Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

KONSEP PELAYANAN KEPERAWATAN KELUARGA


Tugas mata kuliah Keperawatan Keluarga

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1

DOSEN PEMBIMBING :
Ns. Lukman Nulhakim, S.Kep.,M.Kep

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES KALIMANTAN TIMUR
PRODI PENDIDIKAN PROFESI NERS
TAHUN 2021

i
MAKALAH
KONSEP PELAYANAN KEPERAWATAN KELUARGA
Tugas mata kuliah Keperawatan Keluarga

DISUSUN OLEH:
Chindy Isnaini Durand (P07220219082)
Elysa Shabrina Nurviany (P07220219088)

Mirhamsyah (P07220219103)
Said Ahmad Farid Rahman (P07220219117)
Yuli Tri Hendrianto (P07220219121)
Zumrotus Sholikah (P07220219124)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES KALIMANTAN TIMUR
PRODI PENDIDIKAN PROFESI NERS
TAHUN 2021

ii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT karena berkat rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Keperawatan Keluarga mengenai
“Menerapkan pelayanan keluarga pada tatanan pelayanan keluarga” tepat pada
waktunya.
Adapun materi yang akan dibahas dalam makalah ini adalah konsep keluarga,
konsep keperawatan keluarga, perspektif keperawatan keluarga, karakter keperawatan
keluarga, dan peran perawat kesehatan keluarga. Makalah ini dibuat dalam rangka
memperdalam pemahaman masalah tentang mikrobilogi sistem imunitas untuk
mempermudah dalam pengertian pembelajaran tertulis maupun diskusi.
Sebagai manusia biasa yang tidak pernah luput dari kesalahan, begitu juga halnya
dengan kami. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini, baik dari segi penulisan maupun isi. Kamipun menerima dengan lapang dada
kritikan maupun saran yang sifatnya membangun dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki diri.
Demikian makalah ini saya buat, mohon maaf bila ada salah penulisan
ataupun hal yang menyinggung dalam penulisan makalah ini. Semoga segala upaya kami
dalam membuat makalah ini bisa bermanfaat.
Terimakasih.
Wassalamu'alaikum Wr.Wb

Samarinda, 10 Agustus 2021

Kelompok 1

iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... iii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar belakang............................................................................................................ 1
B. Rumusan masalah.......................................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................................... 2
D. Manfaat.......................................................................................................................2
E. Sistematika Penulisan................................................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................4
A. Keperawatan Keluarga............................................................................................. 4
BAB III PEMBAHASAN.................................................................................................. 6
A.Konsep Keluarga ....................................................................................................... 6
B. Konsep Keperawatan Keluarga.................................................................................. 8
C. Perspektif Keperawatan Keluarga............................................................................ 12
D.Karakter Keperawatan Keluarga............................................................................... 16
E.Peran Perawat Kesehatan Keluarga........................................................................... 17
BAB IV PENUTUP........................................................................................................ 19
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 19
B. Saran ......................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................20

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan adalah elemen terpenting dalam kehidupan yang sangat
dibutuhkan oleh manusia. Menurut Undang-Undang RI NO. 36 Tahun
2009 pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi
bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial
dan ekonomis (Notoadmodjo, 2010)
Kesejahteraan kesehatan yang baik adalah suatu kondisi dimana
tidak hanya bebas dari penyakit. Konsep sehat dan sakit adalah konsep
yang kompleks dan berinterpretasi. Banyak faktor yang mempengaruhi
kondisi sehat maupun sakit. Sehat diartikan sebagai kondisi yang
normal dan alami, yang bersifat dinamis dan sifatnya terus menerus
berubah. Menurut WHO sehat adalah keadaan keseimbangan yang
sempurna, baik fisik, mental dan sosial, tidak hanya terbebas dari
penyakit dan kelemahan. Sakit adalah keadaan tidak normal atau tidak
sehat, secara sederhana dapat disebut penyakit yang merupakan suatu
bentuk kehidupan atau keadaan diluar batas normal (Asmadi, 2008).
Salah satu penyakit yang memiliki tingkat morbiditas dan mortalitas
yang tinggi adalah Hipertensi (Martono, 2010).
Keluarga menjadi point penting dalam upaya mencapai kesehatan
masyarakat secara optimal karena memiliki keterkaitan dengan masalah
kesehatan, memiliki fungsi utama dalam masyarakat dan lembaga yang
menyangkut kehidupan masyarakat. Peran keluarga sebagai kelompok
dapat melakukan aktivitas pencegahan, memelihara, menimbulkan,
memperbaiki ataupun mengabaikan masalah kesehatan yang ada di
dalam kelompok /keluarga. Keluarga berperan sebagai pengambil
keputusan dalam memelihara kesehatan anggota keluarganya, yang
berarti keluarga menjadi faktor penentu sehat-sakitnya anggota keluarga,
yang akan berdampak pada munculnya berbagai masalah kesehatan
anggota keluarga.

1
Keluarga menjadi unit pelayanan kesehatan yang terdepan dalam
meningkatkan derajat kesehatan komunitas. Apabila setiap keluarga
sehat, akan tercipta komunitas yang sehat pula. Masalah kesehatan yang
dialami oleh salah anggota keluarga dapat mempengaruhi anggota
keluarga yang lain, mempengaruhi sistem keluarga, komunitas setempat
bahkan komunitas global. Dengan demikian kesehatan dan kemandirian
keluarga merupakan kunci utama pembangunan kesehatan masyarakat
(Ekasari 2008).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah konsep keluarga?
2. Bagaimanakah konsep keperawatan keluarga?
3. Bagaimanakah prespektif keperawatan keluarga?
4. Apa saja karakter keperawatan keluarga?
5. Apa saja peran perawatan kesehatan keluarga?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memahami tentang konsep Keperawatan
Keluarga.
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu menjelaskan :
a. Mengetahui dan memahami konsep keluarga
b. Mengetahui dan memahami konsep keperawatan keluarga
c. Mengetahui dan memahami prespektif keperawatan keluarga
d. Mengetahui dan memahami karakter keperawatan keluarga
e. Mengetahui dan memahami peran perawat kesehatan keluarga

D. Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat khususnya pada
penyusun maupun para pembaca yang terdiri dari segi pengetahuan dan
pemahaman tentang Konsep Keperawatan Keluarga

2
E. Sistematika Penulisan
Makalah ini terdiri dari Empat BAB yang disusun secara sistematik
dengan urutan sebagai berikut :
1. BAB 1 Terdiri dari:
a. Latar belakang
b. Rumusan masalah
c. Tujuan
d. Manfaat
e. Sistematika penulisan
2. BAB II Terdiri dari: Keperawatan Keluarga
3. BAB III Terdiri dari:
a. Konsep keluarga
b. Konsep keperawatan keluarga
c. Prespektif keperawatan keluarga
d. Karakter keperawatan keluarga
e. Peran perawat kesehatan keluarga
4. BAB IV Terdiri dari:
a. Kesimpulan
b. saran

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Keperawatan Keluarga
Keluarga merupakan suatu unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di
bawah satu atap dalam keadaan saling bergantungan. Keluarga memiliki pengaruh
yang penting tehadap pembentukan identitas individu, status kesehatan dan
perasaan harga diri individu. Sistem pendukung yang vital bagi individu adalah
keluarga, dimana keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
anggota keluarga dengan menjalankan fungsi biologi, fungsi pendidikan, fungsi
psikis, fungsi sosiokultural, serta fungsi kesehatan.
Keluarga adalah dua orang atau lebih dibentuk berdasarkan ikatan
perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materil
yang layak, bertaqwa kepada Tuhan, memiliki hubungan yang selaras dan
seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta lingkungannya. (BKKBN,
1999) Menurut Friedman, 1998. Keluarga adalah dua atau lebih individu yang
tergabung karena ikatan tertentu untuk saling membagi pengalaman dan melakukan
pendekatan emosional, serta mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari
keluarga. Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah
satu atap dalam keadaan saling ketergantungan ( Departemen Kesehatan RI, 1988)
Keperawatan keluarga merupakan bidang kekhususan spesialisasi yang
terdiri dari keterampilan berbagai bidang keparawatan. Praktik keperawatan
keluarga didefinisikan sebagai pemberian perawatan yang menggunakan proses
keperawatan kepada keluarga dan anggota-anggotanya dalam situasi sehat dan
sakit. Penekanan praktik keperawatan keluarga adalah berorientasi kepada
kesehatan, bersifat holistik, sistemik dan interaksional, menggunakan kekuatan
keluarga.
Unit fungsional terkecil dalam pemberian asuhan keperawatan keluarga
adalah keluarga, dimana pertisipasi anggota keluarga dalam pemberian asuhan
keperawatan keluarga sangat mempengaruhi hasil dari asuhan keperawatan
keluarga lansia tersebut ( Badriah 2013 ). Selain keluarga, perawat juga memiliki
4
peran penting yakni sebagai pendidik, coordinator/penghubung, advokat/pelindung,
pemberi pelayanan langsung, konselor, dan modifikator lingkungan. Pemberian
pelayanan keperawatan keluarga beriringan dengan tiga tingkat pencegahan.
Tingkat pertama (promotion dan primary prevention), pencegahan tingkat kedua
(secondary prevention) , maupun pencegahan tingkat ketiga (tertiary prevention).
Setiap pencegahan melibatkan keluarga sebagai mitra kerja dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi dari setiap pelayanan keperawatan yang diberikan pada
keluarga (Depkes RI, 2006).

5
BAB III
PEMBAHASAN

A. KONSEP KELUARGA
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing
yang merupakan bagian dari keluarga ( friedman, 2010).
Menurut bailon yang di kutip Efendi, F & Makhfudli (2010) menjelaskan
keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga
karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka saling berinteraksi
satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta
mempertahankan satu budaya.
Menurut undang-undang no. 10 tahun 1992 tentang perkembangan
kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera, keluarga adalah unit terkecil
dari masyarakat yang terdiri dari suami isteri atau suami isteri dan anaknya atau,
ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya (Setiadi, 2010).
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah
satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Departemen Kesehatan RI,2014).
Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui
pertaliandarah, adopsi, atau perkawinan (WHO, 2012).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa definisi dari keluarga merupakan sekumpulan
orang yang tinggal satu rumah yang terikat oleh ikatan perkawinan dan
mempunyai ikatan darah.

2. Tujuan Keluarga
Alasan mendasar mengapa keluarga menjadi fokus sentral dalam perawatan adalah :

1. Dalam sebuah unit keluarga, disfungsi apa saja (penyakit, cidera, perpisahan)
yang memengaruhi satu atau lebih keluarga, dan dalam hal tertentu, sering
akanmemengaruhi anggota keluarga yang lain, dan unit ini secara keseluruhan;
2. Ada hubungan yang kuat dan signifikan antara keluarga dan status kesehatan

6
paraanggotanya;
3. Melalui perawatan kesehatan keluarga yang berfokus pada peningkatan,
perawatan diri (self care), pendidikan kesehatan, dan kenseling keluarga, serta
upaya-upaya yang berarti dapat mengurangi risiko yang diciptakan oleh pola
hidup keluarga dan bahaya dari lingkungan;
4. Adanya masalah-masalah kesehatan pada salah satu anggota keluarga dapat
menyebabkab ditemukannya faktor-faktor risiko pada anggota keluarga yang
lain;
5. Tingkat pemahaman dan berfungsinya seorang individu tidak lepas dari andil
sebuah keluarga;
6. Keluarga merupakan sistem pendukung yang sangat vital bagi kebutuhan-
kebutuhan individu.

3. Struktur Keluarga

Struktur keluarga menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan fungsi


keluarga di masyarakat. Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya
adalah :
a. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalambeberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah.
b. Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalambeberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu.

d. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah


suami.Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena
adanya hubungan dengan suami atau istri

e. Keluarga kawinan : hubungan suama istri sebagai dasar bagi pembinaan


keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena
adanya hubungan dengan suami atau istri.
4. Ciri-Ciri Struktur Keluarga
1. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara
anggota keluarga
7
2. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka
juga mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya
masing-masing
3. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai
peranan dan fungsinya masing-masing

B. KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA


1. Pengertian Keperawatan Keluarga
Keperawatan keluarga merupakan bidang kekhususan spesialisasi
yang terdiri dari keterampilan berbagai bidang keparawatan. Praktik
keperawatan keluarga didefinisikan sebagai pemberian perawatan yang
menggunakan proses keperawatan kepada keluarga dan anggota-
anggotanya dalam situasi sehat dan sakit. Penekanan praktik
keperawatan keluarga adalah berorientasi kepada kesehatan, bersifat
holistik, sistemik dan interaksional, menggunakan kekuatan keluarga.
Perawatan keluarga yang komprehensip merupakan suatu proses
yang rumit, sehingga memerlukan suatu pendekatan yang logis dan
sistematis untuk bekerja dengan keluarga dan anggota keluarga .
Pendekatan ini disebut proses keperawatan. Menurut Yura dan Walsh
(1978), “proses keperawatan merupakan inti dan sari dari keperawatan”.
Proses adalah suatu aksi gerak yang dilakukan dengan sengaja dan sadar
dari satu titik ke titik yang lain menuju pencapaian tujuan. Pada dasarnya,
proses keperawatan merupakan suatu proses pemecahan masalah yang
sistematis, yang digunakan ketika bekerja dengan individu, keluarga,
kelompok atau komunitas.
2. Tingkatan Keperawatan Keluarga
Ada empat tingkatan keperawatan keluarga, yaitu:
1. Level 1
keluarga menjadi latar belakang individu/anggota keluarga dan fokus
pelayanan keperawatan di tingkat ini adalah individu yang akan dikaji
dan diintervensi.
2. Level 2

8
keluarga merupakan penjumlahan dari anggota-anggotanya, masalah
kesehatan/keperawatan yang sama dari masing-masing anggota akan
diintervensi bersamaan, masing-masing anggota dilihat sebagai unit
yang terpisah.
3. Level 3
Fokus pengkajian dan intervensi keperawatan adalah sub-sistem dalam
keluarga, anggota-anggota keluarga dipandang sebagai unit yang
berinteraksi, fokus intervensi: hubungan ibu dengan anak; hubungan
perkawinan; dll.
4. Level 4
seluruh keluarga dipandang sebagai klien dan menjadi fokus utama dari
pengkajian dan perawatan, keluarga menjadi fokus dan individu
sebagai latar belakang, keluarga dipandang sebagai interaksional
system, fokus intervensi: dinamika internal keluarga; struktur dan
fungsi keluarga; hubungan sub-sistem keluarga dengan lingkungan luar.
3. Proses Keperawatan Keluarga
1. Pengumpulan data.
Pengumpulan data adalah upaya pengumpulan semua data, fakta,
dan informasi yang mendukung pemecahan maslah klien. Jenis data
yang dikumpulkan adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan sehari-hari
1) Kebiasaan tidur (apakah terdapat waktu tertentu untuk
tidur/istirahat dan bangun sesuai kemampuan setiap anggota?
Apakah terdapat waktu setiap siang untuk istirahat sebentar?
Apakah anggota keluarga tidur bersama-sama?)
2) Kebiasaan makan (berapa kali makan setiap hari? Siapa yang
terlihat terlalu gemuk, terlalu kurus?)
3) Waktu senggang/libur (bagaimana setiap anggota keluarga
memakai waktu senggang? Apakah penggunaan waktu
senggang cocok dengan jenis kelamin dan usia individu?
Apakah ada anggota keluarga yang hiburannya sangat
memakan waktunya? Bila ada, apa dampaknya terhadap
keluarga? Apakah keluarga mempunyai hiburan bersama?)
9
b. Faktor sosial-budaya-ekonomi
1) Penghasilan dan pengeluaran
2) Pekerjaan, tempat tinggal, dan penghasilan setiap anggota yang sudah
bekerja.
3) Sumber penghasilan.
4) Berapa jumlah yang dihasilkan oleh setiap anggota keluarga yang
bekerja.
5) Kesanggupan untuk memenuhi kebutuhan primer seperti makan, pakaian,
dan perumahan.
6) Apakah ada tabungan untuk keperluan mendadak.
7) Jam kerja ayah dan ibu
8) Siapa pembuat keputusan mengenai keuangan dan bagaimana uang
digunakan.
c. Faktor lingkungan
1) Perumahan
a) Luas rumah (apakah luasnya memadai?)
b) Pengaturan kamar tidur
c) Kelengkapan perabotan rumah tangga
d) Serangga dan binatang pengerat
e) Adanya bahaya kecelakaan
f) Tempat penyimpanan makanan dan alat masak
g) Persediaan air (sumber, kepemilikan, apakah air dapat diminum?)
h) Pembuangan kotoran (jenis, kepemilikan, apakah memenuhi syarat?)
i) Pembuangan sampah (jenis, apakah memenuhi syarat?)
j) Pembuangan air kotor (jenis, apakah memenuhi syarat?)
k) Kondisi lingkungan tempat tinggal: apakah komplek rumahan, daerah
kumuh, dll
l) Fasilitas sosial dan fasilitas kesehatan
m) Fasilitas transportasi dan komunikasi
d. Riwayat kesehatan/riwayat medis:
a. Riwayat kesehatan setiap anggota
b. Penyakit yang pernah diderita
c. Keadaan sakit yang sekarang (telah didiagnosis atau belum)
10
d. Nilai yang diberikan terhadap penjegahan penyakit
e. Status imunisasi anak
f. Pemanfaatan fasilitas lain untuk pencegahan penyakit
g. Sumber pelayanan kesehatan: apakah pelayanan kesehatan sama atau
berbeda untuk setiap anggota keluarga?
h. Saat kondisi sakit atau kritis, anggota keluarga pergi ke siapa?
i. Bagaimana keluarga melihat peranan petugas kesehatan dan pelayanan
yang mereka berikan serta harapan mereka terhadap pelayanan petugas
kesehatan?
j. Pengalaman mengenai petugas kesehatan profesional: memuaskan atau
tidak?
Setiap keluarga mempunyai cara sendiri untuk menghadapi dan mengatasi
situasi merreka. Tipe data lain yang dikumpulkan pada tahap penjajahan kedua
menggambarkan sampai mana keluarga dapat melaksanakan tugas kesehatan
yang berhubungan dengan ancaman kesehatan, kurang/tidak sehat, atau krisis
yang dialami oleh keluarga itu pada waktu tahap penjajahan pertama.data ini
menggambarkan ketidakmampuan keluarga untuk melaksanakan tugas kesehatan.
Perhatian utama perawat pada tahap penjajahan kedua adalah penentuan
kesanggupan keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatan untuk menghadapi
masalah kesehatan. (Zaidin Ali, 2010)
Data pengkajian didapat dengan menggunakan beberapa cara. Berikut ini
adalah metode pengumpulan data yang digunakan:
a. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mengetahui data subjektif dalam aspek fisik,
mental, sosial budaya, ekonomi, kebiasaan, adat istirahat, agama, lingkungan,
dan sebagainya
b. Pengamatan/observasi
Pengamatan/observasi dilakukan untuk mengetahui hal yang secara langsung
bersifat fisik (ventilasi, kebersihan, penerangan, dll) atau benda lain (data
objektif).

11
c. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada anggota keluarga yang mempunyai
masalah keluarga dan keperawatan yang berkaitan dengan keadaan fisik,
misalnya kehamilan, mata, telinga, tenggorokan, dll. (data objektif)
d. Studi dokumentsi
Studi dilakukan dengan jalan menelusuri dokumen yang ada, misalnya
catatan kesehatan, kartu keluarga, kartu menuju sehat, literatur, catatan pasien,
dll. (data subjektif). Data yang perlu dikumpulkan dapat dilihat pada
lampiran..
Tabulasi data. Data yang ada disusun dalam tabel, grafik, genogram, gambar,
dan lain-lain untuk memudahkan proses analisis.
2. Analisis data. Setelah ditabulasi data langsung dapat dianalisis
sengingga menghasilkan satu kesimpulan tentang permasalahan
yang ada. Hsil analisis data juga memperlihatkan penyebab, tanda-
tanda, dan pengaruh masalah pada masa yang akan datang, dll.
3. Perumusan masalah. Dari analisis data ditemukan beberapa
informasi yang berguna untuk merumuskan maslah klien tersebut.
Masalah adalah kesenjangan yang terjadi dari apa yang
“seharusnya” terjadi dan apa yang “nyata” terjadi kesenjangan
tersebut.

C. PERSPEKTIF KEPERAWATAN KELUARGA


1. Peranan keluarga
a) Peran ayah
Ayah sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anak, berperanan
sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman,
sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya
serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
b) Peranan ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya mempunyai peranan untuk
mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-
anaknya, pelindung dan sebagai salah satu anggota kelompok dari
peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
12
lingkungannya, disamping itu juga ibu juga berperan sebagai mencari
nafkah tambahan dalam keluarganya.
c) PerananAnak
Anak-anak melaksanakan peranan pisiko-sosial sesuai tingkat
perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

2. Fungsi keluarga
a. Fungsi biologis:
- Meneruskan keturunan
- Memelihara dan membesarkan anak
- Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
- Memelihara dan merawat anggota keluarga
b. Fungsi psikologis:
- Memberikan kasih sayang dan rasa aman
- Memberikan perhatian di antara anggota keluarga
- Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
- Memberikan identitas keluarga
c. Fungsi sosialisasi:
- Membina sosialisasi pada anak
- Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak
- Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
d. Fungsi ekonomi:
- Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga
- Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga
- Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga
dimasa yang akan dating (pendidikan, jaminan hari tua)
e. Fungsi pendidikan
- Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan,
keterampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat
dan minat yang dimilikinya
13
- Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan dating
dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa
- Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya

3. Fungsi keperawatan keluarga


a. ASIH adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman,
kehangatan kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka
tumbuh dan berkembang sesuai usia dan kebutuhannya.
b. ASUH adalah memenuhi kebutuhan pemeliharaan dan asuhan terhadap
anak-anak agar kesehatan anak selalu terpelihara, sehingga diharapkan
menjadikan mereka anak-anak yang sehat, baik fisik, mental, sosial, dan
spiritual.
c. ASAH adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap
menjadi manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa
depannya.

4. Tugas kesehatan keluarga


Tugas kesehatan keluarga menurut Nasrul effendy, 1998, hal 42, adalah
sebagai berikut :
a. Mengenal masalah kesehatan.
b. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat.
c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
d. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat.
e. Mempertahankan hubungan dengan (menggunakan) fasilitas kesehatan
masyarakat.

5. Tahap atau perkembangan keluarga


Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik,
namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama (Rodgers cit
Friedman, 1998) :
a. Pasangan baru (keluarga baru) Keluarga baru dimulai saat
masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga melalui
perkawinan yang sah dan meninggalkan (psikologis) keluarga masing-masing:
14
1) membangun perkawinan yang saling memuaskan;
2) membina hubungan persaudaraan, teman, dan kelompok sosial;
3) mendiskusikan rencana memilikianak.
b. Tahap perkembangan keluarga yang kedua adalah keluarga dengan
anak baru lahir. Tugas perkembangannya adalah:
1) membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap
mengintegrasikan bayi yang baru lahir ke dalam keluarga;
2) rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan
kebutuhan anggota keluarga;
3) mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan;
4) memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan
peran- peran orang tua dan kakek nenek.
c. Keluarga dengan anak usia pra sekolah Tugas perkembangannya adalah:
1) memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti rumah, ruang
bermain, privasi, dan keamanan;
2) mensosialisasikan anak;
3) mengintegrasikan anak yang baru, sementara tetap memenuhi
kebutuhan anak yang lain;
4) mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga dan di luar keluarga.
d. Keluarga dengan anak usia sekolah Tugas perkembangannyaadalah:
1) mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi
sekolah dan hubungan dengan teman sebaya yang sehat;
2) mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan;
3) memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.
e. Keluarga dengan anak remaja Tugas perkembangannya adalah:
1) menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja
menjadi dewasa dan semakin mandiri;
2) memfokuskan kembali hubungan perkawinan;
3) berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-anak.
f. Keluarga melepas anak usia dewasa muda Tugas perkembangannya adalah:
1) memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru
yang didapatkan melalui perkawinan anak-anak;

15
2) melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali hubungan
perkawinan;
3) membantu orangtua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami atau istri.
g. Keluarga dengan usia pertengahan Tugas perkembangannya adalah:
1) menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan;
2) mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan
para orang tua lansia dan anak-anak;
3) memperkokoh hubungan perkawinan.
h. Keluarga dengan usia lanjut Tugas perkembangannya adalah:
a) mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan;
b) menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun;
c) mempertahankan hubungan perkawinan;
d) menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan;
e) mempertahankan ikatan keluarga antargenerasi;
f) meneruskan untuk memahami eksistensi mereka (penelaahan hidup).

D. KARAKTERISTIK KEPERAWATAN KELUARGA


Karakteristik keluarga adalah:
a. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikt oleh hubungan darah,
perkawinan atau adopsi.
b. Anggota keluarga biasanya hidup bersaa atau jika berpisah mereka tetap
memperhatikan satu sama lain
c. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain da masing-masing
mempunyai peran social,: suami, isteri, anak, kakak, adik.
d. Mempunyai tujuan; menciptakan dan mempertahankan budaya,
meningkatkan perkembangan fisik, psikologis dan social anggota.

Karakteristik Praktik Keperawatan Keluarga:


a. Pengenalan dan integrasi konsep keluarga
b. Aplikasikan persepektif yang lebih luas seperti yang teridentifikasi dalam
pendekatan perawat terhadap asuhan keperawatan terutama dalam
melakukan pengkajian keluarga.
c. Fokus pada interaksi keluarga dan dinamika keluarga
16
d. Melibatkan anggota keluarga dalam asuhan, terutama dalam mengambil
keputusan dan pemberian asuhan keperawatan.

