D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
NUR AFNI .R
NIM : 2005057
Luasnya ikterus pada neonatus menurut daerah yang terkena dan kadar
bilirubinnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.1
Derajat ikterus pada neonatus menurut rumus Kramer
3. Patofisiologi
Bilirubin diproduksi dalam sistem retikuloendotelial sebagai produk
akhir dari katabolisme heme dan terbentuk melalui reaksi oksidasi
reduksi. Karena sifat hidrofobiknya, bilirubin tak terkonjugasi
diangkut dalam plasma, terikat erat pada albumin. Ketika mencapai
hati, bilirubin diangkut ke dalam hepatosit, terikat dengan ligandin.
Setelah diekskresikan ke dalam usus melalui empedu, bilirubin
direduksi menjadi tetrapirol tak berwarna oleh mikroba di usus besar.
Bilirubin tak terkonjugasi ini dapat diserap kembali ke dalam sirkulasi,
sehingga meningkatkan bilirubin plasma total (Mathindas ,dkk, 2013).
Hepar gagal
berkonjugasi
Hiperbilirubinemia
Ikterus Neonatus
Bilirubin bersirkulasi Ikterus pada
kembali sklera dan leher,
peningkatan
bilirubin
Peningkatan bilirubin >12mg/dl
Sebagian masuk ke unconjugated dalam
siklus enterohepatik darah
Gangguan Kadar bilirubin >12mg/dl Kadar bilirubin
sistem tubuh >20mg/dl
Indikasi
Indikasi Transfusi
fototerapi
Sistem Sistem Sistem tukar
pencernaan integumen Persyarafan
Sinar intensitas
Reflek hisap Defisieensi tinggi
Kelebihan bilirubin
menurun protein “Y”
indirek Risiko Infeksi
Gangguan suhu
Bayi malas Bilirubin Akumulasi bilirubin tubuh
menyusu indirek terus
dalam darah tidak di
bersirkulasi ke
ekskresiekskresikan
jaringan Hipertermi Diare
perifer
Menumpuk dan
Nutrisi yang Risiko Kerusakan
melekat di sel otak Risiko
dicerna sedikit Integritas Kulit
Ikterus Neonatus Kekurangan
Kern Ikterus Volume Cairan
Resiko Infeksi
Risiko Cidera
Ketidakefektifan Pola
Kejang dan
Makan Bayi penurunan
Kematian
kesadaran
2) Fenoforbital
Dapat mengekskresi bilirubin dalam hati dan memperbesar
konjugasi. Meningkatkan sintesis hepatis glukoronil transferase
yang mana dapat meningkatkan bilirubin konjugasi dan clearance
hepatik pada pigmen dalam empedu, sintesis protein dimana dapat
meningkatkan albumin untuk mengikat bilirubin. Fenobarbital
tidak begitu sering dianjurkan.
3) Transfusi Tukar
Apabila sudah tidak dapat ditangani dengan fototerapi atau kadar
bilirubin indirek lebih dari 20 mg%.
Langkah penatalaksanaan saat transfusi tukar adalah
sebagai berikut :
a. Sebaiknya neonatus dipuasakan 3-4 jam sebelum
transfusi tukar.
b. Siapkan neonatus dikamar khusus.
c. Pasang lampu pemanas dan arahkan kepada neonatus.
d. Tidurkan neonatus dalam keadaan terlentang dan buka
pakaian ada daerah perut.
e. Lakukan transfusi tukar sesuai dengan protap.
f. Lakukan observasi keadaan umum neonatus, catat
jumlah darah yang keluar dan masuk.
g. Lakukan pengawasan adanya perdarahan pada tali
pusat.
h. Periksa kadar Hb dan bilirubin setiap 12 jam.
(Suriadi dan Yulianni 2006)
2) Bilirubin Direk
Penatalaksanaannya yaitu dengan pemberian intake ASI yang
adekuat. Hal ini disarankan karna bilirubin direk dapat larut
dalam air, dan akan dikeluarkan melalui sistem pencernaan.
(Atikah & Jaya, 2016 ; Widagdo, 2012)
6) Pemeriksaan neurologis
Letargi, pada kondisi bilirubin indirek yang sudah
mencapai jaringan serebral, maka akan menyebabkan
kejang-kejang dan penurunan kesadaran.
7) Urogenital
Urine berwarna pekat dan tinja berwarna pucat. Bayi yang
sudah fototerapi biasa nya mengeluarkan tinja kekuningan.
e. Pemeriksaan diagnostik
1) Pemeriksaan bilirubin serum
Bilirubin pada bayi cukup bulan mencapai puncak kira-kira
6 mg/dl, antara 2 dan 4 hari kehidupan. Jika nilainya diatas
10 mg/dl yang berarti tidak fisiologis, sedangkan bilirubin
pada bayi prematur mencapai puncaknya 10-12 mg/dl,
antara 5 dan 7 hari kehidupan. Kadar bilirubin yang lebih
dari 14 mg/dl yaitu tidak fisiologis. Ikterus fisiologis pada
bayi cukup bulan bilirubin indirek munculnya ikterus 2
sampai 3 hari dan hilang pada hari ke 4 dan ke 5 dengan
kadar bilirubin yang mencapai puncak 10-12 mg/dl,
sedangkan pada bayi dengan prematur bilirubin indirek
munculnya sampai 3 sampai 4 hari dan hilang 7 sampai 9
hari dengan kadar bilirubin yang mencapai puncak 15
mg/dl/hari. Pada ikterus patologis meningkatnya bilirubin
lebih dari 5 mg/dl perhari.
2) Ultrasound untuk mengevaluasi anatomi cabang kantong
empedu
3) Radioisotope scan dapat digunakan untuk membantu
membedakan hepatitis dan atresia biliary.
(Surasmi, dkk, 2003; Lynn & Sowden, 2009; Widagdo,
2012)
f. Data penunjang
1) Pemeriksaan kadar bilirubin serum (total) (normal =
<2mg/dl).
2) Pemeriksaan darah tepi lengkap dan gambaran apusan
darah tepi.
3) Penentuan golongan darah dari ibu dan bayi.
4) Pemeriksaan kadar enzim G6PD.
5) Pada ikterus yang lama, lakukan uji fungsi hati, uji fungsi
tiroid, uji urin terhadap galaktosemia.
6) Bila secara klinis dicurigai sepsis, lakukan pemeriksaan
kultur darah, urin, IT rasio dan pemeriksaan C reaktif
protein (CPR).
2. RIWAYAT KESEHATAN
a. KELUHAN UTAMA By.L dirawat diruang perinatologi RSUP Dr. M. Djamil Padang karena bayi kuning setelah kelahiran
Riwayat Kehamilan
Status kehamilan G3 P2 A1 H1
Pemeriksaan kehamilan/ANC Tidak ada √ Ada, Frekuensi : < 3 x √ > 3 x
Masalah kehamilan Tidak ada √ Ada, …….ibu mengalami PEB.............
Konsumsi obat selama hamil √ Tidak ada Ada, sebutkan … ..
Pemeriksaan kehamilan ke Perawat Bidan √ Dokter
Riwayat Kelahiran
Usia Gestasi 34-35 mg
BB lahir 3000 gr PB lahir 50.cm
Nilai APGAR Menit ke 1….... Menit ke 5….........
Kala Persalinan Kala I: ……jam.........menit Kala II: ……jam.........menit Kala III: ..……jam.........menit
Penolong Perawat Bidan √ Dokter Dukun
Jenis persalinan Spontan √ Sectio Vakum Forcep
Caesarea
Kesulitan √ Tidak Ada Ada, sebutkan …..
Air ketuban √ Jernih Keruh
Kelainan bayi Tidak Ada Ada, sebutkan …..
Inisiasi Menyusu Dini √ Ada Tidak Ada
(IMD)
Pemberian Vit K √ Ada Tidak Ada
Riwayat Keluarga : GENOGRAM (3 Generasi)
LINGKUNGAN
2. PEMERIKSAAN FISIK
Tanda Vital Suhu : 36,7 oC RR : 56 x/m HR : 130 x/m TD : - mmHg
Tingkat kesadaran
(GCS) : E.......M.......V.... Jumlah:.........
Antropometri BB saat ini : 3100.gr PB : 50.cm LLA : 15 cm
Kepala Lingkar Kepala : 35 cm
Ubun-ubun besar : 4x2cm Ubun-ubun kecil: 0,5x0,5cm
Bentuk √ Normal Kelainan, sebutkan :............ Jejas
Sutura Sagitalis : ................................. Caput Succedaneum :......................
Rambut √ Hitam Tipis Jarang Merah
Mata √ Simetris Tidak simetris Menonjol Sklera √ Ikterik Tidak ikterik
Strabismus Ada Tidak ada Konjungtiva Anemis √ Tdk anemis
Kelainan sebutkan …. Sekret Ada √Tdk ada
Reflek cahaya : +/+
Reflek pupil : +/+
Hidung Jalan nafas √ Bersih Tidak bersih Sekret Obstruksi Kelainan
Pernafasan cuping Ada √Tidak ada
hidung
Mulut Struktur mulut √ Utuh Labioskiziz
Palatum √ Utuh Palatoskiziz
Gusi √ Utuh Tidak Utuh
Lidah : merah muda
Warna bibir : merah
Reflek Rooting : (+)
Reflek sucking : (+)
Telinga √ Normal Keluar cairan Berbau
Kelainan, sebutkan ….
Sejajar dengan kantus mata: (+)
Leher Ukuran: √ Ya Tidak
Rekfek Tonik Neck: ..............................
Dada
Lingkar Dada 32 cm
Pernafasan
Inspeksi Irama nafas √ Reguler Irreguler
Jenis nafas Cheyne Stoke Kussmaul Hiperventilasi
Alat bantu Ada,sebutkan........................√ Tidak Ada
Kesulitan Retraksi dada Otot bantu nafas
nafas
Palpasi Fremitus : Sama kiri dan kanan
Auskultasi Suara nafas √ Vesikuler Wheezing Rhonchi Stridor
Jantung
Sirkulasi Denyut jantung 130.x/menit
Irama √ Teratur Tidak teratur
Akral √ Hangat Dingin
Abdomen
Lingkar Perut 32 cm
Inspeksi Tali pusat
Basah √ Kering Bau Sudah puput
Kelainan struktur abdomen: .......................................
Spinder nevy : ........................
Auskultasi Bising usus : 10 x/menit
√ Teratur tidak teratur
Palpasi Pembesaran hepar tidak teraba, tidak ada massa
Genitalia
√ Normal Kelainan, sebutkan ….
Mekonium sudah Atresia ani
keluar Hipospadia/Epispadia
Kulit Turgor, kembali Segera √ Lambat Sangat lambat
Kelembaban Baik √ Buruk
Warna kulit Sianosis √ Tidak sianosis
Lanugo √ Ada Tidak
Pemeriksaan Ikterus (Kreamer) : ikterus grade II dan III
PROGRAM TERAPI
PEMERIKSAAN PENUNJANG
C. Intervensi Keperawatan
Nama : By.L
No.MR
2. Manajemen demam
a. Monitor suhu secara
kontinue
b. Monitor keluaran
cairan
c. Monitor warna kulit
dan suhu
d. Monitor masukan
dan keluaran.
3 Risiko kekurangan Setelah dilakukan Manajemen cairan
volume cairan b.d asuhan keperawatan, a. Monitor berat badan.
tidak adekuatnya maka didapatkan b. Timbang popok.
kriteria:
intake cairan, efek c. Pertahankan catatan
fototerapi dan intake dan output yang
Keseimbangan cairan.
diare. akurat.
d. Monitor vital sign.
a. Intake dan
e. Dorong masukan oral.
output
f. Monitor pernafasan,
seimbang
tekanan darah, dan nadi.
dalam 24
g. Monitor status hidrasi
jam.(5)
(kelembapan membrane
b. Turgor kulit
mukosa, nadi adekuat,
membaik (5)
tekanan darah ortostatik).
h. Monitor warna, kuantitas
dan banyaknya keluaran
urin.
i. Berikan cairan yang
sesuai.
j. Monitor respon pasien
terhadap penambahan
cairan.
k. Monitor berat badan.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian asuhan keperawatan pada By.L
dengan hiperbilirubinemia diruang Perinatologi RSU, penulis dapat
mengambil kesimpulan sebagai berikut :
Atikah,M,V & Jaya,P. 2015. Buku Ajar Kebidanan Pada Neonatus, Bayi, dan
Balita. Jakarta. CV.Trans Info Media
Neonatus.
Jurnal Biomedik, Volume 5, Nomor 1, Suplemen
http://www.who.int/gho/child_health/mortality/neonatal_infant_text/en/.
Diakses Senin, 20 Januari 2021