Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN PNEUMONIA

Kelompok 1
Febri Muharanika Putri
Novita Sari Br. Sinambela
Dina Aulian Nasution
Aprilia Puspita Sari
Lisa Handayani
Tiara Desviranti Harahap
Ibreyna Talenta Br.Tarigan
Lamtiur Siregar

DOSEN PENGAMPU: NS.ROSTIODERNITA GIRSANG,M.KEP


APA ITU PNEUMONIA???

Pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi yang


mengenai saluran pernafapasan bawah dengan tanda dan gejala
seperti batuk dan sesak nafas.Hal ini di akibatkan oleh adanya
agen infeksi seperti virus,bakteri,mycoplasma(fungi)dan
aspirasi subtansi asing yang berupakan eksudat(cairan)dan
konsolidasi bercak berawan pada paru-paru (khasan 2017).
ETIOLOGI PNEUMONIA

Stretococcus Pneumoniae(Bakteri)

PneumocystisCarini (Protozoa)

Virus

Jamur
TANDA DAN GEJALA PNEUMONIA !!!

Menurut amin dan hardhi


Secara umum : (2015)
Demam Demam
Menggigil Meningitis
Berkeringat Anoreksia
Batuk (baik non Muntah
produktif atau produktif) Diare
Sputum berlendir Nyeri abdomen
Bercak darah Sumbatan nasal
Sakit dada karena Batuk
pleuritis dan sesak. Sakit tenggorokan
KLASIFIKASI PNEUMONIA

Pembagian etiologis
Pembagian anatomis
 Pneumonia lobularis  Bacteria
 Pneumonia lobularis  Virus
(Bronkopneumonia)  Jamur
 Pneumonia  Aspirasi
Interstitial(Bronkiolitis)  Pneumonia
hipostatik
 Sindrom loeffler
Normal (sistem
pertahanan )

PATHWAY terganggu

Organisme

Saluran nafas bagian


Virus bawah pneumokokus Stapilokokus

Eksudat masuk ke
Kuman patogen mencapai alveoli Trombus
bronkioli, terminalis
merusak sel epitel bersilia, alveoli
Toksin , coagulase
sel goblet
Sel darah merah leukosit,
Permukaan lapisan
pneumokokus mengisi
Cairan edema +
pleura tertutup tebal
alveoli
leukosit ke alveoli
eksudat trombus vena
pulmonalis
Leukosit + fibrin
Konsulidasi paru
mengalami konsolidasi
Nekrosis
Kapasita vital,
compliance menurun,
hemoragik Leukositosis
Leukositosi

Bersihan jalan nafas


Kekurangan Defisiensi
tidak efektif Intoleransi aktifitas pengetahuan
Komplikasi volume cairan

Ketidakefektifan
pola nafas
PEMERIKSAAN FISIK

1) Keadaan umum: tampak lemas, sesak napas


2) Kesadaran: tergantung tingkat keprahan penyakit, bisa somnolen 13
3) Tanda-tand vital: - TD: biasanya normal - Nadi: takikardi - RR:
takipneu, dipsneu, napas dangkal - Suhu: hipertermi
4) Kepala: tidak ada kelainan Mata: konjungtiva nisa anemis
5) Hidung: jika sesak, ada pernapasan cuping hidung Paru: - Inspeksi:
pengembangan paru berat dan tidak simetris, ada penggunaan otot bantu
napas - Palpasi: adanya nyeri tekan, peningkatan vocal fremitus pada
daerah yang terkena. - Perkusi: pekak bila ada cairan, normalnya timpani
- Auskultasi: bisa terdengar ronchi.
6) Jantung: jika tidak ada kelainan, maka tidak ada gangguan
7) Ekstremitas: sianosis, turgor berkurang jika dehidrasi, kelemahan.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Radiologi Pemeriksaan menggunakan foto thoraks (PA/lateral)


2. Laboratorium Peningkatan jumlah leukosit berkisar antara
10.000 40.000 /ul, Leukosit polimorfonuklear dengan banyak
bentuk.
3. Mikrobiologi Pemeriksaan mikrobiologi
4. Analisa Gas Darah Ditemukan hipoksemia sedang atau berat.
PENATALAKSANAAN

c. Terapi obat:
Penicillin G untuk
infeksi pneumonia
a. Manejemen umum : staphylococcus,
Humidifikasi amantadine,
Oksigenasi rimantadine untuk
Fisioterapi infeksi pneumonia
Hidrasi virus. Eritromisin,
tetrasiklin, derivat
tetrasiklin untuk
infeksi pneumonia.
b. Operasi:
Thoracentesis dengan
tabung penyisipan dada
ASKEP
Pengkajian
a. Indentitas Pasien :
Nama : Rinto
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tempat/Tgl Lahir : Medan 30 September 1999
Agama : Islam
Pekerjaan : Belum Bekerja
No RM : 00953023
Tgl Masuk RS : 11 juli 2023

Identittas Penanggung Jawab :


Nama : Intan Aprillia
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tgl Lahir : Medan 25 Mei 1960
Agama : Islam
Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil
Hubungan Dengan Pasien : Ibu
b. Riwayat sakit dan Kesehatan

1) Keluhan utama: pasien mengeluh batuk dan sesak napas.


2) Riwayat penyakit sekarang: pada awalnya keluhan batuk tidak
produktif, tapi selanjutnya akan berkembang menjadi batuk
produktif dengan mukus purulen kekuning-kuningan,berbau busuk.
Klien biasanya mengeluh mengalami demam tinggi dan
menggigil.Adanya keluhan nyeri dada pleuritits, sesak napas,
peningkatan frekuensi pernapasan, dan nyeri kepala.
3) Riwayat penyakit dahulu: pasien pernah menderita penyakit
seperti ISPA.
4) Riwayat penyakit keluarga: pasien tidak memiliki Riwayat
penyakit keluarga.
5) Riwayat alergi: pasien memiliki riwayat alergi terhadap beberapa
makanan, udara, debu.
ANALISA DATA
1 No Data-Data Problem Etiologi

2 DS: Ibu mengatakan An. R.F Mengalami Pola napas tidak Keletihan oto
sesak nafas efektif pernafasan
DO: Terdapat pernapasan cuping hidung,
retraksi dinding dada dan penggunaan otot
bantu nafas, terpasang O2 Mask 5
liter/menit,
RR: 59x/menit

0 DS : Ibu mengatakan sakit yang diderita Defisit Kurang terpapar


3 An. R.F adalah batuk dan sesak nafas, Ibu Pengetahuan informasi
tidak mengetahui cara penanganan dan
pencegahan penyakit yang di alami An. R.F
DO: Saat ditanyakan Ibu tidak bisa
menjawab pertanyaan tentang cara
penanganan dan pencegahan penyakit An.
R.F
DIAGNOSA

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan mukus


yang Berlebihan merupakan masalah yang dapat mengancam
kehidupan Pasien.

2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan keletihan otot


Pernapasan merupakan masalah yang dapat mengancam
kehidupan Pasien.

3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar


informasi Merupakan masalah yang dapat mengancam tumbuh
kembang dan Kesehatan pasien.
INTERVENSI
N DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI
O (NOC) (NIC)
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d mucus NOC : Manajemen Jalan Nafas
1
berlebihan. Status pernafasan: 1. Monitor status pernafasan
Kepatenan jalan nafas dan respirasi sebagaimana
Definisi : mestinya
Saluran trakeobronkial 2. Posisikan pasien semi
yang terbuka dan lancer fowler, atau posisi fowler.
untuk pertukaran udara. 3. Observasi kecepatan,
Setelah dilakukan Tindakan irama,
Keperawatan 3 x 24 jam pasien dapat kedalaman dan kesulitan bernafas
meningkatkan status pernafasan yang 4. Auskultasi suara nafas
adekuat meningkat dari skala 2 5. Lakukan fisioterapi dada
(cukup) menjadi skala 4 ( ringan ) sebagaimana mestinya
dengan kriteria hasil: 6. Kolaborasi pemberian O2 sesuai
1. Frekuensi pernafasan normal ( 30- Instruksi
50x/menit ) 7. Ajarkan melakukan batuk efektif
2. Irama pernafasan normal (teratur) 8. Ajarkan pasien dan keluarga
3. Kemampuan untuk mengeluarkan mengenai penggunaan perangkat
secret (pasien dapartr melakukan oksigen yang memudahkan mobilitas
batuk efektif jika memungkinkan)
4. Tidak ada suara nafas tambahan
(seperti : Ronchi, Wheezing, Mengi)
5. Tidak ada penggunaan otot bantu
napas (tidak adanya retraksi dinding
dada)
6. Tidak ada Batuk
Ket :
1. Sangat berat
2. Berat
3. Cukup
4. Ringan
5. Tidak ada
2 Ketidakefektifan pola nafas Status Pernafasan : Manajemen jalan nafas
berhubungan dengan Definisi : 1.Posisikan pasien semi fowler, atau
Proses keluar masuknya udara ke posisi fowler
keletihan otot pernafasan
paru-paru serta pertukaran Manajemen pernafasan
karbondioksida dan oksigen di 2. Observasi
alveoli. Kecepatan, irama, kedalaman dan
Setelah dilakukan Tindakan kesulitan bernafas
keperawatan 3x24 jam status 3.Observasi pergerakan dada,
pernafasan yg adekuat meningkat penggunaan otot-otot bantu nafas, dan
dari skala 2(berat) menjadi 5(ringan) retraksi pada dinding dada
dengan kriteris hasil: 4. Auskultasi suara nafas
1.Frekuensi pernafasan normal (30- Terapi Oksigen
50x/menit) 5.Kolaborasi pemberian O2
2.Irama pernafasan normal (teratur) 6. Monitor aliran Oksigen
3.Suara auskultasi nafas normal 7. Ajarkan pasien dan keluarga
(vesikuler) mengenai penggunaan perangkat
4.Kepatenan jalan nafas oksigen yang memudahkan mobilitas.
5.Tidak ada penggunaan otot bantu
nafas (tidak ada retraksi dinding
dada)
6.Tidak ada pernafasan cuping
hidung.
KET:
1.Deviasi berat dari kisaran normal
2. Defiasi yg cukup berat dari kisaran
normal
3. Deviasi yang sedang dari kisaran
normal
4. Deviasi ringan dari kisaran normal
5. Tidak ada deviasi yang cukup
berat dari kisaran normal.
3 Gangguanpertukaran gas Status pernafasan pertukaran gas Monitor pernafasan
berhubungan dengan Definisi : 1.Monitor kecepatan, irama,
Pertukaran karbondioksida dan kedalaman,dan kesulitan bernafas
perubahan dengan perubahan
oksigen di alveoli untuk Terapi Oksigen
membrane alveolar kapiler mempertahankan konsentrasi darah 2.Pertahankan kepatenan jalan napas
arteri 3. Observasi adanya suara napas
Setelah dilakukan Tindakan tambahan
keperawatan 3x24 jam Kolaborasi pemberian O2
Status pernafasan: 5. Ajarkan pasien dan keluarga
Pertukaran gas yang adekuat mengenai penggunaan perangkat
meningkat dari skala 2(berat) oksigen yang memudahkan mobilitas
menjadi 4 (ringan)
Dengan kriteria hasil :
1.Tidak dispnea saat istirahat
2. Tidak dispnea saat aktivitas ringan
3. Tidak sianosis yaitu kulit tampak
normal atau tidak kebiruan.
KET:
1.Sangat berat
2. Berat
3. Cukup
4. Ringan
5. Tidak ada
IMPLEMENTASI
Tanggal/jam NO Tindakan Paraf
DX

1. Memantau tanda-tanda vital (


11-07-2023 1 suhu, RR, HR ) Rinto
08.30 wib 2. Mengobservasi kecepatan,
irama, adanya pernapasan
cuping hidung, penggunaan otot
bantu nafas, retraksi dinding
dada dan hasilnya didapatkan
irama nafas tidak teratur, ada
retraksi dinding dada dan
penggunaan otot bantu nafas.
1. Memantau tanda-tanda vital
( suhu, RR, HR ) Rinto
2. Melakukan fisioterapi dada
3. Mengatur posisi yang nyaman
09.00 wib 2 semifowler
4. Melayani terapi nebulizer
combivent ¼ vial drip NaCL 3 cc,
pemberian dilakukan selama 30
menit, pasien lebih rileks.
5. Melakukan suction sesuai dengan
indikasi.
1.Memantau tanda-tanda vital (suhu,
10.00 wib 3 RR, HR) Rinto
2. Mengkaji frekuensi atau
kedalaman dan kemudahan bernafas
3. Mengobservasi warna kulit,
membrane mukosa, dan kuku
4. Meninggikan kepala dan dorong
untuk sering mengubah posisi
5. Berrkolaborasi dnegan dokter
pemberian 2 lpm nasal prongs
6. mengobservasi adanya bunyi nafas
tambahan didapatkan hasil terdengar
bunyi ronchi pada paru kanan lobus
bawah.
7. melayani injeksi dexametasone 2
mg/iv melalui selang infus tidak ada
hambatan

1.Memantau tanda-tanda vital (suhu, Rinto


11.00 wib 4 RR, HR)
2. Memotivasi anak dan keluarga
untuk meningkatkan asupan
cairan/oral
3. Menganjurkan orangtua
melakukan kompres hangat
4. Menganjurkan ibu untuk selalu
mengganti pakaian yang sudah
menyerap keringat dari bahan katun
5. Berkolaborasi memberikan
Paracetamol sirup 4x5 m
6. Berkolaborasi pemberian cairan
infus RL 24 gtt/i
7. Berkolaborsi pemberian amikasin
150mg/jam
5 1. mengobservasi TTV didapatkan
hasil RR: 71x/menit; N: 122x/menit; Rinto
S: 39oc
12.00 wib 2.Mengkaji tingkat kecemasan
3. Melakukan pendekatan dengan
tenang dan meyakinkan
3. Menggunakan media untuk
menjelaskan mengenai penyakit klien
4. Menjelaskan tentang perawatan yg
diberikan kpd klien dan prosedur
pengobatan.
EVALUASI

11-07-2023 Rinto
1
08.00

2 S : Ibu mengatakan An. R.F masih


11.00 wib batuk,
O: terdapat mukus pada hidung, Rinto
terdengar bunyi ronchi pada paru
kanan lobus bawah, pernapasan: 65
x/menit,
(+) TTV :
RR: 68x/menit, S: 39oC, N:
132x/menit.
A: masalah belum teratasi,
P : intervensi 1-7 dilanjutkan.

12.00 wib 3 S: Ibu klien mengatakan anaknya


masih demam
Rinto
O: Kulit teraba hangat
(+) TTV :
RR: 68x/menit, S: 39oC, N:
132x/menit.
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi 1-7 dilanjutkan
EBN ( ENVIDENCE BASED NURSING )

Sumber
Naskah publikasi imah pdf.pdf (ukh.ac.id)
RATIH KARTIKASARI _152303101082.pdf (unej.ac.id)
Repository - Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya (umtas.ac.id)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai