Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KONSEP DASAR KELUARGA DAN PELAYANAN KEBIDANAN

Dibimbing Oleh Dosen : Lili Farlikhatun, M.Keb

Disusun oleh : Kelompok 3

1. Neni Nursholihat S 9. Titis Aristia


2. Nariah 10. Irawati Yuliandari
3. Silviana Wulan 11. Sherly Juita
Marchorina
4. Yani Sari Lestari 12. Deviana Puspitasari
5. Nita Nurlita 13. Hamnah
6. Hodijah 14. Sari Mutiara
7. Ocih Latifah 15. Sulatin
8. Septia Indah Purwati 16. Githa Andini

PRODI S-1 KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ABDI NUSANTARA

i
2022

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepadaTuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan hidayah dan
inayah- Nya berupa kemampuan berpikir dan analis sehingga terselesainya makalah
Konsep Dasar Keluarga Peserta Didik dengan judul “KONSEP DASAR KELURGA
DAN PELAYANAN KEBIDANAN”. Makalah ini disusun melalui berbagai tahap, baik
melalui forum diskusi kelompok maupun pembahasan intensif oleh kelompok kami.
Makalah ini tidak akan mungkin terwujud tanpa adanya komitmen dan kerjasama
yang harmonis diantara pihak yang terlibat. Oleh karena itu, kami menyampaikan
penghargaan tertinggi dan ucapan terima kasih kepada:

1. Dosen mata kuliah Kebidanan Keluarga, yang telah membimbing kami dalam
penulisan makalah ini.
2. Seluruh teman-teman kami, yang telah memberikan bantuan berupa moral dan
support sehingga, bisa terselesainya makalah Perkembangan Peserta Didik
dengan judul “KONSEP DASAR KELURGA DAN PELAYANAN KEBIDANAN ”.
Akhirnya, tiada usaha yang besar akan berhasil tanpa dimulai oleh usaha yang
kecil. Semoga tulisan ini bermanfaat.

Jakarta, 20 September 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah...................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................3

1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................................4

2.1 KONSEP DASAR KELUARGA............................................................................4

A. Pengertian Keluarga........................................................................................4

B. Karakteristik Keluarga Sehat...........................................................................4

C. Karakteristik Keluarga Sejahtera.....................................................................5

D. Tipe Keluarga..................................................................................................6

E. Peran Keluarga...............................................................................................7

F. Struktur Keluarga............................................................................................7

G. Fungsi Keluarga..............................................................................................9

H. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga....................................................9

2.2 KONSEP DASAR PELAYANAN KEBIDANAN……………………………………..13

BAB III PENUTUP………………………………………………………………………….16

3.1 Kesimpulan....................................................................................................16

3.2 Saran............................................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang secara terus


menerus mengakibatkan tingkat pendidikan dan teknologi semakin maju. Orang
dengan mudah berobat dan tidak takut dengan penyakit berbahaya. Tapi hal ini
dipengaruhi oleh peningkatan biaya pengobatan sementara masyarakat, masih
banyak yang hidup dibawah garis kemiskinan. Oleh karena itu masyarakat
Indonesia harus sudah mengenal kesehatan keluarga dari sekarang agar
masyarakat mengenal arti pentingnya kesehatan dan oleh sebab itu disini akan
dibahas tentang konsep keperawatan keluarga dalam keperawatan di Indonesia.
Agar masyarakat Indonesia hidup sehat keperawatan keluarga merupakan salah
satu area spesalis dalam keperawatan yang berfokus kepada keluarga sebagai
target pelayanan. Tujuan dari keperawatan keluarga adalah untuk meningkatkan
kesehatan keluarga secara menyeluruh dan setiap anggota keluarga.
Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah keluarga.
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat merupakan klien keperawatan
atau si penerima asuhan keperawatan. Keluarga berperan dalam menentukan
cara asuhan yang diperlukan anggota keluarga yang sakit. Keberhasilan
keperawatan di rumah sakit dapat menjadi sia-sia jika tidak dilanjutkan oleh
keluarga. Secara empiris dapat dikatakan bahwa kesehatan anggota keluarga
dan kualitas kehidupan keluarga menjadi sangat berhubungan atau signifikan.
Keluarga menjadi point penting dalam upaya mencapai kesehatan
masyarakat secara optimal karena memiliki keterkaitan dengan masalah
kesehatan, memiliki fungsi utama dalam masyarakat dan lembaga yang
menyangkut kehidupan masyarakat.Peran keluarga sebagai kelompok dapat
melakukan aktivitas pencegahan, memelihara, menimbulkan,
memperbaikiataupun mengabaikan masalah kesehatan yang ada di dalam
kelompok /keluarga.

1
Keluarga menempati posisi diantara individu dan masyarakat, sehingga
dengan memberikan pelayanan kesehatan kepada keluarga, perawat mendapat
dua keuntungan sekaligus. Keuntungan pertama adalah memenuhi kebutuhan
individu, dan keuntungan yang kedua adalah memenuhi kebutuhan masyarakat.
Dalam pemberian pelayanan kesehatan perawat harus memperhatikan nilai-nilai
dan budaya keluarga sehingga dapat menerima. Maka dari itu penulis akan
meninjau beberapa tinjauan kepustakaan untuk melengkapi teori teori dasar
mengenai kosep dasar keluarga.
Kesehatan merupakan bagian dari hak asasi manusia (HAM) dan salah satu
unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan, hal ini sesuai dengan cita-cita
bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila serta Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 pada pasal 28 H, Undang-Undang Dasar 1945
menyebutkan bahwa : “Setiap orang berhak hidup sejahtera, lahir dan batin,
bertempat tinggal, dan mendapat lingkungan hidup yang baik dan sehat dan
berhak memperoleh pelayanan kesehatan”.
Dengan adanya pasal tersebut, maka Pemerintah berkewajiban memberikan
pelayanan kesehatan sebagai wujud pemenuhan 2 terhadap hak asasi manusia
(HAM). Dalam Undang-Undang nomor 39 tahun 1999 tentang hak asasi
manusia, juga menegaskan bahwa hak asasi manusia adalah seperangkat hak
yang melekat pada hakikat, dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan
Yang Maha Esa, dan merupakan anugerahnya yang wajib dihormati, dijunjung
tinggi dan dilindungi oleh negara hukum, dan pemerintah dan setiap orang demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
Pemerintah melalui sistem Kesehatan Nasional, berupaya
menyelenggarakan kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dan
dapat diterima serta terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Upaya tersebut
diselenggarakan dengan menitik beratkan pada pelayanan kesehatan untuk
masyarakat luas, guna mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Pelayanan kebidanan merupakan pelayanan yang tidak terpisahkan dari
sistem pelayanan kesehatan. Pelayanan kebidanan merupakan layanan yang
diberikan oleh bidan sesuai dengan kewenangan bidan yang diarahkan untuk
mewujudkan kesejahteraan keluarga terutama ibu dan anak sehingga terwujud
keluarga bahagia, sejahtera dan berkualitas

2
1.2 Rumusan Masalah
Ada beberapa masalah yang dirumuskan yaitu :
1) Apa yang dimaksud keluarga ?
2) Apa saja Karakteristik Keluarga Sehat ?
3) Apa saja Karakteristik Keluarga Sejahtera?
4) Apa Klasifikasi Keluarga Sejahtera ?
5) Apa saja Tipe Keluarga ?
6) Apa saja Peran Keluarga ?
7) Apa saja Struktur Keluarga ?
8) Apa saja Fungsi Keluarga ?
9) Apa saja Tugas dan Tahap Perkembangan Keluarga?
10) Apa itu Pelayanan Kebidanan?
11) Apa itu Pelayanan Kebidanan Primer?
12) Apa itu Pelayanan Kebidanan Kolaborasi?
13) Apa itu Pelayanan Kebidanan Rujukan?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang
konsep dasar keluarga dan untuk mengetahui sasaran pelayanan kebidanan
individu, keluarga, dan masyarakat yang meliputi upaya peningkatan, pencegahan,
penyembuhan dan pemulihan

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 KONSEP DASAR KELUARGA

A. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah dua atau lebih dari dau individu yang tergabung
karena hubungan darah, hubungan perkawinan dan mereka hidup dalam
satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya
masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Friedman,
2010).
Keluarga adalah suatu system sosial yang berisi dua atau lebih orang
yang hidup bersama yang mempunyai hubungan darah, perkawinan atau
adopsi, tingga bersama dan saling menguntungkan, empunyai tujuan
bersama, mempunyai generasi peneus, saling pengertian dan saling
menyayangi (Achjar, 2010).
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat. Keluarga
didefinsikan dengan istilah kekerabatan dimana invidu bersatu dalam suatu
ikatan perkawinan dengan menjadi orang tua. Dalam arti luas anggota
keluarga merupakan mereka yang memiliki hubungan personal dan timbal
balik dalam menjalankan kewajiban dan memberi dukungan yang
disebabkan oleh kelahiran,adopsi,maupun perkawinan (Stuart,2014)

