OLEH:
LIA PERTIWI
(1921313036)
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan limpahan
rahmat dan karunia-Nya jualah penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Manajemen
Mutu Keperawatan dan Patient Safety tentang “Isu Utama Manajemen Mutu di
Pelayanan Kesehatan ”.
Penulis menyadari dalam penyelesaian tugas makalah ini sangat banyak
memperoleh bimbingan dan dorongan baik secara moril maupun material dari berbagai
pihak. Namun secara khusus penulis ingin mengungkapkan terima kasih kepada dosen
pembimbing Ibu DR. Yulastri Arif, M.Kep yang telah memberikan masukan atau
arahan untuk penyelesaian tugas makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, karena itu saran
dan kritik yang sifatnya membangun dari pembaca sangat diperlukan untuk perbaikan
tugas ini.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
3.1 . Kesimpulan..........................................................................................................................13
3.2 Saran……………………………………………………………………………………….13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini agar kelompok dapat memahami tentang isu – isu
dalam manajemen keselamatan pasien.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Setiap indicator mutu memiliki standar pencapaian yang harus dicapai melalui
serangkaian proses pelayanan kesehatan yang dilakukan dilapangan. Untuk mencapai
standar mutu yang ditetapkan, harus ada indicator pencapian mutu yang diukur melalui
dimensi mutu, Dimensi mutu pelayanan kesehatan yang dimaksud antara lain: (World
Health Organization 2006).
Efektif / Effective Pelayanan kesehatan yang erat pada basis bukti dan berhasil
dalam meningkatkan luaran kesehatan individu atau komunitas
berdasarkan kebutuhan.
a) Hak pasien;
Penyebab medical error sebagai berikut (Roy, Gupta, & Srivastava, 2005) :
a) Informasi pasien tidak lengkap (tidak tahu tentang alergi pasien, obat-obatan
lain mereka menggunakan, diagnosis sebelumnya, dan lab hasil misalnya).
b) Informasi obat yang tidak tersedia (seperti kekurangan peringatan terkini)
c) Miskomunikasi pesanan obat, yang bisa melibatkan tulisan tangan yang buruk,
kebingungan antara obat-obatan dengan nama yang mirip, penyalahgunaan
angka nol dan titik desimal, kebingungan metrik dan unit dosis lain, dan tidak
sesuai singkatan
d) Kurangnya pelabelan yang tepat sebagai obat disiapkan dan dikemas ulang
menjadi unit yang lebih kecil
e) Faktor lingkungan, seperti penerangan, panas, kebisingan, dan gangguan yang
dapat mengganggu kesehatan profesional dari tugas medis mereka.
Penyebab medical error paling umum terkait dengan faktor manusia,
komunikasi, dan kepemimpinan (Shepard, 2011) dalam (Muray, 2017):
a) Faktor manusia termasuk tingkat kepegawaian, pendidikan dan
kompetensi staf, dan kekurangan staf. Ketika staf tidak memadai atau
perawat kurang pengalaman, bersabarlah keamanan terancam.
b) Komunikasi mencakup komunikasi intraprofesional dan
interprofesional serta interaksi dengan pasien dan keluarga mereka.
Hasil pasien yang optimal mengandalkan komunikasi yang efektif.
c) Kepemimpinan meliputi kepemimpinan dan manajemen di semua
tingkatan, struktur organisasi, kebijakan dan prosedur, dan pedoman
praktik. Ketika faktor kepemimpinan tidak memadai, perawat dapat
membuat keputusan yang dapat mengakibatkan efek samping atau
nyaris celaka.
1. Tahap ”Diagnosing”
Potensi kejadian medication error pada aspek prescribing diteliti dengan
melakukan kajian DRP (Drug Related Problem).
2. Tahap ” Planning Action”
Penetapan indikator dimulai dengan penentuan kerangka kerja indikator yang
terkait kebijakan penggunaan obat di rumah sakit.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Setiap pelayanan keperawatan yang ada dirumah sakit harus meminimalisasi
terjadinya kasus keselamatan pasien. Karena kasus tersebut merupakan sebagai
indikator mutu dari rumah sakit tersebut. Jika mutu rumah sakit ingin yang exelent
harus memnuhi indikator yang telah ditetapkan.
3.2 Saran
Memberikan saran bagi pembuat kebijakan agar dapat menggunakan strategi
pemecahan yang sesuai untuk mengatasi isu – isu keselamatan pasien tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, S. (2017). Manajemen Nyeri Pada Lansia dengan Pendekatan Non
Farmakologis. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah, 2(1).
Muray, E. (2017). Nursing Leadership and Management for Patient Safety and
Quality Care. Philadelphia: F.A Davis Company.
Rosita, T., & Maria, R. (2014). Mobilisasi dan Timbulnya Luka Tekan Pada Pasien
Tirang Baring. University Indonesia.
Roy, V., Gupta, P., & Srivastava, S. (2005). Medication Errors : Cause and Prevention.
Health Administrator, (1), 60–64.
Wike Diah, A. (2009). Kepuasan pasien rawat inap terhadap pelayanan perawat di
rsud tugurejo semarang. Universitas Diponegoro.
Rahmawati, Y., Utomo, C., & Anwar, N. (2012). Exploring Socio-Technical Factors
to Successful Collaborative Design in Product Development : A Review. paper
seminar ICOI.
Rahmawati, Y., Utomo, C., & Anwar, N. (2013). Pengembangan Konfigurasi Spasial
dan Nilai Ekonomi Infrastruktur Berkelanjutan yang Adaptif dan Kolaboratif.
Seminar Nasional Strategi Pengelolaan Infrastruktur Bidang Ke-PU-an
Berkelanjutan Mendukung Percepatan Pencapaian MDGs. Jakarta: Puslitbang
Sosekling.
Chiu, M. (2002). An organizational view of design communication in design
collaboration. Design Studies, 23, 187-210.