Anda di halaman 1dari 14

TUGAS

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

DISUSUN OLEH

1. ANGEL CHARLA DEFRETES


2. GISEL SAIMIMA
3. DHEA NANDA
4. MARLIN GINUNY
5. FRANSINA LAGU
6. ELSINA FADIBAN
7. HANIFA SABALE
8. IFANA ARESI
9. ENDERIKA SAKAMAK
10. HELKIA TUMAHU
11. NOVALINCE ISIR

YAYASAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PAPUA ( YPMP)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PAPUA ( STIKES )

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik pikiran maupun materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

SORONG , 13 JANUARI
2022

PENULIS
DAFTAR ISI
KATA PENGATANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN

 LATAR BELAKANG
 RUMUSAN MASALAH
 TUJUAN

BAB II PEMBAHASAN

 IMPLIKASI TUGAS DALAM KEPERAWATAN


1. MANAJEMEN RESIKO DAN PENJAMINAN MUTU
2. UNDANG-UNDANG KESEHATAN

BAB III KESIMPULAN

 KESIMPULAN
 SARAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

 Latar Belakang
Pelayanan keperawatan merupakan pelayanan utama dari pelayanan rumah sakit. Hal
initerjadi karena pelayanan keperawatan diberikan selama 24 jam kepada pasien
yangmembutuhkannya, berbeda dengan pelayanan medis dan pelayanan kesehatan
lainnya yanghanya membutuhkan waktu yang relatif singkat dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepadakliennya. Dengan demikian pelayanan keperawatan perlu
ditingkatkan kualitasnya secara terus-menerus dan berkesinambungan sehingga
pelayanan rumahsakit akan meningkat juga seiringdengan peningkatan kualitas
pelayanan keperawatan.
pelayanan keperawatan sangat dipengaruhi O'leh prOses, peran dan fungsi
darimanajemen pelayanan keperawatan, karena manajemen keperawatan adalah suatu
tugas khususyang harus dilaksanakan 'leh manajer pengel'la keperawatan yang
meliputi perencanaan, peng'rganisasian, pengarahan serta mengawasi sumber-sumber
yang ada, baik sumber dayamaupun sumber dana sehingga dapat memberikan
pelayanan keperawatan yang efektif danefisien baik kepada klien, keluarga dan
masyarakat. Mengingat pentingnya peranan manajemen pelayanan keperawatan, maka
dalammakalah ini penulis akan menguraikan tentang pengertian, pr'ses, dimensi,
penilaian, strategi,indikat'r, standar, dan peran dalam menejemen mutu pelayanan
keperawatan sehingga dapatmenggambarkan bagaimana manajemen keperawatan
yang bermutu seharusnya dilaksanakan
 Rumusan Masalah
1. Menjelaskan manajemen resiko dan penjaminan mutu
2. undang-undang kesehatan
 Tujuan
1. Mengetahui manajemen resiko dan penjaminan mutu
2. Mengetahui undang-undang kesehatan
BAB II

PEMBAHASAN

1. manajemen resiko dan penjaminan mutu


 Manajemen resiko
Manajemen resiko adalah untuk menidentifikasi resiko,mengendalikan kejadian-
kejadian,mencegah kerusakan.manajemen resiko memutuskan apakah akan
menginvestigasi insiden lebih lanjut ( huber 2000 )
Manajemen resiko dalam keperawatan adalah sisitem yang menjamin pelayanan
keperawatan yang tepat dan berusaha mengenai potensial bahaya dan menghilangkan
sebelum terjadi.
Manajemen risiko adalah proses mengukur atau menilai risiko dan merumuskan
strategi manajemennya dan mengoordinasikan kegiatan untuk mengarahkan dan
mengendalikan organisasi terkait risiko. Rumah sakit merupakan institusi pelayanan
kesehatan dan merupakan bagian integral dari sumber daya kesehatan yang
menunjang pekerjaan kesehatan. Rumah sakit merupakan institusi padat karya,
teknologi, sumber daya manusia, dan berbagai jenis manusia yang saling berinteraksi,
sehingga sering muncul risiko yang tidak hanya berdampak pada penerima, tetapi juga
penyedia layanan. Ketika berhadapan dengan sistem kesehatan, bukan berarti tidak
ada risiko, melainkan bagaimana manajemen rumah sakit dapat mengatasi risiko yang
terjadi di rumah sakit dengan menetapkan manajemen risiko rumah sakit untuk
menjamin keselamatan klien dan klien rumah sakit.
Manajemn resiko sebagai salah satu kebijakan rumah sakit dalam upaya peningkatan
keselamatan pasien dalam pelayanan kesehatan yang melibatkan karyawan untuk
mengikutsertakann dalam pelatihan-pelatihan manajemen risiko dan rumah sakit harus
menentukan siapa yang akan bertanggung jawab untuk pelaksanaan program di
lapangan agar berjalan dengan baik . Implementasi manajemen risiko rumah sakit
yaitu dengan memberikan dukungan dan dorongan agar dapat dilaksanakan dengan
baik dan seharusnya dapat memberikan jaminan kepada pasien untuk keselamatan
dalam mendapatkan pelayanan baik di rumah sakit.
Langkah-langkah dalam manajemen resiko : mengenali resiko yang mungkin
terjadi,menganalisanya,melakukan tindakan untuk mengururangi resiko tersebut dan
mengevaluasi langkah-langkah yan g diambil.
Salah satu alat yang di gunakan dalam manajemen resiko adalah laporan insiden dan
laporan kejadian
Laporan kejadian memberikan data dasar untuk penelitian selanjutnya dalam upaya
menjelaskan penyimpangan dari standar pelayanan,memperbaiki tindakan yang
diperlukan untuk ,mencegah frekuensi, dan untuk meningkatkan manajemen resiko
terhdap situasi yang berpotensi menjadi tuntutan.
Sasaran dari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang
berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat
diterima oleh masyarakat. Hal ini dapat berupa berbagai jenis ancaman yang
disebabkan oleh lingkungan, teknologi, manusia, organisasi dan politik.
Langkah-langkah proses manajemen risiko:
- Menentukan tujuan yang ingin dicapai
- Mengidentifikasi risiko-risiko yang dihadapi atau terjadinya kerugian (paling
sulit tapi penting)
- Menentukan besarnya risiko atau kerugian:
- Frekuensi kejadian
- Besarnya akibat dari kerugian tsb. thdp. keuangan (kegawatannya)
- Kemampuan meramalkan besarnya kerugian yang jelas akan timbul
- Mencari cara penanggulangan yang paling baik, tepat dan ekonomis
- Mengkoordinir dan melaksanakan keputusan untuk penanggulangan
- Mencatat, memonitor, dan mengevaluasi langkah-langkah yang ditempuh

 penjaminan mutu
Mutu sebagai keseluruhan karakteristik barang atau jasa yang menunjukan
kemampuanya dalam memuasakan kebutuhan konsumen,baik berupa kebutuhan yang
dinyatakan maupun kebutuhan yang tersirat (Imbalo S.Pohan .2006).Mutu tidak lepas
dari kata kualitas atau mutu itu sendiri.
Kualitas mengandung banyak definisi dan makna di antaranya seperti;
o Mutu adalah kualitas
o Bebas dari kerusakan atau cacat
o Kesesuaian; pengguna,persyaratan atau tuntunan
o Melakukan segala sesuatu secara benar semenjak awal
o Pemenuhan kebutuhan pelanggan semenjak awal dan setiap awal
o Kepuasan pelanggan; dalam arti klien itu sendiri maupun keluarganya.
Mutu Pelayanan Kesehatan adalah tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang
memuaskan pelanggan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata pelanggan, serta
diberikan sesuai standart dan etika profesi.

Layanan kesehatan yang bermutu sering dipersepsikan sebagai suatu layanan


kesehatan yang di butuhkan, dalam hal ini akan di tentukan oleh profesi layanan
keshatan dan sekaligus di inginkan oleh klien(individu) ataupun masyarakat serta
terjangkau oleh daya beli masyarakat.

Layanan kesehatan sebagaimana juga mutu barang dan jasa bersifat multidimensi.

Dimensi mutu layanan kesehatan menurut L.D.Brown dkk(1992) adalah sbb:

1) Dimensi kompetensi teknis.

Menyangkut ketrampilan,kemampuan,dan penampilan atau kinerja pemberi layanan


kesehatan.

2) Dimensi keterjangkauan atau akses terhadap layanan kesehatan

Mempunyai arti bahwa layanan kesehatan harus dapat dicapai oleh masyarakat,tidak
terhalang oleh keadaan geografis,sosial.ekonomi dan bahasa.

Dimensi efektivitas layanan kesehatan

Mempunyai arti bahwa perawat harus mampu mengobati atau mengurangi keluhan
yang ada mencegah terjadinya penyakit,serta berkembangnya penyakit yang ada.

3) Dimensi efisiensi layanan kesehatan

Layanan kesehatan yang efisiensi dapat melayani lebih banyak klien atau masyarakat.

4) Dimensi kesinambungan layanan kesehatan

Mepunyai arti bahwa klien harus dapt dilayani sesuai kebutuhan,termasuk rujukan jika
diperlukan tanpa mengurangi prosedur diagnosis dan terapi yang tidak perlu.

5) Dimensi keamanan
Layanan kesehatan itu harus aman dari resiko cidera, infeksi, efek samping, atau
bahaya lain yang muncul baik bagi klien, pemberi layanan, maupaun masyarakat
sekitarnya.

6) Dimensi kenyamanan

Menyangkut kepuasan klien sehingga mendororng klien untuk datang berobat


kembalike tempat tersebut.

7) Dimensi informasi

Layanan kesehatan yang bermutu harus mampu memberikan informasi yang jelas
tentang apa, siapa, kapan, dimana,dan bagaimana layanan kesehatan itu akan
dilaksanakan.

8) Dimensi ketepatan waktu

Agar berhasil layanan kesehatan harus dilaksanakan dalam waktu dan cara yang
tepat,oleh pemberi pelayanan yang tepat,menggunakan peralatan yang tepat,sreta
dengan biaya yang efisien (tepat).

9) Dimensi hubungan antar manusia

Hubungan antar manusia yang baik akan menimbulkan kepercayaan atau kredibilitas
dengan cara saling menghargai, menjaga rahasia, saling menghormati, responsif,
memberi perhatian.

1. Pentingnya Jaminan Mutu Layanan Kesehatan Dalam Organisasi Layanan


Keperawatan Komunitas
A. Penerapan pendekatan jaminan mutu layanan kesehatan akan menjamin bahwa
organisasi layanan kesehatan akan selalu menghasilkan layanan kesehatan yang
bermutu,artinya layanan kesehatan yang sesuai dengan harapan dan kebutuhan
klien serta mampu di bayar olehnya.

B. penerapan pendekatan jaminan mutu layanan kesehatan akan menjadikan


organisasi kesehatan semakin efisien karena semua orang yang bekerja dalam
organisasi itu akan selalu bekerja lebih baik dalam suatu sistem yang terus
menerus diperbaiki.

C. penerapan pendekatan jaminan mutu layanan kesehatan akan membuat


organisasi layanan kesehatan menjadi terhormat,terkenal dan selalu dicari oleh
siapa yang membutuhkan layanan kesehatan yang bermutu serta menjadi tempat
kerja idaman bagi profesi layanan yang kompeten yang berperilaku terhormat.

D. penerapan pendekatan jaminan mutu layanan kesehatan terutama akan


memperhatikan outcomes layanan kesehatan benar benar bermanfaat bagi klien.

E. penerapan pendekatan jaminan mutu layanan kesehatan akan menumbuhkan


kepuasan kerja,komitmen,dan peningkatan moral profesi layanan kesehatan serta
akhirnya akan menimbulkan kepuasan klien.

Melakukan pelayanan bermutu sesuatu yang menimbulkan kepuasan pribadi,dengan


menerapkan jaminan mutu jaminan kesehatan,perawat diharapkan bekerja semakin
cermat dan selalu menggunakan nalar. Bekerja dengan lebih cermat bukan berarti
harus bekerja keras., sebaliknya bekerja dengan memperhatikan mutu artinya bekerja
lebih arif dangan sistem yang baik sehingga hasilnya akan lebih baik, tetapi dengan
upya dan pemborosan yang semakin kurang.

Mutu layanan kesehatan yang di terima oleh klien sebagai konsumen akan di tentukan
oleh mutu layanan kesehatan yang di berikan oleh berbagai profesi layanan kesehatan
yang terdapat di dalam organisasi layanan kesehatan tersebut. Mutu layanan kesehatan
juga di tentukan pula oleh mutu manajemen organisasi layanan itu, dengan demikian
akan terdapat hubungan timbal balik antara profesi layanan kesehatan dengan klien.
Tingkat mutu layanan kesehatan akan ditentukan akan bedasarkan tingkat
keseimbangan yang terjadi antara ketiga unsur tersebut.

2. UU KESEHATAN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIANOMOR 36 TAHUN 2009
TENTANGKESEHATANDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia dan
salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkansesuai dengan cita-cita bangsa
Indonesia sebagaimanadimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang DasarNegara
Republik Indonesia Tahun 1945;
b. bahwa setiap kegiatan dalam upaya untuk memelihara danmeningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yangSetinggi-tingginya dilaksanakan berdasarkan prinsip
nondiskriminatif, partisipatif, dan berkelanjutan dalam rangka pembentukan sumber
daya manusia Indonesia,serta peningkatan ketahanan dan daya saing bangsa bagi
pembangunan nasional;
c. bahwa setiap hal yang menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan pada
masyarakat Indonesia akan menimbulkankerugian ekonomi yang besar bagi negara,
dan setiap upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat jugaberarti investasi bagi
pembangunan negara;
d. bahwa setiap upaya pembangunan harus dilandasi dengan wawasan kesehatan
dalam arti pembangunan nasional harus memperhatikan kesehatan masyarakat
danmerupakan tanggung jawab semua pihak baik Pemerintahmaupun masyarakat;
e. bahwa Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan sudah tidak
sesuai lagi dengan perkembangan,tuntutan, dan kebutuhan hukum dalam
masyarakatsehingga perlu dicabut dan diganti dengan Undang-Undang tentang
Kesehatan yang baru;
f. bahwa . . .Ditjen Peraturan Perundang-undangan
- 2 -
f. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b,
huruf c, huruf d, dan huruf eperlu membentuk Undang-Undang tentang Kesehatan;
Mengingat : Pasal 20, Pasal 28H ayat (1), dan Pasal 34 ayat (3) Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945; Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG KESEHATAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
1. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,spritual maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
2. Sumber daya di bidang kesehatan adalah segala bentuk dana, tenaga, perbekalan
kesehatan, sediaan farmasi dan alat kesehatan serta fasilitas pelayanan kesehatan dan
teknologi yang dimanfaatkan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang
dilakukan oleh Pemerintah,
pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.
3. Perbekalan kesehatan adalah semua bahan dan peralatan yang diperlukan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan.
4. Sediaan . . .Ditjen Peraturan Perundang-undangan- 3 -
4. Sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional, dan kosmetika.
5. Alat kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin dan/atau implan yang tidak
mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis,menyembuhkan
dan meringankan penyakit, merawat orang sakit, memulihkan kesehatan pada
manusia,dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsitubuh.
6. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuadan/atau keterampilan melalui pendidikan di
bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk
melakukan upaya kesehatan.
7. Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan
untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif
maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah,pemerintah daerah, dan/atau
masyarakat.
8. Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan
untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam
rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan
kesehatan dan kontrasepsi,
untuk manusia.
9. Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan,
bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan
tersebut yang secara turun temurun telah digunakanuntuk pengobatan, dan dapat
diterapkan sesuai dengan
norma yang berlaku di masyarakat.
10. Teknologi kesehatan adalah segala bentuk alat dan/atau metode yang ditujukan
untuk membantu menegakkan diagnosa, pencegahan, dan penanganan permasalahan
kesehatan manusia.
11. Upaya . . .Ditjen Peraturan Perundang-undangan- 4 -
11. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang
dilakukan secara terpadu, terintregasi dan berkesinambungan untuk memelihara
danmeningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit,
peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh
pemerintah dan/atau masyarakat.
12. Pelayanan kesehatan promotif adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan
pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi
kesehatan.
13. Pelayanan kesehatan preventif adalah suatu kegiatan pencegahan terhadap suatu
masalah kesehatan/penyakit.
14. Pelayanan kesehatan kuratif adalah suatu kegiatandan/atau serangkaian kegiatan
pengobatan yangditujukan untuk penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan
akibat penyakit, pengendalian penyakit, atau pengendalian kecacatan agar kualitas
penderita dapat
terjaga seoptimal mungkin.
15. Pelayanan kesehatan rehabilitatif adalah kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan
untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat sehingga dapat berfungsi
lagi sebagai anggota masyarakat yang bergunauntuk dirinya dan masyarakat
semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuannya.
16. Pelayanan kesehatan tradisional adalah pengobatan dan/atau perawatan dengan
cara dan obat yang mengacupada pengalaman dan keterampilan turun temurun
secaraempiris yang dapat dipertanggungjawabkan danditerapkan sesuai dengan norma
yang berlaku dimasyarakat.
17. Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden Republik
Indonesia yang memegang kekuasaan Pemerintah Negara Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
18. Pemerintah . . .Ditjen Peraturan Perundang-undangan- 5 -
18. Pemerintah daerah adalah gubernur, bupati, atau walikota dan perangkat daerah
sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
19. Menteri adalah menteri yang lingkup tugas dan tanggungjawabnya di bidang
kesehatan.
BAB II
ASAS DAN TUJUAN
Pasal 2
Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berasaskan perikemanusiaan,
keseimbangan, manfaat, pelindungan, penghormatan terhadap hak dan kewajiban,
keadilan, gender dan nondiskriminatif dan norma-norma agama.
Pasal 3
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia
yang produktif secara sosial dan ekonomis.
BAB III
HAK DAN KEWAJIBAN
Bagian Kesatu
Hak
Pasal 4
Setiap orang berhak atas kesehatan.
BAB XXII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 204
Pada saat Undang-Undang ini berlaku, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992
tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 100,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3495) dicabut dandinyatakan
tidak berlaku.
Pasal 205
Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

BAB III
PENUTUP
1. SIMPULAN
Mutu sebagai keseluruhan karakteristik barang atau jasa yang menunjukan kemampuanya
dalam memuasakan kebutuhan konsumen,baik berupa kebutuhan yang dinyatakan maupun
kebutuhan yang tersirat (Imbalo S.Pohan .2006).Mutu tidak lepas dari kata kualitas atau mutu
itu sendiri.Jaminan mutu dalam keperawatan komunitas merupakan salah satu pendekatan
atau upaya yang sangat penting serta mendasar dalam memberikan layanan keperawatan
kepada klien.
Manajemen secara umum diartikan sebagai pengaturan.

DAFTAR PUSTAKA
http://trisnokreatif.blogspot.com/2014/12/keperawatan-komunitas-managemen-
mutu.html
http://scholar.unand.ac.id/37481/2/FILE%202.pdf
file:///C:/Users/HP/Downloads/07-Nomor-36-Tahun-2009-Tentang-
Kesehatan_230113_190959.pdf

Anda mungkin juga menyukai