Oleh :
Kelompok 8:
2021
DAFTAR ISI
LATAR BELAKANG (2 halaman)
TUJUAN
MATERI
A. PENGERTIAN BULLYING/PERUNDUNGAN
• Definisi Bullying
Istilah Bullying merupakan kata serapan dari bahasa Inggris, dari kata bully, artinya
“penggertak” orang yang mengganggu orang yang lemah. Istilah Bullying belum banyak
dikenal masyarakat, terlebih karena belum ada padanan kata yang tepat dalam bahasa
Indonesia. Beberapa istilah dalam bahasa Indonesia yang seringkali dipakai untuk
menggambarkan fenomena bullying di antaranya adalah penindasan penggencetan,
perpeloncoan, pemalakan, pengucilan, atau intimidasi. Bullying adalah perilaku agresif
yang disengaja dan yang melibatkan ketidak seimbangan kekuasaan atau kekuatan,6
(Olweus, 2001, Carter, 2006: 12). Bullying dapat berupa memukul, menendang,
mengancam, menggoda, memanggil nama yang jelek, atau mengirim catatan atau email,
dilakukan bukan hanya sekali tetapi berulang ulang, dari waktu kewaktu dan terjadi
setidaknya sekali seminggu selama satu bulan atau lebih.bahwa hal penting dalam
definisi bullying adalah adanya ketidakseimbangan kekuasaan.
A. Keluarga
Pelaku bullying seringkali berasal dari keluarga yang bermasalah : orang tua yang sering
menghukum anaknya secara berlebihan, atau situasi rumah yang penuh stress, agresi, dan
permusuhan. Anak akan mempelajari perilaku bullying ketika mengamati konflik-konflik
yang terjadi pada orang tua mereka, dan kemudian menirunya terhadap teman-temannya. Jika
tidak ada konsekuensi yang tegas dari lingkungan terhadap perilaku coba - cobanya itu, ia
akan belajar bahwa “mereka yang memiliki kekuatan diperbolehkan untuk berperilaku
agresif, dan perilaku agresif itu dapat meningkatkan status dan kekuasaan seseorang”. Dari
sini anak mengembangkan perilaku bullying.
b. Sekolah
Pihak sekolah sering mengabaikan keberadaan bullying ini. Akibatnya, anak-anak sebagai
pelaku bullying akan mendapatkan penguatan terhadap perilaku mereka untuk melakukan
intimidasi terhadap anak lain. Bullying berkembang dengan pesat dalam lingkungan sekolah
sering memberikan Masukan negatif pada siswanya, misalnya Berupa hukuman yang tidak
membangun Sehingga tidak mengembangkan rasa Menghargai dan menghormati antar
Sesama anggota sekolah.
Anak-anak ketika berinteraksi dalam Sekolah dan dengan teman di sekitar Rumah,
kadang kala terdorong untuk Melakukan bullying. Beberapa anak Melakukan bullying dalam
usaha untuk Membuktikan bahwa mereka bisa masuk Dalam kelompok tertentu, meskipun
Mereka sendiri merasa tidak Nyaman dengan perilaku tersebut.
Kondisi lingkungan sosial dapat pula Menjadi penyebab timbulnya perilaku Bullying.
Salah satu faktor lingkungan Social yang menyebabkan tindakan Bullying adalah
kemiskinan. Mereka yang Hidup dalam kemiskinan akan berbuat apa Saja demi memenuhi
kebutuhan Hidupnya, sehingga tidak heran jika diLingkungan sekolah sering terjadi
Pemalakan antar siswanya.
Televisi dan media cetak membentuk Pola perilaku bullying dari segi tayangan Yang
mereka tampilkan. Survey yang Dilakukan kompas (Saripah, 2006) Memperlihatkan bahwa
56,9% anak Meniru adegan-adegan film yang Ditontonnya, umumnya mereka meniru
Geraknya (64%) dan kata-katanya (43%).
D. Dampak Perundingan
Bullying memiliki dampak serius pada anak-anak korban bullying. Dibanding teman yang
lainnya, mereka menjadi depresi, kesepian, dan cemas, memiliki harga diri yang rendah,
merasa tidak sehat, selalu sakit kepala dan migrain, serta mungkin berpikir tentang
bunuh diri.16 Olweus,
D.Limber, (1999), Carter, B, (2006) Beberapa dampak yang ditimbulkan oleh perilaku
bullying, menyebutkan penelitian tentang bullying telah dilakukan baik didalam maupun
di luar negeri. Penelitianpenelitian tersebut mengungkapkan bahwa bullying memiliki
efek-efek negatif seperti :
1. Dampak Terhadap Kehidupan Individu
a. Gangguan psikologis (seperti cemas dan kesepian)
b. Konsep diri korban bullying menjadi lebih negatif karena korban merasa tidak
diterima oleh teman-temannya
c. Menjadi penganiaya ketika dewasa
d. Agresif dan kadang-kadang melakukan tindakan criminal
e. Korban bullying merasakan stress, depresi, benci terhadap pelaku, dendam, ingin
keluar sekolah, merana, malu, tertekan, terancam bahkan self injury.
f. Menggunakan obat-obatan atau alcohol
g. Membenci lingkungan sosialnya
h. Korban akan merasa rendah diridan tidak berharga
i. Cacat fisik permanen
j. Gangguan emosional bahkan dapat menjurus pada gangguan kepribadian
k. Keinginan untuk bunuh diri.
2. Dampak Terhadap Kehidupan Akademik Penelitian menunjukkan bahwa bullying
ternyata berhubungan dengan meningkatnya tingkat depresi, agresi, penurunan nilai
akademik, dan tindakan bunuh diri. Bullying juga menurunkan skor tes kecerdasan dan
kemampuan analisis para siswa.
3. Dampak Terhadap Perilaku Sosial
Remaja sebagai korban bullying sering mengalami ketakutan untuk pergi ke sekolah
dan menjadi tidak percaya diri, merasa tidak nyaman dan tidak bahagia Aksi bullying
menyebabkan seseorangmejadi terisolasi darikelompok sebayanya, karena teman
sebaya korban bullying khawatir akan menjadi korban bullying seperti teman
sebanyanya, mereka menghindari akhiurnya korbann bullying semakin sterisolir dari
pergaulan sosial.
E. UPAYA MENINGKATKAN SELF MANAGEMENT SISWA UNTUK MENCEGAHBULLYING/
PERUNDUNGAN DI SEKOLAH
1. Program sekolah
Dalam rangka mengatasi dan mencegah perilaku bullying di sekolah, maka langkah awal
yang dapat dilakukan yaitu membuat suasana atau iklim kondusif yang dapat mencegah
bullying tersebut. Harus dikatakan bahwa sekolah sebagai lembaga tidak membuat
orang menjadi pengganggu dan korban bullying (Byrne, 1994: 95).
2. Program guru
Program guru dalam mengatasi dan mencegah bullying di sekolah dasar yaitu dengan
cara menciptakan hubungan baik dengan siswa dan melakukan bimbingan yang intensif
kepada siswa. Hal ini senada dengan hasil penelitian Prasetyo (2011) yang menemukan
bahwa bullying rendah ketika tercipta hubungan baik guru dengan siswa. Kemudian hasil
penelitian Rakhmawati (2013) menemukan bahwa guru yang mampu melaksanakan
kegiatan layanan bimbingan secara kelompok dengan baik maka perilaku bullying siswa
akan semakin menurun.
3. Program orang tua (parenting program)
Orang tua harus ikut membantu mencegah dan mengatasi perilaku bullying di sekolah,
karna pendidikan yang paling pertama dan utama adalah pendidikan di keluarga.
Sehingga alangkah baiknya manakala tgerdapat kerjasama antara pendidikan keluarga
yang dilakukan guru dengan pendidikan formal di sekolah dasar yang dilakukan guru-
guru dan para praktisi pendidikan lainnya.
Merupakan suatu proses peserta didik mengamati dan mencatat segala sesuatu tentang
dirinya sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Dalam pemantauan diri ini
biasanya peserta didik mengamati dan mencatat perilaku masalah, mengendalikan
penyebab terjadinya masalah (antecedent) dan menghasilkan konsekuensi.
b. Reinforcemen yang positif (self reward)
Digunakan untuk membantu peserta didik mengatur dan memperkuat perilakunya
melalui konsekuensi yang dihasilkan sendiri. Ganjaran diri ini digunakan untuk
menguatkan atau meningkatkan perilaku yang diinginkan. Asumsi dasar teknik ini adalah
bahwa dalam pelaksanaannya, ganjaran diri paralel dengan ganjaran yang
diadministrasikan dari luar. Dengan kata lain, ganjaran yang dihadirkan sendiri sama
dengan ganjaran yang diadministrasikan dari luar, didefinisikan oleh fungsi yang
mendesak perilaku sasaran.
c. Kontrak atau perjanjian dengan diri sendiri (self contracting)
Upaya untuk membatu mengubah perilaku bully terhadap pelaku dan korban :
1. Pelaku
Dengan cara membuat kontrak atau perjanjian dengan diri sendiri . dengan berpatokan
pada langkah-langkah berikut :
1) peserta didik membuat perencanaan untuk mengubah pikiran, perilaku, dan perasaan
yang diinginkannya.
2) peserta didik meyakini semua yang ingin diubahnya.
3) peserta didik bekerjasama dengan teman/keluarga dalam menjalani program self
Managementnya.
F. MARS ANTI-BULLYING
Temanku sahabatku
aku sayang padaMu
tidak saling mengganggu
tidak saling memaki
mulut tangan dan kakiku
Tidak buat memukul ldan juga tendang
La La La
Sayangi temanmu
La La La
Hormati Teman
RUNDOWN ACARA
A. JADWAL KEGIATAN
Tanggal: 12/11/2021
Waktu: 09.00-selesai
Pukul menutup
7. 10.20- Sesi 7 kegiatan
10.30 dengan 10
menjalaskan menit Halita
materi dengan Sengaji
menjelaskan
kembali materi
perama dan
doa
B. PROSEDUR KEGIATAN
Sesi 1: Pembukaan
Sesi 2: Materi 1
Sesi 3: IceBreaking
Tujuan: untu menanbah semangat pada anak dengan cara membuat yeyel atau game
Sesi 4: Materi 2
Sesi 6: Game
Sesi 7: Penutup
Tujuan: mengakhiri acara dan mencoba menjelasakn kembali materi yang sudah diberikan
Observasi Kelas: uraikan tentang jumlah siswa, observasi perilaku siswa sejak awal pemateri
memasuki kelas, selama mengerjakan pretest, selama proses psikoedukasi dari pembukaan sampai
dengan penutup (uraikan dalam beberapa pragraf)
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTARPUSTAKA