PASIEN PNEUMONIA
What will be discused?
Latar belakang Pneumonia?
Penyakit infeksi saluran pernapasan
Pneumonia merupakan masalah
akut (ISNBA) dengan gejala batuk
kesehatan di dunia
dan disertai dengan sesak napas.
• Radiologi • Mikrobiologi
Pemeriksaan mikrobiologi diantaarnya biakan sputum dan kultur
darah untuk mengetahui adanya S.pneumonia dengan pemeriksaan
koagulasi antigen polisakarida pneumokokkus. Dan tes urine
• Laboratorium
Peningkatan jumlah leukosit berkisar antara
10.000-40.000 mikro liter, leukosit
polimorfonuklear dengan banyak bentuk
b. Mata
Inspeksi : kelopak mata dan sekitarnya tidak mengalami edema,
konjungtiva anemis (-), tidak terdapat secret.
c. Hidung
Inspeksi : Hidung simetris kiri dan kanan, penyumbatan dilubang hidung, ada
penumpukan sekret
Palpasi : Tidak ada teraba adanya pembengkakan, tidak ada nyeri tekan
d. Telinga
Inspeksi : Telinga simetris kiri dan kanan, tidak tampak adanya serumen, tidak tampak
adanya pendarahan, tidak ada lesi di telinga klien, tidak ada tanda-tanda infeksi di
telinga Klien, Klien tidak menggunakan alat bantu dengar
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
e. Mulut
Inspeksi : Bentuk mulut simetris, tidak ada lesi dan sariawan
Palpasi : Tidak ada pembengkakan pada gusi
f. Leher
Inspeksi : Tidak ada pembengkakan kelenjartiroid
Palpasi : Tidak teraba adanya massa di area leher, tidak ada teraba pembesaran
kelenjar tiroid, tidak ada teraba pembesaran kelenjaralimfe
g. Thorak
Paru – paru
Inspeksi : Dada simetris kiri dan kanan, tidak ada lesi di area dada Klien, frekuensi
napas RR 35×/menit, pernafasan cuping hidung, terlihat penggunaan otot bantu
pernafasan
Palpasi : Taktil fremitus getarannya sama kiri dan kanan, tidak teraba adanya massa
dan benjolan
Perkusi : Resonan seluruh lapang paru
Auskultasi : Ronchi (+)
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak, tidak ada lesi pada dada sebelah kiri
Palpasi : Ictus cordis teraba
Perkusi : Dullness
Auskultasi : Bunyi jantung S1 dan S2 dengan irama reguler (lup dup), tidak terdapat bunyi jantung
tambahan
h. Abdomen
Inspeksi :Tidak ada lesi diarea perut klien
Palpasi : tidak ada pembesaran, turgor kulit baik
Perkusi : Tympani
Auskultasi : Bising usus 17x/menit
i. Genetalia :
Bersih, tidak ada benjolan, tidak ada bintik-bintik, persebaran rambut pubis merata
j. Ekstremitas
Atas
Inspeksi : simetris tidak ada kelainan
Palpasi :tidak ada nyeri tekan
Bawah
Inspeksi : simetris tidak ada kelainan
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Pemeriksaan Penunjang :
TTV
TD : 140/90 mmhg
N : 103x/menit
S : 38.7C
RR : 35x/menit NEXT......
NO Data Etiologi Masalah
Keperawatan
3. DS : Penumpuka cairan dalam Pola nafas tidak
pasien mengatakan rongga pleura efektif
mengalami sesak
DO : Ekspansi paru menurun
terdapat pernapasan cuping
hidung, retraksi dinding dada Keletihan otot
dan penggunaan otot bantu pernapasan
pernapasan, terpasang O2
masker 5 lpm, Pola nafas tidak efektif
RR : 35x/menit
NEXT......
NO Data Etiologi Masalah
Keperawatan
4. DS : proses peradangan Hipertermi
pasien mengatakan badannya
terasa demam
DO : suhu tubuh
Kulit pasien teraba hangat
TTV : Hipertermi
S : 38,7°C
N : 103x/menit
RR : 35x/menit
NEXT......
Daftar Diagnosa
keperawatan (SDKI)
• Gangguan pertukaran gas
berhubungan dengan sesak napas
dan nyeri dada akibat suplai 02
dan CO2 di alveoli, pertukaran
gas di alveoli, dan akumulasi
sputum di alveoli.
• Bersihan jalan nafas tidak efektif
berhubungan dengan akumulasi
skret akibat mucus yang
berlebihan.
• Pola nafas tidak efektif
berhubungan dengan keletihan
otot pernapasan akibat ekspansi
menurun dan penumpukan cairan
dalam rongga pleura.
• Hipertermi berhubungan dengan
suhu tubuh yang meningkat
akibat proses peradangan.
Intervensi keperawatan (SIKI)
NO STANDAR DIAGNOSA KEPERAWATAN STANDAR LUARAN KEPERAWATAN STANDAR INTERVENSI KEPERAWATAN
1. INDONESIA
Gangguan pertukaran gas INDONESIA
Setelah dilakukan asuhan (SLKI)
keperawatan selama INDONESIA (SIKI)
Observasi
Definisi; 1x24 jam maka bersihan jalan nafas tidak 1. Monitor frekuensi, irama, kedalaman
Oksigenasi dan/atau eliminasi efektif teratasi dengan kriteria hasil: dan upaya napas
karbondioksida paa membrane alveolus- Dyspnea: menurun (5) 2. Monitor pola napas (seperti
kepiler dalam batas normal Bunyi napas tambahan: menurun (5) bradipneu, takipneu, hiperventilasi,
Gejala tanda mayor Pusing: menurun (5)
kussmeul, chyne- stokesbrot, ataksik)
Subjektif: Gelisah: menurun (5)
3. Monitor kemampuan batuk efektif
Dispnea Napas cuping hidung: menurun (5)
4. Monitor adanya produksi sputum
Objektif: pCo2: membaik (5)
Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
PCO₂ meningkat pola napas: membaik (5)
5. Auskultasi bunyi napas
PO₂ menurun warna kulit: membaik (5)
6. Monitor saturasi oksigen
Takikardia
7. Monitor Nilai AGD
Bunyi napas tambahan
Gejala tanda minor 8. Monitor hasil X-Ray Thoraks
Subjektif: Terapeutik
Pusing 9. Alur interval pemantauan respirasi
Penglihatan kabur sesuai kondisi pasien
Objektif: 10. Dokumentasikan hasil pemantauan
Sianosis Edukasi
Diaforesis
NEXT......
11. Jelaskan tujuan dan prosedur
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif Setelah dilakukan asuhan keperawatan Observasi
Definisi: selama 1x24 jam maka bersihan jalan 1. Monitor pola nafas
Secret ketidakmampuan nafas tidak efektif teratasi dengan (frekuensi,kedalaman,usaha nafas)
membersihkan atau obtruksi jalan kriteria hasil: 2. Monitor bunyi nafas tambahan
nafas tetap paten Produksi sputum : menurun (5) ( Mengi, wheezing, Ronchi kering)
Gejala dan tanda mayor: Mengi: menurun (5) 3. Monitor sputum
Subyektif: Wheezing: menurun (5) ( jumlah, warna,aroma)
Tidak tersedia Frekuensi napas: membaik (5) Terapeutik
Objektif : Pola napas: membaik (5) 4. Pertahankan kepatenaan jalan
Batuk tidak efektif nafas dengan head-tilt dan chin lift
Tidak mampu batuk 5. Posiskan semi fowler atau fowler
Sputum berlebih 6. Berikan minum hangat
Mengi, wheezing dan /atau 7. Lakukan fisoterapi dada jika perlu
ronkhi kering 8. Lakukan penghisapan lendir kurang
Gejala dan tanda minor: dari 15 detik
Subyektif: Edukasi
Dispnea 9. Anjurkan asupan cairan 2000
Objektif : ml/hari jika tidak kontra indikasi
Gelisah 10. Ajarakn teknik batuk efektif
Sianosis Kolaborasi
Frekuensi napas berubah 11. Kolaborasi pemberian bronkodilator
Pola napas berubah mukolitik atau ekspektoran
3. Pola napas tidak efektif Setelah dilakukan asuhan Observasi
Definisi: keperawatan selama 1x24 jam maka 1. Monitor frekuensi irama,kedalaman dan
Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak bersihan jalan nafas tidak efektif upaya nafas
memberikan ventilasi adekuat teratasi dengan kriteria hasil: 2. Monitor pola nafas seperti
Gejala tanda mayor : Fentilasi semenit: meningkat (bradipnea,takipnea,hiperventilasi,kusmaul,c
Subjektif : Kapasitas vital: meningkat hyne stokes,biot)
Dispnea Tekanan ekpirasi: meningkat 3. Monitor adanya sputum
Objektif : Depneu: menurun 4. Monitor kemampuan batuk efektif
Penggunaan otot bantu Penggunaan otot bantu; 5. Monitor adanya sumbatan jalan nafas
pernafasan fase ekspirasi menurun 6. Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
memanjang Pemanjangan fase ekspirasi: 7. Auskultasi bunyi nafas
Pola nafas abnormal menurun 8. Monitor saturasi oksigen
Gejala tanda minor: Pernafasan cuping hidung 9. Monitor nilai analisa gas darah
Subjektif : menurun 10. Monitor X-ray toraks
Ortopnea Frekuensi nafas; membaik Terapeutik
Objektif : Kedalaman nafas: membaik 11, Atur interval pemantauan respirasi
Pernafasan cuping hidung sesuai kondisi pasien
Diameter thoraks anterior- 12.Dokumentasikan hasil pemantauan
posterior meningkat Edukasi
Ventilasi semenit menurun 13.Jelaskan tujuan dan prosedur
Kapasitas vital menurun Informasikan hasil pemantauan jika perlu
Tekanan ekspirasi menurun Kolaborasi
4. Hipertermi Setelah dilakukan asuhan Observasi
Definisi: keperawatan selama 1x24 jam maka 1. identifikasi penyebab hipertermi
Suhu tubuh meningkat diatas rentang Thermoregulasi teratasi dengan (misalnya: dehidrasi, terpapar
suhu normal kriteria hasil: lingkungan panas, penggunaan
Penyebab: Menggigil; menurun inkubator)
Gejala tanda mayor Kulit kemerahan;menurun 2. Monitor suhu tubuh
Subjektif : Kejang: menurun 3. Monitor kadar elektrolit
Tidak tersedia Pucat: menurun 4. Monitor haluaran urine
Objektif: Takikardi: menurun 5. Monitor komplikasi akibat hipertermia
Suhu tubuh diatas nilai normal Takipnea: menurun Terapeutik
Gejala tanda minor Brakikardi: menurun 6. Sediakan lingkungan yang dingin
Subjektif : Suhu tubuh: membaik 7. Longgarkan/lepaskan pakaian
Tidak tersedia Suhu kulit: mmbaik 8. Basahi dan kipasi permukaan tubuh
Objektif : Tekanan darah: membaik 9. Berikan cairan oral
Takikardi 10. Ganti linen setiap hari atau lebih sering
Takipnea jika mengalami hiperdrosis(keringat
Kulit terasa hangat berlebih)
11. Lakukan pendinginan eksternal (misal:
selimut hipotermia atau kompres dingin
pada dahi ,leher, dada, abdomen,
aksila)
12. Berikan oksigen jika perlu
IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN DAN
EVALUASI SOAP
No Diagnosa Keperawatan Tgl/Jam Implementasi Keperawatan Tgl/Jam Evaluasi Keperawatan Ttd
1 Gangguan pertukaran gas 30-09- 1. Memonitor frekuensi, 30-09- S :Pasien mengatakan sesak P.x
2022 irama, kedalaman,pola 2022 nafas berkurang
O :
08.00 napas, kemampuan batuk 13.00
-kesulitan bernafas berkurang
efektif, adanya produksi
-gelisah berkurang
sputum, adanya sumbatan -pernapasan cuping hidung
jalan napas berkurang
2. Melakukan palpasi pernapasan: 26x/menit
kesimetrian ekspansi paru
3. Mengauskultasi bunyi A : masalah teratasi sebagian
napas P : intervensi dilanjutkan no
4. Memonitor saturasi 1-14
oksigen
08.15 5. Mengatur interval
pemantauan respirasi
08.30 6. Menjelaskan tujuan dan
prosedur
08.40
7. Mengkolaborasi
penggunaan oksigen saat
NEXT......
No Diagnosa Keperawatan Tgl/Jam Implementasi Keperawatan Tgl/Jam Evaluasi Keperawatan Ttd
2 Bersihan jalan napas 30-09- 1. Memonitor pola 30-09- S : Pasien mengatakan batuk P.x
tidak efektif 2022 nafas,bunyi nafas 2022/ berkurang
tambahan,sputum
09.00 13.00
O : - batuk berkurang
2. Memertahankan - bunyi ronchi pada paru
09.10
kepatenaan jalan nafas berkurang, pernapasan:
dengan head-tilt dan chin 26x/menit
lift
09. 15 3. Memposiskan semi A : Masalah teratasi sebagian
fowler atau fowler
4. Memerikan minum P : Intervensi dilanjutkan no
hangat 1-11
5. Melakukan penghisapan
09.30
lendir kurang dari 15 detik
6. Mengajarakn teknik
09.40 batuk efektif
09.50 7. Mengkolaborasi
pemberian bronkodilator
mukolitik atau ekspektoran
No Diagnosa Keperawatan Tgl/Jam Implementasi Keperawatan Tgl/Jam Evaluasi Keperawatan Ttd
3 Pola nafas tidak efektif 30-09- 1.Memonitor frekuensi 30-09- S : Pasien mengatakan P.x
2022 irama,kedalaman dan upaya 2022/ mengalami sesak nafas
nafas, pola nafas,adanya
10.00 13.00
sputum,kemampuan batuk O : Pasien tampak sesak, ada
efektif, adanya sumbatan pernapasan cuping hidung,
jalan nafas, saturasi oksigen retraksi dinding dada dan
2. Mempalpasi kesimetrisan penggunaan otot bantu nafas,
ekspansi paru pernapasan: 26x/menit
3. Mengauskultasi bunyi
nafas A : Masalah teratasi sebagian
4. Memonitor nilai analisa
gas darah dan X-ray toraks P : Intervensi dilanjutkan no 1-
5, Mengatur interval 14
10.15 pemantauan respirasi sesuai
kondisi pasien
10.20 6, menjelaskan tujuan dan
prosedur
7. MengKolaborasi pemberian
No Diagnosa Keperawatan Tgl/Jam Implementasi Keperawatan Tgl/Jam Evaluasi Keperawatan Ttd
4 Hipertermia 30-09- 1. Mengidentifikasi penyebab 30-09- S : Pasien mengatakan demam P.x
2022/ hipertermia,suhu tubuh, 2022/ menurun
10.40 kadar elektrolit, saluran
13.00
urine, komplikasi akibat O : - Pasien sudah tampak
hipertermia tidak terlalu lemas
10.50 2. Menyediakan lingkungan - akral teraba hangat
dingin - tampak mukosa bibir tidak
3. Melakukan pendinginan terlalu kering
eksternal - S: 38 C
11.00 4. Menganjurkan tirah
baring A : Masalah teratasi sebagian
5. Mengkolaborasi pemberian
obat antipiretik atau P : Intervensi dilanjutkan
aspirin nomor 1-16
NEXT......
PENUTUP KESIMPULAN
• Dari hasil pengkajian, keluhan utama yang dialami pasien adalah sesak nafas dan batuk, pernapasan 35x/menit,
terdapat pernapasan cuping hidung, penggunaan otot bantu nafas, ada retraksi dinding dada, terdengar suara nafas
ronchi, keluarga mengatakan belum paham dengan penyakit yang dialami.
• Dari hasil pengkajian didapatkan diagnosa utama yang dapat mengancam kehidupan adalah gangguan pertukaran gas
yang mengancam tumbuh kembang dan kesehatan pasien adalah defisit pengetahuan tentang penyakit yang dialami.
• Intervensi yang ditetapkan untuk mengatasi masalah yang dialami pasien untuk diagnosa gangguan pertukaran gas
adalah mengatur saturasi oksigen,Atur alur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien,dan untuk diagnosa
defisiensi pengetahuan intervensi yang ditetapkan adalah Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan, dan
menginformasikan hasil pemantauan jika perlu
• Implementasi dibuat sudah berdasarkan intervensi yang telah ditetapkan sehingga evaluasi pada pasien nantinya dapat
teratasi.
• Evaluasi dilakukan untuk menilai keberhasilan tindakan berdasarkan kriteria hasil dari semua diagnosa teratasi sebagian
sehingga intervensi di lanjutkan.
OLEH : KELOMPOK 2
THANKS!
5. Linda Arianti (202101036)
6. Maditya Nur Syafinandita (202101037)
7. Riska Natul K. (202101053)
8. Rizal Kuswantoro (202101054)
9. Zusnia Isroatul K. (202101069)