B. Karakteristik Keluarga Sehat


Karakteristik keluarga sehat :
1. Menunjukkan tingkat kemampuan keterampilan negosiasi yang tinggi dan
menghadapi masalahnya terus menerus.
2. Mengungkapkan berbagai perasaan, kepercayaan, dan perbedaan
mereka dengan jelas, terbuka, dan spontan.
3. Menghargai perasaan anggotanya.
4. Mengharapkan anggota untuk memikul tanggung jawab pribadi terhadap
tindakan yang mereka lakukan.
5. Menunjukan perilaku afiliatif (kedekatan dan kehangatan) satu sama lain.

4
(Setiawati, 2010)

C. Karakteristik Keluarga Sejahtera


Berdasarkan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar, psikososial,
ekonomi, dan aktualisasi keluarga dalam masyarakat keluarga
dikelompokkan menjadi 5 tahap yaitu sebagai berikut :
1. Keluarga pra sejahtera
Adalah yaitu kebutuhan pengajaran agama, pangan sandang,
papan dan kesehatan atau keluarga yang belum dapat memenuhi
salah satu atau lebih indikator keluarga sejahteraan tahap 1.
2. Keluarga sejahtera tahap I
Keluarga yang telah memenuhi kebutuhan dasar secara
minimal serta memenuhi kebutuhan sosial psikologinya, yaitu
kebutuhan pendidikan, keluarga berencana (KB), interaksi dalam
keluarga, interaksi dengan lingkungan tempat tinggal dan
transportasi.
3. Keluarga sejahtera tahap II
Keluarga telah dapat memenuhi kebutuhan secara minimal
serta telah memenuhi seluruh kebutuhan untuk menabung dan
memperoleh informasi.
4. Keluarga sejahtera tahap III
Keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan
dasar, kebutuhan sosial psikososial dan pengembangan, tetapi belum
dapat memberikan sumbangan baik internal atau keluarga, serta
berfikir dengan menjadi pengurus lembaga masyarakat, yayasan
sosial, kegamaan, kesenian,olahraga, pendidikan dan sebagainya.
5. Keluarga sejahtera tahap III (plus)
Keluarga yang telah dapat memenuhi kebuthan baik yang
bersifat dasar, sosial psikologis, pengembangan, serta telah mampu
memberikan sumbangan yang nyata dan berkelanjutan bagi
masyarakat.

5
D. Tipe Keluarga
Tipe keluarga dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
a) Tipe keluarga tradisional
1. Nuclear family atau keluarga inti merupakan keluarga yang terdiri atas
suami,istri dan anak.
2. Dyad family merupakan keluarga yang terdiri dari suami istri namun
tidak memiliki anak
3. Single parent yaitu keluarga yang memiliki satu orang tua dengan
anak yang terjadi akibat peceraian atau kematian.
4. Single adult adalah kondisi dimana dalam rumah tangga hanya terdiri
dari satu orang dewasa yang tidak menikah
5. Extended family merupakan keluarga yang terdiri dari keluarga inti
ditambah dengan anggota keluarga lainnya
6. Middle-aged or erdely couple dimana orang tua tinggal sendiri
dirumah dikarenakan anak-anaknya telah memiliki rumah tangga
sendiri.
7. Kit-network family, beberapa keluarga yang tinggal bersamaan dan
menggunakan pelayanan Bersama.
b) Tipe keluarga non tradisional
1. Unmaried parent and child family yaitu keluarga yang terdiri dari
orang tua dan anak tanpa adanya ikatan pernikahan.
2. Cohabitating couple merupakan orang dewasa yang tinggal bersama
tanpa adanya ikatan perkawinan.
3. Gay and lesbian family merupakan seorang yang memiliki
persamaan jenis kelamin tinggal satu rumah layaknya suami-istri
4. Nonmarital Hetesexual Cohabiting family,keluarga yang hidup
Bersama tanpa adanyanya pernikahan dan sering berganti
pasangan
5. Faster family, keluarga menerima anak yang tidak memiliki
hubungan darah dalam waktu sementara (Widagdo,2016).

