“PATIENT SAFETY”
KELOMPOK 08
OLEH :
KELAS 1.3
1
KATA PENGANTAR
n ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya kami dapat menyusun paper ini dengan baik dan tepat waktu
emenuhi kurikulum pembelajaran dan digunakan sebagai acuan pembelajaran di kelas.
ah ini, tidak lupa kami sampaikan terimakasih kepada :
ti selaku dosen mata kuliah Management Patient Safety
nantiasa mendukung secara moral maupun materiil, dan
g secara langsung atau tidak langsung ikut membantu teselesaikannnya paper ini.
aper ini sangat jauh dari sempurna, maka dari ini kami mohon maaf jika ada salah kata dan penulisan dalam paper ini, kam
ritikan dan saran demi kemajuan dalam penyusunan paper yang lebih baik.
Om”
1
DAFTAR ISI
COVER ..................................................... i
KATA PENGANTAR ........................... ii
DAFTAR ISI .......................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ......................1
1.1 Latar Belakang ....................................1
1.2 Rumusan Masalah ..............................2
1.3 Tujuan ..................................................2
BAB II PEMBAHASAN ........................3
2.1 Pengertian dari patient safety...........3
2.2 Konsep dan Prinsip Patient Safety ...4
2.3 Langkah-Langkah Patient Safety .....8
2.4 Kebijakan yang Mendukung Keselamatan Patien Safety 11
2.5 Pengertian Monitoring dan Evaluasi Patient Safety 13
2.5.1 Kriteria monitoring dan Evaluasi Patient Safety 14
2.5.2 Tujuan Monitoring dan Evaluasi Patient Safety 14
2.5.3 Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Patient Safety 15
2.5.4 Waktu Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Patient Safety 15
2.5.5 Kuisioner Monitoring dan Evaluasi Program Patient Safety 16
BAB III PENUTUP ............................. 24
3.1 Simpulan ........................................... 24
3.2 Saran .................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
tenaga medis harus memiliki pengetahuan mengenai hak pasien serta mengetahui
secara luas dan teliti tindakan pelayanan yang dapat menjaga keselamatan diri pasien.
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari patient safety
1.3.2 Untuk mengetahui konsep dan prinsip patien safety
1.3.3 Untuk mengetahui langkah-langkah patient safety
1.3.4 Untuk mengetahui kebijakan yang mendukung keselamatan patient
safety
1.3.5 Untuk mengetahui kriteria monitoring dan evaluasi patient safety
1.3.6 Untuk mengetahui monitoring dan evaluasi patient safet
4
1.3.5.1 Bagaimana kriteria monitoring dan evaluasi patient safety?
1.3.5.2 Apa tujuan monitoring dan evaluasi patient safety?
1.3.5.3 Bagaimana pelaksanaan monitoring dan evaluasi patient
safety?
1.3.5.4 Bagaimana waktu pelaksanaan monitoring dan evaluasi
patient safety?
1.3.5.5 Bagaimana kuisioner monitoring dan evaluasi program patient
safety?
BAB II
PEMBAHASAN
5
a. Terciptanya budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit
b. Meningkatnya akuntabilitas Rumah Sakit terhadap pasien dan masyarakat
c. Menurunnya KTD di Rumah Sakit
d. Terlaksananya program-program pencegahan penanggulangan KTD
Sedangkan tujuan keselamatan pasien secara internasional adalah:
a. Identify patients correctly (mengidentifikasi pasien secara benar)
b. Improve effective communication (meningkatkan komunikasi yang efektif)
c. Improve the safety of high-alert medications (meningkatkan keamanan dari
pengobatan resiko tinggi)
d. Eliminate wrong-site, wrong-patient, wrong procedure surgery (mengeliminasi
kesalahan penempatan, kesalahan pengenalan pasien, kesalahan prosedur operasi)
e. Reduce the risk of health care-associated infections (mengurangi risiko infeksi
yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan)
f. Reduce the risk of patient harm from falls (mengurangi risiko pasien terluka
karena jatuh)
8
b) Pimpinan menjamin berlangsungnya program proaktif identifikasi risiko KP
& program mengurangi KTD.
c) Pimpinan dorong & tumbuhkan komunikasi &koordinasi antar unit & individu b
erkaitan denganpengambilan keputusan tentang KP
d) Pimpinan mengalokasikan sumber daya yang adekuat untuk mengukur, mengkaji,
& meningkatkan kinerja RS serta tingkatkan KP.
e) Pimpinan mengukur & mengkaji efektifitas kontribusinya dalam meningkatkan
kinerja RS & KP, dengan kriteria sebagai berikut:
1) Terdapat tim antar disiplin untuk mengelola program keselamatan pasien.
2) Tersedia program proaktif untuk identifikasi risiko keselamatan dan program
meminimalkan insiden,
3) Tersedia mekanisme kerja untuk menjamin bahwa semua komponen dari
rumah sakit terintegrasi dan berpartisipasi
4) Tersedia prosedur “cepat-tanggap” terhadap insiden, termasuk
asuhan kepada pasien yang terkena musibah, membatasi risiko pada orang
lain dan penyampaian informasi yang benar dan jelas untuk keperluan
analisis.
5) Tersedia mekanisme pelaporan internal dan eksternal berkaitan dengan
insiden,
6) Tersedia mekanisme untuk menangani berbagai jenis insiden
7) Terdapat kolaborasi dan komunikasi terbuka secara sukarela antar unit dan
antar pengelola pelayanan
8) Tersedia sumber daya dan sistem informasi yang dibutuhkan
9) Tersedia sasaran terukur, dan pengumpulan informasi menggunakan kriteria
objektif untuk mengevaluasi efektivitas perbaikan kinerja rumah sakit dan
keselamatan pasien
6). Mendidik staf tentang keselamatan pasien
Standarnya adalah:
a) RS memiliki proses pendidikan, pelatihan & orientasi
untuk setiap jabatan mencakup keterkaitan jabatan dengan KP secara jelas.
b) RS menyelenggarakan pendidikan & pelatihan yang berkelanjutan untuk
meningkatkan & memelihara kompetensi staf serta mendukung pendekatan
interdisiplin dalam pelayanan pasien, dengan kriteria sebagai berikut:
9
1) Memiliki program diklat dan orientasi bagi staf baru yang memuat
topik keselamatan pasien
2) Mengintegrasikan topik keselamatan pasien dalam setiap kegiatan
3) inservice training
4) dan memberi pedoman yang jelas tentang pelaporan insiden.
5) Menyelenggarakan pelatihan tentang kerjasama kelompok (teamwork) guna
menukung pendekatan interdisiplin dan kolaboratif dalam rangka melayani
pasien.
10
Bagi Tim:
a) Anggota mampu berbicara, peduli & berani lapor bila ada insiden
b) Laporan terbuka & terjadi proses pembelajaran serta pelaksanaan
tindakan/solusi yang tepat
2). Pimpin dan dukung staf anda, “bangunlah komitmen & fokus yang kuat & jelas
tentang KP di RS anda”
Bagi Rumah Sakit:
a) Ada anggota Direksi yang bertanggung jawab atas KP
b) Di bagian-bagian ada orang yang dapat menjadi “Penggerak” (champion) KP
c) Prioritaskan KP dalam agenda rapat Direksi/Manajemen
d) Masukkan KP dalam semua program latihan staf
Bagi Tim:
a) Ada “penggerak” dalam tim untuk memimpin Gerakan KP
b) Jelaskan relevansi & pentingnya, serta manfaat gerakan KP
c) Tumbuhkan sikap ksatria yang menghargai pelaporan insiden
4). Kembangkan sistem pelaporan, “pastikan staf Anda agar dengan mudah dapat
melaporkan kejadian/insiden serta RS mengatur pelaporan kepada KKP-RS”
11
Bagi Rumah Sakit:
a) Lengkapi rencana implementasi sistem pelaporan insiden, ke dalam maupun
ke luar yang harus dilaporkan ke KKPRS – PERSI
Bagi Tim:
a) Dorong anggota untuk melaporkan setiap insiden & insiden yang telah dicegah
tetapi tetap terjadi juga,sebagai bahan pelajaran yang penting
6). Belajar dan berbagi pengalaman tentang Keselamatan pasien,“dorong staf anda
untuk melakukan analisis akar masalah untuk belajar bagaimana & mengapa kejadian
itu timbul”
Bagi Rumah Sakit:
a) Staf terlatih mengkaji insiden secara tepat,mengidentifikasi sebab
b) Kebijakan: kriteria pelaksanaan Analisis Akar Masalah
c) (Root Cause Analysis/RCA) atau Failure Modes & Effects Analysis (FMEA)
atau metoda analisislain, mencakup semua insiden & minimum 1 x per tahun
untuk proses risiko tinggi
Bagi Tim:
a) Diskusikan dalam tim pengalaman dari hasil analisis insiden
b) Identifikasi bagian lain yang mungkin terkena dampak & bagi pengalaman
tersebut
12
7). Cegah cedera melalui implementasi sistem Keselamatan pasien, “Gunakan
informasi yang ada tentang kejadian/masalah untuk melakukan perubahan pada
system pelayanan”
Bagi Rumah Sakit:
a) Tentukan solusi dengan informasi dari system pelaporan, assesmen risiko,
kajian insiden, audit serta analisis
b) Solusi mencakup penjabaran ulang sistem,penyesuaian pelatihan staf &
kegiatan klinis,penggunaan instrumen yang menjamin KP
c) Asesmen risiko untuk setiap perubahan
d) Sosialisasikan solusi yang dikembangkan oleh KKPRS-PERSI
e) Umpan balik kepada staf tentang setiap tindakan yangdiambil atas insiden
Bagi Tim:
a) Kembangkan asuhan pasien menjadi lebih baik & lebih aman
b) Telaah perubahan yang dibuat tim & pastikan pelaksanaannya
c) Umpan balik atas setiap tindak lanjut tentang insiden yang dilaporkan
13
2. Tanggung jawab Hukum Rumah sakit
Pasal 29b UU No.44/2009
”Memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, anti diskriminasi, dan efektif
dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan Rumah
Sakit.”
Pasal 46 UU No.44/2009
“Rumah sakit bertanggung jawab secara hukum terhadap semua kerugian yang
ditimbulkan atas kelalaian yang dilakukan tenaga kesehatandi RS.”
Pasal 45 (2) UU No.44/2009
“Rumah sakit tidak dapat dituntut dalam melaksanakan tugas dalam rangka
menyelamatkan nyawa manusia.”
4.Hak Pasien
Pasal 32d UU No.44/2009
“Setiap pasien mempunyai hak memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai
dengan standar profesi dan standar prosedur operasional”
Pasal 32e UU No.44/2009
“Setiap pasien mempunyai hak memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga
pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi”
Pasal 32j UU No.44/2009
“Setiap pasien mempunyai hak tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan
komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
serta perkiraan biaya pengobatan”
Pasal 32q UU No.44/2009
“Setiap pasien mempunyai hak menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila
Rumah Sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik
secara perdata ataupun pidana”
14
5. Kebijakan yang mendukung keselamatan pasien
Pasal 43 UU No.44/2009
a) RS wajib menerapkan standar keselamatan pasien
b) Standar keselamatan pasien dilaksanakan melalui pelaporan insiden, menganalisa,
dan menetapkan pemecahan masalah dalam rangka menurunkan angka kejadian
yang tidak diharapkan.
c) RS melaporkan kegiatan keselamatan pasien kepada komite yang membidangi
keselamatan pasien yang ditetapkan oleh menteri
d) Pelaporan insiden keselamatan pasien dibuat secara anonym dan ditujukan untuk
mengoreksisystem dalam rangka meningkatkan keselamatan pasien.
e) Pemerintah bertanggung jawab mengeluarkan kebijakan tentang keselamatan
pasien. Keselamatan pasien yang dimaksud adalah suatu system dimana rumah
sakit membuat asuhan pasien lebih aman. System tersebut meliputi:
Assessment risiko
Identifikasi dan pengelolaan yang terkait resiko pasien
Pelaporan dan analisis insiden
Kemampuan belajar dari insiden
Tindak lanjut dan implementasi solusi meminimalkan resiko
15
merupakan suatu proses untuk menentukan relevansi, efisiensi, efektivitas dan
dampak kegiatan program atau proyek yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai
serta sistematis dan objektif. Evaluasi juga diartikan sebagai pengukuran dari
konsekuensi yang dikehendaki dan tidak dikehendaki dari suatu tindakan yang telah
dilakukan dalam rangka mencapai beberapa tujuan yang akan dinilai (Hendrawan,
2009).
