Anda di halaman 1dari 22

PROPOSAL FIVE MOMEN HAND HYGIENE

PRAKTIK PROFESI NERS MANAJEMEN KEPERAWATAN


DI RUANG MELATI RSUD MARDI WALUYO KOTA BLITAR 2022

Disusun Oleh:

1. ANGGI RAMBU K.B (202106040104)


2. DWI INDRI YANI (202106040107)
3. FITRA FIRMANSYAH.P (202106040124)
4. FRANSISKA M.S.W (202106040126)
5. FLAVIANA ARIANTI.D (202106040125)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI
2022
LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL FIVE MOMENT HAND HYGIENE


PRAKTIK PROFESI NERS MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG MELATI RSUD MARDI WALUYO KOTA BLITAR 2022

Telah disetujui laporan kegiatan praktik profesi manajemen keperawatan


di ruang Melati Rumah Sakit Umum Daerah Mardi Waluyo Blitar yang
dilaksanakan pada tanggal 13 Juni 2022.

Pembimbing Institusi

Wiwin Sulistyawati S.Kep.Ns.M.Kep


NIDN. 0728038605

Mengetahui,

Kepala Ruangan Melati

Sri Anah Puji L S.Kep.Ns


NIP.197304061994032005
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Upaya kesehatan merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan secara


terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pembangunan kesehatan
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia
yang produktif secara sosial dan ekonomis (UU RI No. 36 TAHUN, 2009)
Permasalahan perilaku kesehatan pada anak usia Sekolah Dasar biasanya
berkaitan dengan kebersihan perorangan, lingkungan dan munculnya berbagai
penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah, ternyata umumnya
berkaitan dengan PHBS (Wowor dkk,2013) . Masalah kesehatan yang terjadi
pada anak usia sekolah semakin memperjelas bahwa nilai-nilai PHBS di
sekolah masih minimal dan belum mencapai tingkat yang diharapkan. Untuk
itu diperlukan suatu kegiatan intervensi yang dapat meningkatkan
pengetahuan, sikap dan tindakan tentang PHBS pada anak sekolah (Lina,
2012). Perilaku mencuci tangan dengan sabun untuk memutuskan mata rantai
penularan penyakit juga menjadi salah satu strategi Nasional oleh
Kementerian Kesehatan dengan tujuan membangun masyarakat yang mandiri
untuk hidup sehat (Kemenkes RI, 2010).
Kebiasaan masyarakat Indonesia dalam mencuci tangan pakai sabun
masih rendah, indikasinya dapat terlihat dengan tingginya prevalensi penyakit
diare. Sekita lima juta anak diseluruh dunia meninggal karena diare akut.
Indonesia pada tahun 70-80 an, prevalensi penyakit diare sekitar 70-80%
menyerang anak dibawah usia lima tahun. Penyakit diare menjadi penyebab
kematian nomor 2 pada balita, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 untuk semua
umur (Firdaus, 2012)
Mencuci tangan pakai air saja tidaklah cukup, penggunaan sabun selain
membantu singkatnya waktu cuci tangan, dengan menggosok jemari
menggunakan sabun menghilangkan kuman yang tidak tampak, minyak,
lemak maupun kotoran di permukaan kulit, serta meninggalkan bau wangi.
Perpaduan antara kebersihan bau wangi dan perasaan segar merupakan hal
positif yang diperoleh setelah menggunakan sabun (Kemenkes RI, 2010).
Mencuci tangan sendiri dapat berfungsi untuk menghilangkan kuman
penyakit yang ada di tangan setelah beraktifitas sebelumnya. Praktik mencuci
tangan dengan sabun perlu di terapkan sejak usia dini sebagai upaya
mencegah penularan penyakit berbasis lingkungan. WHO (World Health
Organization) menyatakan perilaku cuci tangan pakai sabun dapat
menurunkan angka kejadian penyakit diare sebanyak 45%. Salah satu
kelompok termasuk kelompok sekunder yang tidak kalah pentingnya dalam
keberhasilan penyampaian pesan CTPS (Kemenkes RI, 2010).
Mencuci tangan memakai sabun sangat penting sebagai salah satu
mencegahterjadinya
diare, kebiasaan mencuci tangan diterapkan setelah buang air besar, setelah
menceboki bayi dan balita, sebelum makan serta sebelum menyiapkan
makanan. Masyarakat akan mampu meningkatkan pengetahuan hidup sehat
dimanapun mereka berada jika mereka sadar, termotivasi dan di dukungan
dengan adanya informasi serta sarana dan prasarana kesehatan. Masyarakat
hanya mengetahui penyakit menular pada penyakit tertentu saja sedangkan
untuk penyakit dalam atau penyakit infeksilainya masih kurang sehingga
kesadaran untuk masyarakat dalam menjaga hidup sehat, dan menjaga
dirinya dari bahaya penyakit menular terbatas pada apa yang mereka ketahui
saja. Mencuci tangan merupakan metode tertua, sederhana dan paling
konsisten untuk pencegahan dan pengontrolan penularan infeksi (Perry &
Potter 2005). Maka dari sebagai ibu diharus kan untuk mencuci tangan
sebelum mengolah atau memasak suatu makanan untuk keluarga tercintanya
agar terhindar dari penyakit.

1.2. tujuan

a. Tujuan Umum :
Setelah dilakukan five moment hand hygiene masalah keperawatan yang
dialami klien dapat diatasi.
b. Tujuan Khusus :
Setelah dilaksanakan five moment hand hygiene keperawatan,
perawat mampu :
1. Menumbuhkan cara berfikir kritis dan sistimatis dalam
pemecahan masalah keperawatan klien
2. Memberikan tindakan yang berorientasi pada masalah keperawatan
klien
3. Meningkatkan kemampuan validitas kemampuan cuci tangan pasien
dan keluarga.
4. Meningkatkan kemampuan untuk melakukan cuci tangan sesuai
prosedur.
5. Meningkatkan kemampuan menilai hasil pelaksanaan mencuci
tangan

1.3. manfaat
c. Bagi Klien
1. Membantu menyelesaikan masalah klien sehingga mempercepat
masa penyembuhan.
2. Mengurangi masa rawat inap
3. Memberikan perawatan secara profesional dan efektif kepada pasien.
4. Memenuhi kebutuhan pasien.
d. Bagi Perawat
1. Dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor
perawat.
2. Menjalin kerjasama tim antar multidisiplin.
3. Menciptakan komunitas keperawatan profesional.
e. Bagi Rumah Sakit :
1. Meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit
2. Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan
keperawatan
3. Meningkatkan loyalitas konsumen terhadap rumah sakit
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Five Moment Hand Hygene
2.1.1 Pengertian
Pengertian cuci tangan Mencuci tangan dilakukan sebelum dan sesudah
melakukan tindakan keperawatan walaupun memakai sarung tangan dan alat
pelindung diri lain. Tindakan ini untuk mengurangi mikroorganisme yang ada di
tangan sehingga penyebaran infeksi dapat dikurangi (Nursalam dan Ninuk, 2007).
Mencuci tangan adalah proses yang secara mekanik melepaskan kotoran dan
debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun biasa dan air (Depkes RI,
2009). Menurut Susiati (2008), tujuan dilakukannya cuci tangan yaitu untuk
mengangkat mikroorganisasi yang ada ditangan, membuat kondisi tangan steril
sehingga infeksi silang bisa dicegah.
2.1.2 Karakteristik Five Moment Hand Hygene
a. Pasien dan keluarga dilibatkan secara langsung
b. Pasien dan keluarga merupakan fokus kegiatan.
c. Konselor memfasilitasi kreativitas
d. Konselor membantu mengembangkan kemampuan Pasien dan
keluarga dalam meningkatkan kemampuan mengatasi masalah.
2.1.3 Tujuan Five Moment Hand Hygene
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan Pasien dan keluarga mampu
mempraktekan cuci tangan 6 langkah
b. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan pasien dankeluarga mampu memahami
tentang :
a. Menjelaskan defenisi cuci tangan
b. Menjelaskan tujuan cuci tangan
c. Menjelaskan manfaat mencuci tangan
d. Menjelaskan dampak jika tidak cuci tangan
e. Menjelaskan kapan waktu cuci tangan
f. Menjelaskan enam langkah cuci tangan
2.1.4 Manfaat Five Moment Hand Hygene
a. Masalah kepatuhan pasien dan keluarga dapat teratasi
b. Kebutuhan pengetahuan pasien dan keluarga dapat terpenuhi
c. Terciptanya komunitas keperawatan yang profesional
d. Terjalinnya kerjasama antar tim kesehatan
e. Pasien dan keluarga dapat melaksanakan cuci tangan dengan tepat
dan benar
2.1.5 Kriteria Pasien
a. Pasien yang dipilih untuk five moment hand hygene keperawatan
adalah pasien yang mempunyai kriteria sebagai berikut:
b. Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun
sudah dilakukan tindakan keperawatan
c. Pasien dengan kasus baru atau langka
2.1.6 Tim Pelaksana Five Moment Hand Hygene
a. Pasien dan keluarga
b. Perawat
c. Tim Kesehatan yang lain (dokter, ahli gizi)
2.1.7 Peran Masing-masing Anggota
a. Peran Perawat Primer dan Perawat Associate
b. Menjelaskan cara mencuci tangan
c. Menjelaskan masalah yang timbul jika tidak mengikuti prosedur cuci
tangan dengan benar
d. Menjelaskan intervensi yang dilakukan.
e. Menjelasakan hasil yang didapat
f. Menentukan tindakan selanjutnya
g. Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang diambil.
n. Mengintegrasikan konsep dan teori yang telah dipelajari.
2.1.8 Metode
a. Diskusi
b. Bed Side Teaching
2.1.9 Alat Bantu
a. Sarana diskusi: alat tulis, handout (materi cuci tangan), laptop
b. Status / dokumentasi keperawatan pasien
2.10 Enam langkah cuci tangan
1. Gosok tangan dengan posisi telapak tangan pada telapak tangan
2. Telapak kanan di atas punggung tangan kiri dengan jari-jari saling menjalin dan
sebaliknya
3. Telapak pada telapak dengan jari-jari saling menjalin
4. Punggung jari-jari pada telapak tangan berlawanan dengan jari-jari saling
mengunci
5. Gosok memutar dengan ibu jari tangan kanan mengunci pada telapak kiri dan
sebaliknya
6. Gosok memutar, kearah belakang dan kearah depan dengan jari-jari tangan
kanan mengunci pada telapak tangan kiri dan sebaliknya.

Kapan waktu cuci tangan


1. Menurut Handayani , dkk (2000) waktu pelaksanaan cuci tangan adalah
sebagai berikut:
a. Sebelum dan setelah makan.
b. Setelah ganti pembalut.
c. Sebelum dan setelah menyiapkan makanan, khususnya sebelum dan setelah
memegang bahan mentah, seperti produk ternak dan ikan.
d. Setelah memegang hewan atau kotoran hewan.
e. Setelah mengusap hidung, atau bersin di tangan.
f. Sebelum dan setelah mengiris sesuatu.
g. Sebelum dan setelah memegang orang sakit atau orang yang terluka.
h. Setelah menangani sampah.
i. Sebelum memasukkan atau mencopot lensa kontak.
j. Setelah menggunakan fasilitas umum (mis. toilet, warnet, wartel, dan lain –
lain).
k. Pulang bepergian dan setelah bermain.
l. Sesudah buang air besar dan buang air kecil.
2. Bagi petugas medis/tenaga kesehatan
a. Sebelum menyentuh pasien
b. Sebelum melakukan tindakan aseptik/steril
c. Setelah melakukan tindakan/terpapar cairan tubuh pasien
d. Setelah menyentuh pasien e. Setelah kontak dengan lingkungan pasien 1.6
Enam langkah cuci tangan .

Keterangan :
a. Pra Five Moment Hand Hygene
1. Menentukan kasus dan topik
2. Menetukan tim
3. Mencari sumber atau literatur
4. Membuat proposal
5. Mempersiapkan pasien: informed consent dan pengkajian
6. Diskusi: apa diagnosis keperawatan, apa data yang mendukung,
bagaimana intervensi yang sudah dilakukan, dan apa hambatan yang
ditemukan selama perawatan
b. Pelaksanaan Five Moment Hand Hygene
1. Penjelasan tentang cuci tangan oleh perawat primer yang difokuskan
pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan
dilaksanakan dan atau serta memilih prioritas yang perlu didiskusikan
2. Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut
c. Pasca Five Moment Hand Hygene
Evaluasi pelaksanaan Five Moment Hand Hygene
1. Kesimpulan dan rekomendasi penegakan diagnosis dan intervensi
keperawatan selanjunya
2. Revisi dan perbaikan
2.1.11 Kriteria Evaluasi
a. Struktur
1. Persyaratan administrative (alat, informed consent dll)tim five moment
hand hygene.
2. Keperawatan pasien dan keuarga yang hadir di tempat pelaksanaan
3. Persiapan dilakukan sebelumnya
b. Proses
1. Seluruh anggota tim mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir
2. Seluruh anggota tim berperan aktif dalam kegiatan sesuai peran yang
telah ditentukan
c. Hasil
1. Masalah klien dapat teratasi
2. Pasien dan keluarga mampu meaksanakan cara mencuci tangan dengan
benar sesuai prosedur dan sesuai moment yang di jelaskan
BAB 3

KEGIATAN

3.1 Mekanisme Kegiatan


a. Topik : Five Moment Hand Hygene Kepada kpasien dan
keluarga pasien.

b. Sasaran : Pasien dan keluarga pasien.

c. Hari/tanggal : Senin 13, Juli 2022

d. Waktu : 60 menit ( pukul 10.00-11.00 WIB)

e. Tujuan :

1. Tujuan Umum
Menyelesaikan masalah pasien yang belum teratasi
2. Tujuan Khusus
a. Menjustifikasi masalah yang belum teratasi.
b. Mendiskusikan penyelesaian masalah dengan perawat primer,
tim kesehatan lain.
c. Menemukan alasan ilmiah terhadap masalah pasien.
d. Merumuskan intervensi keperawatan yang tepat sesuai masalah
pasien.
f. Sasaran :

Pasien dan keluarga yang dirawat diruang Melati di RSUD Mardi


Waluyo.
g. Materi :
1. Teori tentang five moment hand hygene.
2. Masalah-masalah yang muncul pada pasien
3. Intervensi keperawatan pada pasien dan keluarga.
h. Metode :
Diskusi Ceramah, Tanya Jawab, Simulasi
I. Media :
1. Sarana diskusi : kertas, pulpen
2. Materi yang disampaikan secara lisan
3. LCD
4. LCD, Laptop, Hand Scub, Waslap, Tissu

3.2 Struktur Organisasi Kegiatan

1. Moderator : Fitrra F. Pratama S.Kep


2. Pemateri : Flaviana A.Due S.Kep
3. Diskusi : Anggi Rambu S.Kep
Dwi Indriyani S.Kep
Fransiska M. S Wea S.Kep
Kegiatan Five Moment Hand Hygiene

Waktu Tahap Kegiatan Pelaksana Tempat Keg. pasien

Pra five Pra five Pra- five moment kegiatan : Penanggung - Ruang Melati RSUD
moment moment 1. Menentukan kasus dan topik. jawab Mardi Waluyo
2. Membuat proposal.
3. Mempersiapkan pasien dan keluarga.
4. Diskusi pelaksanaan

5 menit five Pembukaan : Pemateri 5 - Ruang Melati RSUD


moment 1. Salam pembuka menit Mardi Waluyo
2. Memperkenalkan tim
3. Menjelaskan tujuan five moment

30 menit - Penyajian masalah : Pemateri - Ruang Melati RSUD


1. Memberi salam. Mardi Waluyo
2. Menjelaskan materi
a. Defenisi cuci tangan
b. Tujuan cuci tangan
c. Manfaat
mencuci tangan
d. Dampak jika tidak cuci
tangan
e. Kapan waktu cuci tangan
f. Enam langkah cuci tangan
10 menit Pasca 1. Evaluasi dan rekomendasi intervensi Tim - Ruang Melati RSUD
ronde keperawatan. Mardi Waluyo
2. Penutup.
Five Moment Hand Hygiene

1 Sebelum kontak dengan pasien Kapan ? Bersihkan tangan sebelum


menyentuh pasien

Kenapa ? Untuk melindungi pasien


dari bakteri patogen yang ada pada
tangan petugas

2 Sebelum membantu kegiatan Kapan ? bersihkan tangan segera


ADL Pasien sebelum membantu pasien

? untuk melindungi pasien dari bakteri


patogen, termasuk yang berasal
pennukaan tubuh pasien sendiri,
mernasuki bagian dalam tubuh

3 Setelah kontak dengan resiko Kapan ? Bersihkan tangan setelah


kontakdengan cairan tubuh pasien kontak atau resiko kontak dengan
cairan tubuh pasien (dan setelah
melepas sarung tangan)

