Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN KEGIATAN

DISCHARGE PLANNING DAN FIVE MOMENT CUCI TANGAN


DI RUANG MPU PANULUH II RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

Pembimbing Akademik: Arlina Dhian S.,S.Kep.,Ns.,M.Kep


Pembimbing Klinis: Suprehanti., S. Kep.,Ns

Disusun Oleh:
Andrian Kurniawan
P1905001

PROGRAM STUDI PROFESI NERS XIV


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATANMUHAMMADIYAHKLATEN
2020
KATA PENGATAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkah dan
karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan proposal kegiatan individu dalam
discharge planning dan five moment cuci tangan sebagai praktik stase manajemen
keperawatan di Ruang Mpu Panuluh II RSUD Pandan Arang Boyolali.
Dalam penulisan proposal discharge planning dan five moment cuci tangan sebagai
laporan individu ini penulis banyak dibantu oleh berbagai pihak, untuk ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Sri Sat titi H,S. Kep.,Ns.,M.Kep selaku Ketua Stikes Muhammadiyah Klaten
2. Arlina Dhian S.,S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Pembimbing Akademik Profesi Ners Stase
Manajemen Keperawatan.
3. Suprehanti., S. Kep., Ns selaku Kepala Ruang Mpu Panuluh II RSUD Pandan Arang
Boyolali.
4. Segenap Perawat di Ruang Mpu Panuluh II RSUD Pandan Arang Boyolali.
5. Teman-teman kelompok stase Manajemen Keperawatan yang telah berjuang bersama-
sama.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini saya masih jauh dari
sempurna karena keterbatasan yang penulis miliki. Untuk itu kritik dan saran untuk
penyempurnaan laporan ini sangat penulis harapkan. Terima kasih.

Boyolali, Maret 2020

Penulis
LEMBAR PENGESAHAN

discharge planning dan five moment cuci tangan


Di Ruang Mpu Panuluh II RSUD Pandan Arang Boyolali

Disusun Oleh:

Andrian Kurniawan (P1905001)

Boyolali, Maret 2020

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Arlina Dhian S.,S.Kep.,Ns.,M.Kep Suprehanti., S. Kep., Ns


NPP.129.174 Nip.19780502 199703 005
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Standar Asuhan keperawatan adalah uraian pernyataan tingkat kinerja yang
diinginkan, sehingga kualitas struktur, proses dan hasil dapat dinilai. Standar asuhan
keperawatan berarti pernyataan kualitas yang diinginkan dapat dinilai pemberian
asuhan keperawatan terhadap pasien/klien. Hubungan antara kualitas dan standar
menjadi dua hal yang saling terkait erat dan dapat dikuantifikasi sebagai bukti
pelayanan meningkat dan memburuk (Wilkonson, 2016). Discharge planning
merupakan suatu proses terintegrasi yang terdiri fase-fase yang ditujukan untuk
memberikan asuhan keperawatan yang berkesinambungan.
Discharge planning yang sudah berjalan dan belum optimal dapat mengakibatkan
kegagalan dalam program perencanaan perawatan pasien dirumah yang akan
berpengaruh terhadap tingkat ketergantungan pasien dan tingkat keparahan pasien saat
dirumah.
Mencuci tangan dilakukan sebelum dan sesudah melakukan tindakan keperawatan
walaupun memakai sarung tangan dan alat pelindung diri lain. Tindakan ini untuk
mengurangi mikroorganisme yang ada di tangan sehingga penyebaran infeksi dapat
dikurangi (Nursalam dan Ninuk, 2012). Mencuci tangan adalah proses yang secara
mekanik melepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun
biasa dan air (Depkes RI, 2009). Menurut Susiati (2010), tujuan dilakukannya cuci
tangan yaitu untuk mengangkat mikroorganisasi yang ada ditangan, membuat kondisi
tangan steril sehingga infeksi silang bisa dicegah. Menurut Himpunan Perawat
Pengendali Infeksi Indonesia (HPPI) tahun 2010 waktu melakukan cuci tangan, adalah
bila tangan kotor, saat tiba dan sebelum meningggalkan rumah sakit, sebelum dan
sesudah melakukan tindakan, kontak dengan pasien, lingkungan pasien, sebelum dan
sesudah menyiapkan makanan, serta sesudah kekamar mandi. 2 Indikator mencuci
tangan digunakan dan harus dilakukan untuk antisipasi terjadinya perpindahan kuman
melalui tangan (Depkes,2012).
WHO telah mengembangkan Moments untuk Kebersihan Tangan yaitu Five
Moments for Hand Hygiene, yang telah diidentifikasi sebagai waktu kritis ketika
kebersihan tangan harus dilakukan yaitu sebelum kontak dengan pasien, sebelum
tindakan aseptik, setelah terpapar cairan tubuh pasien, setelah kontak dengan pasien,
dan setelah kontak dengan lingkungan pasien (WHO, 2011). Dua dari lima momen
untuk kebersihan tangan terjadi sebelum kontak. Indikasi "sebelum" momen ditujukan
untuk mencegah risiko penularan mikroba untuk pasien. Tiga lainya terjadi setelah
kontak, hal ini ditujukan untuk mencegah risiko transmisi mikroba ke petugas
kesehatan perawatan dan lingkungan pasien.

B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari discharge planning dan five moment cuci tangan yang belum
lengkap di Ruang Mpu Panuluh II RSUD Pandan Arang Boyolali adalah untuk :
1. Tujuan umum
Meningkatkan dalam perawatan mandiri di rumah dan penerapan hand wash / hand
scrub pada setiap five moment cuci tangan di RSUD PANDAN ARANG
BOYOLALI
2. Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi kebutuhan pasien untuk discharge planning
b. Mengidentifikasi masalah pasien dalam discharge planning
c. Memprioritaskan masalah untuk discharge planning
d. Membuat jadwal pelaksanaan untuk discharge planning
e. Membantu keluarga dan pasien mendapatkan keterampilan, pengetahuan dan
sikap untuk mempertahankan status kesehatan pasien.
f. Membuat evaluasi pada pasien selama pelaksanaan discharge planning
g. Mengidentifikasi penerapan hand wash dan hand scrub pada setiap five
moment cuci tangan
h. Mengidentifikasi penerapan five moment cuci tangan perawaT
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Discharge Planning dan Five Moment Cuci Tangan


Perencanan pulang merupakan suatu proses yang dinamis dan sistematis dari
persiapan koordinasi dan penilaian untuk memudahan pengawasan pelayanan
kesehatan juga pelayanan sosial sebelum dan sesudah pulang (Carpenito, 1990 dalam
Nursalam dan Efendi, 2012).
Menurut Hurts (1996) dalam Nursalam dan Efendi (2012) perencanaan pulang
merupakan proses yang dinamis yaitu memberikan kesempatan yang cukup bagi tim
kesehatan agar di rumah pasien dipersiapkan melakukan perawatan mandiri.
Perencanaan pulang didapatkan dari proses interaksi antara perawat profesional,
keluarga dan pasien melakukan kolaborasi untuk mengatur kontinuitas dan
memberikan keperawatan yang diperlukan oleh pasien dan keluarga dimana
perencanaan berpusat pada masalah pasien yaitu pencegahan, rehabilitative, terapeutik
serta perawatan rutin (Swenbergh, 2002 dalam Nursalam & Efendi 2012).
Menurut Spath (2003) dalam Nursalam dan Efendi 2012 perencanaan pulang
mempunyai mempunyai manfaat sebagai berikut.
1. Memberikan kesempatan pengajaran kepada pasien sejak keluar rumah sakit.
2. Membantu kesiapan pasien dan kemandirian selama perawatan di rumah.
3. Memberikan tindak lanjut secara Sistematis yang digunakan untuk menjamin
kontinuitas perawatan pasien.
4. Mengevaluasi pengaruh dari intervensi yang terencana pada penyembuhan pasien,
mengidentifikasi kekambuhan dan kebutuhan perawatan baru.
Mencuci tangan dilakukan sebelum dan sesudah melakukan tindakan keperawatan
walaupun memakai sarung tangan dan alat pelindung diri lain. Tindakan ini untuk
mengurangi mikroorganisme yang ada di tangan sehingga penyebaran infeksi dapat
dikurangi (Nursalam dan Ninuk, 2012). Mencuci tangan adalah proses yang secara
mekanik melepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun
biasa dan air (Depkes RI, 2009). Menurut Susiati (2010), tujuan dilakukannya cuci
tangan yaitu untuk mengangkat mikroorganisasi yang ada ditangan, membuat kondisi
tangan steril sehingga infeksi silang bisa dicegah.
B. Tujuan Standar Dischar Planning dan Five Momrnt cuci tangan
Menurut Jipp dan Siras (2016) tujuan perencanaan pulang sebagai berikut :
1. Menyiapkan pasien dan keluarga secara sosial, psikologi, dan
fisik
2. Meningkatkan kemandirian keluarga dan pasien
3. Membantu rujukan pasien pada system pelayanan yang lain
4. Meningkatkan perawatan yang berkelanjutan pada pasien
5. Melaksanakan rentang perawatan antar rumah sakit dan
masyarakat
6. Membantu keluarga dan pasien ketrampilan, pengetahuan
dan sikap untuk mempertahankan atatus kesehatan pasien
Menurut Susianti (2016) tujuan mencuci tangan yaitu untuk :
1. Mengangkat mikroorganisme yang ada di tangan
2. Mencegah infeksi silang (croos infeksion)
3. Menghindari penyebaran penyakit
4. Menjaga kondisi steril
5. Melindungi diri dan pasien dari infeksi
6. Memberikan perasaan segar dan bersih

C. Prinsip-Prinsip Discharge Planning dan Five Momrnt cuci tangan


Menurut Nursalam dan Efendi (2012) prinsip-prinsip yang diterapkan dalam
perencanaan pulang adalah sebagai berikiut:
1. Klien merupakan fokus dalam perencanaan pulang. Nilai keinginan dan
kebutuhan dari klien perlu dikaji dan dievaluasi.
2. Kebutuhan dari klien diidenfikasi, kebutuhan ini dikaitkan dengan masalah
yang mungkin muncul pada saat klien pulang nanti, sehingga kemungkinan
masalah yang muncul di rumah dapat segera diantisipasi.
3. Perencanaan pulang dilakukan secara kolaboratif. Perencanaan pulang
merupakan pelayanan multidisiplin dan setiap tim harus saling bekerja sama.
4. Perencanaan pulang disesuaikan dengan sumber daya dan fasilitas yang ada.
Tindakan atau rencana yang akan dilakukan setelah pulang disesuaikan dengan
pengetahuan. dari tenaga yang tersedia maupun fasilitas yang tersedia di
masyarakat. Perencanaan pulang dilakukan pada setiap sistem pelayanan
kesehatan. Setiap klien masuk tatanan pelayanan maka perencanaan pulang
harus dilakukan.
Menurut puskesmas Banyumas (2017), prinsip-prinsip mencuci tangan sebagai
berikut:
1. Dilakukan dengan menggosokkan
tangan menggunakan cairan antiseptik (handrub) atau dengan air mengalir dan
sabun antiseptik (handwash)
2. Handrub dilakukan selama 20-30
detik, sedangkan handwash 40-60 detik.
3. Lima kali menggunakan handrub
sebaiknya di selingkan dengan 1x handwash

D. Kegunaan Discharge Planning dan Five Momrnt cuci tangan


Menurut Spath (2013) perencanaan pulang mempunyai manfaat sebagai berikut :
1. Memberikan kesempatan pengajaran kepada pasien sejak keluar rumah sakit
2. Membantu kesiapan pasien dan kemandirian selama perawatan dirumah
3. Memberikan tindak lanjut secara sistematis yang digunakan untuk kontinuitas
perawatan pasien
4. Mengevaluasi pengaruh dari intervensi yang terencana pada penyembuhan
pasien, mengindentifikasi kekambuhan dan kebutuhan perawatan baru.
Menurut WHO (2011), kegunaan mencuci tangan sebagai berikut:
1. Cuci tangan sosial/mencuci tangan biasa : untuk menghilangkan kotoran dan
mikroorganisme transien dari tangan dengan sabun atau detergen paling tidak
selama 10 sampai 15 detik.
2. Cuci tangan prosedural/cuci tangan aseptik : untuk menghilangkan
ataumematikan mikroorganisme transien, disebut juga antisepsi tangan,
dilkukan dengan sabun antiseptik atau alkohol paling tidak selama 10 sampai
15 detik.
3. Cuci tangan bedah/cuci tangan steril : proses menghilangkan atau mematikan
mikroorganisme transien dan mengurangi mikroorganisme residen, dilakukan
dengan larutan antiseptik dan diawali dengan menyikat paling tidak 120 detik.
E. Komponen Discharge Planning dan Five Momrnt cuci tangan
Menurut WHO (2011), komponen five moment cuci tangan sebagai berikut:

1. Air
Air sering disebut “pelarut Universal”, tidak bisa langsung membuang zat
hidrofobik seperti lemak dan minyak sering pada tangan kotor.
2. Pengeringan tangan
Kehatihatian dalam mengeringkan tangan merupakan faktor penting menentukan
tingkat pertumbuhan bakteri yang terkait dengan touch-contact setelah pembersihan
tangan.
3. Plain (non-antimikroba) sabun
Sabun adalah produk berbahan deterjen yang berisi diesterifikasi asam lemak dan
natrium atau kaliam hidroksida. Terlalu sering membersihkan tangan menggunakan
sabun mengakibatkan hilangnya lipid dan mengikuti kotoran, tanah, dan berbagai
zat organik dari tangan.
4. Alkohol
Kebanyakan antiseptik mengandung alkohol baik etanol, isopropanol atau n-
propanol, atau kombinasi dari dua produk ini. Membersihkan tangan dengan
antiseptik dapat membunuh mikroorganik, bakteri maupun virus yang ada di dalam
tangan dengan baik.

. Potter dan Perry (2006) dalam Ardiyanti (2014) menyusun format discharge
planning sebagai berikut:
1. Pengkajian
Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan, verifikasi dan
komunikasi data tentang klien (Potter dan Perry, 2005 dalam Ardiyanti, 2014).
Menurut Slevin (1986) dalam Ardiyanti (2014) pengkajian discharge planning
berfokus pada 4 area yang potensial, yaitu pengkajian fisik, psikososial, status
fungsional, kebutuhan health education dan konseling.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan didasarkan pada pengkajian discharge planning,
dikembangkan untuk mengetahui kebutuhan pasien dan keluarga, mengetahui
problem, etiologi (penyebab), support sistem (hal yang mendukung pasien sehingga
dilakukan discharge planning).
3. Perencanaan (Intervensi)
Perencanaan pemulangan pasien membutuhkan identifikasi kebutuhan pasien.
Kelompok perawat berfokus pada kebutuhan rencana pengajaran yang baik untuk
persiapan pulang pasien, yang disingkat dengan METHOD yaitu:
a. Medication (obat)
Pasien sebaiknya mengetahui obat yang harus dilanjutkan setelah pulang.
b. Environment (lingkungan)
Lingkungan tempat pasien akan pulang dari rumah sakit sebaiknya aman.
Pasien juga sebaiknya memiliki fasilitas pelayanan yang dibutuhkan untuk
kelanjutan perawatannya.
c. Treatment (pengobatan)
Perawat harus memastikan bahwa pengobatan dapat berlanjut setelah pasien
pulang, yang dilakukan oleh pasien dan anggota keluarga.
d. Health Teaching (pengajaran kesehatan)
Pasien yang akan pulang sebaiknya diberitahu bagaimana mempertahankan
kesehatan, termasuk tanda dan gejala yang mengindikasikan kebutuhan
perawatan kesehatan tambahan.
e. Outpatient Referal
Klien sebaiknya mengenal pelayanan dari rumah sakit atau agen komunitas lain
yang dapat meningkatkan perawatan yang kontinu.
f. Diet Pasien
Sebaiknya diberitahu tentang pembatasan pada dietnya dan pasien sebaiknya
mampu memilih diet yang sesuai untuk dirinya
F. Pelaksanaan Discharge Planning dan Five Moment Cuci Tangan
Implementasi dalam discharge planning adalah pelaksanaan rencana pengajaran
referal. Seluruh pengajaran yang diberikan harus didokumentasikan pada catatan
perawat dan ringkasan pulang (discharge summary). Intruksi tertulis diberikan kepada
pasien. Demontrasi ulang harus memuaskan, pasien dan pemberi perawatan harus
memiliki keterbukaan dan melakukannya dengan alat yang digunakan dirumah

WHO dan Schaffer (2013) mengungkapkan indikasi dari cuci tangan yaitu :
1. Sebelum melakukan prosedur invasive misalnya : menyuntik, pemasangan kateter,

dan pemasangan alat bantu pernafasan

2. Sebelum melakukan asuhan keperawatan langsung

3. Sebelum dan sesudah merawat setiap jenis luka

4. Setelah tindakan tertentu tangan diduga tercemar dengan mikroorganisme

khususnya pada tindakan yang memungkinkan kontak dengan darah, selaput lendir,

cairan tubuh, sekresi atau ekreksi .

5. Setiap kontak dengan pasien – pasien di unit resiko tinggi .

6. Setelah melakukan asuhan keperawatan langsung maupun tidak langsung pada

pasien yang tidak infeksius.

7. Setelah kontak dengan benda – benda di samping pasien

8. Setelah sarung tangan di lepas

9. Setelah memegang peralatan

10. Sebelum dan sesudah mengambil spesimen.


BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN DAN EVALUASI

A. Rencana Pelaksanaan
1. Rencana Kegiatan
Tabel 3.1 Rencana Penyusunan Discharge Planning di Ruang MPU Panuluh II RSUD
Pandan Arang Boyolali Bulan Maret 2020

N
Kegiatan Pelaksana Sasaran Tujuan Waktu Tempat
o

1. PERSIAPAN

a. Mengkaji Andrian Perawat Mengklarifikasi 9-10 Ruang MPU


Literatur, kurniawan Ruang tentang Maret Panuluh II
Leaflet Mpu kebenaran pasien 2020
untuk Panuluh yang akan pulang
discharge II atau perencanaan
planning pulang

b. Melakukan Andrian Kepala Mendiskusikan 9-10 Ruang MPU


koordinasi kurniawan Ruang dan perawatan Maret Panuluh II
dengan pasien dirumah 2019
Kepala
Ruang
dalam
presentasi
awal
penyusuna
n POA

c. Mencari Andrian Buku, Mendapatkan 10Maret Perpustakaan.


materi kurniawan artikel sumber/referensi 2019
discharge yang tepat untuk
planning penyusunan
discharge
planning.

2. PELAKSANAAN
Menyusun Andrian Rancangan Penyusunan 10 Ruang
informasi apa kurniawan materi materi Maret MPU
saja yang harus discharge discharge 2020 Panuluh
disampaikan planning planning II
untuk
perencanaan
pulang

a. Sosialisasi Andrian Tersusun Mendiskusikan - -


discharge kurniawan materi yang isi materi
planning dapat discharge
dengan dimanfaatkan planning
sejumlah
perawat
b. Sosialisai Andrian Mendiskusikan - -
perbaikan SOP kurniawan perbaikan SOP
discharge discharge
planning planning

c. Melakukan role Andrian Pasien dan Melakukan role - -


model pada saat kurniawan Keluarga play
pasien pulang pemulangan
pasien
berdasarkan
masukan Kepala
Ruang.

3. EVALUASI

a. Observasi Andrian KaRu, PN, Lembar - -


discharge kurniawan AN observasi
planning dengan discharge
ceklis planning
Tabel 3.2 Rencana Penyusunan Five Moment Cuci Tangan di Ruang MPU Panuluh II
RSUD Pandan Arang Boyolali Bulan Maret 2020

N
Kegiatan Pelaksana Sasaran Tujuan Waktu Tempat
o

1. PERSIAPAN

Menyiapkan Andrian Perawat Diharapkan 9-10 Ruang MPU


materi tentang kurniawan Ruang perawat Ruang Maret Panuluh II
five moment MPU MPU panuluh II 2020
cuci tangan panuluh dapat melakukan
II cuci sesuai 5
moment cuci
tangan dengan
baik
2. PELAKSANAAN

Sosialisasi five Andrian Tersusun Mendiskusikan - -


moment cuci kurniawan materi yang isi materi five
tangan dengan dapat moment cuci
sejumlah dimanfaatkan tangan
perawat
Melakukan role Andrian Perawat ruang Melakukan role - -
model five kurniawan MPU Panuluh play five
moment cuci II moment cuci
tangan tangan yang
benar.

3. EVALUASI

Observasi Five Andrian KaRu, PN, Observasi role - -


moment cuci kurniawan AN model Five
tangan moment cuci
tangan
2. Rencana Kegiatan Pembuatan Metode Discharge Planning (Perencanaan Pulang) dan dan
Five Momant Cuci Tangan

Tabel 3.3 Rencana Kegiatan Penyusunan Discharge Planning dan Five Momant Cuci
Tangan di Ruang MPU Panuluh II RSUD Pandan Arang Boyolali Bulan Maret 2019

9 Maret – 14 Maret 2020


NO PELAKSANAAN
9 10 11 12 13 14

1. PERSIAPAN

a. Mengkaji Literatur,
Leaflet untuk
discharge planning

b. Melakukan
koordinasi dengan
KaRu dan KaBid
dalam presentasi
awal penyusunan
POA

c. Mencari materi
discharge planning
dan five moment
cuci tangan

2. PELAKSANAAN

a. Menyusun
informasi apa saja
yang harus
disampaikan untuk
perencanaan
pulang dan five
moment cuci
tangan

b. Sosialisasi discharge
planning dengan
sejumlah perawat

c. Melakukan role
model pada saat
pasien pulang dan
five moment cuci
tangan

3. EVALUASI

a. Observasi discharge
planning dengan
ceklis dan Five
moment cuci tangan

3. Anggaran Biaya
Tabel 3.4 Rencana Anggaran Kegiatan Penyusunan di Ruang MPU Panuluh II RSUD
Pandan Arang Boyolali

No Kebutuhan Jumlah Satuan Anggaran Rencana (Rp)

1 Pencetakan leaflet 20 3000 60.000

2 Pencetakan poster 5 15000 75.000

Jumlah 135.000
B. Evaluasi
1. Ketentuan Evaluasi
Tabel 3.4 Ketentuan Evaluasi discharge planningdi Ruang Mpu Panuluh II RSUD Pandan
Arang Boyolali

No. Komponen Evaluasi Keterangan

1. Hal yang dievaluasi Lembar leaflet untuk perencanaan


pemulangan pasien dan poster five moment
cuci tangan

2. Pihak yang dievaluasi Perawat

3. Evaluator Andrian Kurniawan

4. Jumlah Sampel 75% dari jumlah perawat

5. Instrument evaluasi Instrumen evaluasi ceklis discharge


planning, five moment cuci tangan perawat
MPU Panuluh II, poster five moment

6. Metode evaluasi Observasi

7. Waktu evaluasi -

8. Tempat evaluasi -

9. Kriteria hasil Pencapaian target penyusunan lembar ceklis


discharge planning 90 % dan five moment
cuci tangan 88 %
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Peran perawat bukan hanya sebagai pemberi asuhan keperawatan melainkan juga
sebagai pendididkan. Dimana peran perawat tersebut antara lain mendidik masyarakat,
keluarga, individu dan tenaga keperawatan / tenaga kesehatan lainnya. Pendidikan
kesehatan yang diberikan perawat diharapkan mampu menciptakan kesehatan yang
kondusif bagi individu / masyarakat. Adapun tujuan diberikannya pendidikan
kesehatan adalah untuk membangun perilaku kesehatan individu dan masyarakat.
Pelaksanaaan five moment cuci tangan juga memegang peran penting dalam setiap
memberikan pelayanan kesehatan, dengan tujuan mengurangi penyebaran infeksi.
Dengan perawat melakukan five moment cuci tangan juga meningkatkan keamanan
diri perawat dan juga pasien.

Anda mungkin juga menyukai