6
E. Peran Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan pola perilaku interpersonal, sifat, dan
kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam situasi dan posisi
tertentu. Adapun macam peranan dalam keluarga antara lain (Istiati, 2010):
a. Peran Ayah
Sebagai seorang suami dari istri dan ayah dari anak-anaknya, ayah
berperan sebagai kepala keluarga, pendidik, pelindung, mencari nafkah,
serta pemberi rasa aman bagi anak dan istrinya dan juga sebagai
anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat di
lingkungan di mana dia tinggal.
b. Peran Ibu
Sebagai seorang istri dari suami dan ibu dari anak-anaknya, dimana
peran ibu sangat penting dalam keluarga antara lain sebagai pengasuh
dan pendidik anak-anaknya, sebagai pelindung dari anak-anak saat
ayahnya sedang tidak ada dirumah, mengurus rumah tangga, serta dapat
juga berperan sebagai pencari nafkah. Selain itu ibu juga berperan
sebagai salah satu anggota kelompok dari peranan sosial serta sebagai
anggota masyarakat di lingkungan di mana dia tinggal.
c. Peran Anak
Peran anak yaitu melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan
tingkat perkembangan baik fisik, mental, sosial maupun spiritual.

F. Struktur Keluarga
Struktur keluarga oleh Friedman dalam (Harmoko, 2012) sebagai berikut:
1. Struktur komunikasi
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila dilakukan secara
jujur,terbuka, melibatkan emosi, konflik selesai, dan ada hierarki
kekuatan. Komunikasi keluarga bagi pengirim yakin mengemukakan
pesan secara jelas dan berkualitas, sertameminta dan menerima umpan
balik. Penerima pesan mendengarkan pesn, memberikanumpan balik,
dan valid.

7
2. Struktur peran
Serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai posisi sosial yang
diberikan. Jadi, padastruktur peran bisa bersifat formal atau informal.
Posisi/ status adalah posisi individudalam masyarakat misal status
sebagai istri/ suami.
3. Struktur kekuatan
Kemampuan dari individu untuk mengontrol, memengaruhi, atau
mengubah perilakuorang lain. Hak (legitimate power), ditiru (referent
power), keahlian (exper power),hadiah (reward power), paksa (coercive
power), dan effektif power.
4. Strukur nilai dan normaa
a) Nilai, suatu sistem, sikap, kepercayaan yang secara sadar atau tidak
dapat mempersatukan annggota keluarga..
b) Norma, pola perilaku yang baik menurut masyarakat berdasarkan
sistem nilaidalam keluarga.
c) Budaya, kumpulan daripada perilaku yang dapat dipelajari, dibagi dan
ditularkandengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.

Adapun Struktur Keluarga Lainnya:

a. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara


sedarahdalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun
melalui jalurayah
b. Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarahdalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun
melalui jalurgaris ibu
c. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama
keluargasedarah ibu
d. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarahsuam
e. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi
bagiankeluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.

8
G. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga adalah ukuran dari bagaimana sebuah keluarga
beroperasi sebagai unit dan bagaimana anggota keluarga berinteraksi satu
sama lain. Hal ini mencerminkan gaya pengasuhan, konflik keluarga, dan
kualitas hubungan keluarga. Fungsi keluarga mempengaruhi kapasitas
kesehatan dan kesejahteraan seluruh anggota keluarga (Families, 2010).
Fungsi keluarga menurut (Marilyn M. Friedman, 2010):
1) Fungsi Afektif
Memfasilitasi stabilisasi kepribadian orang dewasa, memenuhi kebutuhan
psikologis anggota keluarga
2) Fungsi Sosialisasi
Memfasilitasi sosialisasi primer anak yang bertujuan menjadikan anak
sebagai anggota masyarakat yang produktif serta memberikan status
pada anggota keluarga
3) Fungsi reproduksi
Untuk mempertahankan kontinuitas keluarga selama beberapa generasi
dan untuk keberlangsungan hidup masyarakat
4) Fungsi ekonomi
Menyediakan sumber ekonomi yang cukup dan alokasi efektifnya
5) Fungsi perawatan kesehatan
Menyediakan kebutuhan fisik-makanan, pakaian, tempat tinggal,
perawatan kesehatan

H. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga


1) Tahapan Tugas Perkembangan Keluarga Tahap perkembangan keluarga
menurut Friedman (2010) adalah :
2) Tahap 1 : Keluarga pemula Perkawinan dari sepasang insan menandai
bermulanya sebuah keluarga baru, keluarga yang menikah atau prokreasi
dan perpindahan dari keluarga asal atau status lajang ke hubungan baru
yang intim. Adapun tugas perkembangan keluarga yaitu :
a. Membangun perkawinan yang saling memuaskan.
b. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.

9
c. Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai orangtua).
3) Tahap II : Keluarga yang sedang mengasuh anak Tahap kedua dimulai
dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berumur 30 bulan. Biasanya
orang tua bergetar hatinya dengan kelahiran anak pertama mereka, tapi
agak takut juga. Kekhawatiran terhadap bayi biasanya berkurang setelah
beberapa hari, karena ibu dan bayi tersebut mulai mengenal. Ibu dan ayah
tiba-tiba berselisih dengan semua peran-peran mengasyikkan yang telah
dipercaya kepada mereka. Peran tersebut pada mulanya sulit karena
perasaan ketidakadekuatan menjadi orang tua baru. Adapun tugas
perkembangan keluarga yaitu :
a. Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap
(mengintegrasikan bayi baru kedalam keluarga).
b. Rekonsilisiasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan
kebutuhan anggota keluarga.
c. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
d. Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan
menambahkan peran-peran orangtua dan kakek-nenek.

4) Tahap III : Keluarga yang anak usia prasekolah Tahap ketiga siklus
kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama berusia 2,5 tahun dan
berakhir ketika anak berusia 5 tahun. Sekarang, keluarga mungkin terdiri
tiga hingga lima orang, dengan posisi suami - ayah, istri – ibu, anak laki-
laki – saudara, anak perempuan – saudari. Keluarga menjadi lebih
majemuk dan berbeda. Adapun tugas perkembangan keluarga yaitu :
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang bermain,
privasi, keamanan.
b. Mensosialisasikan anak.
c. Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi
kebutuhan anak-anak yang lain.
d. Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga (hubungan
perkawinan dan hubungan orangtua dan anak) dan diluar keluarga
(keluarga besar dan komunitas).

10
5) Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah Tahap ini dimulai ketika
anak pertama telah berusia 6 tahun dan mulai masuk sekolah dasar dan
berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa remaja. Keluarga biasanya
mencapai jumlah anggota maksimum, dan hubungan keluarga di akhir
tahap ini. Adapun tugas perkembangan keluarga yaitu :
a. Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan
b. Mempertahankan hubungan perkawinan bahagia
c. Memenuhi kebutuhan dan biaya hidup yang semakin meningkat
d. Meningkatkan komunikasi terbuka

6) Tahap V : Keluarga dengan anak remaja Ketika anak pertama


melewati umur 13 tahun, tahap kelima dari siklus kehidupan keluarga
dimulai. Tahap ini berlangsung selama 6 hingga 7 tahun, meskipun tahap
ini dapat lebih singkat jika anak meninggalkan keluarga lebih awal atau
lebih lama jika anak masih tinggal dirumah hingga berumur 19 atau 20
tahun. Adapun tugas perkembangan keluarga yaitu :
a. Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja
menjadi dewasa dan semakin mandiri
b. Memfokuskan kembali hubungan perkawinan
c. Berkomunikasi secara terbuka antara orangtua dan anak-anak

7) Tahap VI : Keluarga yang melepaskan anak usia dewasa muda


Permulaan dari fase kehidupan keluarga ini ditandai oleh anak pertama
meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan rumah kosong,
ketika anak terakhir meninggalkan rumah. Tahap ini dapat singkat atau
agak panjang, tergantung pada berapa banyak anak yang ada dalam
rumah atau berapa banyak anak yang belum menikah yang masih tinggal
di rumah. Adapun tugas perkembangan keluarga yaitu :
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
b. Mempertahankan keintiman pasangan
b. Membantu orang tua suami/isteri yang sedang sakit dan memasuki
masa tua
c. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat

11
d. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga

8) Tahap VII : Orang tua pertengahan Tahap ketujuh dari siklus kehidupan
keluarga, tahap usia pertengahan dari bagi orangtua, dimulai ketika anak
terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau
kematian salah satu pasangan. Tahap ini biasanya dimulai ketika
orangtua memasuki usia 45-55 tahun dan berakhir pada saat seorang
pasangan pensiun, biasanya 16-8 tahun kemudian. Adapun tugas
perkembangan keluarga yaitu :
a. Mempertahankan kesehatan
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman
sebaya dan anak-anak
c. Meningkatkan keakraban pasangan

9) Tahap VIII : Keluarga dalam masa pensiun dan lansia Tahap terakhir
siklus kehidupan keluarga dimulai dengan salah satu atau kedua
pasangan memasuki masa pensiun, terus berlangsung hingga salah satu
pasangan meninggal, dan berakhir dengan pasangan lain meninggal.
Adapun tugas perkembangan keluarga yaitu :
a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
b. Adaptasi dengan perubahan, kehilangan pasangan, teman, dll
c. Mempertahankan keakraban suami-isteri dan saling merawat
d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat

12
2.2 KONSEP DASAR PELAYANAN KEBIDANAN

Pelayanan Kebidanan adalah seluruh tugas yang menjadi tanggung jawab


praktik profesi Bidan dalam sistem pelayanan kesehatan yang bertujuan
meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan kesehatan
keluarga dan masyarakat.
Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan,
yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga dalam rangka tercapainya
keluarga yang berkualitas. Sasaran Pelayanan Kebidanan adalah individu, keluarga,
dan masyarakat yang meliputi upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan dan
pemulihan.

Layanan Kebidanan dapat dibedakan menjadi  :


1) Layanan Kebidanan Primer ialah Layanan Bidan yang sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Bidan.

Contoh kasus : Seorang Ibu hamil yang masa kehamilannya mencapai 9


bulan, sudah mulai merasa mulas kemudian dibawa ke Bidan Praktek.
Jika terjadi kontraksi, maka Bidan harus segera menanganinya untuk
pertolongan partus normal. Kemudian Bidan melakukan anamnesa sampai
pelataksi kala 4 bisa dilakukan sendiri dengan cara spontan.
Tanggung jawab Kebidanan Primer meliputi :

 Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang


diberikan
 Memberikan pelayanan dasar pada anak remaja dan wanita pra nikah
dengan melibatkan klien.
 Memberikan asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal.
 Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan dengan
melibatkan klien / keluarga.
 Memberikan asuhan kebidanan pada BBL ( Bayi baru Lahir )
 Memberikan asuhan kebidanan pada masa nifas

13
 Memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur (WUS)
 Memberikan asuhan kebidanan pada wanita gangguan sistem reproduksi
dan wanita dalam masa klimakterium dan menopouse.
 Memberikan asuhan kebidanan pada bayi, balita dengan melibatkan
keluarga.

2) Layanan Kebidanan Kolaborasi


Pelayanan yang dilakukan oleh bidan sebagai anggota tim yang kegiatannya
dilakukan secara bersamaan atau sebagai salah satu urutan dari proses
kegiatan pelayanan kesehatan , yaitu :
1. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan
sesuai fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga
2. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan
pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan
kolaborasi
3. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan
resiko tinggi dan keadaan kegawatan yang memerlukan pertolongan
pertama dengan tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien dan
keluarga
4. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan
resiko tinggi dan pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruratan
yang memerlukan tindakan kolaborasi dengan klien dan keluarga
5. Memberikan asuhan pada BBL dengan resiko tinggi dan yang mengalami
komplikasi serta kegawatdaruratan yang memerlukan pertolongan
pertama dengan tindakan kolaborasi dengan meliatkan klien dan
keluarga
6. Memberikan asuhan kebidanan pada balita dengan resiko tinggi dan
yang mengalami komplikasi serta kegawatdaruratan yang memerlukan
tindakan kolaborasi dengan melibatkan keluarga

Contoh kasus  : Ibu hamil yang sudah waktunya melahirkan, dan dibawa ke
Bidan. Tapi setellah melahirkan ternyata Ibu  mengalami perdarahan dan terjadi
resiko bayi apeksi. Dalam hal ini, Bidan tidak bisa menanganinya sendiri dan

14
harus membentuk team dengan Bidan yang lain. Agar kedua Agar kedua
nyawa(Ibu dan Bayi) dapat tertolong, maka Tim Bidan membagi tugas dalam
menangani kasus tersebut.

3) Layanan Kebidanan Rujukan


Pelayanan yang dilakukan oleh bidan dalam rangka rujukan ke sistem
pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya yaitu pelayanan yang dilakukan
oleh bidan sewaktu menerima rujukan dari dukun yang menolong persalinan,
juga layanan rujukan yang dilakukan oleh bidan ketempat/fasilitas pelayanan
kesehatan lain secara horisintal maupun vertikal atau ke profesi kesehatan
lainnya.
Contoh Kasus  : Ibu bersalin yang melahirkan di Rumah Praktik Bidan,
akan  tetapi Bidan merasa tidak mampu untuk menolong pasien yang
melahirkan dengan normal, yang harus diwenangi oleh dokter untuk SOG,
seperti persalinan dengan bayi yang letaknya tidak normal(sungsang) dan ibu
bersalin dengan eksklamsia

Tanggung jawab Kebidanan Rujukan meliputi :


o Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai
dengan fungsi keterlibatan klien dan keluarga.
o Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada hamil
dengan resiko tinggi dan kegawat daruratan
o Memberikan asuhan kebidanann melalui konsultasi dan rujukan pada masa
persalinan dengan penyulit.
o Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada masa
nifas.
o Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan kelainan tertentu
dan kegawatdaruratan yang memerlukan konsultasi dan rujukan dengan
melibatkan keluarga.
o Memberikan asuhan kebidanan pada anak balita dengan kelainan tertentu.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perkembangan keluarga merupakan proses perubahan yang terjadi


pada sistem keluarga meliputi; perubahan pola interaksi dan hubungan antar
anggota keluarga disepanjang waktu. Perubahan ini terjadi melalui beberapa
tahapan atau kurun waktu tertentu.Pada setiap tahapan mempunyai tugas
perkembangan yang harus dipenuhi agar tahapan tersebut dapat dilalui
dengan sukses.
Dari definisi dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah sekumpulan
orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk
menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan
fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga.
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku
interpersonal, sifat, kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam
posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh
harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan, yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga dalam
rangka tercapainya keluarga yang berkualitas.

3.2 Saran
Upaya untuk meningkatkan pengetahuan tentang keluarga dan
pelayanan kebidanan  melalui pendalaman keluarga sesuai
jenjang merupakan langkah yang tepat dilakukan guna mencapai kebutuhan
kesehatan keluarga yang optimal. Upaya ini perlu dikembangkan dan
ditingkatkan, untuk itu perlu dukungan oleh pihak-pihak yang peduli
terhadap kesehatan keluarga dan peningkatan pelayanan kebidanan.

16
DAFTAR PUSTAKA
Achjar, H.A., Komang. (2010). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta:Sagung
Seto.

Andarmoyo, S. (2012). Keperawatan Keluarga (Pertama.). Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Friedman, E. T. ., Bowden, V. ., & Jones, E. . (2010). Buku Ajar Keperawatan

Harmoko. (2012). Asuhan Keperawatan Keluarga. Penerbit: pustaka Pelajar.

Yogyakarta

Hasanah, Uswatun. Mulyati,Teori Keluarga: Fakultas Teknik Universitas Negeri


Jakarta, 2013

Muhlisin, A. (2012). Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Gosyen Publishing

Ratnasari, N.Y., (2011). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Activities Daily Living

(ADL) Lansia Terhadap Pengetahuan dan Sikap Keluarga (Di Wilayah RW

V Giriwono Kecamatan Wonogiri). PhD Thesis. Surakarta: Program Pasca

Sarjana Universitas Sebelas Maret.

Setiawati, Santun dan Agus Citra Dermawan. (2010). Penuntun Praktik Asuhan
Keluarga. Edisi 2. Jakarta : Transinfo Medika

Suprajitno. (2012). Asuhan Keperawatan Keluarga Aplikasi Dalam Praktik.

Jakarta: EGC.

https://sites.google.com/site/danipunyablog/1-layanan-kebidanan-primer-ialah-
layanan-bidan-yang-sepenuhnya-menjadi-tanggung-jawab-bidan

https://sites.google.com/site/danipunyablog/2-layanan-kebidanan-kolaborasi

https://sites.google.com/site/danipunyablog/3-layanan-kebidanan-rujukan

17

Anda mungkin juga menyukai