Anda di halaman 1dari 33

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PASIEN PNEUMONIA
What will be discused?
Latar belakang Pneumonia?
Penyakit infeksi saluran pernapasan
Pneumonia merupakan masalah
akut (ISNBA) dengan gejala batuk
kesehatan di dunia
dan disertai dengan sesak napas.

Penyakit infeksi akut ini yang


mengenai parenkim paru, pertengahan
dari bronkiolus yang mencakup
bronkiolus respiratorius dan alveoli,
serta menimbulkan konsolidasi(Adanya
bercak di lapang paru) jaringan paru
Kejadian pneumonia cukup tinggi dan gangguan pertukaran gas
di dunia, yaitu sekitar 15%-20% setempat.
Pentingnya peran perawat dalam
memberikan Asuhan Keperawatan
secara tepat yang dapat
membantu dan mengurangi angka
kejadian
Anatomi dan Fisiologi sistem pernafasan
Dinding sebelah dalam trakea, bronkus dan
bronkiolus dilapisi oleh epitel bersilium
penghasil lendir sehingga partikel debu yang
tidak disaring di hidung, terjerat dalam lendir
tersebut.
Partikel glotis batuk dahak keluar

Pertukaran gas terjadi di alveolus. Alveolus


menghasilkan surfaktan pulmonary yang berfungsi
untuk mengurangi kolaps alveoli pada saat akhir
ekspirasi. Didalam alveolus juga terdapat fibroblas, sel
mast dan limfosit. Sel fagosit utama dari alveolar
disebut makrofag alveolar
Definisi Pneumonia
Pneumonia adalah peradangan parenkim
paru yang disebabkan oleh
mikroorganisme seperti bakteri, virus,
jamur, parasit dan bahan kimia.
Pneumonia juga merupakan infeksi pada
paru yang bersifat akut, umumnya
disebabkan oleh Bakteri Streptococcus
dan Mycoplasma pneumonia, sedangkan
virus yang menyebabkan pneumonia yaitu
Adenoviruses, Rhinovirus, Influenza virus,
Respiratory syncytial virus (RSV).
Etiologi Pneumonia
Pneumoni komunitas yang diderita oleh masyarakat luar
negeri banyak disebabkan gram positif, sedangkan
pneumonia rumah sakit banyak disebabkan gram negatif

Basil yang masuk bersama sekret bronkus alveoli

infiltrasi sel-sel PMN Reaksi radang

fagositosis sebelum terbentuk antibodi


Manifestasi Klinis Pneumonia
1. Demam, sering tampak sebagai tanda infeksi yang pertama, paling sering terjadi pada usia
6 bulan – 3 tahun dengan suhu mencapai 39,5 – 40,5 ⁰C
2.Meningismus, yaitu tanda-tanda meningeal tanpa infeksi meninges. terjadi demam secara
tiba-tiba disertai dengan sakit kepala, nyeri, dan kekakuan pada punggung dan leher,
adanya tanda kernig, brudzinski, dan akan berkurang saat suhu turun.
3.Bunyi pernafasan, seperti batuk, mengi, mengorok, saat di auskultasi terdapat suara
nafas tambahan seperti mengi, krekels, ronchi.
4.Sumbatan nasal, pasase nasal kecil dari bayi mudah tersumbat oleh pembengkakan mukosa
dan eksudasi, dapat mempengaruhi pernafasan.
5.Batuk, merupakan gambaran umum dari penyakit pernafasan, batuk dapat saja menjadi
bukti sebagai fase akut.
6.Dispnea (Nafas cepat)
Anak umur <2 bulan : > 60 kali/menit
Anak umur 2 – 11 bulan : > 50 kali/menit
Anak umur 1 -5 tahun : > 40 kali/menit
Anak umur >5 tahun : > 30 kali/menit
Patofisiologi Pneumonia
Mikroorganisme masuk ke dalam paru melalui inhalasi udara,
juga dapat melalui aspirasi dari nasofaring atau orofaring,
tidak jarang secara perkontinuitatum dari daerah di sekitar
paru, ataupun malalui penyebaran secara hematogen.
Proses peradangan pneumonia dibagi menjadi empat stadium :
 Stadium I kongesti : Kapiler melebar dan
kongesti(pembendungan darah) di dalam alveolus terdapat
eksudat(cairan luka) jernih
 Stadium II Hepatisasi merah : Lobus yang terkena menjadi
lebih padat dan tidak mengandung udara, warna menjadi
WOC merah, didalam alveolus terdapat fibrin(protein intra
alveolar).
PNEUMONIA  Stadium III Hepatisasi kelabu : Lobus masih padat dan
berwarna merah menjadi kelabu atau pucat, permukaan
pleura suram karena diliputi oleh fibris dan leukosit,
tempat terjadi patogenesis pneumokokkus dan kapiler
tidaklagi kongesti.
 Stadium IV Resolusi : Eksudat berkurang, didalam alveolus
makrofag bertambah dan leukosit nekrosis serta degenerasi
lemak, fibrin kemudian diekskresi dan menghilang.
Pemeriksaan Diagnostik Pneumonia
Diagnosis pneumonia didasarkan pada riwayat penyakit pemeriksaan penunjang serta pemeriksaan fisik
serta ditegakkan jika pada foto thoraks terdapat infiltrat baru atau infiltrat progresif

