Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENTING BAGI PERAWAT UNTUK MEMAHAMI ISU KESELAMATAN PASIEN DI


RUMAH SAKIT

Memenuhi Tugas Mata Kuliah Budaya Kerja dan K3

Disusun oleh:

Agati Putri Hartono 170104190008

PRODI ADMINISTRASI KEUANGAN PUBLIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS PADJADJARAN

JATINANGOR

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Penting Bagi Perawat Untuk
Memahami Isu Keselamatan Pasien di Rumah Sakit” dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Budaya Kerja dan K3. Selain itu
juga, makalah ini bertujuan untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang
pentingnya perawat terhadap isu keselamatan di rumah sakit.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Mas Halimah, S.IP., M.Si. Kami selaku
penulis merasa bahwa penyusunan makalah ini masih memiliki banyak kekurangan
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat kami harapkan.

Bandung, 21 Desember 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 2

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................. 4

1.1 LATAR BELAKANG ..................................................................................................... 4


1.2 RUMUSAN MASALAH ................................................................................................. 5
1.3 MAKSUD DAN TUJUAN ............................................................................................... 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 6

BAB 3 PEMBAHASAN ................................................................................................... 8

3.1 PENERAPAN BUDAYA KESELAMATAN PASIEN .......................................................... 8


3.2 HUBUNGAN PERAWAT DENGAN BUDAYA KESELAMATAN PASIEN ................................. 9

BAB 4 SIMPULAN DAN SARAN ................................................................................. 11

4.1 SIMPULAN .......................................................................................................... 11


4.2 SARAN ............................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 12

3
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mutu pelayanan yang tinggi dan jaminan pasien yang tinggi menciptakan citra dan
mutu rumah sakit yang baik di mata pasien sebagai konsumen rumah sakit.
Pentingnya untuk menerapkan dan mengajarkan nilai keselamatan pasien kepada
setiap anggota organisasi karena keselamatan pasien merupakan hal yang penting.
Isu keselamatan pasien menciptakan paradigma baru kualitas pelayanan. Kualitas
pelayanan yang baik saja tidak cukup berarti bagi pasien tanpa mempertimbangkan
banyaknya unsur risiko dan keselamatan yang diterima pasien. Kualitas tinggi atau
rendah tergantung pada ketersediaan fasilitas pelayanan untuk mencapai
keseimbangan terbaik antara risiko dan manfaat keselamatan pasien.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah menerbitkan Keputusan Menteri
Kesehatan No. 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien di Rumah Sakit.
Peraturan ini merupakan tonggak penting dalam penyelenggaraan keselamatan
pasien di rumah sakit di seluruh Indonesia. Banyak rumah sakit di Indonesia telah
mencoba membangun dan mengembangkan keselamatan pasien, namun upaya
tersebut didasarkan pada pemahaman manajemen keselamatan pasien. Peraturan
menteri ini memberikan arahan kepada manajemen rumah sakit agar dapat
menerapkan semangat keselamatan pasien secara menyeluruh.
Salah satu tujuan terpenting saat menerapkan sistem keselamatan pasien di rumah
sakit, tujuannya adalah untuk mencegah dan mengurangi terjadinya Patient Safety
Incidents (ICP). ICP adalah setiap peristiwa atau situasi yang mengarah ke atau
dapat menyebabkan cedera yang seharusnya tidak terjadi. IKP ini meliputi kejadian
tidak terduga (KTD), kejadian nyaris celaka (KNC), kejadian potensial cidera (KPC),
kejadian bangun tidur (Suparna, 2015).

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Penerapan Budaya Keselamatan Pasien
2. Hubungan antara tingkat pengetahuan perawat dengan penerapan budaya
keselamatan pasien

1.3 Maksud dan Tujuan


Maksud: Untuk memberikan Pengetahuan tentang penerapan budaya
keselamatan dan bagaimana hubungan antara tingkat pengetauan perawat
dengan budaya keselamatan pasien di era isu global.

Tujuan:
1. Untuk mengetahui penerapan budaya keselamatan pasien di isu global saat
ini
2. Untuk mengetahui gimana hubungan perawat dengan budaya keselamatan
pasien di era isu global saat ini

5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Keselamatan pasien adalah suatu sistem di mana rumah sakit membuat perawatan
pasien lebih aman untuk menghindari bahaya yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melakukan suatu prosedur atau tidak melakukan suatu prosedur. Menurut Komisi
Keselamatan Pasien Rumah Sakit tahun 2008, keselamatan pasien adalah kondisi
dimana pasien tidak mengalami cedera yang tidak perlu yang masih dapat dicegah
atau bebas dari potensi risiko dan cedera.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 11 Tahun 2017,


Keselamatan Pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan pasien lebih aman,
meliputi penilaian risiko, identifikasi pasien dan manajemen risiko, pelaporan dan
analisis kecelakaan, keterampilan belajar kasus dan pelacakan solusi dan
implementasi meminimalkan terjadinya risiko dan juga mencegah kerusakan yang
disebabkan oleh kesalahan dalam eksekusi atau non-eksekusi suatu prosedur.

Rumah sakit sebagai penyedia layanan kesehatan terkait langsung dengan masalah
ini Prioritas diberikan untuk layanan kesehatan yang aman dan berkualitas dengan
pasien, anti diskriminatif dan efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien
sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit. Sebagai pasien, pengguna jasa
kesehatan berhak mendapat perlindungan selama menjalani perawatan di rumah
sakit.

The Occupational Safety and Health Administration (2014) mencatat bahwa sejak
laporan percontohan aspek keselamatan pasien, pendekatan sistematis mulai
dipertimbangkan, seperti aspek keselamatan di sektor lain, terutama industri atau
penerbangan. Pada prinsipnya, masalah keselamatan pasien sangat erat kaitannya
dengan keselamatan petugas kesehatan itu sendiri.

6
Penerapan budaya keselamatan pasien oleh perawat mencerminkan efektivitas
perawat (Herawati, 2015). Kinerja ini dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain
faktor individu (pengetahuan, keterampilan, kemampuan, latar belakang pendidikan),
faktor psikologis (persepsi, sikap, motivasi, kepribadian) dan faktor organisasi
(sumber kekuasaan, kepemimpinan, kontrol) (Gibson, et al., 2012). Penerapan
budaya keselamatan pasien oleh perawat mencerminkan perilaku kinerja perawat dan
motivasi mereka terpengaruh (Gibson, et al., 2012). Motivasi adalah energi yang
mendorong seseorang untuk melakukan tugas - tugas pekerjaan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Motivasi seorang perawat dalam bekerja mempengaruhi
kinerja seorang perawat, terbukti dengan motivasi yang baik diharapkan perawat
dapat menerapkan budaya keselamatan pasien yang baik (Nivalinda, et al., 2013).

7
BAB 3 PEMBAHASAN

Isu keselamatan telah menjadi fokus perhatian dunia di era global saat ini dalam
berbagai bidang, termasuk kesehatan. Salah satu isu keselamatan di bidang
kesehatan yang berkaitan dengan rumah sakit adalah keselamatan pasien. Rumah
sakit memiliki hal yang berbeda seperti obat-obatan, tes dan prosedur, alat teknologi,
orang profesional dan non-profesional yang berbeda siap melayani pasien. Oleh
karena itu, jika rumah sakit ingin meminimalisir insiden keselamatan pasien maka
rumah sakit harus menerapkan budaya keselamatan dengan sabar. Hingga saat ini
banyak negara yang mulai mendalami budaya keselamatan pasien, baik negara
maju maupun negara berkembang seperti Indonesia. Penelitian tentang budaya
keselamatan pasien telah berkembang dalam beberapa tahun terakhir. Namun,
penilaian objektif dan kuantitatif terhadap kualitas studi ini masih kurang.

3.1 Penerapan Budaya Keselamatan Pasien


Sebagian besar dari 68 perawat, yaitu 35 perawat (51,5%) memiliki budaya
keselamatan pasien yang baik. Berbeda dengan (Nivalinda et al. 2013) dimana 54
responden (51,4%) menemukan bahwa penerapan budaya keselamatan pasien oleh
sebagian besar perawat kurang baik. Hasil penelitian ini juga serupa dengan hasil
penelitian (Renoningsih et al. 2015), sikap responden terhadap penerapan
keselamatan pasien berada pada level yang baik. Sama halnya dengan hasil
penelitian (Sumarn 2017) bahwa mayoritas responden yaitu 71,57% (224 responden)
termasuk dalam kategori implementasi keselamatan pasien yang tergolong kuat.
Keselamatan pasien merupakan masalah kesehatan masyarakat yang
mempengaruhi tingkat pembangunan negara. Keselamatan pasien diperkenalkan
pada tahun 2004 Memobilisasi upaya global untuk meningkatkan keselamatan
kesehatan pasien di semua negara anggota Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa setiap tahun jutaan
pasien di seluruh dunia terluka atau meninggal karena praktik dan layanan medis

8
yang tidak aman, sementara satu dari sepuluh pasien terluka saat menerima layanan
kesehatan di rumah sakit (Andermann, et al., 2011).
Penerapan budaya keselamatan pasien merupakan salah satu bentuk peningkatan
kinerja setiap anggota organisasi dengan senang hati mengakui kesalahannya dan
siap belajar darinyaKegagalan ini, bersama dengan kemauan untuk mengambil
tindakan disipliner, kepatuhan terhadap standar, prosedur dan protokol, kerja tim,
kejujuran, keterbukaan, dan saling menghormati adalah nilai-nilai inti yang harus
ditanamkan. Penelitian ini menunjukkan bahwa perawat yang bekerja di bangsal
memiliki sikap yang positif baik dalam menerapkan budaya keselamatan pasien
dalam melayani pasien atau konsumen.

3.2 Hubungan perawat dengan penerapan budaya keselamatan pasien


Dari 68 perawat, sebagian besar perawat memiliki pengetahuan yang baik tentang
penerapan budaya keselamatan pasien, 41 perawat (60,3%). Hasil ini sejalan
dengan Renoningsih et al. (2015) menunjukkan bahwa dari 50 responden memiliki
pengetahuan yang kurang baik, 26,5 persen memiliki implementasi keselamatan
pasien yang buruk dan 17,7 persen memiliki keselamatan pasien yang baik.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Harus dan Sutriningsih (2015) menemukan
adanya hubungan antara pengetahuan perawat dengan penerapan prosedur
keselamatan pasien di RSUD Malang. Keselamatan pasien adalah komitmen yang
diwujudkan dalam kode etik perawat untuk memberikan pelayanan yang aman dan
profesional berdasarkan kode etik pasien. Penyelenggaraan pelayanan yang aman
mensyaratkan pemahaman materi keselamatan pasien rumah sakit sesuai standar
internasional Joint Commission International (JCI). JCI adalah salah satu badan
akreditasi rumah sakit internasional yang paling diakui di dunia. Fokus utama JCI
adalah meningkatkan keselamatan perawatan pasien melalui penyediaan layanan
akreditasi dan sertifikasi, serta layanan konsultasi dan pelatihan yang ditujukan untuk
membantu organisasi menerapkan solusi praktis dan berkelanjutan (The Joint
Commission, 2014). Seorang pengasuh harus memiliki pengetahuan, keterampilan,
dan sikap yang tepat untuk menghadapi kompleksitas perawatan kesehatan. Tanpa

9
pengetahuan yang memadai, petugas kesehatan, termasuk perawat, tidak dapat
menerapkan dan mempertahankan budaya keselamatan pasien (Myers, 2012).
Keselamatan pasien dan diharapkan hal ini dapat membantu perawat lebih
memahami pentingnya penerapan keselamatan pasien dalam pekerjaan
keperawatan (Darliana, 2016).

10
BAB 4 SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan
Isu keselamatan telah menjadi fokus perhatian dunia di era global saat ini dalam
berbagai bidang, termasuk kesehatan. Salah satu isu keselamatan di bidang
kesehatan yang berkaitan dengan rumah sakit adalah keselamatan pasien.
Keselamatan merupakan isu global yang dirangkum terdapat lima isu utama terkait
rumah sakit, yaitu keselamatan pasien, keselamatan pekerja atau staf medis,
keamanan gedung dan peralatan rumah sakit, yang dapat mempengaruhi
keselamatan pasien dan staf. Ada hubungan antara pengetahuan perawat dengan
penerapan budaya keselamatan pasien di rumah sakit umum.

4.2 Saran
Terus ditingkatkan dan penerapan tentang budaya keselamatan pasien (safety
patient) serta dilakukan setiap hari saat sebelum melakukan pekerjaan yang
menyangkut nyawa pasien.

11
DAFTAR PUSTAKA

Faridah, I., Ispahani, R., & Badriah, E. L. (2019). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerapan
Budaya Keselamatan Pasien Pada Perawat Di Rawat Inap RSU Kabupaten Tangerang. Jurnal
Ilmiah Kesehatan, VIII (1), 21–40.

Nazirah, R. (2017). PERILAKU PERAWAT DALAM PENERAPAN MANAJEMEN


KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI ACEH Nurses Behavior in The
Implementation of The Occupational Health and Safety in Aceh. Idea Nursing Journal, VIII
(3), 1–6.

Salawati, L. (2020). Penerapan Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Jurnal Averrous. 6(1):98-107.

Najihah. (2018). Budaya Keselamatan Pasien Dan Insiden Keselamatan Pasien di Rumah Sakit:
Literature Review. Journal Of Islamic Nursing. 3(1):1-8.

12

Anda mungkin juga menyukai