OLEH :
KELOMPOK 10 TINGKAT 3.3
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
TAHUN AKADEMIK 2020
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Terkait
Dengan Pemenuhan Gizi Lansia” dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Dalam penyelesaian
makalah ini ada beberapa kesulitan yang penulis temukan. Hal ini disebabkan terbatasnya
kemampuan dan pengalaman penulis, yang menyangkut masalah saluran pencernaan manusia.
Untuk itu, pada kesempatan yang berbahagia ini perkenankan penulis mengucapkan terima kasih
kepada pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan anugrah-Nya kepada pihak yang telah
membantu penyelesaian makalah ini dan semoga makalah ini dapat berguna untuk memberikan
kontribusi dalam mata kuliah keperawatan gerontik. Disamping itu penulis menyadari makalah
ini jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari semua pihak
sangat penulis harapkan demi kesempurnaannya.
Penulis
DAFTAR ISI
ii
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
BAB II......................................................................................................................4
PEMBAHASAN......................................................................................................4
PENUTUP..............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
untuk mengetahui tata cara proses perhitungan berat badan ideal dan proses perhitungan
kebutuhan energi untuk lansia.
Dengan tercukupinya kebutuhan akan gizi makanan, tentunya kita akan memiliki
status gizi yang lebih baik, kebutuhan energi akan tercukupi maka dari itulah makalah ini
dapat membantu kita mengerti dalam mempelajari nutrisi pada lansia dan tata cara
menghitung berat badan ideal dan proses perhitungan energi untuk usia lebih lanjut serta
mengetahui masalah gizinya.
2
1.4. Manfaat Tulisan
1.4.1 Manfaat Praktis
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
ataupun tidak berlebihan yang kadang berujung pada timbulnya penyakit yang berakibat
fatal, karena selalu diperhatikan kebutuhan nutrisinya.
5
Pada lansia terjadi perubahan dalam usus besar termasuk penurunan sekresi mukus,
elastisitas dinding rektum, peristaltic kolon yang melemah gagal mengosongkan rektum
yang dapat menyebabkan konstipasi. Pada usus besar kelokan-kelokan pembuluh darah
meningkat sehingga motilitas kolon menjadi berkurang. Keadaan ini akan menyebabkan
absorpsi air dan elektrolik meningkat (pada kolon sudah tidak terjadi absorpsi makanan),
feses menjadi lebih keras, sehingga keluhan sulit buang air besar merupakan keluhan
yang sering didapat pada lansia. Proses defekasi yang seharusnya dibantu oleh kontraksi
dinding abdomen juga seringkali tidak efektif karena dinding abdomen sudah melemah .
6. Penyerapan makanan di usus menurun.
Mukosa usus halus juga mengalami atrofi, sehingga luas permukaan berkurang, sehingga
jumlah vili berkurang dan sel epithelial berkurang. Di daerah duodenum enzim yang
dihasilkan oleh pankreas dan empedu juga menurun, sehingga metabolisme karbohidrat,
protein, vitamin B12 dan lemak menjadi tidak sebaik sewaktu muda.
6
Biasanya pada lansia terjadi penurnan masa otot, tetapi ternyata kebutuhan tubuhnya akan
protein tidak berkurang, bahkan harus lebih tinggi dari orang dewasa, karena pada lansia
efisiensi penggunaan protein oleh tubuh telah berkurang yang disebabkan pencernaan dan
penyerapannya kurang efisien. Berdasarkan beberapa penelitian, untuk lansia sebaiknya
konsumsi proteinnya ditingkatkan sebesar 12-14% dari porsi untuk orang dewasa.
Sumber protein yang baik diantaranya adalah pangan hewani dan kacang-kacangan.
3. Lemak
Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 30% atau kurang dari total kalori yang
dibutuhkan. Konsumsi lemak total yang terlalu tinggi dapat menimbulkan penyakit
atherosclerosis atau penyumbatan pembuluh darah ke jantung. Dianjurkan pula 20% dari
konsumsi lemak tersebut adalah asam lemak tidak jenuh. Minyak nabati merupakan
sumber asam lemak tidak jenuh yang baik, sedangkan lemak hewan banyak mengandung
asam lemak jenuh.
4. Serat Makanan
Salah satu masalah yang banyak diderita para lansia adalah sembelit atau konstipasi dan
terbentuknya benjolan-benjolan pada usus. Serat makanan telah terbukti dapat
menyembuhkan kesulitan tersebut. Sumber serat yang baik bagi lansia adalah sayuran,
buah-buahan segar dan biji-bijian utuh. Manula tidak dianjurkan mengkonsumsi
suplemen serat, karena dikuatirkan konsumsi seratnya terlalu banyak, yang dapat
menyebabkan mineral dan zat gizi lain terserap oleh serat sehingga tidak dapat diserap
tubuh. Lansia dianjurkan untuk mengurangi konsumsi gula-gula sederhana dan
menggantinya dengan karbohidrat kompleks, yang berasal dari kacang-kacangan dan biji-
bijian yang berfungsi sebagai sumber energi dan sumber serat.
5. Vitamin dan Mineral
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa umumnya lansia kurang mengkonsumsi vitamin
A, B1, B2, B6, niasin, asam folat, vitamin C, D, dan E umumnya kekurangan ini terutama
disebabkan dibatasinya konsumsi makanan, khususnya buah-buahan dan sayuran.
Kekurangan mineral yang paling banyak diderita lansia adalah kurang mineral kalsium
yang menyebabkan kerapuhan tulang dan kekurangan zat besi menyebabkan anemia.
Kebutuhan vitamin dan mineral bagi lansia menjadi penting untuk membantu
7
metabolisme zat-zat gizi yang lain. Sayuran dan buah hendaknya dikonsumsi secara
teratur sebagai sumber vitamin, mineral dan serat.
6. Air
Cairan dalam bentuk air dalam minuman dan makanan sangat diperlukan tubuh untuk
mengganti yang hilang, membantu pencernaan makanan dan membersihkan ginjal. Pada
lansia dianjurkan minum lebih dari 6-8 gelas per hari.
Susunan makanan sehari-hari untuk manula hendaknya tidak terlalu banyak
menyimpang dari kebiasaan makanan, serta disesuaikan dengan keadaan psikologisnya.
Pola makan disesuaikan dengan kecukupan gizi yang dianjurkan dan menu makanannya
disesuaikan dengan ketersediaan dan kebiasaan makan tiap lanjut usia. Menu makanan
manula dalam sehari dapat disusun berdasarkan konsep ‘4 sehat 5 sempuna” atau
“Konsep gizi seimbang”, sebagai contoh
Kelompok makanan pokok (utama) : nasi (1 porsi= 200 gram)
Kelompok lauk pauk : daging (1 potong= 50 gram), tahu (1 potong = 25 gr)
Kelompok sayuran : bayam (1 mangkok = 1001 gr)
Kelompok buah-buahan : pepaya (1 potong = 100 gr) dan susu (1 gelas = 100 gr)
8
WAKTU MENU PORSI
Pagi Roti-telur-susu 1 tangkep 1 gelas
Selingan Papais 2 bungkus
Siang Nasi 1 piring
Semur 1 potong
Pepes tahu 1 bungkus
Sayur bayam 1 mangkok
Pisang 1 buah
Selingan Kolak pisang 1 mangkok
Malam Mie baso 1 mangkok
Pepaya 1 buah
Pedoman tata laksana gizi lansia untuk tenaga kesehatan. 2003. Direktorat gizi masyarakat
DJBKM. Depkes RI.
9
tahun.Untuk perhitungan kebutuhan energi setiap lansia dapat digunakan rumus yang
dianjurkan oleh FAO/WHO/UNU (1985) yang telah disesuaikan, yaitu :
Laki-laki : (13,5 x BB) + 487 kkal
Wanita : (10,5 x BB) + 596 kkal
BB = Berat Badan (dapat digunakan BB sekarang atau BB ideal / normal, sesuai dengan
tujuan).
Gol. Umur BB
BB Ind Energi Protein
FAO
Laki-laki
51 – 65 th 65 62 2200 50
> 65 th 65 62 1900 50
wanita
50 – 64 th 55 54 1900 44
> 65 th 55 54 1700 44
AKG digunakan hanya untuk manusia sehat menurut IMT. Setelah status gizinya diketahui,
kemudian dikonversikan dengan tabel diatas.
11
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan paparan di atas dapat diambil kesimpulan yaitu, kebutuhan energi dan zat
nutrisi pada lanjut usia dipengaruhi oleh konsumsi pangan yang kurang seimbang.
Pemenuhan kebutuhan energi dan nutrisi pada lansia dapat terpenuhi melalui mengonsumsi
makanan yang seimbang, yaitu makanan yang mengandung kalori, protein, lemak,
karbohidrat, vitamin dan mineral serta air. Masalah gizi yang sering dialami lansia adalah
gizi berlebih, gizi kurang, dan kekurangan vitamin
3.2. Saran
Sebagai mahasiswa diharapkan mampu memahami hal-hal apa saja yang berpengaruh
terhadap pemenuhan gizi dan nutrisi pada lansia. Setelah memahaminya diharapkan agar
mahasiswa mampu mensosialisasikan pentingnya pemenuhan kebutuhan nutrisi dan gizi
pada masyarakat lansia sehingga dapat mengurangi angka gizi buruk yang marak terjadi di
kehidupan sekarang.
12
DAFTAR PUSTAKA
13