• Radiologi • Mikrobiologi
Pemeriksaan mikrobiologi diantaarnya biakan sputum dan kultur
darah untuk mengetahui adanya S.pneumonia dengan pemeriksaan
koagulasi antigen polisakarida pneumokokkus. Dan tes urine

• Laboratorium
Peningkatan jumlah leukosit berkisar antara
10.000-40.000 mikro liter, leukosit
polimorfonuklear dengan banyak bentuk

Gambaran radiologis dapat berupa


infiltrat sampai konsoludasi dengan air
bronchogram, penyebaran bronkogenik
dan intertisial serta gambaran kavitas.
Penatalaksanaan Pneumonia
Manajemen Umum
Edukasi
• Humidifikasi Berikan informasi tentang
penyakit pasien secara lengkap
• Oksigenasi
• Fisioterapi Asupan nutrisi yang bergizi baik
dan seimbang harus selalu dijaga
• Hidrasi
Hygiene dan mobilisasi ringan

Planning Diagnosis Ringan


• Tes spirometri
• Pmeriksaan sputum
gram/kultur/
Terapi farmakologis Planning Monitoring sensivitas tes

 Pemberian antibiotik • Vital sign


Cefoprazone 1g tiap 12 jam Intra Vena • Keluhan
Levofloxcacin 759 mg tiap 24 jam Intra Vena • Cairan masuk-cairan keluar
 Pemberian obat pengencer dahak berupa
N-Acetylcystein 200mg tiap 8 jam Intra Oral
 Pemberian obat anti radang
Methyl prednisolone 62,5 mg tiap 12 jam Intra Vena
Komplikasi Pneumonia
• Pneumonia ekstrapulmoner
• Pneumonia ekstrapulmoner non infeksius
• ARDS (Acute Respiratory Disptress Syndrom)
• Komplikasi lanjut berupa pneumonia nosokomial
• Sepsis
• Gagal pernafasan , syok, dan gagal organ
• Penjalaran infeksi (abses otak ,indokarditis)
• Bakteremia
• Abses paru
• Efusi pleura
• Gagal ginjal
ASUHAN KEPERAWATAN
PASIEN DENGAN
PNEUMONIA
PATIENT MEDICAL HISTORY
Tn. A umur 30 tahun datang ke RSUD PARE tanggal
Pengkajian 30 September 2022 dengan keluhan sesak nafas dan
batuk. Dari hasil pemeriksaan TTV TD : 140/90 mmHg,
1. Anamnesa
N : 103x/menit, RR : 35x/menit, S : 38,7⁰C. Bunyi
nafas ronki, terdapat pernapasan cuping hidung, retraksi
Identitas pasien
Nama : Tn.A
dinding dada dan penggunaan otot bantu pernapasan.
Umur : 30 Tahun Adanya keluhan nyeri dada pleuritits, sesak napas,
Tanggal lahir : 12 Agustus 1992 peningkatan frekuensi pernapasan, serta nyeri kepala.
Agama: Islam
a. Riwayat sakit dan kesehatan
Jenis kelamin : Laki-laki
Suku : - Keluhan utama:
Pendidikan : SLTA Pasien mengeluh batuk dan sesak napas.
No. RM : 00 11 33 Riwayat penyakit sekarang:
Pekerjaan : Petani 5 hari sebelum dibawa ke rumah sakit pasien merasa
Alamat : Papar, Kediri tidak enak badan, pasien merasa sesak nafas, dan
Tanggal MRS : 30 September 2022 mengeluh mengalami demam dan sesak dibagian dada
Tgl Pengkajian : 30 September 2022 karena batuk. Akhirnya pada tanggal 30 September
Ruangan : Anggrek 2022 pasien dibawa ke IGD dan setelah dilakukan
Dx Medis : Pneumonia pemeriksaan pasien dinyatakan terkena penyakit
pneumonia. Pada awalnya keluhan batuk tidak produktif,
tapi selanjutnya berkembang menjadi batuk produktif
NEXT...... dengan mukus purulen kekuning-kuningan,
12
Riwayat penyakit dahulu:
Pasien tidak pernah menderita penyakit sebelumnya seperti ISPA, TBC paru, ataupun trauma.
Riwayat penyakit keluarga:
anggota keluarga tidak pernah menderita penyakit-penyakit yang disinyalir sebagai penyebab pneumoni seperti Ca
paru, asma, TB paru dan lain sebagainya.
Riwayat alergi:
Pasien tidak memiliki riwayat alergi terhadap beberapa obat, makanan, udara, debu.
Riwayat psikososial:
 Pada konsep diri: pasien menadari bahwa dirinya sedang sakit dan berharap cepat sembuh
 Pola kognitif: pasien kurang mengetahui tentang penyakitnya, pasien sering menanyakan tentang penyakitnya, dan
takut menjalani radiasi.
 Pola koping: bila ada masalah pasien selalu bercerita dengan keluarganya
 Pola interaksi: hubungan dengan keluarga, perawat, dan lingkungan harmonis.
Riwayat spiritual:
 Ketaatan klien beribadah: sebelum masuk RS pasien selalu menjalankan sholat 5 waktu di masjid tetapi setelah di
rawat di RS pasien menjalankan sholat 5 waktu di atas tempat tidur.
 Dukungan keluarga pasien: keluarga selalu mendukung dan selalu mendo’akan pasien agar cepat sembuh.
 Ritual yang biasa dijalankan: pasien tidak mengikuti ritual tertentu
Pemeriksaan fisik :
 Hasil yang didapat dari TTV :
o BB : 69 Kg
o Tensi : 140/90 mmHg
o RR : 35x/menit
o N : 103x/menit
o S : 38,7°C

• Hasil yang didapat dari pemeriksaan Head To Toe


a. Kepala
Inspeksi : Bentuk kepala simetris, tidak tampak adanya benjolan
dan lesi (-), kulit kepala bersih dan distribusi rambut merata.
Palpasi : Tidak teraba adanya massa dan pembengkakan

b. Mata
Inspeksi : kelopak mata dan sekitarnya tidak mengalami edema,
konjungtiva anemis (-), tidak terdapat secret.
c. Hidung
Inspeksi : Hidung simetris kiri dan kanan, penyumbatan dilubang hidung, ada
penumpukan sekret
Palpasi : Tidak ada teraba adanya pembengkakan, tidak ada nyeri tekan
d. Telinga
Inspeksi : Telinga simetris kiri dan kanan, tidak tampak adanya serumen, tidak tampak
adanya pendarahan, tidak ada lesi di telinga klien, tidak ada tanda-tanda infeksi di
telinga Klien, Klien tidak menggunakan alat bantu dengar
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
e. Mulut
Inspeksi : Bentuk mulut simetris, tidak ada lesi dan sariawan
Palpasi : Tidak ada pembengkakan pada gusi
f. Leher
Inspeksi : Tidak ada pembengkakan kelenjartiroid
Palpasi : Tidak teraba adanya massa di area leher, tidak ada teraba pembesaran
kelenjar tiroid, tidak ada teraba pembesaran kelenjaralimfe
g. Thorak
Paru – paru
Inspeksi : Dada simetris kiri dan kanan, tidak ada lesi di area dada Klien, frekuensi
napas RR 35×/menit, pernafasan cuping hidung, terlihat penggunaan otot bantu
pernafasan
Palpasi : Taktil fremitus getarannya sama kiri dan kanan, tidak teraba adanya massa
dan benjolan
Perkusi : Resonan seluruh lapang paru
Auskultasi : Ronchi (+)
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak, tidak ada lesi pada dada sebelah kiri
Palpasi : Ictus cordis teraba
Perkusi : Dullness
Auskultasi : Bunyi jantung S1 dan S2 dengan irama reguler (lup dup), tidak terdapat bunyi jantung
tambahan
h. Abdomen
Inspeksi :Tidak ada lesi diarea perut klien
Palpasi : tidak ada pembesaran, turgor kulit baik
Perkusi : Tympani
Auskultasi : Bising usus 17x/menit
i. Genetalia :
Bersih, tidak ada benjolan, tidak ada bintik-bintik, persebaran rambut pubis merata
j. Ekstremitas
Atas
Inspeksi : simetris tidak ada kelainan
Palpasi :tidak ada nyeri tekan
Bawah
Inspeksi : simetris tidak ada kelainan
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Pemeriksaan Penunjang :

 Pemeriksan darah lengkap


WBC = 10.000-40.000 mikro liter (abnormal karena terjadi peningkatan.
 Analisa gas darah
pH = 7,5
PCO2 = 30 Mmhg
PO2 = 105 Mmhg
 Foto thorax pneumonia
ANALISIS DATA
NO Data Etiologi Masalah
Keperawatan
1. DS : Akumulasi sputum di Gangguan
pasien mengeluh sesak saat alveoli Pertukaran Gas
bernafas  
DO :
pasien tampak kesulitan Pertukaran gas di alveoli
bernapas, gelisah, sulit  
bernapas, pernapasan cuping Suplai 02 dan CO2
hidung, adanya suara di alveoli
tambahan ronchi  
- Nilai analisa gas darah Nyeri dada
tidak normal:  
PCO2 = 55 mmhg Sesak napas
PO2 = 50 mmhg  
- RR : 35x/menit ireguler Gangguan pertukaran gas
NEXT......
NO Data Etiologi Masalah
Keperawatan
2. DS : Mukus yang berlebihan Bersihan jalan nafas
pasien mengatakan batuk-   tidak efektif
batuk tetapi tidak bisa Akumulasi sekret
mengeluarkan dahak  
DO :
pasien tampak batuk, Bersihan jalan napas
terdengar bunyi napas tidak efektif
ronchi, penumpukan sekret
paru-paru

TTV
TD : 140/90 mmhg
N : 103x/menit
S : 38.7C
RR : 35x/menit NEXT......
NO Data Etiologi Masalah
Keperawatan
3. DS : Penumpuka cairan dalam Pola nafas tidak
pasien mengatakan rongga pleura efektif
mengalami sesak  
DO : Ekspansi paru menurun
terdapat pernapasan cuping
hidung, retraksi dinding dada Keletihan otot
dan penggunaan otot bantu pernapasan
pernapasan, terpasang O2  
masker 5 lpm, Pola nafas tidak efektif
RR : 35x/menit

NEXT......
NO Data Etiologi Masalah
Keperawatan
4. DS : proses peradangan Hipertermi
pasien mengatakan badannya  
terasa demam
DO : suhu tubuh
Kulit pasien teraba hangat  
TTV : Hipertermi
S : 38,7°C
N : 103x/menit
RR : 35x/menit

NEXT......
Daftar Diagnosa
keperawatan (SDKI)
• Gangguan pertukaran gas
berhubungan dengan sesak napas
dan nyeri dada akibat suplai 02
dan CO2 di alveoli, pertukaran
gas di alveoli, dan akumulasi
sputum di alveoli.
• Bersihan jalan nafas tidak efektif
berhubungan dengan akumulasi
skret akibat mucus yang
berlebihan.
• Pola nafas tidak efektif
berhubungan dengan keletihan
otot pernapasan akibat ekspansi
menurun dan penumpukan cairan
dalam rongga pleura.
• Hipertermi berhubungan dengan
suhu tubuh yang meningkat
akibat proses peradangan.
Intervensi keperawatan (SIKI)
NO STANDAR DIAGNOSA KEPERAWATAN STANDAR LUARAN KEPERAWATAN STANDAR INTERVENSI KEPERAWATAN

1. INDONESIA
Gangguan pertukaran gas INDONESIA
Setelah dilakukan asuhan (SLKI)
keperawatan selama INDONESIA (SIKI)
Observasi
Definisi; 1x24 jam maka bersihan jalan nafas tidak 1. Monitor frekuensi, irama, kedalaman
Oksigenasi dan/atau eliminasi efektif teratasi dengan kriteria hasil: dan upaya napas
karbondioksida paa membrane alveolus-  Dyspnea: menurun (5) 2. Monitor pola napas (seperti
kepiler dalam batas normal  Bunyi napas tambahan: menurun (5) bradipneu, takipneu, hiperventilasi,
Gejala tanda mayor  Pusing: menurun (5)
kussmeul, chyne- stokesbrot, ataksik)
Subjektif:  Gelisah: menurun (5)
3. Monitor kemampuan batuk efektif
 Dispnea  Napas cuping hidung: menurun (5)
4. Monitor adanya produksi sputum
Objektif:  pCo2: membaik (5)
Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
 PCO₂ meningkat  pola napas: membaik (5)
5. Auskultasi bunyi napas
 PO₂ menurun  warna kulit: membaik (5)
6. Monitor saturasi oksigen
 Takikardia
7. Monitor Nilai AGD
 Bunyi napas tambahan
Gejala tanda minor 8. Monitor hasil X-Ray Thoraks
Subjektif: Terapeutik
 Pusing 9. Alur interval pemantauan respirasi
 Penglihatan kabur sesuai kondisi pasien
Objektif: 10. Dokumentasikan hasil pemantauan
 Sianosis Edukasi
 Diaforesis
NEXT......
11. Jelaskan tujuan dan prosedur
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif Setelah dilakukan asuhan keperawatan Observasi
Definisi: selama 1x24 jam maka bersihan jalan 1. Monitor pola nafas
Secret ketidakmampuan nafas tidak efektif teratasi dengan (frekuensi,kedalaman,usaha nafas)
membersihkan atau obtruksi jalan kriteria hasil: 2. Monitor bunyi nafas tambahan
nafas tetap paten  Produksi sputum : menurun (5) ( Mengi, wheezing, Ronchi kering)
Gejala dan tanda mayor:  Mengi: menurun (5) 3. Monitor sputum
Subyektif:  Wheezing: menurun (5) ( jumlah, warna,aroma)
 Tidak tersedia  Frekuensi napas: membaik (5) Terapeutik
Objektif :  Pola napas: membaik (5) 4. Pertahankan kepatenaan jalan
 Batuk tidak efektif nafas dengan head-tilt dan chin lift
 Tidak mampu batuk 5. Posiskan semi fowler atau fowler
 Sputum berlebih 6. Berikan minum hangat
 Mengi, wheezing dan /atau 7. Lakukan fisoterapi dada jika perlu
ronkhi kering 8. Lakukan penghisapan lendir kurang
Gejala dan tanda minor: dari 15 detik
Subyektif: Edukasi
 Dispnea 9. Anjurkan asupan cairan 2000
Objektif : ml/hari jika tidak kontra indikasi
 Gelisah 10. Ajarakn teknik batuk efektif
 Sianosis Kolaborasi
 Frekuensi napas berubah 11. Kolaborasi pemberian bronkodilator
 Pola napas berubah mukolitik atau ekspektoran  
3. Pola napas tidak efektif Setelah dilakukan asuhan Observasi
Definisi: keperawatan selama 1x24 jam maka 1. Monitor frekuensi irama,kedalaman dan
Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak bersihan jalan nafas tidak efektif upaya nafas
memberikan ventilasi adekuat teratasi dengan kriteria hasil: 2. Monitor pola nafas seperti
Gejala tanda mayor :  Fentilasi semenit: meningkat (bradipnea,takipnea,hiperventilasi,kusmaul,c
Subjektif :  Kapasitas vital: meningkat hyne stokes,biot)
 Dispnea  Tekanan ekpirasi: meningkat 3. Monitor adanya sputum
Objektif :  Depneu: menurun 4. Monitor kemampuan batuk efektif
 Penggunaan otot bantu  Penggunaan otot bantu; 5. Monitor adanya sumbatan jalan nafas
pernafasan fase ekspirasi menurun 6. Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
memanjang  Pemanjangan fase ekspirasi: 7. Auskultasi bunyi nafas
 Pola nafas abnormal menurun 8. Monitor saturasi oksigen
Gejala tanda minor:  Pernafasan cuping hidung 9. Monitor nilai analisa gas darah
Subjektif : menurun 10. Monitor X-ray toraks
 Ortopnea  Frekuensi nafas; membaik Terapeutik
Objektif :  Kedalaman nafas: membaik 11, Atur interval pemantauan respirasi
 Pernafasan cuping hidung sesuai kondisi pasien
 Diameter thoraks anterior- 12.Dokumentasikan hasil pemantauan
posterior meningkat Edukasi
 Ventilasi semenit menurun 13.Jelaskan tujuan dan prosedur
 Kapasitas vital menurun Informasikan hasil pemantauan jika perlu
 Tekanan ekspirasi menurun Kolaborasi
4. Hipertermi Setelah dilakukan asuhan Observasi
Definisi: keperawatan selama 1x24 jam maka 1. identifikasi penyebab hipertermi
Suhu tubuh meningkat diatas rentang Thermoregulasi teratasi dengan (misalnya: dehidrasi, terpapar
suhu normal kriteria hasil: lingkungan panas, penggunaan
Penyebab:  Menggigil; menurun inkubator)
Gejala tanda mayor  Kulit kemerahan;menurun 2. Monitor suhu tubuh
Subjektif :  Kejang: menurun 3. Monitor kadar elektrolit
 Tidak tersedia  Pucat: menurun 4. Monitor haluaran urine
Objektif:  Takikardi: menurun 5. Monitor komplikasi akibat hipertermia
 Suhu tubuh diatas nilai normal  Takipnea: menurun Terapeutik
Gejala tanda minor  Brakikardi: menurun 6. Sediakan lingkungan yang dingin
Subjektif :  Suhu tubuh: membaik 7. Longgarkan/lepaskan pakaian
 Tidak tersedia  Suhu kulit: mmbaik 8. Basahi dan kipasi permukaan tubuh
Objektif :  Tekanan darah: membaik 9. Berikan cairan oral
 Takikardi   10. Ganti linen setiap hari atau lebih sering
 Takipnea jika mengalami hiperdrosis(keringat
 Kulit terasa hangat berlebih)
11. Lakukan pendinginan eksternal (misal:
selimut hipotermia atau kompres dingin
pada dahi ,leher, dada, abdomen,
aksila)
12. Berikan oksigen jika perlu
IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN DAN
EVALUASI SOAP
No Diagnosa Keperawatan Tgl/Jam Implementasi Keperawatan Tgl/Jam Evaluasi Keperawatan Ttd
1 Gangguan pertukaran gas 30-09- 1. Memonitor frekuensi, 30-09- S :Pasien mengatakan sesak P.x
2022 irama, kedalaman,pola 2022 nafas berkurang
O :
08.00 napas, kemampuan batuk 13.00
-kesulitan bernafas berkurang
efektif, adanya produksi
-gelisah berkurang
sputum, adanya sumbatan -pernapasan cuping hidung
jalan napas berkurang
2. Melakukan palpasi pernapasan: 26x/menit
kesimetrian ekspansi paru
3. Mengauskultasi bunyi A : masalah teratasi sebagian
napas P : intervensi dilanjutkan no
4. Memonitor saturasi 1-14
oksigen
08.15 5. Mengatur interval
pemantauan respirasi
08.30 6. Menjelaskan tujuan dan
prosedur
08.40
7. Mengkolaborasi
penggunaan oksigen saat
NEXT......
No Diagnosa Keperawatan Tgl/Jam Implementasi Keperawatan Tgl/Jam Evaluasi Keperawatan Ttd
2 Bersihan jalan napas 30-09- 1. Memonitor pola 30-09- S : Pasien mengatakan batuk P.x
tidak efektif 2022 nafas,bunyi nafas 2022/ berkurang
tambahan,sputum
09.00 13.00
O : - batuk berkurang
2. Memertahankan - bunyi ronchi pada paru
09.10
kepatenaan jalan nafas berkurang, pernapasan:
dengan head-tilt dan chin 26x/menit
lift
09. 15 3. Memposiskan semi A : Masalah teratasi sebagian
fowler atau fowler
4. Memerikan minum P : Intervensi dilanjutkan no
hangat 1-11
5. Melakukan penghisapan
09.30
lendir kurang dari 15 detik
6. Mengajarakn teknik
09.40 batuk efektif
09.50 7. Mengkolaborasi
pemberian bronkodilator
mukolitik atau ekspektoran
No Diagnosa Keperawatan Tgl/Jam Implementasi Keperawatan Tgl/Jam Evaluasi Keperawatan Ttd
3 Pola nafas tidak efektif 30-09- 1.Memonitor frekuensi 30-09- S : Pasien mengatakan P.x
2022 irama,kedalaman dan upaya 2022/ mengalami sesak nafas
nafas, pola nafas,adanya
10.00 13.00
sputum,kemampuan batuk O : Pasien tampak sesak, ada
efektif, adanya sumbatan pernapasan cuping hidung,
jalan nafas, saturasi oksigen retraksi dinding dada dan
2. Mempalpasi kesimetrisan penggunaan otot bantu nafas,
ekspansi paru pernapasan: 26x/menit
3. Mengauskultasi bunyi
nafas A : Masalah teratasi sebagian
4. Memonitor nilai analisa
gas darah dan X-ray toraks P : Intervensi dilanjutkan no 1-
5, Mengatur interval 14
10.15 pemantauan respirasi sesuai
kondisi pasien
10.20 6, menjelaskan tujuan dan
prosedur
7. MengKolaborasi pemberian
No Diagnosa Keperawatan Tgl/Jam Implementasi Keperawatan Tgl/Jam Evaluasi Keperawatan Ttd
4 Hipertermia 30-09- 1. Mengidentifikasi penyebab 30-09- S : Pasien mengatakan demam P.x
2022/ hipertermia,suhu tubuh, 2022/ menurun
10.40 kadar elektrolit, saluran
13.00
urine, komplikasi akibat O : - Pasien sudah tampak
hipertermia tidak terlalu lemas
10.50 2. Menyediakan lingkungan - akral teraba hangat
dingin - tampak mukosa bibir tidak
3. Melakukan pendinginan terlalu kering
eksternal - S: 38 C
11.00 4. Menganjurkan tirah
baring A : Masalah teratasi sebagian
  5. Mengkolaborasi pemberian
  obat antipiretik atau P : Intervensi dilanjutkan
aspirin nomor 1-16

NEXT......
PENUTUP KESIMPULAN

• Dari hasil pengkajian, keluhan utama yang dialami pasien adalah sesak nafas dan batuk, pernapasan 35x/menit,
terdapat pernapasan cuping hidung, penggunaan otot bantu nafas, ada retraksi dinding dada, terdengar suara nafas
ronchi, keluarga mengatakan belum paham dengan penyakit yang dialami.
• Dari hasil pengkajian didapatkan diagnosa utama yang dapat mengancam kehidupan adalah gangguan pertukaran gas
yang mengancam tumbuh kembang dan kesehatan pasien adalah defisit pengetahuan tentang penyakit yang dialami.
• Intervensi yang ditetapkan untuk mengatasi masalah yang dialami pasien untuk diagnosa gangguan pertukaran gas
adalah mengatur saturasi oksigen,Atur alur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien,dan untuk diagnosa
defisiensi pengetahuan intervensi yang ditetapkan adalah Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan, dan
menginformasikan hasil pemantauan jika perlu
• Implementasi dibuat sudah berdasarkan intervensi yang telah ditetapkan sehingga evaluasi pada pasien nantinya dapat
teratasi.
• Evaluasi dilakukan untuk menilai keberhasilan tindakan berdasarkan kriteria hasil dari semua diagnosa teratasi sebagian
sehingga intervensi di lanjutkan.
OLEH : KELOMPOK 2

1. Aida Surya Kumila (202101003)


2. Alicia Dio Angelina A. (202101004)
3. Elsie Finanda (202101020)
4. Erna Aini (202101021)

THANKS!
5. Linda Arianti (202101036)
6. Maditya Nur Syafinandita (202101037)
7. Riska Natul K. (202101053)
8. Rizal Kuswantoro (202101054)
9. Zusnia Isroatul K. (202101069)

Anda mungkin juga menyukai