NEOPLASMA PERNAFASAN
KELOMPOK 8 :
2016
i
Daftar Isi
ii
iii
BAB I
TINJAUAN TEORI
Tumor adalah neoplasma pada jaringan yaitu pertumbuhan jaringan baru yang
abnormal. Paru merupakan organ elastis berbentuk kerucut dan letaknya didalam rongga
dada. Jenis tumor paru dibagi untuk tujuan pengobatan, meliputi SCLC ( Small Cell Lung
Cancer ) dan NSLC ( Non Small Cell Lung Cancer / Karsinoma Skuamosa, adenokarsinoma,
Karsinoma bronkogenik adalah tumor ganas paru primer yang berasal dari saluran napas. (
Kanker paru adalah tumor berbahaya yang tumbuh diparu, sebagian besar kanker paru berasal
dari sel-sel didalam paru tapi dapat juga berasal dari bagian tubuh lain yang terkena kanker. (
Tumor paru merupakan keganasan pada jaringan paru (Price, Patofisiologi, 1995).
Kanker paru merupakan abnormalitas dari sel sel yang mengalami proliferasi dalam paru
1
1.2 Etiologi
Meskipun etiologi sebenarnya dari kanker paru belum diketahui, tetapi ada beberapa
faktor yang agaknya bertanggung jawab dalam peningkatan insiden kanker paru yaitu :
1. Merokok.
Tak diragukan lagi merupakan faktor utama. Suatu hubungan statistik yang defenitif telah
ditegakkan antara perokok berat (lebih dari dua puluh batang sehari) dari kanker paru
(karsinoma bronkogenik). Perokok seperti ini mempunyai kecenderung sepuluh kali lebih
besar dari pada perokok ringan. Selanjutnya orang perokok berat yang sebelumnya dan telah
meninggalkan kebiasaannya akan kembali ke pola resiko bukan perokok dalam waktu sekitar
10 tahun. Hidrokarbon karsinogenik telah ditemukan dalam ter dari tembakau rokok yang
2. Polusi udara.
Mereka yang tinggal di kota mempunyai angka kanker paru yang lebih tinggi dari pada
mereka yang tinggal di desa dan walaupun telah diketahui adanya karsinogen dari industri
2
Teori Onkogenesis.
Terjadinya kanker paru didasari oleh tampilnya gen suppresor tumor dalam genom
(onkogen). Adanya inisiator mengubah gen supresor tumor dengan cara menghilangkan
(delesi/del) atau penyisipan (insersi/ inS) sebagian susunan pasangan basanya, tampilnya gen
erbB1 dan atau neu/erbB2 berperan dalam anti apoptosis (mekanisme sel untuk mati secara
alamiah- programmed cell death). Perubahan tampilan gen kasus ini menyebabkan sel sasaran
dalam hal ini sel paru berubah menjadi sel kanker dengan sifat pertumbuhan yang autonom.
Dengan demikian kanker merupakan penyakit genetic yang pada permulaan terbatas pada sel
1.3 Klasifikasi
Klasifikasi menurut WHO untuk Neoplasma Pleura dan Paru paru (1977) :
1. Karsinoma Bronkogenik.
Kanker ini berasal dari permukaan epitel bronkus. Perubahan epitel termasuk metaplasia, atau
displasia akibat merokok jangka panjang, secara khas mendahului timbulnya tumor. Terletak
sentral sekitar hilus, dan menonjol kedalam bronki besar. Diameter tumor jarang melampaui
beberapa centimeter dan cenderung menyebar langsung ke kelenjar getah bening hilus,
Biasanya terletak ditengah disekitar percabangan utama bronki.Tumor ini timbul dari sel sel
Kulchitsky, komponen normal dari epitel bronkus. Terbentuk dari sel sel kecil dengan inti
3
hiperkromatik pekat dan sitoplasma sedikit. Metastasis dini ke mediastinum dan kelenjar
limfe hilus, demikian pula dengan penyebaran hematogen ke organ organ distal.
Memperlihatkan susunan selular seperti kelenjar bronkus dan dapat mengandung mukus.
Kebanyakan timbul di bagian perifer segmen bronkus dan kadang kadang dapat dikaitkan
dengan jaringan parut local pada paru paru dan fibrosis interstisial kronik. Lesi seringkali
meluas melalui pembuluh darah dan limfe pada stadium dini, dan secara klinis tetap tidak
Merupakan sel sel ganas yang besar dan berdiferensiasi sangat buruk dengan sitoplasma
yang besar dan ukuran inti bermacam macam. Sel sel ini cenderung untuk timbul pada
jaringan paru paru perifer, tumbuh cepat dengan penyebaran ekstensif dan cepat ke tempat
f. Lain lain :
5). Sarkoma
4
7). Mesotelioma.
8). Melanoma.
1. Gejala awal.
Stridor lokal dan dispnea ringan yang mungkin disebabkan oleh obstruksi bronkus.
2. Gejala umum.
a. Batuk
Kemungkinan akibat iritasi yang disebabkan oleh massa tumor. Batuk mulai sebagai batuk
kering tanpa membentuk sputum, tetapi berkembang sampai titik dimana dibentuk sputum
b. Hemoptisis
Sputum bersemu darah karena sputum melalui permukaan tumor yang mengalami ulserasi.
5
1.5 Patofisiologi
Dari etiologi yang menyerang percabangan segmen/ sub bronkus yang berupa asap
rokok dan polusi udara menyebabkan cilia hilang dan deskuamasi sehingga terjadi
pengendapan karsinogen dan agen. Dengan adanya pengendapan karsinogen dan agen maka
menyebabkan metaplasia,hyperplasia dan displasia. Bila lesi perifer yang disebabkan oleh
metaplasia, hyperplasia dan displasia menembus ruang pleura, biasa timbul efusi pleura, dan
bisa diikuti invasi langsung pada kosta dan korpus vertebra. Lesi yang letaknya sentral
berasal dari salah satu cabang bronkus yang terbesar. Lesi ini menyebabkan obstuksi dan
ulserasi bronkus dengan diikuti dengan supurasi di bagian distal. Gejala gejala yang timbul
1. Radiologi.
a. Foto thorax posterior anterior (PA) dan leteral serta Tomografi dada.
Merupakan pemeriksaan awal sederhana yang dapat mendeteksi adanya kanker paru.
Menggambarkan bentuk, ukuran dan lokasi lesi. Dapat menyatakan massa udara pada bagian
b. Bronkhografi.
2. Laboratorium.
6
b. Pemeriksaan fungsi paru dan GDA
Dapat dilakukan untuk mengevaluasi kompetensi imun (umum pada kanker paru).
3. Histopatologi.
a. Bronkoskopi.
Biopsi dengan TTB terutama untuk lesi yang letaknya perifer dengan ukuran < 2 cm,
sensitivitasnya mencapai 90 95 %.
c. Torakoskopi.
Biopsi tumor didaerah pleura memberikan hasil yang lebih baik dengan cara torakoskopi.
d. Mediastinosopi.
Umtuk mendapatkan tumor metastasis atau kelenjar getah bening yang terlibat.
e. Torakotomi.
Totakotomi untuk diagnostic kanker paru dikerjakan bila bermacam macam prosedur non
7
4. Pencitraan.
a. Kuratif
Memperpanjang masa bebas penyakit dan meningkatkan angka harapan hidup klien.
b. Paliatif.
Mengurangi dampak fisis maupun psikologis kanker baik pada pasien maupun keluarga.
d. Supotif.
Menunjang pengobatan kuratif, paliatif dan terminal sepertia pemberian nutrisi, tranfusi darah
(Ilmu Penyakit Dalam, 2001 dan Doenges, rencana Asuhan Keperawatan, 2000)
e. Pembedahan.
Tujuan pada pembedahan kanker paru sama seperti penyakit paru lain, untuk mengankat
semua jaringan yang sakit sementara mempertahankan sebanyak mungkin fungsi paru paru
8
f. Toraktomi eksplorasi.
Untuk mengkomfirmasi diagnosa tersangka penyakit paru atau toraks khususnya karsinoma,
Karsinoma bronkogenik yang terbatas pada satu lobus, bronkiaktesis bleb atau bula
h. Radiasi.
Pada beberapa kasus, radioterapi dilakukan sebagai pengobatan kuratif dan bisa juga sebagai
terapi adjuvant/ paliatif pada tumor dengan komplikasi, seperti mengurangi efek obstruksi/
i.Kemoterafi.
Kemoterapi digunakan untuk mengganggu pola pertumbuhan tumor, untuk menangani pasien
dengan tumor paru sel kecil atau dengan metastasi luas serta untuk melengkapi bedah atau
terapi radiasi.
Pengkajian :
1. Pengumpulan Data
Keadaan umum: lemah, sesak yang disertai dengan batuk, suara napas kasar.
9
2. Kebutuhan dasar:
a. Pola makan : nafsu makan berkurang karena adanya sekret dan terjadi kesulitan
c. Pola tidur : susah tidur karena adanya batuk dan sesak napas.
3. Pemeriksaan fisik
a. Sistem pernafasan
f. Sistem kardiovaskuler
g. Tachycardia, disritmia
i. Sistem gastrointestinal
k. Sistem urinarius
10
l. Sistem neurologis
n. Kegelisahan
4. Data Penunjang
b. CT scan/MRI
c. Bronchoscope
d. Sitologi
Pengelompokan Data
1. Data Subjektif
Perasaan lemah, Sesak nafas, Batuk tak efektif, Serak, haus, Anoreksia, disfalgia, berat
2. Data Objektif.
11
1.9 Diagnosa Keperawatan
( Doenges, Marylin, hal 191 dan Engram, Barbara ( Zerich 150105, weblog )
a. Tidak efektif bersihan jalan napas berhubungan dengan obstruksi jalan napas.
1.10 Intervensi
Intervensi
1. Pernapasan bising, ronki dan menunjukkan tertahannya sekreat / obstruksi jalan napas.
2.Observasi jumlah dan karakter sputum / aspirasi sekret. Selidiki jalan perubahan sesuai
indikasi.
3.Dorong masukan cairan per oral ( sedikitnya 2500 ml / hari ) dalam toleransi jantung.
4.Kaji nyeri / ketidak nyamanan dan obati dengan dosis rutin dan lakukan latihan pernapasan.
5.Berikan atau bantu dengan IPPB, spirometriinsentif, meniup botol, drainase postural /
Catatan : Drainase postuural dapat dikotraisdikasikan pada beberapa pasien dan pada setiap
kejadian harus dilakukan untuk mencegah gangguan pernapasan dan ketidaknyamanan insisi.
indikasi.
12
7. Berikan arahan kepada pasien agar mengurangi kebiasaan jelek berupa merokok, karena
Intervensi
4. Arahkan pasien untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan agar tidak tercemar oleh
13
1.11 Edukasi Yang Di Berikan
1. Penyuluhan kesehatan
Penyegahaan kanker sangat dihambat oleh salah pengerti antara masyarakat awam dan
dokter. Proses KIE kesehatan untuk masyarakat terdiri atas beberapa langkah yang dapat
dimengerti masyarakat; umumnya harus diberikan beberapa kali sebelum dapat diterima dan
akhirnya dilaksanakan. Penyuluhan untuk mengubah gaya hidup baru berhasil bila terjadi
2. Pencegahan Primer
Pencegahan primer dilakukan dengan melakukan perubahan dalam gaya hidup buruk menuju
ke gaya hidup sehat dengan cara mengkonsumsi makanan yang cukup gizi dan sehat, tidak
3. Penapisan
Proses penapisan meliputi pemeriksaan seseorang yang tidak menunjukkan gejala atau tanda
penyakit, dengan tujuan menemukan kasus yang belum menimbulkan masalah klinis.
Penapisan ini bertitik tolak pada anggapan bahwa jika diagnosis ditegakkan sedemikian dini
dan terapi langsung diberikan diberikan hasil penanganan akan lebih baik dibanding hsil
14
1.12 PATHWAY
Neoplasma Pernafasan
Bronkus
Stridor Lokal
Gangguan Pertukaran Gas b.d Host Agen
(Benda asing : Debu, kotoran, zat kimia)
Ketidak efektifan jalan nafas b.d obstruksi
jalan nafas
Paliatif
Penyuluhan Kesehatan
Berikan arahan kepada pasien tentang dampak Arahkan kepada pasien untuk selalu
berpergian
15
BAB II
PENUTUP
2.1 Kesimpulan
Tumor paru merupakan keganasan pada jaringan paru (Price, Patofisiologi, 1995).
Kanker paru merupakan abnormalitas dari sel sel yang mengalami proliferasi dalam paru
Penyebab tumor paru yakni dari etiologi yang menyerang percabangan segmen/ sub bronkus
menyebabkan cilia hilang dan deskuamasi sehingga terjadi pengendapan karsinogen. Dengan
Bila lesi perifer yang disebabkan oleh metaplasia, hyperplasia dan displasia menembus ruang
pleura, biasa timbul efusi pleura, dan bisa diikuti invasi langsung pada kosta dan korpus
vertebra. Lesi yang letaknya sentral berasal dari salah satu cabang bronkus yang terbesar.
Lesi ini menyebabkan obstuksi dan ulserasi bronkus dengan diikuti dengan supurasi di bagian
distal. Gejala gejala yang timbul dapat berupa batuk, hemoptysis, dispneu, demam, dan
dingin.
16
2.2 Saran
Dengan mempelajari paper ini diharapkan pembaca dapat memahami dan mampu
menjelaskan mengenai Neoplasma Pernafasan, hal apa saja yang dapat menyebabkan
terjadinya Neoplasma Pernafasan dan tindakan apa yang dilakukan untuk mengobati
17
DAFTAR PUSTAKA
Long, Barbara C . 1996 .Perawatan Medikal Bedah .Bandung : Suatu Pendekatan Proses
Suyono, Slamet . 2001 .Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam . Jakarta : Jilid II, Edisi 3, Balai
Penerbit FKUI.
Underwood, J.C.E . 1999 .Patologi Umum dan Sistematik . Jakarta : Edisi 2, EGC.
Brunner and Suddarth.2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC.
Price, Sylvia. 2004. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta : EGC.
18