Disusun Oleh:
Andrian Kurniawan
P1905001
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkah dan
karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan proposal kegiatan individu dalam
discharge planning dan five moment cuci tangan sebagai praktik stase manajemen
keperawatan di Ruang Mpu Panuluh II RSUD Pandan Arang Boyolali.
Dalam penulisan proposal discharge planning dan five moment cuci tangan sebagai
laporan individu ini penulis banyak dibantu oleh berbagai pihak, untuk ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Sri Sat titi H,S. Kep.,Ns.,M.Kep selaku Ketua Stikes Muhammadiyah Klaten
2. Arlina Dhian S.,S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Pembimbing Akademik Profesi Ners Stase
Manajemen Keperawatan.
3. Suprehanti., S. Kep., Ns selaku Kepala Ruang Mpu Panuluh II RSUD Pandan Arang
Boyolali.
4. Segenap Perawat di Ruang Mpu Panuluh II RSUD Pandan Arang Boyolali.
5. Teman-teman kelompok stase Manajemen Keperawatan yang telah berjuang bersama-
sama.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini saya masih jauh dari
sempurna karena keterbatasan yang penulis miliki. Untuk itu kritik dan saran untuk
penyempurnaan laporan ini sangat penulis harapkan. Terima kasih.
Penulis
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh:
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Standar Asuhan keperawatan adalah uraian pernyataan tingkat kinerja yang
diinginkan, sehingga kualitas struktur, proses dan hasil dapat dinilai. Standar asuhan
keperawatan berarti pernyataan kualitas yang diinginkan dapat dinilai pemberian
asuhan keperawatan terhadap pasien/klien. Hubungan antara kualitas dan standar
menjadi dua hal yang saling terkait erat dan dapat dikuantifikasi sebagai bukti
pelayanan meningkat dan memburuk (Wilkonson, 2016). Discharge planning
merupakan suatu proses terintegrasi yang terdiri fase-fase yang ditujukan untuk
memberikan asuhan keperawatan yang berkesinambungan.
Discharge planning yang sudah berjalan dan belum optimal dapat mengakibatkan
kegagalan dalam program perencanaan perawatan pasien dirumah yang akan
berpengaruh terhadap tingkat ketergantungan pasien dan tingkat keparahan pasien saat
dirumah.
Mencuci tangan dilakukan sebelum dan sesudah melakukan tindakan keperawatan
walaupun memakai sarung tangan dan alat pelindung diri lain. Tindakan ini untuk
mengurangi mikroorganisme yang ada di tangan sehingga penyebaran infeksi dapat
dikurangi (Nursalam dan Ninuk, 2012). Mencuci tangan adalah proses yang secara
mekanik melepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun
biasa dan air (Depkes RI, 2009). Menurut Susiati (2010), tujuan dilakukannya cuci
tangan yaitu untuk mengangkat mikroorganisasi yang ada ditangan, membuat kondisi
tangan steril sehingga infeksi silang bisa dicegah. Menurut Himpunan Perawat
Pengendali Infeksi Indonesia (HPPI) tahun 2010 waktu melakukan cuci tangan, adalah
bila tangan kotor, saat tiba dan sebelum meningggalkan rumah sakit, sebelum dan
sesudah melakukan tindakan, kontak dengan pasien, lingkungan pasien, sebelum dan
sesudah menyiapkan makanan, serta sesudah kekamar mandi. 2 Indikator mencuci
tangan digunakan dan harus dilakukan untuk antisipasi terjadinya perpindahan kuman
melalui tangan (Depkes,2012).
WHO telah mengembangkan Moments untuk Kebersihan Tangan yaitu Five
Moments for Hand Hygiene, yang telah diidentifikasi sebagai waktu kritis ketika
kebersihan tangan harus dilakukan yaitu sebelum kontak dengan pasien, sebelum
tindakan aseptik, setelah terpapar cairan tubuh pasien, setelah kontak dengan pasien,
dan setelah kontak dengan lingkungan pasien (WHO, 2011). Dua dari lima momen
untuk kebersihan tangan terjadi sebelum kontak. Indikasi "sebelum" momen ditujukan
untuk mencegah risiko penularan mikroba untuk pasien. Tiga lainya terjadi setelah
kontak, hal ini ditujukan untuk mencegah risiko transmisi mikroba ke petugas
kesehatan perawatan dan lingkungan pasien.
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari discharge planning dan five moment cuci tangan yang belum
lengkap di Ruang Mpu Panuluh II RSUD Pandan Arang Boyolali adalah untuk :
1. Tujuan umum
Meningkatkan dalam perawatan mandiri di rumah dan penerapan hand wash / hand
scrub pada setiap five moment cuci tangan di RSUD PANDAN ARANG
BOYOLALI
2. Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi kebutuhan pasien untuk discharge planning
b. Mengidentifikasi masalah pasien dalam discharge planning
c. Memprioritaskan masalah untuk discharge planning
d. Membuat jadwal pelaksanaan untuk discharge planning
e. Membantu keluarga dan pasien mendapatkan keterampilan, pengetahuan dan
sikap untuk mempertahankan status kesehatan pasien.
f. Membuat evaluasi pada pasien selama pelaksanaan discharge planning
g. Mengidentifikasi penerapan hand wash dan hand scrub pada setiap five
moment cuci tangan
h. Mengidentifikasi penerapan five moment cuci tangan perawaT
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Air
Air sering disebut “pelarut Universal”, tidak bisa langsung membuang zat
hidrofobik seperti lemak dan minyak sering pada tangan kotor.
2. Pengeringan tangan
Kehatihatian dalam mengeringkan tangan merupakan faktor penting menentukan
tingkat pertumbuhan bakteri yang terkait dengan touch-contact setelah pembersihan
tangan.
3. Plain (non-antimikroba) sabun
Sabun adalah produk berbahan deterjen yang berisi diesterifikasi asam lemak dan
natrium atau kaliam hidroksida. Terlalu sering membersihkan tangan menggunakan
sabun mengakibatkan hilangnya lipid dan mengikuti kotoran, tanah, dan berbagai
zat organik dari tangan.
4. Alkohol
Kebanyakan antiseptik mengandung alkohol baik etanol, isopropanol atau n-
propanol, atau kombinasi dari dua produk ini. Membersihkan tangan dengan
antiseptik dapat membunuh mikroorganik, bakteri maupun virus yang ada di dalam
tangan dengan baik.
. Potter dan Perry (2006) dalam Ardiyanti (2014) menyusun format discharge
planning sebagai berikut:
1. Pengkajian
Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan, verifikasi dan
komunikasi data tentang klien (Potter dan Perry, 2005 dalam Ardiyanti, 2014).
Menurut Slevin (1986) dalam Ardiyanti (2014) pengkajian discharge planning
berfokus pada 4 area yang potensial, yaitu pengkajian fisik, psikososial, status
fungsional, kebutuhan health education dan konseling.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan didasarkan pada pengkajian discharge planning,
dikembangkan untuk mengetahui kebutuhan pasien dan keluarga, mengetahui
problem, etiologi (penyebab), support sistem (hal yang mendukung pasien sehingga
dilakukan discharge planning).
3. Perencanaan (Intervensi)
Perencanaan pemulangan pasien membutuhkan identifikasi kebutuhan pasien.
Kelompok perawat berfokus pada kebutuhan rencana pengajaran yang baik untuk
persiapan pulang pasien, yang disingkat dengan METHOD yaitu:
a. Medication (obat)
Pasien sebaiknya mengetahui obat yang harus dilanjutkan setelah pulang.
b. Environment (lingkungan)
Lingkungan tempat pasien akan pulang dari rumah sakit sebaiknya aman.
Pasien juga sebaiknya memiliki fasilitas pelayanan yang dibutuhkan untuk
kelanjutan perawatannya.
c. Treatment (pengobatan)
Perawat harus memastikan bahwa pengobatan dapat berlanjut setelah pasien
pulang, yang dilakukan oleh pasien dan anggota keluarga.
d. Health Teaching (pengajaran kesehatan)
Pasien yang akan pulang sebaiknya diberitahu bagaimana mempertahankan
kesehatan, termasuk tanda dan gejala yang mengindikasikan kebutuhan
perawatan kesehatan tambahan.
e. Outpatient Referal
Klien sebaiknya mengenal pelayanan dari rumah sakit atau agen komunitas lain
yang dapat meningkatkan perawatan yang kontinu.
f. Diet Pasien
Sebaiknya diberitahu tentang pembatasan pada dietnya dan pasien sebaiknya
mampu memilih diet yang sesuai untuk dirinya
F. Pelaksanaan Discharge Planning dan Five Moment Cuci Tangan
Implementasi dalam discharge planning adalah pelaksanaan rencana pengajaran
referal. Seluruh pengajaran yang diberikan harus didokumentasikan pada catatan
perawat dan ringkasan pulang (discharge summary). Intruksi tertulis diberikan kepada
pasien. Demontrasi ulang harus memuaskan, pasien dan pemberi perawatan harus
memiliki keterbukaan dan melakukannya dengan alat yang digunakan dirumah
WHO dan Schaffer (2013) mengungkapkan indikasi dari cuci tangan yaitu :
1. Sebelum melakukan prosedur invasive misalnya : menyuntik, pemasangan kateter,
khususnya pada tindakan yang memungkinkan kontak dengan darah, selaput lendir,
A. Rencana Pelaksanaan
1. Rencana Kegiatan
Tabel 3.1 Rencana Penyusunan Discharge Planning di Ruang MPU Panuluh II RSUD
Pandan Arang Boyolali Bulan Maret 2020
N
Kegiatan Pelaksana Sasaran Tujuan Waktu Tempat
o
1. PERSIAPAN
2. PELAKSANAAN
Menyusun Andrian Rancangan Penyusunan 10 Ruang
informasi apa kurniawan materi materi Maret MPU
saja yang harus discharge discharge 2020 Panuluh
disampaikan planning planning II
untuk
perencanaan
pulang
3. EVALUASI
N
Kegiatan Pelaksana Sasaran Tujuan Waktu Tempat
o
1. PERSIAPAN
3. EVALUASI
Tabel 3.3 Rencana Kegiatan Penyusunan Discharge Planning dan Five Momant Cuci
Tangan di Ruang MPU Panuluh II RSUD Pandan Arang Boyolali Bulan Maret 2019
1. PERSIAPAN
a. Mengkaji Literatur,
Leaflet untuk
discharge planning
b. Melakukan
koordinasi dengan
KaRu dan KaBid
dalam presentasi
awal penyusunan
POA
c. Mencari materi
discharge planning
dan five moment
cuci tangan
2. PELAKSANAAN
a. Menyusun
informasi apa saja
yang harus
disampaikan untuk
perencanaan
pulang dan five
moment cuci
tangan
b. Sosialisasi discharge
planning dengan
sejumlah perawat
c. Melakukan role
model pada saat
pasien pulang dan
five moment cuci
tangan
3. EVALUASI
a. Observasi discharge
planning dengan
ceklis dan Five
moment cuci tangan
3. Anggaran Biaya
Tabel 3.4 Rencana Anggaran Kegiatan Penyusunan di Ruang MPU Panuluh II RSUD
Pandan Arang Boyolali
Jumlah 135.000
B. Evaluasi
1. Ketentuan Evaluasi
Tabel 3.4 Ketentuan Evaluasi discharge planningdi Ruang Mpu Panuluh II RSUD Pandan
Arang Boyolali
7. Waktu evaluasi -
8. Tempat evaluasi -
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Peran perawat bukan hanya sebagai pemberi asuhan keperawatan melainkan juga
sebagai pendididkan. Dimana peran perawat tersebut antara lain mendidik masyarakat,
keluarga, individu dan tenaga keperawatan / tenaga kesehatan lainnya. Pendidikan
kesehatan yang diberikan perawat diharapkan mampu menciptakan kesehatan yang
kondusif bagi individu / masyarakat. Adapun tujuan diberikannya pendidikan
kesehatan adalah untuk membangun perilaku kesehatan individu dan masyarakat.
Pelaksanaaan five moment cuci tangan juga memegang peran penting dalam setiap
memberikan pelayanan kesehatan, dengan tujuan mengurangi penyebaran infeksi.
Dengan perawat melakukan five moment cuci tangan juga meningkatkan keamanan
diri perawat dan juga pasien.