Anda di halaman 1dari 37

ASUHAN KEPERAWATAN PNEUMONIA PADA ANAK

D
I
S
U
S
U
N

OLEH :

ELISMAWATI
NIM : 2005038

INSTITUT KESEHATAN SUMATRA UTARA

PROGRAM STUDI PENDIDKAN PROFESI NERS PROGRAM PROFESI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN INSTITUT KESEHATAN
SUMATERA UTARA
TA 2021/202

1
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Defenisi
Pneumonia adalah peradangan paru dimana asinus paru terisi cairan radang dengan
atau tanpa disertai infiltrasi dari sel radang kedalam dinding alveoli dan rongga interstisium.
(secara anatomis dapat timbul pneumonia lobaris maupun lobularis / bronchopneumonia.
Pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi saluran pernafasan yang terbanyak
didapatkan dan sering merupakan penyebab kematian hampir di seluruh dunia. Di Indonesia
berdasarkan survei kesehatan rumah tangga tahun 1986 yang dilakukan Departemen
Kesehatan, pneumonia tergolong dalam penyakit infeksi akut saluran nafas, merupakan
penyakit yang banyak dijumpai.

B. Etioligi
Menurut Corwin  (2001), Penyebab tersering pneumonia bakterialis adalah bakteri
positif-gram, streptococcus pneumonia yang menyebabkan pneumonia steptrokokus. Bakteri
staphylococcus aureus adalah streptokokus beta-hemolitikus grup A yang juga sering
menyebabkan pneumonia, demikian juga pseudomonas aeroginosa. Pneumonia lain
disebabkan oleh virus misalnya influenza. Pneumonia mikoplasma, suatu pneumonia yang
relative sering dijumpai yang disebabkan oleh suatu organisme yang berdasarkan beberapa
aspeknya berada diantara bakteri dan virus.

C. Manifestasi Klinis
Menurut Corwin (2001), gejala-gejala pneumonia serupa untuk semua jenis
pneumonia, tetapi terutama mencolok pada pneumonia yang disebabakan oleh bakteri.
Gejala-gejala mencakup:
1)                Demam dan menggigil akibat proses peradangan
2)                Batuk yang sering produktif dan purulen

79
3)                Sputum berwarna merah karat (untuk streptococcus pneumoniae), merah muda
(untuk staphylococcus aureus), atau kehijauan dengan bau khas (untuk pseudomonas
aeruginosa)
4)                Krekel (bunyi paru tambahan).
5)                Rasa lelah akibat reaksi peradangan dan edema.
6)                Biasanya sering terjadi respons subyektif dispnu. Dispnu adalah peasaan sesak
atau kesulitan bernafas yang dapat disebabkan oleh penurunan pertukaran gas-gas.
7)                Mungkin timbul tanda-tanda sianosis
8)                Ventilasi mungkin berkurang akibat penimbunan mucus, yang dapat
menyebabkan atelektasis absorpsi.
9)                Hemoptisis, batuk darah, dapat terjadi akibat cedera toksin langsung pada kapiler
atau akibat reaksi peradangan yang menyebabkan kerusakan kapiler.

D. Patofisiologi
Menurut Chirstman (1995) dalam Asih & Effendy (2004), Dari berbagai macam
penyebab pneumonia, seperti virus, bakteri, jamur, dan riketsia, pneumonitis hypersensitive
dapat menyebabkan penyakit primer. Pneumonia juga dapat terjadi akibat aspirasi, yang
paling jelas adalah pada klien
yang diintubasi, kolonisasi trachea dan terjadi mikroaspirasi sekresi saluran pernafasan
atas yang terinfeksi, namun tidak semua kolonisasi akan mengakibatkan pneumonia.
   Menurut Asih & Effendy (2004), mikroorganisme dapat mencapai paru melalui
beberapa jalur, yaitu:
1)                Ketika individu terinfeksi batuk, bersin atau berbicara, mikroorganisme
dilepaskan kedalam udara dan terhirup oleh orang lain.
2)                Mikroorganisme dapat juga terinspirasi dengan aerosol (gas nebulasi) dari
peralatan terapi pernafasan yang terkontaminasi.
3)                Pada individu yang sakit atau hygiene giginya buruk, flora normal orofaring
dapat menjadi patogenik
4)                Staphylococcus dan bakteri gram-negatif dapat menyebar melalui sirkulasi dari
infeksi sistemik, sepsis, atau jarum obat IV yang terkontaminasi.

80
Pada individu yang sehat, pathogen yang mencapai paru dikeluarkan atau bertahan
dalam pipi melalui mekanisme perubahan diri seperti reflex batuk, kliens mukosiliaris, dan
fagositosis oleh makrofag alveolar. Pada individu yang rentan, pathogen yang masuk ke
dalam tubuh memperbanyak diri, melepaskan toksin yang bersifat merusak dan menstimulasi
respon inflamasi dan respon imun, yang keduanya mempunyai efek samping yang merusak.
Reaksi antigen-antibodi dan endotoksin yang dilepaskan oleh beberapa
mikroorganisme merusak membrane mukosa bronchial dan membrane alveolokapiler.
Inflamasi dan edema menyebabkan sel-sel acini dan bronkiales terminalisterisi oleh debris
infeksius dan eksudat, yang menyebabkan abnormalitas ventilasi-perfusi. Jika pneumonia
disebabkan oleh staphilococcuc atau bakteri gram-negatif dapat terjadi juga nekrosis
parenkim paru.
Pada pneumonia pneumokokus, organism S. pneumonia meransang respons inflamasi,
dan eksudat inflamsi menyebabkan edema alveolar, yang selanjutnya mengarah pada
perubahan-perubahan lain . sedangkan pada pneumonia viral disebabkan oleh virus biasanya
bersifat ringan dan self-limited tetapi dapat membuat tahap untuk infeksin sekunder bakteri
dengan memberikan suatu lingkungan ideal untuk pertumbuhan bakteri dan dengan merusak
sel-sel epitel bersilia, yang normalnya mencegah masuknya pathogen ke jalan nafas bagian
bawah.         

                             

81
Mind Mapping Pneumonia

Virus Bakteri Micoplasma Jamur

Reseptor Peradangan
Masuk Saluran
Pernafasan
Hipotalamus

Paru-paru
Suhu Tubuh Hipertermi

Bronkus Alveoli
Keringat berlebih

Mengganggu kerja
Makrofag Intake Cairan Resiko
Kekurangan
Volune cairan
Infeksi

Peradangan

Difusi Gas Antara


Odema Produksi Secret
O2&CO2 di Alveoli
Terganggu
Dispnea Bersihan Jalan
Kelelahan
Nafas Tidak Efektif Kapasitas
Transformasi O2
Pola Nafas
Lemah Nadi Menurun
Tidak Efektif NOC
Status pernafasan :
NOC Kepatenan jalan nafas Gangguan
Status pernafasan 1. Frekuensi Pertukaran gas
1. frekuensi pernafasan pernafasan normal
normal (30-50x/menit) (30-50x/menit)
2. Irama pernafasan 2. Irama pernafasan NOC
normal (teratur) normal (teratur) Pertukaran Gas
3. suara auskultasi 3. Kemampuan untuk 1.Tidak dispnea saat
nafas normal mengeluarkan secret istirahat
(vesikuler) 2. Tidak dispneu saat
aktifitas ringan
3. Tidak sianosis82yaitu
kulit tampak normal atau
tidak kebiruan (pasien
dapat melakukan batuk
efektif jika
NIC NIC NIC
Manajamen Jalan nafas Manajamen Jalan nafas Monitor pernafasan
1. Posisikan pasien Posisi semi 1. Posisikan pasien Posisi semi 1. Monitor kecepatan,
fowler, atau posisi fowler fowler, atau posisi fowler irama, kedalaman, dan
Manajemen pernafasan Manajemen pernafasan
2.Observasi kecepatan,irama,keda kesulitan bernapas Terapi
2.Observasi
laman dan kesulitan bernafas oksigen
kecepatan,irama,keda laman
3.Observasi pergerakan dada, 2. Pertahankan kepatenan
dan kesulitan bernafas
kesimetrisan dada,penggunaan otot 3.Observasi pergerakan dada, jalannapas
bantu nafas,dan retraksi pada kesimetrisan dada,penggunaan 3. Observasi adanya suara
dinding dada otot bantu nafas,dan retraksi napas tambahan
pada dinding dada

83
E. Pemeriksaan Rontgen
Pemeriksaan ini dapat menunjukkan kelainan sebelum hal ini dapat ditemukan secara
pemeriksaan fisik. Pada bronchopneumonia bercak – bercak infiltrat didapatkan pada satu
atau beberapa lobus. Pada pneumonia lobaris terlihat adanya  konsosolidasi pada satu atau
beberapa lobus. Pada pneumonia lobaris terlihat adanya konsolidasi pada satu atau beberapa
lobus. Foto rongent dapat juga menunjukkan adanya komplikasi pada satu atau beberapa
lobus. Foto rongent dapat juga menunjukkan adanya komplikasi seperti pleuritis, abses paru,
perikarditis dll.

F. Pemeriksaan Laboratorium
Pada pemeriksaan laboratorium terdapat peningkatan jumlah leucosit, biasanya >
10.000/µl kadang mencapai 30.000 jika disebabkan virus atau mikoplasma jumlah leucosit
dapat normal, atau menurun dan pada hitung jenis leucosit terdapat pergeseran kekiri juga
terjadi peningkatan LED. Kultur darah dapat positif pada 20 – 25 pada penderita yang tidak
diobatai. Kadang didapatkan peningkatan ureum darah, akan tetapi kteatinin masih dalah
batas normal. Analisis gas darah menunjukan hypoksemia dan hypercardia, pada stadium
lanjut dapat terjadi asidosis respiratorik.
G. Komplikasi
Menurut Suyono (2003) komplikasi pneumonia antara lain Efusi pleura dan emfisema.
Terjadi pada sekitar 45% kasus, terutama pada infeksi bakterial akut berupa efusi para
pneumonik gram negatif sebesar 60%, staplilococus aureus 50%, S. Pneumoniae 40-60%,
kuman anaerob 35%. Sedang pada mycoplasma pneumoniae sebesar 20%. Cairannya
transudat dan sterill, Komplikasi sistemik, dapat terjadi akibat invasi kuman atau bakteriemia
berupa menungitis. Dapa juga terjadi dehidrasi dan hiponatremia, anemia pada infeksi
kronik, peningkatan ureum dan enzim hati, Hipoksemia akibat gangguan difusi, Pneumonia
kronis yang dapat terjadi bila pneumonia berlangsung lebih dari 4-6 minggu akibat kuman
anaerob s. Aureus dan kuman gram (-), Bronkietaksis. Biasanya terjadi karena pneumonia
pada masa anakanak tetapi dapat juga oleh infeksi berulang di lokasi bronkus distal pada
cystic fibrosis atau hipogamaglobulinemia, tuberkolosis, atau pneumonia nekrotikans.

84
H. Prognosis
Pada umumnya prognosis adalah baik, tergantung dari faktor penderita, bakteri
penyebab dan penggunaan antibiotik yang tepat serta adekuat. Perawatan yang baik dan
intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita yang dirawat. Angka
kematian penderita pneumonia komuniti kurang dari 5% pada penderita rawat jalan ,
sedangkan penderita yang dirawat di rumah sakit menjadi 20%. Menurut Infectious Disease
Society Of America ( IDSA ) angka kematian pneumonia komuniti pada rawat jalan
berdasarkan kelas yaitu kelas I 0,1% dan kelas II 0,6% dan pada rawat inap kelas III sebesar
2,8%, kelas IV 8,2% dan kelas V 29,2%. Hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya risiko
kematian penderita pneumonia komuniti dengan peningkatan risiko kelas. Di RS
Persahabatan pneumonia rawat inap angka kematian tahun 1998 adalah 13,8%, tahun 1999
adalah 21%, sedangkan di RSUD Dr. Soetomo angka kematian 20 -35%.
I. Rumusan Diagnosa Nanda
Diagnosa Keperawatan Menurut Nanda (2013) antara lain:
a. Ketidakefektifan Bersihan Kalan Nafas

b. Pola Nafas Tidak efektif

c. Gangguan Pertukaran Gas

J. Perumusan Kriteria hasil (NIC)


K. Perumusan Intervensi Keperawatan (NOC)

No Diagnosa NOC NIC


1 Ketidakefektif an Status pernafasan : Kepatenan Manajemen jalan nafas
bersihan jalan nafas jalan nafas Definisi : saluran 1. Monitor status pernafasan dan

85
b.d mukus trakeobronkial yang terbuka dan respirasi sebagaimana mestinya
berlebihan lancar untuk pertukaran udara 2. Posisikan pasien semi fowler,
Setelah dilakukan tindakan atau posisi fowler
keperawatan selama 3x24 jam 3. Observasi kecepatan,irama,ked
pasien dapat meningkatkan alaman dankesulitan bernafas
status pernafasan yang 4. Auskultasi suara nafas
adekuatmeningkat dari skala 2 5. lakukan fisioterapi dada
(cukup) menjadi skala 4 (ringan) sebagaimana mestinya
dengan kriteria hasil : 6. Kolaborasi pemberian O2
1. Frekuensi pernafasan normal sesuai instruksi
(30-50x/menit) 7. Ajarkan melakukan batuk
2. Irama pernafasan normal efektif
(teratur) 8. Ajarkan pasien dan keluarga
3. Kemampuan untuk mengenai penggunaan perangkat
mengeluarkan secret (pasien oksigen yang memudahkan
dapat melakukan batuk efektif mobilitas
jika memungkinkan)
4. Tidak ada suara nafas
tambahan (seperti ;
Ronchi,wezing,mengi)
5. Tidak ada penggunaan otot
bantu napas (tidak adanya
retraksi dinding dada)
6. Tidak ada batuk
2 Ketidakefektif an Status pernafasan Manajamen Jalan nafas
pola napas Definisi : Proses keluar 1. Posisikan pasien Posisi semi
berhubungan masuknya udara ke paruparu fowler, atau posisi fowler
dengan keletihan serta pertukaran karbondioksida Manajemen pernafasan
otot pernafasan dan oksigen di alveoli. Setelah 2.Observasi
dilakukan tindakan keperawatan kecepatan,irama,keda laman dan
3x24 jam status pernafasan yang kesulitan bernafas
adekuat meningkat dari skala 2 3.Observasi pergerakan dada,
(berat) menjadi 5(ringan) dengan kesimetrisan dada,penggunaan
kriteria hasil : otootot bantu nafas,dan retraksi
1. frekuensi pernafasan normal pada dinding dada
(30-50x/menit) 4.Auskultasi suara nafas Terapi
2. Irama pernafasan normal oksigen
(teratur) 3. suara auskultasi nafas 5. Kolaborasi pemberian O2
normal (vesikuler) 6. Monitor aliran oksigen
4. Kepatenan jalan nafas 7.Ajarkan pasien dan keluarga
5. Tidak ada penggunaan otot mengenai penggunaan perangkat
bantu nafas (tidak ada retraksi oksigen yang memudahkan
dinding dada) mobilitas
6. Tidak ada pernafasan cuping

86
hidung

3 Gangguan Status pernafasan : Pertukaran Monitor pernafasan


pertukaran gas Gas Definisi : Pertukaran 1. Monitor kecepatan, irama,
berhubungan Karbondioksida dan oksigen di kedalaman, dan kesulitan
dengan perubahan alveoli untuk mempertahankan bernapas Terapi oksigen
membran alveolar konsentrasi darah arteri Setelah 2. Pertahankan kepatenan
kalpiler dilakukan tindakan keperawatan jalannapas 3. Observasi adanya
3x24 jam status pernafasan : suara napas tambahan
pertukaran gas yang adekuat 4. Kolaborasi pemberian O2
meningkat dari skala 2 (berat) 5. Ajarkan pasien dan keluarga
menjadi 4 (ringan) Dengan mengenai penggunaan perangkat
kriteria hasil : oksigen yang memudahkan
1. Tidak dispnea saat istirahat mobilitas
2. Tidak dispneu saat aktifitas
ringan 3. Tidak sianosis yaitu
kulit tampak normal atau tidak
kebiruan

87
BAB II

KASUS PEMICU (TRIGER CASE)

Triger Case
Keluhan Utama : batuk berdahak dan sesak napas
An E (8 th) datang ke RS pada tanggal 01 Februari 2021, jam  10.20 wib dengan
keluhan batuk berdahak dan sesak napas. Orang tua anak mengatakan sesak napas didahului
oleh batuk pilek seminggu sebelum masuk RS. Orang tua anak mengatakan sesak napas
sejak 6 hari sebelum masuk RS.Orang tua anak mengatakan sesak napas timbul perlahan-
lahan, sesak napas terus menerus dan bertambah dengan aktivitas. Berat ringannya
keluhan : Orang tua anak mengatakan sesak napas cenderung bertambah sejak 2 hari sebelum
masuk RS. Orang tua anak mengatakan upaya untuk mengatasi sesak adalah dengan istirahat
dan minum obat batuk ( OBH ).

Penatalaksanaan Pneumonia
Penatalaksanaan medis secara umum untuk pneumonia menurut Manurung dkk
(2016) adalah :
1. Pemberian antibiotik seperti : penicillin, cephalosporin pneumonia
2. Pemberian antipiretik, analgetik, bronkodilator
3. Pemberian oksigen
4. Pemberian cairan parenteral sesuai indikasi.

88
BAB III
LAPORAN KASUS

A. Pengkajian
1.            Biodata / Data Biografi
Identitas Klien:
Nama                           : An. E             No Register :
Umur                           : 8 tahun
Suku/bangsa                : Jawa
Status Perkawinan        : -
Agama                         : Islam
Pendidikan                   : -
Pekerjaan                     : -
Alamat                         : jl.Cimanuk
Tanggal masuk RS       : 01 Februari 2021
Tanggal Pengkajian      : 02 Februari 2021
Catatan kedatangan      : Kursi roda (  ), Ambulan (  ), Brankar (  √ )

  Keluarga Terdekat yang dapat dihubungi:


Nama/Umur                 : Ny.N / 29                       No telepon : (0736)23145
Pendidikan                   : S1
Pekerjaan                     : PNS
Alamat                         : jl.Cimanuk
Sumber Informasi        : Pasien dan keluarga

2.            Riwayat Kesehatan/keperawatan


a.            Keluhan utama/alasan masuk RS
An E (8 th) datang ke RS pada tanggal 01 Februari 2021, jam  10.20 wib dengan
keluhan batuk berdahak dan sesak napas.

89
b.            Riwayat Kesehatan Sekarang (RKS) :
         Faktor pencetus: Orang tua anak mengatakan sesak napas didahului oleh batuk pilek
seminggu sebelum masuk RS.
         Muncul keluhan ( ekaserbasi) : Orang tua anak mengatakan sesak napas sejak 6 hari
sebelum masuk RS.
         Sifat keluhan : Orang tua anak mengatakan sesak napas timbul perlahan-lahan, sesak
napas terus menerus dan bertambah dengan aktivitas.
         Berat ringannya keluhan : Orang tua anak mengatakan sesak napas cenderung bertambah
sejak 2 hari sebelum masuk RS.
         Upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi : Orang tua anak mengatakan upaya untuk
mengatasi sesak adalah dengan istirahat dan minum obat batuk ( OBH ).
         Keluhan lain saat pengkajian : Orang tuan anak juga mengatakan batuk dengan dahak
yang kental dan sulit untuk dikeluarkan, sehingga terasa lengket di tenggorokkan. Orang tua
anak mengatakan kesulitan bernapas.Orang tua anak mengutarakan kondisi badan anak
nya terasa lemah dan ujung - ujung jarinya terasa dingin.
c.             Riwayat Kesehatan Dahulu (RKD) :
         Orang tua anak mengatakan tidak ada riwayat alergi terhadap makanan, debu, dan lain-
lain.
d.            Riwayat kesehatan keluarga (RKK) :
Orang tua anak mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit sesak
napas seperti yang dialaminya dan tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit
keturunan dan penyakit menular lainnya seperti penyakit jantung, hipertensi, asma,TB dan
lain-lain.
3.            Pola Fungsi kesehatan
a.         Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
  Persepsi terhadap penyakit:
Orang tua pasien tidak mengetahui penyakit yang dideritanya.
Penggunaan :
  Alergi (obat-obatan, makanan, plester, dll): pasien tidak ada alergi.

90
b.         Pola nutrisi dan metabolisme
  Diet/suplemen khusus: tidak ada
  Intruksi diet sebelumnya: -
  Nafsu makan (nomal, meningkat, menurun): menurun
  Penurunan sensasi kecap, mual-muntah, stomatitis : pasien mual-mual
  Fluktuasi BB 6 bulan terakhir (naik/turu) :
BB pasien menurun sebanyak 3 kg (kg 22 menjadi 19 Kg).
  Kesulitan menelan (disfagia): tidak ada
  Gigi (lengkap/tidak, gigi palsu): lengkap
  Riwayat masalah kulit/penyembuhan (ruam,kering,keringat berlebihan, penyembuhan
abnormal: tidak ada
  Jumlah minimum/24 jam dan jenis (kehausan yang sangat): tidak ada
  Frekuensi makan: Normal (3X sehari)
  Jenis makanan : KH, protein, lemak
  Pantangan/alergi : tidak ada
c.          Pola Eliminasi
          Buang air besar (BAB) :
         Frekuensi         : 1x 2 hari               Waktu            : Pagi
         Warna              : Kuning                    Konsistensi : Lembek
         Kesulitan (diare, konstipasi, inkontinensia) : Tidak ada
Buang air kecil (BAK) :
         Frekuensi         : 2X sehari                   Warna  : pagi dan sore hari
         Kesulitan (disuria, nokturia, hematuria, retensi inkontinensia): Tidak ada
         Alat bantu (kateter intermitten, indwelling, kateter eksternal): tidak ada
         Lain-lain
d.         Pola aktivitas dan latihan
Kemampuan perawatan dari:
0 ═ Mandiri                                   3 ═ Dibantu orang lain dan peralatan
1 ═ Dengan alat bantu                   4 ═ ketergantungan/tidak mampu

91
2 ═ Dibantu orang lain
Kegiatan/aktivitas 0 1 2 3 4
Makan/minum √
Mandi √
Berpakaian/berdandan √
Toileting √
Mobilisasi di tempat √
tidur
Berpindah √
Berjalan √
Menaiki tangga √
Berbelanja √
Memasak √
Pemeliharaan rumah √
e.             Pola istirahat dan tidur
         Lama tidur : 10  jam/malam       Tidur siang: 2               Tidur sore: -
         Waktu        : 21.00 WIB
         Kebiasaan menjelang tidur : -
         Masalah tidur (insomnia, terbangun dini, mimpi buruk): Insomnia
         Lain-lain (merasa segar/tidak setelah bangun) : merasa segar

f.                Pola Kognitif Dan Persepsi


         Status mental (sadar/tidak, orientasi baik/tidak) : orientasi baik
         Bicara : Normal (√), tak jelas (    ), gagap (    ), aphasia ekspresif (    )
         Kemampuan berkomunikasi : Ya (   √ ), tidak (    )
         Kemampuan memahami : Ya (  √  ), tidak (    )
         Pendengaran : DBN ( √   ), tuli (    ), kanan/kiri, tinnitus (    ), alat bantu dengar (    )
         Penglihatan (DBN, buta, katarak, kacamata, lensa kontak, dll) : DBN
         Vertigo : Ada

92
         Ketidak nyamanan/nyeri (akut/kronik) : Pasien mengalami nyeri akut pada daerah dada
         Penatalaksanaan nyeri : Pasien beristirahat untuk mengurangi nyeri
         Lain-lain : -
g.               Persepsei Diri Dan Konsep Diri
            Perasaan klien tentang masalah kesehatan ini : Pasien merasa tidak nyaman
            Lain-lain : -
h.                  Pola Peran Hubungan
         Pekerjaan : -
         Sistem pendukung : pasangan (√     ), tetangga/teman (    ), tidak ada (    ), keluarga
serumah  (√), keluarga tinggal berjauhan (    )
         Masalah keluarga berkenaan dengan perawatan di RS : Tidak ada
         Kegiatan sosial :
         Sejak menderita penyakit pneumonia  pasien jarang bergaulo dengan teman sebaya nya.
         Lain-lain :
i.                 Pola Seksual Dan Reproduksi
         Masalah seksual b.d penyakit : -
j.                    Pola koping dan toleransi stress
         Perhatian utama tentang perawatan di RS atau penyakit (financial, perawatan diri) :
Pasien tidak mengalami kesulitan mengeanai biaya perawatan rumah sakit.
         Kehilangan/perubahan besar dimasa lalu : tidak ada
         Hal   yang dilakukan saat ada masalah (sumber koping) : pasien bersifat terbuka terhadap
masalahnya
         Penggunaan obat untuk menghilangkan stress : tidak ada
         keadaan emosi dalam sehari-hari (santai/tegang) : tegang
         lain-lain : -
k.                  Keyakinan agama dalam kehidupan
         Agama : Pasien beragama Islam
         Pengaruh agama dalam kehidupan : Pasien beranggapan bahwa penyakit yang dideitanya
adalah cobaan.
4.            Pemeriksaan Fisik

