PENDAHULUAN
maka penggunaan obat pelumpuh otot jadi semakin rutin. Anestesi tidak
diberiakan opioid dosis tinggi, dan otot lurik dapat berelaksasi akibat
pemberian obat pelumpuh otot. Tiga kombinasi ini di kenal sebagai “the
trias of anesthesia”
plate dan menurunkan aktivitas sistem saraf pusat. Golongan ini sering
1
digunakan terutama untuk menangani nyeri punggung kronis dan kondisi
fibromyalgia.
obat pelumpuh otot dapat dibagi menjadi obat pelumpuh otot depolarisasi
dibagi menjadi 3 grup lagi yaitu obat kerja lama, sedang, dan singkat.
depolarisasi.
dan durasi kerja singkat (3-5menit). Ciri ini membuat suksinilkolin obat
2
Obat pelumpuh otot non depolarisasai adalah obat pelumpuh otot
secara klinis, yang dibagi menjadi kelompok kerja lama, kerja sedang, dan
dan klirens dipengaruhi oleh keputusan klinis untuk memilih satu obat
1.3 Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
dilakukan pembedahan.
4
bergantung pada fungsi ginjal dan hati, sekitar 10% dari obat ini
esterase.
10-20 menit
secara efektif
4. Efek samping,.
5
b. Gatal, terjadi iritasi disekitar kulit, kondisi ini mungkin
terasa nyeri
6
1. Stuktur fisik
7
hidroksi,perubahan klirens obat, atau perkembangan dari
polineuropati.
dan paralisis.
intraoperative
yang baik
4. Efek samping
a) Kardiovaskuler
8
c) Salivasi yang berlebihan, otot sangat lemah,
dengan onset aksi yang lebih cepat. Obat ini adalah penghambat
1. Struktur fisik
yang cepat
9
2. Metabolisme dan eliminasi
dalam plasma atau urin, dieliminasi oleh hati dan sedikit oleh
steroid lain,
10
4. Efek obat rocuronium
BAB III
PENUTUP
11
3.1 Kesimpulan
Namun dari ketiga obat tersebut memiliki efek dan dosis yang berbeda
pasien sehingga kita dapat menentukan obat anestesi man yang harus
kita berikan.
3.2 Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
GE, Mikhail MS, Murray MJ, eds. Neuromuscular blocking agents. In:Clinical
White PF, Katzung BG. Skeletal muscle relaxants. In: Basic and
13