Oleh :
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN PNEUMONIA
A. PENGERTIAN
Jaringan paru
peradangan Peningkata Pelepasan diganti jaringan
n suhu histamine, ikat
tubuh prostaglandin
Adanya eksudasi
e
Akumulasi secret
di Hipertermi
Dilatasi pembuluh
bronkus a
darah
Intoleransi Aktivitas
Gangguan
difusi dalam
kapiler dan
alveoli
Gangguan
Pertukar
an Gas
Tekan meningkat
an
dindin Pola Napas
g paru Pemenuhan paru Tidak
menurun Efektif
E. PENATALAKSANAAN MEDIS
Menurut Riyadi, 2009, pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji
resistensi, akan tetapi, karena hal itu perlu waktu, dan pasien perlu therapi
secepatnya maka biasanya diberikan :
1. Penisilin 50.000 u/kg BB/hari ditambah dengan kloramfenikol 50-70 mg/kg
BB/hari atau diberikan antibiotik yang mempunyai spektrum luas seperti
ampisilin. Pengobatan ini diteruskan sampai bebas demam 4-5 hari.
Pemberian obat kombinasi bertujuan untuk menghilangkan penyebab infeksi
yang kemungkinan lebih dari 1 jenis juga untuk menghindari resistensi
antibiotic.
2. Koreksi gangguan asam basa dengan pemberian oksigen dan cairan intravena,
biasanya diperlukan campuran glukosa 5% dan NaCl 0,9% dalam
perbandingan 3:1 ditambah larutan KCl 10 mEq/500ml/botol infus.
3. Karena sebagian besar pasien jatuh ke dalam asidosis metabolik akibat
kurang makan dan hipoksia, maka dapat diberikan koreksi sesuai dengan
hasil analisis gas darah arteri.
4. Pemberian makanan enteral bertahap melalui selang NGT pada penderita
yang sudah mengalami perbaikan sesak nafasnya.
5. Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal
dan beta agonis untuk memperbaiki transport mukosilier seperti pemberian
terapi nebulizer dengan flexoid dengan ventolin. Selain bertujuan
mempermudah mengeluarkan dahak juga dapat meningkatkan lebar lumen
bronkus
F. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Data Fokus
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Gejala dan Tanda Mayor
– Subjektif (tidak tersedia)
– Objektif
1) Kaji apakah pasien mengalami batuk tidak efektif
2) Kaji apakah pasien mampu batuk atau tidak
3) Kaji apakah terdapat sputum berlebih atau tidak
4) Kaji apakah terdapat mengi (suara napas seperti bersiul
disertai dengan sesak napas), wheezing (suara napas
dengan frekuensi tinggi yang terdengar di akhir
ekspirasi),
atau ronkhi kering (suara napas akibat penyempitan
saluran pernapasan)
Gejala dan Tanda Minor
– Subjektif
1) Tanyakan pasien apakah mengalami dispnea (sesak
napas) atau tidak
2) Tanyakan pasien apakah sulit bicara atau tidak
3) Tanyakan pasien apakah mengalami ortopnea (sesak
yang terjadi saat istirahat, posisi tidur datar, dan akan
membaik dengan posisi duduk) atau tidak
– Objektif
1) Kaji apakah pasien terlihat gelisah atau tidak
2) Kaji apakah kuku, ujung jari, dan mulut pasien terlihat
ada sianosis (kebiruan) atau tidak
3) Kaji apakah bunyi napas pasien menurun atau tidak
4) Kaji apakah frekuensi napas pasien berubah atau tidak
5) Kaji apakah pola napas pasien berubah atau tidak
2. Gangguan Pertukaran Gas
Gejala dan Tanda Mayor
– Subjektif
1) Tanyakan pasien apakah mengalami dispnea (sesak
napas) atau tidak
– Objektif
1) Kaji apakah PCO2 (tekanan CO2, normalnya adalah 35-
45 mmHg), pasien meningkat atau menurun
2) Kaji apakah PO2 (tekanan O2, normalnya adalah 75-
100 mmHg) pasien menurun atau tidak
3) Kaji apakah pasien mengalami takikardia (detak
jantung cepat dengan frekuensi lebih dari 100 kali) atau
tidak
4) Kaji apakah pH arteri meningkat atau menurun (pH
normal adalah 7,35- 7,45)
5) Kaji apakah ada bunyi napas tambahan atau tidak
Gejala dan Tanda Minor
– Subjektif
1) Tanyakan pada pasien apakah mengalami pusing atau tidak
2) Tanyakan pada apsien apakah penglihatannya kabur
atau tidak
– Objektif
1) Kaji apakah ada sianosis (kondisi jari tangan, kuku,
dan bibir tampak berwarna kebiruan karena kurangnya
oksigen dalam darah) atau tidak.
2) Kaji apakah terlihat diaforesis (keringat berlebihan)
atau tidak
3) Kaji apakah pasien terlihat gelisah atau tidak
4) Kaji apakah ada napas cuping hidung (kembang kempis
lubang hidung sebagai upaya untuk memperlancar
udara masuk atau keluar tubuh)
5) Kaji pola napas pasien apakah abnormal (cepat atau
lambat, dalam atau dangkal) atau tidak
6) Kaji apakah kulit pasien tampak abnormal (mis. pucat,
kebiruan) atau tidak
7) Kaji apakah kesadaran pasien menurun (sesuai dengan
skor GCS atau Glasgow Coma Scale) atau tidak
3. Pola Napas Tidak Efektif
Gejala dan Tanda Mayor
– Subjektif
1) Tanyakan pada pasien apakah mengalami dispnea (sesak
napas) atau tidak
– Objektif
1) Kaji apakah ada penggunaan otot bantu pernapasan
atau tidak
2) Kaji apakah fase ekspirasi memanjang atau tidak
3) Kaji apakah pola napas pasien abnormal (mis.
takipnea, bradipnea, hiperventilasi (bernapas terlalu cepat
dan dalam), kussmaul (napas dalam dengan frekuensi
normal atau semakin kecil), cheyne-stoke (pola napas
tidak beratur dengan pola naik turun secara berulang).
Gejala dan Tanda Minor
– Subjektif
1) Tanyakan pada pasien apakah mengalami ortopnea (sesak
yang terjadi saat istirahat, posisi tidur datar, dan akan
membaik dengan posisi duduk) atau tidak
– Objektif
1) Kaji apakah terdapat pernapasan pursed-lip (teknik
pengeluaran napas melalui bibir yang mengerucut dan
bernapas melalui hidung)
2) Kaji apakah terdapat pernapasan cuping hidung
3) Kaji apakah ventilasi semenit menurun atau tidak
4) Kaji apakah kapasitas vital pasien menurun atau tidak
5) Kaji apakah tekanan ekspirasi pasien menurun atau tidak
6) Kaji apakah inspirasi pasien menurun atau tidak
7) Kaji apakah ekskursi dada (pengembangan dada) pasien
berubah atau tidak
4. Hipertermia
Gejala dan Tanda Mayor
– Subjektif (tidak tersedia)
– Objektif
1) Kaji apakah suhu tubuh diatas nilai normal
Gejala dan Tanda Minor
– Subjektif (tidka tersedia)
– Objektif
1) Kaji apakah kulit merah
2) Kaji apakah terjadi kejang
3) Kaji apakah takikadi
4) Kaji apakah takipnea
5) Kaji apakah kulit terasa hangat
5. Intoleransi Aktivitas
Gejala dan Tanda Mayor
– Subjektif
1) Tanyakan pada pasien apakah sering mengalami lelah
atau tidak
– Objektif
2) Kaji apakah frekuensi jantung meningkat atau
tidak (meningkat 20% saat kondisi istirahat)
Gejala dan Tanda Minor
– Subjektif
1) Tanyakan pasien apakah mengalami dispnea (sesak
napas) atau tidak saat atau setelah istirahat
2) Tanyakan pasien apakah merasa nyaman atau tidak
setelah beraktivitas
3) Tanyakan pasien apakah merasa lemah atau tidak
– Objektif
6) Kaji apakah tekanan darah berubah atau tidak dari
kondisi istirahat
7) Kaji apakah gambaran EKG menunjukkan aritmia
atau tidak saat atau setelah aktivitas
8) Kaji apakah gambaran EKG menunjukkan iskemia
atau tidak saat atau setelah aktivitas
9) Kaji apakah terjadi sianosis atau tidak
6. Deficit Pengetahuan
Gejala dan Tanda Mayor
– Subjektif
1) Tanyakan pada pasien apakah masalah yang sering
dihadapi
– Objektif
1) Kaji apakah menunjukkan perilaku tidak sesuai anjuran
2) Kaji apakah menunjukkan persepsi yang keliru
terhadap masalah
Gejala dan Tanda Minor
– Subjektif (tidak tersedia)
– Objektif
1) Kaji apakah menjalani pemeriksaan yang tidak tepat
2) Kaji apakah menunjukkan perilaku berlebihan (mis.
Apatis, bermusuhan, agitasi, histeris)
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respons
klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang
berlangsung actual maupon potensial. Diagnose keperawatan bertujuan untuk
mengidentifikasi respons klien individu, keluarga, dan komunitas terhadap situasi
yang berkaitan dengan kesehatan (Tim Pokja SDKI PPNI, 2016).
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul :
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang tertahan
dibuktikan dengan batuk tidak efektif, tidak mampu batuk, gelisah, frekuensi
napas berubah, pola napas berubah.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran alveolus-
kapiler dibuktikan dengan PCO2 meningkat/menurun, PO2 menurun,
sianosis, dyspnea.
3. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan posisi tubuh yang
menghambatekspansi paru, dibuktikan dengan penggunaan otot bantu
pernapasan, pola napas abnormal
4. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit (mis. Infeksi) dibuktikan
dengan suhu tubuh diatas nilai normal, takipnea, kulit terasa hangat.
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen dibuktikan dengan frekuensi jantung meningkat >20%
dari
kondisi istirahat, mengeluh lelah, dyspnea saat/setelah aktivitas, merasa
tidak nyaman setelah beraktivitas, merasa lemah.
6. Defisit pengetahuan tentang pneumonia berhubungan dengan kurang terpapar
informasi dibuktikan dengan menunjukan perilaku tidak sesuai anjuran,
menunjukan persepsi yang keliru terhadap masalah, menanyakan masalah
yang dihadapi.
H. RENCANAAN KEPERAWATAN
Intervensi keperawatan merupakan segala bentuk terapi yang dikerjakan oleh
perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai
luaran (outcome) yang diharapkan. Tujuan dan kriteria hasil untuk masalah
keperawatan mengacu pada Standar Luaran Keperawatan Indonesia (Tim Pokja
SLKI DPP PPNI, 2018).
Diagnosa Rencana Keperawatan
NO
Keperawata Tujuan (SLKI) Intervensi (SIKI)
1. n LABEL
SDKI SLKI Label: Bersihan SIKI Label:
(D.0001 Jalan Napas (L.01001) Intervensi Utama
)
Setelah dilakukan (Manjeman Jalan Napas)
Bersihan jalan napas
tindakan keperawatan … (I.14509)
tidak efektif
x 24 jam diharapkan
berhubungan dengan Observasi
bersihan jalan napas
sekresi yang tertahan
meningkat dengan
dibuktikan dengan 1. Monitor pola
kriteria hasil :
batuk tidak efektif, napas (frekuensi,
1. Produksi sputum
tidak mampu batuk, kedalaman, usaha
menurun.
gelisah, frekuensi napas)
2. Mengi menurun
napas berubah, pola 2. Monitor bunyi
3. Wheezing menurun.
napas berubah. napas tambahan
4. Batuk
(mis. Gurgling,
efektif
mengi, weezing,
meningkat.
ronkhi kering)
5. Dyspnea menurun.
3. Monitor sputum
(jumlah, warna,
aroma)
Terapeutik
1. Pertahankan
kepatenan jalan
napas dengan head-
tilt dan chin-lift (jaw-
thrust jika curiga
trauma cervical)
2. Posisikan semi-
Fowler atau
Fowler
3. Berikan
minum hangat
4. Lakukan
fisioterapi dada,
jika perlu
5. Lakukan
penghisapan
13embra kurang dari
15 detik
6. Lakukan
hiperoksigenasi
sebelum penghisapan
endotrakeal
7. Keluarkan
sumbatan benda
padat dengan forsep
McGill
8. Berikan oksigen,
1. Anjurkan asupan
cairan 2000 ml/hari,
jika tidak
kontraindikasi.
2. Ajarkan teknik
batuk efektif
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian
bronkodilator,
ekspektoran,
mukolitik, jika perlu.
2. SDKI LABEL SLKI Label: Pertukaran SIKI Label:
(D.0003) Gas (L.01003) Intervensi Utama
Gangguan Setelah dilakukan (Pemantauan Respirasi)
pertukaran gas tindakan keperawatan … (I.01014)
berhubungan x 24 jam diharapkan
dengan perubahan Observasi
pertukaran gas meningkat
14embrane dengan kriteria hasil :
1. Monitor
alveolus- kapiler 1. Dyspnea menurun
frekuensi, irama,
dibuktikan 2. Bunyi napas
kedalaman, dan
dengan PCO2 tambahan
upaya napas
meningkat/menurun, menurun
2. Monitor pola napas
PO2 menurun, 3. PCO2 membaik
(seperti bradipnea,
sianosis, dyspnea. 4. PO2 membaik
takipnea,
5. Takikardi membaik
hiperventilasi,
6. pH arteri membaik
Kussmaul, Cheyne-
7. Sianosis membaik
Stokes, Biot, ataksik0
3. Monitor
kemampuan batuk
4. Monitor adanya
produksi sputum
5. Monitor adanya
sumbatan jalan
napas
6. Palpasi
kesimetrisan
ekspansi paru
7. Auskultasi
bunyi napas
8. Monitor
saturasi oksigen
9. Monitor nilai AGD
10. Monitor hasil x-
ray toraks
Terapeutik
Edukasi
Observasi
1. Monitor
kecepatan aliran
oksigen
2. Monitor posisi alat
terapi oksigen
3. Monitor aliran
oksigen secara
periodic dan
pastikan fraksi yang
diberikan cukup
4. Monitor efektifitas
terapi oksigen (mis.
Oksimetri, analisa
gas darah ), jika perlu
5. Monitor
kemampuan
melepaskan oksigen
saat makan
6. Monitor tanda-tanda
hipoventilasi
7. Monitor tanda
dan gejala
toksikasi oksigen
dan atelectasis
8. Monitor tingkat
kecemasan
9. Monitor integritas
mukosa hidung akibat
pemasangan oksigen
Terapeutik
1. Bersihkan secret
pada mulut, hidung
dan trachea, jika
perlu
2. Pertahankan
kepatenan jalan
nafas
3. Siapkan dan atur
peralatan
pemberian oksigen.
4. Berikan oksigen
tambahan, jika
perlu
5. Tetap berikan
oksigen saat pasien
ditransportasi
6. Gunakan perangkat
oksigen yang
sesuai dengat
tingkat mobilisasi
pasien
Edukasi
Terapeutik
Edukasi
Terapeutik
1. Sediakan
lingkungan yang
dingin
2. Longgarkan atau
lepaskan
pakaian
3. Basahi dan
kipasi
permukaan tubuh
4. Berikan cairan oral
5. Ganti linen setiap
hari atau lebih sering
jika mengalami
hiperhidrosis
(keringat berlebih)
6. Lakukan
pendinginan
dada,
abdomen,aksila)
7. Hindari
pemberian
antipiretik atau
aspirin
8. berikan oksigen,
jika perlu
Edukasi
Kolaborasi
1. Sediakan
lingkungan nyaman
dan rendah stimulus
(mis. cahaya, suara,
kunjungan)
2. Lakukan rentang
gerak pasif
dan/atau aktif
3. Berikan
aktivitas
distraksi yang
menyenangkan
4. Fasilitas duduk di \
sisi tempat tidur, jika
tidak dapat
berpindah atau
berjalan
Edukasi
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan
ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan
I. REFERENSI
Ludji , Yuyun Aprilya Dimu. (2019, 18 Mei). KTI (ASKEP PNEUMONIA PADA An.
R.F). Dikutp pada 31 Oktober 2020
dari http://repository.poltekeskupang.ac.id/549/1/KTI
%20%28%20ASKEP%20PNEU MONIA%20PADA%20An.%20R.%20F
%29%202019.pdf
Ngemba, HR. 2015. Model Inferensi Sistem Pendukung Keputusan Pathway Klinik
Asuhan Keperawatan Bronchopneumonia. Dikutip pada 2 November 2020
dari http://journal.uii.ac.id/snimed/article/download/6363/01
ari . 2019. BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dikutip pada 31 Oktober 2020 dari
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/2414/3/BAB%20II.pdf.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi
dan Indikator Diagnostik. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Intervensi Keperawatan Indoneisa:
Definisi dan Tindakan Keperawatan. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat
PPNI.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Klungkung, 29 Maret 2020
Nama Mahasiswa
Nama pembimbing / CT
Nama Pembimbing/ CT