Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

TREND DAN ISSUE KEPERAWATAN KELUARGA

Mata Kuliah : Keperawatan Keluarga

Dosen Pengampu : Ns.Madepan Mulia.,M.Kep.,Sp.Kep.J

Disusun Oleh :

Septiana Winda Sari Viga Anggesta

Siti Soleha Wayan Eke Weredite

Tasya Aziz Widya Febriyanti

Tita Clarita Christia Devi Waway Rosliyanti

Tria Putri Yeni Priyanti

Umma Ulfatul Toyibah Yusroq Prasetya P

AKADEMI KEPERAWATAN PANCA BHAKTI

BANDAR LAMPUNG

TA 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kelompok ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan hidayah-Nya kelompok dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Trend dan Issue Keperawatan Keluarga”.

Dalam penyusunan makalah ini, kelompok menyadari masih banyak


kekurangan baik pada teknik penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran
dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.

Akhir kata, kelompok berharap semoga makalah ini dapat menambah


pengetahuan dan dapat diterapkan dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang
berhubungan dengan judul makalah ini

Lampung,23 September 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Depan
Kata Pengantar ................................................................................ ii
Daftar Isi ................................................................................ iii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang................................................................................ 1
1.2 Tujuan ................................................................................ 2
1.3 Manfaat ................................................................................ 2
Bab II Pembahasan
2.1    Tren dan Isu Keperawatan Keluarga Di Indonesia …………..
2.2     Bentuk Keluarga ……………………………………………….
2.3    Model konseptual keperawatan keluarga ………………………
2.4    Peran Perawat Profesional………………………………………
2.5     Struktur dan Fungsi Keluarga …………………………………
2.6 Fungsi Perawat …………………………………………………..

Bab III Penutup


3.1 Simpulan ................................................................................ 30
3.2 Saran ................................................................................ 30
Daftar Pustaka ................................................................................ 31
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang


Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah keluarga. Keluarga
adalah unit terkecil dalam masyarakat merupakan klien keperawatan atau si penerima
asuhan keperawatan. Keluarga berperan dalam menentukan cara asuhan yang
diperlukan anggota keluarga yang sakit. Keberhasilan keperawatan di rumah sakit
dapat menjadi sia-sia jika tidak dilanjutkan oleh keluarga. Secara empiris dapat
dikatakan bahwa kesehatan anggota keluarga dan kualitas kehidupan keluarga
menjadi sangat berhubungan atau signifikan.
Keluarga menempati posisi diantara individu dan masyarakat, sehingga
dengan memberikan pelayanan kesehatan kepada keluarga, perawat mendapat dua
keuntungan sekaligus. Keuntungan pertama adalah memenuhi kebutuhan individu,
dan keuntungan yang kedua adalah memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam
pemberian pelayanan kesehatan perawat harus memperhatikan nilai-nilai dan budaya
keluarga sehingga dapat menerima.
Seiring dengan era reformasi dan era globalisasi di Indonesia saat ini, juga
diikuti dengan perubahan pemahaman terhadap konsep sehat-sakit, kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta penyebaran informasi tentang determinan kesehatan
yang bersifat multifaktorial. Kondisi ini mendorong pembangunan kesehatan nasional
ke arah paradigma baru yaitu paradigma sehat. Dalam perkembangannya
keperawatan mengalami pasang surut sekaligus babak baru bagi kehidupan profesi
keperawatan di Indonesia.
Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat baik di dalam
maupun di luar negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku”. Jadi dari pengertian perawat tersebut dapat artikan bahwa seorang dapat
dikatakan sebagai perawat dan mempunyai tanggungjawab sebagai perawat
manakalah yang bersangkutan dapat membuktikan bahwa dirinya telah
menyelesaikan pendidikan perawat baik diluar maupun didalam negeri yang
biasanya dibuktikan dengan ijazah atau surat tanda tamat belajar. Dengan kata lain
orang disebut perawat bukan dari keahlian turun temurun, malainkan dengan memalui
jenjang pendidikan perawat.
Proses keperawatan adalah suatu metode sistematis dan ilmiah yang
digunakan perawat untuk memenuhi kebutuhan klien dalam mencapai atau
mempertahankan keadaan biologis, psikologis, sosial, dan spiritual yang optimal,
melalui tahap pengkajian, identifikasi diagnosis keperawatan, penentuan rencana
keperawatan, melaksananakan tindakan keperawatan, serta evaluasi tindakan
keperawatan.

1.2    Tujuan Penulis

1.   Tujuan khusus
a.       Mahasiswa mampu memahami trend dan isu keperawatan.
b.      Mahasiswa mampu memahami bentuk keluarga.
c.       Mahasiswa mampu memahami model konseptual keperawatan keluarga.
d.      Mahasiswa mampu memahami peran perawatan profesional.
e.       Mahasiswa mampu memahami struktur dan fungsi keluarga.
f.       Mahasiswa mampu memahami fungsi keperawatan.

1.3 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat dari penulisan makalah ini ialah agar mahasiswa mampu mengetahui
dan memahami lebih lanjut mengenai Trends dan Issue Keperawatan keluarga secara
global.
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS

2.1    Tren dan Isu Keperawatan Keluarga Di Indonesia


Trend adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak orang saat ini dan
kejadiannya berdasarkan fakta.
Issue adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak namun belum jelas
faktannya atau buktinya
Kerawatan keluarga adalah serangkaian kegiatan yang diberi via praktek
keperawatan kepada keluarga untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan
keluarga tersebut dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.
Keperawatan keluarga dapat difokuskan pada anggota keluarga individu, dalam
konteks keluarga, atau unit keluarga. Terlepas dari identifikasi klien, perawat
menetapkan hubungan dengan masing-masing anggota keluarga dalam unit dan
memahami pengaruh unit pada individu dan masyarakat.
Keberhasilan keperawatan di R.S dapat menjadi sia – sia jika dilanjutkan oleh
keluarga di rumah. Keluarga sebagai titik sentral pelayanan kesehatan. Keluarga yang
sehat akan mempunyai anggota yang sehat dan mewujudkan masyarakat yang sehat.
Askep yang diberikan berdasarkan pada masalah kesehatan dari setiap anggota
keluarga.
Adapun trend dan isu dalam keperawatan keluarga, diantaranya:
1.    Global
 Dunia tanpa batas (global village) mempengaruhi sikap dan pola perilaku keluarga.
 Kemajuan dan pertukaran iptek yang semakin global sehingga penyebarannya
semakin meluas.
 Kemajuan teknologi di bidang transportasi sehingga tingkat mobilisasi penduduk
yang tinggi seperti migrasi yang besar-besaran yang berpengaruh terhadap interaksi
keluarga yang berubah.
 Standar kualitas yang semakin diperhatikan menimbulkan persaingan yang ketak serta
menumbuhkan munculnya sekolah-sekolah yang mengutamakan kualitas pendidikan.
 Kompetisi global dibidang penyediaan sarana dan prasarana serta pelayanan
kesehatan menuntut standar profesionalitas keperawatan yang tinggi.
 Rendahnya minat perawat untuk bekerja dengan keluarga akibat system yang belum
berkembang.
 Pelayanan keperawatan keluarga belum berkembang tapi DEPKES sudah menyusun
pedoman pelayanan keperawatan keluarga dan model keperwatan keluarga di
rumah tapi perlu disosialisasikan.
 Keperawatan keluarga/ komunitas dianggap tidak menantang.
 Geografis luas namun tidak ditunjang dengan fasilitas.
 Kerjasama lintas program dan lintas sector belum memadai.
 Model pelayanan  belum mendukung peranan aktif semua profesi.
2
2.    Pelayanan
 SDM belum dapat menjawab tantangan global dan belum ada perawat keluarga.
 Penghargaan / reward rendah.
 Bersikap pasif.
 Biaya pelayanan kesehatan rawat inap mahal.
 Pengetahuan dan keterampilan perawat masih rendah.

