Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PELAYANAN KESEHATAN PASCA OPERASI

Nama Kelompok :

1. Nita Tri Wulandari ( C2018104 )


2. Novia Ariani ( C2018105 )
3. Nanda Putri ( C2018099 )
4. Olyviana Yuni Pratama ( C2018113 )
5. Puput Melati ( C2018117 )
6. Putri Sari Dewi ( C2018121 )
7. Resti Pratiwi ( C2018127 )
8. Rika Oktaviani ( C2018129 )

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA

2020/2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perawat homecare menyediakan pelayanan individual. Mereka membantu pasien


beradaptasi terhadap keterbatasan fisik temporer atau permanen sehingga mereka dapat
memiliki aktivitas rutin yang normal. Pelayanan kesehatan di rumah membutuhkan
pengetahuan berbagai bidang seperti dinamika keluarga, kegiatan cultural, nilai-nilai
spiritual dan prinsip-prinsip komunikasi (Laksmi, 2009).
Di negara seperti Indonesia yang jumlah pertumbuhan penduduknya meningkat pesat dan
banyak usia lanjut, angka penyakit degenerative yang semakin meningkat dan kondisi
demografi yang terdiri dari pulau-pulau maka konsep homecare sangat cocok digunakan.
Konsep homecare ini merupakan solusi paling tepat untuk mengantisipasi jumlah pasien
yang tidak tertampung di rumah sakit. Konsep home care sudah seharusnya menjadi first
optiondalam pembangunan kesehatan di Indonesia. Dengan konsep homecare maka
pasien yang sakit dengan kriteria tertentu (terutama yang tidak memerlukan peralatan
rumah sakit) tidak lagi harus ke rumah sakit, tetapi tenaga kesehatan yang mendatangi
rumah pasien dengan fokus utama pada kemandirian pasien dan keluarganya (Tribowo,
2012).

Dalam pembangunan bangsa Indonesia setiap upaya ditekankan pada peningkatan


kualitas sumber daya manusia, yang berarti manusia menjadi titik sentral pembangunan,
karena manusia berkualitas tinggi adalah sumber daya suatu bangsa. Satu syarat utama
peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah melalui pelayanan kesehatan yang
berkualitas pula (Depkes RI, 2002).

Pelayanan kesehatan yang merata merupakan aspek penting yang harus dipenuhi dalam
mempercepat tercapainya tujuan pembangunan dibidang kesehatan. Pemerataan
pelayanan tersebut tidak hanya meliputi aspek fisik meratanya sarana pelayanan semata,
namun juga dari segi jarak, ekonomi, budaya, serta mutu pelayanan. Undang-undang
Nomor 36 tahun 2009, Bab VI pasal 46 dan 47 bahwa untuk mewujudkan derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan
yang terpadu dan menyeluruh dalam bentuk upaya kesehatan perseorangan dan upaya
kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan
pendekatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara
terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan. Sebagai salah satu contoh adalah pelayanan
kesehatan dirumah. Berkembangnya homecare di kalangan masyarakat menjadi lebih
baik jika diimbangi dengan kualitas pelayanannya. Pelayanan asuhan keperawatan salah
satunya adalah pemberian pendidikan pada pasien dan keluarga. Dari penelitian
terdahulu, 37% pasien bermasalah mengenai pemilihan obat, 20% pasien membutuhkan
pengetahuan dan keterampilan. Suatu penelitian dilakukan oleh Julie B.Mallinger,
Jennifer J.Griggs, dan Cleveland G.Shields (2005) mengenai hubungan antara patient-
centeres care dan kepuasan dengan informasi pada wanita yang sembuh dari kanker
payudara. Dari hasil penelitian tersebut didapatkan bahwa mereka yang sembuh dari
kanker payudara merasa puas dengan informasi yang diberikan petugas kesehatan
mengenai penyakit dan pengobatan penyakitnya tersebut. Namun mereka merasa kurang
puas dengan minimnya informasi mengenai pemeriksaan jangka panjang, pengaruh
penyakit terhadap psikososial pasien, dan kehidupan sosial pasien

Perawatan pasca bedah adalah prosedur rutin yang segera dilaksanakan setelah operasi
dan biasanya akan terus dilakukan hingga pasien benar-benar pulih sepenuhnya. Perawat
merupakan salah satu profesi kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat dimanapun mereka bekerja. Bentuk pelayanan yang diberikan senantiasa
merupakan pelayanan; paripurna, manusiawi, dan diberikan kepada system klien yang
menghadapi masalah kesehatan melalui upaya pemenuhan kebutuhan dasarnya

Keperawatan pasca operasi merupakan periode akhir dari keperawatan perioperative.


Selama periode ini proses keperawatan diarahkan pada upaya untuk menstabilkan kondisi
pasien pada keadaan keseimbangan fisiologis pasien, menghilangkan nyeri dan
pencegahan komplikasi. Pengkajian yang cermat dan intervensi cepat dan akurat dapat
membantu pasien kembali pada fungsi optimalnya dengan cepat, aman dan nyaman
(Majid et al., 2010)
1.2 TUJUAN
1. Untuk mengetahui pelayanan kesehatan pasca operasi
2. Untuk mengetahui tugas perawat home care dalam perawatan kesehatan pasca operasi
3. Untuk mengetahui
1.3 MANFAAT
1. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja pelayanan perawatan kesehatan pasca operasi dirumah
2. Mahasiswa memiliki gambaran untuk melakukan perawatan kesehatan home care
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

Perawatan pasca-operasi pada setiap pasien tidak selalu sama, bergantung pada kondisi fisik
pasien, teknik anestesi, dan jenis operasi. Aktivitas keperawatan kemudian berfokus pada
peningkatan penyembuhan pasien dan melakukan penyuluhan, perawatan tindak lanjut dan
rujukan yang penting untuk penyembuhan dan rehabilitasi serta pemulangan (Baradero et al.,
2008). Pasien pasca-operasi dilakukan pemulihan dan perawatan pascaoperasi di ruang pulih
sadar atau recovery room (RR), yaitu ruangan untuk observasi pasien pasca-operasi atau anestesi
yang terletak di dekat kamar bedah, dekat dengan perawat bedah, ahli anestesi dan dokter ahli
bedah sehingga apabila timbul keadaan gawat pascaoperasi, pasien dapat segera diberi
pertolongan (Majid et al., 2010). Menurut penelitian Tiffani Dkk (2018) Komunikasi merupakan
unsur penting dalam membangun hubungan yang baik antara tenaga medis dan pasien.
Komunikasi yang diberikan bukanlah komunikasi sosial biasa, melainkan komunikasi terapeutik
yang merupakan komunikasi antara tenaga kesehatan dan pasien yang dilakukan secara sadar dan
bertujuan untuk kesembuhan pasien

Upaya yang dilakukan pada fase pasca operasi untuk mengantisipasi dan mencegah masalah
yang kemungkinan muncul, pengkajian yang cepat dan akurat sangat dibutuhkan untuk
mencegah komplikasi yang dapat memperpanjang lama perawatan di rumah sakit atau
membahayakan diri pasien (Majid et al., 2011). Pasien pasca operasi memerlukan perawatan
yang maksimal untuk mempercepat pengembalian fungsi tubuh. Hal ini dilakukan segera setelah
operasi dengan latihan napas dan batuk efektif serta mobilisasi dini (Smeltzer, 2002).
Kebanyakan dari pasien masih mempunyai kekhawatiran kalau tubuh digerakkan pada posisi
tertentu pasca pembedahan akan mempengaruhi luka operasi yang masih belum sembuh yang
baru saja selesai dikerjakan.

