Anda di halaman 1dari 11

Dampak Negatif Sinetron Bagi Anak Anak

Beberapa dampak negatif dari anak yang suka melihat sinetron


Ada beberapa hal negatif yang terjadi pada anak anak yang suka melihat sinetron, dimana
ini memang sering kali tidak cepat di tanggapi oleh para orang tua dan membuat tingkah
laku mengalami perubahan bahkan mengarah pada kenakalan yang tidak wajar di usianya :
1. Perubahan perilaku pada anak

Jika Bunda melihat sesuatu yang janggal dan tidak


terlihat biasanya pada anak, apalagi untuk usia di bawah 10 tahun sebaiknya untuk tidak
tinggal diam dan menganggap ini sesuatu yang normal.
Pasalnya anak usia tersebut akan sering mencontoh apa saja yang sedang terjadi di
sekitarnya, tanpa mengetahui baik dan buruknya. Misalkan, mulai bertindak tidak wajar dari
usianya, mulai dari membantah perkataan orang tua, sering kali berteriak jika marah hingga
melemparkan benda saat apa permintaanya tidak dipenuhi. Hal ini harus segara ambil
tindakan, sebelum menjadi sebuah kebiasaan buruk.

2. Sifat alami anak mulai berubah


Menanamkan hal baik tentu Bunda lakukan sejak dini, karena memang kebiasaan baik akan
sulit sekali melekat pada diri anak anak. Tetapi karena kebanyakan nonton sinetron, Bunda
akan melihat hal buruk mulai muncul pada diri anak anak yang sebelumnya tidak ada.

3. Sulit untuk bersosialisasi dengan orang lain


Anak anak normalnya akan lebih suka bermain dari pada menonton televisi, karena memang
usia pertumbuhan akan lebih baik untuk banyak gerak. Namun jika sudah kebanyakan
nonton TV, terlebih sinetron Bunda akan melihat anak anak lebih malas bergerak, sulit
untuk berinteraksi dengan orang lain dan lebih sensitif pada orang baru. Ini adalah sebuah
dampak buruk yang sangat berpengaruh dengan pertumbuhannya.

4. Anak anak mempunyai gaya lebih tua dari usianya


Cara berpakaian seseorang akan memperlihatkan sifat dan sikapnya, tetapi untuk anak anak
yang kebanyakan nonton sinetron sering kali lebih suka dengan pakaian yang lebih tua.
Misalkan dengan perhiasan dan pakaian terbuka karena menganggap ini bagus, padahal hal
tersebut tidak akan sesuai untuk usianya.
Masih banyak lagi hal buruk yang bisa terjadi pada anak anak karena pengaruh dari
kebanyakan nonton sinetron, menonton acara televisi boleh saja. Namun sebaiknya lihat
dahulu acaranya, dampingi anak anak dan juga batasi berapa lama mereka boleh
menyaksikan tontonan pada televisi, agar tidak ada hal buruk yang di dapatkan dan melekat
pada diri anak anak.

Berikut ini tips cara meminimalisir damapak negatif sinetron bagi anak-anak:
1. Dampingi anak saat menonton televisi, jika tontonan tersebut terdapat simbol BO
2. Pilihlah channel televisi yang diperuntukkan untuk anak-anak
3. Jangan berikan televisi pribadi di kamar anak anda
4. Lebih ajaklah anak-anak bermain di luar ketimbang menonton TV
5. Jadwalkan jam menonton tv kepada anak-anak
6. Seleksi channel televisi, bila televisi tontonannya tidak mendidik , hapus channel televisi
tersebut
7. Berikan berbagai hal yang memotivasi hal baik untuk anak agar tidak mengikuti adegan-
adegan di TV

Dari begitu banyak dampak yang diakibatkan drama sinetron, ada beberapa hal yang bisa
dilakukan setiap orang tua, antara lain seperti berikut.
1. Pilih acara yang sesuai usia anak.
Jangan biarkan anak-anak menonton acara yang tidak sesuai dengan usianya, walaupun ada
acara yang memang untuk anak-anak, perhatikan dan analisa apakah sesuai dengan anak-
anak (tidak ada unsur kekerasan, atau hal lainnya yang tidak sesuai dengan usia mereka).
2. Dampingi anak ketika menonton sinetron.
Tujuannya adalah agar sinetron yang mereka tonton selalu terkontrol dan orang tua bisa
memperhatikan apakah sinetron tersebut masih layak atau tidak untuk ditonton oleh anak-
anak.
3. Letakkan TV di ruang tengah.
Dengan meletakkan TV di ruang tengah, akan mempermudah orang tua dalam mengontrol
tontonan anak-anak, serta bisa mengantisipasi hal yang tidak orang tua inginkan, karena
kecenderungan rasa ingin tahu anak sangat tinggi.
4. Tanyakan acara favorit mereka.
Bantu memahami pantas tidaknya acara tersebut untuk mereka diskusikan setelah
menonton, dan ajak mereka menilai karakter dalam acara tersebut secara bijaksana dan
positif.
5. Ajak anak keluar rumah untuk menikmati alam dan lingkungan, bersosialisasi secara
positif dengan orang lain.
Acara yang bisa dilakukan misalnya hiking, tamasya, siraturahim tempat sanak keluarga dan
hal lainnya yang bisa membangun jiwa sosialnya.
6. Perbanyak membaca buku, dan letakkan buku ditempat yang mudah dijangkau anak.
Seringlah ajak anak ke toko buku dan perpustakaan. Perbanyak mendengarkan radio,
memutar kaset atau mendengarkan musik sebagai pengganti menonton sinetron. Hal ini
sangat penting untuk dilakukan karena dengan mendengarkan radio, anak akan terlatih
kemampuan mendengarnya, jika kita bandingkan dengan menonton televisi hanya
merangsang anak untuk mengikuti alur cerita tanpa menganalisis lebih lanjut dari apa yang
dia lihat dan dengar.

Bahasa Indonesia (DEBAT Tayangan Sinetron Berpengaruh Buruk Terhadap Anak - Anak
Yang Menontonnya)
Tayangan Sinetron Berpengaruh Buruk Terhadap Anak - Anak Yang Menontonnya

Pro :
Kami Setuju bahwa Tayangan sinetron berpengaruh buruk terhadap anak yg menontonnya
karena ada 7 bahaya sinetron bagi perkembangan anak:

1. Kelumpuhan Berfikir dan Melemahkan Kongnitif


Episode berkepanjangan yang membuat penonton penasaran, membuat otak menjadi kian
pasif. Bagaimana tidak, banyak anak yang mungkin mengalihkan hobinya untuk menonton
sinetron. Gue sendiri punya keponakan yang tadinya hobi membaca komik, lalu mulai
melupakan hal itu karena sinetron. Dengan terus menerus menatap layar kaca selama satu
jam bahkan lebih setiap harinya, tentu bisa saja merusak kecerdasan otak sebelah kanan. Ini
nggak cuma terjadi sama anak kok.

Sekarang kita lihat saat ini banyak di antara Ibu ibu rumah tangga bahkan para pegawai
negri yang hobi nonton serial Uttaran sampai-sampai lalai bekerja di siang hari. Sembari
masak, menyetel Uttaran yang penuh dengan luapan emosi. Padahal, orang-orang dewasa
tentu tau kalo sinetron ya, begitu-begitu saja dan itu hanyalah suatu hiburan. Meski
memiliki pesan moral, tetap saja minim mengasah intelektual karena sinetron tidak
merangsang anak untuk berpikir.

2. Lebih Tua Dari Umurnya


Bagaimanapun juga, penampilan adalah hal yang menimbulkan impresi bagi orang lain. Cara
berpakaian akan mencitrakan sifat dan sikapnya. Anak-anak yang gemar menonton sinetron
cenderung suka berpakaian yang membuat mereka terlihat lebih tua. Belum lagi, fakta yang
menunjukkan bahwa anak di bawah umur hobi ber-make up agar bisa tampil seperti artis-
artis dalam sinetron tersebut. Padahal, ini tidak sesuai dengan usia mereka apalagi kita
tinggal di Indonesia.

3. Bertutur Tanpa Aturan


Jangan pernah menyalahkan anak yang berkata kasar atau melontarkan kata-kata yang tidak
patut jika kita masih membiarkan mereka menonton sinetron tanpa pengawasan. Mungkin
memang, kata-kata tersebut bukan muncul kali pertama dari sinetron. Namun, jika kata-kata
tersebut dilontarkan oleh pemain sinetron, tentu ini bisa mewabah karena bisa ditonton
siapapun.

Sinetronlah yang banyak menelurkan istilah-istilah

Banyak lho, istilah-istilah yang merebak karena sinetron. Contohnya, "kamseupay iyewh"
yang merujuk pada "kampungan". Istilah ini sering digunakan sejak sinetron Putih Abu-
Abu di tahun 2013. Kadang suka geli kalo ada bocah yang pake istilah-istilah kayak gini saat
lagi berbicara. Mulutmu adalah hasil isi kepalamu. Bantulah anak memfilter apa yang
sebaiknya mereka ambil dari sebuah sinetron dan apa yang tidak layak.

4. Susah Bersosialisasi
Kisah-kisah sinetron zaman sekarang banyak menceritakan perseteruan antar geng di
sekolah. Sebut saja yang sedang tayang, ada Anak Jalanan (RCTI) dan Mermaid in
Love (SCTV). Kerap mem-bully satu sama lain dan juga terkesan mengelompok, ini bisa
mempengaruhi anak menjadi sulit sensitif terhadap orang baru. Merasa kelompoknya lebih
baik dan memberi rasa aman.

5. Hanyut Dalam Karakter dan Alur Cerita


Remaja di bawah umur sangat rentan terbawa dalam kisah sebuah sinetron. Bagaimana
para fans Prilly Latuconsina dan Aliando Syarief menginginkan mereka benar-benar pacaran
setelah efek peran Sisi-Digo pada sinetron Ganteng-Ganteng Serigala? Nggak jarang,
mereka mengimpikan kisah cinta seperti yang Jessica Milla-Kevin Julio ataupun Prilly-Aliando
alami di sinetron tersebut. Betapa banyak remaja Indonesia yang masih duduk di bangku
SMP, yang lebih mendambakan pelukan hangat sang pacar ketimbang mendapat prestasi
baik akademis maupun non-akademis.

6. Benih - Benih Permusuhan, Kekerasan, dan Pornografi


Dulu ada berita yang sempat booming soal anak yang loncat dari lemari karena merasa
dirinya adalah Superman. Sama halnya dengan berbagai adegan kekerasan secara verbal
dan non-verbal yang ada di sinetron. Perkelahian yang dilakukan di sinetron memanglah
rekayasa, tapi menjadi realistis bagi penontonnya. Kesal ketika melihat Boy dikeroyok oleh
Geng Kobra, pasti pernah dialami para remaja penikmat Anak Jalanan. Meskipun pada
akhirnya, Anak Jalanan memperhalus ceritanya karena sempat ditegur KPAI dan juga
menambahkan banyak unsur ibadah juga belajar, ini tidak menghapuskan unsur kekerasan
dalam sinetron tersebut.
Kemudian banyak muncul pertanyaan dari orangtua, "Apa ada ya, remaja yang hobinya
motor-motoran, nongkrong di warkop tiap hari? Kalo ada, kasian orangtuanya." Hmmm,
menurut anda bagaimana?
Perlu kita ketahui nahwa Anak Jalanan ini sering menduduki peringkat pertama di jajaran
tayangan televisi
Sinetron kini juga menayangkan betapa beraninya muda-mudi masa kini mengekspresikan
diri. Nggak suka sama gaya temen lo? Labrak aja, hajar aja. Membuat anak-anak bisa merasa
gagah-gagahan dan lebih jago dari teman seusianya. Mau dianggap kece? Makin mini makin
asyik. Tentu perkelahian dan gap yang anak-anak atau remaja tonton di sinetron
menimbulkan rangsangan untuk menjadi lebih agresif.

7. Menjadi Parameter Identifikasi Remaja


Berunsur kemewah-mewahan, gaya hidup ke-Barat-Barat-an, dan nuansa hedonisme adalah
hal umum yang kita jumpai di sinetron sekarang. Sinetron sebagai agen sugesti
memunculkan banyak konsep-konsep di kepala anak. Misalnya, pacaran di masa sekolah
adalah kegiatan yang menyenangkan. Anak perempuan itu cantik kalo berkulit putih, kurus,
dan berambut lurus. Gaul itu dengan menggunakan kosakata-kosakata yang sedang hip.
Inilah akar-akar yang membuat anak menginginkan gaya hidup tertentu, seperti merengek
ingin gadget trendi, melakukan diet ekstrim, atau memburu obat-obat pemutih yang
sekarang dijajakan banyak orang.

Zaman 90-an dahulu, acara anak masih kita sering temui di televisi, tetapi sekarang, anak-
anak di bawah umur seperti terintimidasi oleh tayangan – tayangan dewasa. Dalam
menggaet segmen pemirsa, setiap stasiun televisi saling berlomba menayangkan sesuatu
yang lagi menjadi trend dan banyak di saksikan oleh penonton, tidak lain hanya untuk
menaikan rating mereka. Salah satu contohnya sinetron, ada beberapa dan bisa dikatakan
banyak stasiun televisi di Indonesia yang sering menampilkan sinetron-sinetron yang
sebenarnya itu hanya di peruntukan bagi orang tua bukan anak – anak. Namun karena jam
tayang yang memungkinkan bagi anak untuk menonton, maka jadilah anakpun ikut
menontonnya.

Cerita yang biasanya di angkat di dalam sinetron tersebut adalah cerita – cerita kehidupan
remaja yang hidup dalam kemewah – mewahan dan kehidupan rumah tangga yang begitu
kompleks yang seharusnya itu tidak layak untuk di tonton oleh anak – anak. Memang benar
disini diperlukan pengawasan bagi orang tua untuk mengawasi anak – anaknya memilih
acara televisi yang baik, tetapi untuk beberapa orang tua membiarkan anak-anaknya
menonton televisi selama berjam – jam, dengan asumsi bahwa mereka terhibur dengan
acara yang disuguhkan, tanpa memperhatikan mamfaat dan pengaruhnya terhadap
perkembangan jiwa dan mental anak – anaknya. Masa anak – anak dan remaja adalah masa
yang paling penting bagi perkembangan hidup manusia. Sehingga apapun yang diberikan
dan diterima pada masa itu sebaiknya merupakan hal yang terbaik. Dampaknya mungkin
tidak akan terasa sekarang, akan tetapi tapi beberapa tahun kemudian anak – anak yang
sering nongkrong di depan televisi akan mengalami kesulitan konsentrasi. Banyak
sebenarnya dampak yang akan muncul, seperti masalah kesehatan, konsentrasi, bahkan
masalah moral. Apabila dari masa anak – anak dan remaja sudah disuguhkan tayangan –
tayangan yang ceritanya untuk orang dewasa itu akan mempengaruhi pandangan mereka.
Betapa enaknya hidup dengan rumah yang besar dan mobil yang mewah yang bisa ia bawa
kapan saja bahkan mereka bawa untuk pergi kesekolah.

Kontra:

Kami tidak setuju Tayangan sinetron berpengaruh buruk terhadap anak yang Menontonnya,
Bukan hanya sinetron yang mempengaruhi anak untuk berbuat buruk, perlu kita ingat
banyak hal yang dapat kita ambil dari sinetron sinetron seperti
1. Mengajarkan kekompakan
Dapat kita lihat salah sinetron yang mengajarkan ke kompakan salah satunya adalah
ronaldowati, lihat saja bagaimana mereka bersatu, kan dapat kita lihat dari selogan mereka
yakni “ Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh “, nah itu akan memotivasi anak anak yang
menontonnya agar dalam satu kelompok kita harus bekerjasama dan tidak egois

2. Mengajarkan kita untuk selalu taat kepada allah


Kalau dulu namanya rahasia ilahi, dll, tapi sekarang sinetron sinetron religi bnayak di
produksi si indosiar, di sinetron itu dapat kita ambil bahwa setiap cobaan pasti ada
penyelesaian, dan allah pasti selalu ada di sisi kita, srta mengajarkan kita cara agar dekat
dengan tuhan

3. Mengajarkan kita untuk selalu bersabar dan terus berjuang,


dapat kita lihat dari sinetron tukang bubur naik haji, bagaimana bang slam yg selalu sabar
dan tersenyum, kemudia seperti si entong yang selalu bersabar saat dikerja si memet

4. Mengajarkan kita untuk selalu taat kepada orang tua

Dapat kita lihat di sinetron si entong, dimana si entong itu selalu taat kepada orang tua,
seperti di sinetron religius di indosiar, mereka menggambarkan apa yang terjadi kepada kita
jiak kita durhaka kepada orang tua
Bahasa Indonesia (DEBAT Kurangnya Pendidikan Agama Di Rumah Menjadi Penyebab
Utama Penyalah gunaan Narkoba)

Kurangnya Pendidikan Agama Di Rumah Menjadi Penyebab Utama Penyalah gunaan


Narkoba

Pro:
Ya, Kami setuju dengan mosi ini, karena seandainya ia mendapatkan pendidikan agama yang
memadai tidak mungkin dia akan menggunakan narkoba, Karena di agama manapun itu
narkoba pasti dilarang, hal itu disebabkan karena narkoba itu lebih banyak dampak
negatifnya dibanding dampak positif terutma kita agama islam, narkoba itu haram
sebagaimana Firman Allah Ta’ala,

“Dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala
yang buruk” (QS. Al A’rof: 157). Setiap yang khobits terlarang dengan ayat ini. Di antara
makna khobits adalah yang memberikan efek negatif.

Yang Kedua: Allah Ta’ala berfirman,


“Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan” (QS. Al Baqarah:
195).
“Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepadamu” (QS. An Nisa’: 29).
Dua ayat di atas menunjukkan akan haramnya merusak diri sendiri atau membinasakan diri
sendiri. Yang namanya narkoba sudah pasti merusak badan dan akal seseorang. Sehingga
dari ayat inilah kita dapat menyatakan bahwa narkoba itu haram.

Ketiga: Dari Ummu Salamah, ia berkata,


“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang dari segala yang memabukkan dan
mufattir (yang membuat lemah)” (HR. Abu Daud no. 3686 dan Ahmad 6: 309. Syaikh Al
Albani mengatakan bahwa hadits ini dho’if). Jika khomr itu haram, maka demikian pula
dengan mufattir atau narkoba.
Nah dari situ perlu kita ketahui bahwa pendidikan agama itu penting baik di sekolah
maupun di rumah,
Kemudian seperti hadits nabi yang berbunyi: mantasabbahha biqaumin
Dan perlu kita ingat bahwa narkoba itu adalah dari orang ornag barat, jadi kita sebagai
orang islam tidak boleh mengikuti mereka,

Kontra:
Kami tidak setuju Kurangnya Pendidikan Agama Di Rumah Menjadi Penyebab Utama
Penyalah gunaan Narkoba karena ada 5 Faktor penyebab remaja jatuh ke narkoba:
1. Faktor Pribadi :
Ada beberapa faktor pribadi yang bisa menyebabkan remaja terlibat penyalahgunaan
narkoba, dan berikut faktor pribadi itu sendiri :

- Mental yang lemah, ini menyebabkan remaja mudah goyah dan mudah terpengaruh
ajakan keburukan. Mental yang lemah ini bisa berbentuk seperti selalu merasa sendiri dan
terasingkan, tidak memiliki tanggung jawab, kurang mampu bergaul dengan baik, dan lain-
lain.
- Strees dan depresi, untuk kejenuhan hati, seseorang melakukan segala macam cara
melalui jalan pintas, bahkan terkadang cara itu tidak menjadi solusi tetapi malah
memperparah keadaan.
- Ingin tahu dan coba-coba, ini juga salah satunya, remaja iseng-iseng untuk mencoba
dan akhirnya kecanduan
- Mencari sensasi dan tantangan, ada juga seseorang yang ingin mencari sensasi dan
tantangan dengan menjadi pengedar.

2. Faktor Keluarga :
Penyebab penyalagunaan narkoba juga bisa terjadi karena keluarga, mungkin point-point
berikut akan menjelaskan mengapa seseorang terlibat narkoba karena faktor keluarga :
- Broken home, orang tua sering bertengkar atau bahkan sampai terjadi perceraian dapa
menimbulkan anak mendapatkan tekanan batin, sehingga sering kali anak menghilangkan
tekanan tersebut dengan mencoba narkoba,

- Kurangnya perhatian orang tua pada anak, ini juga salah satu penyebab dari faktor
keluarga, orang tua terlalu sibuk bekerja atau bahkan kurang peduli dengan pendidikan dan
morla anak.
- Terlalu memanjakan anak, memanjakan anak juga bisa menjadi masalah, khususnya
penyalahgunaan narkoba

- Pendidikan keras terhadap anak, mendidik anak dengan otoritas penuh akan
menyebabkan mental anak terganggu, bisa jadi ia akan memberontak dan melakukan
tindakan diluar perkiraan.
- Kurangnya komunikasi dan keterbukaan, orang tua harus mengerti segala sesuatu
tentang anak, jika komunikasi tidak berjalan baik, meka tidak akan ada keterbukaan antara
orang tua dan anak, bukan hanya anak tetapi ini juga bisa terjadi pada kepala keluarga.

3. Faktor Sosial :
Lingkungan dan pergaulan sosial juga sangat mempengaruhi kepribadian dan moral
seseorang, baik buruknya juga bisa terlihat bagaimana lingkurang dan pergaulan seseorang.
Berikut ini beberapa faktor sosial yang menyebabkan remaja terlibat penyalahgunaan
narkoba :
- Salah bergaul, jika remaja memiliki teman yang buruk, maka ia akan terjerat dalam
jaring-jaring keburukan mereka, bahkan untuk masalah naroba.
- Ikut-ikutan, begitu juga jika memiliki teman pengedar atau mengguna narkoba,
penyakit seperti ini akan bisa menular.

4. Faktor Kelompok atau Organinasi Tertentu :


Kelompok atau organisasi pengeder narkoba juga menjadi faktor penyebab, di mana mereka
akan mencari target untuk mengedarkan narkoba, bahkan membujuk seseorang untuk
menggunakan narkoba. Jika sudah kecanduan, maka mau tidak mau orang itu akan
mengkonsumsi narkoba :

- Adanya teman yang mengedarkan narkoba, ini sebenarnya masih terkait dengan
faktor penyebab dari segi sosial. Untuk itu perlu berhati-hai dalam mencari teman, pastikan
teman adalah orang yang benar-benar baik.
- Iming-iming, iming-iming akan banyaknya keuntungan uang yang didapat dengan
mengedarkan narkoba bisa menjadikan seseorang gelap mata.
- Paksaan dan dijebak teman, ada juga kasus seseorang terlibat narkoba karena dijebak
oleh temannya, ini juga menjadi salah sat faktor penyebab.

5. Faktor Ekonomi :
Kemiskinan dan kesusahan masalah finansial, belum lagi dililit utang atau sebagainya, ini
akan menjadi faktor yang bisa menyebabkan seseorang mengedarkan narkoba atau
tindakan kriminal lainnya. Orang-orang yang menempati posisi seperti ini akan sangat
mudah gelap mata, memaksanya untuk melakukan tindakan di luar batas moral bersosial,
terutama dalam hal ini adalah mengedarkan narkoba.

Karena salah satu penyebab terjerumusnya anak-anak ke dalam lingkaran setan ini adalah
kurangnya pendidikan moral dan keagamaan yang mereka serap, Oleh sebab itu, mulai saat
ini, kita selaku pendidik, pengajar, dan sebagai orang tua, harus sigap dan waspada, akan
bahaya narkoba yang sewaktu-waktu dapat menjerat anak-anak kita sendiri. Dengan
berbagai upaya tersebut di atas, mari kita jaga dan awasi anak didik kita, dari bahaya
narkoba tersebut, sehingga harapan kita untuk menelurkan generasi yang cerdas dan
tangguh di masa yang akan datang dapat terealisasikan dengan baik", Pungkas Rosnawati
yang menjabat sebagai Sekretaris DPD Gentara Kab. Bireuen
PENYEBAB PENYALAHGUNAAN NARKOBA

1. Faktor individual :
Kebanyakan dimulai pada saat remaja, sebab pada remaja sedang mengalami perubahan
biologi, psikologi maupun sosial yang pesat.
2. Faktor Lingkungan :
Faktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan pergaulan baik sekitar rumah,
sekolah, teman sebaya, maupun masyarakat.
Lingkungan Keluarga :
a. Komunikasi orang tua dan anak kurang baik
b. Hubungan kurang harmonis
c. Orang tua yang bercerai
d. Orang tua terlampau sibuk, acuh
e. Orang tua otoriter
f. Kurangnya orang yang menjadi teladan dalam hidupnya
g. Kurangnya kehidupan beragama.

Lingkungan Sekolah :
a. Sekolah yang kurang disiplin
b. Sekolah terletak dekat tempat hiburan
c. Sekolah yang kurang memberi kesempatan pada siswa untuk mengembangkan diri
d. Adanya murid pengguna NARKOBA.

Lingkungan Masyrakat / Sosial :


a. Lemahnya penegak hukum
b. Situasi politik, sosial dan ekonomi yang kurang mendukung.
Faktor – faktor tersebut diatas memang tidak selalu membuat seseorang kelak menjadi
penyalahguna NARKOBA. Ada Pepatah mengatakan “Mencegah lebih baik dari pada
mengobati”, akan benar-benar terbukti dalam kasus narkoba. Mereka yang sudah
terjerumus sampai menimbulkan ketergantungan akan sulit untuk di tangani dan sukar
untuk di berikan pengarahan . Umumnya sukar untuk menghentikan pemakaian
Narkoba.Ada Beberapa hal yang perlu kita lakukan demi menjaga seseorang agar tidak
terjerumus kepada narkoba, diantaranya:
1. Pendidikan Agama Sejak Dini
Pendidikan Agama Islam sangat perlu dilaksanakan sejak dini. Bukan hanya itu, bahkan anak
yang masih dalam kandungan Sang Ibupun usaha mendidik anak tersebut sudah harus
dilaksanakan yaitu dengan jalan kedua orangtuanya selalu berakhlak dan berbudi baik,
menyempurnakan ibadah, memperbanyak bersedekah, membaca Al Qur’an, berpuasa, dan
berdoa kepada Allah dengan tulus agar anak yang akan lahir nanti dalam bentuk fisik yang
sempurna dan merupakan anak yang berjiwa shaleh.
2.Pendidikan di Lingkungan Keluarga
Unit terkecil dari masyarakat adalah rumah tangga. Di sinilah tempat pertama bagi anak-
anak memperoleh pendidikan perihal nilai-nilai sejak anak dilahirkan. Maka dengan
demikian orang tua sangat berperan pertama kali dalam mendidik, mengajar, membimbing,
membina, dan membentuk anak-anaknya dengan :
1. Memberikan kasih sayang, pengorbanan, perhatian, teladan yang baik, pengaruh yang
luhur.
2. Menanamkan nilai-nilai agama (iman dan ibadah), akhlak budi pekerti, disiplin dan
prinsip-prinsip luhur lainnya.
3. Melakukan kontrol, filter, pengendalian, dan koreksi seluruh sikap anak-anaknya secara
bijaksana baik di rumah maupun di luar.
4. Memelihara kesejukan, ketentraman, kesegaran, keutuhan, dan keharmonisan rumah
tangga sehingga anak-anak merasa tenang, nyaman, aman, damai, bahagia, dan betah
tinggal di tengah-tengah pergaulan keluarga setiap hari.

3.Pendidikan Agama di Sekolah / Kampus


Sekolah maupun prguruan tinggi ialah tempat guru mengajar/mendidik dan murid belajar
dan terdidik, sehingga terciptalah masyarakat pendidikan yang bertujuan menumbuhkan,
mengembangkan, dan membentuk kepribadian, pengetahuan dan keterampilan anak didik
yang kelak akan tumbuh menjadi manusia seutuhnya. Untuk itu, sekolah maupun perguruan
tinggi harus berorientasi pada pembangunan dan kemajuan sehingga dapat mencetak
sumber daya manusia yang beriman, berilmu, dan mempunyai keterampilan yang tinggi
serta memiliki wawasan masa depan yang luas, berakhlak mulia, juga berbudi pekerti luhur.

Anda mungkin juga menyukai