Anda di halaman 1dari 7

KELOMPOK ALL STAR

DISUSUN OLEH :

M.Ilham Saputra
Eza Dwi Akbar
Ghizadhia Nayla Putri Hanie
Arini Tri Ramadhani
M.Fachry Hermansyah
Noval Kurniawan
M.Bayu Vabellan
Galang Bagus Prasetyo

SMP NEGERI 16 PALEMBANG


BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Bullying adalah fenomena yang telah lama terjadi di kalangan remaja. Kasus


bullying biasanya menimpa anak sekolah. Pelaku bullying akan
mengintimidasi/mengejek kawannya sehingga kawannya tersebut jengkel. Atau lebih
parah lagi, korban bullying akan mengalami depresi dan hingga timbul rasa untuk
bunuh diri. Bullying harus dihindari karena bullying mengakibatkan korbannya
berpikir untuk tidak berangkat ke sekolah karena di sekolahnya ia akan di bully oleh
si pelaku. Selain itu, bullying juga dapat menjadikan seorang anak turun prestasinya
karena merasa tertekan sering di bully oleh pelaku.

Sekalipun bullying telah menjadi sebuah masalah selama berabad-


abad, bullying tidak menerima perhatian penelitian signifikan sampai tahun 1970-an
(Olweus, 1978). Profesor Dan Olweus adalah ilmuwan pertama yang memfokuskan
diri pada topik tersebut dan mengkontribusikan data ilmiahnya pada literatur bullying.
Banyak penelitian Olweus menjelaskan mengapa beberapa anak
melakukan bullying dan mengapa beberapa lainnya menjadi korban bullying. Bukan
itu saja, Olweus juga menunjukkan bahwa bullying di sekolah dapat direduksi secara
signifikan. Hal ini merupakan pencapaian yang sangat penting.

Hasil studi dari Olweus mengesankan banyak peneliti sosial di dunia.


Sebelum abad ke -20 berakhir, ratusan studi serupa telah dilakukan di banyak negara.
Buku, artikel, website, video dan CD mulai bermunculan dengan maksud untuk
menjelaskan apa saja yang perlu kita lakukan untuk mereduksi bahkan
menghentikan bullying di 1sekolah.
    
2. Rumusan Masalah

1. Apa sajakah faktor penyebab maraknya bullying antar pelajar di sekolah?


2. Apa sajakah dampak dari tindakan bullying antar pelajar di sekolah?
3. Bagaimana altrnatif tindakan yang bisa dilakukan untuk permasalahan
tersebut?

3. Tujuan

1.     Mendeskripsikan faktor penyebab maraknya bullying antar pelajar di sekolah.


2.     Mendeskripsikan dampak yang timbul dari tindakan bullying antar pelajar di
3. Mengidentifikasi tindakan yang bisa dilakukan untuk permasalahan permasalahan
BAB 2

1.Pembahasan

Bullying (dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai “penindasan/risak”)


merupakan segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja
oleh satu orang atau sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa terhadap orang
lain, dengan tujuan untuk menyakiti dan dilakukan secara terus menerus.

Terdapat banyak definisi mengenai ***, terutama yang terjadi dalam konteks
lain seperti dilingkungan sekolah. Seseorang mendefinisikan *** *** sebagai
perilaku agresif yang dilakukan berulang-ulang oleh seorang atau skelompok siswa
yang memiliki kekuasaan terhadap siswa/siswi lain yang lebih lemah, dengan tujuan
menyakiti orang tersebut .

Bully dapat dikelompokkan kedalam 5 kategori :

 Kontak fisik langsung

Tindakanmemukul,mendorong,menggigit,menjambak,menendangMengunci
seseorang dalam ruangan,mencubit,mencakar,juga termasuk memeras dan merusak
barang yang dimiliki orang lain.

 Kontak verbal langsung

Tindakan mengancam,mempermalukan, merendahkan, mengganggu, memberi


panggilan nama (name calling), sarkasme, merendahkan, (putt down),
mencela/mengejek, mengintimidasi, memaki, menyebarkan gossip.

 Perilaku verbal langsung


Tindakan melihat dengan sinis, menjulurkan lidah, menampilkan ekspresi
muka yang merendahkan, mengejak, atau mengancam;biasanya disertai oleh
pembullyan fisik atau verbal.

 Perilaku non-verbal tidak langsung

Tindakan mendiamkan seseorang, memanipulasi persahabatan sehingga


menjadi retak, sengaja mengucilkan atau mengabaikan, mengirimkan surat kaleng.

 Cyber Bullying

Tindakan menyakiti orang lain dengan sarana media elektronik (rekaman video
intimidasi, pencemaran nama baik lewat media sosial).

Danpak Bullying

Dampak bullying dapat mengancam setiap pihak yang terlibat,baik anak-anak


yang di bully ,anak-anak yang membully ,anak-anak yang menyaksikan
pembullyan ,bahkan sekolah dengan isu bullying secara keseluruhan.bully dapat
membawa pengaruh buruk terhadap kesehatan fisik maupun mental anak.pada kasus
yang berat,bully dapat menjadi pemicu tindakan yang fatal,seperti bunuh diri dan
sebagainya.dampak dari bully adalah:

A. Dampak dari korban.


- Depresi dan marah
- Rendahnya tingkat kehadiran dan rendahnya prestasi akademik siswa,
- Menurunnya skor tes kecerdasan (IQ) dan kemampuan analisis siswa.

B. Dampak bagi pelaku


Pelaku memiliki rasa percaya diri yang tinggi dengan harga diri yang tinggi
pula, cenderung bersifat agresif dengan berperilaku yang pro terhadap kekerasan,
tippikal orang watak keras, mudah marah dan impulsif, toleransi yang rendah
terhadap frustasi. Memiliki kebutuhan kuat untuk mendominasi orang lain dan kurang
berempati terhadap targetnya. Dengan melakukan pembullyan , pelaku akan
beranggapan bahwa mereka memiliki kekuasaan terhadap keadaan. Jika di biarkan
terus menerus tanpa interfensi, perilaku pembullyan ini dapat menyebabkan
terbentuknya perilaku lain berupa kekerasan terhadap anak dan perilaku kriminal
lainnya.

C. Dampak bagi siswa lain yang menyaksikan pembullyan.

Jika pembullyan dibiarkan tanpa tindak lanjut, maka para siswa lain yang
menjadi penonton dapat berasumsi bahwa pembullyan adalah perilaku yang diterima
secara social. Dalam kondisi ini, beberapa siswa mungkin akan bergabung dengan
penindas karena takut menjadi sasaran berikutnya dan beberapa lainnya mungkin
hanya akan diamsaja tanpa melakukan apapun dan yang paling parah mereka merasa
tidak perlu menghentikannya.

Upaya untuk Mengatasi Bullying Di Sekolah


Upaya mencegah dan mengatasi bullying di sekolah bisa dimulai dengan:

1. Menciptakan Budaya Sekolah yang Beratmosfer Belajar yang Baik.

Menciptakan budaya sekolah yang beratmosfer belajar tanpa rasa takut, melalui
pendidikan karakter, menciptakan kebijakan pencegahan bullying di sekolah dengan
melibatkan siswa, menciptakan sekolah model penerapan sistem anti-bullying, serta
membangun kesadaran tentang bullying dan pencegahannya kepada stakeholders
sampai ke tingkat rumah tangga dan tempat tinggal.

2. Menata Lingkungan Sekolah Dengan Baik.


Menata lingkungan sekolah dengan baik, asri dan hijau sehingga anak didik
merasa nyaman juga merupakan faktor yang sangat berpengaruh dan akan membantu
untuk pencegahan bullying.

3. Dukungan Sekolah terhadap Kegiatan Positif Siswa.


Sekolah sebaiknya mendukung kelompok-kelompok kegiatan agar diikuti oleh
seluruh siswa. Selanjutnya sekolah menyediakan akses pengaduan atau forum dialog
antara siswa dan sekolah, atau orang tua dan sekolah, dan membangun aturan sekolah
dan sanksi yang jelas terhadap tindakan bullying.
BAB 3

PENUTUP
1. Kesimpulan

Bullying adalah suatu tindakan negatif yang dilakukan secara berulang-ulang


dimana tindakan tersebut sengaja dilakukan dengan tujuan untuk melukai dan
memnuat seseorang merasa tidak nyaman.
Pemahaman moral adalah pemahaman individu yang menekankan pada alasan
mengapa suatu tindakan dilakukan dan bagaimana seseorang berpikir sampai pada
keputusan bahwa sesuatu adalah baik atau buruk. Pemahaman moral bukan tentang
apa yang baik atau buruk, tetapi tentang bagaimana seseorang berpikir sampai pada
keputusan bahwa sesuatu adalah baik atau buruk.
Peserta didik dengan pemahaman moral yang tinggi akan memikirkan dahulu
perbuatan yang akan dilakukan sehingga tidak akan melakukan menyakiti atau
melakukan bullying kepada temannya.
Selain itu, keberhasilan remaja dalam proses pembentukan kepribadian yang
wajar dan pembentukan kematangan diri membuat mereka mampu menghadapi
berbagai tantangan dan dalam kehidupannya saat ini dan juga di masa mendatang.
Untuk itu mereka seyogyanya mendapatkan asuhan dan pendidikan yang menunjang
untuk perkembangannya.

2. Saran

1. Hendaknya pihak sekolah proaktif dengan membuat program pengajaran


keterampilan sosial, problemsolving, manajemen konflik, dan pendidikan
karakter.
2. Hendaknya guru memantau perubahan sikap dan tingkah laku siswa di dalam
maupun di luar kelas; dan perlu kerjasama yang harmonis antara guru BK,
guru-guru mata pelajaran, serta staf dan karyawan sekolah.
3. Sebaiknya orang tua menjalin kerjasama dengan pihak sekolah untuk
tercapainya tujuan pendidikan secara maksimal tanpa adanya
tindakan bullying antar pelajar di sekolah.

Anda mungkin juga menyukai