sel hati dan terus memasuki peredaran darah, masuk ke ginjal dan di eksresikan oleh
ginjal sehingga ditemukan bilirubin dalam urin. Sebaliknya karena ada bendungan
pengeluaran bilirubin kedalam saluran pencernaan berkurang sehingga tinja akan
berwarna dempul karena tidak mengandung sterkobilin.
C. Ikterus Hepatoseluler
Kerusakan sel hati menyebabkan konjugasi bilirubin terganggu sehingga bilirubin
direk akan meningkat dan juga menyebabkan bendungan di dalam hati sehingga
bilirubin darah akan mengadakan regurgitasi ke dalam sel hati yang kemudian
menyebabkan peninggian kadar bilirubin konjugasi di dalam aliran darah. Kerusakan
sel hati terjadi pada keadaan: hepatitis, sirosis hepatic, tumor, bahan kimia, dll.
1.1.3
Klasifikasi
Ikterus pada neonatorum dapat dibagi dua :
A. Ikterus fisiologi
Ikterus muncul pada hari ke 2 atau ke 3, dan tampak jelas pada hari 5-6 dan menghilang
hari ke 10. Bayi tampak biasa , minum baik , BB naik biasa. Kadar bilirubin pada bayi
aterm tidak lebih dari 12 mg /dl, pada BBLR 10 mg/dl, dan akan hilang pada hari ke-
14. Penyebab ikterus fisiologis diantaranya karena kekurang protein Y dan , enzim
glukoronil transferase yang cukup jumlahnya.
B. Ikterus Patologis
1) Ikterus yang muncul dalam 24 jam kehidupan ,, serum bilirubin total lebih dari 12
mg/dl.
2) Peningkatan bilirubin 5 mg persen atau lebih dalam 24 jam
3) Konsentrasi bilirubin serum melebihi 10 mg/dl pada bayi premature atau 12 mg/dl
pada bayi aterm.
4) Ikterus yang disertai proses hemolisis
5) Bilirubin Direk lebih dari mg/dl, atau kenaikan bilirubin serum mg/dl/jam atau 5
mg/dl/hari.
6) Ikterus menetap setelah bayi berumur 10 hari pada bayi aterm dan 14 hari pada
BBLR.
Keadaan yang menyebabkan ikterus patologis adalah :
1) Penyakit hemolitik
2) Kelainan sel darah merah
3) Hemolisis : hematoma, Polisitemia, perdarahan karena trauma jalan lahir.
4) Infeksi
5) Kelainan metabolic : hipoglikemia, galaktosemia
6)
Patofisiologi
Peningkatan kadar bilirubin tubuh dapat terjadi pada beberapa keadaan. Keadaan
yang sering ditemukan adalah apabila terdapat penambahan beban bilirubin pada sel hepar
yang berlebihan. Hal ini dapat ditemukan bila terdapat peningkatan penghancuran eritrosit,
polisitemia.
Penyakit hemolitik
Hemolisis
Pembentukan
bilirubin
Obat-obatan:
Jumlah bilirubin yang
akan diangkut ke hati
berkurang
Gangguan fungsi
hepar
Jaundice ASI
Defisiensi G-6-PD
Konjugasi bilirubin
indirek menjadi
bilirubin direk lebih
Bilirubin indirek
meningkat
Hiperbilirubinemia
Dalam jaringan
ekstravaskular (kulit,
konjuntiva, mukosa, dan
Ikterus
Kurang
Resiko
informasi
ke
Kernikteru
Otak injuri
Fototerapi
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
1.1.7
Resiko gangguan
integritas kulit
Persepsi yang
salah
Kurang
pengetahuan
orangtua/keluarg
Bila tersedia fasilitas, maka dapat dilakukan pemeriksaan penunjang sebagai
Pemeriksaan Penunjang
berikut :
Pemeriksaan golongan darah ibu pada saat kehamilan dan bayi pada saat kelahiran
Bila ibu mempunyai golongan darah O dianjurkan untuk menyimpan darah tali pusat
pada setiap persalinan untuk pemeriksaan lanjutan yang dibutuhkan
Kadar bilirubin serum total diperlukan bila ditemukan ikterus pada 24 jam pertama
kelahiran
1.1.8
Penatalaksanaan
1. Tindakan umum
a) Memeriksa golongan darah ibu (Rh, ABO) pada waktu hamil
b) Mencegah truma lahir, pemberian obat pada ibu hamil atau bayi baru lahir yang
dapat menimbulkan ikhterus, infeksi dan dehidrasi.
c) Pemberian makanan dini dengan jumlah cairan dan kalori yang sesuai dengan
kebutuhan bayi baru lahir.
Komplikasi
Komplikasi Terjadi kernicterus yaitu kerusakan otak akibat perlengketan bilirubin
1.2
Monitor
adanya
alergi
Berikan
makanan
melalui
makanan
R/ agar pemberian nutrisi tepat
2.
sonde (ASI/PASI)
R/agar nutrisi tubuh terpenuhi.
3.
4.
Implementasi :
tentang
1.
Memonitor
adanya
alergi
2.
3.
4.
makanan
sonde (ASI/PASI)
pemenuhan nutrisi
pemberian ASI/PASI.
Evaluasi
:
1. Intake adekuat
2. Berat
badan
normal
B. Dx2
: Kurang Pengetahuan b/d keterbatasan kognitif
Tujuan dan Kriteria Hasil :
NOC : Knowledge : disease proccess
Knowledge : Health Behavior
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama x 24 jam
diharapkan kurang pengetahuan teratasi dengan kriteria hasil :
1.
Pasien
dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit , kondisi,
prognosis dan program pengobatan.
2.
Pasien
10
harapan
/prognosis,
:
1.
Pasien
Pasien
mampu
11
Mucous Membranes
Wound Healing : primer dan
sekunder
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama x 24 jam diharapkan
integritas kulit teratasi dengan kriteria hasil :
1.
Perfusi
2.
Tidak
3.
Elastisit
jaringan baik.
ada lesi.
as kulit baik.
Intervensi :
1. Observasi adanya lesi.
R/ Mengidentifikasi adanya lesi atau tidak.
2. Hindari kerutan pada tempat tidur.
R/ menncegah terjadinya iritasi kulit
3. Jelaskanpada keluarga tentang penggunaan alat
R/ agar mengerti tentang kegunaan alat
4.
12
4.
M
elakukan kolaborasi dengan tim medis
untuk pilihan terapi atau penanganan
Evaluasi
:
1.
Pasien
Pasien
mampu
DAFTAR PUSTAKA
13