Anda di halaman 1dari 4

Nama : Niken Ayuningtyas

Kelas : IX-1/9-1

Tugas : Bahasa Indonesia (Cerita Inspiratif)

Semangatnya Mengejar Pendidikan


Di mana ada kemauan, di situ ada jalan. Jutaan orang mengejar impian
agar bisa kuliah di salah satu universitas terbaik dunia, Universitas
Harvard. Sayangnya, tidak semua orang berhasil memperoleh kesempatan
itu. Ashley Dawn Loggins, seorang gadis miskin dan tunawisma berhasil
mendapatkan beasiswa di universitas bergengsi tersebut. Inilah kisah yang
bisa menjadi inspirasi kita semua.

Ashley Dawn Loggins tahun ini berusia 18 tahun. Namanya terkenal sejak
dia diberitakan diterima sebagai mahasiswi Harvard untuk tahun
pendidikan 2016. Masa kecil gadis berkacamata ini sangat
memprihatinkan. Ashley kecil mendapat penolakan dari orang tuanya yang
merupakan pecandu narkoba, dia sering mendapat perlakuan kasar dan
tinggal di lingkungan tak sehat yang dipenuhi pengguna narkoba. Hingga
akhirnya, kedua orang tua meninggalkan Ashley begitu saja.

Kemudian Ashley tinggal bersama nenek yang menyayanginya. Walau


begitu, kehidupan Ashley tetap miskin dan tidak diajarkan pentingnya
kebersihan. Saat sekolah, Ashley jarang sekali mandi. Dia dan kakak laki-
lakinya harus berjalan jauh ke taman kota membawa ember untuk
mendapatkan air gratis. Gadis ini harus memakai pakaian yang sama setiap
hari selama berbulan-bulan. Sehingga tidak heran jika teman-temannya
sering mengejek Ashley dengan panggilan jelek atau bodoh. Jika sudah
begitu Ashley akan pulang sekolah sambil menangis setiap hari.

Saat SMA, penasihat sekolah, Robyn Putnam memberi jalan yang


membawa perubahan bagi Ashley. Selain diberi pakaian, penasihat
sekolah tersebut menyarankan agar Ashley mengejar ketinggalan pelajaran
sekolah secara online. Agar bisa membiayai keperluan hidup sehari-hari,
Mr Putman memberi Ashley pekerjaan sebagai petugas kebersihan sekolah
dan diizinkan tinggal di sekolah. Ashley harus memastikan kelas, toilet
dan semua ruangan sekolah bersih sebelum pelajaran dimulai.
Walaupun awalnya berat dan merasa malu, Ashley segera beradaptasi.
Dengan penghasilan dan kehidupan yang lebih baik, Ashley bisa terus
berprestasi, semua nilai ujiannya selalu A. Tidak ada yang sia-sia dari
sebuah kerja keras. Pada akhir masa SMA, Ashley mendaftarkan diri di
empat universitas dan semua menerimanya, termasuk Universitas Harvard.
Ashley akan mendapat beasiswa penuh dan tempat tinggal selama kuliah,
tetapi perjuangannya masih belum selesai karena dia harus membeli
sendiri berbagai buku dan keperluan sehari-hari.

Gadis ini tidak lupa berterima kasih pada semua orang yang telah
membantunya. Ashley juga tidak lupa untuk berbagi pada anak-anak lain
yang bernasib sama atau lebih buruk darinya untuk mendapat pendidikan.
Dia memiliki rencana untuk mendirikan sebuah yayasan non laba untuk
saling membantu. "Satu-satunya cara untuk keluar dari kemiskinan adalah
pendidikan," ujarnya.

Selama setiap orang memiliki impian, mereka pasti bisa mewujudkannya.


Tidak alasan untuk tidak mewujudkan impian. Semua itu tergantung pada
Anda, bukan pada orang lain, demikian pesan Ashley.
Nama : Melisa Mulfiani

Kelas : IX-1/9-1

Tugas : Bahasa Indonesia (Cerita Inspiratif)

“IBU DENGAN SATU MATA”


Ibuku hanya memiliki satu mata. Ketika aku tumbuh dewasa, aku
membencinya karena hal itu. Aku benci perhatian tak diundang yang aku
dapatkan ketika berada di sekolah. Aku benci bagaimana anak-anak lain
menatapnya dan memalingkan muka dengan jijik. Ibuku bekerja dengan
dua pekerjaan untuk menafkahi keluarga, tetapi aku justru malu dengan
keadaannya dan tidak ingin terlihat sedang bersamanya.

Setiap kali ibu saya datang untuk mengunjungi saya di sekolah, rasanya
aku ingin dia menghilang. Aku merasakan gelombang kebencian terhadap
wanita yang membuat saya menjadi bahan tertawaan sekolah. Pada suatu
waktu, ketika aku ingin meluapkan kemarahan ekstrim, aku bahkan pernah
mengatakan kepada ibu saya bahwa saya ingin dia mati. Aku benar-benar
tidak peduli tentang perasaannya.

Setelah aku tumbuh dewasa, aku melakukan apapun sekuat tenaga untuk
menjauhkan diri dari ibuku. Aku belajar dengan keras dan mendapat
pekerjaan di luar negeri, jadi aku tidak akan bertemu dengannya. Aku
menikah dan mulai membesarkan keluargaku sendiri. Aku sibuk dengan
pekerjaan dan keluarga, demi menyediakan kehidupan yang nyaman untuk
anak-anakku tercinta. Aku bahkan tidak memikirkan ibuku lagi.

Namun tidak disangka, ibuku datang untuk mengunjungi rumahku pada


suatu hari. Wajah bermata satunya membuat anak-anak saya takut, dan
mereka mulai menangis. Aku marah pada ibuku karena muncul mendadak
dan saya melarang dia masuk. Kemudian aku berkata : “Jangan pernah
kembali ke rumah saya dan kehidupan keluarga baru saya..!”. Aku
berteriak, tapi ibu saya hanya diam dan meminta maaf, lalu pergi tanpa
mampu berkata-kata lagi.

Pada suatu ketika, sebuah undangan untuk reuni sekolah tinggi membawa
aku kembali ke kampung halaman setelah puluhan tahun lamanya. Aku
tidak bisa menolak berkendara melewati rumah masa kecilku dan mampir
ke gubuk tua tersebut. Tetangga saya mengatakan kepadaku bahwa ibuku
sudah meninggal dan meninggalkan surat untukku.

Beginilah isi surat ibu :

“Anakku sayang :

Ibu harus memulai surat ini dengan meminta maaf karena telah
mengunjungi rumahmu tanpa pemberitahuan dan menakuti anak-
anakmu yang cantik. Ibu juga sangat menyesal karena ibu adalah
wanita yang memalukan dan sumber penghinaan bagimu, ketika kamu
masih kecil sampai tumbuh dewasa.

Ibu sudah mengetahui bahwa kamu pasti akan datang kembali ke kota
ini untuk reuni sekolah. Ibu mungkin tidak lagi berada di tempat ini
ketika nanti kamu datang, dan ibu pikir itu adalah waktu yang tepat
untuk memberitahumu sebuah insiden yang terjadi ketika kamu masih
kecil.

Tahukah kamu, anakku sayang? Kamu mengalami sebuah kecelakaan


dan kehilangan satu mata. Ibu sangat terpukul karena terus
memikirkan bagaimana nasib anakku apabila anak ibu tercinta tumbuh
hanya dengan satu mata. Ibu ingin kamu dapat melihat dunia yang
indah dengan sempurna, jadi ibu memberikan padamu sebelah mata
ibu.

Anakku sayang, ibu selalu memilikimu dan akan selalu mencintaimu


dari lubuk hati ibu yang terdalam. Ibu tidak pernah menyesali
keputusan ibu untuk memberikan mata ibu. Dan ibu merasa tenang
ketika ibu mampu memberikan kamu kemampuan untuk menikmati
hidup yang lengkap.

Dari : Ibumu tersayang.”

Setelah membaca surat dari ibu, air mataku menetes. Aku sangat
menyesal. Diriku selalu menyalahkan diriku sendiri, mengapa dulu aku
tidak pernah sedikitpun bersikap baik pada ibu. Aku bahkan tega
menghilangkan dirinya dari kehidupanku, padahal ibu selalu ada untuk
membantuku.

Anda mungkin juga menyukai