93
         Keadaan umum : Klien tampak lemah, klien tampak kesulitan bernapas dan klien tampak
gelisah.
-                    BB : 22 kg (turun 3 kg dari 22 kg menjadi 19 kg )
-                    TB : 100 cm
          TTV :
-                    TD : 110 / 90 mmHg
-                    ND : 120 x / i
-                    RR : 32 x / i
-                    S    : 39 ºC
         Sistem integumen (kulit) : turgor kulit buruk (tidak elastis) dan pucat
         Kepala : Simestris dan rambut warna hitam, tidak ada ketmbe, bersih.
         Mata : DBN, konjuntiva tidak anemis,ukuran pupil normal.
         Telinga : DBN
         Kuku : Kuku pucat dan sedikit sinosis
         Hidung : Pernapasan cuping hidung
         Mulut : Mukosa bibir kering dan pucat
         Thorak /paru
-                    Inspek : RR : 32x/i, penggunaan otot bantu pernapasan (+), takipnea (+),dispnea
(+),pernapasan dangkal, dan  rektrasi dinding dada tidak ada.
-                    Palpasi : fremitus menurun pada kedua paru
-                    Perkusi : redup
-                    Auskultrasi : bunyi napas bronkial, krekels (+),stridor (+).
         Vaskular periper : akral dingin, capilarry repille kembali dalam 5 detik
5.            Pemeriksaan Penunjang
a.              Hasil foto rontgen : menunjukkan infiltrasien  lobaris (sebagianlobus pada kedua paru).
b.              AGD :menunjukkan alkalosis respiratorik (pH naik,PCO2 turun,HCO3 normal)
c.              Pemeriksaan sputum: ditemukan kuman Stapilococcus aureus dan Diplococcus
pneumonia
d.             Pemeriksaan darah rutin didapatkan :
              Leokosit = 16.000/mm3

94
              Hb = 10,5 gr/dl
              Trombosit =265.000/mm3
              Hematokrit = 44%
              Albumin = 3,01 gr/dl
              Protein total = 5,86 gr/dl

B. Analisa Data
Nama klien              : An. E (8 th)
Ruang rawat             :
Diagnosa medik       :  Pneumonia

No Data Masalah Etiologi


1 DS : Ketidakefektifan Disfungsi
1. Anak klien mengatakan pola nafas neumuskular.
klien batuk sekali-sekali.
2. Anak klien mengatakan
klien batuk kering.
3. Anak klien mengatakan
klien menggukan oksigen
bila klien sesak saja.
4. Anak klien mengtaakan
klien pernah dirawat
sebelumnya tahun 2018
5. Anak klien mengatakan
klien ada meminum obat 6
bulan

DO :

- Klien tampak batuk sekali-


sekali.
- Klien tampak batuk tidak
berdahak.
- Tekanan darah 120/70
mmHg.
- Nadi 87 x/menit.
- Pernapasan 26 x/ menit
- Suhu 36,5 0C
- pernafasan klien tampak

95
dangkal.
- Klien tampak tidak
terpasang 02.
- Bunyi nafas Ronchi
2 Ds : Ketidak seimbangan Kurangnya
1. Anak klien mengatakan nutrisi kurang dari asupan makan
nafsu makan klien menurun. kebutuhan tubuh

DO :

- Diet klien MC (susu).


- Diet klien tampak habis 3
sendok.
- Tekanan darah 120/70
mmHg
- Nadi 87 x/menit.
- Pernapasan 26 x/ menit
- Suhu 36,5 0C
- kemerahan.
- Jumlah urin klien 100 cc.
- Jumlah minum klien selama
sakit ± 3 gelas.
- Mukosa bibir kering.
- Turgor kulit jelek.
- Infuse terpasang Nacl 0,9 %
dengan tetesan 20x/i.
3 DS : Kekurangan volume Kehilangan
1. Anak klien mengatakan klien cairan cairan aktif
DO :
1. Anak klien mengatakan
aktivitas klien selama dirumah
sakit di bantu karena
ekstremitas atas bagian kiri dan
ekstremitas bawah klien yang
kiri mengalami kelemahan.
2. Mukosa bibir kering.
3. Turgor kulit klien tampak jelek.
4. Lidah klien tampak kotor.
5. Tekanan darah 120/70 mmHg
6. Nadi 87 x/menit.
7. Pernapasan 26 x/ menit
8. Suhu 36,5 0C.
9. Klien terpasang kateter.

96
10. Urin klien tampak berwarna
kemerahan.
11. Jumlah urin klien 100cc.
12. Jumlah minum klien selama
sakit ± 3 gelas.
13. Infuse terpasang Nacl 0,9 %
dengan tetesan 20x/i.

C. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan dari analisa data penulis dapat menegakkan diagnosa keperawatan

dengan pneumonia menurut (Nanda, NIC-NOC edisi revis jilid 3, 2015).

1. Ketidak efektifan pola nafas berhubungan dengan disfungsi

neuromuscular.

2. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan kurangnya asupan makanan

3. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif.

97
D. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa
Tujuan Rencana
keperawatan
1. Bersihan jalan nafas Respiratory status airway Airway Management :
tak efektif patient a. Posisikan pasien semi
fowler dengan cara
berhubungan dengan Vital sign statu meletakan bantal di
inflamasi trachea Setelah dilakukan tindakan belakang punggung klien.
keperawatn 3 x 24 jam b. Menganjurkan klien
bronchial, minum air hangat.
diharapkan ketidakefektifan
peningkatan produksi pola nafas dengan kriteria c. Monitor pernafasan klien
hasil : d. Monitor TTV
sputum
a. Mendemontrasikan batuk
efektif dan suara nafas
yang bersih, tidak ada
sianosis dan dyspneu
(mampu mengeluarkan
sputum, mampu bernafas
dengan mudah, tidak ada
pursed lips)
b. Menunjukkan jalan nafas
yang paten (klien tidak
merasa tercekik, irama
nafas, frekuensi
pernafasan dalam rentang
normal, tidak ada suara
nafas abnormal)
c. Tanda-tanda vital dalam
rentang normal.

2 Ketidak seimbangan Nutritional status : food and Nutrition management


nutrisi kurang dari fluid Intake
1. Kolaborasi dengan ahli
kebutuhan tubuh Nutritional status : nutrient gizi untuk menentukan
intake Weight kontrol jumlah kalori dan nutrisi
berhubungan dengan
yang di butuhkan pasien
kurangnya asupan Setelah dilakukan tindakan 2. Anjurkan pasien untuk
keperawatan 3 x 24 jam meningkatkan intake
makanan. diharapkan ketidak 3. Berikan makanan yang
seimbngannutrisi dalam terpilih (sudah di
kebutuhan tubuh terpenuhi konsultasikan dengan
denga Kriteria Hasil : ahli gizi)
a. Adanya peningkatan berat
badan sesuai dengan tujuan 4. Berikan informasi
tentang kebutuhan
b. Berat badan ideal
nutrisi.
dengan tinggi badan 5. Kaji kemampuan pasien
untuk mendapatkan
c. Mampu mengidentifikasi nutrisi yang dibutuhkan
kebutuhan nutrisi
d. Tidak ada tanda-
tanda malnutrisi
e. Tidak terjadi penurunan
berat badan yang berarti
3 Kekurangan volume Fluid balance. Fluid management.
Hydration.
cairan berhubungan 1. Pertahankan catatan
dengan kehilangan Nutrional status : food and intake dan
fluid. Intake. output yang adekuat.
cairan aktif. 2. Monitor status hidrasi.
Setelah dilakukan tindkan 3. Dorong keluarga
keperawatan 3 x 24 jam untuk membantu
diharapkan kekurangan volume pasien makan.
cairan teratasi dengan kriteria 4. Tawarkan snack (jus
hasil : buah, buah segar).
a. Mempertahnkan urine
output sesuai dengan
usia dan BB.
b. TTV dalam batas
normal.
c. Tidak ada tanda-tanda
dehidrasi.
d. Elastisitas turgor kulit
baik, membrane
mukosa lembab, tidak
ada rasa haus yang
berlebihan.

E. Implementasi Keperawatan Dan Evaluasi


No.D
Tanggal Implementasi Evaluasi
x
1 Selasa, Airway Management : S:
02 1. Mengatur posisikan pasien - Anak klien mengatakan nafas klien
Februari semi fowler dengan cara tidak sesak.
2021 meletakan bantal di belakang - Anak klien mengatakan
punggung klien. jika nafas klien sesak
2. Menganjurkan klien klien akan di pasang
minum air hangat. oksigen.
3. Memonitor pernafasan klien - Anak klien mengatakan
4. Memonitor TTV klien banyak tidur.
O:
- Klien tampak tidak
terpasang O2.
- Klien tampak batuk sekali-
sekali.
- Klien tampak sesak berkurang.
- Anak klien tampak
memberikan minum air
hangat kepada klien.
- Tekanan darah 120/70 mmHg
- Nadi 87 x/menit.
- Pernapasan 26 x/ menit
- Suhu 36,5 0C.
A:
- Masalaah ketidak efektifan jalan nafas
teratasi sebagian
S:
- Intervensi Airway Management
dilanjutkan

2 Selasa, Fluid management. S:


02
Februari 1. Mempertahankan catatan - Anak klien mengatakan klien minum
2021 intake dan output yang satu hari ± 3 gelas.
adekuat. - Anak klien mengatakan klien hanya 3
2. Memonitor status hidrasi. sendok makan.
3. Mendorong keluarga untuk
membantu pasien makan. O:
4. Menawarkan snack (jus buah, - Jumlah urin klien 100 cc.
buah segar).
- Klien tampak hanya menghabiskan
porsi dietnya 3 sdm.
- Mukosa bibir klien tampak kering.
- Turgor kulit klien jelek.
- Klien tampak menghabiskan 1/2
snack (jus semangka)
A:
- Masalah kekurangan volume cairan
belum teratasi
P:
- Intervensi kekurangan volume cairan
dilanjutkan.
3 Selasa, Nutrition management S:
02
Februari 1. Mengkolaborasi dengan ahli - Anak klien mengatakan klien nafsu
2021 gizi untuk makan kurang.
menentukan jumlah kalori - Anak klien mengatakan klien
dan nutrisi yang di butuhkan menghabiskan porsi makan 1/8
pasien dalam satu hari.
2. Mengganjurkan klien untuk O:
meningkatkan intake.
3. Memberikan makanan yang - Porsi diet klien tampak tidak habis.
terpilih (sudah di konsultasikan - Diet pagi klien tampak habis 3
dengan ahli gizi). Sdm..
4. Memberikan informasi tentang - Klien tampak banyak tidur.
kebutuhan - Kaki klien tampak udema.
- Keluarga klien sudah
mengetahui tentang kebutuhan
A:
- Masalah ketidak seimbngan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh belum
teratasi.
P:
- Intervensi kekurangan volume cairan
dilanjutkan.
1 Rabu, Airway Management : S:
03 1. Mengatur Posisikan pasien
Februari semi fowler dengan cara - Anak mengatakan sesak nafas
2021 meletakan bantal di belakang
O:
punggung klien.
2. Menganjurkan klien minum - Memberikan O2 dengan nasal
air hangat. kanul sebanyak 3 L/jam.
3. Memonitor pernafasan
klien. - Klien tampak sesak.
4. Memonitor TTV - Pernapasan klien : 32 x/menit
- Tekanan darah 117/70 mmHg
- Nadi 84 x/menit.
- Suhu 36,5 0C.
- Klien tampak masih diberikan minum
air hangat
A:
- Masalah ketidak efektifan bersihan
jalan nafas belum teratasi
P:
- Intervensi Airway Management
dilanjutkan

2 Rabu, Fluid management. S:


03
Februari 1. Mempertahankan catatan - Anak klien mengatakan klien minum
2021 intake dan output yang satu hari ± 3 gelas.
adekuat. - Anak klien mengatakan klien hanya ¼
2. Memonitor status hidrasi. dari persediaan.
3. Mendorong keluarga untuk
membantu pasien makan. O:
4. Menawarkan snack (jus - Jumlah urin klien 300 cc.
buah, buah segar). - Klien tampakhanya menghabiskan
¼ porsi diet yang disediakan.
- Bibir klien tampak kering.
- Turgor kulit klien tampak jelek
- Klien tampakmenghabiskan
snacknya (jus semangka).
A:
- Masalah kekurangan volume cairan
teratasi sebagian
P:
- Intervensi kekurangan volume cairan
dilanjutkan sebagian

3 Rabu, Nutrition management S:


03
Februari 1. Mengkolaborasi dengan ahli - Anak klien mengatakan nafsu
2021 gizi untuk menentukan jumlah makan klien masih menurun.
kalori dan nutrisi yang di - Anak klien mengatakan klien
masih sering tidur.
butuhkan pasien O:
2. Mengganjurkan klien
untuk meningkatkan intake - Porsi diet klien tampak tidak habis
3. Memberikan makanan yang hanya ¼ dari persediaan yang
terpilih (sudah di habis.
konsultasikan dengan ahli A:
gizi)
4. Mengkaji kemampuan pasien - Masalah ketidak seimbangan
untuk mendapatkan nutrisi nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
yang dibutuhkan belum teratasi.
P:
- Intervensi dilanjutkan.
- Mengajurkan klien makan sedikit
tapi sering.

1 Kamis, Airway Management : S:


04
Februari 1. Mengatur Posisikan pasien - Anak klien mengatakan napas
2021 semi fowler dengan cara klien tidak sesak lagi.
meletakan bantal di belakang - Anak klien mengatakan klien tidur
punggung klien. gelisah.
2. Menganjurkan klien - Klien mengatakan letih.
minum air hangat. - Anak klien mengatakan klien
3. Memonitor pernafasan klien demam.
4. Memonitor TTV O:
- Klien tamapk tidak terpasang O2.
- Klien tampak tenang
- Klien tampak letih.
- Menganjurkan
klienbanyak minum.
- Tekanan darah 90/50 mmHg
- Suhu 37,5 0C.