3.    Pendidikan
 Lahan praktik terbatas; pendirian pendidikan keperawatan cenderung “mudah”
 Penelitian terkait pengembangan dan uji model masih terbatas.
 Sarana dan prasarana pendidikan sangat terbatas.
 Rasio pengajar : mahasiswa belum seimbang.
 Keterlibatan berbagai profesi selama pendidikan kurang.
4.    Profesi
 Standar kompetensi belum disosialisasikan.
 Belum ada model pelayanan yang dapat menjadi acuan.
 Kompetensi  berbagai jenjang pendidikan tidak berbatas.
 Mekanisme akreditasi belum berjalan dengan baik.
 Peranan profesi di masa depan dituntut lebih banyak.
 Perlu pengawalan dan pelaksanaan undang-undang praktik keperawatan.

Beberapa permasalahan mengenai trend dan isu keperawatan keluarga yang


muncul di indonesia :
      Sumber daya tenaga kesehatan yang belum dapat bersaing secara global serta
belum adanya perawat keluarga secara khusus di negara kita
1) Penghargaan dan reward yang dirasakan masih kurang bagi para tenaga
kesehatan.
2) Pelayanan kesehatan yang diberikan sebagian besar masih bersifat pasif.
3) Masih tingginya biaya pengobatan khususnya di sarana-sarana pelayanan
kesehatan yang memiliki kualitas baik.
4) Pengetahuan dan ketrampilan perawat yang masih perlu ditingkatka.
5) Rendahnya minat perawat untuk bekerja dengan keluarga akibat system yang
belum berkembang.
6) Pelayanan keperawatan keluarga yang belum berkembang meskipun telah
disusun telh disusun pedoman pelayanan keluarga namun belum disosialisaikan
secara umum.
7) Geografis Indonesia yang sangat luas namun belum di tunjang dengan fasilitas
transfortasi yang cukup.
8) Kerjasama program lintas sektoral belum memadai.
9) Model pelayanan belum mendukung peran aktif semua profesi.
10) Lahan praktek yang terbatas.
11) Sarana dan prasarana pendidikan juga terbatas.
12) Rasio pengajar dan mahasiswa yang tidak seimbang.
13) Keterlibatan berbagai profesi selama menjalani pendidikan juga kurang

Trend dan Isu Nasional :


 Semakin tingginya tuntutan profesionalitas pelayanan kesehatan.
 Penerapan desentralisasi yang juga melibatkan bidang kesehatan.
 Peran serta masyarakat yang semakin tinggi dalam bidang kesehatan.
 Munculnya perhatian dari pihak pemerintah mengenai masalah kesehatan
masyarakat seperti diberikannya bantuan bagi keluarga miskin serta asuransi
kesehatan lainnya bagi keluarga yang tidak mampu.

2.2     Bentuk Keluarga


Beberapa bentuk keluarga menurut aziz alim hidayat (2004), adalah sebagai
berikut :
1.      Keluarga inti (nuclear family), adalah keluarga yang dibentuk karena ikatan
perkawinan yang direncanakan yang terdiri dari suami,istri dan anak - anak, baik
karena kelahiran (natural) maupun adopsi. Keluarga asal (family of origin),
merupakan suatu unit keluarga tempat asal seseorang dilahirkan.
2.      Keluarga besar ( extenden family ), keluarga inti ditambah keluarga yang lain
(karena hubungan darah), misalnya kakek, nenek, bibi, paman, sepupu termasuk
keluarga modern, seperti orang tua tunggal, keluarga tanpa anak, serta keluarga
pasang sejenis.
3.      Keluarga berantai ( social family ), keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang
menikah lebih dari satu kali dan merupakan suatu keluarga inti.
4.      Keluarga duda atau janda, keluarga yang terbentuk karena perceraian atau
kematian pasangan yang dicintai.
5.      Keluarga komposit ( composite family ), keluarga dari perkawinan poligami dan
hidup bersama.
6.      Keluarga kohabitasi (cohabitation), dua orang menjadi satu keluarga tanpa
pernikahan, bisa memilih anak atau tidak.
7.      Keluarga inses ( incest family ), seiring dengan masuknya nilai-nilai global dan
pengaruh informasi yang dahsyat, dijumpai bentuk keluarga yang tidak lazim.
8.      Keluarga tradisional dan nontradisional, dibedakan berdasarkan ikatan
perkawinan.keluarga tradisional diikat oleh perkawinan, sedangkan keluarga
nontradisional tidak diikat oleh perkawinan.

