Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH MANAJEMEN PATIENT SAFETY

MEMAHAMI KONSEP DAN PRINSIP PATIENT SAFETY

(disusun untuk memenuhi tugas kuliah Manajemen Patient Safety)

Dosen Pengampu : DR.Rita Benya Adriani,S.Kp.,M.Kes

Disusun oleh kelompok 1 :

1. Candra Tri Andika (P27220017051/08)


2. Dwi Widyanata Sari (P27220017055/12)
3. Pratika Rany Astuti (P27220017072/29)
4. Sherlin Reviana (P27220017079/36)
5. Vellin Ramadhani (P27220017080/37)

POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA

D-III KEPERAWATAN I B

TAHUN AJARAN 2017/2018


KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga makalah dengan judul “MEMAHAMI KONSEP DAN
PRINSIP PATIENT SAFETY” ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Dan juga kami
berterima kasih kepada :

1. Bu Rita selaku Dosen Pembimbing dan Dosen mata kuliah Manajemen Patient Safety
yang telah membimbing dan memberikan tugas ini kepada kami.
2. Teman-teman yang telah memberikan dukungannya.
3. Dan semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu per satu.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kami dengan
hati yang lapang dan gembira bersedia menerima kritik dan saran yang bersifat membangun
demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang.

Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan bagi para pembaca pada umumnya serta semua pihak yang
memerlukannya dan penulis pada khususnya.

Surakarta, 05 November 2017

Penulis
DAFTAR ISI

Kata pengantar……………………………………………………………………………….i

Daftar isi……………………………………………………………………………………..ii

BAB I PENDAHALUAN

A. Latar Belakang………………………………………………………………………
B. Rumusan masalah……………………………………………………………………
C. Tujuan……………………………………………………………………………….

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Patient Safety................................................................................


B. Konsep Patient Safety di Rumah Sakit dan Puskesmas.......................................
C. Prinsip Patient Safety di Rumah Sakit dan Puskesmas.......................................
D. Standar Keselamatan Pasien di Rumah Sakit dan Puskesmas..............................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………………………….
B. Saran…………………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Keamanan dan keselamatan pasien merupakan hal mendasar yang perlu


diperhatikan oleh medis saat memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien.
Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana rumah sakit memberikan
kesalahan karena melaksanakan suatu tindakan atau tidak melaksanakan suatu
tindakan yang seharusnya diambil. Sistem tersebut meliputi pengenalan
resiko,identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden, tindak lanjut dan
implementasi solusi untuk meminimalkan resiko (Depkes 2008). Setiap tindakan
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien sudah sepatutnya memberi
dampak positif dan tidak memberikan kerugian bagi pasien.Oleh karena itu, rumah
sakit harus memiliki standar tertentu dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
Standar tersebut bertujuan untuk melindungi hak pasien dalam menerima
pelayanan kesehatan yang baik serta sebagai pedoman bagi tenaga kesehatan dalam
memberikan asuhan kepada pasien. Selain itu, keselamatan pasien juga tertuang
dalam undang-undang kesehatan. Terdapat beberapa pasal dalam undang-undang
kesehatan yang membahas secara rinci mengenai hak dan keselamatan
pasien.Keselamatan pasien adalah hal terpenting yang perlu diperhatikan oleh
setiap petugas medis yang terlibat dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada
pasien. Tindakan pelayanan, peralatan kesehatan, dan lingkungan sekitar pasien
sudah seharusnya menunjang keselamatan serta kesembuhan dari pasien tersebut.
Oleh karena itu, tenaga medis harus memiliki pengetahuan mengenai hak pasien
serta mengetahui secara luas dan teliti tindakan pelayanan yang dapat menjaga
keselamatan diri pasien.
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian dari patient safety ?


2. Bagaimana konsep patient safety di rumah sakit dan puskesmas ?
3. Bagaimana prinsip patient safety di rumah sakit dan puskesmas ?
4. Bagaimana standar keselamatan pasien di rumah sakit dan puskesmas ?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui pengertian dari patient safety.


2. Untuk mengetahui konsep patient safety di rumah sakit dan puskesmas.
3. Untuk mengetahui prinsip patient safety di rumah sakit dan puskesmas.
4. Untuk mengetahui standar keselamatan pasien di rumah sakit dan puskesmas.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Patient Safety

Menurut Supari tahun 2005, patient safety adalah bebas dari cidera
aksidental atau menghindarkan cidera pada pasien akibat perawatan medis dan
kesalahan pengobatan. Patient safety (keselamatan pasien) rumah sakit adalah
suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Hal ini
termasuk : assesment resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan
dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari
insident dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya resiko. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang di sebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan
yang seharusnya dilakukan (DepKes RI, 2006).

Menurut Kohn, Corrigan & Donaldson tahun 2000, patient safety adalah
tidak adanya kesalahan atau bebas dari cedera karena kecelakaan. Keselamatan
pasien (patient safety) adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan
pasien lebih aman, mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil. Sistem tersebut meliputi pengenalan resiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden, tindak lanjut dan implementasi solusi
untuk meminimalkan resiko. Meliputi: assessment risiko, identifikasi dan
pengelolaan hal berhubungan dengan risiko pasien,pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko.

Patient safety adalah pasien bebas dari cedera yang tidak seharusnya
terjadi atau bebas dari cedera yang potensial akan terjadi (penyakit,cedera
fisik/sosial,psikologis, cacat, kematian ) terkait dengan pelayanan kesehatan
(KKP-RS,2008).
B. Konsep Patient Safety di Rumah Sakit dan Puskesmas

Rumah sakit sebagai tempat pelayanan kesehatan modern adalah suatu


organisasi yang sangat komplek karena padat modal, padat tehnologi, padat karya,
padat profesi, padat sistem, dan padat mutu serta padat resiko sehingga tidak
mengejutkan bila kejadian tidak diinginkan (KTD = adverse event) akan sering
terjadi dan akan berakibat pada terjadinya injuri atau kematian pada pasien. Salah
satu kebijakan Kementerian Kesehatan RI terkait dengan perubahan konsep
pelayanan kesehatan dari semata-mata pelayanan medis (medical care) ke
pemeliharaan kesehatan (health care) adalah upaya kesehatan perorangan
diarahkan untuk mengembangkan jaminan keselamatan pasien (patient safety
assurance) di rumah sakit sehingga setiap upaya penanggulangan masalah
kesehatan lebih menonjolkan aspek peningkatan (promotive) dan pencegahan
(preventive) serta penekanan pada aspek mutu pelayanan.

Keselamatan pasien merupakan isu utama akhir - akhir ini baik di


Indonesia maupun di luar negeri terutama yang berkaitan dengan kepedulian
pengambil kebijakan, manajemen dan praktisi klinis terhadap keselamatan pasien.
Berbagai seminar, workshop, dan pelatihan banyak diadakan: patient safety, risk
management, clinical audit, patient safety management, clinical audit, patient
safety indicators dengan berbagai motif. Keselamatan pasien rumah sakit adalah
suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang
meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan
dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari
insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil.

Informasi, baik berita maupun iklan tentang pelayanan rumah sakit yang
professional di luar negeri kerap menghiasi media massa di Indonesia. Di
samping keunggulan dalam hal teknologi kedokteran, ramahnya pelayanan
mengundang perhatian pasien dari pelbagai negara, termasuk Indonesia. Apakah
ini berarti rumah sakit di Indonesia tidak cukup berkualitas dalam memberikan
pelayanan medis ?

Saat ini semua rumah sakit baik di lokal maupun di luar negeri tengah
bersaing dalam upaya peningkatan kualitas. Kualitas yang baik akan memberikan
daya jual tersendiri bagi sebuah rumah sakit. Apalagi bagi rumah sakit yang
mengusung world class hospital. Tentunya aspek kualitas adalah pertimbangan
nomor wahid untuk menjadi rumah sakit bertaraf dunia. Soal kualitas, ada
beberapa hal penting yang harus diperhatikan oleh pengelola rumah sakit.
Diantaranya manajemen pasien dengan tingkat kesalahan medik yang minimal,
peningkatan kualitas pelayanan, kerjasama dan komunikasi yang baik, serta
administrasi yang efektif dan efisien. Hal ini sejalan dengan gerakan keselamatan
pasien rumah sakit (patient safety) yang telah dicanangkan oleh Menteri
Kesehatan tahun 2005 silam. Dan sejak itu, terus dilakukan sosialisasi
keselamatan pasien di seluruh Indonesia.

