Anda di halaman 1dari 6

NAMA : ASSAJDAH ABDULLAH

ANTONIUS L. AKOIT
ARKIANUS NAILIU

KELAS : X BAHASA

Materi Debat
Tayangan Sinetron Berpengaruh Buruk Terhadap Anak - Anak Yang
Menontonnya

Pembicara 1 :

Kami Setuju bahwa Tayangan sinetron berpengaruh buruk terhadap anak-anak yg


me nontonnya karena ada beberapa bahaya sinetron bagi perkembangan anak
Seperti :

1. Kelumpuhan Berfikir dan Melemahkan Kongnitif

Episode berkepanjangan yang membuat penonton penasaran, membuat otak


menjadi kian pasif. Bagaimana tidak, banyak anak yang mungkin mengalihkan
hobinya untuk menonton sinetron.Banyak anak-anak di daerah saya yang tadinya hobi
bermain di luar, lalu mulai melupakan hal itu karena sinetron. Dengan terus
menerus menatap layar kaca selama satu jam bahkan lebih setiap harinya, tentu
bisa saja merusak kecerdasan otak anak-anak tersebut

Sekarang kita lihat saat ini banyak di antara I bu ibu rumah tangga bahkan para
pegawai negri yang hobi nonton serial sinetron sampai-sampai lalai bekerja,
Sembari memasak, menyetel sinetron yang penuh dengan luapan emosi. Padahal,
orang-orang dewasa tentu tau kalau i t u h a n y a l a h sinetron , beg itu-begitu saja
dan itu hanyalah suatu hiburan. Meski memiliki pesan moral, tetap saja minim
mengasah intelektual karena sinetron tidak merangsang anak untuk berpikir.

2. Lebih Tua Dari Umurnya

Bagaimanapun juga, penampilan adalah hal yang menimbulkan impresi bagi


orang lain. Cara berpakaian akan mencitrakan sifat dan sikapnya. Anak-anak yang
gemar menonton sinetron cenderung suka berpakaian yang membuat mereka
terlihat lebih tua. Belum lagi, fakta y ang menunjukkan bahwa anak di bawah
umur hobi ber-make up agar bisa tampil seperti artis-artis dalam sinetron
tersebut. Padahal, itu tidak sesuai dengan usia mereka

3. Bertutur Tanpa Aturan

Jangan pernah menyalahkan anak yang berkata kasar atau melontarkan kata-
kata yang tidak patut jika kita masih membiarkan mereka menonton sinetron
tanpa pengawasan. Mungkin memang, kata-kata tersebut bukan muncul kali
pertama dari sinetron. Namun, jika kata-kata te rsebut dilontarkan oleh pemain
sinetron, tentu ini bisa mewabah karena bisa ditonton siapapun
Sinetronlah yang banyak menelurkan istilah-istilah
Banyak istilah-istilah yang merebak karena sinetron. Contohnya, "kampungan
dan lain-lain”. Istilah ini sering digunakan dalam sinetron. Kadang aneh
mendengar anak-anak menggunakan kata-kata tersebut. Mulut adalah hasil isi
kepala. Bantulah anak memfilter apa yang sebaiknya mereka ambil dari sebuah
sinetron dan apa yang tidak layak.

4. Susah Bersosialisasi

Kisah-kisah sinetron zaman sekarang banyak menceritakan perseteruan antar


geng di sekolah. Yang Kerap mem-bully satu sama lain dan juga terkesan
mengelompok, ini bisa mempengaruhi anak menjadi se nsitif terhadap orang
baru. Mereka Merasa kelompoknya lebih baik dan memberi rasa yang lebih aman.

5. Hanyut Dalam Karakter dan Alur Cerita

Remaja di bawah umur sangat rentan te rbawa dalam kisah sebuah sinetron.
Pada kisah dalam sinetron-sinetron banyak terdapat kisah-kisah cinta .tidak
jarang, anak-anak mengimpikan kisah cinta seperti yang di tampilkan sinetron t
ersebut. Betapa banyak remaja Indonesia yang masih duduk di bangku SMP, yang
lebih mendambakan kisah cinta ketimbang mendapat prestasi baik akademis
maupun non-akademis.

6. Benih - Benih Permusuhan dan Kekerasan

Dulu ada berita yang sempat booming soal anak yang loncat dari lemari karena
merasa dirinya adalah Superman. Sama halnya dengan berbagai adegan
kekerasan secara verbal dan non-verbal yang ada di sinetron. Perkelahian yang
dilakukan di sinetron memanglah rekayasa, tapi menjadi realistis bagi
penontonnya.

Sinetron kini juga menayangkan betapa beraninya muda-mudi masa kini


mengekspresikan diri. S e p e r t i tidak suka sama temen?, hajar aja. Membuat
anak-anak bisa merasa gagah-gagahan dan
lebih jago dari teman seusianya.. Tentu perkelahian dan kekerasan yang anak-
anak atau remaja tonton di sinetron menimbulkan rangsangan untuk menjadi
lebih agresif.
7. Menjadi Parameter Identifikasi Remaja

Berunsur kemewah-mewahan, gaya hidup ke-Barat-Barat-an, dan nuansa-nuansa


lainnya adalah hal umum yang kita jumpai di sinetron sekarang. Sinetron sebagai
agen sugesti memunculkan banyak konsep- konsep di kepala anak. Misalnya,
pacaran di masa sekolah adalah kegiatan yang menyenangkan. Anak perempuan
itu cantik kalo berkulit putih, kurus, dan berambut lurus. Gaul itu dengan me
nggunakan kosakata-kosakata yang sedang populer. Inilah akar-akar yang
membuat anak menginginkan gaya hidup tertentu, seperti merengek ingin
dibelikan handphone, atau memburu obat –obat pemutih yang sekarang dijajakan
banyak orang.

Zaman dahulu, acara anak masih kita sering temui di t elevisi, tetapi sekarang,
anak-anak di bawah umur seperti terintimidasi oleh tayangan – tayangan
dewasa. Salah satu contohnya, ada beberapa dan bisa dikatakan banyak stasiun
televisi di Indonesia yang sering menampilkan sinetron- sinetron yang
sebenarnya itu hanya di peruntukan bagi orang tua bukan anak – anak. Namun
karena jam tayang yang memungkinkan bagi anak untuk menonton, maka anak-
anakpun ikut menontonnya.

Cerita yang biasanya di angkat di dalam sinetron ter sebut adalah cerita –
cerita kehidupan remaja yang hidup dalam kemewah – mewahan dan
kehidupan rumah tangga yang begitu kompleks yang seharusnya itu tidak layak
untuk di tonton oleh anak – anak. Memang benar disini diperlukan
pengawasan bagi
orang tua untuk mengawasi anak – anaknya memilih acara televisi yang baik,
tetapi untuk beberapa orang tua membiarkan anak-anaknya menonton televisi
selama berjam – jam, dengan asumsi bahwa mereka terhibur dengan acara
yang disuguhkan, tanpa memperhatikan mamfaat dan pengaruhnya terhadap
perkembangan jiwa dan mental anak – anaknya. Masa anak – anak dan
remaja adalah masa yang paling penting bagi perkembangan hidup manusia.
Sehingga apapun yang diberikan dan diterima pada masa itu sebaiknya
merupakan hal yang terbaik. Dampaknya mungkin tidak akan terasa sekarang,
akan tetapi tapi beberapa tahun kemudian anak – anak yang sering nongkrong
di depan televisi akan
mengalami kesulitan konsentrasi. Banyak sebenarnya dampak yang akan
muncul, seperti masalah kesehatan, konsentrasi, bahkan masalah moral. Apabila
dari masa anak – anak dan remaja sudah disuguhkan tayangan – tayangan
yang ceritanya untuk orang dewasa itu akan mempengaruhi pandangan mereka.

Pembicara 2 :

Beberapa waktu terakhir, kekerasan yang menimpa anak-anak dan remaja


semakin banyak jumlahnya dan semakin memprihatinkan bahkan kekerasan
tersebut terjadi di sekolah dan lingkungan tempat tinggal yang seharusnya aman
bagi anak-anak dan remaja. Sejumlah pihak menduga media khususnya televisi
sebagai salah satu pemicu munculnya tindak kekerasan tersebut. Sepanjang
tahun 2013 sampai dengan April 2014, KPI menerima sebanyak 1600-an
pengaduan masyarakat terhadap program sinetron dan FTV yang dianggap
meresahkan dan membahayakan pertumbuhan fisik dan mental anak serta
mempengaruhi perilaku kekerasan terhadap anak.

Sejak tanggal 11 April 2014, KPI telah melakukan evaluasi program sinetron dan
FTV yang disiarkan 12 stasiun televisi dalam rangka melakukan pembinaan.
Dalam forum evaluasi tersebut hadir juga beberapa production house (PH) yang
memproduksi program-program ter sebut. Namun demikian, sampai dengan hari
ini KPI masih menemukan sejumlah pelanggaran terhadap Undang-Undanvg
Penyiaran serta Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran
(P3SPS).
Pelanggaran tersebut meliputi:

1. Tindakan bullying (intimidasi) yang dilakukan anak sekolah.

2. Kekerasan fisik seperti memukul, membanting, mencekik, , menendang,


menampar dan menonjok.

3. Kekerasan verbal seperti melecehkan kaum lain, menghina anak yang


memiliki kebutuhan khusus (cacat fisik), menghina orang tua dan Guru,
menggunakan kata-kata yang tidak pantas.

4. Menampilkan seragam sekolah yang tidak sesuai dengan etika pendidikan.

5. Adegan menampilkan kehidupan bebas yang dilakukan anak remaja, seperti


merokok dan minum- minuman keras.

Televisi merupakan sebuah media elektronik yang menyediakan informasi


maupun hiburan untuk semua kalangan. Mulai dari kalangan anak-anak, remaja,
hingga dewasa dipastikan sering menonton televisi.
Televisi seolah-olah menjadi sebuah candu bagi mereka. Zaman sekarang
tayangan televisi sangatlah memprihatinkan. Ada banyak stasiun televisi yang
menyiarkan program yang kurang mendidik. Secara
tidak langsung mereka menjerumuskan generasi muda khususnya anak-anak dan
remaja pada jurang kebodohan.

Harus diakui, tayangan televisi belakangan ini lebih menyajikan program yang
sangatlah tidak bermutu. Salah satunya sinetron, yang mempertontonkan
adegan percintaan orang-orang dewasa yang tidak pantas ditayangkan dan
diperlihatlkan oleh anak-anak. Dikhawatirkan adegan-adegan itu menjadi
panutan bagi anak- anak dan remaja, sehingga mereka akan me lakukan hal yang
sama sesuai dengan apa yang mereka lihat di sinetron pada kehidupan nyata.
Parahnya lagi, program tersebut disiarkan di waktu yang sangat memungkinkan
untuk menyedot perhatian anak-anak.

Pembicara 3 :

Kesimpulan dari kami bahwa Tayangan Sinetron Berpengaruh Buruk Terhadap Anak
- Anak Yang Menontonnya karena dapat memegaruhi anak-anak terhadap
perkembangan jiwa serta mental mereka dan terlebih lagi Masa anak – anak dan
remaja adalah masa yang paling penting bagi perkembangan hidup manusia,
Sehingga apapun yang diberikan dan diterima pada masa itu sebaiknya
merupakan hal yang terbaik bukan tontonan seperti sinetron yg tidak mendidik

Anda mungkin juga menyukai