Menurut Potter & Perry (2005), Hampir semua model keperawatan yang
diaplikasikan dalam praktik keperawatan professional menggambarkan empat jenis
konsep yang sama, yaitu :
1.      Orang yang menerima asuhan keperawatan.
2.      Lingkungan ( masyarakat ).
3.      Kesehatan ( sehat/sakit, kesehatan dan penyakit ).
4.      Keperawatan dan peran perawat ( tujuan/sasaran, peran dan fungsi ).

Model keperawatan dapat diaplikasikan dalam dalam kegiatan praktik,


penelitian dan pengajaran, oleh karena itu model harus diperkenalkan kepada perawat
atau calon perawat guna memperkuat profesi keperawatan khususnya dalam
mengkoreksi pemikiran yang salah tentang profesi keperawatan seperti : perawat
sebagai pembantu dokter, oleh karena itu model harus diperkenalkan kepada perawat
atau calon perawat guna memperkuat profesi keperawatan khususnya dalam
mengkoreksi pemikiran yang salah tentang profesi keperawatan seperti : perawat
sebagai pembantu dokter (Aziz Alimul Hidayat, 2007 ).
Dalam keperawatan terdapat beberapa model keperawatan berdasarkan
pandangan ahli dalam bidang keperawatan, yang memiliki keyakinan dan nilai yang
mendasarinya, tujuan yang hendak dicapai serta pengetahuan dan keterampilan yang
ada. Menurut Aziz Alimul Hidayat, ( 2007 ) Beberapa model keperawatan tersebut
antara lain :
a.      Model keperawatan menurut Dorothea Orem ( model self care )
Self-cave (perawatan diri) merupakan suatu konstribusi berkelanjutan orang
dewasa bagi eksistensinya, kesehatannya, dan kesejahteraannya. Bahwa bentuk
pelayanan keperawatan dipadang dari suatu pelaksanaan kegiatan dapat dilakukan
indivu dalam memenuhi kebutuhan dasar dengan tujuan mempertahankan kehidupan,
kesehatan, kesejahteraan sesuai dengan keadaan sehat dan sakit, yang ditekankan
pada kebutuhan klien tentang perawatan diri sendiri.
b.      Model konsep dan teori keperawatan menurut Sister Calisa Roy
Merupakan model dalam keperawatan yang menguraikan bagaimana individu
mampu meningkatkan kesehatannya dengan cara mempertahankan perilaku secara
adaptif serta mampu merubah perilaku yang mal adaptif. Sebagai individu dan
makhluk holistik memilih system adaptif yang selalu beradaptasi secara keseluruhan.
c.       Model konsep dan teori keperawatan Virginia Handerson
Merupakan model konsep aktivitas sehari-hari dengan memberikan gambaran
tugas perawat yaitu mengkaji individu baik yang sakit atau sehat dengan memberikan
dukungan kepada kesehatan, penyembuhan, serta agar meninggal dengan damai.
d.      Model konsep dan teori keperawatan Betty Neumen
Merupakan model konsep health care system yaitu model konsep yang
mengambarkan aktivitas keperawatan yang ditujukan kepada penekanan penurunan
stress dengan memperkuat garis pertahan diri secara fleksibel atau normal maupun