.
16
3. Melakukan sosialisasi dan advokasi program keselamatan pasien ke Dinas
Kesehatan Propinsi/Kabupaten/Kota, PERSI Daerah dan rumahsakit pendidikan
dengan jejaring pendidikan 4. Mengembangkan laboratorium uji coba program
keselamatan pasien
17
2. Pendidikan dan pelatihanc.
3. Leadershipd
4. Pelaporan
5. Standarf
6. Implementasi Sasaran Keselamatan Pasien ( Patient Safety Goals).
KUISOINER
MONITORING DAN EVALUASI
PROGRAM KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM KESELAMATAN PASIEN
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan cara menandai (X) pada asalah
satu jawaban yang dianggap paling benar:
1. Jawaban 0 = apabila belum ada pelaksanaan program/kegiatan
2. Jawaban 5 = apabila ada pelaksanaan tetapi belum berjalan dengan baik
3. Jawaban 10 = apabila pelaksanaan sudah berjalan dengan baik dan dilakukan
evaluasi serta tindak lanjut.
NO PERNYATAAN
JAWABAN
A BUDAYA KESELAMATAN PASIEN
0 5 10
1. RS melakukan survey awal tentang budaya keselamatan pasien
2. RS menyusun strategi pengembangan program keselamatan pasien
berdasarkan hasil survei tersebut.
3. Tersedia sistem dan alur komunikasi yang jelas ketika terjadi
Insiden Keselamatan Pasien mencakup Kejadian Tidak
Diharapkan (KTD), Kejadian Nyaris Cidera (KNC), Kejadian
Tidak Cedera (KTC), Kondisi Potensi Cedera (KPC)
18
4. Ada bukti sosialisasi Sistem dan alur komunikasi kepadaseluruh
staf di RS
5. Ada rapat koordinasi multi disiplin secara rutin untuk membahas
kasus-kasus sulit
6. RS melakukan evaluasi berkala tentang kepuasan Karyawan
Jumlah Score
JAWABAN
B PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
0 5 10
1. RS menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan
yang berkelanjutan untuk meningkatkan dan memelihara
kompetensi staf serta mendukung pendekatan interdisiplin dalam
pelayanan pasien
2. RS mengintegrasikan topik Keselamatan Pasien dalam setiap
kegiatan in-service training
3. RS melaksanakan program pengembangan dan pelatihan staf
secara konsisten
4. RS melakukan workshop keselamatan pasien secara inhouse
training dan melibatkan Tim KKPRS
5. RS mengirim 2-3 orang staf untuk mengikuti workshop
keselamatan pasien yang diselenggarakan KKPRS PERS
6. RS mempunyai program orientasi yang memuat topic keselamatan
pasien bagi Staf yang baru masuk/pindahan/mahasiswa
7. Staf yang bertugas di unit khusus (ICU,ICCU,IGD,HD,,NICU,
PICU) mendapat pelatihan keselamatan pasien
Jumlah Score
C LEADERSHIP JAWABAN
0 5 10
19
1. Pimpinan melakukan pencanangan / deklarasi program
keselamatan pasien di RS
2. RS membentuk Komite/Tim / panitia keselamatan pasien yang
bertugas mengkoordinasikan dan melaksanakan program
keselamatan pasien di RS
3. Pimpinan melakukan rapat koordinasi multi disiplin secara berkala
untuk menilai perkembangan program keselamatan pasien
4. Pimpinan melakukan ronde keselamatan pasien(patient safety
walk around) secara rutin, diikuti berbagai unsur terkait.
5. Setiap timbang terima antar shift dilakukan briefing untuk
mengidentifikasi resiko keselamatan pasien dandebriefing untuk
memonitor resiko tersebut.
6. Pimpinan /Atasan / manajer memberi surat peringatan apabila ada
masalah keselamatan pasien yang terjadi berulang kali
7. Pimpinan memilih dan menetapkan champion disetiap unit/ bagian
sebagai motor penggerak pelaksanaan program keselamatan pasien
di RS
Jumlah Score
D PELAPORAN JAWABAN
0 5 10
1. Di RS tersedia sistem pelaporan insiden keselamatan pasien
2. Laporan Insiden keselamatan pasien dikelola oleh Tim/panitia
keselamatan pasien
3. Semua insiden keselamatan pasien yang dilaporkan dicatat dalam
buku register keselamatan pasien dan dianalisis
4. Hasil analisis insiden didesiminasi ke unit lain untuk pembelajaran
dan mencegah kejadian yang sama
5. Laporan insiden secara rutin di kirim ke KKPRS PERS
Jumlah Score
E STANDAR JAWABAN
20
0 5 10
1. RS menetapkan kebijakan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan
(DPJP) bagi setiap pasien dan wajib membuat rencana pelayanan
2. Tersedia bukti pelaksanaan DPJP yang memberikan penjelasan
secara jelas dan benar kepada pasien dan keluarganya tentang
rencana dan hasil pelayanan,pengobatan atau prosedur untuk
pasien termasuk kemungkinan terjadinya KTD
3. RS mempunyai sistem dan mekanisme mendidik pasien dan
keluarganya tentang kewajiban serta tanggung jawab pasien dalam
asuhan pasien
4. Terdapat tim antar disiplin untuk mengelola program
Keselamatan Pasien
5. Tersedia program proaktif untuk meredesain proses dan
mengidentifikasi risiko keselamatan Analisa FMEA /HFMEA
6. Tersedia mekanisme untuk menangani dan melakukan analisis
risiko secara reaktif mis. RCA / Investigasi sederhana terhadap
semua Insiden Keselamatan Pasien termasuk “Kejadian Sentinel”
(Sentinel Event ) yang dipakai sebagai proses pembelajaran agar
kejadian yang sama tidak terulang kembali.
7. RS memiliki proses pendidikan dan pelatihan, serta orientasi bagi
pegawai baru/ mahasiswa mencakup keterkaitan jabatan dengan
Keselamatan Pasien secara jelas
8. Tersedia anggaran untuk merencanakan dan mendesain proses
manajemen untuk memperoleh data dan informasi tentang hal-hal
terkait dengan Keselamatan Pasien.
Jumlah Score
21
1. Di RS tersedia Kebijakan dan prosedur yang mengarahkan
pelaksanaan identifikasi pasien yang konsisten pada semua situasi
dan lokasi
2. Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien, tidak
boleh menggunakan nomor kamar atau lokasi pasien
3. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat,darah, atau produk
darah dan tindakan / prosedur.
4. Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan spesimen lain
untuk pemeriksaan klinis
5. Pasien rawat inap memakai gelang untuk identifikasi pasien
dengan mencantumkan Nama lengkap, No RM dan tanggal lahir
Jumlah Score
22
7. Di RS tersedia SPO komunikasi penyampaian hasil pemeriksaan
yang mempunyai nilai kritis dan daftar hasil pemeriksaan
penunjang yang kritis mis lab,radiologi)
8. Tersedia bukti pelaksanaan SPO komunikasi penyampaian hasil
pemeriksaan yang mempunyai nilai kritis
Jumlah Score
23
1. Di RS Tersedia Kebijakan dan prosedur yangdikembangkan guna
mendukung keseragaman proses untuk memastikan : tepat lokasi,
tepat prosedur, dan tepat pasien, termasuk prosedur medis dan
tindakan pengobatan gigi / dental yang dilaksanakan di luar
kamar operasi
2. Rumah sakit menggunakan suatu tanda yang jelas dan dapat
dimengerti untuk identifikasi lokasi operasi dan melibatkan pasien
di dalam proses penandaan, serta diberikan tanda oleh dokter yang
hendak melakukan operasi
3. Rumah sakit menggunakan surgical patient safety checklist untuk
memverifikasi saat preoperasi : tepat lokasi, tepat prosedur, dan
tepat pasien dan semua dokumen serta peralatan yang diperlukan
tersedia, tepat, dan fungsional.