Baik-buruknya kualitas rumah sakit tampak dari seberapa sering terjadi


medical error. Menurut Iwan Dwiprahasto Ahli Biostatistik dan Epidemiologi
Klinik UGM/RSU DR Sardjito Yogyakarta dalam sebuah acara seminar yang
bertema "Patient Safety", menuturkan bahwa dalam 10 tahun terakhir ini
medical error banyak menghiasi berbagai media massa. Tak dapat dipungkiri
lagi, bila pelayanan kesehatan memiliki potensi tersembunyi dalam terjadinya
adverse event atau kejadian tidak diharapkan (KTD) yang menimbulkan bahaya.
Di Amerika Serikat diproyeksikan terjadi 44.000 sampai dengan 98.000 kematian
setiap tahun akibat dari medical error yang sebenarnya dapat dicegah, angka ini
hampir empat kali lipat dari kematian akibat kecelakaan lalu lintas. Bagaimana di
rumah sakit kita???? Beliau menjelaskan bahwa dampak ekonomi dari adverse
event ini ternyata tak sedikit. Di Amerika Serikat misalnya, biaya tambahan yang
harus dikeluarkan akibat preventable adverse event sekitar US$ 17.000 juta dan
US$ 29.000 juga per tahun, termasuk akibat kecacatan, biaya medik tambahan
dan perawatan pasca adverse event. Dengan demikian, keselamatan pasien
merupakan bagian dari sistem pelayanan yang harus lebih dilembagakan dan
diterapkan. Aspek utama dari sistem keselamatan pasien (patient safety) adalah
mendorong klinisi, pasien dan petugas pelayanan kesehatan agar senantiasa
mampu mengidentifikasi kejadian error, melakukan langkah-langkah yang tepat
untuk mencegah terjadinya 'harm' dan mendokumentasikan error yang terjadi
agar dapat dijadikan sebagai pembelajaran untuk merancang ulang (redesign)
tindakan medik maupun non medik yang terbukti dapat menimbulkan error dan
berpotensi mencelakakan pasien atau petugas.

Ketua Umum Perhimpunan RS seluruh Indonesia (PERSI) mengatakan


bahwa dalam menerapkan keselamatan pasien di rumah sakit, ada tujuh langkah
yang diupayakan. Pertama, membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien,
menciptakan kepemimpinan dan budaya yang terbuka dan adil. Kedua,
memimpin dan mendukung staf, membangun komitmen dan fokus yang kuat
serta jelas tentang keselamatan pasien di tiap rumah sakit. Ketiga,
mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko, mengembangkan sistem dan
proses pengelolaan risiko, melakukan identifikasi dan asesment hal yang
potensial bermasalah. Keempat, mengembangkan sistem pelaporan memastikan
para staf agar mudah melaporkan kejadian / insiden serta RS mengatur pelaporan
kepada komite keselamatan pasien (KKP) RS. Kelima, melibatkan dan
berkomunikasi dengan pasien, mengembangkan cara-cara berkomunikasi yang
terbuka dengan pasien. Keenam, belajar dan berbagi pengalaman tentang
keselamatan pasien, mendorong staf untuk melakukan analisis akar masalah
untuk belajar bagaimana dan mengapa kejadian itu timbul. Dan terakhir,
mencegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien dengan cara
menggunakan informasi yang ada tentang kejadian / masalah untuk melakukan
perubahan pada sistem pelayanan. Guna mewujudkan hal itu, telah disusun siklus
kegiatan keselamatan pasien. Rangkaiannya dimulai dari adanya pelaporan
insiden, kemudian ditindaklanjuti dengan analisis atau riset. Setelah itu diikuti
dengan pengembangan solusi dan dibuat panduan pedoman standar. Selanjutnya,
panduan tersebut perlu disosialisasikan lewat pelatihan maupun seminar, dan
tahapan terakhir adalah implementasi diikuti evaluasi lagi.

Panduan keselamatan pasien seperti dalam The JCI 2007 International


Patient Safety Goals yang terdiri enam langkah. Pertama, identifikasi pasien
dengan benar. Identitas pasien dapat menggunakan gelang yang memuat nama,
nomor rekam medik dan umur. Kedua, meningkatkan komunikasi efektif.
Berpegang pada prinsipnya read back, repeat back, check back, dan teach back.
Ketiga, meningkatkan keamanan untuk pemberian obat berisiko tinggi, sehingga
setiap pemberian obat tersebut harus dicek kembali. Hal ini berpatokan pada
prinsip tepat obat, tepat penderita, tepat dosis, tepat cara dan tepat waktu. Perlu
berhati-hati pula dalam meresepkan obat yang namanya mirip, misalnya
Chlorpropamide dan Chlorpromazine, untuk itu jangan gunakan singkatan.
Tulisan resep obat yang jelek juga membahayakan bila sampai terjadi kekeliruan
apoteker dalam menginterpretasi, untuk itu perlu dicek ulang. Keempat, eliminasi
salah sisi, salah pasien dan salah prosedur operasi. Kelima, mengurangi risiko
infeksi nosokomial dapat dilakukan dengan cara menyediakan bak cuci tangan
dan alkohol gel di area kerja. Dan terakhir, mengurangi risiko pasien cedera dari
jatuh dapat dilakukan dengan penempatan peralatan dan tempat tidur sedemikian
rupa serta asesment risiko jatuh pada pasien rawat inap mulai dari saat
pendaftaran, saat transfer dari unit satu ke unit lain, setelah pasien jatuh dan
regular check bulanan, dua mingguan atau harian.

Penerapan keselamatan pasien melibatkan beberapa keahlian. Patient


safety adalah sebuah konsep yang membutuhkan kerja sama team dan leadership
yang baik. Untuk mengawalinya, diperlukan deklarasi dan pernyataan. Hal ini
penting untuk mencanangkan suatu tekad memulai aktivitas patient safety.
Langkah berikutnya adalah kepemimpinan dalam melakukan patient safety yang
meliputi senior executive disertai dengan satu hingga dua perawat. Langkah
ketiga adalah menetapkan pimpinan operasional untuk patient safety. Biasanya
ditunjuk manajer risiko atau manajer patient safety. Langkah keempat adalah
menunjuk para penggerak patient safety di tiap unit. Hal ini untuk menunjukkan
bahwa keselamatan bukan tugas dari satu orang saja namun keselamatan adalah
KOMITMEN ORGANISASI. Langkah kelima adalah melakukan briefing team.
Briefing adalah cara sederhana bagi staf utuk berbagi informasi tentang isu-isu
patient safety potensial dapat terjadi dalam kegiatan sehari-hari. Briefing ini
sangat ideal untuk departemen yang bekerja secara tim, saat pergantian atau
kegiatan tertentu misalnya tindakan operasi rawat jalan, bangsal dan ambulan.
Hal terakhir yang ditekankan adalah menciptakan suasana kerja yang kondusif.
Staf perlu untuk bisa berbagi isu tentang patient safety dalam suatu lingkungan
yang terbuka dan perlakuan yang adil. Hindari sikap saling menyalahkan jika ada
insiden.

lainnya adalah melalui sistem Akreditasi yang baru, dimana terdapat 4


(empat) Kelompok; yaitu Standar Pelayanan yang Berfokus pada Pasien, Standar
Manajemen Rumah Sakit; Sasaran Keselamatan Pasien Rumah Sakit dan Sasaran
MDGs (Millenium Development Goals). Diharapkan dengan dimasukkannya
prinsip-prinsip Keselamatan Pasien ke dalam Sistem Akreditasi RS yang baru,
semua tujuan dari Program Keselamatan Pasien di RS, beserta seluruh unsur yang
termasuk di dalamnya, dapat diterapkan di seluruh RS di Indonesia, mengingat
Akreditasi telah diwajibkan bagi rumah sakit sesuai amanah Undang-undang
Nomor 44/2009 tentang Rumah Sakit. Selamat bekerja TIM.

C. Prinsip Patient Safety di Rumah Sakit dan Puskesmas

i. Kesadaran (awareness)
Tentang nilai keselamatan pasien rumah sakit.
ii. Komitmen
Memberikan pelayanan kesehatan berorientasi patient safety.
iii. Kemampuan Mengidentifikasi
Faktor resiko penyebab insiden terkait patient safety.
iv. Kepatuhan Pelaporan
Insiden terkait patient safety.
v. Kemampuan Berkomunikasi
Yang efektif dengan pasien tentang faktor resiko penyebab insiden
terkait patient safety.
vi. Kemampuan
Akar masalah penyebab insiden terkait patient safety.
vii. Kemampuan Memanfaatkan Informasi
Tentang kejadian yang terjadi untuk mencegah kejadian berulang.
D. Standar Keselamatan Pasien di Rumah Sakit dan Puskesmas
Berikut merupakan tujuh standar keselamatan pasien yang mengacu
pada “Hospital Patient Safety standards”yang dikeluarkan oleh Joint
Commision on Accreditation of Health Organizations, Illinois, USA, tahun
2002, yaitu :

1. Hak pasien

Pasien & keluarganya mempunyai hak untuk mendapatkan informasi


tentang rencana & hasil pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya KTD
(Kejadian Tidak Diharapkan).

2. Mendidik pasien dan keluarga

RS harus mendidik pasien & keluarganya tentang kewajiban &


tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien.

3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan

RS menjamin kesinambungan pelayanan dan menjamin koordinasi


antar tenaga dan antar unit pelayanan.

4. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan


evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien

RS harus mendesign proses baru atau memperbaiki proses yg ada,


memonitor & mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan data, menganalisis
secara intensif KTD, & melakukan perubahan untuk meningkatkan kinerja
serta KP.

5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien

 Pimpinan dorong & jamin implementasi progr KP melalui


penerapan “7 Langkah Menuju KP RS ”.
 Pimpinan menjamin berlangsungnya program proaktif identifikasi
risiko KP & program mengurangi KTD.
 Pimpinan dorong & tumbuhkan komunikasi & koordinasi antar
unit & individu berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang
KP
 Pimpinan mengalokasikan sumber daya yg adekuat utk mengukur,
mengkaji, & meningkatkan kinerja RS serta tingkatkan KP.
 Pimpinan mengukur & mengkaji efektifitas kontribusinyadalam
meningkatkan kinerja RS & KP.
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien

 RS memiliki proses pendidikan, pelatihan & orientasi untuk setiap


jabatan mencakup keterkaitan jabatan dengan KP secara jelas.
 RS menyelenggarakan pendidikan & pelatihan yang berkelanjutan
untuk meningkatkan & memelihara kompetensi staf serta
mendukung pendekatan interdisiplin dalam pelayanan pasien.

7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan


pasien

 RS merencanakan & mendesain proses manajemen informasi KP


untuk memenuhi kebutuhan informasi internal & eksternal.
 Transmisi data & informasi harus tepat waktu & akurat.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Keselamatan pasien merupakan upaya untuk melindungi hak setiap orang terutama
dalam pelayanan kesehatan agar memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu dan
aman.
Pelayanan kesehatan yang diberikan tenaga medis kepada pasien mengacu kepada tujuh
standar pelayanan pasien rumah sakit yang meliputi hak pasien, mendididik pasien dan
keluarga, keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan, penggunaan metode-
metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program peningkatan
keselamatan pasien, peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien,
mendidik staf tentang keselamatan pasien, dan komunikasi merupakan kunci bagi staf
untuk mencapai keselamatan pasien.

B. Saran
Untuk meningkatkan keamanan pasien, sebaiknya pemerintah
memperhatikan,mengeluarkan dan memperbaiki aturan tentang keselamatan pasien.
Rumah sakit menjalankan peraturan perundang undangan yang telah ditetapkan
pemerintah sehingga pelayanannya lebih bermutu dan aman. Serta seluruh komponen
sarana pelayanan kesehatan bekerja sama mewujudkan patient safety.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai