Anda di halaman 1dari 102

FAKTOR TINGGINYA ANGKA MORBIDITAS TERHADAP

SP2TP LB 1 DI DUSUN SAPAN DESA SUMBERSARI


KECAMATAN CIPARAY KABUPATEN BANDUNG

LAPORAN KKN

Untuk Memenuhi Sebagian Syarat


Kelulusan Ujian Akhir Program Diploma III
Program Studi Rekam Medis dan Informatika Kesehatan

Disusun Oleh :

DWI SETIANI 16.400.023

EMMA LUTFIANI 16.400.016

HALIMAH L SUPARYA 16.400.011

INDAH ROLITA BR P 16.400.020

NADIA DINDA F 16.400.004

POLITEKNIK PIKSI GANESHA BANDUNG

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kelompok kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan kasih, berkat serta kekuatan dan kemudahan, sehingga
kelompok kami dapat menyelesaikan Laporan KKN dengan judul “FAKTOR
TINGGINYA ANGKA MORBIDITAS TERHADAP SP2TP LB 1 DI DUSUN
SAPAN DESA SUMBERSARI KECAMATAN CIPARAY KABUPATEN
BANDUNG” yang diajukan untuk menyelesaikan tugas Kuliah Kerja Nyata di
Dusun Sapan Desa Sumbersari Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung.
Dalam pembuatan laporan KKN ini kelompok kami menyadari banyak
kekurangan karena keterbatasan ilmu yang kelompok kami miliki. Kritik, saran,
serta koreksi sangat kelompok kami harapkan untuk perbaikan.
Pada kesempatan ini kelompok kami menyampaikan ucapan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu, membimbing dan mengarahkan
sehingga dapat menyelesaikan laporan KKN ini dengan baik, oleh karena itu,
kelompok kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian laporan KKN ini :

1. Dr. H. K. Prihartono AH., Drs., S.Sos., S.Kom., M.M selaku Direktur Politeknik
Piksi Ganesha Bandung.
2. Sali Setiatin, A.Md.PerKes., S.ST., M.M selaku Ketua Program Studi Rekam
Medis dan Informasi Kesehatan dan Dosen Pembimbing.
3. Seluruh staf dan Dosen Politeknik Piksi Ganesha Bandung yang telah
memberikan ilmu dan wawasan yang luas kepada kelompok.
4. Bapak Irvan Faturahman, S.SP., MSI selaku Kepala Desa Sumbersari yang turut
mendukung, memberi masukan dan membantu kami dalam menjalankan
program yang kami kerjakan di desa Sumbersari khususnya dusun Sapan.
5. Bapak Asep Sugadi selaku Seksi Kesejahteraan Desa Sumbersari yang turut
mendukung, memberi masukan dan membantu kami dalam menjalankan
program yang kami kerjakan di Desa Sumbersari khususnya Dusun Sapan.

i
ii

6. PKK Mawar yang turut membantu dalam menjalankan program kesehatan yang
kami adakan.
7. POSYANDU dalam membantu kami melangsungkan program kesehatan yang
kami adakan.
8. Karang Taruna yang mendukung kami dalam menjalankan program kami.
9. Teteh Nadia selaku KESLING di Puskesmas Sumbersari yang turut membantu
kami dalam memperoleh data 10 penyakit terbesar yang ada di Desa
Sumbersari.
10. Babinsa Rahmayadi yang melindungi dan membantu kami para mahasiswa
KKN ketika ada masalah serta mendukung program kesehatan yang kami
adakan di Dusun Sapan.
11. SD 04 Ciparay yang ikut serta membantu dan berpartisipasi dalam program
kesehatan yang kami adakan.
12. Warga desa Sumbersari dusun Sapan yang antusias berpartisipasi dalam
menjalankan program kesehatan yang kami adakan.
13. Teman-teman KKN Dusun Sapan yang membantu kami dari segala aspek.
14. Keluarga yang kami sayangi atas setiap doa-doa dan menyemangati kami dalam
menjalankan setiap tugas yang kami kerjakan di Desa Sumbersari Dusun Sapan.

Kelompok kami berharap semoga laporan KKN ini dapat bermanfaat, dan
semoga ketulusan doa dan seluruh bantuan yang telah diberikan untuk
terselesaikannya laporan KKN ini akan mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha
Esa.

Bandung, Mei 2019

Kelompok 7

ii
ABSTRAK

Kelompok 7 Sapan
Rekam Medis dan Informasi Kesehatan

FAKTOR TINGGINYA ANGKA MORBIDITAS TERHADAP SP2TP LB 1


DI DUSUN SAPAN DESA SUMBERSARI KECAMATAN CIPARAY
KABUPATEN BANDUNG

Laporan : 79 hal

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor tingginya angka


morbiditas terhadap SP2TP LB 1 di Dusun Sapan Desa Sumbersari Kecamatan
Ciparay Kabupaten Bandung.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif
dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan melalui
observasi, wawancara, penyuluhan dan kajian pustaka yang berkaitan dengan
pokok permasalahan.
Dari penelitian yang telah dilakukan, permasalahan yang dihadapi antara
lain: 1) Tingginya angka morbiditas di Desa Sumbersari dusun Sapan, 2)
Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang PHBS dan kesadaran masyarakat akan
membuang sampah pada tempatnya, 3) Tidak tersedianya tempat sampah
disekitaran jalan.
Saran yang diberikan kepada masyarakat yaitu : 1) Masyarakat perlu
mengetahui dan sadar tentang penyakit menular dan tidak menular serta penerapan
PHBS, 2) Puskesmas perlu meningkatkan sosialisasi dan penyuluhan kesehatan
kepada masyarakat, 3) Pemerintah setempat menyediakan tempat sampah di pinggir
jalan dan bank sampah disetiap dusun.

Kata Kunci : Faktor, Angka Morbiditas, SP2TP LB 1.

iii
iv

ABSTRACT

Group 7 Sapan
Medical Record and Health Information

FACTOR IN THE HIGH MORBIDITY RATE FOR SP2TP LB 1 IN DUSUN


SAPAN DESA SUMBERSARI KECAMATAN CIPARAY KABUPATEN
BANDUNG.

Report : 79 pages

This research was aimed to find out the factor of the high morbidity rate for
SP2TP LB 1 in Dusun Sapan Desa Sumbersari Kecamatan Ciparay Kabupaten
Bandung.
The method usage for the research is a quantitative method with a
descriptive approach. Data collection techniques usage through observation,
interviews, counseling and literature review related to the subject matter.
The problem that were found from the research are : 1) The high rates of
morbidity in Desa Sumbersari Dusun Sapa,. 2) The Lack of public knowledge about
PHBS and public awareness will throw garbage in its place, 3) unavailability of
trash cans around the road.
The suggestion given were by : 1) The community needs to know and be
aware of infectious ada non-infectious disease and the application of PHBS, 2)
Puskesmas needs to improve socialization and health education for the communit,.
3) The local government provides a trash cans on the roadside and garbage banks
in each hamlet.
Keyword : Factor, morbidity rate, SP2TP LB 1

Bandung, May 26th 2019


Abstract Adviser

Sali Setiatin, A.Md.Perkes., S.ST., M.M


NIDN. 04-1303-84-03

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERSETUJUAN

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

ABSTRAK ............................................................................................................ iii

ABSTRACT ........................................................................................................... iv

DAFTAR ISI...........................................................................................................v

DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix

DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................................x

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................1

1.2 Pokok Permasalahan ......................................................................3

1.3 Pertanyaan Penelitian .....................................................................4

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................4

A. Tujuan Penelitian ........................................................................4

B. Manfaat Penelitian .......................................................................5

1.5 Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................7

BAB II KERANGKA PEMIKIRAN ....................................................................8

2.1 Konsep Kuliah Kerja Nyata (KKN) ...............................................8

2.2 Konsep Wilayah Administratif.....................................................10

2.3 Konsep Puskesmas .......................................................................11

2.5 Konsep Rekam Medis ..................................................................20

2.6 Konsep Prosedur Penyelenggaraan Rekam Medis .......................23

v
vi

2.7 Konsep Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas (SP2TP) .. 24

2.8 Konsep Angka Morbiditas ........................................................... 28

2.9 Pengertian Faktor ......................................................................... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 35

3.1 Metode Penelitian ........................................................................ 35

3.2 Definisi Operasional Variabel...................................................... 36

BAB IV KONSEP IMPLEMENTASI FAKTOR TINGGINYA ANGKA


MORBIDITAS TERHADAP SP2TP DIDUSUN SAPAN DESA
SUMBERSARI KECAMATAN CIPARAY KABUPATEN BANDUNG ...... 38

4.1 Sejarah Desa Sumbersari ............................................................. 38

4.2 Visi Dan Misi Desa Sumbersari ................................................... 39

4.3 Unit Unit Kerja dan Tugas Pokok Desa Sumbersari ................... 40

4.4 Susunan Organisasi Dan Tata Kerja (STOK) Desa Sumbersaari


Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung ............................................... 45

4.5 Pengamatan Keadaan Dusun Sapan Desa Sumbersari................. 46

4.6 Kegiatan Kuliah Kerja Nyata ....................................................... 47

4.7 Kegiatan Penunjang Kuliah Kerja Nyata (KKN)......................... 53

BAB V FAKTOR TINGGINYA ANGKA MORBIDITAS TERHADAP


SP2TP LB 1 DI DUSUN SAPAN DESA SUMBERSARI KECAMATAN
CIPARAY KABUPATEN BANDUNG ............................................................. 65

5.1 Faktor Tingginya Angka Morbiditas Terhadap SP2TP di Dusun


Sapan Desa Sumbersari Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung ........ 65

5.2 Sepuluh Penyakit Terbesar Rawat Jalan di Puskesmas Sumbersari


67

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 81

6.1 Kesimpulan .................................................................................. 81

vi
6.2 Saran .............................................................................................82

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................83

LAMPIRAN-LAMPIRAN ..................................................................................86

vii
viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel ............................................................... 36


Tabel 4.1 Struktur Organisasi Desa Sumbersari .................................................... 45
Tabel 4.2 Data Demografi Berdasar Populasi Per Wilayah .................................. 45
Tabel 4.3 Sepuluh Besar Penyakit Terbesar Rawat Jalan ..................................... 46
Tabel 4.4 Pola Penyakit Terbesar Rawat Jalan...................................................... 46
Tabel 5.1 Sepuluh Besar Penyakit Rawat Jalan .................................................... 66

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Alur SP2TP Puskesmas Sumbersari...................................................25


Gambar 3.1 Kerangka Pemikiran ...........................................................................37
Gambar 4.1 Peta Wilayah Desa Sumbersari ..........................................................38
Gambar 4.2 Struktur Organisasi Perangkat Desa...................................................40
Gambar 4 3 Penyuluhan Pencegahan Penyakit ......................................................48
Gambar 4.4 Cara Mencuci Tangan yang Benar .....................................................49
Gambar 4 5 Penyuluhan Pola Hidup Bersih dan Sehat ..........................................50
Gambar 4 6 Penyuluhan Kesehatan ke Warga .......................................................51
Gambar 4 7 Penyuluhan kesehatan ke rumah warga .............................................52
Gambar 4.8 Observasi ............................................................................................53
Gambar 4.9 Penimbangan dan Penyuluhan Kesehatan ..........................................54
Gambar 4.10 Kunjungan Korban Banjir ................................................................54
Gambar 4.11 Pemilahan Botol-botol Bekas ...........................................................57
Gambar 4.12 Pemisahan Plastik dan Pembersihan Botol ......................................57
Gambar 4.13 Pengecata Botol-botol ......................................................................58
Gambar 4.14 Menempelkan Botol dan Merakit Botol-botol Menjadi Tong Sampah
................................................................................................................................59
Gambar 4.15 Memperkuat Pondasi Dengan Kawat ...............................................59
Gambar 4 16 Membuat Alas untuk Tong Sampah .................................................59
Gambar 4.17 Serah terima tempat sampah botol plastic ........................................60
Gambar 4.18 Proses Pembuatan Poster Cuci Tangan ............................................61
Gambar 4.19 Penyerahan Poster Cuci Tangan ......................................................61
Gambar 4.20 Senam Jumat Pagi ............................................................................62
Gambar 4.21 Menjemur Padi .................................................................................63
Gambar 4.22 Kegiatan Pasar Jum’at Karang taruna ..............................................64

ix
x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran.1: Daftar kegiatan KKN Didusun Sapan Desa Sumbersari................... 86


Lampiran.2: Daftar Nilai dari Dosen Pembimbing ............................................... 89
Lampiran.3: Angka Morbiditas Dusun Sapan Desa Sumbersari Kecamatan
Ciparay Kabupaten Bandung ................................................................................. 91

x
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah

Menurut survey AIA Healthy Living Index, Indonesia menduduki peringkat

ke 14 dari 15 negara di Asia Pasifik sebagai Negara yang paling rendah tingkat

kesehatannya. Hal tersebut disebabkan karena kurangnya pengetahuan

masyarakat Indonesia akan kesehatan. Kesehatan adalah proses diagnosis,

pengobatan dan pencegahan terhadap penyakit dan gangguan fisik serta mental

lainnya pada manusia.

Pengelola kesehatan dilakukan oleh penyedia layanan kesehatan, yaitu

rumah sakit, klinik, pusat kesehatan masyarakat (puskesmas), pos pelayanan

terpadu (posyandu) dan lain sebagainya. Pelayanan kesehatan tingkat pertama

yaitu pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas). Puskesmas merupakan unit

pelaksana teknis dinas kabupaten/kota yang bertanggungjawab

menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Pada

dasarnya setiap kecamatan disuatu wilayah harus memiliki puskesmas.