A:
- Masalah ketidak efektifan bersihan
jalan nafas belum teratasi.
P:
- Intervensi di lanjutkan.
- Menganjurkan klien banyak di beri
minum
2 Kamis, Fluid management. S:
04
Februari 1. mempertahankan catatan - Anak klien mengatakan klien minum
intake dan output yang satu hari ± 3 gelas.
2021 adekuat. - Anak klien mengatakan klien
2. Memonitor status hidrasi henghabiskan porsi diet klien dari
3. mendorong keluarga untuk persediaan.
4. menawarkan snack (jus buah,
buah segar) O:
- Jumlah urin klien 400 cc.
- Klien tampak menghabiskan porsi
diet yang disediakan.
- Bibir klien masih tampak kering
- Klien tampak hanya habiskan ½
snack yang tersedia (jus semangka).

A:
- Masalah kekurangan volume cairan
teratasi sebagian.
P:
- Intervensi kekurangan volume
cairan dilanjutkan sebagian
3 Kamis, Nutrition management S:
04
Februari 1. Mengkolaborasi dengan ahli - Anak klien mengatakan klien sudah
2021 gizi untuk menentukan jumlah mau makan dengan bubur (ML).
kalori dan nutrisi yang di
butuhkan pasien O:
2. Mengganjurkan klien untuk - Porsi diet klien tampak habis.
meningkatkan intake
- Klien tampak masih sering tidur.
3. Memberikan makanan yang
- Klien tampak diberikan makan
terpilih (sudah di
sering oleh anak klien.
konsultasikan dengan ahli
gizi) A:
4. Memberikan informasi
tentang kebutuhan nutrisi. - Masalah ketidak seimbangan
5. Mengkaji kemampuan pasien nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
untuk mendapatkan nutrisi teratasi sebagian.
yang dibutuhkan.
6. Mengajurkan klien makan P:
sedikit tapi sering
- intervensi di lanjutkan sebagian.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah melaksanakan Asuhan Keperawatan pada pasien dengan
gangguan sistem pernafasan pada pasien PPOK. Adapun kesimpulan tersebut
adalah :

1. Proses keperawatan yang dimulai dari pengkajian sampai evaluasi yang


dilakukan perawat dengan baik dan benar dapat menyelesaikan masalah
klien secepat mungkin.
2. Pada tahap pengkajian tidak ditemukan hambatan karna adanya kerjasama
klien dan keluarga, meskipun ditemukan kesenjangan data dalam tinjauan
teoritis dan tinjauan kasus.
3. Pada tahap diagnosa keperawatan, penulis mengacu pada pengkajian yang
dilakukan sehingga masalah keperawatan yang ada pada tinjauan kasus
adalah :
a. Ketidak efektifan pola nafas berhubungan dengan disfungsi

neuromuscular.

b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan

aktif.

c. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


berhubungan dengan kurangnya asupan makanan
4. Pada tahap perencanaan penulis mampu merencanakan seluruh rencana
tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah tersebut sesuai dengan
tinjauan teoritis keperawatan, walaupun terdapat hambatan yaitu
keterbatasan waktu dan tenaga penulis.
5. Pada tahap pelaksanaan,semua intervensi rencana keperawatan yang telah
direncakan dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dengan adanya
kerjasama yang baik antara penulis dengan tim kesehatan yang lainnya,
dan antara klien dan keluarga.
6. Pada tahap evaluasi berdasarkan hasil dari pelaksanaan tindakan
keperawatan yang belum teratasi dan intervensi dilanjutkan.
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, G. M. et al. (2016) Nursing Intervention Classification (NIC). 6th edn.


Jakarta: Elsevier

Djojodibroto, Darmanto. 2014. Respirologi ( respiratory medicine ). Jakarta :


EGC.

Hidayat, AAA. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta: Salemba


Medika.

Junawanto, I. Goutama, IL. Sylvani. 2016. Diagnosis dan Penanganan Terkini


Bronkiolitis pada Anak. CDK, 43(6) : 427 – 429.

Kementerian Kesehatan RI. Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia 2016.
Pusat Data dan Informasi Kementerian RI. 2017.

Manurung, S. (2011). Keperawatan Professional. Jakarta : Trans Info Media.

Muttaqin, MZ. Anindyah, DS. Rachmawati, I. Wityadarda, C. Jibbriellia, M.


Kartika, TR. Chaerani, HR. 2015. Dietitian in Your Pocket.
Yogyakarta: deepublish.

Nazwa. D. A. (2019) Makalah Corona virus Disease 2019.

Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc. Yogyakarta: Mediaction.

Nga Tong. 2013. Priority Medisines for Europe and the World "A Public Health
Approach to Innovation". www.who.int. September 2021.

Nursalam. (2011). Manajemen Keperawatan: aplikasi dalam praktik keperawatan


profesional. Jakarta: Salemba Medika.

Potter, P. A. and Perry, A. G. (2011) Fundamental Keperawatan. Edisi 4, Buku


Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik. Edisi 4.
Jakarta: EGC.
SATUAN ACARA PENYULUHAN

I. Topik : Sistem Pernafasan


Sub Topik : Pneumonia
Sasaran : Keluarga klien
Tempat : Rumah Sakit
Hari / Tanggal :
Waktu : 30 menit
Penyuluh : Indriany Sarumaha

II. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Klien dan keluarga klien dapat menginformasikan dan
mengetahui  tentang penyakit pneumonia sehingga dapat menjaga
kesehatan dan lingkungan sekitar.
b. Tujuan Khusus

Setelah diberikan penyuluhan, klien dan keluarga klien dapat :


1.      Mengetahui pengertian dari pneumonia
2.      Mengetahui penyebab dari pneumonia
3.      Mengetahui tanda dan gejala – gejala dari pneumonia
4.      Mengetahui cara pengobatan dari pneumonia

III. MATERI PENYULUHAN


a. Pokok Bahasan
Informasi mengenai penyakit pneumonia
Sub pokok bahasan
 Pengertian pneumonia
 Penyebab pneumonia
 Tanda dan gejala pneumonia
 Cara pengobatan pneumonia
IV. METODA, MEDIA, SUMBER
a. Metoda : Ceramah dan tanya jawab
b. Media :- Leaf let
- Proyektor
- Laptop
V. WAKTU
Waktu yang dibutuhkan: ± 30 menit
Sasaran : Keluarga Klien
Penyuluh : Indriany Sarumaha
Materi : Terlampir
VI. PELAKSANAAN

NO WAKTU KEGIATAN PENYULUH SASARAN


1. 2 menit Pembukaan Mengucapkan salam Menjawab
dan tujuan kegiatan. salam dan
menyimak
tujuan.

2. 15 menit Materi Penyuluhan Menjelaskan


mengenai Menyimak
pengertian, Penjelasan
penyebab, tanda
gejala, dan cara
pengobatan
pneumonia.
3. 10 menit Diskusi
Membuka sesi Bertanya dan
pertanyaan dan menyimak

menjawab
pertanyaan.
4. 2 menit Penutup Menyimak dan
Menyimpulkan,
menjawab
menutup acara dan salam
mengucapkan salam.
VII. EVALUASI
a. Bentuk : lisan
b. Jenis : pertanyaan langsung
c. Pertanyaan
1. Jelaskan pengertian pneumonia ?
2. Sebutkan tanda dan gejala pneumonia ?
3. Sebutkan penyebab pneumonia ?
4. Bagaimana cara mengobati pneumonia ?

LAMPIRAN MATERI
PNEUMONIA

A. Pengertian Pneumonia
Pneumonia adalah infeksi paru-paru yang dapat disebabkan oleh bakteri, virus,
atau jamur. Ketika seseorang bernafas, udara kaya oksigen mengalir ke tubuh
melalui saluran udara (trakea, bronkus, dan bronkhiolus) di paru-paru. Di ujung
saluran udara, oksigen ditukar dengan karbon dioksida, yang bergerak keluar dari
tubuh ketika seseorang bernafas. Alveoli adalah kantung udara yang sangat kecil
di ujung cabang saluran napas di mana pertukaran gas ini terjadi. Pneumonia
menyebabkan alveoli menjadi meradang dan terisi dengan cairan. Bakteri adalah
penyebab paling umum pneumonia pada orang dewasa, sedangkan virus adalah
penyebab paling umum pada anak-anak yang lebih muda dari 5 tahun. Di sini,
Thompson membahas gejala, pencegahan dan pengobatan pneumonia.
B. Penyebab Pneumonia
a. Bakteri
Pneumonia bakteri biasanya didapatkan pada usia lanjut. Organisme gram
posifif seperti : Steptococcus pneumonia, S. aerous, dan streptococcus
pyogenesis. Bakteri gram negatif seperti Haemophilus influenza, klebsiella
pneumonia dan P. Aeruginosa.
b. Virus
Disebabkan oleh virus influensa yang menyebar melalui transmisi droplet.
Cytomegalovirus dalam hal ini dikenal sebagai penyebab utama pneumonia
virus.
c. Jamur
Infeksi yang disebabkan jamur seperti histoplasmosis menyebar melalui
penghirupan udara yang mengandung spora dan biasanya ditemukan pada
kotoran burung, tanah serta kompos.
d. Protozoa
Protozoa yang menimbulkan terjadinya Pneumocystis carinii pneumonia
(CPC). Biasanya menjangkiti pasien yang mengalami immunosupresi.
C. Tanda dan Gejala Pneumonia

a. Kesulitan dan sakit pada saat pernafasan


 Nyeri pleuritic
 Nafas dangkal dan mendengkur
 Takipnea
b. Bunyi nafas di atas area yang menglami konsolidasi
 Mengecil, kemudian menjadi hilang
  Krekels, ronki, egofoni
c.       Gerakan dada tidak simetris
d.      Menggigil dan demam 38,8 ° C sampai 41,1°C, delirium
e.      Diaforesis
f.      Anoreksia
g.     Malaise
h.    Batuk kental, produktif
 Sputum kuning kehijauan kemudian berubah menjadi kemerahanatau
berkarat
i.      Geliah
j.      Cynosis
 Area sirkumoral
 Dasar kuku kebiruan
k.    Masalah-masalah psikososial : disorientasi, ansietas, takut mati
D. Pengobatan Pneumonia
1. Terapi antibiotic
Merupakan terapi utama pada pasien pneumonia dengan manifestasi
apapun, yang dimaksudkan sebagai terapi kausal terhadap kuman
penyebabnya.
a. Antibiotik yang biasanya menjadi pilihan sebagai terapi awal adalah
amoxilin, clarithromycin atau erithromycin untuk beberapa pasien CAP
(Community Acquired Pneumonia).
b. Pada kasus pneumonia CAP yang disebabkan oleh bakteri atypical,
antibiotik yang menjadi pilihan peratama penderita adalah dari golongan
makrolida seperti azithromycin dan clarithromycin, fluoroquinolol, dan
doxycycline.
c. Antibiotik untuk pneumonia HCAP (Hospital Acquired pneumonia) adalah
chepalosporin generasi ketiga dan keempat, carbapenem, fluoroquinolol,
aminoglikosida dan vancomycin.

2. Terapi suportif umum


a. Terapi O2 untuk mencapai PaO2 80-100 mmHg atau saturasi 95-96 %
berdasar pemeriksaan AGD
b. Humidifikasi dengan nebulizer untuk mengencerkan dahak yang kental
c. Fisioterapi dada untuk pengeluaran dahak, khususnya anjuran untuk batuk
dan napas dalam
d. Pengaturan cairan: pada pasien pneumonia, paru menjadi lebih sensitif
terhadap pembebanan cairan terutama pada pneumonia bilateral
e. Pemberian kortikosteroid, diberikan pada fase sepsis
f. Ventilasi mekanis : indikasi intubasi dan pemasangan ventilator dilakukan
bila terjadi hipoksemia persisten, gagal napas yang disertai peningkatan
respiratoy distress dan respiratory arrest
g. Drainase empiema bila ada
E. Pencegahan Pneumonia
a. Berhenti merokok.
b. Hindari orang-orang yang memiliki infeksi yang kadang-kadang
menyebabkan pneumonia.
c. Tinggal jauh dari orang-orang yang sedang flu atau sedang terserang infeksi
saluran pernafasan lainnya.
d. Jika anda belum mengalami campak atau cacar dan belum mendapatkan
vaksin terhadap penyakit ini, hindari orang-orang tersebut.
e. Cuci tangan sesering mungkin untuk mencegah penyebarab virus dan
bakteri yang dapat menyebabkan pneumonia.
f. Vaksinasi
ü Vaksin untuk anak-anak disebut vaksin konjugasi pneumokokus (PVC).
ü Vaksin untuk orang dewasa, perokok, dan orang-orang yang memiliki
beberapa jangka panjang kondisi kronir disebut Polisakarida Vaksin
pneumokokus (PPSV).
Oleh :

Elismawati
Oleh :

Indriany Sarumaha

Anda mungkin juga menyukai