Di Susun Oleh:
Siti Syukroh
5022031107
A. PENGERTIAN :
Hiperbilirubin adalah suatu keadaan dimana kadar bilirubin dalam darah melebihi batas
atasnilai normal bilirubin serum. Hiperbilirubin adalah suatu keadaan dimana konsentrasi
bilirubin dalam darah berlebihansehingga menimbulkan joundice pada neonatus (Dorothy R.
Marlon, 1998) Hiperbilirubin adalah kondisi dimana terjadi akumulasi bilirubin dalam darah
yangmencapai kadar tertentu dan dapat menimbulkan efek patologis pada neonatus
ditandai joudince pada sclera mata, kulit, membrane mukosa dan cairan tubuh (Adi Smith, G,
1988). Hiperbilirubin adalah peningkatan kadar bilirubin serum (hiperbilirubinemia)
yangdisebabkan oleh kelainan bawaan, juga dapat menimbulkan ikterus. (Suzanne C.
Smeltzer,2002). Hiperbilirubinemia adalah kadar bilirubin yang dapat menimbulkan efek
pathologis.(Markum, 1991:314)
Etiologi
Hiperbilirubinemia dapat
disebabkan oleh
bermacam-macam
keadaan.
Penyebab yang sering
ditemukan disini adalah
hemolisis yang timbul
akibat
inkopatibilitas golongan
darah ABO atau defisiensi
enzim G6PD. Hemolisis ini
dapat pula timbul karna
adanya perdarahan tertutup
(hematoma cepal,
perdarahan
subaponeurotik) atau
inkompatibilitas golongan
darah Rh. Infeksi juga
memegang
peranan penting dalam
terjadinya
hiperbilirubinemia;
keadaaan ini terutama
terjadi
pada penderita sepsis dan
gastroenteritis. Faktor lain
yaitu hipoksia atau asfiksia,
dehidrasi dan asiosis,
hipoglikemia, dan
polisitemia (Atikah & Jaya,
2016)
B. INSIDENTIL :
1. Biasa ditemukan pada bayi baru lahir minggu I
2. Kejadian ikterus 60 % bayi cukup bulan & 80 % kurang bulan
Perhatian utama ikterus pada 24 jam pertama & bila kadar bilirubin >
5mg/dl dalam 24 jam.
3. Keadaan yang menunjukkan ikterus patologik :
- Proses hemolisis darah
- Infeksi berat
- Ikterus > 1 mgg serta bilirubin diketiak > 1 mgg / dl.
C. ETIOLOGI :
1. Hemolisis akibat inkompatibilitas golongan darah A,B,O atau defisiensi enzim
G6PD.
2. Perdarahan tertutup.
3. Inkompatibilitas golongan darah Rh.
4. Infeksi utama terjadi pada penderita sepsis & gastroenteritis.
5. Hipoksia / anoksia.
6. Dehidrasi.
7. Asidosis.
8. Polisitemia.
9. Physiologik ( perkembangan ) / faktor prematur
10. Menyusui / ASI.
11. Kelebihan produksi bilirubin (seperti penyakit hemolytik, kerusakan
biochemikal).
12. Gangguan kapasitas sekresi konyungasi bilirubin dalam hati (seperti : defisiensi
Enzyme, Obisitas, duktus empedu).
13. Beberapa penyakit (seperti : hypotiroidism, galaktosemia, diabetes ibu / bayi).
14. Faktor genetik.
D. PATHOFISIOLOGI :
Empedu
Bilirubin Urobilinogen
menurun menurun Ekresi (warna) pada feses
dalam feses dalam urine dan urine.
E. PENATALAKSANAAN
Tujuan Utama : Mengendalikan kadar billirubin serum tidak mencapai nilai
kernikterus/ensefalopati biliaris.
Dengan cara merangsang terbentuk glukoronil transferase pemberian obat luminal.
KULIT
TANDA-TANDA JOUNDICE TAMPAK SEBELUM USIA BAYI:
Ukuran billirubin transcutaneus untuk screening dan mendeteksi joundice pada
neonatus secara lengkap.
Phototerapi dapat mengurangi joundice.
Sampel darah (lab).
Riwayat kesehatan masa lampau dari orang tua/saudara kandung bayi
(hyperbillirubinemia).
Adat istiadat dari orang tua/keluarga.
Karakteristik dari bayi seperti: BB yang berlebihan dan usia gestasi.
Pemberian dan frekuensi minum.
DILAKUKAN BILA:
Kadar billirubin indirek > 20 mg/dl.
Kadar billirubin tali pusat > 4 mg/dl.
Kadar Hb < 10 g/dl.
Bila terjadi peningkatan billirubin yang cepat 1 mg/dl tiap jam.
Transfusi darah dipertimbangkan bila pada bayi menderita :
Asfiksia.
Sindrom gawat nafas.
Asidosis metabolik.
Kelainan SSP.
BB < 1500 gram.
I. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
Klien
Nama Klien : By Ivon
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 6 hari
Register : 10185083
Orang Tua :
Ayah Ibu
Nama : Tn. Dimas Karuba : Ny. Ivon Karuba
Umur : 26 th : 28 th
Pendidikan : SD : SD
Agama : Islam : Islam
Alamat : Pondok Benowo Indah A 10 / 6
2. RIWAYAT KEPERAWATAN
Keluhan Utama :
Riwayat penyakit :
Pada saat dikaji klien sudah dirawat di Ruang Neonatologi selama 6 hari sejak
tanggal 23 Juli 2002.
Riwayat perawatan di Ruang Neonatologi RSUD Dr. Soetomo sebagai berikut:
30/7/2002
31/7/2002
1/8/2002
Riwayat Persalinan
1. ANC
By. Ivon merupakan anak pertama dari pasangan Tn. Dimas Karuba dan Ny. Ivon
Karuba. Pada saat mengandung By Ivon ibu selalu melakukan kontrol terhadap
kehamilannya ke Bidan, dengan frekwensi 5 kali hingga dilahirkan. Imunisasi saat
kehamilan (TT) dua kali. Ibu tidak pernah menderita sakit selama mengandung
anaknya. Untuk mempertahankan kondisinya Ny. Ivon Karuba secara teratur
minum jamu yang dibeli di warung. Keadaan ini hingga umur kehamilan cukup.
Selama hamil ibu tidak punya masalah dengan nafsu makan.
2. Perinatal
By Ivon dilahirkan di RSUD Dr. Soetomo pada umur kehamilan 35 – 36 Minggu.
Bayi lahir spontan dengan letak belakang kepala. Berat badan lahir 2,5 kg panjang
50 cm Lingkar kepala 32 cm dan lingkar dada 28 cm. Saat persalinan bayi
langsung menangis. Apgar skore 5 - 7.
3. Post natal
Sejak lahir hingga umur 6 hari diberikan ASI + PASI.
3. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK (PENGKAJIAN PERSISTEM).
1) Keadaan Umum:
Anak tampak lemah, kuning dan kurus. Kesadaran baik, BB : 2,5 kg, PB : 50 cm,
LK : 32 cm, LD : 28 cm.
2) Sistem Pernafasan
Tidak tampak kelainan pada bentuk dan fungsi hidung, kontraksi dada simetris
tidak terlihat retraksi. RR : 30 X/menit, Wh -/-, Rh -/-, Rales -/-,. Batuk tidak ada.
Pilek tidak ada.
3) Sistem Kardiovaskuler
S : 36, 5 derajat C, nadi : 128 X/mnt, akral hangat, kapilari refill 2-3 dt,
konjunctiva agak pucat, S1 dan S2 normal tubuh tampak lemah dan kuning.
4) Sistem Persyarafan
Bayi tidak punya riwayat kejang. Tidak ditemukan kelainan pada fungsi susunan
saraf pusat maupun perifer termasuk terhadap fungsi saraf kranialis serta
ektremitas.
5) Sistem Urogenital
Tidak ada tanda-tanda gatal, panas ataupun nyeri pada genital maupun simpisis,
tidak ada perubahan pola kencing. Kencing warna kuning bening. Jumlah kencing
tidak pernah diperhatikan.
Tidak ditemukan kelainan pada bentuk dan ukuran genital. Genital bersih.
6) Sistem Pencernaan
Gaster terdengan suara agak redup, Bab + warna kuning kecoklatan dan lembek 1
kali sehari, peristaltik normal. Tidak ditemukan kelainan pada anus. Tidak
ditemukan pembesaran kelenjar limfe.
7) Sistem Muskuloskeletal
Tidak ditemukan gangguan dalam bentuk maupun fungsi dari ekstremitas atas dan
bawah, tulang intak.
8) Sistem integumen
Rambut kusam dan jarang. Kulit tampak kuning dan kusam. Turgor baik, iritasi
serta peradangan tidak ada. Gatal-gatal tidak ada.
9) Sistem endokrin
Tidak ditemukan keluhan khusus. Tidak ditemukan pembesaran kelenjar tyroid.
Belum dilakukan pemeriksaan laboratorium yang menunjang tumbuh kembang
anak seperti GH, insulin, Tyroid.
10) Psikososial
Anak menagis jika didekati oleh petugas kesehatan, anak lebih suka diam dan
tiduran. Komunikasi kurang, anak tampak lesu dan kurang bergairah. Anak malu
jika badannya dibuka untuk pemeriksaan.
4. DIAGNOSTIC TEST
Darah lengkap tanggal : 24 Juli 2002
- Hb : 16,0 mg/dl (L 13,5 – 18,0 – P 11,5 – 16,0 mg/dl)
- Leukosit : 18.000 (4000 – 11.00).
O:
Hasil Pemeriksaan tanggal :
24 Juli 2002
- Leukosit : 18.000.
Hasil Pemeriksaan tanggal :
28 Juli 2002.
- Bilirubin Direk : 0,83
mg/dl.
- Bilirubin Total : 21,3
mg/dl
Resiko terjadi Tujuan : Akan 1. Anjurkan pada ibu untuk segera 1. Untuk meningkatkan ekskresi bilirubin melalui feses.
injury berhubungan mendapatkantherapi memberikan ASI segera setelah lahir.
dengan kerusakan yang tepat untuk 2. Kaji kulit untuk mengetahui tanda joundice. 2. Untuk mengetahui peningkatan kadar bilirubin.
produksi Sel Darah mempercepat 3. Chek kadar bilirubin dengan 3. Untuk menetapkan peningkatan kadar bilirubin.
Merah (lebih ekskresi bilirubin bilirubinometry transcutaneous.
banyak dari Kriteria Hasil : 1. 4. Catat waktu / awal terjadinya joundice. 4. Untuk membedakan joundice phisiologik (tampak
normal) & Bayi dapat setelah 24 jam) dengan Joundice yg disebabkan oleh
immaturity hati & minum segera setelah penyakit hemolytic/yg lain (tampak sebelum 24 jam).
efek phototherapy. lahir. 5. Kaji status kesehatan bayi secara 5. Hal tersebut akan meningkatkan resiko kerusakan otak
2. Bayi keseluruhan, terutama beberapa faktor dari hyperbilirubinemia.
terlindung dari (hypoxia, hypothermia, hypoglikemi &
sumber cahaya ( jika metebolik asidosis).
ditentukan ).
Tujuan : Tidak 1. Melindungi kedua mata bayi. 1. Mencegah iritasi kornea.
mengalami Buat penutup mata khusus untuk
komplikasi dari melindungi mata bayi.
phototherapy. Chek mata bayi setiap shift untuk
Kriteria Hasil : Pada drainage (kekeringan mata) atau iritasi
bayi tidak pada mata.
memperlihatkan 2. Letakakn bayi (telanjang) dibawah lampu. 2. Agar pencahayaan maximum pada kulit.
tanda-tanda iritasi
mata, dehidrasi, 3. Lakukan perubahan posisi sesering 3. Memperluas pencahayaan pada permukaan tubuh.
ketidak stabilan mungkin ( 1 – 2 jam ).
temperatur, atau 4. Monitor temperatur tubuh (axilla). 4. Untuk mendeteksi terjadinya hypothermi /
kerusakan kulit. hyperthermi.
5. Rencanakan lamanya therapi, type 5. Dokumen yang tepat dari phototherapi.
pencahayaan, jarak lampu dengan bayi,
pembuka / penutup tempat tidur &
pelindung mata bayi.
6. Dengan bertambah seringnya bab, bersihkan 6. Untuk mencegah iritasi perianal.
daerah perianal.
7. Pastikan intake cairan adequt. 7. Untuk mencegah dehydrasi.
IV. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Observasi keadaan umum Kebersihan cukup, panas (-), mual (-), sesak (-),Bak
(+) warna kuning jernih., suhu 37,5 o
C, N : 112
X/mnt, RR : 24x/mnt
Resiko terjadi injury 1. Menganjurkan pada ibu untuk segera
berhubungan dengan memberikan ASI segera setelah lahir.
kerusakan produksi Sel 2. Mengkaji kulit untuk mengetahui tanda
Darah Merah (lebih joundice.
banyak dari normal) & 3. Menchek kadar bilirubin dengan
immaturity hati & efek bilirubinometry transcutaneous.
phototherapy. 4. Mencatat waktu / awal terjadinya joundice.
Observasi keadaan umum Kebersihan cukup, panas (-), mual (-), sesak (-), batuk
(-)Bak (+) warna kuning jernih., Makan baik. Nyeri
perut (-)., suhu 36,5 o C, N : 112 X/mnt, RR : 24x/mnt
Rabu, 31 Juli 2002
07.00 – 08.00 -Observasi keadaan umum. Kebersihan cukup, panas (-), mual (-), sesak (-),bab
(+), lembek 1 kali Bak (+) warna kuning jernih., suhu
36.5 o C, N : 100 X/mnt, RR : 20 x/mnt
Observasi keadaan umum Kebersihan cukup, panas (-), mual (-), sesak (-),Bak
(+) warna kuning jernih, suhu 37,5 o C, N 100 X/mnt,
RR : 24x/mnt
Whaley and Wong (1997), Pediatric Nursing; Clinical Manual, Mosby Year Book,
Philadelpia.