Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENELITIAN SOSIAL

TENTANG BULLYING DI SEKOLAH

DISUSUN OLEH:

1. BEYBY ALICE SYAILUNGE A.


2. RAHMAN HAKIKI
3. RENATA MAULINA ANUURAINI
4. SELVIANA NUR APRILLIA
5. WAHYU RAHMAT SAPUTRA

SMA NEGERI NGORO


TAHUN AJARAN 2023/202
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa
dewasa. Di mana pada masa ini remaja memiliki kematangan emosi, sosial, fisik dan psikis.
Remaja juga merupakan tahapan perkembangan yang harus dilewati dengan berbagai kesulitan.
Dalam tugas perkembangannya, remaja akan melewati beberapa fase dengan berbagai tingkat
kesulitan permasalahannya sehingga dengan mengetahui tugas-tugas perkembangan remaja
dapat mencegah konflik yang ditimbulkan oleh remaja dalam keseharian yang sangat
menyulitkan masyarakat, agar tidak salah persepsi dalam menangani permasalahan tersebut.
Pada masa ini juga kondisi psikis remaja sangat labil. Karena masa ini merupakan fase
pencarian jati diri. Biasanya mereka selalu ingin tahu dan mencoba sesuatu yang baru dilihat
atau diketahuinya dari lingkungan sekitarnya, mulai lingkungan keluarga, sekolah, teman
sepermainan dan masyarakat. Semua pengetahuan yang baru diketahuinya baik yang bersifat
positif maupun negatif akan diterima dan ditanggapi oleh remaja sesuai dengan kepribadian
masing-masing. Remaja dituntut untuk menentukan dan membedakan yang terbaik dan yang
buruk dalam kehidupannya. Di sinilah peran lingkungan sekitar sangat diperlukan untuk
membentuk kepribadian seorang remaja. Setiap remaja sebenarnya memiliki potensi untuk
dapat mencapai kematangan kepribadian yang memungkinkan mereka dapat menghadapi
tantangan hidup secara wajar di dalam lingkungannya, namun potensi ini tentunya tidak akan
berkembang dengan optimal jika ditunjang oleh faktor fisik dan faktor lingkungan yang
memadai. Lemahnya emosi seseorang akan berdampak pada terjadinya masalah di kalangan
remaja, misalnya bullying yang sekarang kembali mencuat di media.
Bullying merupakan salah satu tindakan perilaku agresif yang disengaja dilakukan oleh
seseorang atau sekelompok orang secara berulang-ulang dan dari waktu ke waktu terhadap
seorang korban yang tidak dapat mempertahankan dirinya dengan mudah. Kasus bullying kini
marak terjadi, tidak hanya di masyarakat namun kasus ini terjadi di dunia pendidikan yang
membuat berbagai pihak semakin prihatin termasuk komisi perlindungan anak. Berbagai cara
dilakukan untuk meminimalisir kejadian bullying di sekolah termasuk salah satunya komnas
perlindungan anak mendesak ke pihak sekolah untuk lebih melindungi dan memperhatikan
murid-muridnya. Dampak yang terjadi akibat perilaku bullying ialah menyendiri, menangis,
minta pindah sekolah, konsentrasi anak berkurang, prestasi belajar menurun, tidak mau
bersosialisasi, anak jadi penakut, gelisah, berbohong, depresi, menjadi pendiam, tidak
bersemangat, menyendiri, sensitif, cemas, mudah tersinggung, hingga menimbulkan gangguan
mental. Bullying tidak hanya berdampak pada korban, tetapi juga pada pelaku.Tindakan
mengintimidasi itu juga berakibat buruk bagi korban, saksi, bahkan bagi si
pelakunya itu sendiri.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan bullying ?
2. Bagaimana bentuk perilaku bullying ?
3. Bagaimana dampak dari bullying ?
4. Bagaimana cara mengatasi dari bullying ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa pengertian dari bullying.
2. Untuk mengetahui bentuk perilaku bullying yang terjadi di lingkungan sekolah.
3. Untuk mengetahui dampak dari bullying.

D. Manfaat
Manfaat penulisan laporan ini adalah :
1. Sebagai referensi bacaan untuk pembaca.
2. Sebagai pengetahuan terhadap pembaca.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
Bullying berasal dari bahasa Inggris, yang asal katanya boleh jika diartikan dalam
bahasa indonesia berarti mengger tak atau mengganggu. Menurut Olweus, bullying merupakan
suatu perilaku negatif barulah yang bermaksud menyebabkan ketidakseimbangan atau
menyakitkan orang lain, balik satu atau beberapa orang secara langsung terhadap seorang tidak
mampu melawannya.
Menurut Coloroso, bullying melupakan tindakan intimidasi yang dilakukan secara berulang-
ulang oleh pihak yang lebih kuat terhadap pihak yang lebih lemah, dilakukan dengan siapa aja
dan bertujuan untuk melakukan melukai korbannya secara fisik maupun emosional.
Menurut Olweus karakteristik dari para korban bullying adalah korban merupakan individu
yang pasif, cemas, lemah, kurang percaya diri, kurang populer dan memiliki harga diri yang
rendah. Korban tipikal bullying juga biasanya adalah anak-anak atau remaja yang pencemas,
yang secara sosial menarik diri, terkecil dari kelompok sebaya nya dan secara fisik lebih lemah
dibanding kan kebanyakan temen sebaya nya. Sedangkan pelaku bullying biasanya kuat,
dominan dan archer tv dan biasanya pelaku juga memperlihatkan perilaku agresif terhadap
orang tua, guru dan orang orang dewasa lainnya. Sedangkan menurut Olweus pelaku bullying
biasanya kuat, agresif, implusive, menunjukkan kebutuhan atau keinginan untuk mendominasi
dan memperhatikan kekerasan.
Menurut Murphy, karakteristik tertentu yang harus pada korban bullying adalah
penampilan mereka yang berbeda atau memiliki kebiasaan yang berbeda dalam berperilaku
sehari-hari. Sebagian korban dipilih karena ukuran mereka yang berbeda. Mereka dianggap
secara fisik lebih kecil dari kebanyakan anak, lebih tinggi dari kebanyakan anak, atau
mengalami kelebihan berat badan.
Menurut jurnal Surelina, korban ataupun pelaku memiliki karakteristik khas. Karakteristik
korban bullying adalah mereka yang penampilan perilakunya sehari-hari berbeda, ukuran tubuh
secara fisik lebih kecil, lebih tinggi, atau lebih berat badannya dibandingkan kebanyakan anak
atau remaja sosialnya.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Waktu : 07 November 2023
Tempat : SMA NEGERI NGORO

B. Data dan Sumber Data


Data yang kami peroleh adalah dari hasil penelitian dan pendapat dari masing-masing anggota
kelompok kami mengenai masalah tersebut.

C. Teknik Pengumpulan Data


Metode yang kami gunakan adalah metode deskriptif penelitian survei. Bertujuan pada
pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang.
BAB IV
PEMBAHASAN

Bullying ( dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai pendisan / risak ) merupakan segala
bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja oleh satu orang atau
sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain, dengan tujuan untuk
menyakiti dan dilakukan secara terus menerus.
Bullying fisik misalnya menonjok, mendorong, memukul, menendang dan menggigit. Bullying
verbal antara lain menyoraki, menyindiri, mengolok-ngolo, menghina dan mengancam.
Bullying tidak langsung antara lain berbentuk mengabaikan, tidak mengikutsertakan,
menyebarkan rumor / gosip dan meminta orang lain untuk menyakiti.
Dampak bullying bagi korban yang paling sering terjadi adalah memicu masalah kesehatan
mental, seperti gangguan cemas, depresi, hingga post-traumatic stress disorder (PTSD).
Pengaruh bullying terhadap kesehatan mental ini biasanya dialami oleh korban dalam jangka
waktu yang panjang. Bullying dapat diatasi dengan cara:
1. Berikan rasa perlindungan yang aman.
2. Jangan bertindak kasar.
3. Selalu dampingi korban.
4. Buatlah komunikasi yang baik.
5. Lakukan komunikasi terpisah dengan pelaku bullying.
6. Berikan edukasi pada pelakunya.
7. Jangan ragu bertindak tegas sesuai ketentuan hukum.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bullying adalah pelanggaran hak asasi manusia dan tidak dapat diterima dalam
masyarakat yang adil dan beradab.
Bullying dapat terjadi di berbagai lingkungan, termasuk sekolah, tempat kerja, dan dunia maya.
Korban bullying sering mengalami stres, depresi, kecemasan, dan bahkan dapat mengalami
gangguan mental jangka panjang.
Pelaku bullying juga dapat mengalami konsekuensi negatif, seperti kesulitan dalam
membangun hubungan sosial yang sehat dan masalah hukum di masa depan.

B. Saran
 Pendidikan dan kesadaran : Penting untuk meningkatkan kesadaran tentang bullying dan
dampaknya. Pendidikan yang melibatkan siswa, guru, orang tua, dan masyarakat secara
keseluruhan dapat membantu mengurangi insiden bullying.
 Kebijakan dan penegakan hukum : Sekolah dan organisasi harus memiliki kebijakan
yang jelas dan tegas terkait bullying. Pelanggaran harus ditindak dengan serius dan
konsekuensinya harus ditegakkan secara konsisten.
 Dukungan sosial : Penting bagi korban bullying untuk mendapatkan dukungan dari
keluarga, teman, dan profesional kesehatan mental. Mereka perlu merasa didengar,
dipercaya, dan didukung dalam menghadapi situasi tersebut.
 Pelatihan keterampilan sosial : Mengembangkan keterampilan sosial yang kuat dapat
membantu individu menghadapi situasi bullying dengan lebih baik. Ini termasuk
kemampuan untuk berkomunikasi efektif, membangun hubungan yang sehat, dan
mengelola konflik dengan bijaksana.
 Melaporkan dan melibatkan diri : Penting bagi korban dan saksi bullying untuk
melaporkan insiden tersebut kepada pihak yang berwenang. Melibatkan diri dalam
program anti-bullying dan menjadi bagian dari solusi juga dapat membantu mengurangi
insiden bullying.

Anda mungkin juga menyukai