Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH PLENO KEPERAWATAN KELUARGA

“KONSEP TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA”

Dosen pembimbing :
Ns. Arneliwati, M. Kep

Disusun oleh :

Kelompok 2

 Dede Hidayat (1711121847)


 Dila Amelia (1711113770)
 Dwi Amelia (1711113673)
 Dwi Reskhi Novithasari (1711113633)
 Fakhrana Hanniyati (1711114901)
 Fauziah Irwan (1711113748)
 Firliany Triamanda (1711113767)
 Fitri Karmila (1711114636)
 Fitri Handayani (1711114861)
 Fitri Rabika Zariyati Putri (1711113737)
 Gita Febriani Pratiwi (1711122591)
 Idzni Nelia Mustafa (1711113717)
 Ilham Muarif (1711113741)
 Ilwana (1711122958)

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS RIAU

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Konsep Tahap
Perkembangan Keluarga “. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada ibu Ns. Arneliwati,
M. Kep sebagai dosen pembimbing pada pleno mata kuliah Keperawatan Keluarga dengan
materi “Konsep Tahap Perkembangan Keluarga.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai Konsep Tahap Perkembangan Keluarga. Semoga makalah
sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah ini dapat
berguna untuk kami sendiri maupun orang yang membaca.

Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata ataupun ada kata-kata yang kurang
berkenan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran
dan usulan demi perbaikan makalah ini di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Pekanbaru, 09 maret 2020

Penulis
Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 2

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA

A. SKENARIO 3
B. STEP I (TERMINOLOGI) 3
C. STEP II (IDENTIFIKASI MASALAH) 4
D. STEP III (ANALISIS MASALAH) 4
E. STEP IV (MIND MAP) 6\
F. STEP V (LEARNING OBJEKTIF) 7
G. STEP VI (DISKUSI MANDIRI) 7
H. STEP VII (PEMBAHASAN LEARNING OBJEKTIF) 7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan 22
B. Saran 22

DAFTAR PUSTAKA 23

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu berhubungan
dengan individu manusia. Keadaan yang harus disadari adalah setiap individu merupakan
bagian dari keluarga dan dikeluarga juga semua dapat diekspresikan.
Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian kegitatan yang diberi via
praktek keperawatan pada keluarga. Asuhan keperawatan keluarga digunakan untuk
membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan pendekatan
proses keperawatan. Agar pelayanan kesehatan yang diberikan dapat diterima oleh
keluarga, maka perawat Harus mengerti, memahami tipe dan struktur keluarga, Tahu
tingkat pencapaian keluarga dalam melakukan fungsinya dan Perlu paham setiap tahap
perkembangan keluarga dan tugas perkembangannya.
Status sehat atau sakit dalam keluarga saling mempengaruhi satu sama lain. Suatu
penyakit dalam keluarga mempengaruhiseluruh keluarga dansebaliknya mempengaruhi
jalanya suatu penyakit dan status kesehatan anggota. Keluarga cenderung dalam
pembuatan keputusan dan dan proses terapeutik pada setiap tahap sehat dan sakit pada
para anggota keluarga. Keluarga merupakan para anggota sebuah keluarga baiasanya
hidup bersama-sama dalam satu rumah tangga, atau jika mereka hidup secra terpisah,
mereka tetap menganggap rumah tangga tersebut sebagai rumah tangga mereka.
Dewasa ini banyak kita temukan keluarga yang belum tahu apa-apa saja tugas dari
tahap perkembangan keluarga sehingga banyak terjadi masalah dalam keluarga. Oleh
sebab itu, kelompok membuat makalah tentang tahap perkembangan keluarga.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dirumuskan oleh penulis yaitu:
1. Apakah pengertian dari keluarga dan keperawatan keluarga?
2. Apakah fungsi keluarga?
3. Bagaimana peran keluarga?
4. Bagaimana peranan keluarga dalam memberikan perawatan kesehatan keluarga?
5. Apa saja tipe dan bentuk keluarga?
6. Bagaimana tahap perkembangan kelurga dan tugas perkembangannya serta masalah
kesehatan dan solusinya?
7. Bagaimana keluarga sejahtera?
8. Bagaimana peran perawat keluarga?

1
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah:
1. Menjelaskan pengertian dari keluarga dan keperawatan keluarga.
2. Menjelaskan fungsi keluarga.
3. Menjelaskan peran keluarga.
4. Menjelaskan peranan keluarga dalam memberikan perawatan kesehatan keluarga.
5. Menjelaskan tipe dan bentuk keluarga.
6. Menjelaskan tahap perkembangan kelurga dan tugas perkembangannya serta masalah
kesehatan dan solusinya.
7. Menjelaskan keluarga sejahtera.
8. Menjelaskan peran perawat keluarga.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. SKENARIO
Ada apa dengan keluargaku...???
Ners muda melakukan pengkajian ke beberapa keluarga. Pertama ners muda mengkaji
keluarga pasangan baru menikah keluarga Bpk. Budi yang baru menikah 1 bulan.
Keluarga Bpk. Budi sering bertengkar dengan istri karena banyak hal-hal yang tidak
sesuai dan tidak sepaham dengan istrinya. Kedua ners muda mengkaji keluargan
childbearing Bpk. Andre yang baru mempunyai anak berusia 1 minggi awalnya Bpk.
Andre senang mempunyai anak tetapi dia merasa istrinya hanya memperhatikan dan
mengurus anak saja. Ketiga ners muda mengkaji keluarga anak usia prasekolah, usia
sekolah dan remaja. Keluarga Bpk.Aswin mempunyai 3 orang anak dan banyak
masalah pada anak usia pra sekolah, usia sekolah dan remaja. Keempat ners muda
mengkaji keluarga Bpk. Amin yang mempunyai anak usia dewasa 2 orang tapi masih
belum menikah. Kelima ners muda mengkaji keluarga Bpk. Doni yang sudah
memasuki usia lansia. Dari semua keluarga yang dikaji oleh ners muda semua
mengalami permasalahan dalam keluarga. Ners muda harus memahami tentang tahap-
tahap perkembangan keluarga, masalah - masalah kesehatan keluarga berdasarkan
tahapan perkembangan keluarga dan apa saja tugas perkembangan keluarga tersebut
sehingga ners muda bisa memberikan solusi atau masalah yang dihadapi oleh
beberapa keluarga yang sudah dikaji.

B. STEP 1 ( TERMINOLOGI )
1.Childbearding
2. Tahapan Perkembangan
Jawaban:
1. Childbearing adalah keluarga dari awal kehamilan sampai anak usia 30 bulan, dan
tahap perkembangan keluarga ke dua.
2. Tahap Perkembangan adalah perubahan sistem keluarga pasangan baru dimana
seseorang baru dilahirkan dan berakhir sampai usia lanjut.

3
C. STEP 2 ( IDENTIFIKASI MASALAH )
1. Apa saja yang harus di kaji dari pasangan yang baru menikah ?
2. Apa saja faktor yang dapat mempengaruhi faktor dari perselisihan di keluarga?
3. Apa yang dilakukan perawat kepada kelurga yang sering bertengkar?
4. Apa saja yang harus dikaji dari keluarga childbearing?
5. Apa yang harus dilakukan perawat untuk mengatasi masalah keluarga pak andre?
6. Apa saja yang harus disiapkan sebelum membentuk keluarga?
7. Kenapa ners muda harus memahami tahap perkembangan keluarga?

D. STEP 3 (PEMBAHASAN MASALAH)


1. Yang harus dikaji dari pasangan baru menikah yaitu:
a. Lingkungan
b. Keluarga ( hubungan menantu dan mertua)
c. Usia pasangan, perkawinan
d. Status pendidikan
e. Finansial
f. Pengambilan keputusan
g. Status finansial
h. Status agama
i. Holistik
2. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan perselisah dikelaurga yaitu:
a. Pendapat yang berbeda
b. Prinsip
c. Anak, ekonomi
d. Finansial
e. Pengambilan keputusan
f. Kepribadian
g. Pekerjaan
h. Fungsi peran
3. Yang dilakukan perawat kepada kelurga yang sering bertengkar
a. Mengidentifikasi penyebab utama perselisihan didalam keluarga
b. Diskusikan dengan masing-masing individu
c. Diskusikan dengan suami-istri

4
4. Hal-hal yang harus dikaji pada keluarga childbearing adalah:
a. Identifikasi usia pada saat punya anak
b. Finansial
c. Kesiapan mental dari suami istri tersebut
d. Identifikasi anak, apakah anak ada gangguan tumbuh kembang
e. Komunikasi dalam keluarga
f. Persiapan setelah punya anak
5. Hal yang harus dilakukan perawat untuk mengatasi masalah keluarga pak andre
yaitu dengan memberikan pengertian kepada bapak andre dan istrinya.
6. Hal yang harus disiapkan sebelum membentuk keluarga yaitu:
a. Finansial
b. Pekerjaan
c. Siap mental baik laki-laki dan perempuan
d. Komitmen kedua pasangan
7. Agar dapat memberikan solusi yang tepat dan mempermudah ners muda dalam
melakukan asuhan keperawatan.

5
E. STEP 4 ( SKEMA )

Ners Muda

Bpk. B Bpk. An Bpk. As Bpk. Am Bpk. D


Pasangan Keluarga Keluarga Keluarga Keluarga
baru Child- anak pra- anak usia lanjut
menikah bearing sekolah, dewasa
sekolah dan
remaja

Permasalahan dalam keluarga

Tahap perkembangan keluarga Tugas perkembangan keluarga

Masalah kesehatan keluarga

Peran perawat keluarga :


memberikan solusi terhadap
masalah

6
F. STEP 5 (LEARNING OBJEKTIF)
1. Definisi keluarga dan keperawatan keluarga
2. Fungsi keluarga
3. Peran keluarga
4. Peran keluarga dalam memberikan perawatan kesehatan keluarga
5. Tipe dan bentuk keluarga
6. Tahap perkembagan keluarga, tugas perkembangan keluarga sesuai tahap
perkembangan keluarga, masalah kesehatan keluarga sesuai tahap perkembangan
keluarga dan solusinya.
7. Keluarga sejahtera
8. Peran perawata keluarga
G. STEP 6 (DISKUSI MANDIRI)
H. STEP 7 (MENJAWAB LEARNING OBJEKTIF)
1. Definisi keluarga dan Keperawatan keluarga
a. Definisi keluarga
1) Keluarga merupakan sekumpulan yang disatukan oleh ikatan-ikatan
perkawinan darah dan ikatan adopsi atau ikatan sebuah keluarga yang
hidup bersama dalam satu rumah tangga dan adanya interaksi dan
komunikasi satu sama lain dalam peran sosial keluarga seperti suami, istri,
ibu, ayah dan anak (Burges, 2014).
2) Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan / pengangkatan dan mereka hidup
dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam
perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan
(Friedman, 2010).
3) Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui
pertalian darah, adopsi / perkawinan (WHO, dalam Harmoko, 2012 ) .
b. Definisi Keperawatan Keluarga
1) Keperawatan keluarga adalah proses pemberian pelayanan kesehatan
sesuai kebutuhan keluarga dalam lingkup praktik keperawatan.
2) Keperawatan keluarga adalah pelayanan holistik yang menempatkan
keluarga dan komponennya sebagai focus pelayanan yang melibatkan
anggota keluarga dalam tahap pengkajian diagnose , intervensi,
implementasi, dan evaluasi ( Depkes, 2010).

7
3) Suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui praktik keperawatan
dengan sasaran keluarga (suprajitna, 2004).
2. Fungsi Keluarga
Secara umum fungsi keluarga (Friedman, 2010) adalah sebagai berikut :
a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala
sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang
lain di luar rumah.
b. Fungsi Sosialisasi dan Tempat Bersosialisasi
Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi adalah fungsi mengembangkan
dan tempat melatih anak untuk berkehidupan social sebelum meninggalkan
rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah.
c. Fungsi Reproduksi
Fungsi Reproduksi adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan
menjaga kelangsungan keluarga.
d. Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga
secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu
meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
e. Fungsi Keperawatan atau Pemeliharaan Kesehatan
Fungsi keperawatan atau pemeliharaan kesehatan yaitu fungsi untuk
mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki
produktifitas tinggi. Ini dikembangkan menjadi tugas di bidang kesehatan.
3. Peran Keluarga
Menurut Friedman (2010) peran keluarga dapat diklasifikasi menjadi dua
kategori, yaitu peran formal dan peran informal. Peran formal adalah peran
eksplisit yang terkadung dalam struktur peran keluarga. Peran informal bersifat
tidak tampak dan diharapkan memenuhi kebutuhan emosional keluarga dan
memelihara keseimbangan keluarga. Berbagai peranan yang terdapat dalam
keluaraga adalah:
a. Peran formal
Peran parental dan pernikahan, diidetifikasi menjadi delapan peran yaitu
peran sebagai provider (penyedia), peran sebagai pengatur rumah tangga,
peran perawatan anak, peran sosialisasi anak, peran rekreasi, peran

8
persaudaraan (kindship), peran terapeutik (memenuhi kebutuhan afektif), dan
peran seksual.
b. Peran informal
Terdapat berbagai peran informal yaitu peran pendorong, pengharmonis,
insiator-kontributor, pendamai, pioner keluarga, penghibur, pengasuh
keluarga, dan perantara keluarga.

Sedangkan Effendi (2002) membagi peran keluarga sebagai berikut:


a. Peranan ayah
Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anaknya, berperan sebagai pencari
nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberian rasa aman, sebagai kepala
keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota
keluarga masyarakat dari lingkungannya.
b. Peranan ibu
Ibu sebagai istri dari suami dan anak-anaknya. Mempunyai peranan untuk
mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,
pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat
berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
c. Peranan anak
Anak-anaknya melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat
perkembangan baik fisik, sosial, dan spiritual.
4. Peranan keluarga dalam memberikan perawatan kesehatan keluarga
Menurut La, Groca (1998) yang dikutip oleh Prasetyawan (2008) bahwa
keluarga memainkan peranan yang sangat penting dalam pengelolaan medis pada
salah satu anggota keluarga yang sakit.
Tujuan perawatan individu dalam konteks keluarga :
a. Teratasinya masalah yang dihadapi individu yang ada kaitannya dengan latar
belakang keluarganya.
b. Teratasinya masalah yang dihadapi individu dengan dukungan, bantuan atau
pemeranan keluarga.
c. Terlaksananya pemberian asuhan keperawatan yang paripurna kepada sasaran
individu dari keluarganya, sebagai tindak lanjut pelayanan rawat inap maupun
jalan.

9
d. Meningkatkan kesadaran keluarga dan anggota keluarganya yang belum
mencari pelayanan untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan dasar yang
tersedia.
e. Meningkatkan kemampuan individu dan keluarganya dalam mengatasi
masalah kesehatannya secara mandiri.
5. Tipe dan Bentuk Keluarga
Beberapa bentuk keluarga adalah sebagai berikut.
a. Keluarga inti (nuclear family)
Kelurga inti adalah keluarga yang dibentuk karena ikatan perkawinan yang
direncanakan yang terdiri dari suami, istri, dan beberapa orang anak, baik
karena kelahiran natural maupun adopsi.
b. Keluarga asal (family of origin)
Keluarga asal merupakan satu unit kelurga tempat asal seseorang dilahirkan.
c. Keluarga besar (Extended family)
Keluarga inti ditambah keluarga yang lain (karena hubungan darah), misalnya
kakek, nenek, bibi, paman, sepupu termasuk keluarga modern, seperti orang
tua tunggal, keluarga tanpa anak, serta keluarga pasangan sejenis (guy/lesbian
families).
d. Keluarga berantai (social family)
Keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali
dan merupakan suatu keluarga inti
e. Keluarga duda atau janda
Keluarga yang terbentuk karena perceraian dan/atau kematian pasangan yang
dicintai.
f. Keluarga komposit (composite family)
Keluarga dari perkawinan poligami dan hidup bersama.
g. Keluaga kohabitasi (cohabitation)
Dua orang menjadi satu keluarga tanpa pernikahan, bisa memiliki anak atau
tidak. Di Indonesia bentuk keluarga ini tidak lazim dan bertentangan dengan
budaya timur. Namun, lambat laun keluarga kohabitasi mulai dapat diterima.
h. Keluarga inses (incest family)
Seiring dengan masuknya nilai-nilai global dan pengaruh informasi yang
sangat dahsyat, dijumpai bentuk keluarga yang tidak lazim, misalnya anak
perempuan menikah dengan ayah kandungnya, ibu menikah dengan anak

10
kandung laki-laki, paman menikah dengan keponakannya, kakak menikah
dengan adik dari satu ayah dan satu ibu, dan ayah menikah dengan anak
perempuan tirinya. Walaupun tidak lazim dan melanggar nilai-nilai budaya,
jumlah keluarga inses semakin hari semakin besar. Hal tersebut dapat kita
cermati melalui pemberitaan dari berbagai media cetak dan elektronik.
i. Keluarga tradisional dan nontradisional
Dibedakan berdasarkan ikatan perkawinan. Keluarga tradisional diikat oleh
perkawinan, sedangkan keluarga nontradisional tidak diikat oleh perkawinan.
Contoh keluarga tradisional adalah ayah-ibu dan anak dari hasil perkawinan
atau adopsi. Contoh keluarga nontradisional adalah sekelompok orang tinggal
disebuah asrama.
6. Tahap Perkembangan Keluarga, Tugas Perkembangan Keluarga, Masalah
Kesehatan Keluarga dan Solusinya.
a. Tahap perkembangan keluarga pasangan baru
Keluarga baru dimulai dari saat masing masing indvidu laki laki dan
perempuan membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan
meninggalkan (psikologis) keluarga masing masing.
Pengertian tahap perkembangan keluarga pertama pasangan baru secara
psikologis keluarga tersebut membentuk keluarga baru. Suami istri yang
membentuk keluarga baru tersebut perlu mempersiapkan kehidupan yang baru
karena keduanya membutuhkan penyesuaian peran dan fungs sehari-hari.
Keluarga baru ini merupakan anggota dari tiga keluarga: keluarga suami,
keluarga istri, keluarga sendiri. Pasangan baru adalah pasangan yang baru
menikah dan belum mempunyai anak.
1) Tugas perkembangan keluarga pasangan baru
a) Mendiskusikan rencana punya anak atau KB.
b) Memahami prenatal care seperti pengertian kehamilan persalinan dan
menjadi orang tua
c) Menetapkan tuhuan Bersama
d) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok lain
e) Membina hubungan yang intim
2) Masalah Kesehatan Yang Muncul
a) Penyesuaian seksual dan peran perkawina
b) Aspek luas tentang KB

11
c) Penyakit kelamin baik sebelum/sesudah menikah
d) Konsep perkawinan tradisional : dijodohkan, hukum adat.
3) Solusi Perawat :
Membantu setiap keluarga untuk agar saling memahami satu sama lain.
b. Tahap perkembangan keluarga dengan kelahiran anak
pertama (child bearing family)
Keluarga yang menantikan kelahiran dimulai dari
kehamilan sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut
sampai anak pertama berusia 30 bulan (2,5 tahun). Kehamilan
dan kelahiran bayi perlu disiapkan oleh pasangan suami istri
melalui beberapa tugas perkembangan yang penting.
Kelahiran bayi pertama memberi perubahan yang besar
dalam keluarga, sehingga pasangan harus beradaptasi
dengan perannya untuk memenuhi kebutuhan bayi. Masalah
yang sering terjadi dengan kelahiran bayi adalah pasangan
merasa diabaikan karena faktor perhatian kedua pasangan
tertuju pada bayi. Suami merasa belum siap menjadi ayah
atau sebaliknya.
1) Tugas perkembangan pada masa ini antara lain:

a) Persiapan menjadi orangtua.


b) Membagi peran dan tanggung jawab.
c) Menata ruang untuk anak atau mengembangkan
suasana rumah yang menyenangkan. .
d) Mempersiapkan dana atau biaya untuk child bearing.
e) Memfasilitasi role learning anggota keluarga
f) Bertanggung jawab memenuhi kebutuhan bayi sampai
balita.
g) Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.
2) Masalah kesehatan keluarga :
Masalah yang sering terjadi dengan kelahiran bayi
adalah pasangan merasa diabaikan karena fokus perhatian
kedua pasangan tertuju pada bijak. Suami merasa belum

12
siap menjadi ayah atau sebaliknya.
Menurut Wahit Iqbal Mubarak (2006), masalah-masalah
utama keluarga dalam tahap ini adalah pendidikan
maternitas yang terpusat pada keluarga, perawatan bayi
yang baik, pengenalan dan penanganan masalah-masalah
kesehatan fisik secara dini, imunisasi, konseling
perkembangan anak, keluarga berencana dan bidang-
bidang peningkatan kesehatan (gaya hidup).
Masalah-masalah kesehatan lain selama periode dari
kehidupan keluarga ini adalah inaksesibilitas dan ketidak
adekuatan fasilitas-fasilitas perawatan anak untuk ibu
yang bekerja, hubungan anak dan orang tua, masalah-
masalah mengasuh anak termasuk termasuk
penyalahgunaan dan kelainan terhadap anak dan masalah-
masalah transisi peran orang tua.
c. Tahap ketiga keluarga dengan anak pra sekolah (families with preschool)
Tahap ini dimulai saat kelahirn anak berusia 2,5 tahun dan berakhir saat
anak berusia 5 tahun. Pada tahap ini orang tua beradaptasi terhadap
kebutuhan-kebutuhan dan minat dari anak prasekolah dalam meningatkan
pertumbuhannya. Kehidupan keluarga pada tahap ini sangat sibuk dan anak
sangat bergantung pada orang tua. Kedua orang tua harus mengatur waktunya
sedemikian rupa, sehingga kebutuhan anak, suami/istri, dan ekerjaan (punya
waktu/paruh waktu) dapat terpenuhi.
1) Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain sebagai berikut :
a) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti : kebutuhan tempat
tinggal, privasi, dan rasa aman
b) Membantu anak untuk bersosialisasi
c) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak
yang lain juga harus terpenuhi
d) Mempertahakan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar
keluarga ( keluarga lain dan lingkungan sekitar)
e) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak ( tahap paling
repot)

13
f) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
g) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak.
2) Masalah kesehatan keluarga :
Masalah kesehatan fisik :
a) Penyakit menular
b) Jatuh
c) Luka bakar
d) Keracunan
e) Kecelakaan dan lain-lain.
Masalah kesehatan psikologis:
a) Hubungan pernikahan, beberapa studi meneliti adanya penurunan
kepuasan yang dirasakan oleh banyak pasangan suami istri pada tahap
ini.
b) Persaingan antara kakak dan adik.
c) Keluarga berencana.
d) Kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan.
e) Masalah komunikasi keluarga
3) Solusi pada tahap ini adalah:
Memberikan penyuluhan kesehatan dan konseling dalam hal
pencegahan masalah kesehatan utama, seperti merokok, penyalahgunaan
obat dan alkohol, seksualitas, keselamatan, diet dan nutrisi, olahraga, dan
penanganan stres/dukungan sosial.
d. Keluarga dengan anak usia sekolah (famillies with children)
Tahap ini dimulai pada saat anak yang tertua memasuki sekolah pada usia
6 tahun dan beakhir pada usia 12 tahun. Pada fase ini keluarga mencapai
jumlah anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk. Selain
aktifitas di sekolah, masing-masing anak memiliki aktifitas dan minat sendiri
demikian pula orang tua yang mempunyai aktifitas yang berbeda dengan anak.
Untuk itu, keluarga perlu bekerja sama untuk mencapai tugas perkembangan.
Pada tahap ini keluarga (orangtua) perlu belajar berpisah dengan anak,
memberi kesempatan pada anak untuk bersosialisasi, baik aktifitas di sekolah
maupun di luar sekolah. (Jihan,2017 )
1) Tugas perkembangan keluarga:
a) Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan Lingkungan

14
b) Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat,
termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan keluarga
c) Memberikan perhatian tentang kegiatan sosial anak, pendidikan dan
semangat belajar
d) Tetap mempertahanan hubungan yang harmonis dalam perkawinan
e) Mendorong anak unuk mencapai pengembangan daya intelektual
f) Menyediakan aktifitas untuk anak
g) Manyesuaikan pada aktifitas komunitas dengan mengikutsertakan
anak.
2) Masalah kesehatan keluarga pada tahap ini yaitu:
Kecelakaan dan injuri pada anak, Kanker terutama leukemia pada usia 1-
14 tahun, Bunuh diri, HIV-AIDS.
3) Solusi/ Peran perawat pda tahap ini adalah:
Diskusi keselamatan anak dengan orangtua, melakukan screening atau
pemeriksaan diri melalui riwayat kesehatan dan pemeriksaan diri.
e. Keluarga Pada Remaja ( Familles of teenagers)
Tahap ini dimulai saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya
berakhir sampai pada usia 19-20 tahun, pada saat anak meninggalkan rumah
orang tuanya. Tujuannya keluarga melepas anak remaja dan memberi
tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri
menjadi lebih dewasa.
1) Tugas perkembangan pada tahap ini antara lain:
a) Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab
mengingat remaja yang sudah bertambah dan meningkat otonominya.
b) Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.
c) Mempertahankan komunikasi terbuka anatara anak dan orangtua,
hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
d) Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang
keluarga merupakan tahap paling sulit karena orangtua melepas
otoritasnya dan membimbing anak untuk bertanggung jawab
2) Masalah-masalah kesehatan Pada Remaja :
Masalah kesehatan fisik keluarga biasanya baik,tapi promosi kesehatan
tetap perlu diberikan. Perhatian gaya hidup keluarga yang sehat : penyakit
jantung koroner pada orangtua (usia 35 th ). Pada remaja : kecelakaan,

15
penggunaan obat-obatan,alkohol, mulai menggunakan rokok sebagai alat
pergaulan, kehamilan tidak dikehandaki, NAPZA, patah tulang dan cidera
olahraga karena atletik, disminore dan kecelakaan.. Konseling Dan
pendidikan tentang sex education menjadi sangat penting. Terdapat beda
persepsi antara orangtua dengan anak remaja tentang sex education :
konseling harus terpisah antara orangtua dengan anak Persepsi remaja
tentang sex education: uji kehamilan, AIDS, alat kontrasepsi dan aborsi.

3) Solusi Perawat :
Memberikan konseling langsung ke sumber-sumber komunitas.
Memberikan penyuluhan tentang obat terlarang dan edukasi seks.
Pencegahan kecelakaan pada remaja dan membantu terciptanya
komunikasi yang lebih efektif antara orangtua dengan remajanya.
f. Keluarga dengan anak dewasa atau pelepasan (lounching center families)
Tahap ini dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya
tahap ini bergantung pada banyaknya anak dalam keluarga atau jika anak yang
belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua. Tujuan utama pada
tahap ini adalah mengorganisasi kembali keluarga untuk tetap berperan dalam
melepas anaknya untuk hidup sendiri. Keluarga mepersiapkan anaknya yang
tertua untuk membentuk keluarga sendiri dan tetap membantu anak terakhir
untuk lebih mandiri. Saat semua anak meninggalkan rumah, pasangan perlu
menata ulang dan membina hubungan suami istri seperti pada fase awal.
Orang tua akan merasa kehilangan peran dalam merawat anak dan merasa
kosong karena anak-anaknya sudah tidak tinggal serumah lagi. Guna
mengatasi keadaan ini orang tua perlu melakukan aktifitas kerja,
meningkatkan peran sebagai pasangan, dan tetap memelihara hubungan
dengan anak
1) Tugas Perkembangan Keluarga Tahap Keenam
a) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
b) Mempertahankan keintiman pasangan
c) Membantu orang tua suami atau istri yang sedang sakit dan memasuki
masa tua
d) Mempersiapkan untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anak

16
e) Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga
f) Berperan sebagai suami istri, kakek, dan nenek
g) Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak-
anaknya.
2) Masalah kesehatan Tahap
Masalah komunikasi anak dengan orangtua, perawatan usia lanjut,
masalah penyakit kronis, Hipertensi, Kolesterol, Obesitas, menopause,
DM.

3) Solusinya :
Memberikan Pendidikan Kesehatan tentang masalah penyakit kronis
seperti Hipertensi, Kolesterol, Diabetes.
g. Keluarga usia pertengahan
Dimulai ketika anak terkahir meninggalkan rjnah dan berakhir saat
pensiun atau salah satu pasangan meninggal (Setiadi, 2008).
1) Menurut Harnilawati (2013) tugas perkembangan keluarga usia
pertengahan:
a) Mempertahankan kesehatan
b) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya
dan anak-anak
c) Meningkatkan keakraban pasangan
d) Memelihara hubungan/kontak dan anak dan keluarga
e) Persiapan masa tua/pension
2) Masalah kesehatan
Berat badan ideal, smoking. Masalah hubungan perkawinan, komunikasi
dengan anak-anak dan teman sebaya, masalah ketergantungan perawatan
diri.
3) Solusinya :
Memberikan Promosi Kesehatan : istirahat cukup, kegiatan waktu luang
dan tidur, nutrisi, olahraga teratur.
h. Keluarga usia lanjut
Tahap terakhir perkembangan keluarga dimulai saat salah satu pasangan
pensiun, berlanjut salah satu pasangan meninggal. Proses usia lanjut dan
pensiun merupakan ralitas yang tidak dapat dihindari karena berbagai proses

17
stresor dan kehilangan yang harus dialami keuarga. Stresor tersebut adalah
berkurangnya pendapatan, kehilangan berbagai hubungan sosial, kehilangan
pekerjaan serta perasaan menurunnya produktifitas dan fungsi kesehatan.
Mempertahankan penataan kehidupan yang memuaskan merupakan tugas
utama keluarga pada tahap ini. Usia lanjut umumnya lebih dapat beradaptasi
tinggal dirumah sendiri daripada tinggal bersama anaknya.
1) Tugas perkembangan pada tahap ini adalah:
a) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
b) Mepertahankan suasana rumah yang menyenangkan
c) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan
fisik, dan pendapatan.
d) Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat satu sama
lain
e) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.
f) Melakukan live review (merenungkan kehidupan)
2) Masalah kesehatan :
Kebutuhan Promosi Kesehatan : istirahat cukup, kegiatan waktu luang dan
tidur, nutrisi, olahraga teratur, berat badan ideal, smoking. Masalah
hubungan perkawinan, komunikasi dengan anak-anak dan teman sebaya,
masalah ketergantungan perawatan diri.
3) Solusi:
Lakukan perawatan kesehatan lansia, motivasi lansia untuk ikut kegiatan
sosial di Komunitas.
7. Keluarga Sejahtera
Keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu
memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material yang layak, bertakwa kepada
TYME, memiliki hubungan serasi, selaras, dan seimbang antar anggota dan
antarkeluarga dengan masyarakat dan lingkungan.
Menurut Kantor Menteri Negara Kependudukan/BKKBN (1996), tahapan
keluarga sejahtera terdiri dari:
a. Keluarga Prasejahtera
Keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara
minimal atau belum seluruhnya terpenuhi seperti:spiritual, pangan, sandang,
papan, kesehatan dan KB.

18
Indikator-indikator keluarga sejahtera adalah sebagai berikut. Keluarga ini
belum mampu untuk melaksanakan indicator sebagai berikut:
1) Keluarga melaksanakan ibadah menurut agama yang dianut masing-
masing.
2) Keluarga makan dua kali sehari atau lebih.
3) Keluarga menggunakan pakaian yang berbeda untuk berbagai keperluan.
4) Keluarga mempunyai rumah yang sebagian besar berlantai bukan dari
tanah.
5) Keluarga memeriksakan kesehatan ke petugas atau sarana kesehatan (bila
anak sakit atau PUS ingin ber-KB).
b. Keluarga Sejahtera I
Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal,
tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan sosial psikologisnya seperti
kebutuhan akan pendidikan, KB, interaksi dalam keluarga, interaksi
lingkungan tempat tinggal, dan transportasi.
Keluarga ini sudah mampu melaksanakan indicator 1 sampai 5 tetapi
belum mampu melaksanakan indicator sebagai berikut.
6) Keluarga melaksanakan ibadah secara teratur menurut agama yang dianut.
7) Keluarga makan daging, ikan, atau telur sebagai lauk-pauk sekurang-
kurangnya sekali dalam seminggu.
8) Keluarga memperoleh pakaian baru dalam satu tahun terakhir.
9) Setiap anggota keluarga mempunyai ruang kamar yang luasnya 8 m2.
10) semua anggota keluarga sehat dalam tiga bulan terakhir sehingga dapat
melaksanakan fungsi mereka masing-masing.
11) Paling sedikit satu anggota keluarga yang berumur 15 tahun ke atas
memiliki penghasilan yang tetap.
12) Seluruh anggota keluarga yang berusia 10 sampai 60 tahun mampu
membaca dan menulis latin.
13) Anak usia sekolah (7 sampai 15 tahun) dapat bersekolah.
14) Keluarga yang masih pasangan usia subur memakai kontrasepsi dan
mempunyai dua anak atau lebih yang hidup.
c. Keluarga Sejahtera II

19
Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya dan kebutuhan
social psikologisnya tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan pengembangan,
seperti kebutuhan untuk menabung dan memperoleh informasi.
Keluarga ini sudah mampu melaksanakan indicator 1 sampai 14, tetapi
belum mampu melaksanakan indicator-indikator sebagai berikut.
15) Keluarga berusaha meningkatkan atau menambah pengetahuan agama.
16) Keluarga mempunyai tabungan
17) Keluarga makan bersama paling sedikit sekali sehari.
18) Keluarga ikut serta dalam kegiatan masyarakat.
19) Keluarga melakukan rekreasi bersama/penyegaran paling kurangsekali
dalam 6 bulan.
20) Keluarga memperoleh berita dari surat kabar, majalah, radio, dan televise.
21) Keluarga mampu menggunakan sarana transportasi.
d. Keluarga Sejahtera III
Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar, sosial psikologis
dan pengembangan, tetapi belum dapat memberikan sumbangan yang teratur
bagi masyarakat atau kepedulian sosialnya belum terpenuhi seperti sumbangan
materi, dan berperan aktif dalam kegiatan masyarakat
Keluarga ini sudah mampu melaksanakan indicator 1 sampai 21, tetapi
belum mampu melaksanakan indicator sebagai berikut.
22) Keluarga memberikan sumbangan secara teratur (waktu tertentu) dan
sukarela dalam bentuk material kepada masyarakat.
23) Keluargaaktif sebagai pengurus yayasan atau institusi masyarakat.
e. Keluarga Sejahtera III plus
Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar, sosial psikologis
dan pengembangan, dan telah dapat memberikan sumbangan yang teratur dan
berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan atau memiliki kepedulian social
yang tinggi.
Sebuah keluarga dapat disebut keluarga sejahtera plus bila sudah mampu
melaksanakan semua indicator (23).
8. Peran Perawat Keluarga
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga, perawat keluarga perlu
memperhatikan prinsip-prinsip berikut: (a) melakukan kerja bersama keluarga
secara kolektif, (b) memulai pekerjaan dari hal yang sesuai dengan kemampuan

20
keluarga, (c) menyesuaikan rencana asuhan keperawatan dengan tahap
perkembangan keluarga, (d) menerima dan mengakui struktur keluarga, dan (e)
menekankan pada kemampuan keluarga.
Peran perawat keluarga adalah sebagai berikut.
a. Sebagai pendidik, perawat bertanggung jawab memberikan pendidikan
kesehatan kepada keluarga, terutama untuk memandirikan keluarga dalam
merawat anggota keluarga yang memiliki masalah kesehatan.
b. Sebagai coordinator pelaksana pelayanan keperawatan, perawat bertanggung
jawab memberikan pelayanan keperawatan yang komprehensif. Pelayanan
keperawatan yang bersinambungan diberikan untuk menghindari kesenjangan
antara keluarga dan unit pelyananan kesehatan (Puskesmas dan Rumah Sakit).
c. Sebagai pelaksana pelayanan perawatan, pelayanan perawatan dapat diberikan
kepada keluarga melalui kontak pertama dengan anggota keluarga yang sakit
yang memiliki masalah kesehatan. Dengan demikian anggota keluarga yang
sakit dapat dapat menjadi “entry point” bagi perawat untuk memberikan
asuhan keperawatan keluarga secara komprehensif.
d. Sebagai supervisor pelayanan keperawatan, perawat melakukan supervise
ataupun pembinaan terhadap keluarga melalui kunjungan rumah secara teratur,
baik terhadap keluarga berisiko tinggi maupun yang tidak. Kunjungan rumah
tersebut dapat direncanakan terlebih dahulu atau secara mendadak.
e. Sebagai pembela (advokat), perawat berperan sebagai advokat keluarga untuk
melindungi hak-hak keluarga sebagai klien. Perawat diharapakan mampu
mengetahui harapan serta memodifikasi system pada perawatan yang
diberikan untuk memenuhi hak dan kebutuhan keluarga.
f. Sebagai fasilitator, perawat dapat menjadi tempat bertanya individu, keluarga,
dan masyarakat untuk memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang
mereka hadapi sehari-hari serta dapat memberikan jalan keluar dalam
mengatasi masalah.
g. Sebagai peneliti, perawat keluarga melatih keluarga untuk dapat memahami
masalah-masalah kesehatan yang dialami oleh anggota keluarga.

21
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perkembangan keluarga merupakan proses perubahan yang terjadi pada sistem
keluarga meliputi perubahan pola interaksi dan hubungan antar anggota keluarga
disepanjang waktu. Perubahan ini terjadi melalui beberapa tahapan atau kurun waktu
tertentu.Pada setiap tahapan mempunyai tugas perkembangan yang harus dipenuhi agar
tahapan tersebut dapat dilalui dengan sukses.
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi
yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota
keluarga.
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat,
kegiatan,yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan
individu dalamkeluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok
dan masyarakat
B. Saran
Upaya untuk meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan keluarga
melalui penyuluhan mengenai peran anggota keluarga dan perkembangan keluarga sesuai
jenjang merupakan langkah yang tepat dilakukan guna mencapai kebutuhan kesehatan
keluarga yang optimal. Upaya ini perlu dikembangkan dan ditingkatkan, untuk itu perlu
dukungan oleh pihak-pihak yang peduli terhadap kesehatan keluarga.

22
DAFTAR PUSTAKA
Effendy, N. (2011). Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC

Friedman, M. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset, Teori, dan Praktek. Edisi ke-
5. Jakarta: EGC

Harmoko. (2012). Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Harnilawati. (2013). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Sulawesi Selatan: Pustaka
As Salam.

http://repository.um-surabaya.ac.id/257/3/bab_2.pdf

Setiadi. (2008). Konsep & proses keperawatan keluarga. Yogyakarta: Graha ilmu.

Sudiharto, S.kep.,M.kes. (2007). Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan


Keperawatan Transkultural. Jakarta: EGC

Syaripudin, Tatang. (2008). Pedagogik Teoritis Sistematis. Percikan Ilmu:Bandung.

Widagdo, Wahyu. (2016). Keperawatan Keluarga dan Komunitas. KEMENKES: Jakarta

23

Anda mungkin juga menyukai