E. PERAN PERAWAT KESEHATAN KELUARGA


Peran dan fungsi perawat di keluarga adalah sebagai berikut.
1. Pelaksana
Peran dan fungsi perawat sebagai pelaksana adalah memberikan pelayanan
keperawatan dengan pendekatan proses keperawatan, mulai pengkajian sampai
evaluasi. Pelayanan diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental,
keterbatasan pengetahuan, serta kurangnya keamanan menuju kemampuan
melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Kegiatan yang dilakukan
bersifat promotif, preventif, kuratif, serta rehabilitatif.
2. Pendidik
Peran dan fungsi perawat sebagai pendidik adalah mengidentifikasi kebutuhan,
menentukan tujuan, mengembangkan, merencanakan, dan melaksanakan
pendidikan kesehatan agar keluarga dapat berperilaku sehat secara mandiri.
3. Konselor
Peran dan fungsi perawat sebagai konselor adalah memberikan konseling atau
bimbingan kepada individu atau keluarga dalam mengintegrasikan
pengalaman kesehatan dengan pengalaman yang lalu untuk membantu
mengatasi masalah kesehatan keluarga.
4. Kolaborator
Peran dan fungsi perawat sebagai kolaborator adalah melaksanakan kerja sama
dengan berbagai pihak yang terkait dengan penyelesaian masalah kesehatan di
keluarga
Selain peran perawat keluarga di atas, ada juga peran perawat keluarga dalam
pencegahan primer, sekunder dan tersier, sebagai berikut.
1. Pencegahan Primer
Peran perawat dalam pencegahan primer mempunyai peran yang penting
dalam upaya pencegahan terjadinya penyakit dan memelihara hidup sehat.
2. Pencegahan sekunder
Upaya yang dilakukan oleh perawat adalah mendeteksi dini terjadinya
penyakit pada kelompok risiko, diagnosis, dan penanganan segera yang dapat
17
dilakukan oleh perawat. Penemuan kasus baru merupakan upaya pencegahan
sekunder, sehingga segera dapat dilakukan tindakan. Tujuan dari pencegahan
sekunder adalah mengendalikan perkembangan penyakit dan mencegah
kecacatan lebih lanjut. Peran perawat adalah merujuk semua anggota keluarga
untuk skrining, melakukan pemeriksaan, dan mengkaji riwayat kesehatan.
3. Pencegahan tersier
Peran perawat pada upaya pencegahan tersier ini bertujuan mengurangi
luasnya dan keparahan masalah kesehatan, sehingga dapat meminimalkan
ketidakmampuan dan memulihkan atau memelihara fungsi tubuh. Fokus
utama adalah rehabilitasi. Rehabilitasi meliputi pemulihan terhadap individu
yang cacat akibat penyakit dan luka, sehingga mereka dapat berguna pada
tingkat yang paling tinggi secara fisik, sosial, emosional.

18
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan
aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan
bagian dari keluarga. Keluarga merupakan sekumpulan orang yang tinggal satu rumah
yang terikat oleh ikatan perkawinan dan mempunyai ikatan darah.
Keperawatan keluarga merupakan bidang kekhususan spesialisasi yang terdiri
dari keterampilan berbagai bidang keparawatan. Praktik keperawatan keluarga
didefinisikan sebagai pemberian perawatan yang menggunakan proses keperawatan
kepada keluarga dan anggota-anggotanya dalam situasi sehat dan sakit. Penekanan
praktik keperawatan keluarga adalah berorientasi kepada kesehatan, bersifat holistik,
sistemik dan interaksional, menggunakan kekuatan keluarga.

B. Saran
Mungkin akan lebih baik lagi jika adanya saran dan kritik yang sifatnya
membangun dari semua pihak demi penyempurnaan makalah ini, namun sebagai
manusia biasa penulis hanya bisa berharap semoga bisa bermanfaat dan mudah-
mudahan memenuhi fungsi sebagaimana mestinya. Amiin.
Setelah membaca pembahasan tadi, diharapkan pembaca mendapat pencerahan
mengenai keperawatan keluarga.

19
DAFTAR PUSTAKA

Freadman, M. M. (2013). Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC.

Makhfudli, (2013). Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta: Salemba


Medika

Mubarok, W. I. (2010). Ilmu Keperawatan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika.

Susanto, T. (2012). Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Jakarta: TIM.

Zaidin Ali, S. M. (2010). Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC.

Effendy, Nasrul. (1998). Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Keluarga. Jakarta:


EGC.

Zaidin Ali, Haji. (2010). Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC

20

Anda mungkin juga menyukai