Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mutu adalah bagaimana layanan kesehatan yang diberikan sudah

sesuai dengan SOP (Standard Operating Procedure) atau prosedur tetap

medis (Mukti, 2007). Mutu layanan kesehatan ditunjukan dengan tingkat

kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam menimbulkan rasa puas pada

diri setiap pasien. Semakin bagus kepuasaan pasien, maka semakin baik

pula mutu pelayanan kesehatan (Depkes RI, 2008). Tingkat kenyamanan

yang diberikan oleh provider kepada pasien dapat mempengaruhi

kepuasan atau ketidak puasan pasien (Sunaringtyas, 2014).

Salah satu hal yang mempengaruhi tingkat kepuasan pasien adalah

lama waktu tunggu pada proses pelayanan. Ada batas waktu tertentu

dimana pasien akan merasa bahwa waktu tunggu terlalu lama akan

mengakibatkan tingkat kepuasan terhadap layanan puskesmas menurun.

Salah satu konsep yang dapat digunakan untuk efisiensi waktu,

memberikan pelayanan yang memuaskan dan juga berorientasi pada nilai

adalah mengaplikasikan konsep Lean dalam pelayanan kesehatan

(Widiatama,2018).

Puskesmas merupakan salah satu fasilitas kesehatan yang

digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan

upaya kesehatan individu tingkat pertama dengan menyelenggarakan

upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan yang


setinggi-tingginya (Undang-undang No. 75 Tahun 2014). Jumlah

puskesmas yang berada di Kecamatan Ciruas berjumlah 1 Puskesmas.

Kualitas pelayanan kesehatan di Kabupaten Serang masih rendah.

Sarana dan prasarana pelayanan kesehatan masyarakat yang ada di

Kabupaten Serang masih perlu ditingkatkan terutama untuk puskesmas

yang memiliki layanan rawat inap.

Menurut Permenkes RI Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang

Rekam Medis, menyebutkan bahwa rekam medis merupakan berkas yang

berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan,

pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada

pasien. Dengan demikian dokumen rekam medis harus dikelola dengan

baik agar tidak rusak atau hilang sehingga dapat dipergunakan kembali

untuk pengobatan atau pemberian pelayanan lainnya (Depkes RI, 2006).

Waktu tunggu merupakan waktu yang diperlukan mulai pasien

mendaftar di tempat pendaftaran pasien rawat jalan (TP2RJ) sampai

tersedianya berkas rekam medis pasien di poliklinik. Berdasarkan

Kepmenkes RI No. 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan

Minimal (SPM) Rumah Sakit waktu untuk penyediaan berkas rekam medis

rawat jalan yaitu ≤10 menit. 2 Pelayanan pendaftaran merupakan jenis

pelayanan front office karena merupakan pelayanan pertama dan secara

langsung berinteraksi dengan pasien, sehingga dapat memberikan kesan

kepada pasien terhadap mutu pelayanan (Fuanasari dkk, 2014).


Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “ Analisis Lama Waktu Tunggu

Pendaftaran Pasien Rawat Jalan terhadap kepuasan pasien ”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, rumusan masalah

penelitian ini adalah: Bagaimana Analisis Lama Waktu Tunggu Pada

Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan di UPT Puskesmas Ciruas tahun

2022.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Adapun tujuan umum dalam penelitian ini, “Diketahui waktu

tunggu pada tempat pendaftaran pasien rawat jalan terhadap

kepuasan pasien di UPT Puskesmas Ciruas.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Diketahui lama waktu tunggu pada tempat pendaftaran pasien

rawat jalan terhadap kepuasan pasien di UPT Puskesmas

Ciruas.

b. Diketahui kepuasan pasien terhadap lama waktu tunggu pada

tempat pendaftaran pasien rawat jalan UPT Puskesmas Ciruas.


1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Puskesmas

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan

upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan di UPT Puskesmas

Ciruas.

1.4.2 Bagi institusi pendidikan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu referensi dalam

pengembangan tentang pelayanan mutu dipendaftaran.

1.4.3 Bagi penulis

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dalam

mengaplikasikan ilmu yang diperoleh.

