Anda di halaman 1dari 20

Pro :

Kami Setuju bahwa Tayangan sinetron berpengaruh buruk terhadap anak yg menontonnya
karena ada beberapa pandangan yang berbahaya di sinetron bagi perkembangan anak:

1. Kelumpuhan Berfikir dan Melemahkan Kongnitif


Episode berkepanjangan yang membuat penonton penasaran, membuat otak menjadi kian
pasif. Bagaimana tidak, banyak anak yang mungkin mengalihkan hobinya untuk menonton
sinetron. Gue sendiri punya keponakan yang tadinya hobi membaca komik, lalu mulai
melupakan hal itu karena sinetron. Dengan terus menerus menatap layar kaca selama satu jam
bahkan lebih setiap harinya, tentu bisa saja merusak kecerdasan otak sebelah kanan. Ini nggak
cuma terjadi sama anak kok.

Sekarang kita lihat saat ini banyak di antara Ibu ibu rumah tangga bahkan para pegawai negri
yang hobi nonton serial Uttaran sampai-sampai lalai bekerja di siang hari. Sembari masak,
menyetel Uttaran yang penuh dengan luapan emosi. Padahal, orang-orang dewasa tentu tau
kalo sinetron ya, begitu-begitu saja dan itu hanyalah suatu hiburan. Meski memiliki pesan
moral, tetap saja minim mengasah intelektual karena sinetron tidak merangsang anak untuk
berpikir.

2. Lebih Tua Dari Umurnya


Bagaimanapun juga, penampilan adalah hal yang menimbulkan impresi bagi orang lain. Cara
berpakaian akan mencitrakan sifat dan sikapnya. Anak-anak yang gemar menonton sinetron
cenderung suka berpakaian yang membuat mereka terlihat lebih tua. Belum lagi, fakta yang
menunjukkan bahwa anak di bawah umur hobi ber-make up agar bisa tampil seperti artis-artis
dalam sinetron tersebut. Padahal, ini tidak sesuai dengan usia mereka apalagi kita tinggal di
Indonesia.

Bertutur Tanpa Aturan


Jangan pernah menyalahkan anak yang berkata kasar atau melontarkan kata-kata yang tidak
patut jika kita masih membiarkan mereka menonton sinetron tanpa pengawasan. Mungkin
memang, kata-kata tersebut bukan muncul kali pertama dari sinetron. Namun, jika kata-kata
tersebut dilontarkan oleh pemain sinetron, tentu ini bisa mewabah karena bisa ditonton
siapapun.

Sinetronlah yang banyak menelurkan istilah-istilah


Banyak lho, istilah-istilah yang merebak karena sinetron. Contohnya, "kamseupay iyewh"
yang merujuk pada "kampungan". Istilah ini sering digunakan sejak sinetron Putih Abu-Abu
di tahun 2013. Kadang suka geli kalo ada bocah yang pake istilah-istilah kayak gini saat lagi
berbicara. Mulutmu adalah hasil isi kepalamu. Bantulah anak memfilter apa yang sebaiknya
mereka ambil dari sebuah sinetron dan apa yang tidak layak. Benih - Benih Permusuhan,
Kekerasan, dan Pornografi. Dulu ada berita yang sempat booming soal anak yang loncat dari
lemari karena merasa dirinya adalah Superman. Sama halnya dengan berbagai adegan
kekerasan secara verbal dan non-verbal yang ada di sinetron. Perkelahian yang dilakukan di
sinetron memanglah rekayasa, tapi menjadi realistis bagi penontonnya. Kesal ketika melihat
Boy dikeroyok oleh Geng Kobra, pasti pernah dialami para remaja penikmat Anak Jalanan.
Meskipun pada akhirnya, Anak Jalanan memperhalus ceritanya karena sempat ditegur KPAI
dan juga menambahkan banyak unsur ibadah juga belajar, ini tidak menghapuskan unsur
kekerasan dalam sinetron tersebut. Kemudian banyak muncul pertanyaan dari orangtua, "Apa
ada ya, remaja yang hobinya motor-motoran, nongkrong di warkop tiap hari? Kalo ada,
kasian orangtuanya." Hmmm, menurut anda bagaimana?

