan intervensi
non verbal dari - Kaji nyeri secara
ketidaknyamanan komprehensif
“klien terlihat menahan - Observasi reaksi non verbal
nyeri “ dari ketidaknyamanan
3. Mengontrol lingkungan - Ajarkan teknik non
yang dapat farmakologis
mempengaruhi nyeri - Kaloborasi dengan tim
4. Mengajarkan teknik kesehatan lain.
relaksasi nafas dalam
dan hypnosis 5 jari
5. Melakukan kolaborasi
dengan tim medis
dalam pemberian obat
analgetik.
6. “klien diberi obat
analgesik “
Senin, 25 Dx: Gangguan 1. Mengidentifikasi nyeri S:
Januari Mobilitas fisik atau keluhan fisik Klien mengatakan masih
2021 b.d Nyeri akut lainnya kesulitan untuk melakukan
post operasi 2. Jangan menempatkan pergerakan
dan pasien pada posisi yang O:
keengganan bisa meningkatkan - Klien masih terbaring
memulai nyeri - Klien tampak tidak nyaman
pergerakan 3. Memonitor kemampuan A:
25
umum selama Gangguan Mobilitas fisik
melakukan mobilisasi belum teratasi
4. Jangan memposisikan P:
pasien dengan Lanjutkan Intervensi
penekanan pada luka - Kolaborasi dengan tim
5. Memfasilitasi aktivitas kesehatan lain (Fisioterapi)
mobilisasi dengan alat
bantu (Mis, pagar
tempat tidur)
6. Melibatkan keluarga
untuk membantu pasien
dalam meningkatkan
pergerakan
7. Mengajarkan mobilisasi
sederhana yang harus
dilakukan (mis, miring
kanan miringnkiri,
duduk di tempat tidur)
8. Kolaborasi dengan tim
terapis dalam
memotivasi klien untuk
melakukan pergerakan.
26
DAFTAR PUSTAKA
27