resisten dengan sasaran pelayanan adalah komunitas.
e.       Model konsep dan teori keperawatan Jea Waston
Model Waston ini terkenal dengan teori pengetahuian manusia dan merawat
manusia. Waston memahami bahwa manusia adalah makhluk yang sempurna yang
memiliki berbagai macam ragam perbedaan, sehingga dalam upaya mencapai
kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik, mental dan
spiritual. Model ini manisia memiliki empat cabang yaitu kebutuhan biophysical,
kebutuhan psikofisikal, kebutuhan psikososial, dan kebutuhan intrapersonal-
interpersonal.
f.       Model konsep dan teori keperawatan King
King memahami konsep dan teori keperawatan dengan menggunakan pendekatan
system terbuka dalam hubungan interaksi yang konstan dengan lingkungan, sehingga
king memgemukakan dalam model konsep interaksi.
g.      Model konsep dan teori keperawatan Peplau
Pada model ini menjelaskan tentang kemampuan dalam memahami diri sendiri
dan orang lain yang menggunakan dasar hubungan antar manusia yang mencakup
proses interpersonal, perawat-klien, dan masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit.
h.      Model konsep dan teori keperawatan Johnson
Sebagai pendekat system perilaku, dimana individu dipandang sebagai system
perilaku yang selalu ingin mencapai keseimbangan dan stabilitas, baik dilingkungan
internal maupun dilingkungan eksternal, juga memiliki keinginan dalam mengatur
dan menyelesaikan diri pengaruh yang ditimbulkannya.
i.        Model konsep dan teori keperawatan Martha E Roger
Satu kesatuan yang utuh, yang memiliki sifat dan karakter yang berbeda-beda.
Dalam proses kehidupan manusia yang dinamis, manusia selalu berintraksi dengan
lingkungan yang saling mempengaruhi dan dipengaruhi, serta dalam proses
kehidupan manusia setiap individu akan berbeda satu dengan yang lain dan manusia
diciptakan dengan karekteristik dan keunikan tersendiri.
j.        Model konsep dan teori keperawatan Florence Nightingale
Sebagai fokus asuhan keperawatan, dan perawat tidak perlu memahami seluruh
proses penyakit model konsep ini dalam upaya memisahkan antara profesi
keperawatan dan kedokteran.
k.      Model konsep dan teori keperawatan Faye Abdellah
Memberbaiki kebutuhan secara fisik, emosi, intelektual, sosial dan spiritual bagi
para pasien maupun keluarga.
l.        Model konsep dan teori keperawatan Ida Orlando
Dalam rangka mengatasi masalah sters, meningkatan kepuasan atau mendorong
pencapaian kesehatan optimal.
m.    Model konsep dan teori keperawatan Myra Levine
Memandang klien sebagai makhluk hidup integrasi yang saling berintraksi dan
beradaptasi terhadap lingkungan. Dan intervensi keperawatan adalah suatu
beraktivitas konservasi, dan konservasi energy adalah bagian yang menjadi
pertimbangan.