Tujuan perawatan pasca operatif adalah untuk menghilangkan rasa nyeri, sedikit mungkin
mengidentifikasi masalah dan mengatasinya sedini mungkin. Mengantisipasi dan mencegah
terjadinya komplikasi lebih baik daripada sudah terjadi komplikasi
 Tugas Perawat Home Care Untuk Luka Pasca Operasi
1. Menjaga kebersihan luka pasca operasi
Perawat home care akan menjaga dan merawat luka jahitan agar tidak terkena infeksi.
Mereka akan memastikan area di sekitar luka operasi Anda selalu bersih. Luka
operasi biasanya tidak boleh basah atau terkena air sedikit saja, hingga luka kering
dan sembuh. Karena itu, ketika Anda mandi, pastikan bahwa luka jahitan Anda telah
dilindungi agar tidak terkena air.
Langkah-langkah perawatan luka dirumah :
Alat-alat
1. NaCl 0,9% atau air mengalir
2. Antiseptik
3. Kassa steril
4. Perban
5. Plaster
6. Gunting
Langkah-langkah perawatan
1. Cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir
2. Buka penutup luka, jika perlu gunakan NaCl 0,9% atau air mengalir
3. Cuci luka menggunakan NaCl 0,9% atau air mengalir
4. Angkat bekuan darah atau kotoran perlahan
5. Usap luka menggunakan kassa steril yang telah diberi antiseptik contoh betadine
6. Tutup Luka menggunakan kassa steril dan perban kering.
2. Kontrol luka pasca operasi setiap hari
Perawat home care akan menangganti perban pasca operasi secara berkala, hal ini
bertujuan agar luka tidak menimbulkan pendarahan atau pun bernanah. Dengan
penggantian perban, Anda tidak perlu khawatir lagi akan rusaknya perban yang
dibawa untuk tidur atau mandi. Penggantian balutan post operasi sebaiknya dilakukan
3 hari atau 1 minggu. Jika balutan dalam keadaan bersih & tidak basah, cuci luka
setiap kali melakukan penggantian balutan dengan menggunakan normal saline dan
hindari pengunaan antiseptik yang bersifat toxic.
Perawatan pasca operasi diperlukan perhatian khusus karena tindakan yang salah bisa
menimbulkan infeksi. Untuk penyembuhannya, Anda bisa memanggil perawat profesional yang
bisa datang ke rumah. Berikut tugas perawat untuk luka pasca operasi di rumah:

1. Mencegah terjadinya infeksi pada luka

2. Mencegah bertambahnya kerusakan jaringan

3. Mempercepat penyembuhan luka

4. Membersihkan luka dari benda asing

5. Mencegah terjadinya pendarahan

 Beberapa hal yang harus dilakukan supaya lebih cepat pulih setelah operasi

1. Jangan terlalu banyak bergerak. Banyak orang yang merasa bahwa dirinya sudah sembuh
benar setelah operasi

2. Tidur yang cukup

3. Makan makanan yang sehat

4. konsultasi ke dokter

6. Rutin minum obat

7. Pastikan tangan selalu bersih

Adapun manfaat perawatan khusus pasca operas dengan adanya perawat untuk luka pasca
operasi, pasien menjadi lebih nyaman dan puas dengan perawatan yang profesional sehingga
kebutuhan pasien akan dapat terpenuhi. Selain itu, dapat mendorong kemandirian pasien serta
keluarga di dalam pemeliharaan dan perawatan bagi anggota keluarga yang menjalani operasi.

Ada banyak alasan mengapa pasien harus menjalani pembedahan. Semua jenis operasi, baik
yang rumit maupun tidak, selalu memiliki resiko tersendiri. Misalnya:

 Rasa nyeri dan tidak nyaman – Obat bius digunakan sebelum operasi untuk
mengurangi rasa sakit dan tidak nyaman, namun keduanya dapat terasa kembali ketika
efek obat bius telah habis. Terkadang tingkat nyeri bisa sangat parah sehingga
memengaruhi pergerakan dan membatasi aktivitas pasien.
 Pendarahan – Pendarahan mungkin terjadi di sekitar luka, terutama ketika jahitan tidak
terpasang dengan baik atau tidak sengaja terlepas. Walaupun tidak selalu berbahaya, ada
beberapa kasus pendarahan yang menyebabkan pasien kehilangan banyak darah dan
mematikan jaringan yang penting. Kasus seperti itu membutuhkan pertolongan medis
secepatnya.
 Infeksi – komplikasi umum operasi lainnya adalah infeksi, yang dapat terjadi akibat
adanya bakteri pada fasilitas kesehatan.

 Perawatan pasca bedah dirancang untuk membuat proses pemulihan senyaman dan
secepat mungkin dengan:

 Mengurangi atau menghilangkan resiko dan komplikasi


 Mengajarkan pasien bagaimana merawat luka dan perawatan pasca bedah
 Mengantisipasi hal-hal yang mungkin akan dibutuhkan pasien
 Menjalankan terapi untuk membantu pasien menjadi lebih mandiri
 Memantau kemajuan proses penyembuhan

Beberapa prosedur dari perawatan pasca bedah adalah:

 Pemberian obat-obatan untuk mengurangi rasa nyeri dan tidak nyaman, mempercepat
penyembuhan, dan menenangkan pasien.

 Pengawasan atau pemantauan intensif – ini berarti dokter bedah tidak melakukan apapun kecuali
benar-benar dibutuhkan. Sebaliknya, ia akan memastikan kesetabilan respirasi (pernapasan)
dan sirkulas (peredaran)

 Pemberitahuan, di mana dokter bedah memberikan informasi yang dibutuhkan agar pasien dapat
lebih terlibat dalam proses penyembuhan. Contohnya adalah informasi tentang cara
membersihkan dan melindungi luka, mengenali kemungkinan infeksi, apa yang boleh dimakan,
aktivitas yang dapat dilakukan atau harus dihindari ketika masa penyembuhan, cara
meningkatkan pergerakan, terapi yang mungkin harus dijalani pasien untuk memulihkan fungsi
tubuh, serta obat-obatan untuk dikonsumsi di rumah.

 Nutrisi – Dokter bedah biasanya bekerja sama dengan ahli gizi yang dapat membuat pola makan
untuk pasien berdasarkan kondisinya atau jenis operasi yang telah dilalui. Pasien juga akan
diajarkan tentang jenis makanan dan minuman yang harus dihindari, terutama selama beberapa
jam atau hari pertama setelah operasi.

 Bimbingan bagi anggota keluarga – Kondisi pasien cenderung akan membaik apabila mereka
mendapat dukungan dari keluarga dekat, yang juga dapat bertindak sebagai perawat saat masa
penyembuhan. Bimbingan ini sangat membantu dalam mempersiapkan keluarga untuk perubahan
yang mungkin terjadi saat pasien dalam masa penyembuhan.

 Perawatan yang sistematis: Perawatan pasca bedah tidak hanya terfokus pada organ yang
telah dioperasi tetapi juga kesehatan pasien secara keseluruhan. Oleh karena itu,
perawatan juga dilakukan pada sistem tubuh lainnya, terutama kardiovaskular, sistem
kemih, dan sistem pernapasan.seperti mobilisasi untuk mempercepat hari rawat dan
mengurangi resiko karena tirah baring lama seperti terjadinya dekubitus, kekakuan atau
penegangan otot-otot di seluruh tubuh, gangguan sirkulasi darah, gangguan pernapasan
dan gangguan peristaltic maupun berkemih .Mobilisasi dini pada 24 jam pertama setelah
Total Knee Replacemen (TKR) adalah cara yang murah dan efektif untuk mengurangi
timbulnya thrombosis vena dalam pasca operasi. Dimana thrombosis vena merupakan
salah satu komplikasi yang dapat terjadi pada pasca pembedahan akibat sirkulasi yang
tidak lancar. Menggerakkan badan atau melatih kembali otot-otot dan sendi pasca operasi
di sisi lain akan memperbugar pikiran dan mengurangi dampak negatif dari 6 beban
psikologis yang tentu saja berpengaruh baik juga terhadap pemulihan fisik

 Untuk rawat jalan, banyak penyedia kesehatan yang bergantung pada teknologi baru
seperti telekonferensi. Dalam hal ini, dokter melakukan pemeriksaan lanjut dengan
menggunakan media untuk video call seperti Skype. Dengan teknologi ini, dokter dapat
menghubungi lebih banyak pasien kapan saja dan tetap mengikuti kemajuan mereka,
bahkan saat mereka di jalan.
 Pelayanan home care pelayanan ini akan mengandalkan perawat yang siap menjalankan
proses layanan di rumah pasien pasca oprasi. pelayanan ini bisa dilakukan oleh pengidap
stroke pasca operasi. Pengidap stroke membutuhkan proses perawatan yang cukup lama
dan membutuhkan perhatian khusus. Layanan home care pada pengidap stroke biasanya
akan meliputi fisioterapi. Selain itu, pelayanan ini juga dapat digunakan oleh pengidap
kanker, gangguan mental, infeksi paru, depresi, meningitis, atau pneumonia.

 Diet yang diberikan kepada pasien setelah proses pembedahan untuk mencegah pasien
tidak jatuh ke dalam komplikasi yang lebih jauh.tujuannya untuk mengupayakan status
gizi pasien dalam keadaan normal mempercepat proses penyembuhan dan meningkatkan
daya tahan tubuh pasien, dengan cara :

1. Memenuhi kebutuhan dasar (cairan, energi, protein).


2. Mengganti kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan lain-lain.
3. Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan.

 Syarat Diet

Diberikan secara bertahap, cair, saring, lunak, biasa.

 Pasca bedah minor


Makanan diusahakan secepat mungkin kembali seperti biasa atau normal
 Pasca bedah mayor
Makanan diberikan secara bertahap sesuai dengan kemampuan pasien dalam
menerima makanan
Diberikan secara bertahap, cair, saring, lunak, biasa
 Macam Diet Pasca Bedah

I : Diberikan 6 jam setelah pembedahan, berupa cairan jernih sebagai pemberian energi
berupa glukosa dengan segera.

II : Diberikan kepada pasien pasca bedah mayor saluran cerna atau perpindahan dari
DPB I, ex : cair kental 50 ml/jam.
III : Perpindahan dari DPB II, diberikan tidak lebih dari 2000 ml/hari, diberi makanan
parenteral bila perlu.

IV : Makanan diberikan berupa makanan lunak.

Diagnosa Keperawatan :

1. Nyeri akut berhubungan dengan terputusnya inkontuinitas jaringan

2. Resiko infeksi berhubungan dengan invasi kuman pada luka operasi.

3. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
tidak adekuat.
BAB III

PENUTUP

1.4 Kesimpulan

Home care merupakan bagian integral dari pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh perawat
untuk membantu individu, keluarga dan masyarakat mencapai kemandirian dalam menyelesaikan
masalah kesehatan yang mereka hadapi. Perawatan dirumah selain dapat mengurai kecemasan
juga dapat menghemat biaya dari beberapa segi, missal biaya kamar dan biaya transport.

Perhatian perawat sudah beralih dari pendekatan yang berorientasi medis kepada pendekatan
yang memusatkan perhatian pada pasien. Peran perawat tidak hanya berpusat pada fungsi fisik
namun meluas pada aspek psikis pasien. Perawatan yang efektif dapat dicapai bila perawat
menaruh minat terhadap pasien tanpa membedakan status social ekonominya.

3.2 Saran

1. Perawat agar meningkatkan kemampuannya tidak hanya dalam bidang pengobatan medis
tetapi juga dalam pengobatan yang bersifat psikologi atau emosional.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.docdoc.com/medical-information/procedures/surgical-follow-up?lang=id

file:///C:/Users/USER/Downloads/BAB%20I%20(1).pdf

https://rsupsoeradji.id/diet-pra-dan-pasca-bedah/

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/18537/Bab%20II.pdf?
sequence=5&isAllowed=y

Anda mungkin juga menyukai