Anda di halaman 1dari 17

EFEKTIVITAS PELATIHAN

MENINGKATKAN HARGA DIRI PADA


SISWA KORBAN BULLYING DENGAN
MENGGUNAKAN TEKNIK ASERTIF DI
SMPN 1 BANDUNG

Sri Rifayanti 118090


D3 2B

Metodologi Penelitian
2020

STIKEP PPNI JABAR


Latar Belakang

Bullying merupakan perilaku agresif Menurut Komisi Perlindungan Anak


yang dilakukan oleh remaja atau (KPAI), Indonesia merupakan negara
kelompok remaja yang tidak dengan kasus bullying di sekolah
bersaudara yang memiliki kekuatan yang paling banyak pelaporan
yang tidak seimbang dan berulang- masyarakat ke komisi perlindungan
ulang. Pada umumnya bentuk anak. KPAI mencatat 369 pelaporan
bullying terdiri dari bullying fisik, terkait masalah tersebut. 25 % dari
verbal, perusakan barang pribadi jumlah tersebut merupakan
korban, bullying sosial, dan cyber pelaporan di bidang pendidikan 2
bullying. Rosen, Ornelas dan Scoot yaitu sebanyak 1.480 kasus.
(2017: 2-3). (Setyawan, 2015).
• Harga diri rendah salah satu • Banyak remaja enggan bersikap.
penyebab berbagai masalah yang Keengganaan ini umumnya karena
dihadapi para remaja saat ini. dihiasi oleh rasa takut dan khawatir
Pentingnya harga diri dalam mengecewakan orang lain, dan
membantu remaja mengatasi tidak diterima oleh kelompok
tantangan dasar kehidupan, seperti sosialnya, takut tidak dianggap
penyesuaian psikologis, sopan, takut melukai perasaan atau
keberhasilan akademik, kepuasan menyakiti hati orang lain, takut
fisik, kesehatan dan hubungan dapat memutuskan tali hubungan
sosial dengan orang lain. persaudaraaan tali persahabatan.
(Anyamene & Chinyelu, 2016). Menurut Retnaningsih (dalam
Maryati, 2015: 1-6).
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Bullying

Definisi Bullying Bentuk-Bentuk Bullying

• Bullying berasal dari kata bully yang Klasifikasi bullying dalam Zakiyah (2017) adalah :
artinya penggertak atau orang yang • Bullying fisik misalnya memukul, mendorong,
mengganggu orang lain yang lemah. menendang, memalak, mencubit, merusak
Bullying secara umum juga diartikan barang milik orang lain mengambil barang milik
sebagai perpelocoan, penindasan, orang lain secara paksa serangan fisik.
pengucilan, pemalakan. Kesimpulan
bullying adalah tindakan, sedangkan • Bullying verbal, misalnya berkata kasar,
bully adalah pelaku Definisi bullying mengejek, menertawakan, memanggil dengan
sendiri, (Fitria, 2015). nama julukan yang tidak disenangi dan
mengancam.
• Bullying mental, misalnya mengucilkan,
mengabaikan, menyebarkan gosip yang tidak
benar, memandang sinis, mencibir dan
meneror.
Jenis-Jenis Perilaku Bullying
1. Bullying Fisik 3. Bullying Relasional
Bullying fisik adalah berupa memukul, menendang, Dapat menyebabkan korbannya merasa
menendang, mendorong, menjambak, mencubit, tersaingkan atau terkucilkan secara sosial
mencekik, meninju, mencakar dan meludah anak dengan cara pelaku mendeskripsikan korban
yang jadi korban bullying. (Dewi, 2015)
berdasarkan ras, ketidakmampuan korban
sehingga muncul harga diri yang lemah dan
2. Bullying Non Fisik etnik.
• Verbal
kontak secara langsung. Seperti mengancam, 4. Cyberbullying
mempermalukan, dan merendahkan.
• Non Verbal Pelaku ini menganggap jika melakukan bullying
lewat internet pihak sekolah dan orang tua tidak
Kontak secara tidak langsung seperti memanipulasi
akan tahu, karena bagi orang tua maupun orang
persahabatan hingga retak, mendiamkan seseorang
sehingga menjadi terpojokan, dan sengaja dewasa yang tidak mengerti dunia akhirat maka
menghancurkan seseorang. akan sulit memantau apa saja yang dilakukan
anaknya di dunia internet.
Faktor Yang Mempengaruhi
Karakteristik Perilaku Bullying
Bullying

• Ketidakseimbangan kekuatan perilaku • Keluarga


yang melibatkan ketidakseimbangan Orang tua yang sering menghukum anaknya
sehingga menimbulkan perasaan secara berlebihan, atau situasi rumah yang
tertekan pada korban. penuh stress, agresi, dan permusuhan.
• Perilaku agresi yang menyenangkan • Kondisi Lingkungan Sosial
bullying menyebabkan kepedihan Salah satu faktor lingkungan sosial yang
emosional dan luka fisik, adanya menyebabkan tindakan bullying adalah
tindakan untuk dapat melukai, dan kemiskinan.
menimbulkan rasa senang di hati • Tayangan Televisi dan Media Cetak
pelaku saat menyaksikan penderitaan
korban pada saat di bully. Membentuk perilaku bullying dari segi
tayangan yang mereka tampilkan.
Dampak Perilaku Bullying
Penanganan dan
Pencegahan Bullying
Bullying dapat membuat siswa merasa Peran anggota keluarga dalam pencegahan
cemas dan ketakutan, mempengaruhi bullying, komunikasi keluarga memiliki
peranan besar dalam pencegahan perilaku
konsentrasi belajar disekolah dan bullying bagi anak. Menurut Melia (2016)
menuntut mereka untuk menghindari sebagai berikut :
sekolah • Respek
Hal ini menjadi penting untuk diterapkan
dalam komunikasi keluarga untuk mencegah
perilaku bullying bagi anak.
• Audibel
Audibel berarti “dapat didengarkan” atau bisa
dimengerti dengan baik.
B. Konsep Harga Diri Rendah

Definisi HDR Penyebab HDR


• Harga diri rendah didefinisikan • Harga rendah disebabkan karena
sebagai evaluasi diri negatif yang adanya ketidak efektifan koping
berkembang sebagai respons diri individu akibat kurangnya umpan
terhadap hilangnya atau berubahnya balik yang positif. Penyebab harga diri
perawatan diri pada seseorang yang rendah juga dapat terjadi pada masa
sebelumnya memiliki evaluasi diri kecil yang sering disalahkan, jarang
negatif (Wahyu, 2017). diberi pujian atas keberhasilannya.
Proses terjadinya Masalah Mekanisme Koping

• Harga diri seseorang didapatkan dari • Seseorang dengan harga diri rendah
diri sendiri dan orang lain. Gangguan memiliki mekanisme koping jangka
harga diri rendah akan terjadi ketika pendek dan jangka panjang. Jika
perlakuan orang lain mengancam mekanisme koping jangka pendek
dirinya. tidak memberikan hasil yang telah
diharapkan individu, maka individu
dapat mengembangkan mekanisme
koping jangka panjang. Direja (2015).
PENATALAKSANAAN

Psikoterapi
• Terapi ini digunakan untuk mendorong klien bersosialisasi lagi dengan orang lain.

Terapi Aktivitas Kelompok


• Terapi aktivitas kelompok sangat relevan untuk dilakukan pada klien harga diri
rendah.
C. Konsep Dasar Teknik Asertif

Definisi Teknik Asertif Tujuan Teknik Asertif

• Perilaku asertif adalah ungkapan perasaan, • Tujuan utama latihan asertif adalah untuk
pendapat kebutuhan secara jujur, wajar dan kecemasan dan stress yang dihadapi oleh
terbuka pada diri sendiri maupun orang lain, individu akibat perlakuan oleh lingkungannya
mampu bersikap tegas, mampu mengambil yang dirasakan tidak adil, meningkatkan
keputusan pada situasi suit serta saling kemampuan untuk bersikap jujur dan terbuka
menghargai antar pribadi. (Muhith, 2015). terhadap diri sendiri dan lingkungan, serta
meningkatkan kemampuan bersosialisasi agar
lebih efektif. (Sunardi, 2015)
Rentang Respon Perilaku Asertif
Prosedur Penatalaksanaan
Teknik Asertif

Perilaku Tidak Asertif (pasif) Beberapa ahli mengemukakan beberapa prosedur dasar
latihan asertif dapat dilaksanakan dengan langkah-langkah
• Pemalu, menarik diri, malas membicarakan hal berikut ini (Nursalim, 2015):
yang benar, sering merasa tidak enak dengan • Menegaskan kondisi khusus dimana perilaku tidak asertif
orang lain. terjadi
Perilaku Asertif • Mengidentifikasi target perilaku dan tujuan
• Perilaku yang jujur dan terbuka, peduli hal • Menetapkan perilaku yang tepat dan tidak tepat
yang benar, sadar akan tanggung jawab pada • Membantu klien membedakan perilaku tepat dan tidak
dirinya, memandang keinginan, kebutuhan diri tepat
sendiri dan haknya sama dengan hak orang • Mengeksplorasi ide, sikap, dan konsep tidak rasional
lain.
• Mendemonstrasikan respon yang tepat
• Tidak memberikan respon kepada orang lain,
• Melaksanakan latihan
sifat bermusuhan, menempatkan keinginan,
kebutuhan dan haknya diatas milik orang lain. • Mempraktikan perilaku asertif
(George, 2016). • Memberikan tugas rumah
• Memberikan penguat
Metode Studi Kasus

Rancangan Studi Kasus Subjek Studi Kasus

• Penelitian ini merupakan penelitian • Subjek dalam studi kasus ini


kualitatif dengan jenis penelitian studi merupakan klien yang mengalami
kasus harga diri rendah dengan diberikan
teknik asertif sebagai upaya untuk
meningkatkan harga diri.
Fokus Studi Kasus Definisi Operasional Prosedur

• Fokus studi kasus adalah kajian utama • Bullying


dari masalah yang akan dijadikan • Harga diri rendah
sebagai ancaman studi kasus. Faktor
studi kasus ini efektivitas pelatihan • Teknik asertif
meningkatkan harga diri pada siswa
korban bullying dengan menggunakan
teknik asertif di SMPN 1 Bandung.
Tempat dan Waktu Prosedur Pengumpulan Data

Tempat penatalaksanaan proses studi Prosedur pengumpulan data disajikan dengan


kasus yaitu di SMPN 1 Bandung. Dengan dua cara, yaitu sebagai berikut :
waktu yang berlangsung selama 2 hari Observasi
dimulai pada 1 Juli 2020. • Jenis pengukuran observasi dapat dibedakan
menjadi dua, terstruktur dan tidak terstruktur.
Menggunakan pengukuran observasi
terstruktur dengan cacatan berkala.
Wawancara
• Prosedur pengumpulan data dengan
wawancara bertujuan untuk menggali
informasi.
Penyajian Data Etika Studi Kasus

• Penyajian data disajikan secara narasi • Lembaran persetujuan (Informed


atau deskriptif dan disertai ungkapan Consent)
verbal dari subjek kasus yang • Keadilan
merupakan sebagai data pendukung.
• Kerahasiaan
• Berbuat Kebaikan
• Tidak Merugikan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai