i
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepadaTuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan hidayah dan
inayah- Nya berupa kemampuan berpikir dan analis sehingga terselesainya makalah
Konsep Dasar Keluarga Peserta Didik dengan judul “KONSEP DASAR KELURGA
DAN PELAYANAN KEBIDANAN”. Makalah ini disusun melalui berbagai tahap, baik
melalui forum diskusi kelompok maupun pembahasan intensif oleh kelompok kami.
Makalah ini tidak akan mungkin terwujud tanpa adanya komitmen dan kerjasama
yang harmonis diantara pihak yang terlibat. Oleh karena itu, kami menyampaikan
penghargaan tertinggi dan ucapan terima kasih kepada:
1. Dosen mata kuliah Kebidanan Keluarga, yang telah membimbing kami dalam
penulisan makalah ini.
2. Seluruh teman-teman kami, yang telah memberikan bantuan berupa moral dan
support sehingga, bisa terselesainya makalah Perkembangan Peserta Didik
dengan judul “KONSEP DASAR KELURGA DAN PELAYANAN KEBIDANAN ”.
Akhirnya, tiada usaha yang besar akan berhasil tanpa dimulai oleh usaha yang
kecil. Semoga tulisan ini bermanfaat.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
A. Pengertian Keluarga........................................................................................4
D. Tipe Keluarga..................................................................................................6
E. Peran Keluarga...............................................................................................7
F. Struktur Keluarga............................................................................................7
G. Fungsi Keluarga..............................................................................................9
3.1 Kesimpulan....................................................................................................16
3.2 Saran............................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Keluarga menempati posisi diantara individu dan masyarakat, sehingga
dengan memberikan pelayanan kesehatan kepada keluarga, perawat mendapat
dua keuntungan sekaligus. Keuntungan pertama adalah memenuhi kebutuhan
individu, dan keuntungan yang kedua adalah memenuhi kebutuhan masyarakat.
Dalam pemberian pelayanan kesehatan perawat harus memperhatikan nilai-nilai
dan budaya keluarga sehingga dapat menerima. Maka dari itu penulis akan
meninjau beberapa tinjauan kepustakaan untuk melengkapi teori teori dasar
mengenai kosep dasar keluarga.
Kesehatan merupakan bagian dari hak asasi manusia (HAM) dan salah satu
unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan, hal ini sesuai dengan cita-cita
bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila serta Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 pada pasal 28 H, Undang-Undang Dasar 1945
menyebutkan bahwa : “Setiap orang berhak hidup sejahtera, lahir dan batin,
bertempat tinggal, dan mendapat lingkungan hidup yang baik dan sehat dan
berhak memperoleh pelayanan kesehatan”.
Dengan adanya pasal tersebut, maka Pemerintah berkewajiban memberikan
pelayanan kesehatan sebagai wujud pemenuhan 2 terhadap hak asasi manusia
(HAM). Dalam Undang-Undang nomor 39 tahun 1999 tentang hak asasi
manusia, juga menegaskan bahwa hak asasi manusia adalah seperangkat hak
yang melekat pada hakikat, dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan
Yang Maha Esa, dan merupakan anugerahnya yang wajib dihormati, dijunjung
tinggi dan dilindungi oleh negara hukum, dan pemerintah dan setiap orang demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
Pemerintah melalui sistem Kesehatan Nasional, berupaya
menyelenggarakan kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dan
dapat diterima serta terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Upaya tersebut
diselenggarakan dengan menitik beratkan pada pelayanan kesehatan untuk
masyarakat luas, guna mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Pelayanan kebidanan merupakan pelayanan yang tidak terpisahkan dari
sistem pelayanan kesehatan. Pelayanan kebidanan merupakan layanan yang
diberikan oleh bidan sesuai dengan kewenangan bidan yang diarahkan untuk
mewujudkan kesejahteraan keluarga terutama ibu dan anak sehingga terwujud
keluarga bahagia, sejahtera dan berkualitas
2
1.2 Rumusan Masalah
Ada beberapa masalah yang dirumuskan yaitu :
1) Apa yang dimaksud keluarga ?
2) Apa saja Karakteristik Keluarga Sehat ?
3) Apa saja Karakteristik Keluarga Sejahtera?
4) Apa Klasifikasi Keluarga Sejahtera ?
5) Apa saja Tipe Keluarga ?
6) Apa saja Peran Keluarga ?
7) Apa saja Struktur Keluarga ?
8) Apa saja Fungsi Keluarga ?
9) Apa saja Tugas dan Tahap Perkembangan Keluarga?
10) Apa itu Pelayanan Kebidanan?
11) Apa itu Pelayanan Kebidanan Primer?
12) Apa itu Pelayanan Kebidanan Kolaborasi?
13) Apa itu Pelayanan Kebidanan Rujukan?
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah dua atau lebih dari dau individu yang tergabung
karena hubungan darah, hubungan perkawinan dan mereka hidup dalam
satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya
masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Friedman,
2010).
Keluarga adalah suatu system sosial yang berisi dua atau lebih orang
yang hidup bersama yang mempunyai hubungan darah, perkawinan atau
adopsi, tingga bersama dan saling menguntungkan, empunyai tujuan
bersama, mempunyai generasi peneus, saling pengertian dan saling
menyayangi (Achjar, 2010).
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat. Keluarga
didefinsikan dengan istilah kekerabatan dimana invidu bersatu dalam suatu
ikatan perkawinan dengan menjadi orang tua. Dalam arti luas anggota
keluarga merupakan mereka yang memiliki hubungan personal dan timbal
balik dalam menjalankan kewajiban dan memberi dukungan yang
disebabkan oleh kelahiran,adopsi,maupun perkawinan (Stuart,2014)
4
(Setiawati, 2010)
5
D. Tipe Keluarga
Tipe keluarga dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
a) Tipe keluarga tradisional
1. Nuclear family atau keluarga inti merupakan keluarga yang terdiri atas
suami,istri dan anak.
2. Dyad family merupakan keluarga yang terdiri dari suami istri namun
tidak memiliki anak
3. Single parent yaitu keluarga yang memiliki satu orang tua dengan
anak yang terjadi akibat peceraian atau kematian.
4. Single adult adalah kondisi dimana dalam rumah tangga hanya terdiri
dari satu orang dewasa yang tidak menikah
5. Extended family merupakan keluarga yang terdiri dari keluarga inti
ditambah dengan anggota keluarga lainnya
6. Middle-aged or erdely couple dimana orang tua tinggal sendiri
dirumah dikarenakan anak-anaknya telah memiliki rumah tangga
sendiri.
7. Kit-network family, beberapa keluarga yang tinggal bersamaan dan
menggunakan pelayanan Bersama.
b) Tipe keluarga non tradisional
1. Unmaried parent and child family yaitu keluarga yang terdiri dari
orang tua dan anak tanpa adanya ikatan pernikahan.
2. Cohabitating couple merupakan orang dewasa yang tinggal bersama
tanpa adanya ikatan perkawinan.
3. Gay and lesbian family merupakan seorang yang memiliki
persamaan jenis kelamin tinggal satu rumah layaknya suami-istri
4. Nonmarital Hetesexual Cohabiting family,keluarga yang hidup
Bersama tanpa adanyanya pernikahan dan sering berganti
pasangan
5. Faster family, keluarga menerima anak yang tidak memiliki
hubungan darah dalam waktu sementara (Widagdo,2016).
6
E. Peran Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan pola perilaku interpersonal, sifat, dan
kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam situasi dan posisi
tertentu. Adapun macam peranan dalam keluarga antara lain (Istiati, 2010):
a. Peran Ayah
Sebagai seorang suami dari istri dan ayah dari anak-anaknya, ayah
berperan sebagai kepala keluarga, pendidik, pelindung, mencari nafkah,
serta pemberi rasa aman bagi anak dan istrinya dan juga sebagai
anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat di
lingkungan di mana dia tinggal.
b. Peran Ibu
Sebagai seorang istri dari suami dan ibu dari anak-anaknya, dimana
peran ibu sangat penting dalam keluarga antara lain sebagai pengasuh
dan pendidik anak-anaknya, sebagai pelindung dari anak-anak saat
ayahnya sedang tidak ada dirumah, mengurus rumah tangga, serta dapat
juga berperan sebagai pencari nafkah. Selain itu ibu juga berperan
sebagai salah satu anggota kelompok dari peranan sosial serta sebagai
anggota masyarakat di lingkungan di mana dia tinggal.
c. Peran Anak
Peran anak yaitu melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan
tingkat perkembangan baik fisik, mental, sosial maupun spiritual.
F. Struktur Keluarga
Struktur keluarga oleh Friedman dalam (Harmoko, 2012) sebagai berikut:
1. Struktur komunikasi
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila dilakukan secara
jujur,terbuka, melibatkan emosi, konflik selesai, dan ada hierarki
kekuatan. Komunikasi keluarga bagi pengirim yakin mengemukakan
pesan secara jelas dan berkualitas, sertameminta dan menerima umpan
balik. Penerima pesan mendengarkan pesn, memberikanumpan balik,
dan valid.
7
2. Struktur peran
Serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai posisi sosial yang
diberikan. Jadi, padastruktur peran bisa bersifat formal atau informal.
Posisi/ status adalah posisi individudalam masyarakat misal status
sebagai istri/ suami.
3. Struktur kekuatan
Kemampuan dari individu untuk mengontrol, memengaruhi, atau
mengubah perilakuorang lain. Hak (legitimate power), ditiru (referent
power), keahlian (exper power),hadiah (reward power), paksa (coercive
power), dan effektif power.
4. Strukur nilai dan normaa
a) Nilai, suatu sistem, sikap, kepercayaan yang secara sadar atau tidak
dapat mempersatukan annggota keluarga..
b) Norma, pola perilaku yang baik menurut masyarakat berdasarkan
sistem nilaidalam keluarga.
c) Budaya, kumpulan daripada perilaku yang dapat dipelajari, dibagi dan
ditularkandengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.
8
G. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga adalah ukuran dari bagaimana sebuah keluarga
beroperasi sebagai unit dan bagaimana anggota keluarga berinteraksi satu
sama lain. Hal ini mencerminkan gaya pengasuhan, konflik keluarga, dan
kualitas hubungan keluarga. Fungsi keluarga mempengaruhi kapasitas
kesehatan dan kesejahteraan seluruh anggota keluarga (Families, 2010).
Fungsi keluarga menurut (Marilyn M. Friedman, 2010):
1) Fungsi Afektif
Memfasilitasi stabilisasi kepribadian orang dewasa, memenuhi kebutuhan
psikologis anggota keluarga
2) Fungsi Sosialisasi
Memfasilitasi sosialisasi primer anak yang bertujuan menjadikan anak
sebagai anggota masyarakat yang produktif serta memberikan status
pada anggota keluarga
3) Fungsi reproduksi
Untuk mempertahankan kontinuitas keluarga selama beberapa generasi
dan untuk keberlangsungan hidup masyarakat
4) Fungsi ekonomi
Menyediakan sumber ekonomi yang cukup dan alokasi efektifnya
5) Fungsi perawatan kesehatan
Menyediakan kebutuhan fisik-makanan, pakaian, tempat tinggal,
perawatan kesehatan
9
c. Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai orangtua).
3) Tahap II : Keluarga yang sedang mengasuh anak Tahap kedua dimulai
dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berumur 30 bulan. Biasanya
orang tua bergetar hatinya dengan kelahiran anak pertama mereka, tapi
agak takut juga. Kekhawatiran terhadap bayi biasanya berkurang setelah
beberapa hari, karena ibu dan bayi tersebut mulai mengenal. Ibu dan ayah
tiba-tiba berselisih dengan semua peran-peran mengasyikkan yang telah
dipercaya kepada mereka. Peran tersebut pada mulanya sulit karena
perasaan ketidakadekuatan menjadi orang tua baru. Adapun tugas
perkembangan keluarga yaitu :
a. Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap
(mengintegrasikan bayi baru kedalam keluarga).
b. Rekonsilisiasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan
kebutuhan anggota keluarga.
c. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
d. Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan
menambahkan peran-peran orangtua dan kakek-nenek.
4) Tahap III : Keluarga yang anak usia prasekolah Tahap ketiga siklus
kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama berusia 2,5 tahun dan
berakhir ketika anak berusia 5 tahun. Sekarang, keluarga mungkin terdiri
tiga hingga lima orang, dengan posisi suami - ayah, istri – ibu, anak laki-
laki – saudara, anak perempuan – saudari. Keluarga menjadi lebih
majemuk dan berbeda. Adapun tugas perkembangan keluarga yaitu :
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang bermain,
privasi, keamanan.
b. Mensosialisasikan anak.
c. Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi
kebutuhan anak-anak yang lain.
d. Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga (hubungan
perkawinan dan hubungan orangtua dan anak) dan diluar keluarga
(keluarga besar dan komunitas).
10
5) Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah Tahap ini dimulai ketika
anak pertama telah berusia 6 tahun dan mulai masuk sekolah dasar dan
berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa remaja. Keluarga biasanya
mencapai jumlah anggota maksimum, dan hubungan keluarga di akhir
tahap ini. Adapun tugas perkembangan keluarga yaitu :
a. Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan
b. Mempertahankan hubungan perkawinan bahagia
c. Memenuhi kebutuhan dan biaya hidup yang semakin meningkat
d. Meningkatkan komunikasi terbuka
11
d. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
8) Tahap VII : Orang tua pertengahan Tahap ketujuh dari siklus kehidupan
keluarga, tahap usia pertengahan dari bagi orangtua, dimulai ketika anak
terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau
kematian salah satu pasangan. Tahap ini biasanya dimulai ketika
orangtua memasuki usia 45-55 tahun dan berakhir pada saat seorang
pasangan pensiun, biasanya 16-8 tahun kemudian. Adapun tugas
perkembangan keluarga yaitu :
a. Mempertahankan kesehatan
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman
sebaya dan anak-anak
c. Meningkatkan keakraban pasangan
9) Tahap VIII : Keluarga dalam masa pensiun dan lansia Tahap terakhir
siklus kehidupan keluarga dimulai dengan salah satu atau kedua
pasangan memasuki masa pensiun, terus berlangsung hingga salah satu
pasangan meninggal, dan berakhir dengan pasangan lain meninggal.
Adapun tugas perkembangan keluarga yaitu :
a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
b. Adaptasi dengan perubahan, kehilangan pasangan, teman, dll
c. Mempertahankan keakraban suami-isteri dan saling merawat
d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
12
2.2 KONSEP DASAR PELAYANAN KEBIDANAN
13
Memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur (WUS)
Memberikan asuhan kebidanan pada wanita gangguan sistem reproduksi
dan wanita dalam masa klimakterium dan menopouse.
Memberikan asuhan kebidanan pada bayi, balita dengan melibatkan
keluarga.
Contoh kasus : Ibu hamil yang sudah waktunya melahirkan, dan dibawa ke
Bidan. Tapi setellah melahirkan ternyata Ibu mengalami perdarahan dan terjadi
resiko bayi apeksi. Dalam hal ini, Bidan tidak bisa menanganinya sendiri dan
14
harus membentuk team dengan Bidan yang lain. Agar kedua Agar kedua
nyawa(Ibu dan Bayi) dapat tertolong, maka Tim Bidan membagi tugas dalam
menangani kasus tersebut.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Upaya untuk meningkatkan pengetahuan tentang keluarga dan
pelayanan kebidanan melalui pendalaman keluarga sesuai
jenjang merupakan langkah yang tepat dilakukan guna mencapai kebutuhan
kesehatan keluarga yang optimal. Upaya ini perlu dikembangkan dan
ditingkatkan, untuk itu perlu dukungan oleh pihak-pihak yang peduli
terhadap kesehatan keluarga dan peningkatan pelayanan kebidanan.
16
DAFTAR PUSTAKA
Achjar, H.A., Komang. (2010). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta:Sagung
Seto.
Ilmu.
Yogyakarta
Setiawati, Santun dan Agus Citra Dermawan. (2010). Penuntun Praktik Asuhan
Keluarga. Edisi 2. Jakarta : Transinfo Medika
Jakarta: EGC.
https://sites.google.com/site/danipunyablog/1-layanan-kebidanan-primer-ialah-
layanan-bidan-yang-sepenuhnya-menjadi-tanggung-jawab-bidan
https://sites.google.com/site/danipunyablog/2-layanan-kebidanan-kolaborasi
https://sites.google.com/site/danipunyablog/3-layanan-kebidanan-rujukan
17