KELOMPOK 3 :
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas limpahan Rahmat-NYA
sehingga kami dapat menyelesaikan penusunan makalah ini dalam bentuk maupun
isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah
satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul………………………………………………………………………....i
Kata Pengantar………………………………………………………………………...ii
Daftar Isi............................................................................................................................ iii
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………….1
1.3 Tujuan………………………………………………………………………..2
1.4 Manfaat………………………………………………………………………2
Bab 2 Pembahasan
2.1 Konsep dan Prinsip Keselamatan Pasien …………….………………………
2.1.1 Konsep Keselamatan Pasien…………………………….……………
2.1.2 Prinsip Keselamatan Pasien………………………………………….
2.2 Pengaruh Faktor Lingkungan Dan Manusia Pada Keselamatan Pasien...…....
2.2.1 Pengaruh Faktor Lingkungan Pada Keselamatan Pasien…..………….
2.2.2 Pengaruh Faktor Manusia Pada Keselamatan Pasien …………..……..
2.3 Cara Untuk Meningkatkan Keselamatan Pasien Dengan Menggunakan
Metode Peningkatan Kualitas…………………………………………………...
2.4 EBP Untuk Peningkatan Keselamatan Pasien……………………………….
Bab 3 Penutup
3.1Kesimpulan…………………………………………………………………
3.2 Saran………………………………………………………………………..
Daftar Pustaka
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Manfaat
Keselamatan pasien juga terangkum dalam lima isu penting yang terkait di
rumah sakit yaitu keselamatan pasien, keselamatan pekerja atau petugas
kesehatan, keselamatan bangunan dan peralatan di rumah sakit yang bisa
berdampak terhadap keselamatan pasien dan petugas. Keselamatan
lingkungan yang berdampak terhadap pencemaran lingkungan dan
keselamatan bisnis rumah sakit yang terkait dengan kelangsungan hidup
rumah sakit. Keselamatan pasien merupakan prioritas utama untuk
dilaksanakan terkait dengan isu mutu dan citra perumahsakitan. (Juniarti &
Mudayana, 2018)
Rumah sakit sebagai salah satu institusi pelayanan kesehatan memiliki fungsi
penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sehingga dituntut untuk
selalu meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan. Dalam hal ini semua pihak
di dalam rumah sakit saling terkait satu sama lain, mulai dari yayasan pemilik,
direksi, para dokter, perawat, dan profesional lainnya serta staf pada umumnya.
Kualitas rumah sakit tidak hanya terlihat dari bangunan megah, dokter-dokter
berpengalaman, obat-obatan yang lengkap, dan peralatan medis yang serba
canggih. Rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan terbaik dan
lebih terbuka pada masyarakat. Sehingga kepercayaan masyarakat terhadap mutu
pelayanan kesehatan dapat ditingkatkan (352410111-Pengaruh-Faktor-
Lingkungan-Dan-Manusia-Pada-Keselamatan-Pasien, n.d.)
Hanya ada bovenlicht berteralis yang terletak hanya 2,5 meter dari
lantai memudahkan pasien menggunakannya sebagai alat penggantung
untuk bunuh diri. Langit-langit dibuat lebih kuat agar tidak mudah
dijebol dari bawah untuk melarikan diri. Atau langit-langit ditinggikan
bila mungkin. Tidak mungkin untuk mengawasi pasien bila sedang
berada di ruang ini. Teralis dibuat dengan design yang rapat atau lebih
kuat, atau tidak ada teralis sama sekali. Lantai dibuat dengan
kemiringan yang memudahkan air mengalir cepat. Sebaiknya bahan
lantai tidak licin bila kondisi basah, dan mudah dibersihkan. Tidak
mungkin melakukan pengawasan langsung bila pasien sedang berada
di ruang ini.(Saraswati & Haryangsah, 1985)
gudang, bila pasien tiba-tiba menerobos masuk ruang ini, bisa dipakai
untuk melarikan diri melalui langit-langit. Ruang gudang juga hanya
mempunyai bovenlicht berteralis. Pintu ruang agar kuat dan selalu
terkunci.Dibuat design pintu yang tidak menarik, sehingga pasien
tidak tergoda untuk masuk ke ruang itu.(Saraswati & Haryangsah,
1985)
EBP merupakan salah satu perkembangan yang penting pada dekade ini
untuk membantu sebuah profesi, termasuk kedokteran, keperawatan, sosial,
psikologi, public health, konseling dan profesi kesehatan dan sosial
lainnya.
Menurut (Goode & Piedalue, 1999) : Praktik klinis berdasarkan bukti
melibatkan temuan pengetahuan dari penelitian, review atau tinjauan kritis.
EBP didefinisikan sebagai intervensi dalam perawatan kesehatan yang
berdasarkan pada fakta terbaik yang didapatkan. EBP merupakan proses
yang panjang, adanya fakta dan produk hasil yang membutuhkan evaluasi
berdasarkan hasil penerapan pada praktek lapangan.(Agus Putradana,
2015)
o Frase Penelusuran
Search Terms
Patient/Population (Infant* OR Neonatal*)
Problem
Intervention (Cardiotocography*)
Apakah uji yang dipakai sebagai Tidak, pada penelitian ini jika salah
baku emas dilakukan dengan satu kondisi seperti perlambatan
mengabaikan hasil dari pemeriksaan denyut jantung janin atau takikardia
lain yang sedang diuji akurasinya? pada auskultasi dan ciaran ketuban
bercampur mekonium, suhu ibu
>38oC, persalinan lebih dari 8 jam
maka digunakan EFM.
Akankah kemungkinan sakit setelah Iya, bila janin terdiagnosa gawat janin
pemeriksaan mempengaruhi setelah pemeriksaan maka
manajemen dan pertolongan anda mempengaruhi manajemen dan
kepada pasien? (Dapatkah hal ini pertolongan pada ibu bersalin.
menggerakkan anda dari nilai Melakukan kolaborasi dengan dokter
ambang pemeriksaan dan terapi? spesialis kandungan dan spesialis anak
Apakah pasien anda merupakan untuk penanganan lebih lanjut.
berkeinginan menjadi partner dalam
melakukan pemeriksaan ini?
(Vynna, 2018)
2.4.2.4.3 Mengaplikasikan Bukti
Contoh:
Apakah hasil yang valid dari penelitian uji diagnosis ini
penting?
Hitungan anda (Vynna, 2018) :
Positif a b a+b=
Cardiotocography
Negatif c d c+d=
a+b+c+
Total a + c =46 b + d = 104
d =4298
(Vynna, 2018)
Sensitivitas (SN) = a/(a+c) =
Spesifisitas (SP) = d/(b+d) =
Positive Predictive Value(Nilairamalpositif) = a/(a+b) =
Negative Predictive Value(Nilairamalnegatif) = d/(c+d) =
Pre testProbability(Kemungkinansakitsebelumdiperiksa (prevalensi) =
(a+c)/(a+b+c+d) =
RR= 0,90;95% CI, 0,75-1,08
ARR=1-RR
1-0,90= 0,1 (10%;95 CI, 0,75-1,08)
NNT= 1/ARR=1/0,1=10(Vynna, 2018)
Apakah anda dapat menerapkan bukti ilmiah yang valid dan penting
dari penelitian uji diagnosis dalam merawat pasien anda?
Apakah alat diagnosis ini tersedia, Alat diagnosis ini sudah banyak
dapat diadakan, tepat, teliti di tempat digunakan di pelayanan kesehatan
anda bekerja? khususnya di rumah sakit karena
mudah dan murah.
(Vynna, 2018)
2.4.2.4.4 Mengevaluasi efektivitas dan efisiensi dalam melaksanakan
langkah-langkah 1-4 dan mencari cara untuk meningkatkan
mereka berdua untuk waktu berikutnya.(Vynna, 2018)
o PICO
Contoh :
PICO percobaan cardiotokograpi cocok dengan
pertanyaan klinis kita yaitu bagaimanakah efektifitas
pemeriksaan kardiotokograpi untuk mendeteksi
kesejahteraan janin dalam proses persalinan.(Vynna,
2018)
o Validitas Internal
o Rekrutmen
Contoh :Pada percobaan cardiotokograpi, subjek
direkrut dari awal secara sukarela. Kriteria
inklusi/eksklusi menunjukkan bahwa perekrutan
subjek mewakili populasi yang jelas (ibu hamil
tunggal dengan usia kehamilan kurang dari 42
minggu, tidak ada kelainan janin dan komplikasi
kehamilan, suhu tubuh ibu kurang dari 37,5o C saat
masuk dan bersedia menjadi responden). Ini termasuk
penelitian yang besar karena jumlah responden
sebanyak 8580 wanita(Admission CTG= 4298, Usual
care=4282). Jumlah subjek cukup menyediakan
sampel yang mewakili.(Vynna, 2018)
o Alokasi
Penempatan kelompok secara acak tetapi metode
yang dipakai (amplop tertutup) bukan metode paling
efektif untuk menghilangkan bias penempatan. subjek
tahu di mana kelompoknya berada.
Contoh :Baik karena bias penempatan ((ibu hamil
tunggal dengan usia kehamilan kurang dari 42
minggu, tidak ada kelainan janin dan komplikasi
kehamilan, suhu tubuh ibu kurang dari 37,5o C saat
masuk dan bersedia menjadi responden). Terdapat
perbedaan signifikan secara statistik pada
peningkatan operasi SC antara 2 kelompok.(Vynna,
2018)
o Maintenance
Sekali subjek ditempatkan ke kelompok, maka
semua subjek diatur secara sama, outcome yang
relevan diukur menggunakan metodelogi yang
sama untuk kedua kelompok tersebut, akan tetapi
banyak yang hilang pada saat follow up I(Vynna,
2018).
o Measurement
Blinding / penyamaran – bidan yang
melakukan pemeriksaan dengan menggunakan
gold standar mengetahui keadaan pasien
sebelumnya.
Objectivity /objektivitas – pengukuran outcome
tergantung interprestasi dari alat
cardiotocography dan auskultasi intermitten
Overall / keseluruhan (Validitas internal) :
percobaan dilakukan dengan baik
Overall/keseluruhan (Validitas internal)
Percobaan dilaksanakan dengan baik tapi
memiliki kelemahan metodologi yang bisa
berdampak pada outcomes.(Vynna, 2018)
Hasil
Contoh :Hasil menunjukkan perbedaan besar
antara kelompok perlakuan dengan kelompok
kontrol, tidak signifikan secara statistik (karena
CI melewati angka 1
ARR=1 – RR
1-0,90= 0,1 (10%;95 CI, 0,75-1,08)
NNT= 1/ARR=1/0,1=10(Vynna, 2018).
Kesimpulan
Contoh :Hasil penelitian menunjukkan
cardiotocography memiliki dua peran potensial.
Pertama, mungkin bertindak sebagai stress test
untuk janin yang mungkin menjadi hipoksia
dalam proses persalinan. Kedua, mungkin
mendeteksi dan pelayanan yang cepat dari
beberapa janin yang sudah kronis
hypoxic.Sementara itu angka NNT cukup besar
(10), sekarang tinggal seberapa penting
keputusan klinis sehubungan dengan
konsekuensinya.
o Level Evidance Based Diagnostic
Accuracy(Vynna, 2018)
3.2 Saran
Pemahaman mahasiswa keperawatan terhadap keselamatan pasien diharapkan
dapat dijadikan sebagai tujuan utama atau prioritas perawat. Sehingga
keselamatan pasien itu dapat menjadi budaya keselamatan karena budaya
keselamatan pasien merupakan faktor penting untuk memahami upaya untuk
memajukan perawatan pasien yang aman.
DAFTAR PUSTAKA
352410111-Pengaruh-Faktor-Lingkungan-Dan-Manusia-Pada-Keselamatan-Pasien.
(n.d.).
Agus Putradana. (2015). Konsep Evidence Based Practice. Konsep Epidence Based
Practice, 1(Kup 606), 17.
Kampar, B. K., Sc, M., & Phil, M. (2015). Dewi Transiska. Tentang, Pengaruh Li
ngkungan Kerja dan ….2(1), 1–15.
Manajemen, J., Rumah, A., Indonesia, S., & Cikini, R. S. P. G. I. (2019). Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Perawat Dalam Melaksanakan
Keselamatan Pasien Terkait Pemberian Obat Di Ruang Perawatan RS PGI
Cikini Tahun 2018 Bangun K , Dewi S ., Kusumanto H . Universitas Respati
Indonesia. 3(1), 22–33.
Marseno, R. (2011). Patient Safety. Jurnal Keperawatan, 1(1), 10–27.
Pidada, I. A. D. U., & Darma, G. S. (2018). Kerja Sama Tim Perawat Dalam
Meningkatkan Keselamatan Pasien Berbasis Tri Hita Karana. Jurnal Manajemen
Dan Bisnis, 15(2), 139–150.
Sumangkut, N. S. I., Kristanto, E., Pongoh, J., Pascasarjana, D., Sam, U., & Manado,
R. (2017). Evaluasi Penatalaksanaan Sasaran Keselamatan Pasien Di Rumah
Sakit GMIM Kalooran Amurang. Jurnal Keperawatan, 10(2), 56–73.
https://doi.org/http://www.ejournalhealth.com/index.php/CH/article/viewFile/18
1/175
Agus Putradana. (2015). Konsep Evidence Based Practice. Konsep Epidence Based
Practice, 1(Kup 606), 17. Retrieved from https://journal-ebp-untuk-
meningkatkan-keselamatan-pasien
Agus, P. (2016). Konsep evidence based practice. Konsep Evidence Based Practice,
1(Kup 606), 1–17. https://doi.org/15628741
Dolfina Sinonafin. (2019). Evidence Based Practice.
Sino, V. (2013). Teori Evidance Based Practice. Teori Evidance Based Practice, 7,
16–87. https://doi.org/8765425678
Vynna, S. (2018). Evidene Based Practice. Evidene Based Practice, 10, 1–4.
https://doi.org/3123396675