Anda di halaman 1dari 29

“ TUGAS RADIOLOGI”


BRONKOPNEUMONIA”
Oleh:
Fitri Amalia113170026

Pembimbing :
dr. Nunik Royyani., Sp.Rad

KEPANITERAAN KLINIK ILMU RADIOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
CIREBON
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WALED
PERIODE 25 FEBRUARI 2019 – 23 Maret 2019
PENDAHULUAN
♥ Untuk
LATAR BELAKANG mengetahui
Bronkopneumonia merupakan gambaran
TUJUAN
salah satu jenis pneumonia yang radiologi
sering disebut pneumonia lobularis
yaitu berupa peradangan pada bronkopneumia.
parenkim paru atau alveoli yang
mengakibatkan tersumbatnya ♥ Untuk
alveolus/ bronkiolus oleh eksudat.
mengetahui
Salah satu pemeriksaan
penunjang yang dapat dilakukan
perbedaan
pada kasus ini adalah pemeriksaan
radiologis berupa foto rontgen bronkopneumoni
thoraks. Pemeriksaan ini sangat a
penting karena dapat membantu dalam
mengarahkan kecenderungan pemeriksaan
etiologi, selain itu juga dapat penunjang
menunjukkan adanya komplikasi. radiologi
TINJAUAN
PUSTAKA
ANATOM
I
Definisi
Peradangan pada parenkim paru
yang melibatkan bronkus /
BRONKOPNEUMONIA bronkiolus yang berupa distribusi
berbentuk bercak-bercak.

Faktor Resiko
 Usia
 Status imunologis
 Status lingkungan
 Kondisi lingkungan
 Status imunisasi
 Faktor penjamu
E T I O L O G I
Gram(+) : Streptococcus pneumoniae,
Gram(+)
streptococcus pyogenes, staphylococcus aureus

Bakteri
Gram(-) :: Klebsiella pneumoniae, haemophylus
Gram(-)
influenza

Influenza virus, parainfluenza virus, syncytial


Virus adenovirus, chicken-pox, sitomegalovirus,
virus herpes simpleks.

Aspergilus, phycomycetes, blastomyces


Fungi dermatitidis, histoplasma capsulatum

Makanan,
Makanan, bensin,
bensin, minyak
minyak tanah,
tanah, cairan
cairan
Aspirasi amnion,
amnion, benda
benda asing.
asing.
KLASIFIKASI

PENYEBAB ANATOMIS ASAL INFEKSI

Community Acquired
Bakteri Lobaris Pneumonia (CAP)

Virus Bronkopneumonia Hospital- Acquired


Pneumonia

Jamur Interstisial
Aspirasi

Parasit
Penderita
immunocompromised
PATOFISIOLOGI Stadium II/Hepatissi
Stadium IIMerah
Hepatisasi Merah

Stadium I Disebut hepatisasi merah


karena terjadi sewaktu
Hiperemia alveolus terisi oleh sel
darah merah, eksudat dan
fibrin yang dihasilkan oleh
Disebut hiperemia pejamu (host) sebagai
karena terjadi respon bagian dari reaksi
peradangan permulaan peradangan.
yang berlangsung pada
daerah baru yang
terinfeksi.
PATOFISIOLOGI

Stadium IV
Stadium III Resolusi
Hepatisasi Kelabu
Pada stadium IV/ resolusi
yang terjadi sewaktu
respon imun dan
Hepatisasi kelabu yang peradangan mereda, sisa-
terjadi sewaktu sel-sel sisa sel fibrin dan eksudat
darah putih lisis dan diabsorpsi oleh
mengkolonisasi daerah makrofag sehingga
paru yang terinfeksi. jaringan kembali ke
struktur semula.
PENEGAKAN DIAGNOSIS
GEJALA PEMERIKSAAN FISIK

Tanda vital
Demam tinggi
• Hipertermia
• Takipneu
Batuk
Paru
• Inspeksi: retraksi dada(+), PCH(+)
Sesak nafas • Palpasi: fremitus fokal ↓
• Perkusi: redup pada lapang paru
yang terkena
Nyeri dada • Auskultasi: pada lapang paru yang
terkena suara nafas ↓, Ronkhi(+),
suara nafas bronkovaskuler-
bronchial.
Gelisah
Thorax
• Membantu mengarahkan kecenderungan
etiologi.
Rontgen
• Untuk mendeteksi antigen & antibodi pada Serologis
infeksi bakteri.
• Dikatakan diagnosis defnitif: kuman (+)
s
pada darah, cairan pleura, atau aspirasi Mikrobiologi
paru. (CRP)
• Untuk membedakan antara faktor infeksi & Protein
non infeksi. C-Reactive
• Pneumonia bakteri: leukositosis dengan m
predominan PMN Laboratoriu
• Anemia ringan, LED ↑
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Rontgen Thorax Bronkopneumonia

Peningkatan corakan bronkovaskular disertai infltrat


disekitarnya berupa multipel nodul yang kecil atau
opasitas retikulonodular cenderung tidak merata
dan/atau konfluen.
PENATALAKSANAAN BRONKOPNEMONIA

Farmakologi Terapi Suportif

Rehidrasi &
Tergantung
O2 koreksi ↓ Demam
etiologi
elektrolit
Pereda
batuk

Antibiotika Antivirus Anti fungi


DIAGNOSIS BANDING
EDEMA
PULMO
Akumulasi cairan di ruang
interstitial atau alveolus
paru yang terjadi secara
mendadak.

Etiologi : Eksavasasi cairan secara


1) Non kardiogenik : ↑ tekanan cepat → gangguan
intravaskular pertukaran udara di alveoli
2) Kardiogenik: ↑ permeabilitas secara progresif →
membran kapiler hipoksia.
ETIOLOGI EDEMA PULMO

Kardiogenik Nonkardiogenik

Adult Respiratory Distress ↓ Tek.


Systolic HF ↑ Tek. Kapiler paru Hiponatremia
Syndrome (ARDS) Onkotik

Diastolic Edema paru Tidak Sindrom


Sindrom Langsung
HF Edema paru karena langsung nefrotik
Kongesti
neurogenik ketinggian
Vena
tempat Aspirasi
Penyakit Sepsis,
asam Malnutrisi
katup Anafilaksis
lambung
jantung Kelebihan
Cairan
Trauma
Tenggelam
berat
Cardiomiopati Transfusi
darah
Syok
Kontusio paru
Pericardial hipovolemik
disease Gagal ginjal

Pneumonia
Luka bakar
berat

Emboli lemak DIC

Emboli cairan
Pankreatitis
amnion
Tahap Terjadinya Edema Pulmo...
Stadium Temuan
Adanya distensi dan pembuluh darah kecil paru yang prominen akan
memperbaiki pertukaran gas di paru dan sedikit meningkatkan
I kapasitas difusi gas CO.
Redistribusi a. Kardiomegali
(Awal Edema) b. Cephalisasi
c. Pedikel vaskular meningkat
d. Tekanan baji kapiler paru (PCWP): 13-18 mmHg
a. Septa lines (Kerley’s lines)
II b. Peribroncial cuffing
Edema c. Perihilar haze
Interstitial d. Penebalan fissura
e. Tekanan baji kapiler paru (PCWP): 18-25 mmHg
a. Cottonwool appearance (infiltrat alveoli)
III b. Butterfly appearance/butterfly pattern/bat’s wings pattern
Edema c. Air bronchogram (+)
Alveolar d. Efusi pleura
GAMBARAN RADIOLOGI EDEMA PULMO
STAGE I – REDISTRIBUSI VENA PULMONALIS
Panah biru menunjukan cephalisasi karena vena paru dari zona
superior membesar karena peningkatan tekanan.
Panah merah menunjukan peningkatan lebar vascular pedicle
1. Kerley A : Garis
STAGE II – INTERSTITIAL EDEMA panjang di lobus
superior paru. berasal
dari daerah hilus
menuju ke atas dan
perifer.

2. Kerley B : Garis-garis
pendek dengan arah
horizontal tegak lurus
pada dinding pleura dan
letaknya di lobus
inferior . berasal dari
daerah hilus menuju
ke atas dan perifer

3. Kerley C :
Garis-garis pendek,
bercabang, ada di lobus
inferior.

4. Kerley D : Garis-garis
pendek, horizontal,
letaknya retrosternal,
hanya tampak pada
foto lateral.
KERLEY’S A LINE KERLEY’S B LINE
Garis panjang di lobus Garis-garis pendek dengan arah
superior, berasal dari daerah horizontal 1-2 cm tegak lurus
hilus menuju ke atas dan pada dinding pleura dan letaknya
perifer. di lobus inferior, paling mudah
terlihat karena letaknya tepat di
atas sinus costoprenicus.
KIRI: normal.
KANAN: CHF tahap II dengan Kerley B-lines karena edema interstitial
Peribronchial Cuffing

Penebalan Fisura

Perihilar Haze
Panah kuning:
STAGE III – ALVEOLAR EDEMA
edema alveolar
dengan
konsolidasi
perihilar dan
bronkogram
udara (Bat’s wing
apparance)
Panah biru:
cairan pleural
Panah merah:
vena azigos yang
menonjol dan
peningkatan lebar
vascular pedicle
Panah di batas
jantung:
bayangan jantung
yang membesar
Dilation of
azygos vein

Bats Wing
Appearance
PEMBAHASAN

Bronkopneumonia Edema Paru Interstitial Edema Paru Alveolar


PEMBAHASAN
Edema Paru Edema Paru
Bronkopneumonia
Interstitial Alveolar
↑ corakan ↑ corakan vaskular, ↑ corakan vaskular,
bronkovaskular, halus, tipis, dan halus, tipis, dan
Corakan
kasar, tebal dan tegak lurus ke arah tegak lurus ke arah
bercabang-cabang atas atas
Alveolar edema
Bilateral, asimetris, Interstitial edema
Distribusi Infiltrat Bilateral
Retikulonodular Bilateral
Bat’s wings pattern
Airbronchogram + + +
Kardiomegali -/+ + +
Cephalisasi - + +
Peribronchial Cuffing + + +
Kerley’s Line - + -
Efusi Pleura -/+ -/+ sedikit +
Vascular Pedicle Tidak melebar Melebar Melebar
KESIMPULAN
Berdasarkan materi yang telah dibahas, maka dapat
disimpulkan:
1. Bronkopneumonia adalah peradangan pada
parenkim paru atau alveoli yang mengakibatkan
tersumbatnya alveolus/ bronkiolus oleh eksudat.
2. Edema pulmo adalah akumulasi cairan di ruang
interstitial atau alveolus paru yang terjadi secara
mendadak.
3. Pada foto thoraks, gambaran bronkopneumonia
berupa peningkatan corakan bronkovaskular
disertai infltrat disekitarnya berupa multipel nodul
yang kecil atau opasitas retikulonodular cenderung
tidak merata dan/atau konfluen Sedangkan
gambaran edema paru dibagi menjadi 3 stadium
yaitu stadium awal edema, edema interstitial, dan
edema alveolar.
~ TERIMAKASIH ~

Anda mungkin juga menyukai