Anda di halaman 1dari 11

ANALISA KASUS

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan gawat darurat dan Manajemen

Bencana

dosen pengampu : Ns. Nunung Nurhayati, S.Kep., M.Kep

Oleh :

Ayu Siti Nurparida 118054 Salsabila Puspasari Putri I 118087

Erga Fatur rahman 118062 Sri Rifayanti 118090

Mira Tamara 118074 Vindy Alvionita 118094

Raden Tiara nadia 118081 Widia Julia Purnama 118096

Rediana 118082

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN PPNI JABAR

BANDUNG

T.A 2020-2021
KASUS TAKE HOME

KELOMPOK 2

TEMA : PENANGANAN KORBAN GUNUNG API MELETUS

Jumlah penduduk warga Desa B : 200 KK

Terdiri dari jumlah :

Korban fraktur ekstremitas bawah : 42 orang

Korban trauma thoraks dan kepala : 10 orang

Korban luka bakar 65% : 5 orang

Korban meninggal : 2 orang

Silahkan diskusikan oleh kelompok berdasarkan tema dan data tersebut apakah penyakit yang

akan mungkin muncul pada korban lainnya, bagaimana kelompok membuat peta

management bencana berdasarkan prinsip SPGDT, dan melakukan TRIASE di tempat

kejadian,dari tema tersebut siapa saja tim yang dibutuhkan untuk datang ke lokasi bencana

dan apakah sarana dan prasarana yang diperlukan oleh korban dan silakan dianalisis kasus

yang akan muncul setelah bencana berdasarkan tema.


ANALISIS KASUS

Klasifikasi berdasarkan tingkat penanganan yaitu di TINGKAT 3 ,Memerlukan

bantuan secara nasional. Karena korban lebih dari 200 kk

Kasus yang belum ada yaitu:

1. ISPA (bisa karena korban terlalu menghirup abu atau asap)

2. Diare (bisa terjadi karena kebersihan pada makanan disekitar kurang baik)

3. Konjungtivitis ( bisa terjadi karena adanya abu yang membuat iritasi pada mata)

4. Stres psikologi (ketakutan pada penduduk melihat kabut asap)

5. Patah tulang

Penyakit yang mungkin muncul :

a. Luka bakar ( karena lava dan awan panas)

b. ISPA (bisa karena korban terlalu menghirup abu atau asap)

c. Diare ( bisa terjadi karena kebersihan pada makanan disekitar kurang baik)

d. Konjungtivitis ( bisa terjadi karena adanya abu yang membuat iritasi pada mata)

e. Stres psikologi (cemas,gelisah,gangguan makan, gangguan tidur, dsb)

f. Patah tulang

Tim apa saja yang dibutuh kan :


1. Tim reaksi cepat
- Dokter umum
- Perawat
- Apoteker
- DVI
- Sopir ambulance
2. Tim penilaian cepat (RHA)
- dokter umum
- epidemiologi
- sanitarian
3. Tim bantuan kesehatan
Tim yang diberangkatkan berdasarkan kebutuhan setelah RHA kembali dengan
laporan hasil kegiatan mereka dilapangan.
- Dokter umum
- Apoteker
- Perawat
- Bidan
- Sanitarian
- Ahli gizi
- Tenaga survailens
- Entomolog

Sarana dan prasarana


Sarana transportasi meliputi :
- Kendaraan pengangkut ( ambulance )
- Radio komunikasi.
Untuk memperlancar jalur komunikasi dalam menyampaikan atau menerima
berita, dalam kedaaan sehari-hari atau dalam keadaan darurat (bencana /
kecelakaan masal)
- Peralatan medis dan non medis.
- Petugas (medis atau para medis).
- Obat-obatan life saving dan life support.
- Posko pengungsian
Peta manajemen SPGDT
Tema diatas yaitu PENANGANAN KORBAN GUNUNG API MELETUS ,

Membutuhkan SPGDT-B (Sistem penanggulangan gawat darurat-Bencana) Karena

kegawatan medis yang terjadi pada kasus yaitu Gunung api meletus yang bisa terjadinya

kegawatan trauma dan kegawatan pernafasan.SPGDT-B yaitu kerja sama antara unit

pelayanam pra RS dan di Rs dalam bentuk pelayanan gawat darurat terpadu sebagai

peningkatan (eskalasi) dari kegiatan pelayanan sehari hari (SPGDT-S).

A. PRA RS
Bertujuan untuk melakukan mobilisasi sumberdaya secara efisien. Proses ini
mencakup peringatan awal,penilaian situasi,dan penyebaran pesan siaga.bertujuan
untuk memastikan tanda bahaya,mengevaluasi besarnya masalahdan memastikan
bahwa sumber daya yang ada memperoleh informasi dan dimobilisasi.
a. Alur Contact Center Pra-Hospital (Cell Center 119)

1. Penilaian awal
b. Pelaporan ke Tingkat Pusat
c. Tindakan Keselamatan
d. Langkah Pengamanan
2. Daerah Kecelakaan
Melakukan pencarian ,penyelamatan dan pertolongan pertama
Pos Komando
a. Pencarian dan Penyelamatan

3. Tindakan triase dan Perawatan dilapangan

Penderita dibedakan menurut kegawatannya dengan memberi kode warna :


- Segera, immediate (I) merah:
Pasien mengalami cedera mengancam jiwa yang kemungkinan besar dapat hidup
bila ditolong segera.

- Tunda, delayed (II) kuning :


Pasien memerlukan tindakan defentif tetapi tidak mengancam jiwa segera.
- Minimal (III) Hijau :
Pasien mengalami cedera ringan dan tidak berat.

Dilakukan pembalutan luka dan atau pemasangan bidai


- Expextant (0) Hitam :
Pasien mengalami cedera mematikan atau sangat parah tidak ada harapan hidup.

a. Stabilisasi :
Prinsip Stabilisasi
1. Menjaga korban supaya tidak banyak bergerak sehubungan dengan keadaan yang
dialami.
2. Menjaga korban agar pernafasannya tetap stabil.
3. Menjaga agar posisi patah tulang yang telah dipasang bidai tidak berubah.
4. Menjaga agar perdarahan tidak bertambah.
5. Menjaga agar tingkat kesadaran korban tidak jatuh pada keadaan yang lebih buruk
lagi.
B. INTRA RS ( DI IGD)

TRIAGE

Tindakan triase di IGD RS


Penderita dibedakan menurut kegawatannya dengan memberi kode warna :
- Segera, immediate (I) merah:
Pasien mengalami cedera mengancam jiwa yang kemungkinan besar dapat hidup
bila ditolong segera.
Korban trauma thoraks dan kepala : 10 orang
penyakit lain yang mungkin muncul pada korban :
1. Masalah A-B-C
2. ISPA

- Tunda, delayed (II) kuning :


Pasien memerlukan tindakan defentif tetapi tidak mengancam jiwa segera.
Korban fraktur ekstremitas bawah : 42 orang
Korban luka bakar 65% : 5orang
penyakit lain yang mungkin muncul pada korban :
- Luka bakar

- Diare

- Konjungtivitis

secara terus menerus akan dilakukan monitoring, pemeriksaan ulang kondisi


korban dan segala usaha untuk mempertahankan kestabilannya. Jika kemudian
kondisi korban memburuk, ia harus segera dipindahkan ke tempat “merah”.

- Minimal (III) Hijau :


Pasien mengalami cedera ringan dan tidak berat.
1. Stress psikologis
2. Patah tulang
- Expextant (0) Hitam :
Pasien mengalami cedera mematikan atau sangat parah tidak ada harapan hidup.
Korban meninggal : 2 orang
C. ANTAR RS (IGD)

Jejaring berdasar kemampuan RS dalam kualitas dan kuantitas.


DAFTAR PUSTAKA

Rustam. (2007). PEDOMAN TEKNIS PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT


BENCANA. (E. Roswati, Penyunt.) Jakarta: DEPARTEMEN KESEHATAN RI. Dipetik
Februari 22, 2021
https://slideplayer.info/slide/15840604/
https://www.slideshare.net/mobile/agusraharjo1/ppt-spgdt-s-b

Anda mungkin juga menyukai