Anda di halaman 1dari 3

Sosial Media, Lawan atau Kawan?

Isu
Pada umunya sosial media digunakan oleh remaja untuk membicarakan
tentang kehidupan mereka, juga berbicara tentang apa yang mereka
lakukan sehari-hari. Bahkan mereka menunjukan eksistensi diri lewat
jejaring sosial untuk mengatakan di mana mereka pergi atau
tempat-tempat yang mereka sukai untuk didatangi. Namun tidak semua
remaja seperti itu, karena banyak remaja yang menggunakan jejaring
sosial untuk mengkritik, berdiskusi atau untuk menemukan suatu
peluang bisnis baru.

Remaja saat ini tumbuh dengan di zaman internet. Tetapi, apakah hal ini
akan berdampak ketika mereka dewasa nanti? Lewat jejaring sosial,
orang dapat saling berkomunikasi wakaupun jaraknya jauh. Mereka
dapat memberikan data privasi mereka, nomer telepon, alamat, bahkan
data keluarga serta hal lain yang seharusnya tidak di ekspos. Siapapu
langsung dapat berkenalan, meskipun tanpa mengetahui latak
belakangnya. Celakanya lagi, berbagai pemahaman dapat dengan mudah
masuk ke remaja bila tidak ada filter yang kuat di kehidupan remaja
tersebut.

Argumen Menentang
Banyak contoh yang terjadi di masyarakat. Penggunaan jejaring sosial
biasanya mengarah ke pertemuan. Bila dirasiokan 3 dari 10 akan
mengalami stres atau perlakuan asusila. Selain itu, perilaku mereka juga
berubah dalam kehidupan nyata, julukan-juluakan serta nama nickname
yang digunakan oleh remaja bisa mengakibatkan duplikasi kepribadian.
Perubahan kepribadian akan terajadi sesuai keinginan mereka dalam
sikap, tergantung kepada siapa mereka berbicara. Kejahatan yang terjadi
akibat terlalu banyaknya informasi yang dibagikan di sosial media.
Alamat, telepon, foto-foto, semuanya ditayangkan di kolom profil tanpa
adanya batas untuk melihat semua informasi tersebut. Seorang remaja
di amerika kemasukan perampok di dalam rumah hanya karena menulis
status di sosial media. "Dirumah lagi sendiri, Orang tua keluar kota"

Argumen Mendukung
Kita tidak boleh menyalahkan sosial media, karena semua kembali
kepada penggunanya. Jejaring sosial juga mungkin terbukti menjadi
penyelamat. Ada 7 kasus di mana sosial media telah menyelamatkan
nyama manusia. Satu contoh adalah kasus remaja mencoba bunuh diri.
"Pada musim semi 2009, seorang remaja inggris menulis di sosial media
ke seorang temanya bahwa ia akan bunuh diri. Pacar dan ibunya segera
diberitahu. Ibunya lalu menelepon polisi setempat, yang mengirimkan
sebuah tim sehingga remaha tersebut gagal bunuh diri."

Simpulan
Hal ini menunjukan bahwa adanya sosial media sangat berpengaruh baik
atau buruk bagi remaja. Namun, lingkungan sosial-nya yang sangat
berpengaruh terhadap perkembangan dan perilaku individu. Jadi,
jaringan sosial berbahaya untuk beberapa remaja tapi tidak bagi yang
lain, semuanya tergantung pada kepribadian remaja itu sendiri.
Kunjungi https://bocahkampus.com untuk informasi menarik lainnya!

Anda mungkin juga menyukai