Di puskesmas terdapat beberapa kegiatan, salah satunya yaitu kegiatan

rekam medis. Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dokumen

tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain

yang telah diberikan kepada pasien. Manfaat dari rekam medis salah satunya

sebagai dasar dan petunjuk untuk merencanakan pengobatan dan tindakan

medis yang harus diberikan kepada pasien, peningkatan kualitas dari pelayanan

untuk melindungi tenaga medis dan untuk pencapaian kesehatan masyarakat

1
2

yang optimal, pendidikan dan penelitian yang menjadi sumber informasi

perkembangan pengajaran dan penelitian dibidang profesi kedokteran dan

kedokteran gigi, petunjuk dan bahan untuk menetapkan pembiayaan dalam

pelayanan kesehatan, sebagai bahan statistik kesehatan khususnya untuk

mempelajari perkembangan kesehatan.

Rekam medis pasien nantinya akan direkap dalam bentuk laporan bulanan

dan tahunan. Pencatatan dan pelaporan adalah indikator keberhasilan suatu

kegiatan. Tanpa ada pencatatan dan pelaporan, kegiatan atau program apapun

yang dilaksanakan tidak akan terlihat wujudnya. Output dari pencatatan dan

pelaporan ini adalah sebuah data dan informasi yang berharga dan bernilai bila

menggunakan metode yang tepat dan benar.

Hasil dari pencatatan dan pelaporan setiap bulan di puskesmas yaitu sistem

pencatatan dan pelaporan puskesmas SP2TP (sistem pencatatan dan pelaporan

terpadu puskesmas) LB 1. SP2TP LB 1 merupakan Laporan Bulanan angka

morbiditas yang digunakan oleh sarana pelayananan kesehatan seperti

Puskesmas.

Informasi yang dihasilkan dari SP2TP LB 1 ini adalah angka kesakitan

(morbiditas) yang berupa data 10 besar penyakit yang direkap dari buku register

rawat jalan setiap bulannya Morbiditas merupakan keadaan sakit atau terjadinya

penyakit atau kondisi yang mengubah kesehatan dan kualitas hidup. Angka

Morbiditas atau kesakitan penduduk didapat dari data yang berasal dari

masyarakat dan sarana pelayanan kesehatan yang diperoleh dari laporan rutin

melalui sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas (SP2TP).

2
3

Berdasarkan hasil KKN kelompok 7, menggambarkan bahwa angka

kesakitan masyarakat di Dusun Sapan Desa Sumbersari Kecamatan Ciparay

Kabupaten Bandung tinggi, data tersebut kami peroleh dari Puskesmas

Sumbersari, 10 penyakit tersebesar diantaranya adalah ISPA, Hipertensi, Gigi,

Diare, Gastroduodenitis, Gastritis, Mialgia, Demam, Influenza, Dispepsia. Hal

tersebut disebabkan kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang

kesehatan, kurangnya penyuluhan dari Puskesmas serta kurangnya sarana dan

prasarana penunjang kesehatan oleh pemerintah setempat

Dalam rangka memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan fasilitas

kesehatan yang tersedia Puskesmas. Oleh Karena itu peneliti tertarik untuk

mengetahui lebih jauh mengenai pendapat atau pandangan masyarakat dalam

memperoleh pelayanan di Puskesmas. Peneliti melakukan penelitian dengan

judul “FAKTOR TINGGINYA ANGKA MORBIDITAS TERHADAP

SP2TP LB 1 DI DUSUN SAPAN DESA SUMBERSARI KECAMATAN

CIPARAY KABUPATEN BANDUNG”.

1.2 Pokok Permasalahan

Dari uraian latar belakang permasalahan diatas maka kelompok kami

menetapkan pokok permasalahan, yaitu apa yang menjadi Faktor Tingginya

Angka Morbiditas Terhadap SP2TP LB 1 di Dusun Sapan Desa Sumbersari

Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung.


4

1.3 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian pada latar belakang permasalahan diatas maka

kelompok kami lebih memfokuskan pembahasan masalah pada pertanyaan-

pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana angka morbiditas di Dusun Sapan Desa Sumbersari Kecamata

Ciparay Kabupaten Bandung?

2. Bagaimana alur SP2TP LB1 di Puskesmas Sumbersari Sumbersari

Kecamata Ciparay Kabupaten Bandung?

3. Apa saja faktor penyebab tingginya angka morbiditas di Dusun Sapan Desa

Sumbersari Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung?

4. Upaya apa saja yang dilakukan untuk menangani tingginya angka

morbiditas di Dusun Sapan Desa Sumbersari Kecamatan Kabupaten

Bandung?

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

A. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan dalam penelitian yang dilakukan oleh kelompok kami di

dusun Sapan Desa Sumbersari Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung,

adalah untuk mengetahui faktor tingginya angka morbiditas terhadap

SP2TP LB 1 di Dusun Sapan Desa Sumbersari Kecamatan Ciparay

Kabupaten Bandung.

4
5

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui angka morbiditas di Dusun Sapan Desa

Sumbersari Kecamata Ciparay Kabupaten Bandung.

b. Untuk mengetahui alur SP2TP LB1 di Puskesmas Sumbersari

Sumbersari Kecamata Ciparay Kabupaten Bandung.

c. Untuk mengetahui faktor penyebab tingginya angka morbiditas di

Dusun Sapan Desa Sumbersari Kecamatan Ciparay Kabupaten

Bandung.

d. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan untuk menangani

tingginya angka morbiditas di Dusun Sapan Desa Sumbersari

Kecamatan Kabupaten Bandung.

B. Manfaat Penelitian

1. Bagi Mahasiswa

a. Mahasiswa mampu mengkolaborasi dan mengaplikasikan teori-teori

praktis yang dimiliki serta bagaimana cara bermasyarakat dikaitkan

dengan ilmu-ilmu yang telah dipelajari selama mengikuti materi

perkulihan di Politeknik Piksi Ganesha Bandung.

b. Memperdalam pengertian mahasiswa tentang cara berfikir dan

bekerja secara interdisipliner, sehingga dapat menghayati adanya

ketergantungan, keterkaitan, dan bekerja antar sector.

c. Menambah pengetahuan bagaimana cara bermasyarakat yang sesuai

dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat, baik norma

tersurat maupun tersirat.


6

d. Mencari, menemukan dan berusaha turut adil dalam memecahkan

masalah dengan menerapkan konsep teori ilmiah yang telah dimiliki

secra objektif komprensif.

2. Bagi Politeknik Piksi Ganesha Bandung

a. Memperoleh umpan balik sebagai hasil pengintegrasian keilmuan

mahasiswanya melaui proses pembangunan fisik maupun non fisik

ditengah-tengah masyarakat dan pembenahan masyarakat, sehingga

kurikulum yang disusun di Perguruan Tinggi dapat disesuaikan

dengan tuntuan yang ada di masyarakat sekarang dan yang akan

datang.

b. Memperoleh berbagai kasus yang dapat digunakan sebagai contoh

dalam memberikan materi perkuliahan dan menemukan berbagai

masalah untuk pengembangan penelitian.

c. Mewujudkan fungsi Participation Action Research Perguruan

Tinggi secara terpadu, selaras dan langsung kepada masyarakat.

d. Memantapkan program observasi pendidikan dan studi lapangan

sebagai sarana belajar dan latihan pengabdian masyarakat dalam

rangka menunjang pembangunan tepat guna.

3. Bagi Masyarakat dan Pemerintah

a. Memperoleh bantuan pemikiran dan tenaga serta ilmu, teknologi

dan seni dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan

yang diharapkan.

6
7

b. Membantu masyarakat dan pemerintah daerah untuk meningkatkan

pelaksanaan pembangunan dalam berbagai bidang terutama bidang

pendidikan formal, non formal dan informal.

c. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk aktif dan kreatif dalam

pembangunan Desa swasembada sesuai dengan program

pemerintah daerah.

1.5 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Dusun Sapan Desa Sumbersari Kecamatan Ciparay

Kabupaten Bandung, dan dilaksanakan pada tanggal 04 April 2019 – 04 Mei

2019.
BAB II

KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Konsep Kuliah Kerja Nyata (KKN)

A. Pengertian dan Tujuan KKN

1. Pengertian KKN

Menurut Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (2018),

Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan kegiatan lapangan bagi

mahasiswa yang menempuh bagian akhir dari program pendidikan S-

1/D-4/Sarjana Terapan. Program ini sebenarnya bersifat wajib bagi

mahasiswa, karena program ini mampu mendorong empati dan simpati

mahasiswa terhadap permasalahan masyarakat, dan dapat memberikan

sumbangan bagi penyelesaian persoalan yang ada dimasyarakat.

Program KKN memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk

mendapatkan pembelajaran di lapangan yang sebelumnya tidak

didapatkan dibangku kuliah. Selain itu kegiatan KKN menjadi bentuk

nyata kontribusi Perguruan Tinggi (PT) bagi masyarakat industry,

pemerintah daerah dan kelompok masyarakat yang ingin mandiri secara

ekonomi maupun sosial. Program KKN ini mensyaratkan Dosen

Pembimbing Lapangan (DPL) dan mahasiswa berperan aktif dalam

mengetahui permasalahan yang ada dan memberikan solusi atas

permasalahan tersebut dalam kurun waktu selama 1 hingga 2,5 bulan

8
9

dilapangan dengan konsep “bekerja bersama masyarakat” sebagai

pengganti konsep “bekerja untuk masyarakat”

Dalam upaya meningkatan citra dan mutu kegiatan KKN, maka

pelaksanaan KKN dirancang lebih kontekstual dengan mudah paradigm

pembangunan menjadi peradigma pemberdayaan. Revitalisasi kuliah

kerja nyata (KKN) menjadi kuliah kerja nyata pembelajaran dan

pemberdayaan masyarakat (KKN-PPM) Perguruan Tinggi (PT)

diseluruh Indonesia sangatlah penting untuk dilakukan. Hal ini didorong

oleh kenyataan bahwa banyak PT ynag dulunya menetapkan mata

kuliah KKN menjadi mata kuliah wajib tingkat sarjana sekarang hanya

menjadi mata kuliah pilihan dan bahkan banyak perguruan tinggi yang

sudah menghapus mata kuliah KKN dari kurikulumnya. Dengan

demikian program KKN-PPM di khususkan hanya bagi PT yang

mewajibkan KKN bagi mahasiswanya sebelum menyelesaikan kuliah

S-1/D-4/Sarjana Terapan, dimana desain operasional dan cara

penyelenggaraan perlu disesuaikan dengan kondisi masing-masing PT.

Program KKN-PPM dalam jangka panjang harus dapat mewujudkan

capaian hasil misalnya meningkatnya keberdayaan masyarakat secara

terukur, seperti kenaikan pendapatan perkapita, penurunan emisi CO2,

peningkatan indeks pembangunan manusia (IPM), indeks pembangunan

gender (IPG), penurunan angka kematian ibu melahirkan, peningkatan

umur harapan hidup dan indicator lainnya.


10

B. Tujuan KKN

a. Mempertahankan mata kuliah KKN menjadi mata kuliah wajib pada

perguruan tinggi di Indonesia.

b. Mengubah pelaksanaan program KKM-PPM dari paradigma

pembangunan menjadi paradigm pemberdayaan.

c. Mengembangan tema-tema KKM-PPM dengan konsep co-creation, co-

financing dan co-benefit dan hilirisasi hasil-hasil riset dosen ynag dapat

diterapkan kepada masyarakat melalui program KKN-PPM.

d. Mengembangkan tema-tema KKN-PPM yang bermitra dengan

pemerintah dan dunia usaha.

2.2 Konsep Wilayah Administratif

A. Pengertian Dusun

UU No. 5 Tahun 1979 mengenai Pemerintahan Desa tepatnya pada pasal

1 huruf C. Adapun bunyi pasal tersebut adalah “Dusun adalah bagian

wilayah dalam Desa yang merupakan lingkungan kerja pelaksanaan

pemerintahan Desa.”

B. Pengertian Desa

Berdasarkan Undang-Undang No 6 Tahun 2014 Desa adalah kesatuan

masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk

mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat

setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan atau hak

10
11

tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

C. Pengertian Kecamatan

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 17 Tahun 2018 kecamatan atau yang

disebut dengan nama lain adalah bagian wilayah dari daerah kabupaten/kota

yang dipimpin oleh camat.

D. Pengertian Kabupaten

Menurut wikipedia Kabupaten adalah pembagian wilayah administratif

di Indonesia setelah provinsi, yang dipimpin oleh seorang bupati.

2.3 Konsep Puskesmas

A. Pengertian Puskesmas

Menurut Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) adalah salah

satu sarana pelayanan kesehatan yang menjadi andalan atau tolak ukur dari

pembangunan kesehatan, sarana peran serta masyarakat, dan pusat

pelayanan pertama yang menyeluruh dari suatu wilayah. (Handayani, 2018)

Menurut Muninjaya (2004), Puskesmas merupakan unit teknis

pelayanan Dinas kesehatan kabupaten/Kota yang bertanggung jawab untuk

menyelenggarakan pembangunan kesehatan disatu atau sebagian wilayah

kecamatan yang mempunyai fungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan

masyarakat, pusat pemberdayaan masyarakat, dan pusat pelayanan

kesehatan tingkat pertama dalam rangka pencapaian keberhasilan fungsi

puskesmas sebagai ujung tombak pembangunan bidang kesehatan.


12

Menurut Notoatmojo (2003), Fungsi Puskesmas dalam melaksanakan

dapat mewujudkan empat misi pembangunan kesehatan yaitu menggerakan

pembangunan kecamatan yang berwawasan pembangunan, mendorong

kemandirian masyarakat dan keluarga untuk hidup sehat, memelihara dan

meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau

serta memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, kelompok dan

masyarakat serta lingkungannya.

B. Program Kesehatan Puskesmas

Agar dapat memberikan kontribusi dan dustribusi terhadap msyarakat

dalam pelayanan kesehatan secara menyeluruh di wilayah kerjanya,

puskesmas memiliki atau menjalankan beberapa program pokok yang

meliputi :

a. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

b. Keluarga berencana (KB)

c. Usaha perbaikan Gizi

d. Kesehatan lingkungan (Kesling)

e. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular (P2PM)

f. Pengobatan termasuk Pelayanan Darurat karena kecelakaan

g. Penyuluhan kesehatan Masyarakat (Promkes)

h. Kesehatan Jiwa

i. Labotorium sederhana

j. Pencatatan pelaporan dalam rangka sistem Imunisasi kesehatan

k. Kesehatan olahraga

12
13

l. Kesehatan usia lanjut

m. Kesehatan gigi dan mulut

n. Pembinaan pengobatan tradisional

o. Perawatan kesehatan Masyarakat

Berdasarkan enam belas (16) program puskesmas yang disebut diatas

dibedakan menjadi dua yaitu program dasar dan program kesehatan

pengembangan.

Program kesehatan dasar ada enam atau yang dikenal dengan “The Six

Basic” yang terdiri dari promosi kesehatan, kesehatan lingkungan,

kesehatan Ibu dan Anak termasuk keluarga berencana, perbaikan gizi,

pemberantasan penyakit menular dan pengobatan dasar, sedangkan program

kesehatan pengembangan yang dimaksud disini adalah program lain yang

sesuai kondisi, masalah dan kemampuan puskesmas setempat. Misalnya

adalah berupa puskesmas yang letaknya perkotaan, puskesmas daerah

wisata, puskesmas daerah industri dan puskesmas daerah terpencil.

C. Kedudukan Puskesmas

Dalam sistem kesehatan Nasional (2004), dijelaskan kedudukan

puskesmas adalah sebagai berikut :

a. Puskesmas sebagai aspek fungsional, dalam hal ini puskesmas

dibedakan menjadi tiga bidang yaitu pelayanan kesehatan masyarakat

artinya puskesmas merupakan pelaksana pelayanan kesehatan

masyarakat tingkat pertama yang dibina oleh pihak dinas kesehatan

kabupaten atau kota, yang kedua dibidang pelayanan medik artinya


14

puskesmas berkedudukan sebagai pelayanan kesehatan tingkat pertama

yang merupakan ujung tombak sistem pelayanan kesehatan di

Indonesia.

b. Puskesmas sebagai aspek organisasi structural dan berkedudukan

sebagai pelaksana teknis dinas dipimpin oleh seorang kepala, yang

berada dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala kabupaten/kota

dan secara operasional dikoordinasikan oleh camat.

Secara rumusan organisasi puskesmas sebagai UPTD dari dinas

kesehatan kabupaten/kota bahwa puskesmas juga memiliki peran ganda

sebagai tugas teknis operasional untuk melaksanakan kegiatan teknis yang

langsung berhubungan dengan masyarakat dan dinas kesehatan

kabupaten/kota mempunyai tugas untuk menetapkan struktur organisasi

puskesmas dengan pertimbangan beban kerja dan potensi sumber daya yang

ada dipuskesmas.

D. Manajemen Puskesmas

Manajemen puskesmas didefinisikan sebagai rangkaian kegiatan yang

bekerja secara sistematis untuk menghasilkan iuran puskesmas yang efektif

dan efisien. Rangkaian kegiatan sistematis yang dilaksanakan puskesmas

yakni perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian, serta pengawasan dan

pertanggungjawaban. Semua fungsi manajemen tersebut harus

dilaksanakan secara terkait berkesinambungan.

14
15

Dari uraian beberapa pengertian manajemen tersebut diatas dapat

disimpulkan bahwa manajemen puskesmas diselenggarakan sebagai

berikut:

a. Proses pencapaian tujuan puskesmas.

b. Proses menselaraskan tujuan organisasi dan tujuan pegawai puskesmas.

c. Proses mengelola dan memberdayakan sumber daya dalam rangka

efisiensi dan efektivitas puskesmas.

d. Proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah;

e. Proses kerjasama dan kemitraan dalam pencapain tujuan puskesmas

f. Proses mengelola lingkungan.

Dalam bab-bab sebelumnya dijelaskan bahwa untuk mencapai tujuan

yang efektif dan baik diperlukan suatu manajemen. Manajemen itu terdiri

dari perencanaan, pengorganisasian, penggerak pengawasan, dan evaluasi.

Begitu pula di institusi pelayanan kesehatan terutama pusat kesehatan

masyarakat (PUSKESMAS) membutuhkan campur adil dari proses

manajemen dalam pelaksanaan untuk meningkatkan kinerjanya. Adapun

proses-proses dalam manajemen akan diuraikan sebagai berikut :

a. Planning (Perencanaan) adalah sebuah proses yang dimulai dengan

merumuskan tujuan puskesmas sampai dengan menetapkan alternative

kegiatan untuk mencapainya. Tanpa ada fungsi perencanaan puskesmas,

tidak ada kejelasan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh staf untuk

mencapai tujuan puskesmas. Melalui fungsi perencanaan puskesmas

akan ditetapkan tugas-tugas pokok staf dan dengan tugas-tugas pokok


16

staf dan dengan tugas-tugas ini pimpinan puskesmas akan mempunyai

pedoman supervise dan menetapkan sumber daya yang dibutuhkan oleh

staf untuk menjalankan tugas-tugasnya.

b. Organizing (Pengorganisasian) adalah serangkaian kegiatan manajemen

untuk menghimpun semua sumber daya yang dimiliki puskesmas dan

memanfaatkan secara efisien untuk mencapai tujuan puskesmas. Atas

dasar pengertian tersebut, fungsi pengorganisasian juga meliputi proses

pengintegrasian semua sumber daya yang dimiliki puskesmas.

Actuating (directing, commanding, motivating, influencing) atau fungsi

penggerakan pelaksanaan puskesmas proses pembimbingan kepada staf

agar mereka mampu dan mau bekerja secara optimal menjalankan

tugas-tugasnya sesuai dengan kemampuan dan keterampilan yang

dimiliki dan dukungan sumberdaya yang tersedia. Kepemimpinan yang

efektif, pengembangan motivasi, komunikasi, dan pengarahan sangat

membantu suksesnya pelaksanaan fungsi aktuasi.

c. Controlling (pengawasan dan pengendalian) adalah proses untuk

mengamati secara terus menerus pelaksanaan kegiatan sesuai rencana

yang sudah disusun dan mengadakan perbaikan jika itu terjadi

penyimpangan. Pelaksanaan fungsi manajemen ini memerlukan

perumusan standar kinerja (standard performance)

d. Evaluating (Penilaian) adalah suatu proses untuk menentukan nilai atau

tingkat keberhasilan dari pelaksanaan suatu program dalam mencapai

tujuan yang telah ditetapkan atau suatu proses yang terayur dan

16
17

sistematis dalam membandingkan hasil yang dicapai dengan tolak ukur

atau kriteria yang telah ditetapkan, dilanjutkan dengan pengambilan

kesimpulan serta memberikan saran saran yang dapat dilakukan pada

setiap tahap dari pelaksanaan program.

E. Tugas dan Fungsi Puskesmas

1. Tugas Puskesmas

Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan

untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya

dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat.

2. Fungsi Puskesmas

a. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya.

b. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan

masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan.

c. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan.

d. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan

masyarakat dalam bidang kesehatan.

e. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan

menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat

perkembangan masyarakat yang bekerjasama dengan sektor lain

terkait.

f. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan

upaya kesehatan berbasis masyarakat.

g. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia.


18

h. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan.

i. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses,

mutu, dan cakupan Pelayanan Kesehatan.

j. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat,

termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon

penanggulangan penyakit.

k. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya

l. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dasar secara

komprehensif, berkesinambungan dan bermutu.

m. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan

upaya promotif dan preventif.

n. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada

individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

o. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan

keamanan dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung.

p. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif

dan kerja sama inter dan antar profesi.

q. Melaksanakan rekam medis.

r. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu

dan akses Pelayanan Kesehatan.

s. Melaksanakan peningkatan kompetensi Tenaga Kesehatan.

t. Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas

pelayanan kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya.

18
19

u. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan

Sistem Rujukan.

2.4 Konsep Kesehatan Masyarakat

A. Pengertian Kesehatan Masyarakat

Menurut Alamsyah (2013) Ilmu kesehatan masyarakat (public health)

adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup,

meningkatkan kesehatan fisik dan mental, dan efisiensi melalui usaha

masyarakat yang terorganisir untuk meningkatkan sanitasi lingkungan,

kontrol infeksi di masyarakat, pendidikan individu tentang kebersihan

perorangan, pengorganisasian pelayanan medis dan perawatan, untuk

diagnosa dini, pencegahan penyakit dan pengembangan aspek sosial, yang

akan mendukung agar setiap orang di masyarakat mempunyai standar

kehidupan yang kuat untuk menjaga kesehatannya.

B. Tujuan Kesehatan Masyarakat

Tujuan kesehatan masyarakat adalah baikdalam bidang promotif,

preventif, kuratif, dan rehabilitatif, adalah agar warga masyarakat dapat

mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya baik fisik,

mental, sosial, serta di harapkan berumur panjang.

C. Ruang Lingkup Kesehatan Masyarakat

Ruang lingkup kesehatan masyarakat, diantaranya adalah sebagai

berikut :
20

1. Epidemiologi.

2. Biostatistik.

3. Kesehatan lingkungan.

4. Pendidikan kesehatan dan perilaku.

5. Administrasi kesehatan Masyarakat.

6. Gizi Masyarakat.

7. Kesehatan dan Keselamatan Kerja.

8. Kesehatan Reproduksi Masyarakat.

9. Sistem Informasi kesehatan

2.5 Konsep Rekam Medis

A. Pengertian Rekam Medis

Sesuai dengan penjelasan PERMENKES Nomor 269 tahun 2008

tentang penyelenggaraan rekam medis disebutkan bahwa, yang dimaksud

“Rekam Medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang

identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan

lain yang telah diberikan kepada pasien”. Dan yang dimaksud dengan

“petugas” adalah dokter atau dokter gigi atau tenaga kesehatan lain yang

memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada pasien.

B. Tujuan Rekam Medis

Tujuan rekam medis adalah menunjang tercapainya tertib administrasi

dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.

Tanpa didukung suatu system pengelolaan rekam medis yang baik dan

20
21

benar, tidak akan tercipta tertib administrasi rumah sakit sebagaimana yang

diharapkan. Sedangkan tertib administrasi merupakan salah satu faktor yang

menentukan di dalam upaya pelayanan kesehatan di rumah sakit.

C. Falsafah Rekam Medis

Rekam Medis merupakan bukti tertulis tentang proses pelayanan yang

diberikan oleh dokter dan tenaga kesehatan lainnya kepada pasien, hal ini

merupakan cerminan kerja sama lebih dari satu orang tenaga kesehatan

untuk menyembuhkan pasien.

Falsafah Rekam Medis dapat disingkat ALFRED AIR di mana :

A : Administration

L : Legal

F : Financial

R : Research

E : Education

D : Documentation

A : Accurate

I : Informative

R : Responsibility

D. Kegunaan Rekam Medis

Kegunaan rekam medis dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain:

1. Aspek Administrasi

Di dalam rekam medis mempunyai nilai administrasi, karena isinya

menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab


22

sebagai tenaga medis dan paramedis dalam mencapai tujuan pelayanan

kesehatan.

2. Aspek Medis

Suatu rekam medis mempunyai nilai medis, karena catatan tersebut

dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan

yang diberikan kepada seorang pasien dan dalam rangka

mempertahankan serta meningkatkan mutu pelayanan melalui kegiatan

audit medis, manajemen resiko klinis serta keamanan/keselamatan

pasien dan kendali biaya.

3. Aspek Hukum

Suatu rekam medis mempunyai nilai hukum, karena isinya

menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar

keadilan, dalam rangka usaha menegakkan hukum serta penyediaan

bahan sebagai tanda bukti untuk menegakkan keadilan, Rekam Medis

adalah milik dokter dan Rumah Sakit sedangkan isinya yang terdiri dari

identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain

yang telah diberikan kepada pasien adalah sebagai informasi yang dapat

dimiliki oleh pasien sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan

yang berlaku (UU Praktik Kedokteran RI No. 29 Tahun 2004 Pasal 46

ayat (1), Penjelasan).

22
23

4. Aspek Keuangan

Suatu rekam medis mempunyai nilai uang, karena isinya

mengandung data/informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek

keuangan.

5. Aspek Penelitian

Suatu rekam medis mempunyai nilai penelitian karena isinya

menyangkut data dan informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek

pendukung penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang

kesehatan.

6. Aspek Pendidikan

Suatu rekam medis mempunyai nilai pendidikan karena isinya

menyangkut data/informasi tentang perkembangan kronologis dan

kegiatan pelayanan medis yang diberikan kepada pasien, informasi

tersebut dapat dipergunakan sebagai bahan/referensi pengajaran

dibidang profesi pendidikan kesehatan.

7. Aspek Dokumentasi

Suatu rekam medis mempunyai nilai dokumentasi, karena isinya

menyangkut sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai

sebagai bahan pertanggung jawaban dan laporan rumah sakit.

2.6 Konsep Prosedur Penyelenggaraan Rekam Medis

Menurut Dirjen Yanmed (2006:22) Prosedur Penyelenggaraan Rekam

Medis meliputi :
24

1. Sistem Rekam Medis

2. Prosedur Rekam Medis

3. Alur Rekam Medis

4. Penerimaan Pasien Rawat Inap

5. Pencatatan Kegiatan Medis

6. Formulir dan Cara Pengisian Rekam Medis

7. Proses Pengolahan Rekam Medis

Proses pengolahan rekam medis diantaranya :

a. Penataan Berkas Rekam Medis (assembling)

b. Pemberian Kode (coding)

c. Tabulasi (indeksing)

d. Statistik Dan Pelaporan Rumah Sakit

e. Korespondensi Rekam Medis

f. Analisa Rekam Medis

g. Sistem Penyimpanan Rekam Medis (filling system)

h. Sistem Pengambilan Rekam Medis

i. Penyusutan (retensi) dan Pemusnahan Rekam Medis

2.7 Konsep Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas (SP2TP)

A. Pengertian SP2TP

Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas (SP3) merupakan

instrumen vital dalam sistem kesehatan. Informasi tentang kesakitan,

penggunaan pelayanan kesehatan di puskesmas, kematian, dan berbagai

24
25

informasi kesehatan lainnya berguna untuk pengambilan keputusan dan

pembuatan kebijakan di tingkat kabupaten atau kota maupun kecamatan

Pencatatan dan pelaporan adalah indikator keberhasilan suatu kegiatan.

Tanpa ada pencatatan dan pelaporan, kegiatan atau program apapun yang

dilaksanakan tidak akan terlihat wujudnya. Output dari pencatatan dan

pelaporan ini adalah sebuah data dan informasi yang berharga dan bernilai

bila menggunakan metode yang tepat dan benar. Jadi data dan infomasi

merupakan sebuah unsur terpenting dalam sebuah organisasi, karena data

dan infromasilah yang berbicara tentang keberhasilan atau perkembangan

organisai tersebut (Tiara, 2011).

B. Alur SP2TP Puskesmas Sumbersari

Gambar 2.1 Alur SP2TP Puskesmas Sumbersari

Sumber : Puskesmas Sumbersari


26

Alur SP2TP Puskesmas dimulai dari bidan desa membuatkan laporan

KIA, P2M, PRM, PKL dan PK. Kemudian diserahkan sebagai laporan

bulanan kepada kepala puskesmas atau TU, yang nantinya akan menjadi

laporan bulanan puskesmas ketingkat DINKES Dati II yang diolah oleh sub

bagian TU, dari dati 2 akan dilaporkan lagi ke DINKES tingkat I yang

nantinya akan dibuatkan rekapan lalu diserahkan ke kantor wilayah untuk

dilaporkan ke bagian pusat.

C. Tujuan SP2TP

Tujuan system Informasi Manajemen di Puskesmas adalah untuk

meningkatkan kualitas manajemen puskesmas secara lebih berhasil guna

dan berdaya guna, melalui pemanfaatan secara optimal data SP2TP dan

infromasi lain yang menunjang. Tujuan dimaksud dapat terwujud apabila :

1. Data SP2TP dan data lainnya diolah disajikan dan diinterprestasikan

sesui dengan petunjuk Pengolahan dan Pemanfaatan data SP2TP.

2. Pengolahan, analisis, interprestasi dan penyajian dilakukan oleh para

penanggung jawab masing- masing kegiatan di Puskesmas dan

mengelola program disemua jenjang administrasi.

3. Informasi yang diperoleh dari pengolahan dan interpretasi data SP2TP

dan sumber lainnya dapat besifat kualitatif (seperti meningkat, menurun,

dan tidak ada perubahan) dan bersifat kuantitatif dalam bentuk angka

seperti jumlah, persentase dan sebagainya (Ahmad, 2005).

26
27

Tujuan umum dari system pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas

(SP2TP) ini adalah data dan informasi yang akurat, tepat waktu, mutakhir

secara periodic dan teratur juga pengolahan program kesehatan masyarakat

melalui puskesmas di berbagai tingkat administrasi. Adapun tujuan

khususnya adalah :

1. Tersedianya data secara akurat yang meliputi segala aspek.

2. Terlaksananya pelaporan yang secara teratur diberbagai jenjang

administrasi sesuia dengan prosedur yang berlaku.

3. Digunakan data tersebut sebagi alat pengambilan keputusan dalam

rangka pengelolaan rencana dalam bidang program kesehatan.

D. Pelaporan SP2TP

Pelaporan terpadu puseksmas menggunakan tahun kalender yaitu dari

bulan januari sampai dengan desember dalam tahun yang sama. Adapun

formulir yang digunakan untuk kegiatan SP2TP adalah:

1. Laporan bulanan, yang mencakup: Data kesakitan (LB. 1), data obat-

obatan (LB. 2), Gizi, KIA, Imunisasi dan Pengamatan.l Penyakit

menular (LB. 3) serta data kegiatan Puskesmas (LB. 4)

2. Laporan bulanan Sentinel, yang mencakup : Laporan Bulanan Sentinel

(LB1S) dan (LB2S).

3. Laporan tahunan, yang mencakup : Data dasar puskesmas (LT-1), data

kepegawaian (LT-2) dan data peralatan (LT-3).

Laporan Bulanan (LB) dilakukan setiap bulan dan paling lambat 10

bulan berikutnya dikirim ke dinas kesehatan Dati II. Laporan bulanana


28

sentinel LB1S dan LB2S setiap tanggal 10, bulan berikutnya dikirim ke

dinas kesehatan dati II, DAti I dan Pusat (untuk LB1S ke ditjen PPM dan

LB2S ke Ditjen Binkesmas), sedangkan LAporan Tahunan (LT) dikirim

selambat- lambatnya tanggal 31 januari tahun berikutnya. Khusus untuk

laporan LT-2(data Kepegawaian) hanya di isi bagi pegawai yang

baru/belum mengisi formulir data kepegawaian (Ahmad, 2005).

Dinas kesehatan kabupaten/kota mengolah kembali laporan puskesmas

dan mengirimkan umpan balik ke dinkes provinsi dan depkes pusat. Feed

back terhadapt laporan puslesmas harus dikirimkan kembali secara rutin ke

puskesmas untuk dapat dijadikan evaluasi keberhasilan program. Sejak

otonimi daerah mulai dilaksanakan, puskesmas tidka wajib lagi

mengirimkan laporan ke depkes pusat. Dinkes kabupaten/ kotalah yang

mempunyai kewajiban menyampaikan laporan rutinnya ke depkes pusat

(Muninjaya, 2004).

2.8 Konsep Angka Morbiditas

A. Pengertian Angka Morbiditas

Cara mengukur frekuensi masalah kesehatan yang dapat dipergunakan

dalam Epidemiologi sangat beraneka ragam, karena tergantung dari macam

masalah kesehatan yang ingin diukur atau diteliti. Untuk masalah penyakit

( angka kesakitan /morbiditas ). Morbiditas Juga mengacu pada angka

kesakitan yaitu jumlah orang yang sakit dibandingkan dengan populasi

28
29

tertentu yang sering kali merupakan kelompok yang sehat atau kelompok

yang beresiko. Di dalam Epidemiologi,

Ukuran utama morbiditas adalah angka insidensi & prevalensi dan

berbagai ukuran turunan dari kedua indikator tersebut. Setiap kejadian

penyakit, kondisi gangguan atau kesakitan dapat diukur dengan Angka

Insidensi dan Angka Prevalensi.

B. Angka Insidensi dan Angka Prevalensi

Angka Insidensi adalah gambaran tentang frekuensi penderita baru

suatu penyakit yang ditemukan pada suatu waktu tertentu di satu kelompok

masyarakat. Untuk dapat menghitung angka insidensi suatu penyakit,

sebelumnya harus diketahui terlebih dahulu tentang data tentang jumlah

penderita baru dan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit baru(

Population at Risk ).

Prevalensi adalah gambaran tentang frekuensi penderita lama dan baru

yang ditemukan pada suatu jangka waktu tertentu di sekelompok

masyarakat tertentu. Pada perhitungan angka Prevalensi, digunakan jumlah

seluruh penduduk tanpa memperhitungkan orang/penduduk yang Kebal

atau Pendeuduk dengan Resiko (Population at Risk).

C. Faktor Yang Mempengaruhi Tingginya Angka Morbiditas

1. Keadaan Kesehatan Lingkungan

Menurut WHO kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan

ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat
30

menjamin keadaan sehat dari manusia. Dalam suatu wilayah, kondisi

lingkungan merupakan determinan utama dan terpenting bagi derajat

kesehatan masyarakat. Pencemaran lingkungan akibat perkembangan

teknologi dan pembangunan juga mempengaruhi ragam dan kualitas

pencemarnya, dari masalah sanitasi dasar pembuangan limbah rumah

tangga, sampah domestik dan penyediaan air bersih. Bergeser ke

pencemaran partikel debu, bahan dan buangan kimia sampai radiasi dan

gelombang elektromagnetik.

2. Pola Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)

a. Pengertian PHBS

PHBS merupakan kependekan dari Pola Hidup Bersih dan

Sehat. Sedangkan pengertian PHBS adalah semua perilaku

kesehatan yang dilakukan karena kesadaran pribadi sehingga

keluarga dan seluruh anggotanya mampu menolong diri sendiri pada

bidang kesehatan serta memiliki peran aktif dalam aktivitas

masyarakat. Perilaku hidup bersih sehat pada dasarnya merupakan

sebuah upaya untuk menularkan pengalaman mengenai pola hidup

sehat melalui individu, kelompok ataupun masyarakat luas dengan

jalur – jalur komunikasi sebagai media berbagi informasi. Ada

berbagai informasi yang dapat dibagikan seperti materi edukasi

guna menambah pengetahuan serta meningkatkan sikap dan

perilaku terkait cara hidup yang bersih dan sehat. PHBS adalah

sebuah rekayasa sosial yang bertujuan menjadikan sebanyak

30
31

mungkin anggota masyarakat sebagai agen perubahan agar mampu

meningkatkan kualitas perilaku sehari – hari dengan tujuan hidup

bersih dan sehat.

b. Tujuan Dan Manfaat Pola Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)

Tujuan utama dari gerakan PHBS adalah meningkatkan kualitas

kesehatan melalui proses penyadartahuan yang menjadi awal dari

kontribusi individu – individu dalam menjalani perilaku kehidupan

sehari – hari yang bersih dan sehat.

Manfaat PHBS yang paling utama adalah terciptanya

masyarakat yang sadar kesehatan dan memiliki bekal pengetahuan

dan kesadaran untuk menjalani perilaku hidup yang menjaga

kebersihan dan memenuhi standar kesehatan.

Manfaat PHBS secara umum adalah meningkatkan kesadaran

masyarakat untuk mau menjalankan hidup bersih dan sehat. Hal

tersebut agar masyarakat bisa mencegah dan menanggulangi

masalah kesehatan. Selain itu, dengan menerapkan PHBS

masyarakat mampu menciptakan lingkungan yang sehat dan

meningkatkan kualitas hidup.

c. Tatanan PHBS

PHBS berada di lima tatanan yakni :

1) Sepuluh Indikator PHBS di Tatanan Rumah Tangga:


32

a) Persalinan ditolong oleh Tenaga Kesehatan.

b) Memberi bayi ASI eksklusif.

c) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun.

d) Menggunakan air bersih.

e) Menggunakan jamban sehat.

f) Memberantas jentik di rumah.

g) Makan sayur dan buah setiap hari.

h) Melakukan aktivitas fisik setiap hari.

i) Tidak merokok di dalam rumah.

2) Indikator PHBS di Tatanan Sekolah :

a) Mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun.

b) Mengkonsumsi jajanan di warung /kantin sekolah.

c) Menggunakan jamban yang bersih dan sehat.

d) Olahraga yang teratur dan terukur.

e) Memberantas jentik nyamuk.

f) Tidak merokok.

g) Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap

bulan.

h) Membuang sampah pada tempatnya.

3) Indikator PHBS di Tatanan Tempat Kerja :

a) Kawasan tanpa asap rokok.

b) Bebas jentik nyamuk.

c) Jamban sehat.

32
33

d) Kesehatan dan keselamatan kerja.

e) Olahraga teratur.

4) Indikator PHBS di Tatanan Tempat Umum :

a) Menggunakan jamban sehat.

b) Memberantas jentik nyamuk.

c) Menggunakan air bersih.

5) Indikator PHBS di Tatanan Fasilitas Kesehatan :

a) Menggunakan air bersih.

b) Menggunakan jamban yang bersih dan sehat.

c) Membuang sampah pada tempatnya.

d) Tidak merokok.

e) Tidak meludah sembarangan.

f) Memberantas jentik nyamuk.

2.9 Pengertian Faktor

Menurut KKBI Faktor adalah hal (keadaan, peristiwa) yang ikut

menyebabkan (mempengaruhi) terjadinya sesuatu.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan

tujuan dan kegunaan tertentu. (Sugiyono, 2013:2). Pada penelitian ini kelompok

kami melakukan penelitian dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif

dengan pendekatan deskriptif.

Menurut Sugiyono (2013:2) metode penelitian kuantitatif dapat diartikan

sebagai metedo penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism,

digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu, teknik

pengambilan sampel umumnya dilakukan dengan acak atau random sampling,

pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat

kuantitatif atau statistic, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah

ditetapkan. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan tujuan

untuk mendeskripsikan objek penelitian apapun hasil penelitian. Adapun

pengertian deskriptif menurut Notoadmodjo (2012:35) adalah suatu penelitian

yang dilakukan terhadap sekumpulan objek yang biasanya bertujuan untuk

melihat gambar fenomena (termaksud kesehatan) yang terjadi pada populasi

tertentu.

Berdasarkan pedoman tersebut, kelompok kami melakukan penelitian untuk

memperoleh data penelitian sesuai denga tujuan penelitian yaitu

mendeskripsikan pelaksanaan penyuluhan Pola Hidup Bersih dan sehat (PHBS)

35
36

untuk mengurangi angka kesakitan ISPA di dusun Sapan Desa Sumbersari

Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung.

Metode wawancara menurut Notoadmodjo (2012:35) adalah suatu metode

yang dipergunakan untuk pengumpulan data , dimana peneliti mendapatkan

keterangan atau informasi secara lisan dari seseorang sasaran penelitian

(Responden) atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut

(face to face).

Dalam penelitian ini kelompok kami melakukan wawancara kepada

narasumber atau karyawan puskesmas Sumbersari Kabupaten Bandung untuk

memperoleh data SP2TP LB 1.

3.2 Definisi Operasional Variabel

Menurut Sugiyono (2013:38) menjelaskan bahwa suatu atribut atau sifat

atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu

yang ditetapkan untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Variabel yang diteliti daam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu

variabel (x) yaitu Faktor tingginya angka morbiditas. Variabel (y) yaitu SP2TP

LB1.

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel


No Variabel Definisi Indikator
1. Faktor tingginya Hal yang 1. Indeks Penyakit
angka morbiditas mempengaruhi 2. Jumlah Penduduk
tingginya angka 3. Prosedur
kesakitan

36
37

2. SP2TP LB1 Sistem pencatatan 1. Rekam Medis


dan pelaporan 2. Alur Proses
terpadu puskesmas 3. Menghitung Angka
Laporan Bulanan Morbiditas
dengan lembar jenis 4. Prosedur
penyakit

Sumber : Diolah Oleh Kelompok (2019)

Faktor Tingginya Angka Morbiditas Terhadap SP2TP LB 1 di Dusun Sapan


Desa Sumbersari Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung

Gambar 3.1 Kerangka Pemikiran


Variable X Variabel Y

Faktor Tingginya Angka SP2TP LB1


Morbiditas 1. Rekam Medis
1. Indeks Penyakit 2. Alur Proses
2. Jumlah Penduduk 3.Menghitung Angka
3. Prosedur Morbiditas
4. Prosedur

Sumber : Diolah Oleh Kelompok(2019)


BAB IV

KONSEP IMPLEMENTASI FAKTOR TINGGINYA ANGKA

MORBIDITAS TERHADAP SP2TP DIDUSUN SAPAN DESA

SUMBERSARI KECAMATAN CIPARAY KABUPATEN

BANDUNG

4.1 Sejarah Desa Sumbersari

Gambar 4.1 Peta Wilayah Desa Sumbersari

Sumber: Google Maps

Desa Sumbersari adalah salah satu desa dari 14 desa yang ada

diwilayah Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat dan

Desa Sumbersari adalah merupakan hasil pemekaran dari Desa Ciparay pada

tahun 1978. adapun pendiri desa Sumbersari adalah sbb:

1. H Moch Yahya (Alm).

2. Kh Haidar Hidayatulloh (Alm).

38
39

3. H.Ato Muhyidin (Alm).

4. Atam Rosyadi (Alm).

5. Abat Somantri (Alm).

Desa Sumbersari di resmikan/ditetapkan pada hari Selasa tanggal 6 Juni

1978 .Kata Sumbersari berasal dari 2 ( dua ) kata yaitu : Sumber dan Sari ,

Sumber adalah diartikan pusat atau sentral ,sari adalah rasa, maka di sesuaikan

dengan Desa Sumbersari, adalah mayoritas/paling luas areal pertanian

sehingga sebagian besar masyarakatnya bercocok tanam padi.

4.2 Visi Dan Misi Desa Sumbersari

A. Visi

Visi Desa Sumbersari meningkatkan kesejahtraan masyarakat melalui

gerak Pembangunan yang didasari keagamaan, keamanan, keadilan dan

menumbuhkembangkan olidaritas masyarakat dalam kegotong royongan

serta kekeluargaan, gerakan sabilulungan raksa desa.

B. Misi

1. Meningkatkan profesionalisme aparat desa beserta jajarannya yang

berkualitas dalam rangka meningkatkan pelayanan terhadap

masyarakat.

2. Memelihara kesolehan masyarakat yang beriman dan bertaqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa.


40

3. Mengembangkan budaya disiplin kerjasama kegotongroyongan dan

kekeluargaan masyarakat gerakan sabilulungan raksa desa.

4. Meningkatkan sektor pertanian sebagai lumbung padi dalam

mengembangkan usaha masyarakat dan meningkatkan kesejahtraan

petani.

5. Menciptakan lingkungan yang nyaman aman sejahtera dan indah

dengan suasana hidup yang harmonis dan kondusif.

6. Membina dan memberikan motivasi terhadap kelembagaan yang ada

sebagai upaya meningkatkan dan melanjutkan pembangunan diwilayah

Dusun dan RW Se-Desa Sumbersari.

4.3 Unit Unit Kerja dan Tugas Pokok Desa Sumbersari

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Perangkat Desa


di Desa Sumbersari

4.3 Sumber : Desa Sumber sari

Sumber: Desa Sumbersari

40
41

Tugas perangkat desa dalam sebuah desa pasti di dibutuhkan pemerintahan

untuk menata dan mengurus setiap hal yang berkaitan dengan desa. Struktur

pemerintahan desa terdiri dari beberapa tingkatan yang di setiap tingkatannya

memiliki porsinya masing-masing. Pemerintah desa ditugaskan oleh

pemerintah pusat untuk mengatur masyarakat setempat berdasarkan dengan

peraturan perundang-undang yang ada demi mewujudkan pembangunan dan

pemerintah diwilayah desa. Setiap desa dikepalai oleh seorang kepala desa yang

dibantu oleh jajaran perangkat desa lainnya dalam mengurus setiap keperluan

desa. Setiap jajaran memiliki tugasnya masing-masing. Dengan pembagian

tugas inilah diharapkan setiap jajaran bisa memaksimalkan kinerjanya masing-

masing. Berikut struktur dari pemerintahan desa yang ada beserta tugasnya

masing-masing:

1. Tugas Kepala Desa

a. Memimpin suatu penyelenggaran pemerintah desa berdasarkan

kebijakan yang ditetapkan bersama oleh BPD

b. Mengajukan rancangan peraturan desa

c. Menetapkan suatu peraturan desa yang sudah mendapatkan

persetujuan bersama BPD

d. Menyusun dan mengajukan suatu rancangan peraturan desa mengenai

APBDesa untuk dibahas dan ditetapkan oleh bersama

e. Membina kehidupan masyarakat desa

f. Membina perekonomian desa

g. Mengkoordinasikan pembangunan desa secara parsipatif


42

h. Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundang-

undangan

2. Tugas Sekretaris Desa

a. Berkewajiban menyusun serta,melaksanakan kebijakan yang tertuang

dalam APBDes.

b. Membuat peraturan desa tentang rancangan ,perubahan dan

pertanggungjawaban APBDes.

c. Mengendalikan serta mengontrol terhadap pelaksanaan yang tertuang

di dalam APBDes.

d. Menyusun laporan terhadap pertanggung jawaban dari pihak terkait

apa yang telah dilaksanakan, dalam APBDes,dan terakhir.

e. Melakukan verifikasi terhadap barang/jasa,bukti penerimaan dan bukti

pengeluaran APBDes.

3. Tugas Kepala Seksi Pemerintahan

a. Kepala ssi pemerintahan berkedudukan sebagai salah satu unsur dari

pelaksana teknis di bidang pemerintahan.

b. Kepala seksi pemerintahan bertugas untuk membantu Kepala Desa

melakukan pelaksana tugas operasional di bidang pemerintahan desa.

c. Untuk melaksanakan tugas Kepala Seksi pemerintahan mempunyai

berbagai fungsi :

1) Melaksanakan manajemen tata praja Pemerintahan Desa.

2) Menyusun rancangan regulasi desa.

3) Masalah pertanahan.

42
43

4) Ketenteraman dan ketertiban masyarakat desa.

5) Upaya perlindungan masyarakat desa.

6) Masalah kependudukan.

7) Penataan dan pengelolaan wilayah desa.

8) Pendataan dan pengelolaan profil desa.

4. Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial

a. Melaksanakan pembinaan pelayanan keluarga berencana dan bantuan

sosial.

b. Pembinaan terhadap penderita cacat, tunakarya, tunawisma dan panti

asuhan.

c. Untuk kegiatan dalam rangka pengelolaan penanggulangan dan

pertolongan bencana alam.

d. Penyusunan suatu program serta pelaksanaan program kesiagaan untuk

menghadapi suatu bencana.

e. Bahan penyusunan suatu perumusan relokasi dan rekonstruksi akibat

bencana.

f. Mengumpulkan, dan mensistemasikan serta menganalisa data untuk

pembinaan kesejahteraan sosial yang ada.

g. Mempersiapkan bahan serta saran dalam rangka pemberian suatu

rekomendasi perizin pertunjukan untuk pasar malam, keramaian dan

usaha sosial lainnya.

h. Mempersiapkan pemberian bantuan untuk pelayanan dan bimbingan

sosial yang lainnya.


44

i. Melaksanakan pembinaan dan pengembangan ketenagakerjaan /

perburuhan.

j. Memfasilitasi pelaksanaan program jaminan kesehatan masyarakat.

k. Melaksanakan tugas yang lain yang telah diberikan oleh Camat sesuai

bidang tugasnya.

l. Melaporkan serta mempertanggung jawabkan atas suatu pelaksanaan

tugas kepada Camat sesuai standar yang ditetapkan.

5. Tugas Kepala Seksi Pelayanan

a. Berkedudukan sebagai Unsur Pelaksana teknis bidang Pelayanan.

b. Bertugas membantu Kepala Desa sebagai pelaksana tugas operasional

dibidang suatu pelayanan.

c. Melaksanakan penyuluhan dan motivasi terhadap pelaksanaan hak serta

kewajiban masyarakat desa yang ada.

d. Meningkatkan upaya partisipasi masyarakat desa.

e. Melaksanakan suatu pelestarian nilai-nilai sosial budaya keagamaan dan

ketenagakerjaan bagi masyarakat desa.

6. Tugas Kepala Kepala Dusun

a. Pembinaan kerukunan dan ketertiban seta kenyamanan, pelaksanaan

upaya perlindungan masyarakat, mobilitas kependudukan, dan penataan

dan pengelolaan wilayah.

b. Mengawasi pelaksanaan pembangunan di wilayahnya.

c. Melaksanakan pembinaan kemasyarakatan dalam meningkatkan

kemampuan dan kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungannya.

44
45

d. Melakukan upaya-upaya untuk pemberdayaan masyarakat untuk

kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.

4.4 Susunan Organisasi Dan Tata Kerja (STOK) Desa Sumbersaari

Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung

Tabel 4.1 Struktur Organisasi Desa Sumbersari

Kepala Desa Irvan Faturahman S.Pd,. Msi


Sekertaris Daerah Dede Heryadi
Seksi Pemerintahan Agus Rukmansyah
Seksi Kesejahteraan Asep Sugadi
Seksi Pelayanan Novie Susantie
Urusan Tata Usaha/ Umum Didin Syahidin
Urusan Keuangan Euis Sumyati
Urusan Perencanaan Dede Carma
Kadus I Muhamad Ilyas
Kadus II Karyana
Kadus III Uus Usmara
Sumber: Desa Sumbersari

Tabel 4.2 Data Demografi Berdasar Populasi Per Wilayah

Nama NamaKepala Jumlah Jumlah Jiwa Lk Pr


No Dusun Dusun RT KK
1 Babakan Uus Usmara 24 19 43 23 20
Cianjur
2 Sapan Karyana 36 28 48 32 16
3 Sutam Muhamad Ilyas 24 32 113 63 50

TOTAL 84 79 204 118 86


Sumber: DesaSumbersari
46

4.5 Pengamatan Keadaan Dusun Sapan Desa Sumbersari

Mengunjungi Puskesmas Sumbersari untuk memperoleh data mengenai

kesehatan Desa Sumbersari Dusun Sapan, hasil yang diperoleh adalah

mendapatkan laporan bulanan penyakit yang ada dipuskesmas. Data yang kami

peroleh adalah angka morbiditas( 10 besar penyakit yang ada pada desa

Tabel 4.3 Sepuluh Besar Penyakit Terbesar Rawat Jalan

Puskesmas Sumbersari Bulan Februari 2019


No Nama Penyakit Jumlah
1 ISPA 470
2 HT 341
3 Gigi 133
4 Myalgia 92
5 Ulkus Peptikum 82
6 Tukak Lambung 78
7 Diare 76
8 Dispesia 60
9 DM 46
10 Migren 46
Total 1.424
Sumber: Diolah oleh kelompok

Tabel 4.4 Pola Penyakit Terbesar Rawat Jalan


Puskesmas Sumbersari Bulan Maret 2019
No Nama Penyakit Jumlah
1 ISPA 401
2 HT 327
3 Gigi 119
4 Myalsia 118
5 Ulkus Peptikum 85
6 Diare 76
7 Migren 69
8 Dermatitis Kontak 62

46
47

9 Dispepsia 57
10 DM 39
Total 1.353
Sumber : Diolah oleh kelompok

Dari data diatas menunjukkan bahwa pada tahun 2019 penyakit ISPA

menduduki tingkat pertama dari 10 penyakit, sebanyak 470 jiwa dibulan

Februari dan mengalami penurunan dibulan Maret sebanyak 401 jiwa yang

terjangkit, namun tetap menduduki diperingkat pertama. Sedangkan yang

menduduki peringkat terakhir adalah penyakit Migrain pada bulan Februari

sebanyak 46, sedangkan di bulan Maret merupakan penyakit Diabetes Melitus

sebanyak 39 jiwa

4.6 Kegiatan Kuliah Kerja Nyata

A. Penyuluhan Kesehatan ke SDN 4 Ciparay tentang Pola hidup bersih

dan sehat dan pencegahan penyakit.

Penyuluhan yang dilakukan berupa menjelaskan mengenai bahayanya

ISPA jika tidak diobati dengan cepat dan tepat, menjelaskan penularan

ISPA, cara memcuci tangan yang baik dan benar ,menurut dinkes, dan

bagaimana membedakan sampah organik dan anorganik. Mengapa

sasarannya anak SD? Karena menurut kelompok 7, masa sekolah dasar

merupakan masa yang tepat untuk penanaman pembiasaan diri karena

memorinya masih bisa menangkap segala hal dengan cepat, oleh karena itu

kami harapkan penyuluhan ini dapat membiasakan diri mereka untuk


48

belajar hidup sehat yang dimulai dengan mencuci tangan dan terbiasa

membuang sampah ditempatnya sesuai jenis sampah sejak dini.

Gambar 4.3 Penyuluhan Cara mencuci Tangan yang Benar


di SDN 04 Ciparay

Sumber : SDN 04 Ciparay

Gambar 4 3 Penyuluhan Pencegahan Penyakit


di SDN 04 Ciparay

Sumber : SDN 04 Ciparay

48
49

B. Penyuluhan Pencegahan Penyakit dan PHBS di POS PAUD Mawar

Kegiatan penyuluhan ini dilakukan bertujuan untuk menerapkan pola

hidup bersih dan sehat sejak dini, karena kebiasaan sejak kecil akan terbiasa

dengan sendirinya hingga dewasa. Materi penyuluhan yang kita berikan

kepada anak anak ini berupa cara batuk dan bersin yang benar, cara mencuci

tangan dengan baik dan benar menurut DepKes, cara menyikat gigi yang

baik dan benar, menjaga makanan yang sehat dan bergizi, dan perilaku sehat

yang bisa diterapkan di lingkungan sekitar.

Dalam kegiatan ini para siswa juga didampingi oleh orang tua, sehingga

orangtua bisa membantu menerapkan pola hidup bersih dan sehat untuk

anak-anaknya dan juga untuk keluarga disekitarnya.

Gambar 4.4 Cara Mencuci Tangan yang Benar


di Pos PAUD Mawar

Sumber : Pos PAUD Mawar


50

C. Penyuluhan Kepada Pesantren dan Panti Yayasan Amanah Mulia

Penyuluhan yang dilakukan berupa menjelaskan mengenai bahayanya

ISPA jika tidak diobati dengan cepat dan tepat, menjelaskan penularan

ISPA, cara memcuci tangan yang baik dan benar menurut dinkes,

mengkomsumsi makanan yang sehat dan bersih akan terhindar dari penyakit

dan bagaimana membedakan sampah organik dan anorganik. oleh karena

itu kami harapkan penyuluhan ini dapat membiasakan diri mereka untuk

belajar hidup sehat yang dimulai dengan mencuci tangan dan terbiasa

membuang sampah ditempatnya sesuai jenis sampah.

Gambar 4 5 Penyuluhan Pola Hidup Bersih dan Sehat


di Yayasan Amanah Mulia

Sumber : Yayasan Amnah Mulia

50
51

D. Penyuluhan Kepada Warga Sapan

Pada kegiatan penyuluhan kali ini kami mengunjungi beberapa rumah

warga dusun Sapan, Kami melakukan wawancara bagaimana pola

kehidupan masyarakat dalam menjaga kesehatan dan kebersihan

lingkungan. Selain itu kami juga melakukan pemeriksaan Sanitasi di

Rumah-rumah warga, kelembaban, ventilasi dan kepadatan di rumah. Kami

juga menginformasikan mengenai pencegahan agar tidak mudah terserang

penyakit, penanganan pertama pada saat terinfeksi penyakit, prosedur

pengobatan yang bias dilakukan dirumah(home care).

Gambar 4 6 Penyuluhan Kesehatan ke Warga


yang sedang Bertani Dusun Sapan

Sumber : Warga Dusun Sapan


52

Gambar 4 7 Penyuluhan kesehatan ke rumah warga


di Dusun Sapan

Sumber : Warga Dusun Sapan

E. Kegiatan Observasi Ke Puskesmas

Pada Observasi ini kami mendapatkan Laporan SP2TP LB1, yang isinya

mengenai daftar 10 besar penyakit di Desa Sumbersari. Kami melihat

tingginya angka morbiditas di dusun Sapan Desa Sumbersari. Salah satunya

yaitu ISPA menjadi penyakit terbesar. Maka dari itu kelompok kami lebih

banyak membahas mengenai pencegahan, penanganan dan pengobatan

penyakit ISPA.

52
53

Gambar 4.8 Observasi


di Puskesmas Desa Sumbersari

Sumber : Puskesmas Sumbersari

4.7 Kegiatan Penunjang Kuliah Kerja Nyata (KKN)

A. Mengikuti Kegiatan Posyandu

Dalam proses pendekatan kepada warga, kelompok kami mengikuti

beberepa kegiatan rutin yang biasa dilakukan oleh warga di Dusun Sapan,

salah satunya adalah kegiatan penimbangan Batita dan penyuluhan

mengenai kesehatan Ibu dan Anak. Kami juga menambahkan beberapa

program kami yaitu penyuluhan kesehatan berupa informasi tentang cara

pencegahan penyakit dan pertolongan pertama yang harus dilakukan saat

terserang penyakit.
54

Gambar 4.9 Penimbangan dan Penyuluhan Kesehatan


di POSYANDU Mawar

Sumber : Posyandu Mawar

B. Kunjungan Warga Korban Banjir Bersama Kepala Desa

Di Dusun Sapan ini merupakan wilayah yang letaknya dekat dengan

sungai citarum, sehingga ketika hujan yang berkepanjangan menimbulkan

sungai citarum meluap hingga ke pemukiman warga dan akhirnya menjadi

bencana banjir bagi warga di dusun Sapan. Salah satu penyebab Banjir yaitu

karena sudah tidak ada pepohonan yang berfungsi sebagai serapan air, dan

banyak sampah menumpuk yang menyebabkan sumbatan aliran air. Pada

kegiatan ini, kami bersama beberapa perangkat desa melakukan kunjungan

untuk memastikan keadaan warga, dan mencari akar permasalahan untuk

dapat menemukan solusi saat bencana banjir datang kembali.

Gambar 4.10 Kunjungan Korban Banjir

54
55

di Dusun Sapan

Sumber : Lokasi Banjir RW 11 Dusun Sapan

C. Pembuatan Tempat Sampah Ramah Lingkungan

Dalam upaya menanggulangi pemebuangan sampah sembarangan dan

minimnya fasilitas tempat sampah di Sarana umum, kelompok kami

berinisiatif untuk membuat sampah yang terbuat dari sampah juga yaitu

dengan penggunaan botol plastik.

Alasan dari pembuatan tempat sampah dari botol plastik ini karena

tingginya penggunaan botol plastik di Dusun sapan yang berada di wilayah

sungai Citarum, sehingga kami memutuskan botol plastik didaur ulang

menjadi tempat sampah yang bisa mengurangi pembuangan sampah

sembarangan. Sebutan untuk tong sampah buatan kelompok kami adalah

Tong Sampah Ramah Lingkungan

Bahan serta alat-alat yang digunakan pembuatan Tong Sampah Ramah

Lingkungan ini adalah:


56

1. Bahan-bahan :

a. Botol plastik bekas (200 botol)

b. Kawat pengait (1/2 kg)

c. Karung bekas

d. Cat minyak (1 kaleng)

e. Tinner 2 botol

f. Lem fox (1 kaleng)

2. Alat-alat :

a. Ban bekas diametet 60 cm

b. Tang

c. Gunting

d. Pisau

e. Sarung tangan

f. Masker

g. Sabun

3. Proses pembuatan Tong Sampah Ramah Lingkungan:

a. Pemilahan botol sampah plastik di tempat pengolahan sampah

menggunakan masker dan sarung tangan agar terhindar dari bakteri

dan sumber penyakit. selajutnya memilih botol yang jenisnya sama

agar ketika disusun bentuknya bagus dan mudah dalam

menyusunnya.

56
57

Gambar 4.11 Pemilahan Botol-botol Bekas


di Tempat Pengolahan Sampah Desa Sumbersari

Sumber : Villa Pesantren Amanah Mulia

b. Botol-botol yang sudah terkumpul, selanjutnya dilepaskan dari

plastik yang melekat dibotol tersebut, lalu dicuci selanjutnya

dibersihkan menggunakan air agar botol-botol bersih dan tidak

berbau sehingga nyaman ketika merakitnya

Gambar 4.12 Pemisahan Plastik dan Pembersihan Botol

Sumber : Villa Pesantren Amanah Mulia


58

c. Cat botol-botol menggunakan cat minyak yang sudah dicampur

dengan tinner dengan perbandingan tinner dan cat (2:1). Biarkan cat

benar-benar dalam keadaan kering

Gambar 4.13 Pengecata Botol-botol

Sumber : Villa Pesantren Amanah Mulia

d. Merakit botol-botol bekas dengan menggunakan ban sebagai bentuk

lingkarannya dan melemnya dibagian kedua sisi botol, selanjutnya

dihubungan botol satu dan lainya, lalu biarkan lem merekat terlebih

dahulu.

58
59

Gambar 4.14 Menempelkan Botol dan Merakit Botol-botol


Menjadi Tong Sampah

Sumber : Villa Pesantren Amanah Mulia

e. Ikat/kaitkan botol-botol tersebut menggunakan kawat kecil

mengikuti diameter setiap botol, kaitkan secara melingkar terakhir

alaskan dengan karung bekas dan tempel menggunakan lem. Tong

Sampah Ramah Lingkungan telah siap digunakan dan diserahkan ke

Balai Desa Sumbersari Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung.

Gambar 4.15 Memperkuat Pondasi Dengan Kawat

Sumber : Villa Pesantren Amanah Mulia

Gambar 4 16 Membuat Alas untuk Tong Sampah


60

Sumber : Villa Pesantren Amanah Mulia

Gambar 4.17 Serah terima tempat sampah botol plastic


yang sudah bisa digunakan

Sumber : Desa Sumbersari

D. Pembuatan Poster Cuci Tangan Untuk Sdn 4 Ciparay

60
61

Berdasarkan kegiatan utama yang kami laksanakan di Dusun Sapan Desa

sumbersari yaitu penyuluhan kesehatan mengenai cara mencuci tangan

dengan baik dan benar, kami memberikan Poster cara mencuci tangan

dengan baik dan benar agar pola sehat ini selalu diingat dan tidak mudah

dilupakan.

Gambar 4.18 Proses Pembuatan Poster Cuci Tangan

Sumber : SDN 04 Ciparay

Gambar 4.19 Penyerahan Poster Cuci Tangan


Kepada Pihak Guru SDN 04 Ciparay

Sumber : SDN 04 Ciparay


62

E. Mengikuti Kegiatan Senam Sehat Setiap Jumat Di Desa Sumbersari

Olahraga secara rutin merupakan salah satu pola hidup sehat yang

seharusnya diterapkan oleh semua orang, kami mengadakan olahraga

bersama warga Dusun Sapan dan Perangkat desa setiap hari jumat pagi di

halaman Kantor Desa Sumbersari.

Gambar 4.20 Senam Jumat Pagi


di Halaman Kantor Desa Sumbersari

Sumber : Kelompok 7

F. Pengabdian Masyarakat

Kelompok kami yang didampingi oleh dosen Pembimbing Yaitu Bu Sali

Setiatin membantu masyarakat yang sedang panen dan menjemur padi

62
63

Gambar 4.21 Menjemur Padi


di Lahan Pertanian Dusun Sapan

Sumber : Kelompok 7 Dusun Sapan

G. Mengikuti Kegiatan Karang Taruna

Dalam penyelenggaraan penyuluhan kepada warga, kami dibantu oleh

anggota karang taruna di Dusun Sapan. Sebagai peningkatan silaturahmi

kelompok kami diajak untuk mengikuti kegiatan rutin yang dilaksanakan

oleh karang taruna Dusun Sapan yaitu kegiatan pasar Jum’at.


64

Gambar 4.22 Kegiatan Pasar Jum’at Karang taruna


di Dusun Sapan Desa Sumbersari

Sumber: Karang Taruna Desa Sumbersari

64
BAB V

FAKTOR TINGGINYA ANGKA MORBIDITAS

TERHADAP SP2TP LB 1 DI DUSUN SAPAN DESA

SUMBERSARI KECAMATAN CIPARAY KABUPATEN

BANDUNG

5.1 Faktor Tingginya Angka Morbiditas Terhadap SP2TP di Dusun Sapan

Desa Sumbersari Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung

Pola hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari sangat menunjang

dalam kualitas kehidupan masyarakat. Semakin baik pola hidup bersih maka

semakin baik pula kualitas hidupnya, dan kurangnya pola hidup bersih dan sehat

maka kualitas hidupnya semakin buruk, itu membuat masyarakat akan lebih

mudah terpapar penyakit. Sehingga pengetahuan mengenai kesehatan, perlu

ditingkatkan dengan pendidikan kesehatan diberbagai lingkungan masyarakat.

Kondisi lingkungan yang tidak sehat juga merupakan faktor yang

menyebabkan tingginya morbiditas atau angka kesakitan di suatu wilayah.

Lingkungan biofisik merupakan keadaan rumah dengan segala sarana dan

prasarana pendukung kebersihan dan kesehatan yang dimilki oleh keluarga

yang meliputi kondisi fisik rumah, MCK, sumber air bersih, tempat

pembuangan sampah dan tempat pembuangan limbah rumah tangga.

65
66

Dari tabel 5.1 sepuluh besar penyakit Rawat Jalan bulan Maret 2019 dapat

diketahui bahwa penyakit ISPA merupakan penyakit terbanyak pertama dengan

jumlah 401 Orang, penyakit kedua terbesar yaitu Hipertensi dengan jumlah 327

Orang, Penyakit terbesar selanjutnya yaitu penyakit gigi dengan jumlah 119

orang, penyakit Myalgia dengan jumlah 118 orang, Ulkus peptikum dengan

jumlah 85 orang, migren dengan jumlah 69 orang, dermatitis kontak 62 dengan

jumlah 62 orang, dyspepsia dengan jumlah 57 orang, dan diabetes militus

dengan jumlah 39 orang.

Berdasarkan penelitian yang kami lakukan, bahwa benar Pola hidup bersih

dan sehat serta kesehatan lingkungan sangat berpengaruh terhadap tingginya

angka morbiditas.

Tabel 5.1 Sepuluh Besar Penyakit Rawat Jalan


di Puskesmas Sumbersari Bulan Maret 2019

No Nama Penyakit Jumlah


1 ISPA 401
2 Hipertensi 327
3 Gigi 119
4 Myalgia 118
5 Ulkus Peptikum 85
6 Diare 76
7 Migren 69
8 Dermatitis Kontak 62
9 Dispepsia 57
10 Diabetes Militus 39
Total 1.353

66
67

5.2 Sepuluh Penyakit Terbesar Rawat Jalan di Puskesmas Sumbersari

A. Penyakit ISPA

1. Pengertian ISPA

Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah infeksi saluran

pernafasan akut yang menyerang tenggorokan, hidung dan paru-paru

yang berlangsung kurang lebih 14 hari, ISPA mengenai struktur saluran

di atas laring, tetapi kebanyakan penyakit ini mengenai bagian saluran

atas dan bawah secara stimulan atau berurutan.

2. Etiologi ISPA

Etiologi ISPA terdiri lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan riketsia.

Bakteri penyebab ISPA antara lain adalah dari genus Streptokokus,

Stafilokokus, Pneumokokus, Hemofillus, Bordetelia dan

Korinebakterium. Virus penyebab ISPA antara lain adalah golongan

Miksovirus, Adnovirus, Koronavirus, Pikornavirus, Mikoplasma,

Herpesvirus dan lain-lain.

Selain Penyebab ISPA disebabkan oleh bakteri atau virus yang

masuk kesaluran nafas. Salah satu penyebab ISPA yang lain adalah asap

pembakaran bahan bakar kayu yang biasanya digunakan untuk

memasak. Asap bahan bakar kayu ini banyak menyerang lingkungan

masyarakat, karena masyarakat terutama ibu-ibu rumah tangga selalu

melakukan aktifitas memasak tiap hari menggunakan bahan bakar kayu,

gas maupun minyak. Timbulnya asap tersebut tanpa disadarinya telah

mereka hirup sehari-hari, sehingga banyak masyarakat mengeluh batuk,


68

sesak nafas dan sulit untuk bernafas. Polusi dari bahan bakar kayu

tersebut mengandung zat-zat seperti Dry basis, Ash, Carbon, Hidrogen,

Sulfur, Nitrogen dan Oxygen yang sangat berbahaya bagi kesehatan

(Depkes RI, 2002).

3. Faktor Resiko

Faktor resiko timbulnya ISPA

a. Faktor Demografi

Faktor demografi terdiri dari 3 aspek yaitu:

1) Jenis Kelamin

Bila dibandingkan antara orang laki-laki dan perempuan,

lakilakilah yang banyak terserang penyakit ISPA karena

mayoritas orang laki-laki merupakan perokok dan sering

berkendaraan, sehingga mereka sering terkena polusi udara.

2) Usia

Anak balita dan ibu rumah tangga yang lebih banyak

terserang penyakit ISPA. Hal ini disebabkan karena

banyaknmya ibu rumah tangga yang memasak sambil

menggendong anaknya.

3) Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat

berpengaruh dalam kesehatan, karena lemahnya manajemen

kasus oleh petugas kesehatan serta pengetahuan yang kurang di

masyarakat akan gejala dan upaya penanggulangannya,

68
69

sehingga banyak kasus ISPA yang datang kesarana pelayanan

kesehatan sudah dalam keadaan berat karena kurang mengerti

bagaimana cara serta pencegahan agar tidak mudah terserang

penyakit ISPA.

b. Faktor gizi dan PHBS

Menjaga status gizi yang baik, sebenarnya bisa juga mencegah

atau terhindar dari penyakit terutama penyakit ISPA. Misal dengan

mengkonsumsi makanan 4 sehat 5 sempurna dan memperbanyak

minum air putih, olah raga yang teratur serta istirahat yang cukup.

Karena dengan tubuh yang sehat maka kekebalan tubuh akan

semakin menigkat, sehingga dapat mencegah virus ( bakteri) yang

akan masuk kedalam tubuh.

4. Penatalaksanaan ISPA

Menurut Depkes RI, (2002) pencegahan ISPA antara lain:

a. Menjaga kesehatan gizi agar tetap baik

Dengan menjaga kesehatan gizi yang baik maka itu akan

mencegah kita atau terhindar dari penyakit yang terutama antara

lain penyakit ISPA. Misalnya dengan mengkonsumsi makanan

empat sehat lima sempurna, banyak minum air putih, olah raga

dengan teratur, serta istirahat yang cukup, kesemuanya itu akan

menjaga badan kita tetap sehat. Karena dengan tubuh yang sehat

maka kekebalan tubuh kita akan semakin meningkat, sehingga


70

dapat mencegah virus / bakteri penyakit yang akan masuk ke tubuh

kita.

b. Imunisasi

Pemberian immunisasi sangat diperlukan baik pada anak-anak

maupun orang dewasa. Immunisasi dilakukan untuk menjaga

kekebalan tubuh kita supaya tidak mudah terserang berbagai

macam penyakit yang disebabkan oleh virus / bakteri.

c. Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan

Membuat ventilasi udara serta pencahayaan udara yang baik

akan mengurangi polusi asap dapur / asap rokok yang ada di dalam

rumah, sehingga dapat mencegah seseorang menghirup asap

tersebut yang bisa menyebabkan terkena penyakit ISPA. Ventilasi

yang baik dapat memelihara kondisi sirkulasi udara (atmosfer) agar

tetap segar dan sehat bagi manusia.

d. Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA

Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) ini disebabkan oleh

virus/ bakteri yang ditularkan oleh seseorang yang telah terjangkit

penyakit ini melalui udara yang tercemar dan masuk ke dalam

tubuh. Bibit penyakit ini biasanya berupa virus / bakteri di udara

yang umumnya berbentuk aerosol (anatu suspensi yang melayang

di udara). Adapun bentuk aerosol yakni Droplet, Nuclei (sisa dari

sekresi saluran pernafasan yang dikeluarkan dari tubuh secara

70
71

droplet dan melayang di udara), yang kedua duet (campuran antara

bibit penyakit).

5. Pengobatan

Beberapa hal yang perlu dikerjakan seorang ibu untuk mengatasi

anaknya yang menderita ISPA.

a. Mengatasi panas (demam)

Untuk anak usia 2 bulan sampai 5 tahun demam diatasi dengan

memberikan parasetamol atau dengan kompres, bayi dibawah 2

bulan dengan demam harus segera dirujuk. Parasetamol diberikan 4

kali tiap 6 jam untuk waktu 2 hari. Cara pemberiannya, tablet dibagi

sesuai dengan dosisnya, kemudian digerus dan diminumkan.

Memberikan kompres, dengan menggunakan kain bersih, celupkan

pada air (tidak perlu air es).

b. Mengatasi batuk

Dianjurkan memberi obat batuk yang aman yaitu ramuan

tradisional yaitu jeruk nipis ½ sendok teh dicampur dengan kecap

atau madu ½ sendok teh , diberikan tiga kali sehari.

c. Pemberian makanan

Berikan makanan yang cukup gizi, sedikit-sedikit tetapi

berulangulang yaitu lebih sering dari biasanya, lebih-lebih jika

muntah. Pemberian ASI pada bayi yang menyusu tetap diteruskan.


72

d. Pemberian minuman

Usahakan pemberian cairan (air putih, air buah dan sebagainya)

lebih banyak dari biasanya. Ini akan membantu mengencerkan

dahak, kekurangan cairan akan menambah parah sakit yang diderita.

e. Tidak dianjurkan mengenakan pakaian atau selimut yang terlalu

tebal dan rapat, lebih-lebih pada anak dengan demam.

f. Jika pilek, bersihkan hidung yang berguna untuk mempercepat

kesembuhan dan menghindari komplikasi yang lebih parah.

g. Usahakan lingkungan tempat tinggal yang sehat yaitu yang

berventilasi cukup dan tidak berasap.

h. Apabila selama perawatan dirumah keadaan anak memburuk maka

dianjurkan untuk membawa kedokter atau petugas kesehatan.

i. Untuk penderita yang mendapat obat antibiotik, selain tindakan

diatas usahakan agar obat yang diperoleh tersebut diberikan dengan

benar selama 5 hari penuh. Dan untuk penderita yang mendapatkan

antibiotik, usahakan agar setelah 2 hari anak dibawa kembali ke

petugas kesehatan untuk pemeriksaan ulang.

B. Penyakit Hipertensi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi kronis ketika

tekanan darah pada dinding arteri (pembukuh darah bersih) meningkat.

Kondisi ini dikenal sebagai “pembunuh diam- diam” karena jarang

memiliki gejala yang jelas. Salah satunya orang terkena tekanan darah tinggi

yaiu dengan cara mengukur tekanan darah.

72
73

Gejala hipertensi biasanya orang yang menderita akan mengalami sakit

kepala, pusing yang sering dirasakan akibat tekanan darahnya naik melebihi

batas normal, wajah akan memerah , dan pada sebagian orang akan

mengalami detak jantung yang berdebar – debar. Pencegahannya tentu saja

dengan menjaga pola hidup bersih dan sehat, kurangi garam, berhenti

merokok dan olahraga yang teratur.

C. Penyakit Gigi

Infeksi gigi yaitu nyeri atau peradangan didalam atau sekitar gigi, sering

kali disebabkan karena kerusakan. Penyebab umum gejala ini dapat

disebabkan oleh hal- hal di luar penyakit yang mndasari. Contohnya

meliputi menggigit sesuatu yang keras, membersihkan gigi dengan benang,

sesuatu mengganjal di antara gigi, atau kawat gigi. Pada anak- anak, sakit

gigi adalah bagian umum dari proses pertumbuhan.

Pencegahannya dengan cara membersihkan gigi dengan benang dan

menyikat gigi dengan benang dan menyikat gigi secara teratur untuk

menghilangkan partikel mnakanan yang mengganggu dapat membantu

mengurangi sakit gigi. Menggunakan pereda nyeri juga dapat membantu

meredakannya sementara waktu.

D. Penyakit Myalgia

Myalgia adalah keluhan nyeri yang sering terjadi pada otot atau sering

kita sebut nyeri otot. Seluruh tubuh kita dilingkupi otot, mka nyeri otot juga

dapat terjadi dimana saja. Myalgia merupakan keluhan yang sangat sering

terjadi dan hampir semua orang pernah mengalami myalgia, walaupun


74

lokasi nyeri ototnya berbeda- beda, tergantung dari aktivitas dan

penyebabnya.Gejala yang muncul biasanya demam, bengkak di lokasi

nyeri, kemerahan, lemas dan nyeri pada sendi- sendi.

Pencegahannya antara lain melakukan tretching atau peregangan otot

sebelum dan sesudah aktivitas fisik, melakukan pemanasan sebelum

berolahraga dan pendinginan setelah berolahraga, banyak minum untuk

mencegah dehidrasi, terutama pada saat banyak aktivitas dan berolahraga

secar teratur seperti joging dan bersepeda.

E. Penyakit Ulkus Peptikum

1. Pengertian Ulkus Peptikum

Ulkus peptikum adalah kerusakan selaput lendir karena factor –

factor psikosomatis, toksin, ataupun kuman – kuman Streptococcus.

Faktor psikosomatis (missal ketakutan, kecemasan, kelelahan,

keinginan berlebihan) dapat merangsang sekresi HCL berlebihan. HCL

akan merusak selaput lendir lambung. Ulkus peptikum disebut juga

penyakit maag.

2. Etiologi Ulkus Peptikum

Penyebab terjadinya migren masih belum diketahui secara pasti,

namun ada beberapa faktor atau pemicu yang dapat menyebabkan

terjadinya migren, antara lain :

a. Riwayat anggota keluarga dengan riwayat nyeri kepala (faktor

genetik diyakini kuat berpengaruh terhadap munculnya migrain)

74
75

b. Perubahan hormon (esterogen dan progesterone) pada wanita,

khususnya pada fase luteal siklus menstruasi, kehamilan, menarke,

menopause, dan penggunaan kontrasepsi oral

c. Makanan yang bersifat vasodilator (anggur merah dan natrium

nitrat), vasokonstriktor (keju dan coklat), serta zat tambahan pada

makanan (monosodium glutamat dan pemanis buatan sakarin)

F. Diare

Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan

konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya

lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari. (Buku Saku

Petugas Kesehatan Lintas Diare Depkes RI, 2011).

Penyebab diare dapat dikelompokkan dalam 6 golongan besar yaitu

infeksi (disebabkan oleh bakteri, virus atau infestasi parasite), malabsorpsi,

alergi, keracunan, imunodefisiensi dan sebab – sebab lainnya. Penyebab

yang sering ditemukan di lapangan ataupun secara klinis adalah diare yang

disebabkan infeksi dan keracunan. (Buku Saku Petugas Kesehatan Lintas

Diare Depkes RI, 2011)

Jenis Diare ada dua, yaitu Diare akut, Diare persisten atau Diare kronik.

Diare akut adalah diare yang berlangsung kurang dari 14 hari, sementara

Diare persisten atau diare kronis adalah adalah diare yang berlangsung lebih

dari 14 hari. (Buku Saku Petugas Kesehatan Lintas Diare Depkes RI, 2011)
76

G. Migren

Nyeri menurut International Association for the Study of Pain (IASP)

merupakan perasaan sensori dan/atau emosional yang tidak menyenangkan

yang berkaitan dengan kerusakan jaringan baik yang sudah terjadi maupun

yang berpotensi terjadi. Salah satu alasan tersering pasien mengunjungi ahli

neurologi adalah nyeri kepala atau cephalgia.

The International Headache Society (IHS) pada tahun 2013 membagi

nyeri kepala menjadi dua kategori utama yaitu nyeri kepala primer dan nyeri

kepala sekunder. Nyeri kepala primer adalah nyeri kepala tanpa penyebab

yang jelas dan tidak berhubungan dengan penyakit lain, mencakup

migraine, tension-type headache, dan trigeminal autonomic cephalalgias

(TACs). Sedangkan nyeri kepala sekunder terjadi akibat gangguan organik

lain, seperti infeksi, trauma, tumor, trauma, gangguan homoeostasis, dan

penyakit sistemik lain.

Migrain diartikan sebagai nyeri kepala berulang yang penyebabnya

belum diketahui secara pasti dengan kelainan yang kompleks

(neruovaskular) ditandai dengan sakit kepala berulang, unilateral, dan pada

beberapa kasus dikaitkan dengan adanya aura yang timbul sebelum atau

setelah nyeri kepala.

H. Dermatitis kontak

Dermatitis kontak adalah inflamasi pada kulit yang terjadi karena kulit

telah terpapar oleh bahan yang mengiritasi atau menyebabkan reaksi alergi.

76
77

Dermatitis kontak akan menyebabkan ruam yang besar, gatal dan rasa

terbakar.

Jika ruam terjadi diseluruh tubuh bayi, maka sabun atau deterjen

mungkin menjadi salah satu penyebabnya. Jika dada dan lengan yang

terkena, penyebabnya bisa dari baju yang kotor.yang harus dilakukan: Pada

kasus ringan dan sedang, penghindaran bahan iritan (penyebab iritasi) dan

penggunaan krim yang mengandung hidrolortison (kortikosteroid) dapat

membantu mengurangi gatal dan kemerahan di kulit. Pada kasus yang berat,

obat yang diminum jenis kortikosteroid dan anti radang diperlukan untuk

mengurangi peradangan dan gatal. Sebaiknya lakukan konsultasi terlebih

dahulu dengan dokter, sebelum menggunakan krim hidrokortison atau

antihistamin.

I. Dispepsia

Dipepsia merupakan rasa tidak nyaman yang berasal dari daerah

abdomen bagian atas. Rasa tidak nyaman tersebut dapat berupa salah satu

atau beberapa gejala berikut yaitu: nyeri epigastritum, rasa terbakar di

epigastritum, rasa penuh setelah makan, cepat kenyang, rasa kembung pada

saluran cerna atas mual, muntah dan sendawa. Untuk dyspepsia fungsional,

keluhan tersebut diatas harus berlangsung setidaknya selama tiga bulan

terakhir dengan awitan gejala enam bulan sebelum diagnosis yang

ditegakkan.
78

J. Diabetes mellitus

Diabetes mellitus merupakan kondisi kronis yang ditandai dengan

peningkatan konsentrasi glukosa darah disertai munculnya gejala utama

yang khas, yakni urine yang berasa manis dalam jumlah yang besar. Istilah

“diabetes” bersal dari bahaya Yunani yang berarti “siphon”, ketika tubuh

menjadi suatu saluran untuk mengeluarkan cairan yang berlebihan, dan

“mellitus dari bahasa Yunani dan latin yang berarti madu. Kelainan yang

menjadi penyebab mendasar dari diabetes mellitus adalah defisiensi relative

atau absolut dari hormone inulin. Insulin merupakan satu-satunya hormone

yang dapat menurunkan kadar glukosa dalam darah.

Terdapat dua kategori diabetes, yaitu :

1. Diabetes tipe 1 terjadi akibat penghancuran autoimun dari sel β

penghasil insulin di pulau Langerans pada pancreas (defisiensi absolut).

2. Diabetes tipe 2 merupakan dampak dari gangguan sekresi insulin dan

resitansi terhadap kerja insulin yang sering kali disebabkan oleh obesitas

(defisiensi relatif).

Dibawah ini adalah susunan kegiatan yang kami lakukan dan hasil

dari pengamatan di Desa Sumbersari Dusun Sapan:

1. Memperhatikan lingkungan sekitar Sapan.

Hasil yang diperoleh adalah:

a. Masih banyaknya ditemukan sampah berceceran dikarenakan tidak

tersedianya tempat sampah disekitaran jalan. Sehingga masyarakat

disana membuang sampah sembarangan.

78
79

b. Sering tercium aroma yang tidak sedap seperti kotoran sapi.

Ternyata banyak kotoran sapi ditemukan disekitaran jalan

dikarenakan para petani memakai kotoran sapi untuk dijadikan

pupuk disawah.

2. Memperhatikan kebiasaan warga Dusun Sapan

Hasil yang diperoleh:

a. Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya penerapan PHBS

dalam lingkungan keluarga, sekolah dan tempat berkeja. Dengan

jarang mencuci tangan ketika makan. Anak-anak sekolah yang jajan

sembarang. Dimana dengan penerapan PHBS yang sudah terjalan

dengan baik sesungguhnya dapat mengurangi terjangkitnya penyakit

ISPA dikarenakan sistem daya tahan tubuh yang sehat dan kuat

dapat menangkal penularan ISPA.

b. Para bapak-bapak yang terbiasa merokok tidak pada tempatnya.

Sehingga asap rokok dapat dihirup bebas oleh siapa saja. Dimana

kebiasaan tersebut merupakan salah satu faktor timbulnya penyakit

ISPA. Yang dapat menyerang baik diri sendiri maupun orang lain.

c. Banyak warga yang meludah sembarang dan tidak menggunakan

masker ketika sudah mengalami gejala-gejala seperti: batuk,

influenza, dimana hal tersebut merupakan salah satu faktor

penularan ISPA.

d. Tidak memakai masker ketika pergi kesawah. Dimana keadaaan

sawah yang penuh dengan aroma tidak sedap seperti bau kotoran
80

sapi. Dimana hal tersebut merupakan faktor penyebab ISPA

dikarenakan kotoran sapi banyak mengandung bakteri jahat yang

dapat terbawa oleh angin dan juga dapat mencemari sungai,

dikarenakan irigasi sawah sudah tercemar oleh kotoran sapi.

e. Kurangnya pengetahuan masyarakat bahwa penyakit ISPA

merupakan penyakit menular.

80
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN


6.1 Kesimpulan

Berdasarkan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang telah dilakukan Di Dusun

Sapan Desa Sumbersari, maka penulis mengemukakan beberapa kesimpulan

sebagai berikut :

1. Angka morbiditas (kesakitan) yang cukup tinggi. Dan yang berada diurutan

pertama yaitu penyakit ISPA dengan rata – rata per bulannya mencapai 434

jiwa. Sedangkan yang menduduki peringkat terakhir adalah penyakit

Migrain pada bulan Februari sebanyak 46, sedangkan di bulan Maret

merupakan penyakit Diabetes Melitus sebanyak 39 jiwa

2. Pekerjaan utama masyarakat di Dusun Sapan Desa Sumbersari adalah

bertani yang mana mereka dominan menggunakan pupuk dari feses hewan

seperti sapi, kerbau dll. Dari feses tersebut mengandung beberapa bakteri

seperti Streptococcus yang ketika bau dari pupuk tersebut terhirup oleh para

petani atau orang sekitar yang melintasi sawah.

3. Ditambah lagi dengan pola hidup masyarakat yang belum benar seperti

masih membuang sampah sembarangan dan juga tidak tersedianya tempat

sampah disepanjang jalan. Selain itu, penggunaan air bersih pun masih

minim dikarenakan air yang sering tercampur dengan air banjir ketika

musim penghujan datang. Pentingnya akan kesadaran mencuci tanganpun

masih minim. Dari keadaan tersebut, membuat masyarakat Dusun Sapan

81
82

rentan tertular beberapa penyakit seperti ISPA, diare, dermatitis kontak dan

10 penyakit terbesar lainnya.

6.2 Saran

Berdasarkan permasalahan diatas, kelompok kita ingin memberikan

beberapa saran untuk menjadi masukan bagi PUSKESMAS Sumbersari (Pusat

Kesehatan Masyarakat), bagi warga Dusun Sapan Desa Sumbersari Kecamatan

Ciparay Kabupaten Bandung dan bagi Pemerintah setempat, yaitu antara lain :

1. Dengan tingginya angka morbiditas, masyarakat Desa Sumbersari perlu

untuk lebih terbuka (open minded) dan sadar, bahwa pentingnya pendidikan

tentang faktor dan pencegahan penyakit menular dan tidak menular serta

penerapan PHBS dalam kehidupan sehari-hari agar penularan dapar

dicegah, sehingga angka morbiditas didesa tersebut dapat menurun.

2. Meningkatkan sosialisasi pelayanan kesehatan dan penyuluhan kesehatan

kepada masyarakat. Agar masyarakat tidak menolak ketika diadakannya

penyuluhan kesehatan.

3. Pemerintah setempat menyediakan sarana dan prasarana yang menunjang

kebersihan desa tersebut, agar kesehatan di Desa Sumbersari lebih baik lagi.

Contohnya seperti: menyediakan tong sampah disekitaran jalan dan bank

sampah setiap dusunnya.

82
DAFTAR PUSTAKA

A. DOKUMEN

1. Undang-Undang No. 5 Tahun 1979. Tentang Pemerintahan Desa.

2. Undang-Undang No. 6 Tahun 2014. Tentang Desa.

3. Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 Pasal 46. Tentang Praktik Kedokteran.

4. Peraturan Menteri Kesehatan No. 269 Tahun 2008. Tentang

Penyelenggaraan Rekam Medis

5. Peraturan Pemerintahan No. 12 Tahun 2018. Tentang Pedoman

Penyusunana Tata Tertib DPRD Provinsi, Kabupaten dan Kota.

B. BUKU ILMIAH

1. Alamsyah, Dedi & Muliawati, Ratna (2013) Ilmu Kesehatan Masyarakat.

Yogyakarta: Nuha Medika.

2. Anies (2018) Penyakit Degeneratif:Mencegah dan Mengatasi Penyakit

Degenaratif Dengan Perilaku dan Pola Hidup Moderen Yang

Sehat.Yogyakarta:AR-Ruzz Media.

3. Bilous,R.& Donelly,R.(2014).Buku Pegangan Diabetes. Edisi ke 4. Buku

Medika. Jakarta.

4. Darwi.(2014).Konsensus Nasional Penatalaksanaan Dispepsia dan Infeksi

Helicobacter Pyori.Jakarta.

5. Depkes RI ( 2006) Pedoman Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam Medis

Rumah Sakit di Indonesia. Jakarta: Depkes RI.

83
84

6. Depkes RI (2011) Buku Saku Petugas Kesehatan:Lintas Diare 5 Langka

Tuntaskan Diare.Jakarta:departemen kesehatan RI.

7. Handayani, Putu Wuri, dkk (2018) Pengantar Sistem Informasi Manajemen

Rumah Sakit (SIM RS). Depok: PT.Rajagrafindo Persada.

8. Hartono, R & Dwi, R (2008) Infeksi Saluran Pernafasan Atas. Jakarta:

Medical Book.

9. Indradi, Rano (2010) Rekam Medis Edisi 2. Jakarta: Universita Terbuka.

10. Maharan, Ayu.(2015). Penyakit Kulit Perawatan, Pencegahan dan

Pengobatan. Pustaka Baru Press.Yogyakarta

11. Radjasa.O.K.(2018). Panduan Penellitian dan Pengabdian Kepada

Masyarakat. Edisi ke XII. Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat.,

Direktorat Jendral Penguatan Riset dan Pengembangan., Kementrian Riset,

Teknologi dan Pendidikan Tinggi.Jakarta.

12. Setianingtyas, Dwi dan Agam (2018) GIGI:Merawat dan Menjaga

Kesehatan Gigi dan Mulut.Yogyakarta: Rapha Publishing.

C. WEBSITE

1. https://m.hukumonline.com/berita/baca/lt5b04f3894432c/pp-tentang-

kecamatan-terbit—begini-isinya/

(Diakses pada hari Jumat, 10 Mei 2019 Jam 09:30)

2. https://www.academia.edu/11080859/Pengertian_desa_Menurut_UUDesa.

(Diakses pada hari Jumat, 10 Mei 2019 Jam 15:55)

3. https://www.sumbersari-ciparay.desa.id/first

84
85

(Diakses pada hari Senin, 13 Mei 2019 Jam 10:11 WIB)

4. https://ngada.org/pp17-2018.html

(Diakses pada hari Senin, 13 Mei 2019 Jam 11:38)

5. http://promkes.kemkes.go.id/phbs

(Diakses pada hari Senin, 20 mei 2019 Jam 20:20)

6. http://www.depkes.go.id/development/site/depkes/resources/download/inf

o-terkini/monev%20apbn%202015/Pusdatin.pdf

(Diakses pada hari Rabu, 22 Mei 2019 Jam 17:39)

7. https://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-gdl-nurhadig2a-

6164-2-babii.pdf

(Diakses pada hari Rabu, 22 Mei 2019 Jam 21:40)

8. https://www.academia.edu/11899226/ulkus_peptikum

(Diakses pada hari Selasa,14 juni 2019 Jam 16:50)

9. https://www.academia.edu/12994893/migrain

(Diakses pada hari Jumat, 14 juni 2019 Jam 18:35)


LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran.1: Daftar kegiatan KKN Didusun Sapan Desa Sumbersari

86
87
88

88
89

Lampiran.2: Daftar Nilai dari Dosen Pembimbing


90

90
91

Lampiran 3: Angka Morbiditas Dusun Sapan Desa Sumbersari Kecamatan


Ciparay Kabupaten Bandung

Anda mungkin juga menyukai