Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
ii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI
ANALISIS DAMPAK KETERLAMBATAN PENGEMBALIAN
REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP TERHADAP
PELAPORAN RUMAH SAKIT DAN KLAIM BADAN
PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS)
DI BADAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
(BRSUD) KABUPATEN TABANAN
Ketua :
Anggota :
iv
v
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan skipsi dengan judul ”Analisis Dampak
Keterlambatan Pengembalian Rekam Medis Pasien Rawat Inap Terhadap
Pelaporan Rumah Sakit Dan Klaim Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
di Badan Rumah Sakit Umun Daerah (BRSUD) Kabupaten Tabanan” skripsi ini
disusun untuk memenuhi syarat skripsi.
Penulis meyakini bahwa seluruh tahapan proses penyusunan proposal ini
tidak akan dapat berjalan lancar dan maksimal tanpa adanya dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu melalui kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang tidak terhingga kepada:
1. Bapak Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE, M.MA, MA selaku rektor
2. Bapak Dr. Rahmadi Prasetyo, S.T.,M.T selaku dekan Fakultas Ilmu Sains dan
3. Bapak dr. Agus Donny Susanto, MARS selaku kepala program studi Perekam
4. Bapak Dr. dr Bambang Hadi Kartiko, MARS selaku pembimbing utama yang
penyusunan skripsi.
5. Bapak I Wayan Nurata, SE, MSi, QIA selaku pembimbing pendamping yang
penyusunan skripsi.
6. Para dosen di Universitas Dhyana Pura Bali yang telah memberikan bekal
7. Bapak Dr. I Nyoman Susila M.Kes selaku Direktur Badan Rumah Sakit
vi
8. Bapak I Made Suarjaya A.Md,PK, SKM selaku Kepala Instalasi Rekam
Kabupaten Tabanan.
10. Orang tua beserta keluarga penulis yang telah memberikan dukungan dan
semangat.
11. Seluruh sahabat dan teman-teman seperjuangan yang telah mendukung dan
kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna. Demikian yang bisa penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRACT .......................................................................................................... xx
viii
2.1 Rumah Sakit ...................................................................................................... 6
2.2.1 Profil Badan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Tabanan ...................11
2.2.4 Gambaran Dampak Klaim BPJS di Badan Rumah Sakit Umum Daerah
ix
2.3.9 Asembling Rekam Medis ................................................................... 25
Rekam Medis...................................................................................... 27
x
4.2.1 Tempat .................................................................................................. 46
xi
5.2.2 Dampak Keterlambatan Pengembalian Rekam Medis Rawat Inap
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xii
Gambar 3.2 Kerangka Konsep .............................................................................. 44
DAFTAR TABEL
Halaman
xiii
Tabel 2.2 Keterlambatan Pengembalian Rekam Medis Rawat Inap Di Badan
xiv
DAFTAR SINGKATAN
Kes : Kesehatan
No : Nomor
RI : Republik Indonesia
RL : Rekapitulasi Laporan
RM : Rekam Medis
xv
SK : Surat Keputusan
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Tabanan ......................................................................................79
xvii
Sakit di Badan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Tabanan ......................................................................................83
BPJS ...........................................................................................94
xviii
ANALISIS DAMPAK KETERLAMBATAN PENGEMBALIAN
REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP TERHADAP
PELAPORAN RUMAH SAKIT DAN KLAIM BADAN
PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS) DI
BADAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
(BRSUD) KABUPATEN TABANAN
ABSTRAK
xix
ANALYSIS ON THE IMPACT OF THE DELAY RETURN OF
PATIENTS’ MEDICAL RECORD AGAINST
HOSPITAL REPORTING AND CLAIMS OF
SOCIAL SECURITY AGENCY (BPJS) IN
REGIONAL GENERAL HOSPITAL AGENCY
(BRSUD) TABANAN DISTRICT
ABSTRACT
xx
BAB I
PENDAHULUAN
rawat inap, rawat jalan, dan gawat . Rumah sakit umum adalah rumah sakit yang
memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit. Rumah
sakit khusus adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan utama pada satu
bidang atau jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur,
organ, jenis penyakit atau kekhususan lainnya (UU No. 44 Tahun 2009).
pusat pelayanan kesehatan spesialistik yang paripurna dan bermutu prima yang
menekankan pada pelayanan yang cepat, tepat, akurat terpercaya dan profesional
pelanggan. Sampai saat ini kapasitas tempat tidur Badan Rumah Sakit Umum
preventif, kuratif, dan rehabilitatif, salah satu faktor yang mempengaruhi hal
Tahun 2009).
Rekam medis diartikan sebagai keterangan baik yang tertulis maupun yang
1
2
serta segala pelayanan dan tindakan medis yang diberikan kepada pasien, dan
pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan maupun yang mendapatkan
pada saat registrasi pasien di rumah sakit dilanjutkan dengan kegiatan pencatatan
data medis pasien oleh dokter dan tenaga kesehatan lainnya yang memberikan
terdiri dari beberapa tahapan antara lain dilakukan assembling, koding, indeksing,
medis, pengembalian rekam medis dimulai dari ruang rawat inap sampai kembali
ke unit rekam medis sesuai dengan kebijakan waktu pengembalian yaitu 1x24 jam
(Apsari, 2016). Pengembalian berkas rekam medis rawat inap yang terlambat
pengolahan dan pelayanan instalasi rekam medis selanjutnya, karena rekam medis
pasien rawat inap yang telah dikembalikan akan diolah kemudian akan
menghasilkan informasi yang tepat waktu dan tepat guna bagi peningkatan mutu
BRSUD Kabupaten Tabanan meliputi laporan penyakit rawat inap (RL 4a), dan
laporan 10 besar penyakit (RL 5.3). Hal ini menyebabkan terjadinya penundaan
3
pengiriman laporan mencapai 2 bulan, dari waktu yang ditetapkan yaitu setiap
pengembalian rekam medis rawat inap terhadap klaim BPJS Badan Rumah Sakit
BPJS mencapai waktu 2 bulan. Hal ini disebabkan karena syarat klaim BPJS di
BRSUD Kabupaten Tabanan adalah isi dari rekam medis, dan klaim memiliki
batas waktu selama tanggal 10 untuk bulan berikutnya atau selama 1 bulan untuk
oktober sampai dengan bulan desember tahun 2018 dan wawancara langsung
dengan kepala Instalasi Rekam Medis Badan Rumah Sakit Umum Daerah
medis rawat inap. Hasil studi pendahuluan telah dilakukan peneliti pada bulan
Oktober sampai dengan Desember tahun 2018. Pada periode bulan Oktober-
Desember terdapat 3.093 rekam medis yang dikembalikan. Rekam medis yang
kembali dengan tepat waktu 1x24 jam adalah 2.770 rekam medis dan 323 rekam
medis yang kembali tidak tepat waktu (>1x24 jam). Keterlambatan pengembalian
rekam medis akan berdampak pada keterlambatan pengolahan data atau laporan
Pengembalian Rekam medis Pasien Rawat Inap Terhadap Pelaporan Rumah Sakit
4
Tabanan.
2. Bagi Peneliti
pengembalian rekam medis rawat inap di Badan Rumah Sakit Tabanan serta
Sebagai bahan masukan bagi institusi pendidikan agar menjadi refrensi dalam
pembelajaran.
Sebagai refrensi ataupun acuan dalam memahami materi bahan penelitian yang
TINJAUAN PUSTAKA
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah Sakit Umum adalah rumah
sakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis
penyakit. Rumah Sakit Khusus adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan
utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu,
golongan umur, organ, jenis penyakit atau kekhususan lainnya. Rumah Sakit
public adalah rumah sakit yang dikelola oleh pemerintah. Pemerintah Daerah dan
Badan Hukum yang bersifat nirbala. Rumah Sakit Privat adalah rumah sakit yang
dikelola oleh badan hokum dengan profit yang berbentuk perseroan terbatas atau
persero (Permenkes No. 147 tahun 2010). Rumah sakit merupakan suatu institusi
secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat
Dari sumber diatas dapat disimpulkan bahwa rumah sakit adalah suatu
perorangan secara paripurna yang menyediakan peayanan rawat inap, rawat jalan,
dan gawat darurat. Menurut jenis pelayanannya rumah sakit dibagi atas dua
kelompok yaitu Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus. Rumah Sakit
6
7
Umum memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang atau satu jenis
penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit.
adalah:
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan tingkat ketiga sesuai kebutuhan
medis.
44 Tahun 2009)
2009):
8
untuk dapat menghasilkan laporan secara cepat, tepat dan akurat (DepKes RI
Secara garis besar, jenis pelaporan rumah sakit dibedakan menjadi 2, yaitu
rumah sakit. Laporan internal rumah sakit meliputi semua catatan hasil kegiatan
yang dilakukan oleh rumah sakit, laporan ini dibuat dan dimanfaatkan oleh rumah
instasi yang berwenang diatas rumah sakit. Ada tiga instasi tujuan laporan yakni
rumah sakit dibuat dalam bentuk Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS).
SIRS revisi VI 2011, pelaporan yang bersifat terbarukan setiap saat (update) dan
kebijakan dalam bidang rumah sakit. Pelaporan SIRS yang bersifat periodik
dilakukan satu kali dalam satu bulan dan satu tahun. Formulir pelaporan SIRS
1. RL 1 berisikan data dasar rumah sakit yang dilaporkan setiap waktu ketika
terjadi perubahan data dasar dari rumah sakit sehingga data ini bersifat
resmi bekerja di suatu rumah sakit (full time) berdasarkan jenis kelamin sesuai
dengan keadaan, kebutuhan dan kekurangan dalam rumah sakit tersebut dan
dilaporkan satu kali dalam setahun paling lambat tanggal 15 januari tahun
setiap bulan RL 3 dilalaporkan satu kali setahun paling lambat 15 Januari tahun
dari jumlah pasien keluar (dalam keadaan hidup maupun meninggal) yang
diperinci menurut golongan umur dan jenis kelamin, dikumpulkan dari tanggal
a. Formulir data keadaan morbiditas dan mortalitas pasien rawat inap rumah sakit
(RL 4a)
b. Formulir data keadaan morbiditas pasien rawat jalan rumah sakit (RL 4b)
terdiri dari:
pusat pelayanan kesehatan spesialistik yang paripurna dan bermutu prima yang
menekankan pada pelayanan yang cepat, tepat, akurat terpercaya dan profesional
pelanggan. Badan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Tabanan juga berperan
November 1953 dengan nama Rumah Sakit Umum Tabanan yang berdiri diatas
Sakit Umum Daerah Kabupaten Tabanan bersifat ”Swadana” dan pada bulan Juni
2006 menjadi BLU. Pada bulan Mei 2014 lulus Akreditasi Standar 2012 dengan
tingkat Paripurna. Kapasitas tempat tidur Badan Rumah Sakit Umum Daerah
pengembalian rekam medis rawat inap tertera pada prosedur pengisian rekam
medis rawat inap yang sudah ditetapkan di Badan Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Tabanan harus melengkapi rekam medis dan rekam medis harus
dikembalikan dalam waktu kurang dari 1x24 jam setelah pasien keluar atau
membuat dan menyajikan laporan rekam medis baik untuk kepentingan internal
Badan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Tabanan dilaporkan setiap tanggal
15 setiap bulannya.
Kabupaten Tabanan meliputi laporan penyakit rawat inap (RL 4a), dan laporan 10
besar penyakit (RL 5.3). Hal ini menyebabkan terjadinya penundaan pengiriman
laporan mencapai 2 bulan, dari waktu yang ditetapkan yaitu setiap tanggal 15
yang diterima di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Tabanan selama satu
bulan berikutnya. Lama prosedur verifikasi berkas klaim rumah sakit kepada
BPJS Kesehatan dan BPJS Kesehatan kepada rumah sakit adalah 15 hari kerja.
pengumpulan berkas klaim. Pada jangka waktu tersebut BPJS Kesehatan dan
verifikasi BPJS mencapai waktu 2 bulan. Hal ini disebabkan karena syarat klaim
BPJS di BRSUD Kabupaten Tabanan adalah isi dari rekam medis, dan klaim
memiliki batas waktu selama tanggal 10 untuk bulan berikutnya atau selama 1
Alur pengembalian rekam medis rawat inap di Badan Rumah Sakit Umum
rawat inap mengembalikan rekam medis rawat inap sesuai dengan waktu yang
14
ditetapkan pada SOP pengisian rekam medis rawat inap yaitu 1x24 jam setelah
rekam medis. Rekam medis rawat inap yang sudah dikembalikan diperiksa
kelengkapannya oleh petugas assembling. Rekam medis rawat inap yang lengkap
akan diteruskan ke bagian pengolahan data, rekam medis yang tidak lengkap akan
Tabel 2.1
Keterlambatan Pengembalian Rekam Medis Rawat Inap
Di Badan Rumah Sakit Umum Daerah Tabanan Periode Oktober-Desember 2018
Waktu Pengembalian
Jumlah
Ruangan ≤ 1x24 Jam > 1x24 Jam
No RM
Jumlah Persentase Jumlah Persentase
9 VK 73 69 94,5 % 4 5,5 %
Tabel 2.2
Keterlambatan Pengembalian Rekam Medis Rawat Inap
Di Badan Rumah Sakit Umum Daerah Tabanan Periode Oktober-Desember 2018
Waktu Pengembalian
No Pasien Jumlah
RM Rekam Medis Rekam Medis
≤ 1x24 jam > 1x24 jam
Rekam medis adalah yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas
kepada pasien. Catatan merupakan istlah tulisan-tulisan yang dibuat oleh dokter
atau dokter gigi mengenai tindakan-tindakan yang dilakukan kepada pasien dalam
gigi, dan atau tenaga kesehatan tertentu, laporan hasil pemeriksaan penunjang,
catatan observasi dan pengobatan harian dan semua rekaman, baik beruupa foto
16
rekam medis harus dibuat secra tertulis, lengkap dan jelas dan dalam bentuk
teknologi informasi eletronnik yang diatur lebih lanjut dengan peraturan tersendiri
(Permenkes No.269/Menkes/Per/III/2018).
Rekam medis rawat inap adalah rekam medis pasien baru atau pasien lama
yang digunakan pada pelayanan rawat inap. Waktu penyediaan rekam medis
pelayanan rawat inap adalahwaktu pasien mulai diputuskan untuk rawat inap oleh
dokter sampai rekam medis rawat inap tersedia di bangsal pasien (Kemenkes no
(Hatta, 2012).
untuk :
1. Pasien, rekam medis merupakan alat bukti utama yang mampu membenarkan
2. Pasien juga berfungsi sebagai tanda bukti sah yang dapat dipertanggung
jawabkan secara hukum. Rekam medis yang lengkap harus setiap saat tersedia
dan berisi data informasi tentang pemberian pelayanan kesehatan secara jelas.
pembayaran yang harus dibayar, baik secara tunai atau melalui asuransi.
a. Aspek Administrasi
b. Aspek Medis
c. Aspek hukum
masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan dalam rangka
menegakkan hukum.
d. Aspek Keuangan
e. Aspek Penelitian
f. Aspek Pendidikan
g. Aspek Dokumentasi
1. Sebagai alat komunikasi antara dokter dengan tenaga ahli lainnya yang ambil
4. Sebagai bahan yang berguna untuk analisa, penelitian dan evaluasi terhadap
5. Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, rumah sakit maupun dokter dan
dan pendidikan
pasien.
rumah sakit, pendistribusian dilakukan dengan tangan (manual) dari satu tempat
ketempat lainnya, oleh karena itu bagian rekam medis harus membuat satu jadwal
Petugas rekam medis tidak dapat mengirim satu persatu rekam medis secara
rutin pada saat diminta mendadak. Untuk ini bagian-bagian lain yang memerlukan
rekam medis. Beberapa rumah sakit menggunakan “pneumatic tube” pipa tekanan
medis yang dapat mengantarkan dengan cepat rekam medis yang dikirim (Depkes,
2006).
rekam medis rawat jalan dimulai dari tercetaknya bukti registrasi pasien sampai
penyediaan rekam medis rawat jalan adalah 10 menit, dan pelayanan rekam medis
1. Sentralisasi
dirawat.
2. Desentralisasi
21
dengan rekam medis penderita dirawat. Rekam medis rawat jalan dan rawat inap
berurutan dalam satu rak, yaitu 465023, 456024, 465025. Dengan demikianlah
berurutan dari rak pada waktu diminta untuk keperluan pendidikan maupun untuk
pengambilan rekam medis yang tidak aktif. Satu hal yang paling menguntungkan
pada saat penyimpanan rekam medis, petugas harus memperhatikan seluruh angka
nomor sehingga mudah terjadi kekeliruan menyimpan. Makin besar angka yang
2006).
medis nomor 465424 tersimpan pada nomor 465524. Hambatan yang lebih serius
dalam sistem ini adalah terjadinya pekerjaan paling sibuk terkonsentrasi pada rak
penyimpanan untuk nomor besar yaitu rekam medis dengan nomor terbaru.
nomor langsung, dikarenakan tidak mungkin memberikan tugas bagi seorang staf
angka yang terletak paling kanan, angka kedua adalah kelompok 2 angka yang
terletak ditengah dan angka ketiga adalah kelompok 2 angka yang terletak paling
kiri.
50 50 50
System), ada 100 kelompok angka pertama (primary section) yaitu 00 sampai
dengan 99. Pada waktu penyimpanan, petugas harus melihat angka-angka pertama
dan mebawa rekam medis tersebut ke daerah rak penyimpanan untuk kelompok
rekam medis disesuaikan urutan letaknya menurut angka kedua pertama ini rekam
medis disesuaikan urutan letaknya menurut angka kedua, kemudian rekam medis
disimpan di dalam urutan sesuai dengan kelompok angka ketiga, sehingga dalam
Sistem penomoran dengan menggunakan angka akhir lebih banyak untuk dipilih
Contoh :
Banyak keuntungan dan kebaikan dari pada sistem penyimpanan angka akhir
seperti :
Pertambahan jumlah rekam medis selalu tersabar secara merata ke 100 kelompok
jumlah rekam medis yang hamper sama setiap harinya untuk setiap bagian.
c. Rekam medis yang tidak aktif dapat diambil dari rak penyimpanan setiap
d. Jumlah rekam medis untuk tiap-tiap section terkontrol dan bias mengindari
(Middle Digit Filling System). Disini penyimpanan rekam medis diurut dengan
pasangan angka pertama, angka kedua dan angka ketiga berbeda letaknya dengan
sistem angka akhir. Dalam hal ini angka yang terletak ditengah-tengah menjadi
angka pertama. Pasangan angka yang terletak paling kiri menjadi angka kedua dan
Contoh :
58-78-96 99-78-96
58-78-97 99-78-97
58-78-98 99-78-98
58-78-99 99-78-99
59-78-00 00-79-00
59-78-01 00-79-01
Pada contoh melihat bahwa kelompok 100 rekam medis (58-78-00 sampai
b. Penggantian dari sistem nomor langsung ke sistem angka tengah lebih mudah
c. 100 buah rekam medis yang nomornya berurutan pada sistem nomor langsung
adalah sama persis dengan sistem nomor langsung, tetapi masih tidak
d. Dalam sistem angka tengah penyebaran nomor-nomor lebih merata pad arak
b. Terjadi rak-rak lowong pada beberapa section, apabila rekam medis dialihkan
c. Sistem angka tengah tidak dapat dipergunakan dengan baik untuk nomor-
Banyak rumah sakit memulai penyimpanan dengan sistem angka akhir pada
permulaan tahun atau pada saat mereka pindah keruangan penyimpanan yang
baru, tetapi yang dipindahkan setiap hari adalah rekam medis dari penderita-
poliklinik dan dari dokter yang melakukan riset harus ditujukan kepada setiap hari
26
membuat (mengisi) kartu peminjaman rekam medis. Petugas rekam medis harus
menulis dengan benar dan jelas nama pasien dan nomor rekam medisnya (Dirjen
Yanmend, 2006).
(paper/based document) yang diolah, ditata dan disimpan secara manual ataupun
angka atau kombinasi huruf dalam angka yang mewakili komponen data.
Kegiatan dan tindakan serta diagnosis yang ada didalam rekam medis harus diberi
kesehatan.
penyakit, cedera, gejala dan faktor yang mempengaruhi kesehatan (WHO, 2002).
tanggung jawab dokter (tenaga medis) yang terkait tidak boleh diuabah. Oleh
karena itu diagnosis yang ada dalam rekam medis harus diisi dengan lengkap dan
jelas sesuai dengan arahan yang ada buku ICD 10. Tenaga rekam medis sebagai
pemberi kode bertanggung jawab atas keakuratan kode dari suatu diagnosis yang
sudah ditetapkan oleh tenaga medis. Untuk hal yang kurang jelas atau yang tidak
27
lain juga harus diberi kode sesuai dengan klasifikasi masing-masing dengan
menggunakan :
1. ICD 10
ruang keperawatan ke assembling dalam waktu 1x24 jam setelah pasien pulang.
Apabila rekam medis dikembalikan lewat dari waktu yang telah ditentukan, maka
rekam medis tersebut masuk dalam rekam medis yang terlambat pengembalian
Rekam Medis
kinerja. Kinerja dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, pengetahuan,
(Kasmir,2016).
1. Pengetahuan
28
yang memiliki pengetahuan tentang pekerjaan secara baik akan memberikan hasil
demikian pula sebaliknya jika karyawan tidak atau kurang memiliki pengetahuan
2. Disiplin kerja
secara sungguh-sungguh. Disiplin kerja dalam hal ini dapat berupa waktu
misalnya masuk kerja tepat waktu. Disiplin dalam mengerjakan apa yang
3. Kepuasan kerja
Kepuasan kerja merupakan perasaan senang atau gembira, atau perasaan suka
seseorang sebelum dan setelah melakukan suatu pekerjaan. Jika karyawan merasa
senang atau gembira atau suka untuk bekerja, maka akan ikut mempengaruhi hasil
kerja karyawan.
4. Lingkungan kerja
bekerja. Lingkungan kerja dapat berupa ruangan, layout, sarana dan prasarana,
serta hubungan kerja dengan sesama rekan kerja. Jika lingkungan kerja dapat
seseorang menjadi lebih baik, karena tanpa gangguan. Namun sebaliknya, jika
29
ketenangan, maka akan berakibat suasana kerja menjadi terganggu yang pada
5. Kepemimpinan
karyawan senang dengan mengikuti apa yang diperintahkan oleh atasannya. Hal
mempengaruhi kinerja.
6. Rancangan kerja
dalam mencapai tujuannya. Pekerjaan yang memiliki rancangan yang baik, akan
Sebaliknya jika suatu pekerjaan tidak memiliki rancangan pekerjaan yang baik
maka akan sulit untuk menyelesaikan pekerjaannya secara cepat dan benar. Pada
7. Gaya kepimpinan
30
menghadapi atau memrintah bawahannya. Sebagai contoh gaya atau sikap seorang
pemimpin yang demokratis tentu berbeda dengan gaya pemimpin yang otoriter.
Dalam praktiknya gaya kepemimpinan ini dapat diterapkan sesuai dengan kondisi
demokratis, dengan alas an tertentu. Gaya kepemimpinan atau sikap pemimpin ini
8. Budaya organisasi
atau norma-norma ini mengatur hal-hal yang berlaku dan diterima secara umum
serta harus dipatuhi oleh segenap anggota suatu perusahaan atau organisasi.
norma ini akan mempengaruhi kinerja organisasi. Demikian pula jika tidak
9. Kepribadian
kepribadian atau karakter yang berbeda satu sama lainnya. Seseorang yang
memiliki kepribadian atau karakter yang baik akan dapat melakukan pekerjaan
baik. Karyawan yang memiliki kepribadian atau karakter yang buruk akan bekerja
secara tidak sungguh-sungguh dan kurang bertanggung jawab dan pada akhirnya
hasil pekerjaannya pun tidak atau kurang baik dan tentu saja hal ini akan
31
mempengaruhi kinerja yang ikut buruk pula. Artinya bahwa kepribadian dan
10. Komitmen
karyawan kepada janji-janji yang telah dibuatnya. Janji yang telah disepakati
membuat seseorang berusaha untuk bekerja dengan baik dan merasa bersalah jika
tidak dapat menepati janji atau kesepakatan yang telah dibuatnya. Pada akhirnya
mempengaruhi kinerjanya.
11. Loyalitas
Karyawan yang setia juga dapat dikatakan karyawan yang tidak membocorkan
apa yang menjadi rahasia perusahaannya kepada pihak lain. Karyawan yang setia
atau loyal tentu akan mendapat mempertahankan ritme kerja, tanpa terganggu oleh
godaan dari pihak pesaing. Loyalitas akan terus membangun agar terus berkarya
agar menjadi lebih baik dengan merasa bahwa perusahaan seperti miliknya sendiri
Karyawan yang memiliki dorongan yang kuat dari dalam dirinya atau dorongan
dari luar dirinya (misalnya dari pihak perusahaan), karyawan akan terangsang atau
32
terdorong untuk melakukan sesuatu dengan baik. Dorongan atau rangsangan baik
dari dalam maupun dari luar diri seseorang akan menghasilkan kinerja yang baik.
maka hasilnya akan menurunkan kinerja karyawan itu sendiri. Seseorang yang
akan dapat menyelesaikan pekerjaan secara benar, sesuai dengan yang telah
ditetapkan. Karyawan yang memiliki kemampuan dan keahlian yang lebih baik,
maka akan memberikan kinerja yang baik. Karyawan yang tidak memiliki
hasil yang kurang baik, dan akan menunjukan kinerja yang kurang baik.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Silfani Wanda Elsa dan
rekam medis.
tangan dalam resume medis dan lembar keluar masuk pasien setelah pasien
pulang.
33
3. SOP : belum ada SOP yang jelas pada unit keperawatan rawat inap sehingga
rawat inap.
rumah sakit dalam pengambilan rekam medis rawat inap yang dilakukan oleh
tugas bagian assembling rekam medis yang dapat berdampak pada terhambatnya
baik pelayanan medis maupun pelayanan non medis. Keterlambatan rekam medis
klaim pada pihak asuransi menjadi terlambat, sehingga klaim dari pihak asuransi
yang masuk ke rumah sakit menjadi terlambat atau bahkan tidak keluar. Klaim
yang diberikan kepada pasien. Rekam medis yang terlambat dikembalikan maka
lanjutan, pemberian tindakan, dan pemberian obat dikarenakan dokter tidak dapat
menjadi berkurang, karena rumah sakit tidak dapat memberikan informasi secara
informasi yang dilaporkan kepada pimpinan rumah sakit menjadi tidak tepat
rumah sakit yang dikerjakan oleh petugas (Purba 2016). Pelaporan rumah sakit
meliputi :
1. RL 1 berisikan data dasar rumah sakit yang dilaporkan setiap waktu ketika
terjadi perubahan data dasar dari rumah sakit sehingga data ini bersifat
resmi bekerja di suatu rumah sakit (full time) berdasarkan jenis kelamin sesuai
dengan keadaan, kebutuhan dan kekurangan dalam rumah sakit tersebut dan
dilaporkan satu kali dalam setahun paling lambat tanggal 15 januari tahun
setiap bulan RL 3 dilalaporkan satu kali setahun paling lambat 15 Januari tahun
dari jumlah pasien keluar (dalam keadaan hidup maupun meninggal) yang
diperinci menurut golongan umur dan jenis kelamin, dikumpulkan dari tanggal
a. Formulir data keadaan morbiditas dan mortalitas pasien rawat inap rumah sakit
(RL 4a)
b. Formulir data keadaan morbiditas pasien rawat jalan rumah sakit (RL 4b)
37
terdiri dari:
mempengaruhi pada proses koding, entri data dan verifikasi. Dokumen klaim
yaitu laporan klaim dari rumah sakit kepada BPJS kesehatan. Laporan rekapitulasi
klaim berbentuk rekapitulasi klaim yang berisi jumlah klaim dan total klaim
keseluruhan ditanda tangani kedua belah pihak, dengan salinan (fotocopy) sebagai
CG’S yaitu secara rutin paling lambat tanggal 10 hari bulan berikutnya. Dampak
penumpukan dokumen klaim sehingga menambah beban kerja petugas koder dan
rehabilitasi medik dengan menginap di ruang rawat inap pada sarana kesehatan
rumah sakit pemerintah dan swasta, serta puskesmas dan rumah bersalin yang
transformasi, yaitu pasien sejak masuk ruang perawatan hingga dinyatakan boleh
Berbagai kegiatan yang terkait dengan pelayanan rawat inap di rumah sakit
rawat inap pada sarana kesehatan rumah sakit pemerintah dan swasta, serta
puskesmas dan rumah bersalin yang oleh karena penyakitnya penderita harus
menginap dan mengalami tingkat tranformasi, yaitu pasien sejak masuk ruang
No.24, 2011). BPJS Kesehatan berbadan hukum public yang bertanggung jawab
2. Menempatkan dana jaminan sosial untuk investasi jangka pendek dan jangka
sebagai berikut :
1. Rekapitulasi pelayanan
2. Berkas pendukung yang terdiri dari msaing-masing pasien, yang terdiri dari :
40
obat) pemberian obat khusus, perincian tagihan rumah sakit, karakteris (manual
secara regular. Klaim yang menggunakan kapitasi, tidak perlu diajukan oleh
fasilitas kesehatan.
2. Dengan batas waktu paling 15 hari kerja, BPJS harus membayar fasilitas
kesehatan atau pelayanan yang diberikan dan dokumen juga harus diterima
Kesehatan.
a. Dalam upaya untuk melaksanakan kendali mutu dan kendali biaya, BPJS
Kesehatan membuat tim kendali mutu dan kendali biaya yaitu organisasi
d) Pada kasus tertentu, tim kendali mutu dan kendali biaya dapat menanyakan
a. Klaim kolektif
Batas waktu klaim kolektif tidak berlaku adalah 2 tahun baik klaim dari
b. Klaim perorangan
pelayanan diberikan.
c) Bukti pelayanan yang sudah ditanda tangani oleh peserta atau keluarga.
Quality Assurance atau menjaga mutu adalah suatu program berlanjut yang
disusun secara objektif dan sistematis memantau dan menilai mutu dan kewajaran
pemilihan yang tepat dan rasional antara mutu pelayanan dan biaya.
2. Bagi pasien
Paasien memilki hak memilih, maka mutu pelayanan merupakan salah satu
3. Bagi Pemerintah
yang baik akan manfaat dalam memutuskan salah besarnya suatu tindakan.
BAB III
Rekam medis rawat inap adalah rekam medis pasien baru atau pasien lama
Rekam medis rawat inap wajib dikembalikan ke instalasi rekam medis setelah
pasien keluar dari rumah sakit. Dalam pengembalian rekam medis rawat inap,
akan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang meliputi pengetahuan, disiplin kerja,
pengembalian rekam medis yang tepat waktu dan pengembalian rekam medis
yang tidak tepat waktu (terlambat). Pengembalian rekam medis rawat inap
dikatakan tepat waktu jika pengembalian rekam medis dilakukan dalam waktu
kurang dari atau tepat 1x24 jam setelah pasien pulang atau meninggal, sedangkan
rawt inap melebihi batas waktu yang telah ditentukan yaitu 1x24 jam setelah
pengajuan klaim menjadi terlambat, mutu rumah sakit menjadi kurang karena
rumah sakit tidak dapat memberikan informasi secara cepat, tepat dan akurat,
43
44
Keterlambatan Dampak:
Pengembalian Rekam 1. Pelaporan rumah sakit
Medis Rawat Inap a. RL 4a Data morbiditas dan
mortalitas rawat inap
b. RL 5.3 Data 10 besar
penyakit rawat inap
2. Klaim BPJS
2. Klaim BPJS
medis pasien rawat inap dari ruang rawat inap yang dikembalikan ke unit
rekam medis dengan pengembalian rekam medis melebihi waktu 1x24 jam
serta membuat dan menyajikan laporan rekam medis baik untuk kepentingan
sakit, yang digunakan untuk mengambil keputusan dan kebijakan rumah sakit.
3. Klaim BPJS adalah proses penyiapan rekam medis dan penilaian oleh petugas
kelayakan klaim yang dibayar oleh pihak BPJS yang berhubungan dengan
yang terdapat pada resume medis pasien agar petugas dapat melakukan klaim.
Kabupaten Tabanan).
BAB IV
METODE PENELITIAN
yang dilakukan dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui studi kasus yang
4.2.1 Tempat
4.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini berjumlah 323 rekam medis yang terlambat
lebih dari 1x24 jam dan 10 orang responden terdiri dari 1 orang kepala instalasi
jawab klaim yang berjumlah 1 orang, dan petugas klaim BPJS rawat inap yang
4.3.2 Sampel
46
48
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 323 rekam medis yang terlambat
lebih dari 1x24 jam dan 10 orang responden terdiri dari 1 orang kepala instalasi
jawab klaim yang berjumlah 1 orang, petugas klaim BPJS rawat inap yang
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih
baik (cermat, lengkap dan sistematis) sehingga lebih mudah diolah (Saryono,
2010). Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan alat tulis kantor yang
a. Data Primer
kepada pengumpul data (Sugiyono, 2011). Data primer diperoleh langsung dari
subyek sebagai sumber rekam medis yang dicari. Sumber data primer yang
digunakan dalam penelitian ini adalah hasil wawancara dengan kepala instalasi
rekam medis, staf pelaksana pelaporan, staf klaim BPJS rawat inap dan petugas
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek
penelitian (Sugiyono, 2011). Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang
49
diperoleh dari instalasi rekam medis mengenai SOP Rumah Sakit, laporan
4.6.1 Observasi
antara lain meliputi melihat dan mencatat jumlah dan taraf aktivitas tertentu yang
4.6.2 Wawancara
rekam medis, staf pelaksana pelaporan, petugas klaim di unit klaim BPJS
pengembalian rekam medis rawat inap di Badan Rumah Sakit Umum Kabupaten
Tabanan.
4.6.3 Dokumentasi
data sekunder yang sudah ada. Data sekunder tersebut bisa diperoleh pada
Dokumentasi pada penelitian ini yaitu laporan distribusi rekam medis rawat
Tabanan, data sensus harian rawat inap, SOP, dan laporan tahunan Badan Rumah
Tahap Persiapan
1. Melakukan studi pendahuluan di BRSUD Kabupaten Tabanan.
2. Mengumpulkan data survey awal dan menyusun proposal penelitian.
3. Presentasi Proposal Penelitian
4. Pengurusan perijinan penelitian di bagian diklat BRSUD Kabupaten
Tabanan
Tahap Pelaksanaan
yang terpilih yaitu 1 orang kepala instalasi rekam medis, staf pelaksana
berjumlah 1 orang, dan petugas klaim BPJS rawat inap yang berjumlah 5
10 orang responden.
Tahap Akhir
sehingga memberikan arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah
dalam Sugiyono tahun 2013, yaitu analisis data terdiri dari tiga alur kegiatan yang
terjadi secara bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data serta penarikan data
1. Reduksi Data
memfokuskan pada hal-hal penting. Data yang telah di reduksi akan memberikan
2. Penyajian Data
Penyajian secara textular biasanya digunakan untuk penelitian atau data kualitatif
yang akan memudahkan untuk memahami apa yang yang terjadi, merencanakan
3. Penarikan Kesimpulan
52
dan akan mengalami perubahan apabila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah
pengumpulan data, artinya data yang sudah diperoleh tidak akan ditunggu hingga
lengkap atau tepat waktu pengembalianya. Analisis data pada penelitian ini
medis rawat inap yang dikembalikan oleh petugas rawat inap sendiri. Dan
pertanyaan yang telah dilakukan dengan kepala instalasi rekam medis, petugas
pelaporan, petugas rekam medis dan penanggung jawab klaim BPJS. sehingga
pada akhirnya dari deskrispsi tersebut dapat dibuat kesimpulan penelitian sesuai
pengembalian rekam medis rawat inap dilakukan oleh petugas administrasi biling
ruangan rawat inap. Rekam medis yang dikembalikan dari ruangan kemudian
dicatat pada buku pengembalian dengan format analisa kelengkapan rekam medis
oleh petugas bagian pencatatan penerimaan dan assembling rekam medis rawat
inap.
laporan KLPCM di instalasi rekam medis Badan Rumah Sakit Umum Daerah
Tabel 5.1
Frekuensi Keterlambatan Pengembalian Rekam Medis Rawat Inap
Periode Oktober-Desember 2018
Pada tabel 5.1 di atas, menunjukan bahwa dari 3.093 rekam medis yang
dikembalikan ke instalasi rekam medis, terdapat 2.770 (89,6%) rekam medis yang
dikembalikan ke instalasi rekam medis dengan tepat waktu dan rekam medis yang
53
54
inap kepada kepala Instalasi Rekam Medis mengatakan bahwa masih sangat
banyak terjadi keterlambatan pengembalian rekam medis rawat inap dengan rata-
rata keterlambatan pengembalian rekam medis rawat inap dalam 1 hari adalah 4
rekam medis dengan jumlah pasien pulang dalam satu hari 14 pasien. Kepala
rekam medis rawat inap disebabkan karena petugas yang bertanggung jawab
untuk melengkapi rekam medis tidak mengisi rekam medis setelah pasien
kegiatan pelayanan selanjutnya, meliputi: pelaporan rumah sakit dan klaim JKN di
Badan Rumah Sakit Umum Daeah Kabupaten Tabanan. Sesuai dengan tujuan
pengembalian rekam medis rawat inap di Badan Rumah Sakit Umum Daerah
dengan 19 Oktober 2019 di instalasi rekam medis dan unit klaim Badan Rumah
Tabel 5.2
Data Karakteristik Responden Wawancara Di Instalasi rekam medis
No Responden Usia Jenis Pendidikan Masa
kelamin kerja
(Tahun)
1 1 45 Laki-laki D3 Rekam 9
Medis, S1
Kesehatan
Masyarakat
2 2 35 Laki-laki D3 Rekam 4
Medis
3 3 31 Perempuan SMA 3
4 4 24 Perempuan D3 Rekam 1
Medis
Pada table 5.2 dapat dilihat bahwa terdapat 4 responden yang diwawancara
oleh peneliti di instalasi rekam medis. Responden pertama adalah kepala instalasi
rekam medis berusia 45 tahun yang berjenis kelamin laki-laki dengan pendidikan
Pendidikan D3 Rekam medis dengan masa kerja 4 tahun. Reponden ketiga dan
Tabel 5.3
Data karakteristik responden wawancara di Unit Klaim BPJS
No Responden Usia Jenis Pendidikan Masa
kelamin kerja
(Tahun)
1 1 47 Perempuan D3 Rekam 10
Medis
2 2 37 Perempuan SMA 6
3 3 34 Perempuan SMA 8
4 4 32 Laki-laki D3 Rekam 5
Medis
5 5 30 Perempuan SMA 7
6 6 28 Perempuan SMA 4
pendidikan D3 Rekam Medis dan sudah bekerja di Badan Rumah Sakit Umum
terhadap 5 responden sebagai petugas unit klaim rawat inap yang terdiri dari 1
responden dengan jenis kelamin laki-laki dengan usia 32 tahun dan 4 responden
dengan jenis kelamin perempuan yang masing-masing memiliki usia 37,34,30 dan
yaitu D3 Rekam Medis dan SMA dengan masa kerja yang beragam yang berkisar
serta menyajikan laporan rekam medis baik untuk kepentingan internal maupun
kebijakan rumah sakit. Salah satu tujuan dari pelaporan adalah untuk mengetahui
sejauh mana perkembangan dari mutu pelayanan kesehatan yang telah diberikan
dari data dasar rumah sakit, indikator pelayanan, laporan tempat tidur, laporan
ketenagaan, laporan rawat inap, rawat darurat, gigi dan mulut, kebidanan,
khusus, kesehatan jiwa, keluarga berencana, obat, rujukan, cara bayar, penyakit
rawat inap, penyakit rawat inap kecelakaan, penyakit rawat jalan, penyakit rawat
Tabel 5.4
Rekapitulasi Hasil Wawancara Terkait Dampak Terhadap
Pelaporan Rumah Sakit
No Responden Hasil Wawancara
3 Petugas Pelaporan 2 √
4 Petugas Pelaporan 3 √
terhadap pelaporan rumah sakit, karena sumber data yang digunakan untuk
pengembalian rekam medis rawat inap di Badan Rumah Sakit Umum Daerah
laporan penyakit rawat inap (RL4a), dan laporan 10 besar penyakit rawat inap (RL
mencapai waktu 2 bulan. Hal ini tidak sesuai dengan waktu yang ditetapkan, yaitu
diantaranya adalah pelaporan data morbiditas dan mortalitas pasien rawat inap
(RL 4a) dan data 10 besar penyakit rawat inap (RL 5.3), yang mengakibatkan
Klaim BPJS merupakan proses penyiapan berkas dan penilaian oleh petugas
Tabel 5.5
Rekapitulasi Hasil Wawancara Terkait Dampak Terhadap
Klaim BPJS
No Responden Hasil Wawancara
3 Petugas Klaim 2 √
4 Petugas Klaim 3 √
5 Petugas Klaim 4 √
6 Petugas Klaim 5 √
sebagai penanggung jawab unit klaim dan 5 responden sebagai petugas unit klaim
proses klaim BPJS di Badan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Tabanan.
Responden mengatakan bahwa bagian rekam medis rawat inap yang dibutuhkan
untuk klaim BPJS terdiri dari SEP, resume medis, sebab kematian (jika ada yang
rawat inap.
pasien rawat inap sangat berpengaruh terhadap klaim BPJS, karena untuk proses
klaim pada saat mengkoding membutuhkan rekam medis pasien agar dapat
menelusuri riwayat pasien, selain itu klaim BPJS juga memiliki batas waktu klaim
yaitu setiap tanggal 10 pada bulan berikutnya atau selama satu bulan sehingga,
proses klaim BPJS di Badan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Tabanan
5.2 Pembahasan
Waktu penyediaan rekam medis rawat inap di Badan Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Tabanan yang dicantumkan pada SOP pengisian rekam medis
dimana waktu keterlambatan pengembalian rekam medis rawat inap pada periode
(Purba, 2016)
jawab unit klaim, dan 5 petugas klaim, diperoleh hasil bahwa keterlambatan
eksternal. Pelaporan rumah sakit merupakan suatu alat organisasi yang bertujuan
untuk dapat menghasilkan laporan secara cepat, tepat dan akurat (DepKes RI
eksternal yang digunakan untuk mengambil keputusan dan kebijakan rumah sakit.
Pelaporan yang dibuat oleh petugas di Instalasi rekam medis Badan Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Tabanan meliputi data dasar rumah sakit,
62
indikator pelayanan, laporan tempat tidur, laporan ketenagaan, laporan rawat inap,
laporan rehab medis, laporan pelayanan khusus, laporan kesehatan jiwa, laporan
keluarga berencana, laporan obat, laporan rujukan, laporan cara bayar, laporan
penyakit rawat inap, laporan penyakit rawat inap kecelakaan, laporan penyakit
rawat jalan, laporan penyakit rawat jalan kecelakaan, laporan pengunjung, laporan
kunjungan rawat jalan, laporan 10 penyakit rawat inap dan laporan 10 penyakit
rawat jalan.
laporan penyakit rawat inap, dan laporan 10 besar penyakit (RL 4a dan RL 5.3).
dari waktu yang ditetapkan yaitu setiap tanggal 15 untuk bulan berikutnya atau
selama 1 bulan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Purba pada
atau tuntutan atas sebuah imbalan dari hasil layanan yang diberikan. Dalam hal
ini klaim rumah sakit terhadap BPJS Kesehatan adalah tuntutan imbalan atas jasa
layanan yang diberikan rumah sakit melalui tenaga kerjanya baik dokter,
perawat, apoteker dan lain-lain kepada peserta BPJS Kesehatan yang berobat atau
adalah proses penyiapan dan pemilahan berkas oleh petugas unit klaim BPJS,
dokumen rekam medis, mengakibatkan banyak rekam medis tidak terisi lengkak
dan terlambat dalam penyerahan dokumen yang akan di klaim dari ruang rawat
inap ke bagian unit klaim BPJS, syarat klaim BPJS di Badan Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Tabanan adalah kelengakapan status pasien yang terdiri dari
pelayanan, bukti billing, dan surat rujukan atau kontrol dari dokter.
rekam medis yang tidak tersedia di instalasi rekam medis mengakibatkan petugas
akhir bulan, batas pengajuan klaim di Badan Rumah Sakit Umum Daerah
bulan. Rumah sakit memiliki peraturan untuk petugas di Unit klaim yaitu
pengajuan klaim yang melewati tanggal yang sudah ditetapkan oleh rumah sakit
maka, sistem kerja dalam proses klaim menjadi manual seperti dalam
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Noviatri tahun 2016 di RS Panti
Nugroho bahwa salah satu dampak dari keterlambatan pengembalian rekam medis
6.1 Kesimpulan
Sosial (BPJS) di Badan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Tabanan dapat
eksternal yang meliputi pelaporan morbiditas dan mortalitas rawat inap (RL
6.2 Saran
1. Melakukan revisi dengan pemisahan antara SPO pengisian rekam medis rawat
2. Melakukan koding dan penyiapan kelengkapan klaim pada saat pasien pulang
sehingga sistem informasi di rumah sakit dapat saling terkoneksi dengan baik.
64
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 1
PROSEDUR
05.05.01.PT-007 02 1/2
DITETAPKAN DIREKTUR
1 Mei 2013
Tujuan ▪ Agar rekam medis diisi secara lengkap dan jelas oleh dokter,
maupun paramedik yang berwenang untuk mengisi rekam
medis agar rekam medis bisa berfungsi secara maksimal..
▪ Terciptanya disiplin penulisan isi rekam medis untuk
meningkatkan mutu pelayanan terhadap pasien dan informasi
yang terkandung lengkap.
PROSEDUR
05.05.01.PT-007 02 2/2
1 Mei 2013
67
PROSEDUR
05.05.01.PT-006 01 1/4
DITETAPKAN DIREKTUR
TANGGAL TERBIT
PROSEDUR
05.05.01.PT-006 01 2/4
1 Mei 2013
69
PROSEDUR
05.05.01.PT-006 01 3/4
1 Mei 2013
PROSEDUR
05.05.01.PT-006 01 4/4
1 Mei 2013
Prosedur 6. Keselamatan dan kerahasiaan isi rekam medis diatur dalam Prosedur
tetap :
▪ Prosedur penyimpanan dan pengambilan berkas rekam medis
▪ Prosedur Peminjaman berkas rekam medis
▪ Menjaga kerahasiaan isi rekam medis, tidak dibenarkan dibaca
atau dipinjam oleh pihak yang tidak berwenang
Unit Terkait Prosedur ini berlaku Unit Rawat Inap, Rawat Jalan dan Unit Rawat
Darurat
PROSEDUR
05.05.00.PT-022 01 1/2
DITETAPKAN DIREKTUR
Kebijakan Sub. Bid. Rekam dan Audit Klinis menyediakan SOP pengolahan data dan
pelaporan
Pengumpulan Data
Prosedur 1. Menerima hasil rekapan data sensus harian pasien rawat inap dari petugas
sensus
2. Mengumpulkan data kegiatan dari seluruh unit pelayanan sebagai bahan
pembuatan laporan RL 3, RL 4, dan RL 5
3. Menerima hasil rekapan data penyakit pasien rawat jalan dari urusan
morbiditas rawat jalan
4. Menerima hasil rekapan data penyakit pasien rawat inap dari morbiditas
pasien rawat inap
5. Menerima laporan jumlah pemeriksaan laboratorium
6. Menerima rekapan data pasien rabies dari IRD
Pengolahan
1. Entry hasil rekapan data sensus harian baik rawat jalan maupun rawat inap
yang outputnya berupa laporan bulanan, triwulanan dan tahunan yang sering
dipakai untuk keperluan itemal dan ekternal rumah sakit
2. Cross check antara data pada form RL-1 dengan laporan hariannya
3. Entry kode penyakit pasien rawat inap dan outputnya berupa RL 3.1, RL 4.a,
RL 5.1, RL 5.3
4. Entry rekapan data penyakit rawat jalan yang outputnya berupa RL 3.3, RL
3.4, RL 3.5, RL 3.6, RL 3.7, RL 3.8, RL 3.9, RL 3.10, RL 3.11, RL 3.12, RL 4b, RL
5.1, RL 5.2, RL 5.4
5. Entry data sosial pasien baik pasien rawat jalan maupun pasien rawat inap,
kemudian outputnya berupa register pasien rawat jalan dan register pasien
rawat inap.
6. Entry data pasien rabies, kemudian outputnya data pasien rabies yang
dikirimkan ke dinas peternakan
73
DAN PELAPORAN
NO.DOKUMEN No. Revisi Halaman
05.05.00.PT-022 01 2/2
Kebijakan Sub. Bid. Rekam dan Audit Klinis menyediakan SOP pengolahan data dan
pelaporan
74
Pelaporan
• Pihak Eksternal
1. Pihak eksternal datang ke rumah sakit dengan membawa surat pengantar
2. Surat ditujukan kepada bagian umum rumah sakit
3. Surat di periksa oleh bagian umum rumah sakit untuk mendapatkan
persetujuan permintaan data
4. Setelah surat disetujui, pihak eksternal diantar ke unit rekam medis bagian
pelaporan
5. Pihak eksternal menjelaskan maksud dan tujuan permintaan data statistik
kepada petugas pelaporan
6. Menjelaskan data apa saja yang dibutuhkan
8. Petugas mencari data yang diminta melalui billing system
9. Bila data yang dibutuhkan banyak, petugas meminta jangka waktu untuk
prose pengumpulan data
10. Pengambilan data statistik diambil sendiri oleh pihak yang membutuhkan
tanpa diwakilkan
Permintaan data statistik tanpa ada maksud dan tujuan tidak diperbolehkan
Unit Terkait Prosedur ini berlaku di Sub Bid Rekam Medis dan Audit Klinis.
75
Lampiran 4
Lampiran 5
PENGANTAR WAWANCARA
Dengan Hormat
Inap Terhadap Pelaporan Rumah Sakit Dan Klaim BPJS Di Badan Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Tabanan” maka peneliti mohon dengan hormat agar
Hormat saya
Lampiran 6
Nama :
Unit Kerja :
Lama Bekerja :
Pendidikan Terakhir :
Responden
Lampiran 7
(…….……………………)
Kepada Yth,
Bapak/Ibu/Saudara/i
Nim : 15120901019
keadaan sebenarnya. Saya akan menjamin kerahasiaan dari semua jawaban yang
telah Bapak/Ibu/Saudara/I berikan.
Hasil penelitian ini nantinya bisa digunakan untuk salah satu rekomendasi
untuk menentukan strategi dalam meningkatkan mutu kelengkapan rekam medis
rawat inap di Badan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Tabanan.
Peneliti
(Angga
Wahyu Pratama)
81
Lampiran 8
A. Identitas Subjek :
Tempat :
Tanggal :
Waktu :
2. Apakah saat ini masih ada, rekam medis rawat inap yang terlambat di
kembalikan?
perhari?
Mengapa?
Lampiran 9
A. Identitas Subjek :
Tempat :
Tanggal :
Waktu :
2. Pelaporan apa saja yang berhubugan dengan rekam medis rawat inap?
4. Jika terjadi keterlambatan pengembalian rekam medis rawat inap laporan apa
5. Berapa lama batas waktu untuk mengirimkan laporan di rumah sakit ini?
83
6. Menurut Bapak /Ibu bagaimana upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi
Lampiran 10
A. Identitas Subjek :
Tempat :
Tanggal :
Waktu :
B. Pertanyaan ini di tujukan kepada penanggung jawab unit klaim BPJS dan
petugas unit klaim BPJS di Badan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Tabanan.
2. Apa sajakah syarat klaim yang berhubungan dengan rekam medis rawat inap?
4. Jika iya syarat klaim apa saja yang paling sering tidak tersedia karena
7. Menurut Bapak / Ibu bagaimana upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi
Lampiran 11
“Jadi untuk rata-rata pasien pulang perhari di Badan Rumah Sakit Umum
10. Apakah saat ini masih ada, rekam medis rawat inap yang terlambat di
kembalikan?
“Faktornya itu karena pengisian resume medis belum dilengkapi oleh dokter
perhari?
pasien pulang, jadi dalam satu hari terdapat 14 rekam medis yang terlambat
dikembalikan”
86
rawat inap yaitu masalah diagnose. Kalau untuk pasien BPJS itu apabila
berarti dari unit klaim akan mengembalikan dan tidak dapat diklaim”
“laporan bulanan yaitu laporan bulanan 10 besar penyaki rawat inap dan
laporan kematian”
Mengapa?
juga akan terlambat dan untuk pengklaiman pasti juga akan terlambat”
16. Hal-hal apa sajakah yang telah dilakukan untuk mengatasi keterlambatan
Lampiran 12
“Pelaporan itu ada pelaporan internal dan eksternal. Pelaporan internal itu
terdiri dari laporan kunjungan dan pelayanan rawat jalan, UGD, dan rawat
inap, terus ada laporan pelayanan penunjang, ada laporan 10 besar penyakit
rawat inap dan rawat jalan, laporann indikator pelayanan rumah sakit.
Sedangkan pelaporan eksternal itu ada data dasar rumah sakit, indicator
berencana, obat, rujukan, cara bayar, penyakit rawat inap, penyakit rawat inap
( Petugas Pelaporan 1 )
laporan kematian”
( Petugas Pelaporan 2 )
(Petugas Pelaporan 3)
8. Pelaporan apa saja yang berhubugan dengan rekam medis rawat inap?
“Laporan RL5.3 yaitu laporan 10 besar penyakit rawat inap dan RL 4a yaitu
( Petugas Pelaporan 1 )
“Setahu saya ada beberapa jenis pelaporan tapi untuk saat ini yang
berhubungan dengan rekam medis rawat inap yang saya kerjakan yaitu 10
( Petugas Pelaporan 2 )
( Petugas Pelaporan 3 )
rumah kan berasal dari rekam medis pasien, jadi jika rekam medisnya
( Petugas Pelaporan 1 )
(Petugas Pelaporan 2)
(Petugas Pelaporan 3)
10. Jika terjadi keterlambatan pengembalian rekam medis rawat inap laporan apa
“Yang pertama itu ada laporan RL 5.3 yaitu laporan sepuluh besar penyakit
(Petugas Pelaporan 1)
(Petugas Pelaporan 2)
(Petugas Pelaporan 3)
11. Berapa lama batas waktu untuk mengirimkan laporan di rumah sakit ini?
(Petugas Pelaporan 1)
(Petugas Pelaporan 2)
90
“Jadi pengiriman laporan di rumah sakit paling lambat tanggal 15 setiap bulan
berikutnya”
(Petugas Pelaporan 3)
12. Menurut Bapak /Ibu bagaimana upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi
(Petugas Pelaporan 1)
(Petugas Pelaporan 2)
“Seharusnya petugas, dokter dan perawat diruangan mentaati aturan SOP dan
aturan yang sudah dibuat oleh rumah sakit, misalkan aturan rekam medis
(Petugas Pelaporan 3)
91
Lampiran 13
C. Pertanyaan ini di tujukan kepada penanggung jawab unit klaim BPJS dan
petugas unit klaim BPJS di Badan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Tabanan.
kelengkapannya termasuk berkas klaim ada beberapa format berkas klaim yang
harus diisi oleh bagian ruangan dan memastikan pasien adalah peserta BPJS
“Pada unit klaim terdapat surat jaminan pelayanan pasien yang didalamnya
terdapat identitas pasien dan ada juga dibuat dengan item isian untuk diagnosa
karena aplikasi yang digunakan yaitu INA CBGs berpatokan pada diagnosa
dan tindakan”
(Petugas Klaim 1)
“Diagnosa pada SEP sudah dirancang dan dibuat diagnosa sekunder dan
lab foto usg dan lain-lain. Untuk tindakan operasi, selain form SJP juga
dibutuhkan resume”
(Petugas Klaim 2)
“Resume dibuat rangkap 3, jadi rangkap yang pertama yang asli ditaruh di
rekam medis rawat inap, lembar yang kedua itu yang dipetugas ruangan dengan
(Petugas Klaim 3)
“pada unit klaim terdapat form untuk bukti pelayanan, dalam form tersebut
ditulis semua tindakan yang diberikan ke pasien mulai dari pasien masuk
rumah sakit sampai dengan pasien keluar rumah sakit. Tindakan ditulis
pertanggal, apabila ada pemeriksaan foto torax atau CT Scan atau permintaan
USG wajib melampirkan lembaran hasil. Selain itu hasil lab harus juga
(Petugas Klaim 4)
93
“Syarat untuk klaim yaitu SEP, formulir bukti pelayanan yang didalamnya
(Petugas Klaim 5)
9. Apa sajakah syarat klaim yang berhubungan dengan rekam medis rawat inap?
“Syaratnya SEP, resume madis sebab kematian kalua ada yang meninggal,
berkas pendukung seperti hasil lab, radiologi, EKG dan juga laporan operasi
“Syarat diagnosa dan tindakan yang paling utama diagnosa dengan hasil
pemeriksaan penjunjang”
(Petugas Klaim 1)
(Petugas Klaim 2)
“Syarat yang berhubungan yaitu SEP, kelengkapan resume medis yang terdiri
(Petugas Klaim 3)
“Syarat yang berhubungan dengan rawat inap yaitu kelengkapan resume medis
sebab kematian apabila ada yang meninggal, hasil pemeriksaan penunjang, dan
(Petugas Klaim 4)
(Petugas Klaim 5)
membutuhkan data yang termuat dalam rekam medis untuk melihat diagnosa
untk bias melakukan koding. Jadi apabila pengembalian rekam medis terlambat
misalkan kita klaim bulan Januari tapi status pasien tidak lengkap sehingga
waktu sekitar 1-2 minggu tergantung dari ruangan. Jadi statusnya sudah
terlambat, berkas tersebut dibawa ke BPJS dan dilakukan verifikasi oleh bagian
(Petugas Klaim 1)
(Petugas Klaim 2)
“Sangat berpengaruh karena sumber data yang dibutuhkan berasal dari rekam
medis”
(Petugas Klaim 3)
medis surat jaminan pelayanan dan formulir lainnya yang terdapat dalam
(Petugas Klaim 4)
yang ada di rekam medis sehingga apabila rekam medis terlambat kembali data
(Petugas Klaim 5)
11. Jika iya syarat klaim apa saja yang paling sering tidak
(Penanggungjawab Klaim)
“Biasanya yang tidak tersedia yaitu diagnosa dan tindakan, sehingga harus
konfirmasi ke DPJP”
(Petugas Klaim 1)
“Biasanya hasil bacaan dari penunjang seperti hasil foto torax, USG dan
sebagainya”
(Petugas Klaim 2)
(Petugas Klaim 3)
“Dari yang biasanya kami alami itu diagnosa dan tindakan sehingga terlambat
(Petugas Klaim 4)
“Biasanya yang tidak tersedia diagnosa, tindakan dan hasil bacaan penunjang”
(Petugas Klaim 5)
96
(Penanggungjawab Klaim)
“Tergantung situasi di lapangan kadang ada yang 1 bulan dan bahkan bias
(Petugas Klaim 1)
“Selama ini rata-rata untuk penundaan pengajuan klaim yaitu 2 bulan meskipun
(Petugas Klaim 2)
(Petugas Klaim 3)
“Biasanya sih 1 bulan lewat tapi apabila berkas menumpuk bisa sampai 2
bulan”
(Petugas Klaim 4)
“2 bulan biasanya”
(Petugas Klaim 5)
klaim BPJS?
“Dari aturan yang ada setiap tanggal 10 dalam bulan berikutnya sudah harus
(Penanggungjawab Klaim)
“Klaim BPJS itu setiap tanggal 10 dalam bulan berikutnya harus sudah
diserahkan”
97
(Petugas Klaim 1)
“Waktu yang ditetapkan sealama 1 bulan yaitu setiap tanggal 10 dalam bulan
(Petugas Klaim 2)
untuk diverifikasi”
(Petugas Klaim 3)
terverifikasi”
(Petugas Klaim 4)
dibulan berikutnya”
(Petugas Klaim 5)
rekam medis dikembalikan dari ruangan sudah tidak ada kekurangan lagi”
(Penanggungjawab Klaim)
“Upaya yang bisa kami lakukan dimulai dari ruangan yaitu melakukan
(Petugas Klaim 1)
98
“Upaya yang kami lakukan focus dari ruangan dengan melakukan sosialisasi
(Petugas Klaim 2)
(Petugas Klaim 3)
(Petugas Klaim 4)
“Untuk upayanya kami berusaha agar setiap ruangan terdapat petugas rekam
medis yang bertugas melakukan analisa kelengkapan rekam medis agar setiap
(Petugas Klaim 5)
99
Lampiran 14
berdampak terhadap
laporan bulanan.
dilakukan pengiriman
bulannya
Keterlambatan Ya.
pengiriman laporan
sampai 2 bulan
berdampak terhadap
klaim BPJS.
penunjang, laporan
pelayanan.
Lampiran 15
104
Lampiran 16
105
106
Lampiran 17
107
Lampiran 18
108
109
110
111
Lampiran 19