4. Di RS tersedia prosedur pengecekan untuk mencegah tertinggalnya
benda asing pada tubuh pasien saat operasi (instrument, kasa)
5. Tersedia bukti pelaksanaan pengecekan untuk mencegah
tertinggalnya benda asing pada tubuh pasien saat operasi
Jumlah Score
24
6) MENGURANGI RISIKO PASIEN CEDERA JAWABAN
AKIBAT JATUH
0 5 10
1. Di RS tersedia kebijakan dan/atau prosedur yang dikembangkan
untuk mengarahkan pengurangan risiko berkelanjutan: pasien
cedera akibat jatuh
2. Rumah sakit menerapkan proses asesmen awal risiko pasien jatuh
dan melakukan asesmen ulang bila diindikasikan terjadi perubahan
kondisi atau pengobatan, dll
3. Tersedia bukti bahwa langkah-langkah diterapkan untuk
mengurangi risiko pasien cedera akibat jatuh bagi pasien yang pada
hasil asesmen dianggap berisiko jatuh (diberikan penandaan pada
pasien yang dianggap berisiko jatuh)
4. Tersedia bukti bahwa langkah-langkah dimonitor hasilnya, baik
keberhasilan pengurangan cedera akibat jatuh dan dampak dari
kejadian tidak diharapkan
Jumlah Score
Jumlah Score Keseluruhan
25
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman, mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil. Sistem tersebut meliputi:
1. Assessment Risiko
2. Identifikasi dan pengelolaan hal berhubungan dengan risiko pasien
3. Pelaporan dan analisis insiden
4. Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya
5. Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko
Monitoring adalah proses pengumpulan dan analisis informasi berdasarkan
indikator yang ditetapkan secara sistematis dan kontinue tentang kegiatan atau
program sehingga dapat dilakukan tindakan koreksi untuk penyempurnaan
program atau kegiatan itu selanjutnya.
Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan realisasi masukan, keluaran, dan
hasil terhadap rencana dan standar (Yumiari, 2017).
Hal-hal yang dimonitoring dan evaluasi (Soebandi, 2016):
1. Budaya keselamatan pasien
2. Pendidikan dan pelatihanc.
3. Leadershipd
4. Pelaporan
5. Standarf
6. Implementasi Sasaran Keselamatan Pasien ( Patient Safety Goals).
3.2 Saran
26
Pada saat melaksanakan asuhan keperawatan seorang perawat atau tenaga medis
harus memperhatikan keselamatan pasien agar tidak terjadi cedera pada masa
perawatan dan selalu menerapkan 7 standar management pasient safety.
DAFTAR PUSTAKA
Syamsiah, Anwar . Managemen Keperawatan “Patient Safety” . Tersedia di :
www.scribd.com (Diakses pada: 9 Maret 2019)
Liana, Julay . Management Resiko Keselamatan Patient Rumah Sakit. Tersedia di:
https://www.academia.edu. (Diakses pada: 9 Maret 2019)
Ardana, Riuh. 2015. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Kerjasama. Tersedia di:
www.scribd.com (Diakses pada: 10 Maret 2019).
Hendrawan, MF. 2009. Evaluasi. Tersedia di: repository.ipb.ac.id (Diakses pada: 10
Maret 2019).
Kemdikbud. 2013. Petunjuk Teknik Monitoring dan Evaluasi. Tersedia di:
paud.kemdikbud.go.id (Diakses pada: 10 Maret 2019).
Soebandi. 2016. Instrumen Monitoring dan Evaluasi Program Patient Safety.
Tersedia di: www.scribd.com (Diakses pada: 10 Maret 2019).
Winarsih, Ratna. 2012. Program Praktis Keselamatan Pasien Rumah Sakit .
Tersedia di: www.scribd.com (Diakses pada: 10 Maret 2019).
Yumari, Mulyono. 2017. Strategi Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran.
Yogyakarta: Deepublish.
27