2.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Waktu Tunggu


2.1.1 Definisi

Waktu tunggu adalah waktu yang digunakan pasien untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan mulai tempat pendaftaran sampai

masuk ke ruang pemeriksaan dokter Bustani (2015). Waktu tunggu

di kategorikan: 90 menit (kategori lama). 30-60 menit (kategori

sedang), dan ≤ 30 menit (kategori cepat). Waktu tunggu di Indonesia

ditetapkan oleh kementrian kesehatan (Kemenkes, 2008).

Waktu tunggu pasien merupakan salah satu komponen yang

potensial menyebabkan ketidak puasan. Pasien akan menganggap

pelayanan kesehatan jelek apabila sakitnya tidak sembuh-sembuh,

antri lama, dan petugas kesehatan tidak ramah meskipun

professional (Febriyanti, 2013).

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

Waktu tunggu merupakan suatu standar pelayanan yang harus

dimiliki oleh setiap layanan kesehatan masyarakat baik itu Rumah

Sakit atau Puskesmas.

2.1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Waktu Tunggu

Sarana prasarana di Poli Rawat Jalan merupakan salah satu

faktor yang meningkatkan kualitas pelayanan dan berhubungan

dengan waktu tunggu pasien. Persyaratan khusus sarana prasarana di


poliklinik harus menyesuaikan letak (dekat dengan jalan utama,

bagian administrasi, rekam medik, laboratorium, radiologi maupun

apotik), penempatan (poliklinik yang ramai sebaiknya tidak

diletakkan berdekatan), ruang tunggu yang cukup dan terpisah

antara penyakit infeksius ketersediaan wastafel, pengaturan

sirkulasi pasien dan petugas sebaiknya terpisah. Penempatan

poliklinik yang kurang tepat, sirkulasi yang kurang baik dan kurang

memadainya ruang tunggu yang ada merupakan hal yang dapat

menghambat pelayanan dan memperpanjang waktu tunggu (Anonim,

2012).

2.2 Rawat Jalan

2.2.1 Definisi Rawat Jalan

Pelayanan rawat jalan merupakan kegiatan pelayanan medis

yang berkaitan dengan kegiatan poliklinik. Karena bersifat rawat

jalan maka pasien yang berobat hanya jam kerja saja, pasien tidak

menginap di Puskesmas. Alur pelayanan pasien yang berkunjung ke

poliklinik rawat jalan yaitu mulai dari pendaftaran, menunggu

pemeriksaan di ruang tunggu dan mendapat pelayanan

pemeriksaan/pengobatan diruang periksa. Kemudian pelayanan

pengambilan obat di apotik, pemeriksaan laboratorium ataupun

pemeriksaan penunjang lainnya. Pelayana rawat jalan fokus pada

elemen penting dari segi: pasar; pelayanan; organisasi termasuk

pula: sistem pembayaran; sistem pemberian pelayanan; batasan


hukum; kepuasan pasien; hasil manajemen; dan status kesehatan

masyarakat (Sabrguna, 2012)

2.2.2 Prosedur Pelayanan Rawat Jalan

Prosedur pelayanan rawat jalan di Puskesmas menurut

(Bagus, 2010) adalah sebagai berikut:

a. Penerimaan pasien rawat jalan

Pelayanan bagian penerimaan memegang peranan penting

di Puskesmas. Kesan baik atau buruknya menajemen puskesmas

tergantung pada pelayanan ini. Untuk itu kesiapan petugas,

kelengkapan dan prasarana dibagian penerimaan pasien haruslah

optimal. Diperlukan petugas yang memiliki dedikasi tinggi

seperti terampil, ramah, sopan, simpatik, luwes, penuh

pengertian, mempunyai kemampuan berkomunikasi dengan

baik. Prosedur kerja yang jelas dan tegas serta tersusun rapi,

data yang akurat, tarif serta peralatan untuk pelayanan harus

sesuai standar.

b. Pemeriksaan dokter

Pelayanan dokter dalam proses rawat jalan merupakan

pelayanan utama rumah sakit, dengan tujuan mengupayakan

kesembuhan bagi pasien secara optimal, melalui prosedur serta

tindakan yang dapat dipertanggung jawabkan. Mereka dapat

memberikan dampak langsung pada mutu pelayanan dan dapat

memberikan prestige pada puskesmas. Dokter umum


memeriksa pasien dengan menjalankan penatalaksanaan

perawatan pasien tersebut yang meliputi pemeriksaan tambahan,

pemeriksaan lanjutan, anjuran-anjuran dan lain-lain.

Menurut pohan (2007) ada 4 indikator untuk mengukur kepuasan


pasien

a. Kepuasan terhadap akses layanan kesehatan

b. Kepuasan terhadap mutu layanan kesehatan

c. Kepuasan terhadap proses layanan kesehatan,

termasuk hubungan antar manusia

d. Kepuasan terhadap sistem layanan kesehatan.

2.2.3 Pengukuran Kepuasan Pasien

Cara untuk mengukur kepuasan pelanggan Menurut Kotler

(2000:38) antara lain: Sistem keluhan dan saran, surve kepuasan

pelanggan, pembeli banyangan, analisisi kehilangan pelanggan

(Kotler, 2000 dalam Nursalam, 2011)

Menurut Leonart L. Barry dan pasuraman dalam (Nursalam, 2011) “

Marketing servis competin through quality” (New york

Freepress,1991:16) yang dikutip Kotler (2000:40) mengidentifikasi

lima komponen karakteristik yang dapat digunakan oleh pelanggan

dalam mengevaluasi kualitas jasa pelayanan, diantaranya yaitu:

1. Responsiveness (ketanggapan)

Yaitu dari pengusaha dan karyawan untuk membantu


pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat (time is money)

serta mendengar dan mengatasi dari keluhan konsume.

2. Reliability (keandalan/jaminan)

Merupakan kemampuan untuk memberikan jasa sesuai dengan

yang dijanjikan, terpercaya, akurat dan konsisten

3. Assurance (kepastian/jaminan)

Yaitu kemampuan karyawan untuk menimbulkan keyakinan dan

kepercayaan terhadap janji yang telah dikemukakan kepada

konsumen

4. Empathy (empati)

Yaitu kesediaan karyawan dan pengusa untuk memberikan

perhatian secara pribadi kepada konsumen

5. Tangible (kenyataan)

Yaitu Merupakan penampilan fasilitas fisik, peralatan materi

komunikasi yang mmenarik (Kotler, 2000 dalam Nursalam,

2011).

Menurut Permenkes RI NO. 129/Menkes/SK/II/2008, kepuasan pasien di

rawat jalan telah memiliki standar ataupun ketetapan ukur, dikatakan puas

jika kepuasan pelanggan ≥ 90% terhadap pelayanan kesehatan yang telah

diberikan (Permenkes, 2008).

Cara pengukuran kepuasan pasien berdasarkan lima karakteristik yaitu:

a. Tangibles (Kenyataan)

1) Ruang tunggu pasien cukup luas


2) Kursi untuk menunggu di ruang tunggu pasien tersedia cukup

3) Perawat selalu menjaga kebersihan ruang tunggu

4) Jarak antara ruang poli klinik dengan ruang instalasi farmasi


dekat

5) Terdapat penataan jalur antrian yang teratur dan loket yang baik

b. Reliability (Keandalan)

1) Perawat mampu menangani masalah perawatan anda dengan

tepat dan profesional

2) Perawat memberika informasi tentang fasilitas yang tersedia,

cara penggunaannya dan tata tertip yang berlaku di rumah sakit

3) Perawat memberitahu dengan jelas tentang hal-hal yang harus

dipatuhi dalam perawatan anda

4) Perawat yang bertugas selalu hadir di dalam kamar pemeriksaan

5) Ketepatan waktu perawat tiba diruangan pemeriksaan

c. Responsive (Ketanggapan)

1) Pemeriksaan oleh dokter tepat waktu

2) Perawat membantu anda dalam memperoleh obat

3) Petugas segera menyiapkan obat setelah menerimah resep

4) Layanan petugas apotek sopan, ramah tamah dan tanggap

5) Perawat segera menangani setelah masuk ruang pemeriksaan.

d. Assurance (Kepastian/ Jaminan)

1) Perawat memberikan perhatian terhadap keluhan yang anda

rasakan

2) Perawat jujur dalam memberikan informasi tentang keadaan


anda

3) Perawat selalu memberi salam dan senyum ketika bertemu

dengan anda

4) selama berkonsultasi Privasi (kerahasiaan) anda cukup terjamin

5) Perawat memberi informasi tentang penyakit dan obat yang

akan diberikan

e. Empathy (empati)

1) Pelayanan yang diberikan perawat tidak memandang pangkat/

status tapi berdasarkan kondisi anda

2) Perawat memberikan kesempatan bertanya kepada anda

3) Perawat memberikan perhatian dan memberikan dukungan

moril terhadap keadaan anda

4) Perawat mudah ditemui dan dihubungi bila anda membutuhkan

5) Perawat mendengarkan keluhan anda dengan penuh perhatian

dan ingin menolong. (Pohan, 2007).

2.2.4 Kajian Umum Tentang Waktu Tunggu

a. Lama waktu tunggu pada tempat pendaftaran pasien rawat jalan

(TP2RJ) berdasarkan standar pelayanan minimal puskesmas.

Waktu tunggu merupakan waktu yang diperlukan mulai pasien

mendaftar di tempat pendaftaran pasien rawat jalan (TP2RJ)

sampai tersedianya berkas rekam 12 medis pasien di poliklinik.

Berdasarkan Kepmenkes RI No. 129/Menkes/SK/II/2008

tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) puskesmas waktu


untuk penyediaan berkas rekam medis rawat jalan yaitu ≤10

menit.

b. Faktor yang mempengaruhi lama waktu tunggu pada tempat

pendaftaran pasien rawat jalan di puskesmas. Riski Asriani Putri

(2015) dalam jurnal (Ulfa & Azlina, 2016) berpendapat bahwa

petugas harus memperhatikan berbagai hal pokok seperti

kemampuan (ability), sikap (attitude), penampilan (appearance),

perhatian (attention), tindakan (action) dan tanggung jawab

(accountability), untuk dapat memberikan pelayanan yang

optimal atau prima (servis excellence) kepada pasien.

Penentuan faktor penyebab lama waktu tunggu pada tempat

pendaftaran pasien rawat jalan di puskesmas dapat diuraikan

berdasarkan teori (Faida & Muhadi, 2018) yaitu:

1) Man (manusia, orang-orang, tenaga kerja). Dalam

kegiatan manajemen faktor manusia adalah yang paling

menentukan, tanpa tenaga kerja tentunya tidak aka nada

proses kerja. Pada fasilitas pelayanan kesehatan utamanya di

unit kerja rekam medis, tenaga kerjanya adalah tentunya

petugas rekam medis yang berkompeten di bidang rekam

medis yang diperoleh melalui latarbelakang Pendidikan

rekam medis dan telah tersertifikasi dan atau yang

mempunyai pengalaman kerja di bidang rekam medis.


2) Method (cara yang digunakan dalam usaha mencapai

tujuan). Cara untuk melaksanakan pekerjaan dalam

mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya

sangat menentukan hasil kerja seseorang. Tetapi walaupun

metode kerja yang telah dirumuskan atau ditetapkan itu baik,

kalau orang yang diserahi tugas pelaksanaanya kurang

mengerti atau tidak berpengalaman maka nantinya juga akan

tetap kurang baik. Contoh metode yang digunakan dalam

memberikan pelayanan kesehatan di unit rekam medis

adalah petugas rekam medis berpedoman pada petunjuk

Teknik dan standar prosedur operasional.

3) Materials (bahan atau perlengkapan yang diperlukan

mencapai tujuan). Manusia tanpa material atau bahan-

bahan tidak akan dapat mencapai tujuan yang

dikehendakinya, sehingga unsur material dalam manajemen

tidak dapat diabaikan. Contoh material dalam unit rekam

medis adalah alat tulis kantor, rak penyimpanan, meja, kursi,

kertas, formulir dan map rekam medis.


BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESA PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan formulasi atau simplikasi dari kerangka teori

yang mendukung penelitian. kerangka konsep terdiri dari variabel-variabel

yang menghubungkan variabel satu dengan variabel yang lain (Notoatmodjo,

2012).

Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel independent adalah lama

waktu tunggu pelayanan dan menjadi variabel dependent yaitu kepuasan

pasien. Untuk melihat hubungan waktu tunggu pelayanan dengan kepuasan

pasien dipendaftaran maka di susunlah kerangka konsep penelitian ini sebagai

berikut:

Skema 3.1
Kerangka konsep

Variabel independen variable dependen

Lama waktu Kepuasan Pasien


Tunggu pelayanan
3.2 Definisi Konseptual

3.2.1 Variabel Bebas (independen variable)

1.) Lama waktu tunggu pada tempat pendaftaran pasien rawat

jalan (TP2RJ) berdasarkan standar pelayanan minimal puskesmas.

Waktu tunggu merupakan waktu yang diperlukan mulai pasien

mendaftar di tempat pendaftaran pasien rawat jalan (TP2RJ) sampai

tersedianya berkas rekam medis pasien di puskesmas. Berdasarkan

Kepmenkes RI No. 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan

Minimal (SPM) puskesmas waktu untuk penyediaan berkas rekam

medis rawat jalan yaitu ≤10 menit.

3.2.2 Variabel terikat (dependent variable)

1) Kepuasan Pasien

kepuasan pasien di rawat jalan telah memiliki standar ataupun ketetapan

ukur, dikatakan puas jika kepuasan pelanggan ≥ 90% terhadap pelayanan

kesehatan yang telah diberikan (Permenkes, 2008)


3.3 Definisi Oprasional

No Variabel Defenisi Alat Cra ukur Hasil ukur Skala

operasional ukur ukur

1. Independent Lama waktu yang Kuesion er Wawanca ra 2 = ≤10 Ordinal

dibutuhkan pasien menit


Lama waktu
sejak mengambil no kategori tidak
tunggu
antrian sampai lama

dilayani dipendaftaran 1 = >10

menit

kategori lama

(Menkes RI,

2008)

Dependent Pernyataan senang Kuesion er Wawanca ra 2 = Puas skor Ordinal

atau tidak senang yang ≥ mean (20)


Kepuasan
dirasakan 1 = tidak
pasien
pasien terhadap puas Skor <

pengalaman yang mean (20)

diterimanya selama

berobat di rawat jalan.

3.4 Hipotesis

Hipotesis adalah satu pernyataan hubungan yang diharapkan antara dua variable

atau lebih yang dapat diuji secara epiris. Biasanya hipotesis terdiri dari
pernyataan ada atau tidak hubungan antara dua variable yaitu variable bebas

(independen variable) dan variable terikat (dependen variable)

Berdasarkan permasalahan yang ada maka dapat dirumuskan hipotesis :

Ha : Ada hubungan lama waktu tunggu pada tempat pendaftaran pasien

rawat jalan terhadap kepuasan pasien.

Ho : Tidak ada hubungan lama waktu tunggu pada tempat pendaftaran

pasien rawat jalan terhadap kepuasan pasien.


BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis dan rancangan penelitian

Rancangan penelitian merupakan metode yang kompleks dalam

pendekatan kualitatif, kuantitatif dan metode campuran yang memberikan

arahan spesifik dalam desain penelitian (Creswell, 2009).

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif.

Penelitian deskriptif adalah penelitian mengamati, menggambarkan, dan

mendokumentasikan aspek situasi seperti yang terjadi secara dan kadang

untuk dijadikan titik awal untuk hipotesis generasi atau teori pembangunan

penelitian (Polit, 2012).

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti tersebut

(Notoatmodjo, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah pasien

rawat jalan di UPT Puskesmas Ciruas yang berjumlah 14.000

orang/tahun (Rekam Medis, 2021) dengan estimasi populasi adalah

1.200 orang/bulan.

4.2.2 Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi. Menggunakan

sampel lebih praktis dari pada mengumpulkan data dari

keseluruhan populasi, rencana sampling menentukan bagaimana


sampel akan dipilih dan direkrut. (Polit, 2010).

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

Aksidental Sampling, yaitu dilakukan berdasarkan kebetulan, siapa

saja yang ditemui asalkan sesuai dengan persyaratan data yang

diinginkan dengan kategori rawat jalan yang datang di Poli UPT

Puskesmas Ciruas (Sutomo, dkk 2013).. Perhitungan penentuan

besar sampel yang digunakan peneliti adalah rumus Vincent:

Dengan menggunakan rumus sampel (Nursalam, 2011):

Jika besar populasi ≤ 1000, maka sampel

bisa diambil 20% - 30% n = N x 20%

n =120 x 0.2

= 24 orang

4.2.3 Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek

penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau dan akan

ditelti (Nursalam, 2016). Adapun kriteria inklusi dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Pasien rawat jalan yang datang ke UPT Puskesmas ciruas

menjadi responden.

4.2.4 Sampling

sampling merupakan suatu proses menyeleksi sampel yang

digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada dengan


menggunakan teknik sampling (Nursalam, 2011). Pengambilan

sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel

sebanyak 24 orang dengan cara purposive sampling.

4.3 Pengumpulan Data

4.3.1 Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari responden.

Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengumpulan langsung

dengan menggunaka kuesioner. Peneliti telah mengajukan surat

permohonan menjadi responden, dan surat itu telah disetujui dan di

tandatangani oleh responden dan kemudian telah dilakukan

pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan kepada responden.

4.3.2 Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diambil dari buku register pendaftaran

sehingga mengetahui pasien yang berkunjung ke UPT puskesmas

ciruas.

4.3.3 Alat Pengumpulan Data

Istrument penelitia adalah alat-alat yang akan digunakan untuk

pengumpulan data. (Notoatmodjo, 2010 :87). Instrument merupakan

alat bantu bagi peneliti dalam menggunakan metoda pengumpulan

data (Arikunto, 2006).

Alat yang digunakan untuk pengumpulan data penelitian ini berupa


kuesioner dalam bentuk pernyataan berkaitan dengan lama waktu

tunggu dan kepuasan pasien rawat jalan yang diambil dari (Nursalam,

2014) dan juga penelitian (Riyanti) yang telah diuji reabilitasnya.

4.3.4 Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah proses pendekatan kepada subjek dan

proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu

penelitian. Langkah- langkah dalam pengambilan data tergantung

pada rancangan penelitian dan teknik instrumen yang digunakan

(Nursalam, 2013)

Proses pengumpulan data dalam penelitian ini harus disusun secara

sistematis agar penelitian berjalan dengan lancar sehingga tujuan

tercapai. Prosedur penelitian yang dilakukan peneliti antara lain:

1. Tahap persiapan

Pada tahap persiapan terlebih dahulu menentukan masalah

penelitian dan mencari studi kepustakaan. Selanjutnya peneliti

menyusun proposal, setelah mendapatkan persetujuan dari

pembimbing kemudian melakukan pengajuan

judul kepada pembimbing, setelah disetujui peneliti memintah surat

permohonan izin penelitian dari polteknik Aisyiyah Banten.

Setelah itu peneliti mengajukan surat penelitian, lalu diberikan

kepada UPT puskesmas ciruas.


2. Tahap pelaksanaan

Tahap penelitian ini dimulai setelah peneliti mendapat

persetujuan dari pembimbing dan mendapat surat penelitian.

Selanjutnya peneliti mengajukan surat dari kampus ke UPT

puskesmas ciruas.

4.4 Teknik Pengolahan Data

4.4.1 Teknik Pengolahan

Pengolahan data dilakukan dengan beberapa tahap,

diantaranya (Notoatmodjo, 2012)

1. Mengedit (Editing)

Setelah kuesioner selesai diisi, kemudian dilakukan proses

pemeriksaan kembali hasil pengamatan pada kuesioner. Data yang

masuk sudah diperiksa dan tidak ada terdapat kekeliruan dalam

pengisian kuesioner. Kuesioner yang telah diisi saat penelitian

sudah terisi secara teliti dan lengkap.

2. Mengkode data (coding)

Memberikan kode tertentu pada setiap data yang dikumpulkan.

Setiap data yang dikumpulkan diberi kode tertentu. Pada variabel

lama waktu tunggu, ≤ dari 10 menit dikategori tidak lama diberi

kode 2 dan ≥ dari 10 menit dikategori lama di beri nilai 1. Pada

variabel kepuasan pasien, jika ≥ mean 20 pasien dinyatakan puas


diberi kode 2 dan jika < mean 20 pasien dinyatakan kurang puas

diberi kode 1.

3. Memasukkan data (entri)

Data, yakni jawaban dari masing-masing responden dalam bentuk

kode dimasukkan kedalam program komputer. Dimana untuk

variabel kepuasan pasien, sangat puas diberi nilai 4, puas diberi

nilai 3, tidak puas diberi nilai 2 dan sangat tidak puas diberi nilai 1.

Sedangkan untuk variabel lama waktu tunggu pelayanan bila

responden menjawab ≤ 10 menit di beri nilai 2 dan > 10 menit di

beri nilai 1.

4. Pembersihan data (klening)

Data yang sudah dimasukan kekomputer dan telah di lakukan

pengecekan kembali dan tidak ada ditemukan kesalahan dan

ketidak lengkapan data.

4.5 Teknik Analisa Data

a. Analisa Univariat

Analisa univariat tujuannya adalah untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik tiap-tiap variabel penelitian, yang

disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan presentase

(Notoatmodjo, 2010). Analisis ini digunakan untuk melihat distribusi

frekuensi lama waktu tunggu pelayanan ≤ 10 menit kategori tidak

lama,

> 10 menit kategori lama. Dan kepuasan pasien, ≥ mean 12 kategori


puas dan < mean 12 kategori tidak puas.

b. Analisa Bivariat

Analisa bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga

berhuungan. Analisa hasil uji statistik menggunakan Chi-squere tes untuk

menyimpulkan adanya dua hubungan variabel. Analisa data

menggunakan derajat kemaknaan signifikan 0,05. Hasil analisa chi-

squere dibandingkan dengan nilai p, dimana bila p ≤ 0,05 artinya secara

statistik bermakna dan apabila nilai p > 0,05 artinya secara statistik tidak

bermakna (Trihendradi, 2009).

Analisis ini digunakan untuk melihat hubungan lama waktu tunggu

pelayanan pendaftaran terhadap kepuasan pasien rawat jalan. Hasil

penelitian ini didapatkan pvalue = 0,000 (p < 0,05) yang artinya ada

hubungan lama waktu tunggu pelayanan dengan kepuasan pasien di UPT

puskesmas ciruas tahun 2022


DAFTAR PUSTAKA

Dr. Hj. MU'AH, S. M. (2014). KUALITAS LAYANAN RUMAH SAKIT

TERHADAP EMOSI DAN KEPUASAN PASIEN. Sidoarjo: Zifatama.

Levey and Loomba (1973) Tentang Layanan Kesehatan

Feby Erawantini, S. M. (2021). REKAM KESEHATAN ELEKTRONIK DENGAN

CLINICAL DECISION SUPPORT SYSTEM. Jember: UPT. Huffan (1992)

Tentang Rekam Medis

Feby Erawantini, S. M. (2021). REKAM KESEHATAN ELEKTRONIK DENGAN

CLINICAL DECISION SUPPORT SYSTEM. Jember: UPT. Kementrian

Kesehatan Republik Indonesia (2008) Tentang Rekam Medis

Hidayah, A. N. (2019, Mei Sabtu). Retrieved from

aepnurulhidayat.wordpress.com. Shofari (20020 Tentang Pendaftaran

Rawat Jalan.

Hidayah, A. N. (2019, Mei Sabtu). Retrieved from

aepnurulhidayat.wordpress.com. Azrul Azwar (1996) Tentang Rawat Jalan

Loura Weryco Latupeirissa, S. M. (2022). Manajemen Rumah Sakit untuk

Mahasiswa dan Praktisi. Bandung: Loura Weryco Latupeirissa, SKM., MM.


Dosen Pendidikan (2022, Maret Sabtu). Retrieved from dosenpendidikan .co.id.

Pohan (2013) Tentang Kepuasan Pasien.

Prof.Dr. Soekidjo Notoatmodjo, S. M. (2018). METODOLOGI PENELITIAN

KESEHATAN. SERANG.

RUSTIYANTO, E. (2021). SISTEM PELAPORAN RUMAH SAKIT. SERANG

aisyiyah banten Press Tentang Tujuan Rekam Medis.

Wilhamda. (2011). Tingkat kepuasan Paisen Terhadap Mutu Layanan

Keperawatan di Rumah Sakit Umum Haji Medan. Medan: Program

Diploma III Keperawatan Haji Medan Tentang Pasien.

Yolanda Anastasia Sihombing, S. M. (20022). Loyalitas Pasien Tinjauan Aspek

Pelayanan, Kepuasan, Trust, Komitmen , Brand Equity, dan Hospital

Image. Pekalongan: NEM. Tijiptono (2011) Tentang Kepuasan Pelanggan.

Yolanda Anastasia Sihombing, S. M. (20022). Loyalitas Pasien Tinjauan Aspek

Pelayanan, Kepuasan, Trust, Komitmen , Brand Equity, dan Hospital

Image. Pekalongan: NEM. Kotler (2009) Tentang Kepuasan Konsumen

Anda mungkin juga menyukai