Disusun Oleh :
Aep Saepudin
Arif Ramadhan S.
Agung Rahman R.
Ivan Affriandi
Ahmad Fikri F.
Luthfy Al-Arsyi
Andhika Rivaldi P.
Rakha Fakih F.
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan syukur kami panjatkan Kepada Allah S.W.T
karena berkat pertolongan-Nya, kami dapat menyusun karya tulis berupa makalah
ini yang berjudul Kasus Bullying Di Sekolah.
Dengan adanya tugas ini, kami berharap agar dapat bermanfaat dan
menambah pengetahuan serta informasi. Kelompok 2 Sosiologi kami sangat
menyadari Makalah ini masih terdapat banyak sekali titik kekurangan.
Kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak (Ibu Eva yang
berperan sebagai guru sosiologi kami dan juga Teman-teman sekalian)
untuk menyempurnakan Makalah Sosiologi ini.
Kami Para Penyusun Mengucapkan Terima Kasih.
Editor
Para Penyusun :
DAFTAR ISI
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
ii
B. BULLYING DI SEKOLAH
Dalam sebuah riset di Jerman yang dilakukan Losel dan Blesener (dalam
Trevi, 2010), menunjukkan bahwa 60,1% bullying terjadi di halaman sekolah,
17,3% terjadi pada perjalanan pulang dari sekolah dan 9,2 % terjadi di dalam
kelas. Bahkan toilet juga kadang-kadang menjadi tempa untuk melakukan
bullying. Dari hasil penelitian di Losel dkk tsb, dapat disimpulkan bahwa
bullying sering terjadi di sekolah, di mana halaman sekolah menjadi tempat
utama perilaku bullying sering terjadi.
C. FAKTOR-FAKTOR
D. DAMPAK-DAMPAKNYA
Ada sejumlah dampak yang ditimbulkan oleh aksi bullying. Bagi korban
bullying, dampak yang dialaminya bukan hanya dampak fisik tapi juga psikis.
Dalam kasus-kasus yang ekstrim, dampak fisik bahkan bisa mengakibatkan
kematian. Menurut Hilda, et al (2006; dalam Anesty, 2009), bullying tidak
hanya berdampak terhadap korban, tapi juga terhadap pelaku, individu yang
menyaksikan dan iklim sosial yang pada akhirnya akan berdampak terhadap
reputasi suatu komunitas.
4
E. BAGAIMANA MENCEGAHNYA ?
Guna mencegah agar anak (remaja) tidak menjadi pelaku bullying, para
orang tua hendaknya dapat mengembangkan kecerdasan emosional anak sejak
dini. Caranya, dengan mengajarkan anak untuk memliki rasa empati,
menghargai orang lain, dan menyadarkan sang anak bahwa dirinya adalah
mahluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam kehidupannya.
Pemerintah semestinya juga memiliki program yang tegas, jelas dan terarah,
untuk membantu masalah bullying ini. Jika orang tua dan pemerintah diam saja,
maka hal itu sama saja dengan membiarkan atau melegalkan tradisi dendam
di sekolah tersebut.
F. KESIMPULAN
Bullying adalah suatu tindakan negatif yang dilakukan secara berulangulang dimana tindakan tersebut sengaja dilakukan dengan tujuan untuk melukai
dan membuat seseorang merasa tidak nyaman. Diperlukan pemahaman moral
individu, yang menekankan pada alasan mengapa suatu tindakan dilakukan dan
bagaimana seseorang berpikir sampai pada keputusan bahwa sesuatu adalah
baik atau buruk.
Dengan adanya pemahaman moral yang tinggi, siswa akan memikirkan dahulu
perbuatan yang akan dilakukan sehingga tidak akan melakukan menyakiti atau
melakukan bullying kepada temannya.
G. SARAN
Memperhatikan uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa dampak bullying
sangat berpengaruh terhadap kepribadian dan mental anak, seperti anak menjadi
penakut, hilang rasa percaya diri, menjadi tertekan, malas pergi ke sekolah,
hilang konsentrasi sehingga prestasi menurun. Apabila melihat kondisi siswa
seperti itu, fungsi dari pendidikan untuk menyiapkan generasi muda
bertanggungjawab terhadap tugasnya di masa mendatang, seolah sulit
diwujudkan.
Oleh karena itu, untuk membangkitkan semangat siswa dari perasaan
yang menakutkan dan tampil percaya diri, perlu direvitalisasi fungsi dan peran
bimbingan dan konseling beserta guru. Guru hendaknya dapat menainkan peran
dan fungsinya dalam bimbingan dan penyuluhan.
Pada prinsipnya, tujuan layanan bimbingan di sekolah dasar adalah untuk
membantu siswa agar dapat memenuhi tugastugas perkembangan yang
meliputi aspek-aspek pribadi, pendidikan dan karir sesuai tuntutan lingkungan.
TERIMA KASIH
8