OLEH :
NIM.19J10199
FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
2019
LAPORAN PENDAHULUAN
IKTERUS NEONATORUM
Penyakit hemolitik
Kelainan sel darah merah
Hemolisis : hematoma, Polisitemia, perdarahan karena trauma jalan lahir.
Infeksi
Kelainan metabolic : hipoglikemia, galaktosemia
Obat-obatan yang menggantikan ikatan bilirubin dengan albumin seperti :
sulfonaamida, salisilat, sodium bensoat, gentamisin,
Pirau enterohepatik yang meninggi : obstruksi usus letak tinggi,
hirschsprung.
2. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum tampak lemah, pucat dan ikterus dan aktivitas menurun
b. Kepala leher
Bisa dijumpai ikterus pada mata (sclera) dan selaput / mukosa pada mulut.
Dapat juga diidentifikasi ikterus dengan melakukan Tekanan langsung
pada daerah menonjol untuk bayi dengan kulit bersih ( kuning)
c. Dapat juga dijumpai cianosis pada bayi yang hypoksia
d. Dada : Selain akan ditemukan tanda ikterus juga dapat ditemukan tanda
peningkatan frekuensi nafas.
e. Status kardiologi menunjukkan adanya tachicardia, kususnya ikterus yang
disebabkan oleh adanya infeksi
f. Perut
Peningkatan dan penurunan bising usus /peristaltic perlu dicermati. Hal
ni berhubungan dengan indikasi penatalaksanaan photo terapi.
Gangguan Peristaltik tidak diindikasikan photo terapi. Perut
membuncit, muntah , mencret merupakan akibat gangguan
metabolisme bilirubun enterohepatik
g. Splenomegali dan hepatomegali dapat dihubungkan dengan Sepsis
bacterial, tixoplasmosis, rubella
h. Urogenital : Urine kuning dan pekat, adanya faeces yang pucat / acholis /
seperti dempul atau kapur merupakan akibat dari gangguan / atresia
saluran empedu
i. Ekstremitas: Menunjukkan tonus otot yang lemah
j. Kulit : Tanda dehidrasi titunjukkan dengan turgor tang jelek. Elastisitas
menurun, perdarahan baah kulit ditunjukkan dengan ptechia, echimosis.
k. Pemeriksaan Neurologis adanya kejang, epistotonus, lethargy dan lain –
lain menunjukkan adanya tanda – tanda kern – ikterus
INTERVENSI RASIONAL
1. Mulai pemberian makan sementara dengan 1. Pemberian makan perselang mungkin perlu
menggunakan selang sesuai indikasi untuk memberikan nutrisi adekuat pada bayi
yang telah mengalami koordinasi, menghisap
yang buruk dan reflek menelan atau yang
menjadi lelah selama pemberian makan
2.
2. Masukkan ASI atau formula dengan perlahan Pemasukan makanan ke dalam lambung yang
selama 10 menit pada kecepatan 1 ml/mnt terlalu cepat dapat menyebabkan respons
balik cepat dengan regurgitasi peningkatan
resiko aspirasi dan distensi abdomen, semua
ini menurunkan status pernafasan
Pertahankan termonetral lingkungan dan 3. Stress dingin hypoxia, dan penanganan yang
oksigenasi jaringan dengan tepat.Gangguan berlebih meningkatkan laju metabolisme dan
pada bayi harus seminimal mungkin kebutuhan kalori bayi, kemungkinan
memperlambar pertumbuhan
dan peningkatan berat badan
4. Catat pertumbuhan dengan membuat 4. Pertumbuhan dan peningkatan BB adalah
pengukuran BB setiap hari dan setiap minggu kriteria untuk penentuan kebutuhan kalori
dari panjang badan dan lingkar kepala untuk menyesuaikan formula dan untuk
menentukan frekuensi pemberian
makan. Pertumbuhan
mendorong peningkatan kebutuhan kalori
dan kebutuhan energy
5.
5. Beri makan sesering mungkin sesuai indikasi Bayi kurang dari 1250 gr (2 bl 12 OZ) diberi
berdasarkan BB bayi dan perkiraan kapasitas makan setiap jam, bayi antara 1500 dan 1800
lambung (3 bulan OZ sampai 4 bl) diberi makan setiap
3 jam
INTERVENSI RASIONAL
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat 1. Meminimalkan introduksi bakteri dan
bayi penyebaran infeksi
2. Observasi bayi terhadap abnormalitas kulit 2. Abnormaliotas ini mungkin merupakan tanda-
(misal : lepuh, pethiciae, pustule, pucat) tanda infeksi
3.
Pakai sarung tangan saat bersentuhan dengan3. Membantu mencegah kontaminasi silang
secret terhadap bayi
Jauhkan bayi dari sumber infeksi 4. Mencegah terjadi penularan infeksi pada bayi
5. Lakukan perawatan tali pusat secara aseptik 5. Menjaga tidak terjadi infeksi
dan mempertahankan tetap bersih dan kering
INTERVENSI RASIONAL
1. Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam. 1. Untuk mengetahui perubahan tanda-tanda
2. vital
Monitor kedalaman dan frekuensi pernapasan2. Untuk evaluasi derajat distress
3.
Observasi kulit dan membran mukosa 3. Untuk mengetahui sianosis perifer ( pada
kuku) dan sianosis sentral ( pada sekitar
bibir)
4. Atur posisi tidur semi fowler/ nyaman 4. Menurunkan tekanan diafragma dan
menurut pasien melancarkan O2
5. Kolaborasikan dengan dokter dalam 5. Memperbaiki / mencegah memburuknya
pemberian O2 hipoksia
6. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian 6. Mencegah perkembangbiakan dan mematikan
terapi TBC mikrobakterium tuberkulosis
INTERVENSI RASIONAL
Pemberian cairan dan elektolit sesuai 1. Memenuhi kebutuhan cairan sehingga tubuh
protokol. akan terpenuhi untuk menjamin keadekuatan
Kaji status hidrasi, ubun-ubun, mata, turgor,2. Dapat menentukan tanda-tanda dehidrasi
membran mukosa. dengan tepat
3. Kaji pemasukan dan pengeluaran cairan 3. Mengetahui keseimbangan antara masukan
dan pengeluaran
4. Monitor TTV 4. Mengetahui status perkembangan pasien
Kaji hasil test elektrolit 5. Perpindahan cairan atau elektrolit, penurunan
fungsi ginjal dapat meluas mempengaruhi
penyembuhan pasien
Gunakan lampu pemanas selama Menjaga suhu tubuh bayi dalam batas normal
prosedur. Tutup penyebar hangat atau bayi
dengan penutup plastic atau kersta aluminum
bila tepat. Objek panas berkontak dengan
tubuh bayi seperti stetoskop
5.
5.
Ganti pakaian atau linen tempat tidur bila Menurunkan kehilangan panas melalui
basah. Pertahankan kepala bayi tetap tertutup evaporasi
DAFTAR PUSTAKA
Wong. 1999. Nursing Care of Infants Children. Mosby Year Boodc Philadelphia.
Markum, A.H. 1991. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. JiliI. Bagian Ilmu Kesehatan
Anak FKUI. Jakarta.
Klaus and Forotaff. 1998. Penatalaksanaan Neonatus Resiko Tinggi. Edisi 4. Jakarta:
EGC.
Wim de Jong et al. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta : EGC
Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2013. Aplikasi NANDA dan NIC-NOC:
Jilid 2. Yogyakarta : Media Action
WOC.
Hemoglobin
Hemo Globin
Feco Biliverdin
Termogulasi
Kurangnya volume cairan
LEMBAR PENGESAHAN
Mahasiswa,
Mengetahui,
I Gusti Ayu Ary Laksmi P. Amd.Keb Ns. Gst K. Adi Widyas Pranata, S.Kep., MNS
NIP.197912212005012015 NIDN.801128703