Perlu kita ketahui nahwa Anak Jalanan ini sering menduduki peringkat pertama di jajaran
tayangan televisi. Sinetron kini juga menayangkan betapa beraninya muda-mudi masa kini
mengekspresikan diri. Nggak suka sama gaya temen lo? Labrak aja, hajar aja. Membuat
anak-anak bisa merasa gagah-gagahan dan lebih jago dari teman seusianya. Mau dianggap
kece? Makin mini makin asyik. Tentu perkelahian dan gap yang anak-anak atau remaja
tonton di sinetron menimbulkan rangsangan untuk menjadi lebih agresif.

Menjadi Parameter Identifikasi Remaja


Berunsur kemewah-mewahan, gaya hidup ke-Barat-Barat-an, dan nuansa hedonisme adalah
hal umum yang kita jumpai di sinetron sekarang. Sinetron sebagai agen sugesti memunculkan
banyak konsep-konsep di kepala anak. Misalnya, pacaran di masa sekolah adalah kegiatan
yang menyenangkan. Anak perempuan itu cantik kalo berkulit putih, kurus, dan berambut
lurus. Gaul itu dengan menggunakan kosakata-kosakata yang sedang hip. Inilah akar-akar
yang membuat anak menginginkan gaya hidup tertentu, seperti merengek ingin gadget trendi,
melakukan diet ekstrim, atau memburu obat-obat pemutih yang sekarang dijajakan banyak
orang.

Zaman 90-an dahulu, acara anak masih kita sering temui di televisi, tetapi sekarang, anak-
anak di bawah umur seperti terintimidasi oleh tayangan – tayangan dewasa. Dalam menggaet
segmen pemirsa, setiap stasiun televisi saling berlomba menayangkan sesuatu yang lagi
menjadi trend dan banyak di saksikan oleh penonton, tidak lain hanya untuk menaikan rating
mereka. Salah satu contohnya sinetron, ada beberapa dan bisa dikatakan banyak stasiun
televisi di Indonesia yang sering menampilkan sinetron-sinetron yang sebenarnya itu hanya di
peruntukan bagi orang tua bukan anak – anak. Namun karena jam tayang yang
memungkinkan bagi anak untuk menonton, maka jadilah anakpun ikut menontonnya.

Cerita yang biasanya di angkat di dalam sinetron tersebut adalah cerita – cerita kehidupan
remaja yang hidup dalam kemewah – mewahan dan kehidupan rumah tangga yang begitu
kompleks yang seharusnya itu tidak layak untuk di tonton oleh anak – anak. Memang benar
disini diperlukan pengawasan bagi orang tua untuk mengawasi anak – anaknya memilih acara
televisi yang baik, tetapi untuk beberapa orang tua membiarkan anak-anaknya menonton
televisi selama berjam – jam, dengan asumsi bahwa mereka terhibur dengan acara yang
disuguhkan, tanpa memperhatikan mamfaat dan pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa
dan mental anak – anaknya. Masa anak – anak dan remaja adalah masa yang paling penting
bagi perkembangan hidup manusia. Sehingga apapun yang diberikan dan diterima pada masa
itu sebaiknya merupakan hal yang terbaik. Dampaknya mungkin tidak akan terasa sekarang,
akan tetapi tapi beberapa tahun kemudian anak – anak yang sering nongkrong di depan
televisi akan mengalami kesulitan konsentrasi. Banyak sebenarnya dampak yang akan
muncul, seperti masalah kesehatan, konsentrasi, bahkan masalah moral. Apabila dari masa
anak – anak dan remaja sudah disuguhkan tayangan – tayangan yang ceritanya untuk orang
dewasa itu akan mempengaruhi pandangan mereka. Betapa enaknya hidup dengan rumah
yang besar dan mobil yang mewah yang bisa ia bawa kapan saja bahkan mereka bawa untuk
pergi kesekolah.

Anda mungkin juga menyukai