Kenapa ? untuk melindungi petugas


kesehatan dan area sekelilingnya
bebas dari bakteri patogen yang
berasaldari pasien

4 Setelah kontak dengan pasien, Kapan ? bersihkan tangan setelah


menyentuh pasien, sesaat setelah
meninggalkan pasien

Kenapa ? untuk melindungi petugas


kesehatan dan area sekelilingnya
bebas dari bakteri patogen yang
berasal dari pasien

5 Setelah kontak dengan area Kapan ? bersihkan tangan setelah


sekitar pasien menyentuh objek atau furniture yang
ada di sekitar pasien saat
meninggalkan pasien, walaupun tidak
menyentuh pasien

Kenapa ? untuk melindungi petugas


kesehatan I dan area sekelilingnya
bebas dari bakteri patogen yang
berasal dari pasien

Pemakaian Masker

Pakai masker masih jadi cara ampuh mencegah penularan COVID-19, asal
dipakai dengan benar. Pastikan masker yang dikenakan menutup ketat area
hidung, mulut, dan dagu. Tekan bagian atas masker sehingga menutup mengikuti
bentuk hidung.

Saat ini direkomendasikan untuk menggunakan masker ganda agar dapat


proteksi lebih, yakni mengenakan masker medis dan ditambah dengan masker
kain di bagian luar. Ingat untuk membersihkan tangan terlebih dulu saat
memasang masker dan setelah melepas masker. Hindari untuk menyentuh bagian
penutup masker saat dikenakan, dan lepas masker dari tali belakang. Pakai masker
masih jadi cara ampuh mencegah penularan COVID-19, asal dipakai dengan
benar. Pastikan masker yang dikenakan menutup ketat area hidung, mulut, dan
dagu. Tekan bagian atas masker sehingga menutup mengikuti bentuk hidung.

Setiap orang yang berisiko tinggi terpapar debu jalanan saat beraktivitas di luar
ruangan sangat disarankan untuk memakai masker hidung, termasuk juga saat
berkendara dengan transportasi umum.

Hal tersebut tak hanya penting untuk menjaga kebersihan diri dan menerapkan
PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat), tetapi juga mencegah penularan
penyakit yang bisa terjadi lewat udara.
Selain itu, masker hidung juga wajib dipakai oleh kelompok berikut.

 Orang-orang yang sedang sakit infeksi pernapasan (flu, pneumonia, bronkitis,


TBC, COVID-19, dan lainnya).
 Orang yang merawat pasien dengan infeksi pernapasan.
 Orang yang mengunjungi klinik atau rumah sakit, termasuk dokter dan perawat
yang bekerja di sana.
 Pekerja yang menangani makanan.

Meski kelihatannya mudah, cara memakai masker penutup hidung dan mulut
tidak boleh sembarangan.
Cara memakai yang keliru bisa meningkatkan risiko kemungkinan terjadinya
masalah, seperti kebocoran atau masuknya bakteri, virus, hingga droplet cairan
melalui sisi masker.
Berikut panduan cara memakai masker hidung alias alias masker bedah yang
benar.

1. Pastikan bahwa ukuran masker pas dengan wajah Anda, tidak kebesaran atau
kekecilan.
2. Selalu cuci tangan dengan sabun atau menggunakan hand sanitizer sebelum
menyentuh masker dan memasangnya.
3. Cari sisi luar masker. Jika masker Anda memiliki dua warna berbeda
(umumnya hijau dan putih), sisi luar masker adalah yang berwarna hijau.
Jadi, sisi putihlah yang menempel langsung dengan kulit Anda, sedangkan
lapisan hijau menghadap ke luar.
4. Tentukan sisi atas masker, biasanya ditandai dengan adanya garis kawat
hidung.
5. Untuk masker yang menggunakan tali: posisikan kawat hidung di atas hidung
dengan jari, lalu ikat kedua sisi tali di bagian atas pada kepala mendekati
ubun-ubun. Setelah masker sudah bisa menggantung, tarik masker ke bawah
untuk bisa menutup mulut hingga dagu. Ikat tali bagian bawahnya di tengkuk
atau belakang leher Anda.
6. Untuk masker karet: Anda hanya perlu mengaitkan tali karet di belakang
telinga.
7. Setelah masker menempel aman di wajah, cubit bagian kawatnya untuk
mengikuti lekuk hidung Anda agar masker lebih tertutup rapat.
8. Panjangkan lipatan-lipatan masker kebawah untuk menutup semua bagian
yang harus ditutup yakni hidung, mulut, hingga dagu.
9. Setelah masker terpasang dengan benar, hindari menyentuh masker apalagi
sebelum mencuci tangan.
Masker yang sudah digunakan hanya boleh digunakan sekali pakai.Bahkan,
beberapa sumber menyatakan bahwa masker ini hanya efektif digunakan selama
3-4 jam pemakaian atau maksimal 1 hari.

Kriteria Evaluasi

1. Strukture

a. Five Moment Hand Hygene keperawatan dilaksanakan diruang


Melati RSUD Mardi Waluyo
b. Peserta Five Moment Hand Hygene hadir di tempat pelaksanaan
c. Persiapan dilakukan sebelumnya
2. Proses
a. Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir
b. Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan sesuai peran yang
telah ditentukan
3. Hasil

a. Pasien dan keluarga puas dengan hasil kegiatan


b. Masalah pasien dapat teratasi
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan
Kebiasaan masyarakat Indonesia dalam mencuci tangan pakai sabun masih rendah,
indikasinya dapat terlihat dengan tingginya prevalensi penyakit diare. Sekita lima juta
anak diseluruh dunia meninggal karena diare akut. Indonesia pada tahun 70-80 an,
prevalensi penyakit diare sekitar 70-80% menyerang anak dibawah usia lima tahun.
Penyakit diare menjadi penyebab kematian nomor 2 pada balita, nomor 3 pada bayi,
dan nomor 5 untuk semua umur (Firdaus, 2012)
Mencuci tangan sendiri dapat berfungsi untuk menghilangkan kuman penyakit
yang ada di tangan setelah beraktifitas sebelumnya. Praktik mencuci tangan dengan
sabun perlu di terapkan sejak usia dini sebagai upaya mencegah penularan penyakit
berbasis lingkungan. WHO (World Health Organization) menyatakan perilaku cuci
tangan pakai sabun dapat menurunkan angka kejadian penyakit diare sebanyak 45%.
Salah satu kelompok termasuk kelompok sekunder yang tidak kalah pentingnya dalam
keberhasilan penyampaian pesan CTPS (Kemenkes RI, 2010).
Masyarakat hanya mengetahui penyakit menular pada penyakit tertentu saja
sedangkan untuk penyakit dalam atau penyakit infeksilainya masih kurang sehingga
kesadaran untuk masyarakat dalam menjaga hidup sehat, dan menjaga dirinya dari
bahaya penyakit menular terbatas pada apa yang mereka ketahui saja.

2. Saran

1. Bagi RSUD Mardi Waluyo

a. Diharapkan pihak rumahsakit benar-benar mensosialisasikan SPO langkah mencuci


tangan pada seluruh perawat pelaksananya sehingga dampak negatif yang terjadi
dapat ditanggulangi.
b. Diharapkan pihak manajerial rumah sakit dapat meningkatkan peran supervisi
kepala ruangannya dengan mengikutsertakan kepala ruangan pada pelatihan-pelatihan
yang dapat meningkatkan keterampilan kepala ruangan dalam melakukan supervisi
kepada perawat pelaksana

2. Bagi Kepala Ruangan Melati

a. Mempertahankan peran supervisi yang sudah dianggap baik oleh perawat


pelaksananya.
b. Kepala ruangan perlu membuat terobosan baru untuk meningkatkan motivasi
perawat seperti memberikan reward kepada perawat berprestasi.
c. Diharapkan kepala ruangan membuat perencanaan supervisi secara terjadwal dan
melaksanakan kegiatan supervisi sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan bersama
perawat.
d. Diharapkan kepala ruangan mengikutsertakan perawat pelaksana pada pelatihan-
pelatihan yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dalam
penerapan patient safety pengurangan resiko pasien jatuh.

3. Bagi Perawat Pelaksana RSUD Ruang Melati

a. Ikut serta dalam kegiatan yang diadakan rumah sakit terkait kegiatan peningkatan
penerapan patient safety pengurangan resiko pasien jatuh.

b. Meningkatkan kemampuan diri dengan cara melanjutkan pendidikan


keperawatannya

Anda mungkin juga menyukai