2.4    Peran Perawat Profesional


Merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang
sesuai kedudukan dalam sistem, dimana dapat dipengetahui oleh keadaan sosial baik
dari profesi maupun diluar profesi keperawatan yang bersifat konstan. Peran perawat
menurut konsirsium ilmu kesehatan tahun 1989 terdiri dari :
1.      Peran Perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan
Peran ini dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhann
dasar manusia yang dibutuhkan  melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan
menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan
agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat
kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya.
Perawat memfokuskan asuhan pada kebutuhan kesehatan kllien secara holistik,
meliputi upaya mengembalikan kesehatan emosi, spiritual dan sosial.
2.      Peran Perawat sebagai advokat klien
Peran ini dilakukan oleh perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam
menginterprestasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain
khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan
kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien
yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang
penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk
menerima ganti rugi akibat kelalaian. Sebagai contoh, perawat memberikan informasi
tambahan bagi klien yang sedang berusaha untuk memutuskan tindakan yang terbaik
baginya (Potter & Perry, 2005).
3.      Peran Perawat sebagai Edukator
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat
pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga
terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan (A. Aziz
Alimul,2007).
4.      Peran Perawat sebagai koordinator (Menejer Kasus)
Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta
mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberian
pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien. Selain itu
Adanya berbagai tempat kerja, perawat dapat memilih antara peran sebagai menejer
asuhan keperawatan atau sebagai perawat asosiat yang melaksanakan keputusan
menejer (Manthey, 1990). Sebagai menejer, perawat mengoordinasikan dan
mendelegasikan tanggung jawab asuhan dan mengawasi tenaga kesehatan lainnya
(Potter & Perry, 2005).
5.      Peran Perawat sebagai kolaborator (Pembuat Keputusan Klinis)
Untuk memberikan perawatan yang efektif, perawat menggunakan keahlian
berfikir kritis melalui proses keperawatan. Sebelum menngambil tindakan
keperawatan, baik dalam pengkajian kondisi klien, pemberian perawatan, dan
mengevaluasi hasil, perawat menyusun rencana tindakan denngan menetapkan
pendekatan terbaik bagi tiap klien. Peran ini dilakukan karena perawat bekerja
melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain
dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk
diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya (A. Aziz
Alimul hidayat, 2007).
6.      Peran Perawat sebagai Konsultan
Peran ini sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan
yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien terhadap
informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan (A. Aziz Alimul
hidayat, 2007).
7.      Peran Perawat sebagai Pembaharuan
Peran ini dilakukan dengan mengadakan perencanaan, kerja sama, perubahan
yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan
keperawatan.Selain peran perawat berdasarkan konsirsium ilmu kesehatan, terdapat
pembagian peran perawat menurut hasil lokakarya keperawatan tahun 1983, yang
membagi empat peran perawat: Peran Perawat sebagai Pelaksana Pelayanan
Keperawatan, Peran Perawat sebagai Pendidik dalam Keperawatan, Peran Perawat
sebagai Pengelola pelayanan Keperawatan, Peran Perawat sebagai Peneliti dan
Pengembang pelayanan Keperawatan.
8.      Peran Perawat Sebagai Penyuluh
Sebagai penyuluh, perawat menjelaskan kepada klien konsep dan data-data
tentang kesehatan, mendemonstrasikan prosedur seperti aktivitas perawatan diri,
menilai apakah klien memahami hal-hal yang yanng dijelaskan dan mengevaluasi
kemajuan dalam pembelajaran. Misalnya, ketika perawat mengajarkan cara
menyuntikkan insulin secara mandiri pada klien yanng diabetes (Potter & Perry,
2005).
9.      Peran Karier
Berkarier merupakan dimana perawat di tempatkan di posisi jabatan tertentu.
Contohnya seperti peran mendidik dan perawat ahli, seperti perawat spesialis klinis,
perawat pelaksana, perawat maternitas, anestesi, pengelola dan peneliti (Potter &
Perry, 2005).
10.  Rehabilitator
Rehabilitasi merupakan proses dimana individu kembali ke tingkat fungsi
maksimal setelah sakit, kecelakaan, atau kejadian yang menimbulkan ketidak
berdayaan lainnya. Rentang aktifitas rehabilitatif dan resoratif mulai dari mengajar
klien berjalan dengan menggunakan kruk sampai membantu klien mengatasi
perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan penyakit kronis (Potter & Perry, 2005).
11.  Pemberi Kenyamanan
Peran sebagai pemberi kenyamanan, merupakan merawat klien sebagai seorang
manusia, merupakan peran tradisional dan historis dalam keperawatan dan telah
berkembang sebagai sesuatu peran yang penting dimana perawat melakukan peran
baru. Sebagai pemberi kenyamanan, perawat sebaiknya membantu klien untuk
mencapai tujuan yang terapeutik bukan memenuhi ketergantungan emosi dan fisiknya
(Potter & Perry, 2005).
12.  Peran Komunikator
Peran sebagai komunikator yaitu mencakup komunikasi dengan klien dan
keluarga, antar sesama perawat dan profesi kesehatan lainnya, sumber informasi dan
komunitas. Kuallitas komunikasi merupakan faktor yang menentukan dalam
memenuhi kebutuhan individu, keluarga dan komunitas (Potter & Perry, 2005).

2.5     Struktur dan Fungsi Keluarga


Setiap anggota keluarga mempunyai struktur peran formal dan informal. struktur
kekuatan keluarga meliputi kemampuan berkomunikasi,kemampuan keluarga untuk
saling berbagi,kemampuan sistem pendukung diantara anggota keluarga,kemampuan
perawatan diri dan kemampuan menyelesaikan masalah (Sudirharto. 2007)
Menurut frideman (1999), lima fungsi dasar keluarga adalah sebagai berikut :
1.      Fungsi afektif adalah fungsi internal keluarga pemenuhan kebutuhan psikososoial,
saling mengasuh dan memberikan cinta kasih serta saling menerima dan mendukung.
2.      Fungsi social proses perkembangan dan perubahan individu keluarga,tempat
anggota keluarga berinteraksi social dan belajar berperan dilingkungan social.
3.      Fungsi refroduksi adalah fungsi keluarga meneruskan kelangsungan keturunan dan
menambah sumber daya manusia.
4.      Fungsi ekonomi adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga,
separti sandang,pangan dan papan.
5.      Fungsi keperawatan kesehatan adalah kemampuan keluarga untuk merawat
anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan.
2.6     Fungsi Perawat
Menurut (A. Aziz Alimul hidayat, 2007). fungsi perawat :
1.      Fungsi Independen
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat
dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri
dalam melakukan tindakan untuk memenuhi KDM.
2.      Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau instruksi
dari perawat lain sebagai tindakan pelimpahan tugas yang diberikan.
3.      Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan
diantara tim satu dengan yang lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk
pelayanan membutuhkan kerjasama tim dalam pemberian pelayanan.
BAB 3
PENUTUP

3.1    Kesimpulan

Sikap dan pola perilaku keluarga dapat dipengaruhi oleh dunia tanpa batas (global

village). Kemajuan teknologi di bidang transportasi mengakibatkan tingkat mobilisasi

penduduk yang tinggi seperti migrasi yang besar-besaran yang berpengaruh terhadap

interaksi keluarga yang berubah. Pelayanan keperawatan keluarga belum berkembang

tapi DEPKES sudah menyusun pedoman pelayanan keperawatan keluarga dan model

keperawatan keluarga di rumah tapi perlu disosialisasikan serta munculnya perhatian

dari pihak pemerintah mengenai masalah kesehatan masyarakat seperti diberikannya

bantuan bagi keluarga miskin serta asuransi kesehatan lainnya bagi keluarga yang

tidak mampu. Rendahnya minat perawat untuk bekerja dengan keluarga akibat system

yang belum berkembang.

3.2  Saran

Pelayanan keperawatan keluarga harus dikembangkan karena keperawatan keluarga

dapat mengurangi kejadian atau penderitaan akibat penyakit dengan perubahan

paradigma dari cure menjadi care melalui tindakan preventif.


DAFTAR PUSTAKA
Andaners. 2009. Konsep keperawatn keluarga. diakses dari :
http://andaners.wordpress.com/2009/04/27/konsep-keperawatan-keluarga/. diambil
tanggal 14 febuari 2012

Hidayat, A.Aziz Alimul (2007). Pengatar Konsep Dasar Keperawatan. Edisi 2.


Jakarta : Salemba Medika.

Perry, dan Potter (2005). Fundamental Keperawatan. Edisi 4. Jakarta : EGC

Sudirharto. SKP,M Kes . 2007 . Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan


Keperawatan Transkultural . Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai